BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
|
|
- Sri Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian (Dewey, 1944: 1 2). Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Tindakan mendidik atau menuntun siswa sampai mendapatkan tujuan-tujuan tertentu, dalam hal ini terlihat pada perubahan-perubahan yang ada dalam diri siswa. Perubahan sebagai hasil pendidikan merupakan salah satu kedewasaan secara bertahap dan akan terus mengalami peningkatan sampai terbentuknya pribadi dewasa. Pendidikan adalah kebutuhan yang penting untuk semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Semua memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pendidikan dan seperti yang diketahui bahwa masyarakat berkebutuhan khusus memiliki sekolah tersendiri, dengan sistem pengajaran yang berbeda dengan sekolah formal, seperti yang tertuang pada UU Republik Indonesia Nomor 04 Tahun 1997 tentang penyandang cacat pasal 11. Dengan demikian hak para penyandang cacat termasuk para penyandang tunanetra memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan dan hal tersebut dijamin oleh undang-undang. Sekolah Luar Biasa Negri A Wyata Guna (YPAC) Kota Bandung adalah satusatunya Sekolah Luar Biasa Negeri Yang ada di Kota Bandung yang diperuntukan untuk anak tunanetra, sekolah ini dibagi menjadi 4 jenjang pendidikan dimulai dari TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Pengajaran tentang pengenalan satwa disekolah ini diajarkan sejak dari TKLB kemudian dilanjutkan di SDLB, dimana pengenalan satwa diajarkan oleh guru kepada anak tunanetra ketika mereka memasuki TKLB dan diajarkan lebih lanjut kembali ketika kelas 1 SDLB, dengan fokus pengenalan tentang bentuk satwa itu sendiri dan juga mengajarkan hal yang berkaitan dengan satwa yang diajarkan, dimana seperti lokasi satwa itu tinggal, makanan seperti apa yang dimakan oleh satwa, dan juga suara satwa itu sendiri. Pengajaran yang dilakukan oleh guru dalam memperkenalkan satwa saat ini hanya menggunakan mainan satwa yang berbentuk 3 dimensi dan menjelaskan hal yang lainya
2 menggunakan lisan, seperti halnya menjelaskan habitat, makanan, serta suaranya. Proses pembelajaran menggunakan mainan satwa 3 dimensi memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihanya adalah membuat anak dapat lebih mengetahui bentuk secara detail, namun kembali lagi kepada mainan satwa model 3 dimensi tersebut, jika model yang digunakan memiliki kualitas yang tidak baik maka detail-detail dari satwa tersebut pun tidak bisa diraba atau dirasakan oleh siswa. Contohnya seperti tekstur satwa dan juga penjelasan tentang satwa yang diberikan secara lisan menjadi kelemahan yang terjadi di dalam kelas, dimana siswa mendengarkan tanpa ada buku pegangan yang menggunakan huruf Braille, yang seharusnya dapat membantu mereka membaca baik tentang penjelasan satwa tersebut ataupun tentang habitat dari tiap-tiap satwa yang berbeda satu dengan lainnya. Banyaknya siswa di SLB Negeri A Kota Bandung membuat metode pendidikan yang menggunakan model mainan 3 dimensi menjadi kurang efektif. Karena pengajar dilakukan dengan pendekatan dari satu murid kepada murid lainya, walaupun mengenali bentuk satwa dapat menggunakan model 3 dimensi dapat dilakukan tetap saja berbeda hal dengan penjelasan secara umum. Siswa sulit untuk menghafal tentang habitat serta penjelasan tentang satwa, dikarenakan tidak adanya media tertulis dalam huruf braille tentang pengertian satwa tersebut. Kurangnya tenaga pendidik yang ada di sekolah ditambah kurangnya media pembelajaran menyebabkan siswa tunanetra mengalami kesulitan dalam mengenali bentuk satwa secara umum. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya media tertulis untuk penjelasan tersebut, dan pengajar hanya melakukannya menggunakan lisan. Dari penjelasan di atas, kurangnya media pembelajaran yang efektif untuk mengajarkan bentuk yang detail tentang satwa dan penjelasan satwa tersebut menjadi sebuah kendala yang dihadapi oleh pihak SLB Negeri A Kota Bandung dalam sistem pengajaran, dan hal ini pun dirasakan oleh orang tua yang memiliki anak tunanetra. Seperti yang diketahui ketika siswa disekolah mendapatkan ilmu yang diberikan oleh guru, tetapi jika siswa berada di rumah orang tua tanggung jawab untuk memberikan ilmu kepada anaknya, dan kurangnya media pengajaran tentang mengenalkan satwa kepada anak menjadi sebuah masalah tersendiri untuk orang tua, karena tidak semua keluarga memiliki model satwa 3 dimensi dan tidak mungkin mengenalkan satwa secara langsung kepada anak tunanetra. Oleh karena itu perlu adanya suatu media pembelajaran yang efisien dan juga efektif dari yang saat ini digunakan, dimana media yang digunakan mampu membantu
3 anak tunanetra dalam pembelajaran tentang pengenalan satwa, dan digunakan secara mandiri oleh anak tunanetra, serta dapat membatu orangtua untuk membatu sang anak dalam pengenalan satwa ketika sedang berada dirumah. Media tersebut diharapkan dapat dijadikan bahan pengajaran oleh pihak sekolah dalam mengenalkan satwa. Untuk membantu proses pembelajaran baik di sekolah formal ataupun dirumah. 1.2 Masalah Perancangan Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis menuliskan identifikasi masalah sebagai berikut. 1. Kurangnya media pembelajaran tentang pengenalan satwa kepada anak berkebutuhan khusus (tunanetra). 2. Kurang efektifnya media pembelajaran yang ada saat ini tentang pengenalan satwa kepada anak berkebutuhan khusus (tunanetra) di sekolah. 3. Konten yang ada dipergunakan pada media saat ini kurang menarik untuk siswa berkebutuhan khusus (tunanetra) Rumusan Masalah Dari permasalahan di atas dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang media pembelajaran pengenalan satwa yang efektif kepada anak berkebutuhan khusus (tunanetra)? 2. Bagaimana merancang konten yang akan dibuat dalam media pembelajaran yang akan dirancang? 1.3 Ruang Lingkup Agar pembahasan lebih terarah, maka penulis memberikan batasan masalah penelitian ini meliputi Agar masalah tidak meluas, penulis membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut: 1. What (Apa?) Pembuatan media pembelajaran tentang pengenalan satwa untuk anak berkebutuhan khusus (tunanetra). 2. How (Bagaimana?)
4 Pembuatan media pembelajaran yang efektif dan menarik sesuai keilmuan desain komunikasi visual. 3. Who (Siapa?) a. Anak-anak berkebutuhan khusus (tunanetra) SD sekitar umur 6-11 tahun di Kota Bandung. b. Orangtua yang normal yang memiliki anak berkebutuhan khusus umur tahun di Kota Bandung. 4. Where (Dimana) Daerah perkotaan di Bandung. Penelitian dilakukan di Sekolah Negeri Luar Biasa A (tunanetra) Kota Bandung. 5. When (Kapan?) Berdasarkan waktu penyelesaian penelitian ini yakni Mei Juni Tujuan Perancangan Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari dilakukannya perancangan ini adalah: 1. Merancang media pembelajaran tentang pengenalan satwa untuk anak berkebutuhan khsus (tunanetra). 2. Merancang media pembelajaran pengenalan satwa yang efektif untuk mengenalkan satwa kepada anak berkebutuhan khusus (tunanetra) yang dapat di gunakan oleh orang tua ataupun untuk pihak sekolah/pendidik. 3. Merancang konten yang menarik untuk media pembelajaran anak berkebutuhan khusus (tunanetra) Tujuan Khusus 1. Sebagai syarat kelulusan dalam menempuh Tugas Akhir Sarjana Desain di Program Studi Desain Komunikasi Visual Telkom Creative Industries School. 2. Tugas Akhir ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan serta perbandingan untuk mahasiswa Desain Komunikasi Visual yang lain dalam mengerjakan Tugas Akhir Selanjutnya.
5 1.5 Manfaat Perancangan Bagi Ilmu Pengetahuan Bertujuan untuk memperkaya ilmu dalam dunia Desain Komunikasi Visual pada umumnya dengan bentuk desain Bagi Pihak Terkait Membantu Sekolah Luar Biasa Negri A Wyata Guna (YPAC) Kota Bandung dan Orangtua yang memiliki anak berkebutuhan khusus dalam membuat media pembelajaran yang efektif untuk memperkenalkan satwa kepada anak berkebutuhan khusus (tunanetra) Metode Penelitian Metode yang digunakan Bogdan dan Taylor (1992:21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dan para partisipan Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif penulis adalah dengan menggunakan wawancara mendalam dan juga studi lapangan, dimana wawancara mendalam dilakukan kepada pihak sekolah meliputi bidang kurikulum, guru, wali kelas, dan juga tidak lupa melakukan wawancara kepada anak berkebutuhan khusus (tunanaetra) agar mengetahui apa yang mereka butuhkan, kemudian studi lapangan dilakukan di Sekolah Luar Biasa Negeri A Wyataguna.
6 1.7 Skema Perancangan Latar belakang Kurang dan tidak efektifnya media pembelajaran yang ada saat ini untuk mengenalkan satwa kepada anak berkebutuhan khusus (tunanetra) di SDLB tepatnya di Sekolah Luar Biasa Negri A Wyata Guna (YPAC) Kota Bandung Fenomena Anak yang memiliki kebutuhan khusus (tunanetra) sulit memahami secara detail tentang satwa yang di ajarkan menggunakan media yang lama. Masalah Tidak adanya media lain yang lebih efektif yang dapat digunakan oleh pengajar atau orang tua untuk mengajarkan pengenalan satwa kepada anak berkebutuhankhsus (tunanetra). Metode penelitian Berupa wawancara kepada target sasaran yaitu anak berkebutuhan khusus (tunanetra) dan pihak sekolah. Metode Penelitian dan Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Konsep Membuat media pembelajaran tentang satwa dengan gambar timbul dan texture berserta penjelasan menggunakan huruf Braille. Metode pengumpulan data Berupa wawancara kepada para orang tua sebagai target market. Solusi Media edukasi yang mampu menjelaskan secara umum tentang satwa menggunakan gambar timbul serta penjelasan secara umum menggunakan huruf Braille yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan oleh Orangtua dan staf pengajar, dan juga dapat digunakan secara mandiri oleh anak yang memiliki kebutuhan khusus (tunanetra). Bagan 1.1 Skema Perancangan (Sumber: Dokumentasi Peneliti)
7 1.8 Pembabakan Dalam penyusunan laporan penelitian, sistematika penulisan dibagi atas lima bagian yaitu: 1. Bab I Pendahuluan Berisikan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, metode penelitian dan metode pengumpulan data, serta kerangka perancangan. 2. Bab II Landasan Perancangan Berisikan teori-teori yang relevan sebagai landasan dalam melaksanakan perancangan. 3. Bab III Konsep Berisikan konsep pesan, konsep kreatif, konsep media, konsep visual, dan hasil perancangan sketsa hingga penerapan ke media visual. 4. Bab IV Kesimpulan Berisikan kesimpulan dari hasil penelitian ini.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dini sudah meningkat di Indonesia, mencapai 6,6 juta orang atau tiga persen dari jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa. Menurutnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan oleh siswa sehingga menjadi kebiasaan. Dalam pendidikan keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada materi yang terdapat dalam kurikulum tersebut. Strandar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini merupakan kunci utama sukses sebuah program pendidikan nasional suatu bangsa. Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga pendidikan
Lebih terperinciSLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci penting dalam menentukan masa depan suatu bangsa. Pengertian pendidikan sendiri ialah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciLAPORAN OBSERVASI SLB-A-YKAB SURAKARTA
LAPORAN OBSERVASI SLB-A-YKAB SURAKARTA DISUSUN OLEH : Chrisbi Adi Ibnu Gurinda Didik Eko Saputro Suci Novira Aditiani (K2311013) (K2311018) (K2311074) PENDIDIKAN FISIKA A 2011 FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PNDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah baik yang Wajib Sunnah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah baik yang Wajib Sunnah, Mubah, Makruh dan Haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas (tafshil), Fiqih Islam sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keharusan negara untuk mampu menciptakan rakyat yang cerdas ditiap-tiap bidangnya dan mengenai pendidikan sebagai suatu alat terciptanya negara yang baik dalam perspektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Komunikasi merupakan hal terpenting dalam melakukan interaksi. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar belakang 1.1.1 Judul Sekolah Luar Biasa Tunagrahita di Bontang, Kalimantan Timur dengan Penekanan Karakteristik Pengguna 1.1.2 Definisi dan Pemahaman Judul Perancangan : Berasal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam penelitian. Secara umum metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan tindakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih tanggung jawab orang tua. Kewajiban orang tua terhadap anak yaitu membesarkan,
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah anugrah dan titipan dari tuhan yang harus di jaga dan di pelihara dengan baik. Seseorang yang masih dikategorikan sebagai seorang anak adalah sepenuhnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan dan kemanusiaan adalah dua hal yang saling berkaitan, pendidikan selalu berhubungan dengan tema-tema kemanusiaan. Artinya pendidikan diselenggarakan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Pendidikan merupakan sarana untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Menjadi insan-insan yang terdidik merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. berbagai bidang seperti hiburan atau entertain, permainan atau gem, bisnis, jurnalistik,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Saat ini semua informasi yang tersedia di berbagai media tidak lagi hanya terbatas dalam bentuk tulisan saja, namun juga telah didukung oleh gambar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keripik pisang Aneka Yen Yen berdiri sejak tahun 1988, dengan produksi awal berupa Kopi, Sambal dan Keripik Pisang. Seiring berkembangnya, usaha home industry
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara yang berkembang, Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, terutama di daerah perkotaan seperti Jakarta. Pertumbuhan ini juga diikuti dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelatihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku, dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu. Dengan karakteristik anak yang beragam penyelenggaraan pendidikan harus mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Transportasi publik merupakan sarana alat transportasi umum yang disediakan oleh pemerintah suatu kota yang digunakan oleh masyarakat ketika mereka tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pendidikan adalah hak bagi setiap anak, termasuk anak dengan disabilitas atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Pendidikan bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan yang dilakukan di setiap sekolah secara umum memiliki tujuan pembelajaran yang sama, meskipun implementasi pembelajarannya berbeda. Hal ini dapat
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang sangat mendasar untuk perkembangan manusia dan menjadi kebutuhan bagi semua manusia. Pemerintah juga memberikan kewajiban setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dilakukan untuk membuat mereka menyukai pelajaran matematika. sulit akan menjadi sangat menyenangkan bagi mereka.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi sekarang ini terjadi dengan pesat, baik teknologi informasi maupun teknologi komunikasi. Akan sangat berguna jika perkembangan teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sholat dengan menggunakan adobe flash ini dapat. dan proses penyampaian pesan pembelajaran. Tambunan (2012), media
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat terutama dibidang teknologi salah satunya adalah komputer, komputer sebagai sarana penyampaian informasi
Lebih terperinciREDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG. disusun oleh : KHOERUL UMAM L2B
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 36 REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Gelar Sarjana Arsitektur Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dalam pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan pra syarat untuk mencapai tujuan dalam pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang beralamat di Jl. Rajekwesi 59-A Perak Bojonegoro. Di SLB-B Putra
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang SLB-B Putra Harapan Bojonegoro merupakan salah satu sekolah luar biasa khusus penyandang cacat tunarungu yang ada di Bojonegoro yang berada di bawah naungan yayasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. media yang dibutuhkan di segala bidang terutama dibidang pendidikan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi merupakan sebuah teknologi yang di gunakan untuk menyampaikan segala macam informasi secara menarik dan mudah di mengerti. Teknologi informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan yang terus berubah dan hampir semua orang melaksanakan pendidikan karena pendidikan itu tidak pernah terpisahkan dalam kehidupan manusia. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mata sebagai indera penglihatan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui penglihatan seseorang dapat menerima informasi dan berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan adalah sebuah aktivitas dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu kosong ataupun luang dan berolahraga ringan yang bertujuan untuk meningkatkan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa, karena kegiatan membaca merupakan prasyarat dalam menguasai. berbagai ilmu pengetahuan. Berbagai ilmu pengetahuan memerlukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan suatu kebutuhan yang fundamental bagi seorang siswa, karena kegiatan membaca merupakan prasyarat dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertukaran antar budaya dan bahasa. Kenichi Takeyama, selaku direktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya kemajuan teknologi di dunia membuat pertukaran informasi antar Negara menjadi mudah dan cepat. Salah satunya adalah pertukaran antar budaya dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini jumlah pekerja yang sudah berkeluarga semakin bertambah, khususnya di DKI Jakarta. Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta pada tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pada Pusat kajian zakat dan wakaf El-zawa yang berlokasi di Jalan Gajayana no. 50
BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis untuk melihat manajemen kredit pada Pusat kajian zakat dan wakaf El-zawa yang berlokasi di Jalan Gajayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus diberikan dalam setiap jenjang pendidikan formal, mulai dari pendidikan pra sekolah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban memenuhi dan melindungi hak asasi tersebut dengan memberikan kesempatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata,
25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian, maka pendekatan yang tepat untuk penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hak untuk memperoleh pendidikan merupakan hak semua warga negara, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus. Hal ini telah ditegaskan dalam UUD 1945 pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air dan tubuh manusia adalah dua hal yang tidak bisa dipisahakan. Penggunaan air untuk tubuh terutama adalah dengan cara di minum dan di makan bersama dengan makanan
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII SMPLB DI SLB-B PRIMA BHAKTI MULIA KOTA CIMAHI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum memiliki tujuan untuk membentuk kedewasaan individu dalam berbagai aspek, baik pengetahuannya, sikapnya, maupun keterampilannya. Pendidikan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Pelaksanaan pembelajaran PAI pada peserta didik tunanetra di SDLB Negeri Semarang Dalam proses pelaksanaan pembelajaran,
BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Pelaksanaan pembelajaran PAI pada peserta didik tunanetra di SDLB Negeri Semarang Dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan beberapa tahapan sebagai berikut : a.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, dan sebagainya. sebaliknya dalam individu berbakat pasti ditemukan kecacatan tertentu.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Filosofi Bhineka Tunggal Ika merupakan wujud kebhinekaan manusia, baik vertikal maupun horizontal. Kebhinekaan vertikal ditandai dengan perbedaan kecerdasan, fisik, finansial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dijadikan sorotan oleh berbagai negara-negara di dunia saat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dijadikan sorotan oleh berbagai negara-negara di dunia saat ini, termasuk dinegara kita Indonesia. Pendidikan di Indonesia disebutkan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciObservasi pada beberapa TK Kelompok B di Kota Bandung pada bulan Oktober
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara, hal itu telah di atur dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Secara umum, metode dapat diartikan yakni suatu cara, teknik, strategi dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan penelitian, tentu tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia diciptakan dengan berbagai keberagaman dimana terdapat persamaan dan perbedaan serta kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri setiap inividu. Setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semua jabatan, organ visual ini memainkan peranan yang menentukan. Badan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Mata mengendalikan lebih dari 90 % kegiatan sehari-hari. Dalam hampir semua jabatan, organ visual ini memainkan peranan yang menentukan. Badan kesehatan dunia
Lebih terperinciBAB I. A. Latar Belakang Masalah
BAB I A. Latar Belakang Masalah Pendidikan harus mendapatkan dukungan untuk menjalankan fungsi penyelenggaraannya bagi masyarakat dengan sebaik-baiknya. Fungsi pendidikan baik bersifat formal maupun non
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. merespon perubahan perubahan yang terkait secara cepat, tepat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Sebagai dampak berkembangnya suatu organisasi dan teknologi, menyebabkan pekerjaan manajemen pendidikan semakin kompleks.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak diantaranya adalah guru dan siswa. Pembelajaran adalah pembelajaran yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pembelajaran merupakan sebuah proses yang di dalamnya melibatkan berbagai pihak diantaranya adalah guru dan siswa. Pembelajaran adalah pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga formal yang memiliki tugas,
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah merupakan salah satu lembaga formal yang memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk menyelenggarakan pendidikan. Kegiatan belajar mengajar merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Anak sebagai generasi penerus merupakan aset yang berharga bagi keluarga yang juga memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara. Anak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara yang telah ditunjuk untuk menyelenggarakan Sekolah Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
Lebih terperinciPendidikan Berkebutuhan Khusus II. Materi: Segregasi Artinya: segregation (pemisahan)
Pendidikan Berkebutuhan Khusus II Materi: Segregasi Artinya: segregation (pemisahan) Latar Belakang 1. Adanya pandangan masyarakat bahwa: ABK berbeda sedemikian rupa dari anak pada umumnya,seperti: perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi dasar dari kemajuan suatu bangsa, tidak ada bangsa yang maju apabila bangsa tersebut tidak memperhatikan bidang pendidikan. Usaha untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Bahasa merupakan alat komunikasi sosial, dengan menggunakan bahasa manusia dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Namun terkadang komunikasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia tidak akan lepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan ide,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mencetak sumber daya manusia yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap potensi
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS 2.1. DEFINISI DAN TEORI Dalam perancangan game ini, penulis memilih genre game Casual Game. Casual Game merupakan permainan yang mudah dimengerti dan dimainkan oleh siapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan semakin canggihnya teknologi, membuat pola hidup baru pada kehidupan manusia. Mudahnya dalam mendapatkan sesuatu karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak-anak yang dikategorikan memiliki kelainan dalam aspek fisik meliputi kelainan indra penglihatan (tuna netra), kelainan indra pendengaran (tuna rungu), kelainan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yaitu di SLB-D Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) yang berlokasi di Jalan Mustang nomor 46 Bandung. Peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Dua aspek inilah yang sekarang menjadi konsentrasi pembangunan yang diinisiasi
Lebih terperinciJASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017
PROGRAM LITERASI SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA TUNANETRA SDLB DI SLB CIMAHI Rikrik Triwiaty dan Musjafak Assjari Program Studi Pendidikan Khusus Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan rancangan kegiatan yang paling banyak berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dan masyarakat luas. Menurut UU Sisdiknas tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan metode jarimatika agar dapat mencapai hasil yang diharapkan, maka pelaksanaannya perlu melalui prosedur atau langkahlangkah penggunaan metode.adapun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatarbelakangi munculnya fenomena anak autis yang menempuh pendidikan di lembaga pendidikan umum selayaknya anak normal atau bahkan banyak dari
Lebih terperinciDISERTASI. diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Doktor Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
0 PENERAPAN TEKNIK MULTISENSORI BAGI PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA ASPEK PEMAHAMAN DAN ASPEK SUPRASEGMENTAL SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DISLEKSIA DI SEKOLAH DASAR INKLUSI KOTA BANDUNG DISERTASI diajukan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah negara dapat dikatakan negara yang maju, mandiri dan sejahtera jika memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas. SDM sangatlah penting untuk negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tercipta sebagai mahluk indvidu dan juga sebagai mahluk sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia memiliki keunikan dan karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran. Tujuannya agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diri sendiri. Sebagian dari anak tunagrahita berat sangat sulit untuk mengurus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak berkebutuhan khusus tunagrahita merupakan anak dengan keterbelakangan mental atau memiliki kemampuan intelektual umum di bawah rata-rata. Anak berkebutuhan khusus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting diberikan kepada tiap anak.pemerintah Indonesia selalu memperjuangkan untuk meningkatkan kwalitas pendidikannya. Karna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia lima tahun sekali melaksanakan pemilihan umum baik itu Legislatif maupun Presiden, pada tanggal 9 April 2014 yang lalu telah dilaksanakan Pemilihan Umum Legislatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca yang diperoleh pada tahap membaca permulaan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan membaca yang diperoleh pada tahap membaca permulaan akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjut. Kemampuan membaca permulaan mendasari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki kewajiban untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semua individu berhak mendapatkan pendidikan. Hal tersebut sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua individu berhak mendapatkan pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan yang terdapat di dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional Bab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mengajarkan hakikat karakter dalam ketiga aspek yaitu cipta,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sekolah tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan saja, namun juga mengajarkan pendidikan karakter untuk membentuk kepribadian generasi penerus bangsa agar tidak hanya
Lebih terperinciSEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 33 SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) Diajukan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan matematika, penerapan dan penggunaan matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang sangat pesat baik materi maupun kegunaannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengangguran terjadi di mana-mana baik di negara maju maupun negara yang sedang berkembang, salah satunya adalah Indonesia. Kurangnya penyerapan tenaga kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan merupakan suatu awal kehidupan baru pada pertumbuhan janin. Bila kehamilan dipersiapkan dengan baik akan menjadikan ibu dan janin yang sehat. Namun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bandarlampung sebagai tempat penelitian ini karena sekolah ini merupakan salah
BAB III METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian Peneliti menentukan Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandarlampung sebagai tempat penelitian ini karena sekolah ini merupakan salah satu sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajarnya. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi pada proses belajar harus. terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan mendatang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya belajar merupakan salah satu usaha yang diciptakan manusia untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. Dalam pendidikan, keberhasilan peserta didik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi berbasis teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat kota Jakarta dan Tangerang. Salah satu cara untuk mendapatkan informasi ialah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus. Teknologi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan teknologi komputer yang sudah merambah kesekolah-sekolah, dimana peserta didik diharapkan mampu menguasai teknologi komputer, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi. Setiap pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang telah mengalami banyak perkembangan, majunya ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut juga dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dengan kata lain tujuan membentuk Negara ialah. mengarahkan hidup perjalanan hidup suatu masyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan untuk membangun Negara yang merdeka adalah dengan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan tersebut telah diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan sesamanya dengan salah satunya berkomunikasi. Komunikasi merupakan suatu hal yang saling mengirim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam lini kehidupan. Semua orang membutuhkan pendidikan untuk memberikan gambaran dan bimbingan dalam
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah dikenal sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari peristiwa pada masa lampau untuk kemudian diaplikasikan pada masa kini bahkan diproyeksikan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat untuk saat ini dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat untuk saat ini dan masa yang akan datang, tantangan seperti bagaimana mempersiapkan sumber daya
Lebih terperinci