BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis 1 (H 1 ) tidak didukung. mempengaruhi secara signifikan pada kinerja guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI SIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Bab 6 ini akan membahas mengenai simpulan, keterbatasan, implikasi dan saran pada

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, kenyataannya, banyak rintangan yang dilalui. menjawab dalam menghadapi perubahan-perubahan ini.

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja agar terus menghasilkan output yang diharapkan. Motivasi kerja merupakan

BAB I PENDAHULUAN. paling penting adalah soal kepemimpinan (Gunawan, Kompas, 20/01/2013).

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Gaya Kepemimpinan Transaksional Definisi Gaya kepemimpinan Transaksional

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. karyawan selalu menjadi isu utama yang perlu diatasi. Salah satu peran penting

BAB I PENDAHULUAN. mesin pertumbuhan yang berkelanjutan dan tempat perkembangan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sebuah organisasi, adalah perilaku extra-role atau perilaku baik warga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Organisasi bisnis menghadapi faktor-faktor eksternal seperti persaingan dari

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya pada sektor usaha yang berorientasi pada laba, sektor pendidikan juga

BAB I PENDAHULUAN. lain, serta saling mempengaruhi sehingga menjadikan satu kesatuan yang terarah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya berbentuk Republik dengan kehadiran berbagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bidang kekuasaan kehakiman di empat lingkungan peradilan, yaitu Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara yang membawahi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

BAB X KEPEMIMPINAN TRANFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

BAB I PENDAHULUAN. sangat menarik dalam literatur manajemen karena dapat mempengaruhi efektifitas

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu ketat, menuntut perusahaan untuk terus membenahi diri melalui pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, baik saat seseorang tersebut masih dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang berjudul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap

KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI: Perspektif Teoritik dan Metodologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan dalam sebuah perusahaan sangat dibutuhkan untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. punggung utama penerapan BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan. PT Jamsostek (Persero) sebelum

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. hasil analisis yang telah dilakukan, simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

Rena Marliana F

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat menjaga kelangsungan hidup nya, untuk itu ada

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia adalah aset yang sangat penting bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Sutarto dalam buku Usman (2009:146) dalam buku Manajemen : Teori,

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri untuk lebih memperhatikan kepuasan kerja dan pemberian gaji

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bidang industri. Hal ini terbukti dari penelitian-penelitian para ahli yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. canggih yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi juga pada manusia yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan memegang peranan sangat penting. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

RIKA HAPSARI B

BAB I PENDAHAULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dipengaruhi banyak faktor diantaranya keterampilan atau keahlian yang dimiliki,

Niken Kartikasari F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dominan terhadap faktor produksi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan


BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kepercayaan guru pada pimpinan. 4. Kepercayaan guru pada pimpinan memediasi sebagian (partial

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap organisasi dan perusahaan untuk bersikap lebih responsif agar

BAB I PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini, ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab. kebutuhan dan tantangan nasional dan global dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia beberapa tahun belakangan terus berkembang di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Efektivitas Kinerja. sesuatu yang tepat ( Stoner, 1996). Menurut Yukl (1994) efektivitas diartikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan seefektif mungkin. suatu tujuan perusahaan. Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Maasalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Bank sangatlah cepat, dari waktu ke waktu kondisi, dunia

BAB I PENDAHULUAN. kecil, menengah, maupun besar, menjadi semakin ketat dan telah memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. HANIL INDONESIA DI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya mewujudkan organisasi yang profesional, efektif, efisien,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin pesatnya perkembangan lingkungan bisnis yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Kementerian Daerah yang mempunyai kewenangan dan tanggung

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan tentu dibangun dengan dasar keyakinan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sampai saat ini, kepemimpinan masih menjadi topik yang menarik

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Kantor Akuntan Publik menjadi sukses. Sebaliknya jika SDM. terutama pada era persaingan yang semakin kompetitif ini.

BAB I PENDAHULUAN. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi pengelolaan sumber daya manusia bukan merupakan hal

Abstrak. Kata kunci : Gaya kepemimpinan demokratis, iklim organisasi, kualitas kehidupan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi organisasi atau perusahaan itu sendiri. Sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam dunia kerja, suatu perusahaan menjalankan aktivitasnya akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. Satu hal yang harus diperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan sangat penting apabila berbicara tentang kualitas

BAB II KERANGKA TEORI. Kepemimpinan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki sehingga dapat

`BAB I PENDAHULUAN. dunia industri dan organisasi menyebabkan psikologi tidak akan pernah kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh perusahaan karena hal tersebut menyangkut tenaga-tenaga. pelaksana yang berupaya untuk memajukan usaha perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai merupakan unsur terpenting dalam menentukan maju

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (individu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dinyatakan bahwa kinerja berarti: (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja. Nawawi (2004) mendefinisikan kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya. Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja individu adalah bagaimana seorang karyawan melaksanakan pekerjaannya. Karyawan yang meningkat kinerjanya akan turut mempengaruhi peningkatan kinerja organisasi tempat karyawan yang bersangkutan bekerja, sehingga tujuan organisasi yang telah ditentukan dapat dicapai. Hal ini mengindikasikan bahwa bawahan akan memiliki kinerja melebihi apa yang diisyaratkan oleh organisasi jika kepemimpinan efektif. Kinerja bawahan tinggi dengan sendirinya akan berimbas pada kinerja organisasi yang tinggi pula, karenanya organisasi akan mampu bertahan dalam lingkungan persaingan yang semakin ketat. Pola atau tipe kepemimpinan yang efektif dalam hal ini adalah mampu meningkatkan kinerja organisasi. 1

Suharsaputra (2010) mendefinisikan kinerja sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja seseorang atau kelompok terdiri dari faktor intern dan ekstern. Faktor intern yang mempengaruhi kinerja karyawan atau kelompok terdiri dari kecerdasan, keterampilan, kestabilan emosi, motivasi, persepsi, peran, kondisi keluarga, kondisi fisik seseorang dan karakteristik kelompok kerja, dan sebagainya. Pengaruh eksternal antara lain berupa peraturan ketenagakerjaan, keinginan pelanggan, pesaing, nilai-nilai sosial, serikat buruh, kondisi ekonomi, perubahan lokasi kerja, kondisi pasar dan gaya kepemimpinan. Pemimpin dengan kepemimpinannya memegang peran yang strategis dan menentukan dalam menjalankan roda organisasi, menentukan kinerja suatu lembaga. Pemimpin merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dibuang atau diabaikan dalam kehidupan suatu organisasi atau suatu bangsa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Robbins (2008) mengungkapkan bahwa teori kepemimpinan yang terkait dengan eratnya hubungan atasan bawahan mengasumsikan bahwa pemimpin memperlakukan para pengikut atau bawahan secara sama. Pemimpin mempergunakan suatu gaya yang sama secara adil pada individu dalam unit kerjanya masing-masing. Kotter (1996) dalam teori kepemimpinan berpandangan bahwa karena adanya tekanan waktu, pemimpin seringkali menciptakan hubungan khusus dengan kelompok pengikutnya. Kotter (1996) menekankan bahwa fokus dari Kepemimpinan adalah untuk memaksimalkan keberhasilan organisasi melalui interaksi atasan dan bawahan. Temuan penelitiannya membuktikan bahwa peningkatan kualitas hubungan 2

atasan-bawahan akan meningkatkan derajat kinerja, dan komitmen dari bawahan, serta berdampak pada kinerja bawahan yang akumulasikan pada kinerja organisasi. Pemeliharaan dan pengembangan hubungan antara kedua belah pihak secara dewasa tidak hanya bermanfaat bagi keduanya, namun yang lebih penting adalah bagi organisasi secara keseluruhan dalam pencapaian kinerja, pertumbuhan, serta keberhasilan. Temuan Zhu, et al. (2012) menunjukkan bahwa pemimpin secara tidak langsung berpengaruh pada rendahnya keinginan pekerja untuk keluar dari pekerjaannya, yakni melalui intermeditasi dari keadilan organisasional, kinerja, serta kinerja yang tinggi. Dengan kata lain, kuatnya hubungan atasan-bawahan membawa pengaruh positif pada kinerja dari pekerja untuk tetap memberikan hasil yang terbaik yang mampu ia berikan pada organisasi dimana dia bekerja. Selain itu, persepsi yang muncul di kalangan pekerja mengenai positifnya hubungan atasan-bawahan akan berpengaruh pada peningkatan kinerja yang berujung pada kinerja organisasi. Dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya seorang pemimpin tidak lepas dari adanya suatu gaya (gaya kepemimpinan). Gaya kepemimpinan adalah sebuah pola penekanan yang menempatkan seorang pemimpin pada fungsi kepemimpinan yang berbeda. Gaya kepemimpinan seseorang dapat juga merupakan gabungan dari beberapa gaya yang nampak dalam kepemimpinanannya (Zhu et al., 2012). Kepemimpinan transaksional (transactional leadership) dan kepemimpinan transformasional (tranformational leadership) sangat diperlukan untuk saling memenuhi kebutuhan seseorang di 3

dalam memimpin organisasi yang terus menerus belajar. Kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional merupakan sebuah proses yang padanya para pemimpin dan pengikut saling menaikkan diri ke tingkat moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional ini lebih mampu untuk memimpin dengan menggunakan kelebihan dan kebermanfaatan masing-masing gaya tersebut pada waktu dan tempatnya (Yukl, 1998). Kepemimpinan transaksional dan transformasional dapat dipilah secara tegas dan keduanya merupakan gaya kepemimpinan yang saling bertentangan namun dapat ditemui di dalam seorang pemimpin. Dalam kepemimpinan transaksional hubungan pemimpin dengan bawahan didasarkan pada sebuah pertukaran atau tawar menawar diantara mereka. Untuk memotivasi bawahan atau pengikutnya melalui pertukaran dengan imbalan bersyarat yang berfokus pada sasaran atau misi dan visinya, klarifikasi hubungan antara kinerja dengan imbalan serta memberi umpan balik konstruktif agar bawahan selalu melakukan tugas yang telah diberikan. Gaya kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran (Yukl, 1998). Pemimpin transformasional, mempengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi yang kuat dan identifikasi dengan pemimpin tersebut, namun mereka dapat juga mentransformasi para pengikut dengan bertindak sebagai seorang pelatih, guru atau mentor. Para pemimpin transformasional mencoba 4

untuk memberi kekuasaan dan meninggikan para pengikut. Para pemimpin transformasional dapat ditemukan dalam organisasi mana saja pada tingkatan di mana saja. Gaya ini bertujuan untuk menimbulkan kepatuhan pada mereka yang bekerja bagi suatu organisasi untuk memenuhi dan sesuai dengan arahan dari pemimpin (Yukl, 1998). Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Wonosari Kabupaten Gunung Kidul Propinsi Yogyakarta Berawal dari rasa keprihatinan berbagai pihak, baik Pemerintah Daerah maupun Lapisan Masyarakat, tentang keterbatasan daya tampung sekolah yang tidak memadai atau tidak sebanding dengan persentase pertambahan penduduk usia sekolah, juga adanya ketetapan Pemerintah Daerah bahwa akan menambah jumlah SMK dari pada SMA dengan persentase 60 : 40, sekaligus didorong oleh kenyataan bahwa ada gedung sekolah eks. SMEA Wonosari ( sekarang SMKN 1 Wonosari ) yang sudah tidak digunakan lagi, maka masyarakat bersama-sama dengan pihak yang berkompeten menyepakati untuk mendirikan sebuah sekolah setingkat dengan SMA yang diprakarsai oleh kepala SMKN 2 Wonosari. Pada tahun ajaran 1999/2000 maka dibukalah pendaftaran siswa baru yaitu SMK dengan Program Keahlian Elektronika Komunikasi. Angkatan I mampu menampung 2 kelas. Penyelenggaraan, Pengelolaan, tugas, wewenang dan tanggung jawab masih menggabung dengan SMKN 2 Wonosari. Bertepatan tanggal 20 Oktober 1999 maka telah diterbitkan keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI NO.291 / 0 / 1999 tentang pembukaan dan penegerian sekolah tahun pelajaran 1998/1999, maka SMK 5

Program Keahlian Elektronika Komunikasi yang berkedudukan di Wonosari Gunungkidul telah resmi menjadi lembaga Pendidikan dengan nama SMK Negeri 3 Wonosari hingga sekarang. B. Rumusan Masalah Menurut Yukl (1998), kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Variabel-variabel yang mempengaruhi prilaku kerja dan kinerja adalah variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Variabel organisasi terdiri atas sumber daya, kepemimpinan, imbalan dan struktur. Dapatkah peneliti mengungkapkan atau menentukan pengaruh kepemimpinan dan perubahannya pada kinerja guru dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah kepemimpinan transaksional berpengaruh positif pada kinerja guru? 2. Apakah kepemimpinan transformasional berpengaruh positif pada kinerja guru? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh positif kepemimpinan transaksional pada kinerja guru. 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh positif Kepemimpinan transformasional pada kinerja guru. 6

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis bagi sekolah, dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu pengajaran dan manajemen sumber daya manusia, khususnya yang terkait dengan kinerja guru 2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memperkuat penelitian selanjutnya terutama yang berkenaan dengan pengaruh kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan transformasional pada bidang kinerja guru. 3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai faktor-faktor kepemimpinan yang mempengaruhi kinerja guru. E. Batasan Penelitian Dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian pada satu sekolah sebagai objek penelitian yaitu SMK Negeri 3 Wonosari Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dimana populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru, baik yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai yang bukan Pegawai Negeri Sipil (Non-PNS). Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; 1. Variabel Bebas (X 1 ) Kepemimpinan transaksional 2. Variabel Bebas (X 2 ) Kepemimpinan transformasional 3. Variabel Terikat (Y) Kinerja guru 7

F. Sistematika Penulisan Secara singkat pengorganisasian penulisan tesis ini adalah sebagai berikut Bab I Pendahuluan, mencakup latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penelitian. BabII Tinjauan pustaka mengungkapkan beberapa konsep atau pandangan teoritis tentang topik yang sedang dibahas. BabIII Metode Penelitian. Meliputi desain penelitian, defenisi istilah operasional populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan metode analisis data Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisikan deskripsi data dan pembahasan. Bab V Simpulan, keterbatasan, dan implikasi, yang mencakup simpulan hasil penelitian, keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi peneliti dalam melaksanakan penelitian, dan implikasi dari temuan penelitian baik itu implikasi teoritis maupun implikasi praktis. 8