BAB IV. IV.1 Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden. Jakarta. Peneliti menyebarkan 146 kuesioner kepada 15 Kantor Akuntan Publik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN. diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disebarkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

PERSEPSI AUDITOR MENGENAI PENGARUH KEAHLIAN, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP TINGKAT KINERJA AUDITOR

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

Kategori Frekuensi Prosentase. Jenis kelamin Wanita 12 33,3 Jumlah % , ,6 Usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sensus.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Ayam Bakar Kia-Kila

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. lanjut yang disajikan dalam Tabel 4.1. berikut ini: Tabel 4.1. Data kuesioner yang disebar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

Boyke Raja Hizkia Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Prosedur Pemilihan Sampel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA ACE HARDWARE DI MARGO CITY DEPOK

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENGARUH KUALITAS LAYANAN, KEPERCAYAAN, IMAGE TERHADAP KEPUASAN NASABAH YANG MEMINJAM DANA

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purwokerto.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM OBYEK/SUBYEK PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN. transaksi untuk pembelian fashion muslim melalui e-commerce, maka akan. Tabel 4.1 Data responden berdasarkan gender

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN. ditawarkan tidak hanya berasal dari produsen lokal saja, namun juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN IV.1 Pengembalian Kuisioner dan Demografi Responden IV.1.1 Distribusi Kuesioner Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik Berafiliasi yang berada di Jakarta. Peneliti menyebarkan 146 kuesioner kepada 15 Kantor Akuntan Publik Berafiliasi yang bersedia untuk mengisi kuesioner. Kesediaan mereka peneliti tanyakan via telepon untuk melakukan efisiensi waktu dalam melakukan penyebaran kuesioner. Kantor Akuntan Publik Berafiliasi yang bersedia untuk menerima kuesioner hanya berjumlah 15 dari 40 lebih Kantor Akuntan Publik yang kami hubungi. Tabel 4.1 Pengumpulan Data Keterangan Jumlah Persentase Kuesioner yang Disebar 159 100% Kuesioner yang Diisi 98 62% Kuesioner yang Tidak Terisi 61 38% Sumber : Data diolah Tetapi pada kenyataanya dari 15 Kantor Akuntan Publik Berafiliasi yang menyatakan kesediaannya untuk mengisi kuesioner, hanya 10 Kantor Akuntan Publik Berafiliasi yang mengisi kuesioner yang peneliti berikan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya waktu bagi para auditor di Kantor Akuntan Publik Berafiliasi tersebut untuk mengisi kuesioner yang peneliti berikan. Selain menyebarkan kuesioner berbentuk fisik pada 15 Kantor Akuntan Publik Berafiliasi, peneliti juga menyebarkan kuesioner melalui media email, dimana peneliti langsung menghubungi auditor tersebut melalui email dan 50

memintanya untuk mengisi kuesioner secara online. Seperti yang terlihat pada tabel diatas, 146 kuesioner yang telah disebarkan, yang terisi berjumlah 85 kuesioner berbentuk fisik ditambah dengan 13 kuesioner yang diisi secara online sehingga jumlah total kuesioner yang peneliti sebarkan berjumlah 159 kuesioner. Kuesioner yang terisi berjumlah total 98 kuesioner atau 62% dari jumlah kuesioner yang peneliti sebarkan. Sedangkan kuesioner yang tidak kembali berjumlah 61 kuesioner atau 38% dari jumlah kuesioner yang peneliti sebarkan. Tingkat kesibukan auditor pada Kantor Akuntan Publik Berafliasi menjadi alasan utama mengapa angka kuesioner yang tidak kembali cukup besar. Tetapi data yang kembali sudah cukup untuk melakukan penelitian ini. IV.1.2 Karakteristik Responden Responden yang telah mengisi kuesioner yang peneliti berikan memiliki keragaman yang berbeda ditinjau dari umur, jenis kelamin, lama bekerja, jabatan, dan pendidikan. Gambaran tentang perbedaan karakateristik responden dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 4.2 Karakteristik Responden Keterangan Jumlah Persentase Jenis kelamin Pria 74 76% Wanita 24 24% Total 98 100% Usia 21-25 63 64% 26-30 34 35% 31-35 36-40 1 1% 41-45 46-50 50 > Total 98 100% 51

Seperti yang terlihat pada tabel diatas jumlah responden berjenis kelamin pria lebih mendominasi daripada responden wanita. Responden berjenis kelamin pria berjumlah 74 orang atau 76% dari total responden. Sedangkan responden wanita berjumlah 24 orang atau 24% dari total responden Pada tabel diatas jumlah responden berjenis kelamin pria lebih mendominasi daripada responden wanita. Responden berjenis kelamin pria berjumlah 74 orang atau 76% dari total responden. Sedangkan responden wanita berjumlah 24 orang atau 24% dari total responden Jenjang Pendidikan D3 1 1% S1 95 97% S2 2 2% S3 Total 98 100% Lama Bekerja 1-5 Tahun 93 95% 6-10 Tahun 4 4% 11-15 Tahun 16-20 Tahun 1 1% > 20 Tahun Total 98 100% Kedudukan di KAP Magang 2 2% Junior Auditor 65 66% Senior Auditor 28 29% Supervisor 2 2% Manajer 1 1% Partner Total 98 100% Sumber : Data diolah Jenjang pendidikan S1 sangat mendominasi pada total keseluruhan responden pada penelitian ini. Terdapat 95 respondeng yang berpendikan S1 atau 97% dari total jumlah responden. Sedangkan yang berjenjang pendidikan S2 hanya 2 orang atau 2% 52

dari total responden dan 1 orang yang berpendidikan D3 atau 1% dari total jumlah responden Tercatat 93 responden berada di kelompok masa kerja 1 5 tahun atau berjumlah 95% dari total responden. 4 orang responden berada di kelompok masa kerja 6 10 tahun atau 4% dari total responden, dan responden yang telah bekerja selama 16 20 tahun hanya berjumlah 1 orang atau 1% dari total responden. Jabatan yang dimiliki responden pada penelitian ini mulai dari magang sampai jabatan manajer. Seperti yang terlihat dari tabel diatas, jabatan junior auditor menempati urutan terbanyak dengan total 65 responden atau 66% dari total jumlah responden. Jabatan senior auditor berjumlah 28 orang atau 29% dari total jumlah responden. Jabatan supervisor hanya dimiliki oleh 2 responden sama dengan jumlah jabatan magang yang juga dimiliki oleh 2 responden, masing masing jabatan tersebut memiliki persentase 2% dari total jumlah responden. Sedangkan jabatan manajer hanya dimiliki oleh 1 orang responden atau hanya 1% dari jumlah responden. IV.2 Statistik Deskriptif Pada penelitian ini untuk menggambarkan penyajian data penelitian, maka dibutuhkan statistik deskriptif untuk melakukan proses transformasi data penelitian kedalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi ini menyajikan, ringkasan, pengaturan dan penyusunan data dalam bentuk table numerik. Berikut adalah hasil nya : 53

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Pengabdian Terhadap Porfesi, Kewajiban Sosial, Kemandirian, Keyakinan Terhadap Profesi, Hubungan dengan Sesaman Profesi Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pengabdian Terhadap Profesi 98 15 37 28.22 3.516 Pengabdian Kewajiban Sosial 98 10 25 18.48 2.637 Kemandirian 98 4 15 11.80 1.926 Keyakinan Terhadap Profesi 98 5 13 10.63 1.536 Hubungan Dengan Sesama Profesi 98 6 25 17.65 3.110 Materialitas 98 33 86 63.39 7.695 Valid N (listwise) 98 Sumber : Data diolah IV.2.1 Deskripsi Profesionalisme Auditor Dari hasil diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa jumlah nilai minimum dari jawaban responden untuk variabel pengabdian terhadap profesi adalah sebesar 15 dan kesimpulan untuk nilai maksimum adalah sebesar 37 dengan nilai mean atau nilai rata rata sebesar 28,22. Standar deviasi untuk variabel ini adalah sebesar 3,516. Nilai mean pada variabel pengabdian terhadap profesi menunjukkan bahwa mayoritas responden bersikap positif terhadap variabel ini. Pada variabel pengabdiaan kewajiban sosial nilai minimum dari jawaban responden adalah 10 dan untuk nilai maksimum nya adalah sebesar 25 dengan nilai rata rata pada variabel pengabdian kewajiban sosial adalah 18,48. Standar deviasi untuk variabel ini adalah sebesar 2,637. Nilai mean pada variabel pengabdian kewajiban sosial menunjukkan bahwa mayoritas responden bersikap positif terhadap variabel ini. 54

Pada variabel kemandirian nilai minimum dari jawaban responden adalah sebesar 4 dan untuk nilai maksimum nya adalah sebesar 15 dan memiliki nilai rata rata sebesar 11,80. Standar deviasi untuk variabel ini adalah sebesar 1,926. Nilai mean pada variabel kemandirian menunjukkan bahwa mayoritas responden bersikap positif terhadap variabel ini. Pada variabel keyakinan terhadap profesi nilai minimum dari jawaban responden adalah sebesar 5 dan untuk nilai maximum pada variabel ini adalah sebesar 13 dan memiliki nilai rata rata sebesar 10,63. Standar deviasi pada variabel ini adalah 1,536. Nilai mean pada variabel keyakinan terhadap profesi menunjukkan bahwa mayoritas responden bersikap positif terhadap variabel ini. Pada variabel hubungan dengan sesama profesi nilai minimum dari jawaban responden adalah sebesar 6 dan untuk nilai maximum nya sebesar 25 dengan nilai rata rata sebesar 17,65. Standar deviasi untuk variabel ini adalah sebesar 3,110. Nilai mean pada variabel hubungan dengan sesama profesi menunjukkan bahwa mayoritas responden bersikap positif terhadap variabel ini. IV.2.2 Deskripsi Pertimbangan Tingkat Materialitas Pada tabel diatas terlihat bahwa jawaban responden pada variabel pertimbangan tingkat materialitas menunjukan bahwa nilai minimum sebesar 33 dan nilai maksimum nya sebesar 86 dengan nilai rata rata sebesar 63,39. Dengan standar deviasi sebesar 7,695. Nilai mean menunjukan bahwa pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukan oleh auditor di KAP berafiliasi dapat dikategorikan baik. 55

IV. 3 Hasil Analisis data IV.3.1 Uji Kualitas Data IV.3.1.1 Uji Validitas Tujuan untuk melakukan uji validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya, agar data yang diperoleh bisa relevan atau sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini adalah dengan mengkorelasikan antara skor butir pernyatan dengan total skor konstruk atau variabel yang ada. Uji korelasi yang digunakan dengan menggunakan Corrected Item Total Correlation. Sebuah item dikatakan valid jika nilai Corrected Item Total Correlation > r-table. Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Kelima Variabel Variabel Item Pernyataan r-hitung r-table Keterangan Dimensi profesionalisme 1. Pengabdian Pada Profesi (X1) X11.575 0.199 Valid X12.404 0.199 Valid X13.472 0.199 Valid X14.240 0.199 Valid X15.494 0.199 Valid X16.400 0.199 Valid X17.205 0.199 Valid X18.295 0.199 Valid 2.Kewajiban Sosial(X2) X21.489 0.199 Valid X22.225 0.199 Valid X23.719 0.199 Valid X24.610 0.199 Valid X25.479 0.199 Valid 3. Kemandirian (X3) X31.492 0.199 Valid X32.568 0.199 Valid X33.619 0.199 Valid 4. Keyakinan Terhadap Profesi (X4) X41.521 0.199 Valid 56

X42.225 0.199 Valid X43.634 0.199 Valid 5. Hubungan Dengan Sesama Profesi (X5) X51.633 0.199 Valid X52.225 0.199 Valid X53.706 0.199 Valid X54.435 0.199 Valid X55.426 0.199 Valid Pertimbangan Tingkat Materialitas Y1.522 0.199 Valid Y2.448 0.199 Valid Y3.218 0.199 Valid Y4.404 0.199 Valid Y5.598 0.199 Valid Y6.632 0.199 Valid Y7.350 0.199 Valid Y8.444 0.199 Valid Y9.293 0.199 Valid Y10.518 0.199 Valid Y11.267 0.199 Valid Y12.324 0.199 Valid Y13.380 0.199 Valid Y14.362 0.199 Valid Y15.518 0.199 Valid Y16.570 0.199 Valid Y17.477 0.199 Valid Y18.412 0.199 Valid Sumber : Data diolah Nilai korelasi dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r-table. Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel tabel diatas menunjukan bahwa seluruh item yang ada pada tiap variabel adalah valid, karena nilai r hitung masing masing item pernyataan lebih besar daripada r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua item item pernyatan adalah valid. 57

IV.3.1.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas diperlukan untuk mengukur tingkat keandalan kuesioner. Pengujian dilakukan terhadap pernyataan yang sudah valid, untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada kelompok yang sama dengan alat pengukuran yang sama. Dalam penelitian ini untuk melakukan uji realibilitas pada instrument penelitian dengan menghitung nilai Cronbach s Alpha. Nilai reliabilitas dilihat dari Cronbach s Alpha masing masing instrument penelitian. Dasar pengambilan keputusan apakah Cronbach s Alpha dapat diterima atau tidak yaitu dengan melihat nilai Cronbach s Alpha harus > 0,60. Sedangkan Cronbach s Alpha yang tidak bisa diterima adalah Cronbach s Alpha yang nilainya <0,60. Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pengabdian Terhadap Profesi Reliability Variabel Cronbach Alpha X1 X2 X3 0,693 X4 X5 X6 X7 X8 Sumber : Data diolah Keterangan Dari data tabel hasil uji reliabilitas diatas, dapat dilihat bahwa Cronbach s Alpha yang ada pada variabel pengabdian terhadap profesi (X 1 ) adalah sebesar 0,693 dengan nilai yang lebih besar dari 0,6. Maka dapat dikatakan bahwa item item pernyataan yang ada pada variabel pengabdian terhadap profesi tersebut adalah reliable. 58

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pegabdian Kewajiban Sosial Reliability Variabel Cronbach Alpha X9 X10 X11 0,735 X12 X13 Sumber : Data diolah Keterangan Dari hasil uji reliabilitas, dapat dilihat pada tabel diatas bahwa Cronbach s Alpha pada variabel pengabdian kewajiban sosial tersebut adalah 0,735 dengan nilai lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan item pernyataan pada variabel tersebut adalah reliable. Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kemandirian Variabel X14 X15 X16 Sumber : Data diolah Reliability Cronbach Alpha 0,734 Keterangan Dari hasil uji reliabilitas, dapat dilihat pada tabel diatas bahwa Cronbach s Alpha pada variabel kemandirian adalah sebesar 0,734 dengan nilai tersebut maka nilai lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan item pernyataan variabel tersebut adalah reliable. 59

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keyakinan Terhadap Profesi Variabel X17 X18 X19 Sumber : Data diolah Reliability Cronbach Alpha 0,626 Keterangan Dari hasil uji reliabilitas, dapat dilihat bahwa Cronbach s Alpha pada variabel keyakinan terhadap profesi adalah 0,626 dengan nilai lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan item pernyataan pada variabel tersebut adalah reliable. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Hubungan dengan Sesama Profesi Variabel X20 X21 X22 X23 X24 Sumver : Data diolah Reliability Cronbach Alpha 0,687 Keterangan Dari hasil uji reliabilitas, dapat dilihat bahwa Cronbach s Alpha pada variabel hubungan dengan sesama profesi adalah 0,687 dengan nilai lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan item pernyataan pada variabel tersebut adalah reliable. Dari hasil uji reliabilitas, dapat dilihat pada tabel dibawah ini bahwa Cronbach s Alpha pada variabel tersebut adalah 0,835 dengan nilai lebih besar dari 0,6 sehingga dapat dikatakan item pernyataan pada variabel tersebut adalah reliable. 60

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pertimbangan Tingkat Materialitas Variabel Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 Y18 Reliability Cronbach Alpha 0,835 Keterangan Sumber : Data diolah IV.4 Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linier tidak bias terbaik, maka perlu dilakukan pengujian gejala penyimpangan asumsi model klasik. Asumsi klasik pertama yang harus dipenuhi untuk mendapatkan model regresi yang baik adalah normalitas, non multikolinieritas, non heterokedastisitas dan non autokorelasi. IV.4.1 Uji Normalitas 61

Tujuan dilakukannya uji normalitas dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam melakukan pengujian normalitas untuk penelitian uji yang diginakan adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan nya jika nilai KS-Z > dari 0,05 maka data terdistribusi normal, jika KS-Z < 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 98 Normal Parameters a,,b Mean.0000000 Std. Deviation 4.51754682 Most Extreme Differences Absolute.068 Positive.068 Negative -.056 Kolmogorov-Smirnov Z.670 Asymp. Sig. (2-tailed).760 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil perhitungan diatas menggunakan uji normalitas menunjukan nilai dari KS-Z sebesar 0,670 dan memiliki nilai signifikasi 0,760. Karena nilai Sig 0,760 > 0,05 maka dapat kita katakan bahwa data pada penelitian ini telah terdistribusi dengan normal. IV.4.2 Uji Multikolinieritas 62

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk melakukan deteksi terhadap gejala korelasi antara variabel independen dengan variabel independen lain yang ada pada penelitian ini. Untuk melakukan uji multikolinieritas maka teknik yang digunakan adalah Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi dianggap bebas dari multikolinieritas jika variabel independen penelitian memiliki tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 Pengabdian Terhadap Profesi.303 3.298 Pengabdian Kewajiban Sosial.366 2.733 Kemandirian.650 1.539 Keyakinan Terhadap Profesi.669 1.495 Hubungan Dengan Sesama Profesi.905 1.105 a. Dependent Variable: Materialitas Jika dilihat dari tabel diatas, bisa kita lihat bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak diketemukan adanya multikolinieritas. IV.4.3 Uji Heterokedastisitas 63

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual satu untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heterokedastisitas. Pemeriksaan akan dilakukan dengan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya (Gujarati, 2003). Interpretasi heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat signifikansi antara variabel independen secara parsial terhadap absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolute residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas. Tabel 4.13 Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 4.065 2.805 1.449.151 Pengabdian Terhadap Profesi Pengabdian Kewajiban Sosial -.129.153 -.157 -.845.400.039.186.036.212.833 Kemandirian -.003.191 -.002 -.018.985 Keyakinan Terhadap Profesi.373.236.198 1.585.116 Hubungan Dengan Sesama Profesi -.092.100 -.099 -.918.361 a. Dependent Variable: Abs_Residual 64

Dari tabel hasil diatas diperoleh nilai signifikansi dari variabel pengabdian terhadap profesi sebesar 0,400 pengabdian kewajiban sosial sebesar 0,833 variabel kemandirian sebesar 0,985 variabel keyakinan terhadap profesi 0,116 dan variabel hubungan dengan sesama profesi sebesar 0,361. Dari semua variabel yang telah disebut tingkat signifikansi dari seleuruh variabel > 0,05 yang berarti tidak terdapat adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap absolut residualnya, yang dengan kata lain data pada variabel tersebut tidak diketemukan adanya heterokedastisitas IV.4.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi. Pada penelitian ini metode pengujian yang digunakan adalah dengan uji Durbin Watson (uji DW). Tabel 4.14 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.810 a.655.637 4.639 1.864 a. Predictors: (Constant), Hubungan Dengan Sesama Profesi, Keyakinan Terhadap Profesi, Pengabdian Kewajiban Sosial, Kemandirian, Pengabdian Terhadap Profesi b. Dependent Variable: Materialitas 65

Gambar 4.1 Gambar Hasil Uji Korelasi auto (+) inconclusive Tidak ada auto inconclusive Auto (-) 0 d l 1,570 d u 1,780 2 4-d u 2,220 4-d l 2,430 4 DW-stat = 1,864 Sumber : Data diolah Pada penelitian ini jumlah sampel yang didapat adalah sejumlah 98 responden dan jumlah variabel independen sebanyak 5 variabel, pada tabel diatas bisa kita lihat terdapat nilai d L = 1,57, d U = 1,78, 4 - d U = 2,22, 4 d L = 2,43 dengan nilai Durbin Watson sebesar 1,864. Pada tabel diatas menunjukan bahwa nilai Durbin Watson berada pada kriteria d u < DW < 4-d u atau 1,78 < 1,864 < 2,22 ini menunjukan bahwa model dalam penelitian ini dapat dikatakan terbebas dari autokorelasi. IV.5 Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) digunakan untuk mengukur seberapa baik garis regresi sesuai dengan data aktualnya (goodenes offit). Koefisien determinasi ini bertujuan untuk mengukur persentase total variasi variabel dependen Y yang dijelaskan oleh variabel independen di dalam garis regresi. 66

Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.810 a.655.637 4.639 1.864 a. Predictors: (Constant), Hubungan Dengan Sesama Profesi, Keyakinan Terhadap Profesi, Pengabdian Kewajiban Sosial, Kemandirian, Pengabdian Terhadap Profesi b. Dependent Variable: Materialitas Dari tabel diatas diperoleh koefisien determinasi atau R Square adalah 0.655 artinya 65,5 % variabel terikat Materialitas (Y) variasinya dapat dijelaskan oleh variabel Pengabdian Terhadap Profesi (X 1 ), Pengabdian Kewajiban Sosial (X 2 ), Kemandirian (X 3 ), Keyakinan Terhadap Profesi (X 4 ) dan Hubungan dengan Sesama Profesi (X 5 ), sisanya sebesar 34,5 % dijelaskan oleh variabel diluar variabel yang digunakan (error). IV.6 Hasil Persamaan Regresi Untuk mengetahui pengaruh dari variabel variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakanlah analisis regresi berganda dengan bantuan perangkat program SPSS. Agar dapat memudahkan untuk membaca dan melakukan interpretasi analisis regresi ini maka digunakan bentuk persamaan. Model persamaan tersebut berisi konstanta dan koefisien regresi yang telah didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Dengan menggunakan program SPSS dapat menghasilkan hasil sebagai berikut : 67

Tabel 4.17 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 8.118 4.465 1.818.072 Pengabdian Terhadap Profesi.885.243.404 3.639.000 Pengabdian Kewajiban Sosial.354.295.121 1.199.234 Kemandirian.956.303.239 3.151.002 Keyakinan Terhadap Profesi 1.041.375.208 2.776.007 Hubungan Dengan Sesama Profesi.079.159.032.498.620 a. Dependent Variable: Materialitas Dari tabel diatas dapat diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut : Y= 8.118 + 0.885 X 1 + 0.354 X 2 + 0.956 X 3 + 1.041 X 4 + 0.079 X 5 Pada model regresi seperti yang bisa dilihat diatas, baik konstanta dan koefisien lima variabel independen, memiliki nilai yang positif. Ini menunjukan bahwa model persamaan regresi berganda ini memiliki hubungan yang searah yaitu kearah yang positif. Berarti dapat kita katakan bahwa jika variabel variabel independen seperti: pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan hubungan dengan sesama auditor meningkat maka seccara otomatis kemampuan pertimbangan tingkat materialitas yang dimiliki oleh auditor juga akan meningkat. Pada model regresi ini, nilai konstanta sebesar 8,118 yang dapat diartikan bahwa jika variabel variabel independen dalam model persamaan diasumsikan sama 68

dengan nol, maka variabel independen diluar model, akan meningkatkan kemampuan pertimbangan materialitas sebesar 8,118 satuan. Nilai besaran koefisien regresi b 1 memiliki nilai sebesar 0,885 yang dapat diartikan bahwa variabel pengabdian terhadap profesi (X 1 ) berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y). Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa jika pengabdian terhadap profesi yang dimiliki oleh auditor itu meningkat sebesar satu satuan maka kemampuan pertimbangan tingkat materialitas juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,885 satuan. Nilai besaran koefisien regresi b 2 memiliki nilai sebesar 0,354 yang dapat diartikan bahwa variabel pengabdian kewajiban sosial (X 2 ) berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y). Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa jika pengabdian kewajiban sosial yang dimiliki oleh auditor itu meningkat sebesar satu satuan maka kemampuan pertimbangan tingkat materialitas juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,354 satuan. Nilai besaran koefisien regresi b 3 memiliki nilai sebesar 0,956 yang dapat diartikan bahwa variabel kemandirian (X 3 ) berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y). Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa jika kemandirian yang dimiliki oleh auditor itu meningkat sebesar satu satuan maka kemampuan pertimbangan tingkat materialitas juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,956 satuan. Nilai besaran koefisien regresi b 4 memiliki nilai sebesar 1,041 yang dapat diartikan bahwa variabel keyakinan terhadap profesi (X 4 ) berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y). Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa jika 69

keyakinan terhadap profesi yang dimiliki oleh auditor itu meningkat sebesar satu satuan maka kemampuan pertimbangan tingkat materialitas juga akan mengalami kenaikan sebesar 1,041 satuan. Nilai besaran koefisien regresi b 5 memiliki nilai sebesar 0,079 yang dapat diartikan bahwa variabel hubungan dengan sesama profesi (X 5 ) berpengaruh positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas (Y). Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa jika hubungan dengan sesama profesi yang dimiliki oleh auditor itu meningkat sebesar satu satuan maka kemampuan pertimbangan tingkat materialitas juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,079 satuan. IV.7 Pengujian Hipotesis Untuk melakukan pengujian mengenai pengaruh dimensi profesionalisme yang terdiri dari pengabdian terhadap profesi, pengabdian kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadp profesi dan hubungan dengan sesama profesi secara simultan dan parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas maka kita harus melakuka Uji F yaitu untuk melakukan uji secara simultan dan Uji t yaitu untuk melakukan uji secara parsial. IV.7.1 Pengujian Hipotesis dengan Uji F Pengaruh variabel independen secara simultan atau bersama sama terhadap variabel dependen dianalisia dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan 70

signifikansi nilai F pada hasil perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh secara simultan antara seluruh variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujia F pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.16 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3763.667 5 752.733 34.983.000 a Residual 1979.598 92 21.517 Total 5743.265 97 a. Predictors: (Constant), Hubungan Dengan Sesama Profesi, Keyakinan Terhadap Profesi, Pengabdian Kewajiban Sosial, Kemandirian, Pengabdian Terhadap Profesi b. Dependent Variable: Materialitas Dari hasil diatas, diketahui nilai uji F sebesar 34,983 dengan signifikansi F sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelima variabel independen dalam penelitian ini secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap Materialitas. Hal ini berarti apabila variabel Pengabdian Terhadap Profesi (X 1 ), Pengabdian Kewajiban Sosial (X 2 ), Kemandirian (X 3 ), Keyakinan Terhadap Profesi (X 4 ) dan Hubungan dengan Sesama Profesi (X 5 ) secara bersama-sama mengalami peningkatan maka akan berdampak pada meningkatnya Pertimbangan Tingkat Materialitas (Y). Dan sebaliknya, apabila variabel Pengabdian Terhadap Profesi (X 1 ), Pengabdian Kewajiban Sosial (X 2 ), Kemandirian (X 3 ), Keyakinan Terhadap Profesi (X 4 ) dan Hubungan dengan Sesama Profesi (X 5 ) secara bersama-sama mengalami penurunan maka akan berdampak pada menurunnya Materialitas (Y). 71

IV.7.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji t Pengaruh variabel independen secara parsial atau individual terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji t, yaitu dengan memperhatikan tingkat kepercayaan 95% atau pada alpha 5%. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui apakah variabel independen secara individual berpengaruh pada variabel dependen. Adapun metode untuk mencari t tabel dengan df = N-1 (df = 98 1 = 97, tingkat signifikan 5% dapat dengan menggunakan tabel statistik. Sehingga didapat t tabel sebesar 1,984. Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.17 Hasil Uji t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 8.118 4.465 1.818.072 Pengabdian Terhadap Profesi.885.243.404 3.639.000 Pengabdian Kewajiban Sosial.354.295.121 1.199.234 Kemandirian.956.303.239 3.151.002 Keyakinan Terhadap Profesi 1.041.375.208 2.776.007 Hubungan Dengan Sesama Profesi.079.159.032.498.620 a. Dependent Variable: Materialitas Dari tabel diatas, diketahui nilai t-hitung variabel variabel Pengabdian Terhadap Profesi (X 1 ), Kemandirian (X 3 ) dan Keyakinan Terhadap Profesi (X 4 ) adalah 72

lebih besar dari t-tabel. Hal ini berarti bahwa variabel - variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pertimbangan tingkat Materialitas. Sedangkan nilai thitung Pengabdian Kewajiban Sosial (X 2 ) dan Hubungan dengan Sesama Profesi (X 5 ), lebih kecil dari t tabel yaitu sebesar 1,199 dan 0,498. Hal ini berarti bahwa variabel tersebut tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Selain itu, pengujian hipotesis secara parsial juga dapat dianalisis dari nilai signifikansi. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. IV.8 Hasil Pengujian Hipotesis Pada penelitian ini ada 6 hipotesis yang diajukan untuk melakukan penelitian tentang apa saja yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukan oleh auditor pada Kantor Akuntan Publik berafiliasi. Hasil dari hipotesis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Hipotesis pertama (H 1 ) adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel profesionalisme dimensi pengabdian pada profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dari hasil pengujian analisis regresi didapatkan nilai t hitung variabel pengabdian pada profesi sebesar 3,639 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai t hitung 3,639 > nilai t tabel 1,984 yang berarti variabel independent ini berpegaruh terhadap variabel dependen. Dengan demikian maka dapat diyakini variabel pengabdian pada profesi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Maka H 1 diterima 73

Hipotesis kedua (H 2 ) adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel profesionalisme dimensi pengabdian kewajiban sosial terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan nilai t hitung variabel pengabdian kewajiban sosial sebesar 1,199 dengan nilai signifikansi 0,234. Hal ini berarti nilai t hitung sebesar 1,199 < nilai t tabel 1,984 yang berarti bahwa variabel independen ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen nya. Dengan demikan maka variabel pengabdian kewajiban sosial tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Maka H 2 tidak diterima. Hipotesis ketiga (H 3 ) adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel profesionalisme dimensi kemandirian terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan nilai t hitung variabel kemandirian sebesar 3,151 dengan nilai signifikansi sebesar 0,002. Hal ini berarti nilai t hitung sebesar 3,151 > nilai t tabel 1,984 yang berarti bahwa variabel dependen ini berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen nya. Dengan demikian maka dapat diyakini variabel kemandirian berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Maka H 3 diterima. Hipotesis keempat (H 4 ) adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel profesionalisme dimensi keyakinan terhadap profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan nilai t hitung variabel keyakinan terhadap profesi sebesar 2,776 dengan nilai signifikansi sebesar 0,007. Hal ini berarti nilai t hitung sebesar 2,776 > nilai t tabel 1,984 yang berarti bahwa variabel dependen ini berpengaruh terhadap variabel dependen nya. Dengan demikian 74

maka dapat diyakini variabel keyakinan terhadap profesi berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Maka H 4 diterima. Hipotesis kelima (H 5 ) adalah terdapat pengaruh yang signifikan pada variabel profesionalisme dimensi keyakinan terhadap profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dari hasil pengujian analisis regresi yang telah dilakukan didapatkan nilai t hitung variabel hubungan dengan sesama profesi sebesar 0,498 dengan nilai signifikansi sebesar 0,620. Hal ini berarti nilai t hitung sebesar 0,498 < nilai t tabel 1,984 yang berarti bahwa variabel independen ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel independen nya. Dengan demikian maka variabel hubungan dengan sesama profesi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Maka H 5 tidak diterima. Hipotesis keenam (H 6 ) adalah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan pada variabel profesionalisme dimensi pengabdian terhadap profesi, pengabdian terhadap kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap prodesi dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dari hasil pengujian analisis regresi yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung sebesar 34,983 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Maka variabel independen profesionalisme dimensi pengabdian terhadap profesi, pengabdian terhadap kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap prodesi dan hubungan dengan sesama rekan seprofesi tersebut berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen yaitu pertimbangan tingkat materialitas. Maka H 6 diterima. 75

IV.9 Pembahasan Hasil Penelitian Pada sub bab ini peneliti akan melakukan pembahasan mengenai hasil penelitian ini yang telah melalui pengujian untuk mendapatkan sebuah kesimpulan atas rumusan masalah yang ada. IV.9.1 Pengaruh Profesionalisme Auditor Dimensi Pengabdian Terhadap Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Pada Proses Audit Laporan Keuangan Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme auditor dimensi pengabdian terhadap profesi berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil pengujian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendro & Aida (2006) yang menyatakan hal yang sama dengan penelitian ini. Jika kita melihat koefisien regresi pada variabel ini sebesar 0,885 yang artinya tiap kali variabel ini meningkat sebanyak satu satuan maka akan berpengaruh terhadap penentuan tingkat materialitas sebanyak 0,885 satuan. Hal ini mendukung standar auditing yang telah ditetapkan IAPI, yaitu pada standar umum yang menyatakan bahwa auditor diwajibkan menggunakan kemahiran profesionalnya. Semakin auditor itu memiliki kepuasan terhadap tugasnya dan semakin bersungguh sungguh dalam melaksanakan tugasnya maka pertimbangan materialitas yang dilakukannya akan semakin baik juga. Ini menunjukan bahwa semakin berdedikasinya auditor profesional melalui penggunaan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki, serta mendefinisikan pekerjaannya sebagai tujuan hidupnya untuk mencapai kepuasan rohaniah nya maka hal itu dapat meningkatkan kemampuan pertimbangan materialitas yang dilakukannya. 76

IV.9.2 Pengaruh Profesionalisme Auditor Dimensi Pengabdian Kewajiban Sosial Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme auditor dimensi pengabdian kewajiban sosial tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2010) yang menyatakan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan. Pada penelitian ini terlihat dari nilai probabilitias yang lebih besar dari tingkat signifikansi yang berarti tidak berpengaruh signifikan. Tugas utama dari akuntan publik adalah memang memberikan opini kepada masayarakat tentang laporan keuangan sebuah entitas. Hal ini sebetulnya adalah sebuah pengabdian kewajiban sosial. Tetapi kenyataan yang terjadi adalah hal ini bukanlah faktor utama dalam menentukan baik atau tidaknya pertimbangan tingkat materialitas, Karena dalam melakukan pertimbangan tingkat materialitas auditor masih harus melakukan analisa secara kualitatif dan kuantitatif yang harus dilakukan dengan baik. Masih banyak hal lain yang mempengaruhi secara signifikan pertimbangan tingkat materialitas seorang auditor selain pengabdian kewajiban sosial. Walaupun pengabdian kewajiban sosial ini memiliki pengaruh tetapi pengaruh tersebut sangatlah kecil terhadap pertimbangan tingkat materilitas yang dilakukan oleh auditor. Jadi jika seorang auditor memiliki pandangan tentang penting atau tidak nya peranan profesi mereka serta manfaat yang diperoleh masyarakat ataupun dirinya sendiri, hal itu tidak menjamin terhadap pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukannya. 77

IV.9.3 Pengaruh Profesionalisme Auditor Dimensi Kemandirian Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa profesionalisme auditor dimensi kemandirian berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil pengujian ini sejalan dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Hendro & Aida (2006), Anggraini (2010) dan Hasan Basri (2011) dimana hasil pengujian mereka menunjukkan hal yang sama. Auditor yang memiliki autonomy demands yang baik akan melakukan segala sesuatu berdasarkan apa yang ia lihat secara nyata, tanpa peduli dengan tekanan atau permintaan pihak lain yang menginginkan hasil yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam melakukan pertimbangan materialitas dibutuhkan kemandirian yang tinggi agar dapat menghasilkan keputusan yang tepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa jika seorang auditor mampu untuk mandiri dan mampu untuk membuat keputusan sendiri tanpa ada tekanan dari pihak lain maka pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukan oleh auditor itu akan semakin baik. IV.9.4 Pengaruh Profesionalisme Auditor Dimensi Keyakinan Terhadap Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa profesionalisme auditor dimensi keyakinan terhadap profesi berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Hendro & Aida (2006) dan Anggraini (2010) yang menyatakan hasil yang sama dalam penelitiannya. Pada intinya, 78

yang bisa melakukan pertimbangan tingkat materialitas hanyalah seorang auditor. Tidak ada profesi lain yang bisa menentukan tingkat materialitas laporan keuangan sebuah entitas selain auditor. Auditor harus meyakini itu ketika melakukan pertimbangan tingkat materialitas, bahwa kalau bukan profesinya maka siapa lagi yang bisa melakukan pertimbangan materialitas secara tepat. Ini menunjukan bahwa auditor yang yakin bahwa yang berwenang untuk menilai pekerjaan mereka adalah rekan sesama profesi auditor dan bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu pekerjaan mereka, hal ini akan berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukannya, semakin ia yakin terhadap profesinya dan tidak ada profesi lain yang bisa melakukan pertimbangan materialitas secara tepat maka pertimbangan tingkat materliatas nya pun akan semakin membaik. IV.9.5 Pengaruh Profesionalisme Auditor Dimensi Hubungan Dengan Sesama Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa profesionalisme auditor dimensi hubungan dengan sesama profesi tidak berpengaruh signifikan dengan pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasan Basri (2010) yang menyatakan hal yang sama. Pada pasal 6 kode etik akuntan Indonesia, auditor diharuskan untuk memelihara hubungan baik mereka dengan rekan sesama profesi. Tujuan dari pasal ini adalah ketika klien memutuskan untuk melakukan pergantian auditor dengan auditor yang lain, hal ini untuk mencegah adanya hubungan yang tidak baik antara auditor pendahulu dengan auditor pengganti. Tetapi hal tersebut tampaknya tidak berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hal ini 79

dikarenakan intensitas komunikasi antara suatu auditor dengan auditor lainnya hanya sebatas komunikasi melalui surat pemberitahuan. Jikalau terjadi pertemuan dalam sebuah forum ikatan seprofesi yang formal tidak banyak auditor yang ikut serta. Selain itu juga, jarang adanya diskusi untuk membahas pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukan oleh antar auditor ataupun hal lain yang bersifat teknikal. Selain itu juga tingkat kesibukan seorang auditor yang tinggi yang menyebabkan jarangnya komunikasi antara suatu auditor dengan auditor yang lain untuk membahas suatu masalah yang sering dihadapi. Jadi berdasarkan hasil pada penelitian ini bahwa auditor yang selalu ikut atau tidak ikut dalam pertemuan ikatan seprofesi atau organisasi seprofesi dan kelompok kelompok lain dan menggunakannya sebagai acuan dan sumber ide utama pekerjaan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukannya. IV.9.6 Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, hasil penelitian ini menyatakan bahwa dimensi profesionalisme auditor yang terdiri dari pengabdian terhadap profesi, pengabdian kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan sesama profesi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Hendro & Aida (2006), Anggraini (2010) dan Hasan Basri (2011) yang menyatakan bahwa kelima dimensi profesionalisme tersebut berpengaruh secara simultan terhadap pertimbangan tingkat materialitas.. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelima variabel independen dalam penelitian ini secara simultan 80

atau bersama-sama berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Dan jika kita melihat kembali nilai hasil uji koefisien determinasi yang menyatakan koefisien determinasi atau R Square adalah 0.655. Artinya kelima dimensi profesionalisme tersebut dapat menjelaskan 65,5% pertimbangan tingkat materialitas seorang auditor. Sedangkan 34,5% lainnya dijelaskan diluar variabel yang digunakan pada penelitian ini. Angka 65,5% menunjukan betapa kuatnya profesionalisme auditor dapat mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukannya. Hal ini mendukung apa yang ditulis pada SPAP yang menyebutkan Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama. Karena dengan profesionalisme auditor yang semakin baik maka pertimbangan materialitas yang dilakukannya pun akan semakin baik pula, demikian juga sebaliknya jika seorang auditor tidak memiliki profesionalisme, maka pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukannya sangat sangat diragukan. 81