BAB X RELASI GENDER DALAM P2KP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VIII AKSES DAN KONTROL RMKL DAN RMKP TERHADAP P2KP

BAB VII STIMULAN DAN PENGELOLAAN P2KP

BAB IX FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERMASALAHAN PADA P2KP

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

GENDER DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (Kasus Pelaksanaan P2KP di Desa Banjarwaru, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII PENYUSUNAN PROGRAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KEPALA RUMAHTANGGA USAHA MIKRO SECARA PARTISIPATIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

PROFILE DATA SIM P2KP NAD KMW II K E L U R A H A N

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

PANDUAN KUESIONER. Petunjuk Pengisian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

Pertanyaan Penelitian & Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

Oleh. Lely Kusumaningrum ( )

DAFTAR KABUPATEN/ KOTA LOKASI UJI PETIK

BAB VI PROFIL RUMAHTANGGA PESERTA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DI DESA KEMANG

Menggilir Ternak Bergulir. Ada Fulus di Balik Kasur. Bersatu dalam Manunggal Sakato Kriuk, Kriuk... Krupuk Emas

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Oleh: Elfrida Situmorang

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 4. Pengelolaan Dana Pinjaman Bergulir oleh UPK-BKM

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DALAM KERANGKA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MISKIN 1 Nani Zulminarni 2

BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pembangunan multidimensi

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

DAFTAR ISI. iii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan penyediaan kesempatan kerja bagi masyarakat miskin. memberdayakan masyarakat (BAPPENAS, Evaluasi PNPM 2013: 27).

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

BAB I PENDAHULUAN. angka ini menjadi 24,29% atau 49,5 juta jiwa. Bahkan International Labour

BAB IX KESIMPULAN. bagaimana laki-laki dan perempuan diperlakukan dalam keluarga. Sistem nilai

LAMPIRAN. Panduan Pertanyaan dalam Wawancara Mendalam. Nama :... Peran di PNPM-MPd :...

STRATEGI DAN INSTRUMEN PENELITIAN PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

LAPORAN KEGIATAN LAPANGAN DI GORONTALO TIM KAJIAN PERENCANAAN PARTISIPATIF (PJM PRONANGKIS)

BAB V PENUTUP. kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

RINGKASAN. sistem kekerabatan dan segala aspek yang berkenaan dengan relasi gender dalam. pemilikan dan penguasaan sumberdaya agraria.

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

PENGARUH FAKTOR PENDORONG TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

I. PENDAHULUAN. orang miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan.

Pertanyaan Penelitian dan Informan Kunci. Tim 5 Studi Gender

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

TINGKAT KEBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

PROFIL BKM/LKM ANDESPA

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian

BAB V FUNGSI BKM DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

PENGARUH KINERJA ANGGOTA BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PERKOTAAN DI DESA DALU X A KECAMATAN TG

I. PENDAHULUAN. miskin khususnya di perdesaan terpuruk di bawah garis kemiskinan. Beberapa

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Kemiskinan merupakan

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENDIDIKAN TINGGI PADA AWAL PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KEDUA DI INDONESIA. Oleh

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENDIDIKAN TINGGI PADA AWAL PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KEDUA DI INDONESIA. Oleh

VIII. EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan tenaga kerja. Keterlibatan SDM dalam pembangunan tidak hanya, pada

Pembatasan Pengertian Perencanaan Partisipatif

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan

III. METODE PENELITIAN. Lebak yang merupakan wilayah pelaksana Program Nasional Pemberdayaan

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan nasional pada usaha proaktif untuk meningkatkan peran

1. Apakah yang dimaksud dengan keuangan desa? 2. Apakah yang dimaksud dengan pengelolaan keuangan desa?

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

Transkripsi:

BAB X RELASI GENDER DALAM P2KP 10.1. Hubungan Antara Karakteristik Stimulan P2KP dengan Tingkat Akses dan Kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP Tingkat bantuan dana fisik yang terdiri dari tiga kegiatan (pemugaran rumah, perbaikan sarana dan prasarana fasilitas umum, dan bantuan sosial), pada ketiga kegiatan tersebut tingkat dana P2KP yang dialokasikan tergolong sedang. Tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap bantuan fisik tersebut tergolong sedang. Dengan demikian terdapat hubungan antara tingkat bantuan dana fisik yang dialokasikan dengan akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP. Pada komponen kegiatan P2KP lainnya, yaitu bantuan dana pinjaman kredit ekonomi mikro, diketahui bahwa tingkat kemudahan sistem alokasi dana pinjaman kredit yang menjadi salah satu stimulan P2KP tergolong tinggi. Dimana para RMKL dan RMKP yang menerima bantuan tersebut tidak menemukan kesulitan yang berarti pada saat akan memperoleh bantuan, begitu juga pada saat pengembalian pinjaman tersebut. Namun demikian tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap bantuan pinjaman kredit ekonomi mikro tersebut tergolong rendah, dimana jumlah bantuan dana pinjaman yang diperoleh; baik pada RMKL dan RMKP tergolong rendah (<Rp.500.000,00). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat kemudahan sistem alokasi dana pinjaman kredit, tidak mempengaruhi tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP. Karakteristik stimulan P2KP yang lainnya, yaitu tingkat kesesuaian jenis pelatihan dengan kebutuhan sasaran penerima P2KP (RMKL dan RMKP).

94 Diketahui bahwa tingkat kesesuaian jenis pelatihan dengan kebutuhan sasaran penerima P2KP tergolong rendah, karena pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan pengembangan SDM yang hanya ditujukan bagi para anggota kepengurusan BKM. Dapat disimpulkan bahwa pada karakteristik stimulan P2KP yang terakhir ini, tidak mempengaruhi tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP. 10.2. Hubungan Antara Pengelolaan P2KP dengan Tingkat Akses dan Kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP Terdapat dua hal yang diduga berpengaruh pada tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP di dalam pengelolaan P2KP, yaitu: tipe pendekatan yang digunakan untuk menentukan sasaran penerima bantuan P2KP, dan frekuensi kunjungan pendampingan yang dilakukan oleh fasilitator. Diketahui bahwa pada tipe pendekatan yang digunakan oleh BKM sebagai lembaga pengelola P2KP tergolong tinggi, karena pada kedua kegiatan tersebut BKM melakukannya secara partisipatif dengan melibatkan seluruh unsur yang ada di masyarakat. Pada pengelolaan P2KP lainnya yang juga diduga berpengaruh pada tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP adalah frekuensi kunjungan fasilitator selama pelaksanaan P2KP. Diketahui bahwa selama pelaksanaan P2KP, frekuensi kunjungan fasilitator tergolong rendah, karena fasilitator hanya berperan pada saat tahap perencanaan P2KP (penyusunan PJM Pronangkis dan penentuan sasaran penerima bantuan P2KP). Pengelolaan P2KP tidak berpengaruh terhadap tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP. Tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP

95 terhadap P2KP lebih dipengaruhi oleh akses dan kontrol RMKL dan RMKP yang telah dimiliki sebelumnya pada kegiatan atau program yang ada di desa (jabatan atau kekuasaan). 10.3. Hubungan Antara Karakteristik Individu RMKL dan RMKP dengan Tingkat Akses RMKL dan RMKP terhadap P2KP Karakteristik individu RMKL dan RMKP diduga berpengaruh pada tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP. Karakteristik individu yang diduga berpengaruh terhadap tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP terdiri dari dua, yaitu: (1) Tingkat pendidikan dan (2) Status pekerjaan. Tingkat pendidikan pada RMKL dan RMKP yang hampir sebagian besar tergolong rendah (tamat SD), tidak berpengaruh terhadap tingkat akses dan kontrol mereka terhadap P2KP. Seperti terlihat pada Tabel 25, ditemui pada beberapa rumahtangga; baik pada RMKL dan RMKP yang memiliki tingkat pendidikan rendah justru memiliki tingkat akses dan kontrol terhadap P2KP yang cenderung tinggi. Bila membandingkan antar jenis kelamin kepala rumahtangganya, tingkat akses dan kontrol pada RMKL terhadap P2KP lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat akses dan kontrol pada RMKP. Dengan demikian tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP lebih dipengaruhi oleh jenis kelamin kepala rumahtangga penerima bantuan P2KP, dimana rumahtangga yang dikepalai oleh laki-laki akan lebih akses dan kontrol terhadap P2KP dibandingkan dengan rumahtangga yang dikepalai oleh perempuan.

96 Tabel 25. Tingkat Akses dan Kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP menurut Tingkat Pendidikan TK RMKL RMKP Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Akses terhadap Bantuan Fisik Rendah 1 11 0 1 6 0 Sedang 0 11 0 0 0 0 Kontrol terhadap Bantuan Fisik Rendah 3 3 6 5 2 0 Sedang 4 6 1 0 0 0 Akses terhadap Bantuan Pinjaman Kredit Rendah 10 1 1 5 2 0 Sedang 7 4 0 0 0 0 Kontrol terhadap Bantuan Pinjaman Kredit Rendah 2 3 7 1 6 0 Sedang 1 6 4 0 0 0 Akses terhadap Pengembalian Pinjaman Kredit Rendah 1 6 5 2 1 4 Sedang 0 6 5 0 0 0 Kontrol terhadap Pengembalian Pinjaman Kredit Rendah 3 4 5 3 3 1 Sedang 1 3 7 0 0 0 Keterangan: n (RMKL) : 23 n (RMKP) : 7 Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007 Berdasarkan status pekerjaan, diketahui bahwa sebagian besar dari RMKL dan RMKP yang menerima bantuan P2KP memiliki status pekerjaan yang tergolong sedang. Banyak diantara ART pada RMKL dan RMKP yang berstatus bekerja tersebut bekerja sebagai buruh atau karyawan. Seperti terlihat pada Tabel 26, tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP tidak dipengaruhi oleh status pekerjaan pada RMKL dan RMKP.

97 Tabel 26. Tingkat Akses dan Kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP menurut Status Pekerjaan Status RMKL RMKP Pekerjaan Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Akses Terhadap Bantuan Fisik Rendah 0 0 0 1 1 0 Sedang 15 7 0 4 0 0 Kontrol Terhadap Bantuan Fisik Rendah 0 0 0 2 1 0 Sedang 3 4 8 3 1 0 Tinggi 4 4 0 0 0 0 Akses terhadap Bantuan Pinjaman Kredit Rendah 0 0 0 1 2 0 Sedang 13 1 1 4 0 0 Tinggi 4 4 0 0 0 0 Kontrol terhadap Bantuan Pinjaman Kredit Rendah 0 0 0 1 2 0 Sedang 3 5 7 0 4 0 Tinggi 0 4 4 0 0 0 Akses terhadap Pengembalian Pinjaman Kredit Rendah 0 0 0 2 1 0 Sedang 0 7 8 0 0 4 Tinggi 1 5 2 0 0 0 Kontrol terhadap Pengembalian Pinjaman Kredit Rendah 0 0 0 1 2 0 Sedang 4 3 8 2 1 1 Tinggi 0 4 4 0 0 0 Keterangan: n (RMKL) : 23 n (RMKP) : 7 Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007 10.4. Hubungan Antara Sumberdaya Rumahtangga RMKL dan RMKP dengan tingkat Akses dan Kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP Berdasarkan sumberdaya rumahtangga RMKL dan RMKP, yaitu: (1) Jumlah ART yang bekerja dan (2) Status kategori rumahtangga, pada jumlah ART yang bekerja; baik pada RMKL dan RMKP tergolong rendah, karena hampir pada

98 sebagian besar RMKL dan RMKP yang bekerja hanya sebatas pada kepala rumahtanggga saja. Tabel 27. Tingkat Akses dan Kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP menurut Jumlah ART yang Bekerja Jumlah ART RMKL RMKP Bekerja Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Akses terhadap Bantuan Fisik Rendah 14 0 0 1 0 0 Sedang 5 0 0 4 1 0 Tinggi 3 0 0 0 0 0 Kontrol terhadap Bantuan Fisik Rendah 2 5 7 0 1 0 Sedang 1 2 3 1 5 0 Tinggi 0 2 1 0 0 0 Akses terhadap Bantuan Pinjaman Kredit Rendah 9 4 1 1 0 0 Sedang 5 1 0 4 2 0 Tinggi 3 0 0 0 0 0 Kontrol terhadap Bantuan Pinjaman Kredit Rendah 2 5 7 0 1 0 Sedang 1 2 3 1 5 0 Tinggi 0 2 1 0 0 0 Akses terhadap Pengembalian Kredit Rendah 0 7 7 0 0 1 Sedang 1 3 2 2 1 3 Tinggi 0 2 1 0 0 0 Kontrol terhadap Pengembalian Kredit Rendah 2 3 9 0 0 1 Sedang 1 4 1 3 3 0 Tinggi 1 0 2 0 0 0 Keterangan: n (RMKL) : 23 n (RMKP) : 7 Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007 Seperti terlihat pada Tabel 27, tingkat akses dan kontrol yang tinggi pada RMKL dan RMKP terhadap P2KP ditemui pada rumahtangga yang jumlah ART yang bekerjanya tergolong rendah. Dengan demikian, jumlah ART yang bekerja tidak mempengaruhi tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP.

99 Tabel 28. Tingkat Akses dan Kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP menurut Status Kategori Keluarga Status Kategori RMKL RMKP Keluarga Rendah Sedang Tinggi Rendah Sedang Tinggi Akses terhadap Bantuan Fisik Tidak miskin 22 0 0 5 1 0 Kontrol terhadap Bantuan Fisik Tidak miskin 7 8 8 5 2 0 Akses terhadap Bantuan Pinjaman Kredit Tidak miskin 17 5 1 5 2 0 Kontrol terhadap Bantuan Pinjaman Kredit Tidak miskin 3 9 11 1 6 0 Akses terhadap Pengembalian Kredit Tidak miskin 1 12 10 2 1 4 Kontrol terhadap Pengembalian Kredit Tidak miskin 4 7 12 3 3 1 Keterangan: n (RMKL) : 23 n (RMKP) : 7 Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007 Pada karakteristik sumberdaya rumahtangga yang kedua, yaitu status kategori rumahtangga, diketahui bahwa seluruh RMKL dan RMKP yang menerima bantuan P2KP tidak ada yang berstatus keluarga miskin. Kategori keluarga miskin yang digunakan untuk menentukan status keluarga tersebut adalah kategori keluarga miskin menurut BPS. Berdasarkan status kategori keluarga diketahui bahwa tingkat akses dan kontrol PRMKL dan RMKP terhadap P2KP tidak dipengaruhi oleh status kategori tersebut.

100 10.5. Hubungan Antara Faktor Lingkungan Pada P2KP dengan Tingkat Akses dan Kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP Tingkat pengawasan dan dukungan dari aparat pemerintah desa, kecamatan serta LSM dalam pelaksanaan P2KP sebagai faktor lingkungan diduga mempengaruhi tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP. Diketahui bahwa tingkat pengawasan dan dukungan dari aktor lingkungan tersebut terhadap P2KP tergolong rendah. Peranan yang rendah dari aktor lingkungan tersebut, tidak mempengaruhi tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP. 10.6. Ikhtisar Pelaksanaan P2KP yang dilandasi dengan kesetaraan gender, dilihat dari tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP. Diketahui bahwa tingkat akses dan kontrol terhadap P2KP yang lebih tinggi ditemui pada RMKL dibandingkan dengan tingkat akses dan kontrol RMKP terhadap P2KP. Faktor yang mempengaruhi tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP yaitu tingkat bantuan dana P2KP yang dialokasikan, sedangkan pada pengelolaan P2KP tidak ada yang mempengaruhi tingkat akses dan kontrol RMKL danm RMKP terhadap P2KP. Karakteristik individu pada RMKL dan RMKP pun tidak mempengaruhi tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP, begitu juga dengan faktor lingkungan P2KP. Tingkat akses RMKL dan RMKP terhadap P2KP lebih dipengaruhi oleh status atau jabatannya di dalam masyarakat.