PEHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN BATIK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN KONVEKSI TIKO COLLECTION
Kata Pengantar PERUSAHAAN / INDUSTRI BARANG JASA TUJUAN PERUSAHAAN LABA OPTIMAL Menetapkan Harga Pokok Produksi FULL COSTING VARIABEL COSTING = Semua biaya biaya produksi di perhitungkan baik variabel maupun tetap = Biaya diperhitungkan hanyalah bersifat variabel saja
Rumusan dan Batasan Masalah Rumusan Masalah: 1. Bagaimanakah perhitungan harga pokok produksi baju batik pada perusahaan konveksi TIKO Collection? 2. Bagaimanakah perbandingan antara harga pokok produksi pesanan yang diterapkan perusahaan dengan metode variabel costing terhadap harga jual? Batasan Masalah: Dalam penulisan ini, penulis membatasi perhitungan harga pokok produksi untuk baju batik dalam satu kali pesanan sebanyak 1500 potong selama 7 hari. Metode yang dipakai dalam perhitungan harga pokok produksi adalah yang diterapkan diperusahaan, selanjutnya dibandingkan dengan metode variabel costing dalam penentuan harga jual. Datadata diambil dari pesanan produk batik dari perusahaan konveksi TIKO Collection pada bulan Januari 2013.
Tujuan Penulis Tujuan Penulis 1. Untuk mengetahui besarnya harga pokok produksi baju batik yang diterapkan oleh perusahaan konveksi TIKO Collection. 2. Untuk membandingkan perhitungan harga pokok produksi baju batik yang diterapkan oleh perusahaan konveksi TIKO Collection dengan metode variabel costing dalam penentuan harga jual pesanan.
Metode Penelitian Dalam hal ini penulis mencoba meneliti perusahaan yang Objek Penelitian bergerak dibidang produksi pakaian yaitu batik yang terletak di Kp.Sawah Indah Rt. 06/01 No. 14 Ds. Kedung Waringin Bojong Gede, Bogor 16320. Dt Data Data yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data selama bulan Januari 2013 yaitu : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik
Alat Analisis Yang Digunakan Analisis metode Variabel Costing Harga pokok produksi menurut metode Variabel Costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variable xxx + Harga pokok produksi xxx
Perhitungan Menurut Perusahaan 1. Biaya Bahan Baku PEMBAHASAN Keterangan Banyak Harga satuan Jumlah 1. Bahan 16 piece Rp. 1.500.000 Rp. 24.000.000 2. Benang jahit 6 lusin Rp. 65.000 Rp. 390.000 3. Benang obras 6 lusin Rp. 32.000 Rp. 192.000 4. Kancing 63 bks Rp. 13.000 Rp. 819.000 5. Jarum jahit 6 bks Rp. 5.500 Rp. 33.000 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 6. Jarum obras 6 bks Rp. 6.500 Keterangan Upah/potong p Banyak Jumlah 1. Bagian potong 2. Bagian jahit + obras Rp. 10.000 Rp. 10.000 Rp. 39.000 TOTAL BIAYA BAHAN BAKU Rp. 25.473.000 1500 potong 1500 potong Rp. 15.000.000 Rp. 15.000.000 TOTAL BTKL Rp. 30.000.000000 000
3. Biaya Overhead Pabrik Keterangan Jumlah Tarif 1. Listrik 2. Telepon 3. Pemeliharaan Mesin Jahit 4. Pemeliharaan Mesin Obras 5. Pemeliharaan Mesin Potong Rp. 1.200.000 Rp. 450.000 Rp. 480.000 Rp. 450.000 Rp. 430.000 Rp. 800 Rp. 300 Rp. 320 Rp. 300 Rp.286.6 Jumlah Rp. 3.010.000 Rp. 2006.6
Perhitungan Harga Jual Baju Batik Pada Perusahaan Dalam menentukan harga jual perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 20 % Jdih Jadi harga jual perpotong pakaian ki batik adalah dlhsebagai iberikut : Rp. 74.979.600 = Rp. 49.986,4 1500 potong Perhitungan Laba/Rugi Dalam menentukan laba/rugi bersih yang dihasilkan oleh pemesanan pakaian batik tersebut perusahaan menetapkan keuntungan sebesar 20 % Jadi laba bersih perpotong pakaian batik adalah sebesar: Rp. 12.496.600 600
Perhitungan Dengan Metode Variabel Costing 1. Biaya Bahan Baku Keterangan Banyak Harga satuan Jumlah 1. Bahan 16 piece Rp. 1.500.000 Rp. 24.000.000 TOTAL BBB Rp. 24.000.000 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Keterangan Upah/potong Banyaknya Jumlah 1. bagian potong 2. bagian jahit + obras Rp. 10.000 1500 potong Rp. 15.000.000 Rp. 10.000000 1500 potong Rp. 15.000.000 TOTAL BTKL Rp. 30.000.000
2. Bahan Penolong Keterangan Banyaknya Harga satuan Jumlah 1. Benang jahit 6 lusin Rp. 65.000 Rp. 390.000 2. Benag obras 6 lusin Rp. 32.000 Rp. 192.000 3. Kancing 63 bks Rp. 13.000 Rp. 819.000 4. Jarum jahit 6 bks Rp. 5.500 Rp. 33.000 5. Jarum obras 6 bks Rp. 6.500 Rp. 39.000 Total Bahan Penolong Rp 1.473.000 3. Biaya Depresiasi Mesin Mesin Banyak Harga perolehan Nilai Umur Depresiasi Residu ekonomis pertahun 1. jahit 30 unit Rp. 5.760.000 0 10 tahun Rp. 576.000 2. obras 4 unit Rp. 11.520.000 0 10 tahun Rp. 1.152.000 3. potong 1 unit Rp. 3.600.000 0 10 tahun Rp. 360.000
4. Biaya Overhead Pabrik Keterangan Jumlah Tarif 1. Listrik Rp. 1.200.000 000 Rp. 800 2. Telepon 3. Pemeliharaan Mesin Jahit 4. Pemeliharaan Mesin Obras 5. Pemeliharaan Mesin Potong Rp. 450.000 Rp. 480.000 Rp. 450.000 Rp. 430.000 Rp. 300 Rp. 320 Rp. 300 Rp.286.6 Jumlah Rp. 3.010.000 Rp. 2006.6
Perhitungan Harga Jual Dengan Metode Variabel Costing Dalam menentukan harga jual keuntungan yang diharapkan adalah sebesar 20 % Jdih Jadi harga jual perpotong pakaian ki batik adalah dlhsebgai berikut : Rp.75.552.249 = Rp. 50.368 1500 potong Perhitunga Laba/Rugi Bersih Jadi laba bersih perpotong pakaian batik adalah sebesar: Rp. 12.592.041
Perbandingan Perhitungan Perusahaan dengan Variabel Costing Konveksi Toko Collection Bulan Januari 2013 Menurut Perusahaan BBB Rp. 25.473.000 BTKL Rp. 30.000.000000 000 BOP Rp. 3.5010.000 + HPP Rp. 58.574.000 Laba bruto 20 % Rp. 12.496.600 Harga jual Rp 74.979.600 Harga jual per unit Rp. 49.986,4986 4 Laba bersih Rp. 12.496.600 Menurut Variabel Costing BBB Rp. 24.000.000 BTKL Rp. 30.000.000000 000 BOP Rp. 4.133.000 + HPP Rp. 58.133.000 Laba bruto 20 % Rp.12.592.041 Harga jual Rp. 75.552.249 Harga jual per unit Rp. 50.368,1 Laba bersih Rp. 12.592.041
KESIMPULAN Kesimpulan dan perhitungan yang telah dilakukan penulis mengenai perhitungan harga pokok produksi untuk menentukan harga jual, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1. Perhitungan menurut perusahaan menghasilkan harga pokok produksi sebesar Rp 58.574.000 dengan harga jual perpotong pakaian batik sebesar Rp 49.986,4 serta laba bruto yang didapatkan sebesar Rp 12.496.600. 2. Perbedaan perhitungan menurut perusahaan dengan metode variabel costing sebesar Rp. 441.00 disebabkan karena perusahaan dalam memperhitungkan biaya overhead pabrik tidak memasukkan semua unsur biaya yaitu biaya depresiasi mesin - mesin dan biaya depresiasi gedung yang berakibat laba bruto yang diperoleh perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan metode variabel costing.