ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN YOGHURT MY HEALTHY DI DRAMAGA BOGOR. Oleh ROSSELINA CINDY KAUTSAR H

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP OBJEK WISATA PEMANCINGAN FISHING VALLEY BOGOR. Oleh DEVI FITRIYANA H

METODOLOGI PENELITIAN

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT MUTU PELAYANAN WISATA MANCING FISHING VALLEY BOGOR

METODOLOGI PENELITIAN

PENGANTAR. Latar Belakang. Pendapatan nasional per kapita masyarakat Indonesia meningkat dari

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP MUTU PRODUK DAN JASA PELAYANAN DI RESTORAN BURGER & GRILL - DEPOK. Oleh : EVA PUSPITASARI H

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan tidak boleh menganggap hal ini menjadi ketakutan, tetapi akan lebih

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan

PENGARUH FAKTOR KOMUNIKASI PEMASARAN PERUSAHAAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

METODOLOGI PENELITIAN

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Toserba Yogya Plaza Indah Bogor di Jalan KH.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Grafik Perkembangan Produksi Susu Provinsi Jawa Barat Tahun (Ton) Sumber: Direktorat Jendral Peternakan, 2010

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

Oleh ELLA RAHMANIA H

ANALISIS GAYA KEPEMIMPINAN MANAJER DAN SUPERVISOR BERDASARKAN PERSEPSI KARYAWAN PT COATS REJO INDONESIA DIVISI PRODUKSI. Oleh DENY MARCIAN H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

III. METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PT BANK BUKOPIN KANTOR CABANG CILEGON. Oleh ROSMIA MEGAWATI H

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Aktivitas masyarakat saat ini yang semakin tinggi menyebabkan pola konsumsi

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

III. METODOLOGI PENELITIAN

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISA KEEFEKTIFAN PROMOSI TERHADAP JUMLAH PENJUALAN PONSEL MEREK XYZ OLEH PT X (STUDI KASUS MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian

III. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR. Oleh TUBAGUS M EIDRI H

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

ANALISIS PENGARUH PROMOSI TERHADAP PENJUALAN PENYEDAP MASAKAN (MSG) X OLEH DISTRIBUTOR DI KOTA BOGOR (STUDI KASUS : PT. TNS)

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Model analisis deskriptif merupakan metode yang memberikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang keputusan pembelian konsumen di

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT JASA BIMBINGAN BELAJAR PRIMAGAMA (STUDI KASUS BIMBEL PRIMAGAMA, BOGOR) Oleh RENOVA H

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang dapat memuaskan keinginan maupun kebutuhan. Produk dapat dibedakan

ANALISIS POSISI PRODUK SUSU BUBUK WYETH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Kasus Tiga Supermarket di Kota Bogor)

3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Sumber Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BUKU BERTEMAKAN ISLAM (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor)

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memahami konsumen di seluruh dunia tentang pendapat mereka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pengaruh Suhu Dalam Pembuatan Minuman Probiotik Sari Buah Melon (Curcumismelo L.) Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Fermentor

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR. Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

ANALISIS PENGARUH PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PEMBERIAN KREDIT (Studi Kasus : PT. Bank Lampung, Lampung)

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN ES KRIM SIRSAK (Annona muricata L.) dan ANALISA EKONOMI PRODUKNYA

ANALISIS EFEKTIVITAS IKLAN PADA MEDIA TELEVISI (STUDI KASUS PADA PRODUK TEBS DI KOTA BOGOR) Oleh KURNIA DEWI H

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

III. METODOLOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan domestik. orang wisatawan berkunjung ke kota ini.

Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor

ANALISIS FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KRIM YOGHURT ACTIVIA (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: SURURUN MASRURAH H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN SUSU L-MEN (Studi Kasus di Kota Bogor) Oleh : FAKHRY AKHYADI H

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SOLO. Oleh SILVA AYU NOVIA SARI H

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dalam penelitian ini subjeknya adalah nasabah yang menerima fasilitas

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H

III. METODOLOGI PENELITIAN. Keadaan Internal Kebun Raya Bogor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

A. Kerangka Pemikiran Restoran fast food yang banyak bermunculan di kota Bogor saat ini memicu persaingan antar restoran fast food tersebut di kota

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN YOGHURT MY HEALTHY DI DRAMAGA BOGOR Oleh ROSSELINA CINDY KAUTSAR H24080061 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

RINGKASAN ROSSELINA CINDY KAUTSAR. H24080061. Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH Prospek usaha yoghurt ke depan akan semakin baik. Hal ini terkait nilai tambah yoghurt dibandingkan dengan susu biasa dan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang peduli dengan kesehatan (Syamsir, 2011). Usaha Kecil Menengah (UKM) My Healthy adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang industri yoghurt di kota Bogor yang berdiri sejak tanggal 5 Maret 2010. Tingginya persaingan dalam industri ini menjadi salah satu faktor bagi perusahaan untuk melakukan pengembangan usaha. Berdasarkan kondisi tersebut maka pengetahuan perusahaan terhadap konsumen sangat diperlukan dikarenakan konsumen memiliki preferensi tertentu terhadap produk yang ditawarkan. Penelitian ini menganalisis tentang perilaku konsumen khususnya tentang proses pengambilan keputusan dan preferensi konsumen terhadap yoghurt My Healthy yang dilakukan di daerah Dramaga Bogor pada bulan Februari sampai April 2012. Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui karakteristik responden yang menjadi konsumen yoghurt My Healthy, (2) Mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My Healthy, dan (3) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling sebanyak 100 responden. Analisis data dalam penelitian ini adalah Uji Validitas, Reliabilitas, Analisis deskriptif dan Analisis Faktor. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 dan program SPSS versi 16 for windows. Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi yoghurt My Healthy adalah perempuan (60%), konsumen sebagian besar berusia antara 17-23 tahun sebanyak (97%). Di mana mayoritas konsumen berstatus belum menikah (99%). Tempat tinggal konsumen mayoritas di rumah sewa/kost sebanyak (80%). Konsumen sebagian besar memiliki pendapatan terbanyak berkisar antara Rp 500.000-Rp 1.000.000 per bulan (67%) dan pengeluaran terbanyak berkisar antara Rp 500.000-Rp 1.000.000 per bulan (70%).

Berdasarkan hasil analisis faktor, terbentuk enam faktor dari seluruh atribut yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam membeli yoghurt My Healthy, antara lain: (1) Faktor atribut produk, yang terdiri dari komposisi/kandungan nutrisi produk, kualitas produk, kehalalan produk, sifat/cara kerja produk, hasil/manfaat produk, dan keamanan kemasan produk, (2) Faktor fitur produk, yang terdiri dari variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, fleksibel untuk semua kalangan, variasi warna kemasan produk, dan ketersediaan produk, (3) Faktor harga dan kemasan produk, yang terdiri dari harga yang terjangkau, ukuran kemasan, kemasan yang menarik, dan bentuk kemasan produk, (4) Faktor jaminan produk, yang terdiri dari kenyamanan mengkonsumsi, keamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kualitas tahan lama, dan kepuasan produk, (5) Faktor merek, yang terdiri dari daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek, dan (6) Faktor kemudahan, yang terdiri dari kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi.

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN YOGHURT MY HEALTHY DI DRAMAGA BOGOR SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor OLEH ROSSELINA CINDY KAUTSAR H24080061 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor : Rosselina Cindy Kautsar : H24080061 Menyetujui, Pembimbing Ir. Mimin Aminah, MM NIP. 19660907199103 2002 Mengetahui : Ketua Departemen Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc. NIP. 19610123 198601 1 002 Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 03 April 1990 dari pasangan Asep Kusmadiadi dan Erty Ernawati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, kakak penulis bernama Brian Angga Prawira dan adik penulis bernama M. Ridwan Al Fath. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Sandhi Putra Kota Bogor, pada tahun 1995 sampai tahun 1996. Kemudian dilanjutkan ke pendidikan sekolah dasar di SDN Pabrik Gas 1 Kota Bogor dan lulus pada tahun 2002. Penulis melanjutkan ke pendidikan SLTP di SMP Negeri 6 Kota Bogor dan lulus pada tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 9 Kota Bogor dan lulus pada tahun 2008. Tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor, Program Studi Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan sebelumnya ditempatkan di kelas TPB (Tingkat Persiapan Bersama) B18. Selama masa studi penulis mengikuti berbagai kegiatan organisasi internal sekolah kampus. Penulis aktif sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Profesi Centre of Management (COM@) sebagai anggota divisi IT (Information and Technology) selama dua periode, yaitu periode 2009-2010 dan periode 2010-2011, Selama periode 2009-2010 penulis aktif dalam organisasi Coast Fotografer BEM FEM IPB, sebagai anggota Tim Basket Manajemen angkatan 45, dan aktif dalam organisasi BALISTIS BEM FEM IPB, dan pada periode 2010-2011 penulis pernah menjadi pengajar kumulasi Mata Kuliah Manajemen Keuangan angkatan 46. iii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas karunia dan rahmat yang telah dilimpahkan dalam penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ilmu Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Judul skripsi ini adalah Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, mengakibatkan jauh dari sempurna atau yang diharapkan. Meskipun demikian penulis tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik pembaca dalam upaya penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan dan memberikan manfaat bagi yang membacanya. Bogor, Juni 2012 Penulis iv

UCAPAN TERIMA KASIH Selama proses penyusunan skripsi, penulis mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak untuk kelancaran penelitian. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini : 1. Ir. Mimin Aminah, MM selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, motivasi, pengarahan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Dr.Ir. Mamun Sar ma, MS.M.Ec dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd selaku dosen penguji sidang yang bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi dosen penguji dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, FEM IPB. 4. Semua pihak UKM yoghurt My Healthy yang telah mengizinkan saya melakukan penelitian dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Asep Kusmadiadi dan Erty Ernawati selaku orang tua saya tercinta yang selalu memberikan motivasi dan masukan yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Agha Respati Aulia yang selalu memberikan semangat, masukan, literatur dan kasih sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Dee, Yenti, Meyla atas kebersamaannya selama ini. 8. Sahabatku Icha bunga, Rita, dan Vannia dan sahabat SMA (Nova dan Sheila) yang selalu memberikan semangat, motivasi, serta dukungannya. 9. Teman-teman satu bimbingan Rita, Dore, Ita, Rahma, Kiki yang telah bersama-sama berjuang dan saling memberikan dukungan hingga skripsi ini selesai. 10. IT COM@ IPB periode 2009-2011 (Mega, Hana, Linda, Kecik) atas kebersamaan dan dukungannya selama ini. 11. Keluarga Besar Manajemen angkatan 45 terima kasih atas kebersamaan selama ini, semoga silahturahmi tetap terjaga. 12. Keluarga Besar IPA 3 SMA Negeri 9 Kota Bogor atas kebersamaannya yang terjalin hingga saat ini. v

13. Seluruh staf pengajar dan karyawan Departemen Manajemen, FEM IPB yang telah membantu memfasilitasi segala keperluan kuliah dan birokrasi yang harus diselesaikan penulis. Terakhir pada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu dan mendukung selama perkuliahan dan penyusunan skripsi. Semoga Allah Swt membalas kebaikan dan keikhlasan kepada semua pihak yang telah membantu penulis. vi

DAFTAR ISI RINGKASAN Halaman RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan Penelitian... 4 1.4. Manfaat Penelitian... 4 1.5. Ruang Lingkup... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA... 6 2.1. Pemasaran... 6 2.2. Produk... 6 2.3. Perilaku Konsumen... 7 2.4. Pengambilan Keputusan Konsumen... 7 2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian... 8 2.6. Preferensi Konsumen... 7 2.7. Persepsi Konsumen... 9 2.8. Artribut Produk... 10 2.9. Yoghurt... 11 2.9.1 Pengertian Yoghurt... 11 2.9.2 Manfaat Yoghurt... 11 2.9.3 Proses Pembuatan Yoghurt... 12 2.10. Analisis Faktor... 14 2.11. Penelitian Terdahulu... 14 III. METODE PENELITIAN... 16 3.1. Kerangka Pemikiran... 16 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 17 3.3. Jenis dan Sumber Data... 18 3.4. Teknik Pengambilan Data... 18 3.5. Metode Pengumpulan Data... 19 3.6. Metode dan Analisis Data... 19 3.6.1 Uji Validitas... 19 vii

3.6.2 Uji Reliabilitas... 20 3.6.3 Analisis Deskriptif... 21 3.6.4 Analisis Faktor... 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 24 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 24 4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan... 25 4.1.2 Logo Perusahaan... 25 4.1.3 Struktur Organisasi... 25 4.1.4 Sarana dan Prasarana... 27 4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 28 4.3. Karakteristik Konsumen Yoghurt My Healthy... 28 4.3.1 Jenis Kelamin... 28 4.3.2 Usia... 29 4.3.3 Status Pernikahan... 29 4.3.4 Tempat Tinggal... 30 4.3.5 Pendapatan Rata-rata Per Bulan... 31 4.3.6 Pengeluaran Rata-rata Per Bulan... 31 4.4. Analisis Proses Pengambilan Keputusan... 32 4.4.1 Pengenalan Kebutuhan... 32 4.4.2 Pencarian Informasi... 33 4.4.3 Evaluasi Alternatif... 35 4.4.4 Proses pembelian... 36 4.4.5 Pasca Pembelian... 39 4.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen untuk Membeli My Healthy... 44 4.5.1 Faktor Pertama (Atribut Produk)... 48 4.5.2 Faktor Kedua (Fitur Produk)... 49 4.5.3 Faktor Ketiga (Harga dan Kemasan Produk)... 50 4.5.4 Faktor Keempat (Jaminan Produk)... 51 4.5.5 Faktor Kelima (Merek)... 51 4.5.6 Faktor Keenam (Kemudahan)... 52 4.6. Implikasi Manajerial... 52 KESIMPULAN DAN SARAN... 54 1. Kesimpulan... 54 2. Saran... 55 DAFTAR PUSTAKA... 57 LAMPIRAN... 59 viii

DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu... 1 2. Kandungan gizi susu dan yoghurt per 100 g... 2 3. Produksi yoghurt di Indonesia pada tahun 2002-2005 3 4. Tujuan konsumen membeli yoghurt My Healthy... 33 5. Manfaat membeli My Healthy 33 6. Sumber informasi konsumen mengenai My Healthy. 34 7. Fokus perhatian konsumen terhadap promosi My Healthy.... 34 8. Pengaruh iklan dan promosi terhadap konsumen My Healthy.. 35 9. Prioritas utama konsumen My Healthy pilihan untuk dikonsumsi... 35 10. Alasan membeli My Healthy... 36 11. Keputusan membeli My Healthy... 37 12. Pengaruh media bagi konsumen untuk membeli My Healthy... 38 13. Sumber yang mempengaruhi konsumen membeli My Healthy... 38 14. Pilihan rasa yoghurt My Healthy yang disukai konsumen... 38 15. Frekuensi pembelianmy Healthy... 39 16. Pengeluaran konsumen dalam melakukan pembelian My Healthy... 39 17. Tingkat kepuasan konsumen terhadap My Healthy... 40 18. Keinginan beralih ke merek lain... 41 19. Kesediaan untuk menyarankan membeli dan mempromosikan My Healthy kepada orang lain... 41 20. Keunggulan My Healthy... 42 21. Pengaruh pembelian konsumen terhadap kenaikan harga My Healthy... 43 22. Hasil rekapitulasi proses pengambilan keputusan My Healthy... 43 23. Nilai communalities pada proses ekstraksi... 46 24. Hasil analisis faktor... 47 ix

DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Proses pengambilan keputusan... 7 2.. Kerangka pemikiran penelitian... 17 3. Logo yoghurt My Healthy... 25 4. Struktur organisasi usaha kecil menengah yoghurt My Healthy... 26 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 29 6. Karakteristik responden berdasarkan usia... 29 7. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan... 30 8. Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal... 30 9. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan... 31 10. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran... 32 11. Nilai KMO dan Barlett s Test... 45 x

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Kuesioner penelitian... 60 2. Hasil perhitungan uji normalitas... 65 3. Hasil perhitungan uji validitas... 66 4. Hasil perhitungan uji eliabilitas... 67 5. Hasil uji analisis faktor... 68 6. Dokumentasi My Healthy..... 76 xi

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perkembangan gaya hidup masyarakat pada saat ini tak terkecuali masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan kesehatan maka banyak produk kesehatan yang menjadi bahan konsumsi utama. Dalam paradigma kesehatan anak-anak Indonesia yang mempunyai simbol empat sehat lima sempurna adalah faktor gizi yang cukup diperlukan bagi ketahanan tubuh maupun kecerdasan masyarakat Indonesia. Salah satu produk kesehatan yang mempunyai peranan penting bagi kesehatan adalah susu. Susu adalah hasil pemerahan dari ternak sapi perah atau dari ternak menyusui lainnya yang diperah secara berkelanjutan. Produk olahan susu bermacam-macam seperti susu kental manis, keju, es krim, susu bubuk, dan olahan susu dengan cita rasa murni bahkan tambahan rasa dengan produk akhir susu segar siap minum seperti susu pasteurisasi dan susu sterilisasi (Prafitdhin, 2011). Adanya kepentingan akan susu maka dari tahun ke tahun para peternak sapi perah meningkatkan jumlah produksinya serta menambah kuota sapi perah yang siap dipanen susunya. Pentingnya susu dalam kebutuhan gizi masyarakat indonesia dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu Tahun Populasi sapi perah Produksi susu 2003 374.000 ekor 553.400 ton 2004 364.000 ekor 549.900 ton 2005 361.000 ekor 536.000 ton 2006 369.000 ekor 616.500 ton 2007 378.000 ekor 636.900 ton Sumber : Nugoho (2008) Selain beberapa olahan susu yang telah disebutkan di atas terdapat aneka ragam lainnya antara lain kefir, dadih, dan yoghurt. Kefir, dadih, dan yoghurt adalah olahan susu dengan sentuhan fermentasi. Kefir terbuat dari susu kambing. Dadih terbuat dari susu kerbau yang merupakan panganan khas masyarakat Padang. Sedangkan yoghurt terbuat dari susu sapi. Yoghurt adalah bahan pangan hasil fermentasi susu oleh bakteri asam laktat Lactobacillus bulgarius dan

2 Streptococcus thermophilus yang mempunyai rasa khas, tekstur semi padat dan halus, kompak dengan rasa asam dan segar. Di balik rasa asam yoghurt ternyata terkandung beberapa manfaat bagi tubuh seperti memperbaiki mikroflora dalam saluran pencernaan, menurunkan kolesterol darah, meningkatkan sistem imunitas tubuh dan mencegah terjadinya kanker (Prafitdhin, 2011). Yoghurt mengandung Kalori, Protein, Karbohidrat, Kalsium, dan Potasium lebih tinggi dibandingkan susu segar. Selain gizinya yang cukup tinggi juga bermanfaat bagi orang orang yang tidak tahan gula susu (laktosa) atau sering dikenal dengan istilah lactose intolerance maka keterbatasannya dalam mengkonsumsi susu dapat diatasi dengan mengkonsumsi yoghurt. Sehingga tidak heran jika minuman hasil fermentasi susu ini populer dikalangan para pencinta makanan kesehatan khususnya dikalangan para remaja. Untuk mengetahui kandungan gizi susu dan yoghurt per 100 gram dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan gizi susu dan yoghurt per 100 gram No Kandungan (unit/100g) Susu Yoghurt 1 1 Kalori 67,5 72 2 Protein (g) 3,5 3,9 3 Lemak (g) 4,25 3,4 4 Karbohidrat (g) 4,75 4,9 5 Calsium (mg) 119 145 6 Sodium (mg) 50 47 7 Potassium (mg) 152 186 Sumber : Tamine dan Robinson (2007) Adanya manfaat serta kandungan yang ditawarkan khususnya produk yoghurt tentunya akan memberikan peningkatan terhadap konsumsi yoghurt sehingga munculah suatu peluang yang mengakibatkan banyak para pelaku usaha yang melirik usaha yoghurt. Banyaknya produsen yoghurt akhir-akhir ini menggambarkan bahwa semakin banyak konsumen yang mengkonsumsi yoghurt. Hal ini mengindikasikan bahwa produksi yoghurt di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Untuk mengetahui produksi yoghurt di Indonesia pada tahun 2002-2005 dapat dilihat pada Tabel 3.

3 Tabel 3. Produksi yoghurt di Indonesia pada tahun 2002-2005 Tahun Produksi (Liter) Nilai (000 Rp) Pertumbuhan (%) 2002 1.039.279 8.985.642-2003 1.536.824 11.356.826 26.39 2004 1.682.642 13.475.394 18.65 2005 1.765.031 30.438.258 125.88 Sumber : BPS (2005) Adanya berbagai macam merek yoghurt yang ditawarkan di pasaran tentunya membuat konsumen dihadapkan dengan berbagai alternatif yang ada sehingga konsumen cenderung mempunyai preferensi tertentu sebelum melakukan proses pengambilan keputusan. Kegunaan preferensi konsumen terhadap barang atau jasa adalah untuk mengetahui apakah barang atau jasa tersebut sesuai dengan yang diinginkan konsumen selama ini. Oleh karena itu, para produsen yoghurt harus mampu merumuskan strategi yang tepat untuk menghadapi persaingan sehingga mampu bertahan dalam industri yoghurt. Menurut Syamsir (2011), mengatakan bahwa prospek usaha yoghurt ke depan akan semakin baik. Hal ini terkait dengan nilai tambah yoghurt bila dibandingkan dengan susu biasa dan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang peduli dengan kesehatan. Salah satu pelaku bisnis yang sedang berkembang di kota Bogor dalam hal memproduksi yoghurt adalah UKM yoghurt My Healthy milik Kemas Ridwan yang didirikan pada tanggal 5 Maret 2010. Pelaku bisnis di industri yoghurt memiliki banyak perbedaan dan keunggulan, namun pada penelitian ini bisnis pengolahan yoghurt yang akan diteliti adalah yoghurt My Healthy karena di samping harganya yang relatif murah yaitu Rp 500,- bila dibandingkan dengan merek yoghurt lain yoghurt My Healthy sudah memiliki pangsa pasar yang cukup luas di daerah Bogor, khususnya di daerah Dramaga Bogor. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan menganalisis lebih jauh mengenai karakteristik, proses pengambilan keputusan, serta preferensi konsumen yoghurt My Healthy. 1.2. Perumusan Masalah Pada saat ini My Healthy berada pada tahap pertumbuhan dalam siklus produk, hal ini menuntut My Healthy untuk lebih mengenalkan produknya kepada konsumen melalui promosi pemasaran. Berdasarkan wawancara pendahuluan

4 yang dilakukan dengan pemilik dari yoghurt My Healthy yaitu Kemas Ridwan menyatakan bahwa penjualan terbanyak dari usaha yoghurt My Healthy saat ini berada di daerah Dramaga dan sekitarnya. Dilain sisi banyak kompetitor produk yang sama yang beredar di daerah Dramaga dan sekitarnya seperti, yoghurt Fapet dan yoghurt TQ. Yoghurt My Healthy memiliki harga jual Rp 500,- per 25 ml dengan kemasan pelastik menyerupai es mambo, sedangkan yoghurt Fapet memiliki harga jual Rp 3000,- per 120 ml dengan kemasan cup berukuran kecil dan yoghurt TQ memiliki harga jual Rp 5000,- per 250 ml dengan kemasan botol. Berdasarkan latar belakang dan permasalah yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimana karakteristik responden yang menjadi konsumen yoghurt My Healthy? 2. Bagaimana proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My Healthy? 3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui karakteristik responden yang menjadi konsumen yoghurt My Healthy. 2. Mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My Healthy. 3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak yang membutuhkannya, antara lain:

5 1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengalaman dalam menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen terhadap produk yoghurt My Healthy. 2. Bagi pihak perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat serta mempermudah pengelola dalam menetapkan langkah-langkah operasional untuk menghadapi persaingan pasar. 3. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi dalam penelitian selanjutnya pada bidang yang sejenis. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan didaerah Dramaga Bogor yang meliputi enam gerai penjualan My Healthy, di antaranya: kantin ITK, kantin Ayu, warung sekitar Badoneng, kantin Silvasari, warung Kunuwanol, dan Lab. MSP. Penelitian ini meliputi bidang manajemen pemasaran dan perilaku konsumen My Healthy. Responden dalam penelitian ini adalah orang yang pernah mengkonsumsi yoghurt My Healthy. Tempat ini dipilih karena populasinya dapat diukur dan proporsi sampel dapat diketahui, dan responden dipastikan dapat mempunyai kapabilitas dalam menjawab pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan. Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My Healthy.

6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Keberhasilan keuangan sering tergantung pada kemampuan pemasaran. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Pemasaran lebih berurusan dengan pelanggan dibandingkan fungsi bisnis lainnya. Menurut Kotler dan Amstrong (2003), pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial dan manajerial di mana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan nilai keuntungan yang optimal atas produk atau jasa yang dihasilkan berkaitan dengan pemenuhan kepuasan bagi konsumen yang menggunakannya. Untuk dapat tercapainya tujuan ini, maka individu atau perusahaan harus dapat menentukan bentuk produk atau jasa seperti apa yang dapat memberikan nilai kepuasan dari keinginan dan kebutuhan konsumen yang dituju dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dari pada pesaing. 2.2. Produk Kotler dan Amstrong (2003), mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, digunakan, atau dikonsumsi yang bisa memuaskan kebutuhan atau keinginan. Produk mencakup lebih dari sekedar barang-barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, ide atau bauran entitas-entitas ini. Tjiptono (2008), mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Setiap produk berkaitan dengan produk-produk secara hirarkis dengan produk-produk tertentu lainnya.

7 2.3. Perilaku Konsumen Engel et. al, (1994), mendifinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Sedangkan menurut Sumarwan (2004), perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami why do consumers do hat they do. Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. Studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). 2.4. Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut Engelet. al, (1994), keputusan konsumen untuk membeli suatu produk tidak hanya tergantung pada kemampuan dan keinginan tetapi juga tergantung pada kemampuan membeli produk tersebut. Menurut Kotler dan Amstrong (2003), proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Gambar 1 menunjukkan tahapan proses pengambilan keputusan. Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian Gambar 1. Proses pengambilan keputusan (Kotler, 2003) Pada proses pertama pengambilan keputusan adalah pengenalan kebutuhan. Proses keputusan pembelian dimulai ketika konsumen mengenali permasalahan atau kebutuhan. Tahap kedua adalah pencarian informasi yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen tergerak untuk mencari informasi tambahan, pada tahap ini konsumen mungkin sekedar meningkatkan perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif. Tahap ketiga adalah evaluasi alternatif yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di

8 mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Tahap keempat adalah keputusan pembelian yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen secara akual melakukan pembelian produk. Tahap kelima adalah tahap pasca pembelian yaitu suatu tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka. 2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (2003), banyak faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen, di antaranya faktor budaya, faktor sosial, pribadi, dan psikologis. Adapun penjelasan dari faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Faktor Budaya Faktor budaya memiliki pengaruh yang terluas dan terdalam dalam perilaku konsumen. Faktor budaya yang mempengaruhi proses keputusan pembelian oleh konsumen terdiri dari budaya, sub budaya, dan kelas sosial. 2. Faktor Sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga, peran sosial, dan status yang melingkupi konsumen tersebut. 3. Faktor Pribadi Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri. 4. Faktor Psikologis Pilihan pembelian dipengaruhi empat faktor psikologi utama, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap. 2.6. Preferensi Konsumen Menurut Kotler (2000), preferensi konsumen didefinisikan sebagai suatu pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk (barang dan jasa) yang dikonsumsi. Preferansi konsumen menunjukan kesukaan dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori preferensi digunakan untuk menganalisis tingkat

9 kepuasan bagi konsumen. Misalnya ada konsumen yang ingin mengkonsumsi produk dengan sumberdaya terbatas, maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal. Terdapat banyak aksioma yang digunakan untuk menerangkan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan, yaitu : 1. Kelengkapan (Completeness) Jika A dan B merupakan dua kondisi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah: a. A lebih disukai dari pada B b. B lebih disukai dari pada A c. A dan B sama-sama disukai Dengan posisi ini tiap orang diasumsikan selalu dapat menentukan pilihan diantara dua alternatif. 2. Transivitas (Transivity) Jika seseorang mengatakan ia lebih menyukai A dari pada B, dan lebih menyukai B dari pada C, maka ia lebih menyukai A dari pada C. 3. Kontinuitas (Continuity) Jika seseorang mengatakan A lebih disukai daripada B maka situasi yang mirip dengan A harus lebih disukai dari pada B. Dalam konsep penetapan pilihan tersebut, para ahli mengasumsikan bahwa dari berbagai macam produk yang ada, konsumen akan memilih produk yang diminati, dapat memaksimumkan kepuasannya, dan tentunya mempunyai karakteristik yang sesuai dengan penilaian, keinginan, dan kebutuhan konsumen. Dengan kata lain, karakteristik produk tersebut akan mempengaruhi preferensi konsumen. 2.7. Persepsi Konsumen Sumarwan (2004), menyebutkan bahwa persepsi adalah bagaimana seorang konsumen melihat realitas di luar dirinya atau dunia sekelilingnya. Konsumen seringkali memutuskan pembelian suatu produk berdasarkan persepsinya terhadap produk tertentu. Dua orang konsumen yang menerima dan memperhatikan suatu stimulus yang sama, mungkin akan mengartikan stimulus tersebut berbeda. Bagaimana seseorang memahami stimulus akan sangat

10 dipengaruhi oleh nilai-nilai, harapan, dan kebutuhan yang sifatnya sangat individual. 2.8. Artribut Produk Seorang konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Menurut Sumarwan (2004), atribut suatu produk dibedakan ke dalam atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2003), pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Manfaatmanfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atributatribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain. 1. Kualitas Merupakan salah satu sarana positioning utama pemasar. Dalam arti sempit, kualitas dedefinisikan sebagai bebas dari kerusakan, sedangkan pada sebagian besar perusahaan yang berpusat pada pelanggan mendefinisikan kualitas berdasarkan penciptaan nilai dan kepuasan pelanggan. 2. Fitur Merupakan sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. 3. Gaya dan Desain Desain adalah konsep yang lebih besar daripada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk, bisa menarik atau membosankan, bisa menarik perhatian secara sensasional dan menghasilkan estetika yang indah tetapi tidak benar-benar membuat kinerja produk menjadi lebih baik, sedangkan desain adalah jantung produk yang tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya, serta melibatkan pembentukan pengalaman pemakaian produk bagi pelanggan.

11 2.9. Yoghurt 2.9.1 Pengertian Yoghurt Istilah yoghurt berasal dari bahasa Turki, yang berarti susu asam. Yoghurt didefinisikan sebagai bahan makanan yang berasal dari susu dengan bentuk menyerupai bubur atau es krim, yang rasanya asam. Dari dulu hingga sekarang penggemar berat yoghurt adalah masyarakat-masyarakat Eropa dan Amerika, terutama Belanda, Perancis dan Swiss. Walaupun tidak sepopuler di negara Barat, di Indonesia saat ini yoghurt sudah mulai populer. Produk ini dengan mudah dapat dijumpai di berbagai pasar swalayan dalam berbagai kemasan, warna dan cita rasa yang khas (http://www.hanyawanita.com, 2010). Yoghurt atau yogurt yang juga dikenal sebagai susu asam merupakan hasil fermentasi dari susu. Yoghurt sendiri adalah sebuah produk susu yang dihasilkan oleh bakteri fermentasi susu. Fermentasi dari laktosa menghasilkan asam laktat yang bekerja pada protein susu sehingga membuat yoghurt lebih padat serta memiliki tekstur dan aroma yang khas. Umumnya yoghurt dibuat menggunakan susu sapi, namun ada beberapa yoghurt juga menggunakan susu kedelai. Yoghurt telah dikonsumsi selama lebih dari 4500 tahun dan telah terkenal di seluruh dunia dewasa ini. Yoghurt memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan. Beberapa keunggulan yoghurt adalah kaya protein, memiliki kandungan kalsium, riboflavin, vitamin B6 dan vitamin B12 (http://www.kumpulan.info/sehat/artikelkesehatan/48-artikel-kesehatan/58-yoghurt-untuk-kesehatan.html, 2008). 2.9.2 Manfaat Yoghurt Menurut Rai (2008), yoghurt telah dikenal lama sebagai makanan yang terbuat dari susu murni yang telah difermentasi melalui campuran bakteri baik (friendly bacteria). Yoghurt memiliki beberapa manfaat kesehatan yang nyata: Menjaga keseimbangan bakteri di dalam tubuh Menjaga / meningkatkan daya tahan tubuh Menjaga kesehatan organ pencernaan Menjaga regularitas pembuangan kotoran tubuh Menormalkan kolesterol Mencegah kanker pada saluran pencernaan

12 Menurut (http://www.kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kes ehatan/58-yoghurt-untuk-kesehatan.html, 2008) menyatakan beberapa manfaat dari yoghurt yaitu: Menyehatkan pencernaan Berdasarkan hasil penelitian, yoghurt dapat mengatasi berbagai masalah pencernaan seperti diare, radang usus, kanker usus atau intoleransi laktosa. Mengurangi risiko terjadinya infeksi pada vagina Wanita yang mengkonsumsi yoghurt dapat mengurangi tingkat keasaman (ph) sehingga dapat mengurangi perkembangan infeksi jamur. Menurunkan risiko darah tinggi Dengan mengkonsumsi yoghurt 2-3 porsi sehari, dapat mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Mencegah osteoporosis Karena berbahan dasar susu, maka dalam yoghurt mengandung kalsium dan vitamin D. Kedua zat ini dapat membentu seseorang terkena osteoporosis. Membantu kita lebih kenyang Kandungan kalori yang terdapat dalam yoghurt manjadikan yoghurt makanan yang dapat membantu sesorang merasa lebih kenyang. 2.9.3 Proses Pembuatan Yoghurt Yoghurt dibuat melalui proses fermentasi menggunakan campuran bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri-bakteri ini menguraikan gula susu (laktosa) menjadi asam laktat. Adanya asam laktat inilah yang menyebabkan yoghurt berasa asam. Proses fermentasi menyebabkan kadar laktosa dalam yoghurt berkurang, sehingga yoghurt aman dikonsumsi oleh yang telah lanjut usia atau yang alergi terhadap susu (http://www.hanyawanita.com, 2010). Pada umumnya yoghurt yang baik memiliki total asam laktat 0,85 % sampai 0,95 % atau derajat keasaman (ph) 4 4.5. Untuk memperoleh hasil yoghurt yang baik maka perbandingan penggunaan starter Thermophylus dan Lacto.bulgaricus adalah 1:1. Tahapan proses pembuatan yoghurt adalah pemanasan, pendinginan dan pemeraman, bila yoghurt akan dikonsumsi dalam

13 bentuk flavoured yoghurt, maka tahapan proses dilanjutkan dengan penambahan gula sebagai pemanisan dan flavoured, pengemasan dan pembekuan. Pemanasan Pemanasan ini bertujuan untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu seperti Mycobacteriumtubercolis, Micrococcus dll, yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri stater. Di samping itu juga untuk menurunkan kandungan air pada susu sehingga pada akhirnya akan diperoleh yoghurt dengan konsistensi yang cukup padat. Pemanasan susu ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain sebagai berikut : Susu dipanaskan pada suhu tinggi (di bawah suhu didih) dalam jangka tertentu hingga volumenya berkurang menjadi 2/3 dari jumlah semula, patokannya adalah volume susu (pemanasan tidak sampai mendidih). Susu dipanaskan dengan menggunakan kombinasi suhu dan waktu sebagai berikut : 85C 90C selama 10 15 menit 80C 85C selama 15 20 menit Pendinginan Proses ini bertujuan untuk memberikan kondisi yang optimum bagi bakteri starter, pendinginan dikerjakan sampai suhu 43-45 derajat C, kemudian setelah suhu tercapai ditambahkan bakteri starter 2-3 % dari jumlah susu. Pemeraman atau Inkubasi Pemeraman dapat dilakukan pada suhu 37 derajat C selama 24 jam atau dalam inkubator dengan suhu 45 derajat C selama 4-6 jam, Inkubasi dihentikan bila telah tercapai keasaman 4 4,5. Pengemasan dan Pembekuan yoghurt Pengemasan diperlukan untuk menghindari produk dari kontaminasi atau pencemaran, di samping itu juga diperlukan kemasan yang menarik bagi konsumen. Jenis atau macam kemasan tergantung pada customer atau konsumen. Biasanya untuk yoghurt digunakan bahan kemasan : plastik, cup, dan botol. Kemasan plastik ukuran 4x 20 diisi 50 ml Kemasan aqua diisi 250 ml Kemasan botol diisi 650 ml

14 Kemudian, setelah yoghurt dikemas, lakukan proses pembekuan yoghrut. Dan yoghurt siap untuk dikonsumsi. 2.10. Analisis Faktor Menurut Santoso (2006), analisis faktor (factor Analysis) termasuk pada interdependence techniques, yang berarti tidak ada variabel dependen ataupun variabel independen. Proses analisis faktor mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lainnya, sehingga bias dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Sebagai contoh, ada 10 variabel yang bersifat independen satu dengan yang lain. Dengan analisis faktor, kesepuluh variabel tersebut mungkin bisa diringkas hanya dengan menjadi 3 kumpulan variabel baru (new set variables). Kumpulan variabel tersebut disebut faktor, di mana faktor tetap mencerminkan variabel-variabel aslinya. Secara umum, jumlah sampel yang dianjurkan untuk analisis faktor berkisar antara 50 sampai 100 sampel. 2.11. Penelitian Terdahulu Fitriyana (2009) dalam judul penelitiannya yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Terhadap Objek Wisata Pemancingan Fishing Valley Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen yang berkunjung ke objek pemancingan Fishing Valley. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor. Hasil dari analisis faktor terbentuk lima faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor keandalan (reliability) sebesar 0,514. Faktor kesigapan (responsiveness) sebesar 0,649, faktor keyakinan atau jaminan (assurance) sebesar 0,414, faktor berwujud (tangible) sebesar 0,655 dan faktor perhatian (empathy) sebesar 0,125. Miftah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap restoran Gurih 7, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen restoran Gurih 7, menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen restotan Gurih 7,

15 dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen restotan Gurih 7. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis deskriptif dan Analisis Faktor. Hasil dari analisis faktor menunjukkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi adalah faktor reability sebesar 0,698, faktor responsiveness sebesar 0,611, faktor assurance sebesar 0,742, faktor tangible sebesar 0,697, dan faktor empathy sebesar 0,567. Handayati (2011) dalam judul penelitiannya yang berjudul Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Rehat Café Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Rehat Café, mengidentifikasi proses pengambilan keputusan konsumen Rehat Café, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen Rehat Café. Alat analisis yang digunakan adalah Tabulasi silang, Analisis deskriptif, dan Analisis faktor. Hasil dari analisis faktor terbentuk delapan faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen, yaitu faktor kualitas layanan sebesar 10,006, faktor perhatian sebesar 2,572, faktor keamanan sebesar 1,965, faktor dukungan teknologi informasi jasa sebesar 1,609, faktor mudah dijangkau sebesar 1,388, faktor kualitas makanan sebesar 1,188, faktor pilihan sebesar 1,070, dan faktor harga sebesar 1,009. Penelitian mengenai Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu yang telah disajikan sebelumnya. Perbedaan tersebut terdapat pada objek penelitiannya. Pada penelitian terdahulu di mana yang menjadi objek penelitiannya adalah berupa jasa, sedangkan pada penelitian ini yang menjadi objek penelitiannya adalah barang. Hal lain yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah faktor kenyamanan, di mana kenyamanan yang dimaksud adalah kenyamanan tempat konsumen mengkonsumsi suatu produk. Seperti halnya adanya perbedaan antara pembelian produk yang sama (contohnya yoghurt) di tempat yang berbeda. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Faktor.

16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Menurut Syamsir (2011), salah satu industri pengolahan minuman yang memiliki prospek yang semakin baik adalah industri yoghurt. Hal ini terkait nilai tambah yoghurt dibandingkan dengan susu biasa dan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang peduli dengan kesehatan. Ditambah lagi dengan adanya berbagai manfaat serta kandungan yoghurt. Hal ini menimbulkan sebuah peluang usaha dan kemudian para pelaku usaha pun melirik usaha industri pengolahan yoghurt. Banyaknya pesaing usaha yoghurt saat ini tentu saja tidak menyurutkan sang pemilik yoghurt My Healthy dalam menjalankan usahanya. Bahkan dengan adanya kompetitor yang bergerak di bidang industri yang sama akan menjadikan usaha tersebut semakin berkualitas. Banyak cara atau strategi yang dimiliki dalam menjalankan suatu usaha agar usahanya berada pada tingkat aman. Oleh karena itu, untuk menghadapi tingkat persaingan dan untuk meraih pangsa pasar selain dengan membuat visi dan misi perusahaan juga diperlukan pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku konsumen dalam pembelian suatu produk khususnya produk yoghurt. Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan mengenai preferensi berupa kebutuhan konsumen terhadap produk yoghurt My Healthy yang meliputi karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi para konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy. Diharapkan dengan berbekal pengetahuan tersebut perusahaan dapat terus memperbaiki produknya. Hal ini dilakukan agar terdapat keselarasan antara apa yang diinginkan konsumen dengan yang akan diberikan oleh produsen. Berdasarkan hal tersebut perusahaan dapat menentukan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan agar mampu bersaing dan mempertahankan pangsa pasarnya melalui penelitian preferensi konsumen ini. Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

17 Visi dan Misi Perusahaan Produk yang ditawarkan Pesaing semakin ketat Perlu mengetahui kebutuhan konsumen Karakteristik konsumen Proses pengambilan keputusan konsumen Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen Analisis Deskriptif Analisis Faktor Pengembangan UKM yoghurt My Healthy Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah di daerah Dramaga Bogor tepatnya dienam outlet penjualan My Healthy di antaranya: kantin ITK, kantin Ayu, warung sekitar Badoneng, kantin Silvasari, warung Kunuwanol, dan Lab. MSP.

18 Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive dengan responden adalah orang yang pernah mengkonsumsi yoghurt My Healthy. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai dengan April 2012. 3.3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut Suliyanto (2005), data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya, dalam hal ini penulis melakukan pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner yang diberikan kepada responden serta wawancara yang dilakukan dengan pihak terkait. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Data sekunder penelitian ini dapat diambil dari berbagai literatur, internet, buku-buku, dan dari hasil penelitian terdahulu yang berkaitan. 3.4. Teknik Pengambilan Data Menurut Malhotra (2005), populasi adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa yang mencakup semesta untuk kepentingan riset pemasaran. Menurut Umar (2003), ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari suatu popolasi, salah satunya yaitu: N =.. (1) Keterangan: n = Jumlah sampel (orang) N = Jumlah populasi (orang) e = Nilai kritis yang digunakan 10% Berdasarkan informasi dari pihak pemilik My Healthy, rata-rata konsumen yang mengkonsumsi My Healthy per bulan di daerah Dramaga Bogor adalah dua yoghurt per orang, sehingga dapat diperoleh pendekatan di mana jumlah konsumen (populasi) sebesar 1050 orang per bulan. Sehingga penentuan jumlah sampel adalah:

19 n = = 91,30 100 orang Metode yang digunakan untuk penentuan sampel adalah Purposive Sampling. Purposive sampling adalah sampel yang dipilih berdasarkan syaratsyarat yang telah ditetapkan sebelumnya, di antaranya kesediaan responden yang mengisi kuesioner tersebut adalah orang yang pernah mengkonsumsi yoghurt My Healthy. 3.5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data responden yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Wawancara adalah untuk memperoleh data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung dengan responden dan pihak terkait dari UKM yoghurt My Healthy. Instrumen yang digunakan dapat berupa kuesioner dan pedoman wawancara. 2. Studi literatur adalah studi untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder adalah data yang berasal dari buku, internet, dan hasil penelitian terdahulu. 3.6. Metode dan Analisis Data Metode yang sudah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan analisis deskriptif untuk mengidentifikasikan karakteristik dan proses pengambilan keputusan konsumen UKM yoghurt My Healthy. Sedangkan data mengenai faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen diolah dengan menggunakan analisis faktor. 3.6.1 Uji Validitas Menurut Suliyanto (2005), validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengertian valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kemampuan alat ukur tersebut untuk mengukur objek yang diukur dengan cermat dan tepat. Menurut Umar (2003), validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apayang akan diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi Product Moment Pearson yang digunakan untuk menentukan suatu besaran yang

20 menyatakan seberapa kuat hubungan suatu peubah dengan peubah lain. Uji validitas dalam penelitian ini terdiri dari uji validitas responden dan uji validitas kuesioner. Teknik korelasi Product Moment Pearson memiliki rumus sebagai berikut: r xy =..(2) Keterangan: r xy = Korelasi antara X dan Y n = Banyaknya butir pertanyaan X = Skor masing-masing pertanyaan Y = Skor total pertanyaan Uji validitas dilakukan pada 30 responden awal dan hasil pengujian tingkat validitas pada penelitian ini menunjukan bahwa r hitung lebih besar dari pada r tabel. Di mana r hitung atribut dalam pertanyaan tersebut memiliki nilai korelasi atau r hasil antara 0,403 sampai dengan 0,832 dan tidak ada yang lebih kecil dari r tabel 0,361. Sehingga pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner pada penelitian ini dikatakan valid. Pengujian validitas diolah dengan menggunakan SPSS versi 16 for windows. Hasil pengujian validitas dapat dilihat pada Lampiran 3. 3.6.2 Uji Reliabilitas Menurut Suliyanto (2005), reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama, pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik. Sedangkan menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Alat ukur yang digunakan untuk menguji tingkat reliabilitas ini adalah dengan analisis Conbach s Alpha dengan bantuan SPSS versi 16 for windows. Rumus dari teknik Cronbach s Alpha adalah sebagai berikut: r i =.. (3)

21 Keterangan: r i k t 2 = Reliabilitas instrument = Banyak butir pertanyaan = Jumlah ragam total 2 b = Jumlah varian butir Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan menunjukan bahwa nilai alpha sebesar 0,926 untuk 30 responden awal. Di mana nilai alpha tersebut lebih dari 0,60. Hal tersebut menunjukan bahwa pertanyaan pada kuesioner tersebut reliabel. Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 4. 3.6.3 Analisis Deskriptif Menurut Nazir (1998), analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Rumus dari analisis deskriptif adalah sebagai berikut: P = x 100%.. (4) Keterangan: P = Persentase responden yang memilih kategori tertentu fi = Jumlah responden yang memilih kategori tertentu = Total jawaban 3.6.4 Analisis Faktor Menurut Suliyanto (2005), analisis faktor adalah suatu teknik untuk menganalisis tentang saling ketergantungan atau interpendence dari beberapa variabel secara simultan dengan tujuan untuk menyederhanakan dari bentuk hubungan antara beberapa variabel yang diteliti menjadi sejumlah faktor yang lebih sedikit daripada variabel yang diteliti, yang berarti dapat juga menggambarkan tentang struktur data dari suatu penelitian. Pada prinsipnya analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa variabel yang memiliki kemiripan untuk dijadikan suatu faktor, sehingga

22 dimungkinkan dari beberapa atribut yang mempengaruhi suatu komponen variabel dapat diringkas menjadi beberapa faktor utama yang jumlahnya lebih sedikit. Analisis faktor dapat digunakan untuk: 1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan korelasi dari serangkaian variabel 2. Mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian variabel asli yang berkorelasi 3. Mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak untuk dianalisis dengan analisis multivariate lainnya. Prinsip utama dalam analisis faktor adalah korelasi, artinya variabel yang memiliki korelasi erat akan membentuk suatu faktor, sedangkan variabel yang ada dalam suatu faktor akan memiliki korelasi lemah dengan variabel yang terdapat pada faktor yang lain. Karena prinsip utama dalam analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi dalam analisis faktor berkaitan erat dengan korelasi berikut: 1. Korelasi atau keterkaitan antar variabel harus kuat 2. Indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien korelasi parsialnya secara keseluruhan harus kecil 3. Dalam beberapa kasus, setiap variabel yang akan dianalisis dengan menggunakan analisis faktor harus menyebar secara normal. Pada dasarnya, model analisis faktor dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut: a. Principal Components Analysis Principal Components Analysis merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk melakukan preduksi terhadap sejumlah faktor yang dihasilkan. Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah: F = l X, di mana: F = faktor Principal Components Analysis (unobservable) X = variabel yang diteliti (observable) di antaranya: harga, daya tarik merek, tingkat kemudahan mengingat merek, keamanan kemasan, kemasan menarik, bentuk kemasan, ukuran kemasan, variasi warna, kualitas produk, sifat/cara kerja produk, komposisi, hasil/manfaat

23 produk, kehalalan, kepuasan produk, kualitas tahan lama, keamanan mengkonsumsi, kenyamanan mengkonsumsi, promosi, kemudahan mendapatkan produk, kemudahan mendapatkan informasi, ketersediaan produk, variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, dan fleksibel untuk semua kalangan. l = bobot dari kombinasi linier (loading) b. Common Factor Common Factor merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk mengetahui struktur dari variabel yang diteliti (karakteristik dari observasi). Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah: X = lf + є, di mana: F = Common Factor (unobservable) X = variabel yang diteliti (observable) l = bobot dari kombinasi linier (loading) є = specific factor

24 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Usaha yoghurt My Healthy ini didirikan pada tanggal 5 Maret 2010 dan merupakan usaha yang bergerak di bidang agribisnis. Nama produk My Healthy inidipilih karena pemilik ingin memberikan kesan positif berupa produk yang menyehatkan bagi konsumennya sehingga dapat mempengaruhi konsumen untuk dapat melakukan pembelian terhadap prodak ini. Pemilik mendirikan usaha ini karena pemilik melihat adanya peluang pasar di industri pengolahan susu sapi segar serta adanya keinginan untuk membuka lapangan pekerjaan di lingkungan sekitar tempat usahanya berjalan. Untuk mendirikan usaha ini pemilik membutuhkan modal awal sebesar 10 juta rupiah yang dipinjamnya dari Sual Wiyah (kakak ipar) pemilik yang sekaligus berperan penting mengurusi bagian keuangan usaha yoghurt ini. Bahan baku berupa susu sapi segar yang disupplay semakin meningkat hal ini berbanding lurus dengan permintaan akan yoghurt. Pada awalnya kebutuhan akan bahan baku susu sapi segar ini adalah 10 lt per hari, namun saat ini kebutuhan akan bahan baku tersebut meningkat hingga 150 lt per hari. Hal ini berdampak pada peningkatan omset perusahaan yang mencapai 70 juta rupiah per bulan. Menurut informasi yang diperoleh dari pemilik My Healthy sejak awal berdirinya usaha hingga saat ini sudah memiliki pemasaran yang cukup luas, yaitu di kawasan JABODETABEK (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi). Usaha yoghurt ini memiliki luas lahan 120 m² dengan luas bangunan sebesar 65 m² yang di dalamnya terdapat area parkir, ruang freezer, ruang produksi, ruang packaging, ruang peracikan, dapur, toilet, gudang dan mushola. Usaha yoghurt My Healthy memiliki lokasi yang cukup strategis yaitu berlokasi di kampung Bojong Menteng No. 4 RT 03/01 Desa Ciomas, Bogor. Lokasi ini dipilih karena selain terdapat area tempat pembuangan limbah juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar sehingga diharapkan dengan berdirinya usaha yoghurt My Healthy ini pemilik dapat mensejahterakan warga sekitar Bojong Menteng, Bogor.

25 4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan Visi perusahaan adalah Menjadikan Produk Yoghurt My Healthy Sebagai Produk Unggulan Dikalangan Masyarakat. Sedangkan misi perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas yoghurt My Healthy 2. Melakukan promosi secara berkala melalui media informasi dan media sosial 3. Memperluas jaringan pemasaran agar pangsa pasar semakin meningkat 4. Memperhatikan segmentasi pasar agar mampu berinovasi sesuai kebutuhan pasar. 4.1.2 Logo Perusahaan Usaha yoghurt My Healthy ini memiliki logo yang digunakan sebagai media pengenalan merek kepada konsumen. Logo dari yoghurt My Healthy ini berupa gambar sapi perah yang memiliki arti bahwa yoghurt ini adalah hasil olahan susu sapi yang segar, kemudian tulisan My Healthy disesuaikan dengan nama merek produk yoghurt tersebut. Logo yoghurt My Healthy ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Logo yoghurt My Healthy 4.1.3 Struktur Organisasi Usaha Kecil Menengah (UKM) yoghurt My Healthy dipimpin oleh pimpinan umum yang sekaligus bertindak sebagai pemilik usaha. Struktur organisasinya meliputi pimpinan umum yang dibantu oleh beberapa orang yang bertindak sebagai sekretaris, bagian produksi, bagian keuangan, bagian pemasaran, dan bagian sarana prasarana. Hal ini dilakukan agar mempermudah

26 pemilik usaha dalam menjalankan usahanya. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 4. Pimpinan Sekertaris Produksi Keuangan Pemasarann Sarana Prasarana Agen Sales Gambar 4. Struktur organisasi usaha kecil menengah yoghurt My Healthy Secara keseluruhan UKM yoghurt My Healthy terdiri dari 1 orang pimpinan umum yang bernama Kemas Ridwan, 1 orang sekertaris, 9 orang produksi, 1 orang bagian keuangan, 12 orang bagian pemasaran, dan 1 orang yang menangani bagian sarana prasarana. Pada bagian pemasaran dibedakan menjadi dua bagian, yaitu sales dan agen yang masing-masing memiliki jumlah sebanyak 2 agen dan 10 sales. Adapun pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian pada UKM yoghurt My Healthy adalah sebagai berikut: Pimpinan Pimpinan memiliki tugas pokok mengawasi dan mengkoordinir para karyawan dalam melakukan pekerjaannya, memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan yang terbaik untuk usahanya, serta bertanggung jawab atas kelancaran usaha. Sekretaris Membantu pimpinan dalam berkomunikasi dengan para karyawan, menyusun laporan manejemen, serta kegiatan yang berhubungan dengan kesekertariatan, pengelolaan kehumasan, dll Produksi Produksi bertugas untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kemakmuran dapat tercapai jika barang dapat tersedia dalam jumlah yang mencukupi.

27 Keuangan Merupakan personalia yang memiliki tugas yaitu mengurus segala bentuk administrasi dan keuangan perusahaan. Pemasaran Bertugas menyelesaikan permasalahan seputar pemasaran, antara lain mendistribusikan produk ke pedagang/distributor, melayani kebutuhan pelanggan, dan membuat media pemasaran, seperti brosur dan pamflet. Sarana prasarana Bertugas menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam hal ini sarana transportasi dan sarana produksi, mengkoordinasikan pendayagunaan sarana prasarana, melakukan pengelolaan pembiayaan alat-alat, dan menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana prasarana secara berkala. 4.1.4 Sarana dan Prasarana Sarana prasarana yang ada saat ini adalah: a. Komputer dan printer b. Freezer c. Mesin pasteurisasi d. Mobil e. Motor f. Toilet g. Dapur h. Mushola i. Gudang j. Kipas angin k. TV l. Telepon m. Ruang Packaging n. Ruang Peracikan o. Ruang Freezer

28 4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Uji awal yang dilakukan adalah uji validitas dan reliabilitas kuesioner yang telah disebar kepada 30 responden (N=30) yang menjadi konsumen yoghurt My Healthy. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Product Moment Pearson pada tingkat kepercayaan 90% (α = 0.1). Butir pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Hasil pengujian tingkat validitas menunjukan bahwa r hitung atribut dalam pertanyaan tersebut memiliki nilai korelasi atau r hasil antara 0,403 sampai dengan 0,832 dan tidak ada yang lebih kecil dari r tabel 0,361. Hal tersebut menunjukkn bahwa pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner dikatakan valid. Setelah kuesioner dikatakan valid maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah dengan teknik Cronbach s Alpha yaitu teknik mencari reliabilitas melalui software SPSS 16 for windows. Berdasarkan hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa nilai alpha sebesar 0,926 untuk 30 responden. Di mana nilai alpha tersebut lebih dari 0,60. Hal tersebut menunjukan bahwa pertanyaan pada kuesioner tersebut reliabel. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. 4.3. Karakteristik Konsumen Yoghurt My Healthy Kuesioner penelitian ini dikumpulkan dari 100 responden yang merupakan konsumen dari yoghurt My Healthy yang tersebar di enam outlet di kawasan Dramaga dan sekitarnya. Penentuan responden dilakukan menggunakan teknik Purposive Sampling. Berdasarkan pengumpulan data responden tersebut, diperoleh hasil karakteristik umum konsumen berdasarkan jenis kelamin, status pernikahan, tempat tinggal, pendapatan rata-rata per bulan, dan pengeluaran ratarata per bulan. 4.3.1 Jenis Kelamin Karakteristik responden yang pertama adalah karakteristik berdasarkan jenis kelamin. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan sebanyak 60% dari 100 responden. Hal ini karena konsumen yang berjenis kelamin perempuan biasanya lebih memperhatikan faktor kesehatan dibandingkan dengan konsumen yang

29 berjenis kelamin laki-laki. Gambar 5 menggambarkan karakteristik responden tersebut. Laki-Laki (40%) Perempuan (60%) Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 4.3.2 Usia Memahami usia konsumen adalah penting, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan terhadap merek. Usia penting dimasukkan ke dalam karakteristik umum dalam penelitian ini karena pemasar perlu mengetahui komposisi dan distribusi usia penduduk dari suatu wilayah atau daerah yang dijadikan target pasarnya. Karakteristik konsumen yang menjadi responden yoghurt My Healthy berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 6. Di mana responden didominasi oleh rentang usia antara 17-23 tahun sebanyak 97%. Hal ini terjadi karena mengingat responden sebagian besar masih berstatus sebagai mahasiswa, maka mereka cenderung berada pada rentang usia 17-23 tahun. 17-23th (97%) 24-30th (3%) Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan usia 4.3.3 Status Pernikahan Dilihat dari Gambar 7, diperoleh informasi bahwa sebesar 99% responden belum menikah dan 1% berstatus sudah menikah. Hal ini dikarenakan konsumen yang menjadi responden yoghurt My Healthy sebagian besar masih berstatus sebagai mahasiswa mengingat daerah Dramaga dan sekitarnya memang

30 didominasi oleh mahasiswa khususnya mahasiswa IPB yang sebagian besar berusia 17-23 tahun dan merupakan mahasiswa aktif. Kondisi konsumen yang berstatus belum menikah ini membuat konsumen bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya sendiri tanpa memikirkan orang lain. Menikah (1%) Belum Menikah (99%) Gambar7. Karakteristik responden berdasarkan status penikahan 4.3.4 Tempat Tinggal Di mana seorang konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya. Oleh karena itu pemasar harus dapat memahami di mana konsumen tinggal, agar ia bisa memfokuskan ke mana produknya akan dijual. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal, sebanyak 80% bertempat tinggal di rumah sewa atau kost. Hal ini dikarenakan konsumen produk yoghurt My Healthy sebagian besar adalah mahasiswa IPB Dramaga Bogor yang sebagian besar mahasiswanya berasal dari luar Bogor, sehingga sebagian besar responden tersebut bertempat tinggal di rumah sewa atau kost. Gambar 8 menggambarkan karakteristik responden tersebut. Rumah Sendiri (2%) Rumah Orang Tua (17%) Rumah Family (1%) Rumah sewa/kost (80%) Gambar8. Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal 4.3.5 Pendapatan Rata-rata Per Bulan Pendapatan adalah sumber daya material yang sangat penting bagi konsumen. Pendapatan pada umumnya diterima dalam bentuk uang. Karena

31 dengan pendapatan itulah, konsumen bisa membiayai kegiatan konsumsinya. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen. Karena alasan inilah para pemasar dari My Healthy perlu mengetahui pendapatan konsumen yang menjadi sasaran pasarnya, karena pendapatan konsumen akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang bisa dibeli konsumen. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar konsumen My Healthy memiliki pendapatan rata-rata per bulan antara Rp 500.00 Rp 1.000.000 sebanyak 67%. Secara lebih terperinci karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Gambar 9. <500rb (13%) 500rb-1jt (67%) 1jt-1.5jt (16%) 1.5jt-2jt (3%) >2jt (1%) Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan 4.3.6 Pengeluaran Rata-rata Per Bulan Menurut Sumarwan (2004), jumlah pengeluaran dapat dianggap sebagai indikator pendapatan rumah tangga. Di mana pengeluaran konsumen juga akan menjadi indikator penting besarnya jumlah produk yang bisa dibeli konsumen sehingga pemasar My Healthy dianggap perlu mengetahui jumlah pengeluaran konsumennya. Berdasarkan pengeluaran per bulan, sebagian besar responden menghabiskan pengeluaran pada rentang Rp 500.000-Rp 1.000.000 sebanyak 70%. Hal ini dikerenakan reponden mengeluarkan sebagian besar biayanya untuk kebutuhan sehari-hari. Secara lebih terperinci karakteristik konsumen berdasarkan pengeluaran dapat dilihat pada Gambar 10.

32 <500rb (14%) 500rb-1jt (70%) 1jt-1.5jt (13%) 1.5jt-2jt (3%) Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran 4.4. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Sumarwan (2004), mengatakan bahwa proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa akan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu (a) kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya, (b) faktor perbedaan individu konsumen, (c) faktor lingkungan konsumen. Proses keputusan akan terdiri atas tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan kepuasan konsumen. 4.4.1 Pengenalan Kebutuhan Tahap awal dalam proses pengambilan keputusan konsumen terhadap suatu produk atau jasa adalah dengan melalui tahap pengenalan kebutuhan, dimana konsumen pada saat sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi produk atau jasa, konsumen mencoba untuk mengenali kebutuhan mereka hingga munculah suatu dorongan untuk mengkonsumsi produk atau jasa tersebut. Menganalisis tahap pengenalan kebutuhan pada proses pengambilan keputusan konsumen yoghurt My Healthy dilakukan dengan memberikan pertanyaan terkait tujuan dan manfaat yang dicari dari pembelian yoghurt My Healthy. Data yang disajikan dalam Tabel 4 menunjukan bahwa tujuan utama yang mendasari konsumen untuk membeli yoghurt merek My Healthy adalah sebagai pengganti minuman sebanyak 77%. Hal ini dapat dilihat dari adanya pergeseran gaya hidup sehat dikalangan mahasiswa yang mulai beralih pada produk olahan susu seperti yoghurt. Saat ini mayoritas konsumen lebih memilih membeli yoghurt dari pada minuman mineral dengan alasan yoghurt memiliki rasa yang bervariasi juga menyehatkan dari pada minuman mineral yang harganya terpaut sama.

33 Tabel 4. Tujuan konsumen membeli yoghurt Merek My Healthy Tujuan Frekuensi (Orang) Persentase (%) Pengganti minuman 77 77 Dijual kembali - - Bahan tambahan pembuat kue - - Campuran minuman 1 1 Harga yang terjangkau 18 18 Lainnya 4 4 Total 100 100 Data yang disajikan pada Tabel 5 menunjukan manfaat utama yang mendasari konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy adalah karena faktor kesehatan sebanyak 84%. Hal ini karena yoghurt memiliki beragam manfaat dan kandungan gizi yang baik untuk kesehatan. Adapun berbagai manfaat kesehatan yang dapat diperoleh dari mengkonsumsi yoghurt diantaranya adalah: mengatasi diare, mual, muntah, dan sakit maag; menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi; meningkatkan stamina dan kekebalan tubuh; mencegah osteoporosis, kanker, dan jantung koroner; melangsingkan badan; dan merupakan sumber karbohidrat, protein, multi vitamin, dan nutrisi yang mudah untuk dicerna. Tabel 5. Manfaat membeli My Healthy Manfaat Frekuensi (orang) Persentase (%) Kesehatan 84 84 Menambah selera makan 9 9 Lainnya 7 7 Total 100 100 4.4.2 Pencarian Informasi Tahapan selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah tahap pencarian informasi. Tahapan ini dilakukan setelah konsumen mengetahui kebutuhan apa yang harus dipenuhi, maka selanjutnya konsumen akan melalui tahap pencarian informasi baik secara internal maupun eksternal untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 6, sumber informasi tertinggi yang diperoleh konsumen mengenai yoghurt My Healthy berasal dari kantin atau warung sebanyak 47,41%, di mana warung atau kantin tempat menjual yoghurt My Healthy tersebut lokasinya berdekatan dengan tempat tinggal juga tempat

34 responden melakukan aktifitas perkuliahan (luar dan dalam kampus IPB Dramaga, Bogor). Tabel 6. Sumber informasi konsumen mengenai My Healthy Sumber Informasi Frekuensi (Jawaban) Persentase (%) Mencari Sendiri 6 5,17 Keluarga/Saudara 3 2,59 Teman 46 39,66 Media Elektronik - - Media massa - - Brosur/Pamflet 6 5,17 Kantin/warung 55 47,41 Lainnya - - Total 116 100 Data yang disajikan pada Tabel 7 menunjukan fokus perhatian konsumen terhadap promosi yang diberikan oleh My Healthy. Dapat dilihat bahwa sebanyak 52% responden memilih harga sebagai fokus perhatian utama terhadap promosi dari My Healthy. Dapat diketahui bahwa harga satuan dari produk yoghurt My Healthy adalah sebesar Rp 500,- dan harga tersebut dapat terjangkau di kalangan responden yang sebagian besar adalah mahasiswa. Tabel 7. Fokus perhatian konsumen terhadap promosi My Healthy Fokus Perhatian Konsumen Dalam Frekuensi Promosi My Healthy (orang) Persentase (%) Harga 52 52 Tekstur produk halus 2 2 Kemudahan Mendapatkan produk 4 4 Keamanan dan kehalalan produk 21 21 Banyaknya rasa yang ditawarkan 17 17 Bentuk dan ukuran produk 2 I Merek yang sudah terkenal 2 I Total 100 100 Tabel 8 menunjukan pengaruh iklan dan promosi terhadap konsumen My Healthy. Sebanyak 71% responden memilih tertarik untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai produk yoghurt My Healthy. Hal ini menunjukkan bahwa media promosi yang selama ini digunakan seperti, brosur dan pamflet tidak berjalan dengan efektif. Media promosi yang digunakan tidak menyebar dengan luas khususnya di lingkungan tempat penjualan yoghurt itu sendiri yaitu area Dramaga dan sekitarnya.

35 Tabel 8. Pengaruh iklan dan promosi terhadap konsumen My Healthy Pengaruh Iklan dan Promosi Frekuensi (orang) Persentase (%) Tertarik untuk mengetahui informasi 71 71 Tidak tertarik sama sekali 29 29 Total 100 100 4.4.3 Evaluasi Alternatif Tahapan selanjutnya dalam proses pengambilan keputusan konsumen setelah konsemen melakukan tahap pencarian informasi adalah tahap evaluasi alternatif, yaitu tahap di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam serangkaian pilihan. Tabel 9 menunjukkan prioritas utama pilihan konsumen terhadap My Healthy jika dihadapkan dengan beberapa pilihan produk yang ditawarkan di pasaran. Sebanyak 55% rosponden tidak menjadikan yoghurt My Healthy sebagai prioritas utama mereka untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, pihak My Healthy sebaiknya perlu meningkatkan loyalitas para konsumen dan menarik pangsa pasar baru agar konsumen memilih yoghurt My Healthy sebagai pilihan produk mereka untuk dikonsumsi. Di mana loyalitas tersebut akan terjadi apabila konsumen sudah merasakan puas terhadap produk My Healthy dan konsumen akan melakukan pembelian ulang terhadap produk sehingga My Healthy akan menjadi prioritas konsumen untuk dikonsumsi. Pembelian ulang yang terus menerus dari produk dan merek yang sama akan menunjukkan loyalitas konsumen terhadap merek. Hal yang diharapkan oleh produsen adalah suatu loyalitas merek. Peningkatan loyalitas tersebut dapat dilakukan dengan cara adanya peningkatan kualitas produk dan meningkatkan komunikasi pemasaran sehingga dapat terciptanya loyalitas merek. Tabel 9. Prioritas utama konsumen My Healthy pilihan untuk dikonsumsi Prioritas Utama Frekuensi (orang) Persentase (%) Ya 45 45 Tidak 55 55 Total 100 100

36 4.4.4 Proses pembelian Tahap keempat dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah tahap proses pembelian, yaitu suatu tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Tabel 10 menunjukkan alasan untuk konsumen melakukan pembelian produk yoghurt My Healthy. Sebanyak 40,21% responden memilih harga sebagai alasan mereka membeli produk My Healthy. Harga adalah atribut produk yang paling sering digunakan oleh konsumen dalam keputusan pembeliannya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hampir sebagian responden memilih yoghurt My Healthy karena alasan harga yang terpaut murah dan terjangkau apabila dibandingkan dengan harga yoghurt merek lain yang berada di area Dramaga dan sekitarnya seperti yoghurt Fapet dan merek lainnya. Harga satuan untuk yoghurt Fapet adalah Rp 3.000,- dan merek lainnya berada pada kisaran Rp 5.000,- di mana dapat diketahui bahwa harga satuan untuk yoghurt My Healthy adalah Rp 500,-. Tabel 10. Alasan membeli My Healthy Alasan Membeli Frekuensi (jawaban) Persentase (%) Harga 76 40,21 Produk yang berkualitas 19 10,05 Merek yang sudah dikenal 3 1,59 Tekstur produk yang berkualitas 7 3,70 Ukuran produk 8 4,23 Bentuk produk 4 2,12 Adanya label halal 41 21,69 Banyaknya varian rasa 31 16,40 Total 189 100 Berdasarkan hasil pada Tabel 11, menunjukkan bahwa terdapat dua cara bagi konsumen untuk memutuskan pembelian terhadap produk yoghurt My Healthy, yaitu cara direncanakan dan mendadak. Sebanyak 90% responden memutuskan melakukan pembelian secara mendadak atau tidak direncanakan sebelumnya. Berdasarkan teori yang dikemukakan Sumarwan (2004), bahwa konsumen seringkali membeli suatu produk secara mendadak atau tanpa direncanakan

37 terlebih dahulu. Keinginan untuk membeli seringkali muncul di warung, toko, atau di mal. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Adanya produk yang ditawarkan dengan harga murah tentunya akan menarik perhatian konsumen sehingga konsumen merasakan adanya kebutuhan yang mendesak untuk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Keputusan pembelian seperti ini sering disebut sebagai pembelian impuls (impulse purchasing). Pembelian secara mendadak atau tanpa direncanakan ini biasanya meliputi pembelian barang kebutuhan sehari-hari di mana dalam prosesnya melibatkan lebih sedikit keputusan dan lebih sedikit pertimbangan seperti halnya dalam pembelian yoghurt. Sedangkan pembelian yang direncanakan sepenuhnya biasanya adalah hasil dari proses keputusan yang diperluas atau keterlibatan tinggi, seperti halnya dalam melakukan pembelian mobil atau motor yang memerlukan lebih banyak keputusan dan lebih banyak pertimbangan. Tabel 11. Keputusan membeli My Healthy Keputusan Membeli Frekuensi (orang) Persentase (%) Direncanakan 10 10 Mendadak 90 90 Total 100 100 Produk baru muncul hampir setiap hari, dan diiklankan atau dikomunikasikan melalui berbagai media oleh perusahaan pembuatnya. Produk yang dikomunikasikan dengan menarik dan efektif akan memicu seorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhannya tersebut. Brosur dan pamflet merupakan sebuah alat pemasaran yang menarik dan bisa membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Namun, pada penelitian ini brosur dan pamflet yang digunakan sebagai media pemasaran tidak berjalan dengan efektif, sehingga media pemasaran ini tidak berpengaruh terhadap konsumen sehingga perlu dikaji ulang agar media pemasaran tersebut berjalan dengan efektif. Tabel 12 yang menunjukkan pengaruh media bagi konsumen untuk membeli My Healthy. Sebanyak 60% responden mengatakan tidak berpengaruh terhadap media dalam pembelian My Healthy.

38 Tabel 12. Pengaruh media bagi konsumen untuk membeli My Healthy Pengaruh Media Frekuensi (orang) Persentase (%) Ya 39 39 Tidak 61 61 Total 100 100 Tabel 13 menunjukkan sumber yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian yoghurt My Healthy. Sumber terbesar yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian yoghurt My Healthy adalah berasal dari teman sebanyak 75,93%. Hal ini menunjukkan bahwa sumber informasi dari teman adalah pengaruh yang kuat. Bagi UKM yoghurt My Healthy sebaiknya lebih memperhatikan pemasarannya melalui media yang sudah digunakan sebelumnya seperti seperti brosur dan pamflet sehingga selain konsumen mendapatkan informasi langsung dari teman atau kerabatnya, informasi juga dapat diperoleh memalui media promosi lain seperti brosur dan pamflet. Tabel 13. Sumber yang mempengaruhi konsumen membeli My Healthy Sumber Yang Mempengaruhi Frekuensi (jawaban) Persentase (%) Keluarga/Saudara 6 11,11 Teman 41 75,93 Media elektronik - - Brosur/pamphlet 5 9,26 Media massa 2 3,70 Lainnya - - Total 54 100 Inovasi varian rasa merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha. Tabel 14 menunjukkan pilihan rasa yoghurt yang ditawarkan oleh My Healthy kepada konsumen. Menurut hasil persentase, mayoritas konsumen menyukai yoghurt rasa strawberry sebanyak 26,62%. Pengetahuan berupa informasi ini dapat digunakan produsen sabagai alat untuk memenuhi keinginan konsumen dalam hal rasa. Tabel 14. Pilihan rasa yoghurt My Healthy yang disukai konsumen Pilihan Rasa Frekuensi (jawaban) Persentase (%) Strawberry 41 26,62 Orange 28 18,18 Anggur 35 22,72 Sirsak 23 14,94

39 Lanjutan Tabel 14. Pilihan Rasa Frekuensi (jawaban) Persentase (%) Melon 27 17,53 Total 154 100 Hasil pada Tabel 15 menunjukkan frekuensi pembelian konsumen terhadap yoghurt My Healthy. Sebanyak 41% responden menyatakan telah membeli yoghurt My Healthy tersebut lebih dari tiga kali. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen loyal terhadap yoghurt My Healthy karena telah melakukan pembelian ulang hingga lebih dari tiga kali. Loyalitas konsumen terbentuk dari adanya rasa puas terhadap produk yang dikonsumsi sehingga konsumen melakukan pembelian ulang terhadap produk yang sama walaupun dihadapkan dengan berbagai merek lain. Tabel 15. Frekuensi pembelian My Healthy Frekuensi Pembelian Frekuensi (orang) Persentase (%) Pertama kali 34 34 2 kali 18 18 3 kali 7 7 Lebih dari 3 kali 41 41 Total 100 100 Tabel 16 menunjukkan pengeluaran konsumen dalam melakukan pembelian yoghurt My Healthy. Dari jumlah 100 responden yang ada, sebanyak 52% responden menghabiskan uangnya antara Rp 1.000 Rp 3.000 dalam pembelian yoghurt My Healthy. Tabel 16. Pengeluaran konsumen dalam melakukan pembelian My Healthy Pengeluaran Pembelian Frekuensi (orang) Persentase (%) < Rp 1.000 39 39 Rp 1.000 Rp 3.000 52 52 Rp 4.000 Rp 6.000 6 6 Rp 7.000 Rp 10.000 2 2 > Rp 10.000 1 1 Total 100 100 4.4.5 Pasca Pembelian Tahap terakhir dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah tahap perilaku pasca pembelian. Proses pasca pembelian ini merupakan suatu proses di mana konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian

40 berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan mereka terhadap produk atau jasa yang sebelumnya digunakan. Untuk mengetahui sikap konsumen pasca pembelian, maka dibelikan pertanyaan mengenai tingkat kepuasan, sikap konsumen untuk menyarankan dan mempromosikan kepada orang lain, keunggulan yang terdapat pada yoghurt My Healthy, sikap jika harga yoghurt My Healthy mengalami kenaikan. Setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa, konsumen akan memiliki perasaan puas dan tidak puas terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Berdasarkan hasil pengolahan data mengenai tingkat kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi yoghurt My Healthy, sebanyak 56% responden menyatakan puas terhadap yoghurt My Healthy. Hal ini menunjukkan bahwa produk yoghurt My Healthy cukup memenuhi kebutuhan konsumennya karena jumlah konsumen yang merasa sangat tidak puas setelah mengkonsumsi yoghurt My Healthy memiliki persentase yang kecil yaitu 2%. Menurut Engel et. al, (1994), kepuasan didefinisikan sebagai alternatif yang dipilih setidaknya dapat memenuhi atau melampaui harapan. Teori yang menjelaskan bagaimana kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terbentuk adalah the expectancy disconfirmation model, yang mengemukakan bahwa kepuasandan ketidakpuasan konsumen merupakan dampak dari perbandingan antara harapan konsumen sebelum pembelian dengan yang sesungguhnya diperoleh konsumen dari produk yang dibeli tersebut. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan, inilah yang disebut sebagai diskonfirmasi positive. Jika ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas. Tabel 17 menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap yoghurt My Healthy. Tabel 17. Tingkat kepuasan konsumen terhadap My Healthy Tingkat Kepuasan Frekuensi (orang) Persentase (%) Sangat puas 5 5 Puas 56 56 Biasa saja 36 36 Kurang puas 1 1 Sangat Tidak puas 2 2 Total 100 100 Berdasarkan hasil pada Tabel 18 yang menujukkan keinginan beralih ke merek lain. Hampir sebagian responden menyatakan akan beralih ke merek lain

41 sebanyak 67%. Dapat diketahui bahwa kepuasanakan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk tersebut. Sebaliknya perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi produk tersebut. Hal ini dapat dijadikan bahan informasi oleh produsen yoghurt My Healthy agar dapat meningkatkan kualitas produk serta pelayanannya agar konsumen tetap merasa puas dan akan mendorong pembelian ulang produk sehingga konsumen tidak memiliki keinginan beralih ke merek lain. Tabel 18. Keinginan beralih ke merek lain Keinginan Beralih Frekuensi (orang) Persentase (%) Ya 67 67 Tidak 33 33 Total 100 100 Berdasarkan hasil pada Tabel 19, dapat dilihat bahwa sebanyak 68% konsumen My Healthy akan menyarankan untuk membeli dan mempromosikan My Healthy kepada orang lain. Hal ini tentunya dapat memberikan dampak positif bagi pihak My Healthy karena mayoritas konsumen akan membantu mempromosikan yoghurt My Healthy sehingga selain melakukan promosi melalui media seperti brosur dan pamflet promosi juga dapat dilakukan berupa word of mouth yang secara teori bentuk promosi ini merupakan media promosi yang baik dan dapat diandalkan. Word of mouth adalah penyampaian informasi dari mulut ke mulut dari seseorang yang merasa puas terhadap produk atau jasa sehingga seseorang tersebut menyampaikan informasi kepada konsumen atau pelanggan lain. Tabel 19. Kesediaan untuk menyarankan membeli dan mempromosikan My Healthy kepada orang lain Kesediaan Konsumen Frekuensi (orang) Persentase (%) Ya 68 68 Tidak 32 32 Total 100 100 Setiap perusahaan pasti memiliki berbagai macam keunggulan. Keunggulan ini digunakan perusahaan agar dapat tetap bertahan dengan pesaingnya dalam meraih pangsa pasar. Keunggulan sebuah perusahaan baik besar maupun kecil dapat dilihat dari produk yang diperkenalkan ke pasar. Sebagai contoh yoghurt My Healthy yang lebih mengunggulkan atribut produknya

42 seperti harga, hal ini terlihat dengan harga jual yang ditawarkan My Healthy ke pasaran. My Healthy menggunakan konsep produksi, di mana konsumen akan lebih menyukai produk yang tersedia secara luas dan dengan harga murah. Pemilik My Healthy sendiri mengasumsikan bahwa konsumen terutama akan tertarik pada produk yang murah. Oleh karena itu, My Healthy memiliki harga jual murah bila dibandingkan dengan merek lain yang sejenis. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 20 yang menunjukkan keunggulan My Healthy, dapat ditarik pernyataan bahwa sebanyak 33,19% responden memilih harga sebagai keunggulan yang dimiliki oleh My Healthy. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih mengunggulkan harga bila dibandingkan dengan yang lainnya. Tabel 20. Keunggulan My Healthy Keunggulan My Healthy Frekuensi (orang) Persentase (%) Harga 75 33,19 Tekstur produk halus 24 10,62 Produk yang berkualitas 15 6,64 Ukuran kemasan 12 5,31 Bentuk produk 4 1,77 Adanya label halal 42 18,58 Banyaknya rasa yang ditawarkan 54 23,89 Total 226 100 Apabila konsumen dihadapkan dengan kondisi di mana yoghurt My Healthy mengalami kenaikan harga, maka sebanyak 52% responden memilih untuk beralih ke produk yoghurt lain. Berdasarkan teori yang dikemukakan Sumarwan (2004), menyatakan bahwa harga adalah atribut produk dan jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen dalam keputusan pembelian. Untuk sebagian besar konsumen Indonesia yang masih berpendapatan rendah, maka harga adalah faktor utama yang dipertimbangkan dalam memilih produk maupun jasa. Konsumen pun sangat sensitif terhadap harga. Kenaikan harga pada produk yang dikonsumsi sering sekali menimbulkan masalah sehingga konsumen meninggalkan produk yang biasa dikonsumsi dan beralih ke produk sejenis yang menurutnya sesuai dengan kemampuannya. Persentase antara konsumen yang akan tetap menjadi konsumen yoghurt My Healthy dan yang tidak memiliki selisih persentase yang cukup kecil yaitu sebesar 4%, hal ini perlu dijadikan bahan pertimbangan produsen yoghurt My Healthy agar dapat merebut

43 kembali pangsa pasar dari para kompetitor sejenis dan produsen dituntut agar memiliki pengetahuan dan strategi pemasaran. Tabel 21 menunjukkan pengaruh pembelian konsumen terhadap kenaikan harga My Healthy. Tabel 21. Pengaruh pembelian konsumen terhadap kenaikan harga My Healthy Pengaruh Pembelian Terhadap Konsumen Kenaikan Harga Frekuensi (orang) Persentase (%) Akan tetap menjadi konsumen yoghurt My Healthy 48 48 Beralih ke produk yoghurt lain 52 52 Total 100 100 Berdasarkan data yang telah diuraikan sebelumnya mengenai tahapan proses pengambilan keputusan, yang terdiri lima tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, dan perilaku pasca pembelian dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel22. Hasil Rekapitulasi proses pengambilan keputusan konsumen My Healthy No. Tahap Proses Pengambilan Proses Keputusan 1 Pengenalan Kebutuhan 1. Tujuan pembelian: pengganti minuman 2. Manfaat pembelian: kesehatan 2 Pencarian Informasi 1. Sumber informasi konsumen: kantin/warung 2. Tempat pembelian: warung/kantin 3. Fokus perhatian konsumen: harga 4. Pengaruh iklan: tertarik untuk mengetahui informasi 3 Evaluasi Alternatif 1. Prioritas utama konsumen: tidak 4 Proses Pembelian 1. Alasan pembelian: harga 2. Keputusan pembelian: mendadak 3. Pengaruh media: tidak 4. Sumber yang mempengaruhi konsumen: teman 5. Pilihan rasa: strawberry 6. Frekuensi pembelian: lebih dari 3 7. Pengeluaran konsumen: Rp 1.000 Rp 3.000

44 Lanjutan Tabel 22. No. Tahap Proses Pengambilan Proses Keputusan 5 Perilaku Pasca Pembelian 1. Tingkat kepuasan: puas 2. Keinginan beralih merek: ya 3. Kesediaan konsumen untuk 4. Keunggulan My Healthy: harga 5. Pengaruh pembelian konsumen 4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen untuk Membeli My Healthy Analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokan, dan meringkas faktor-faktor yang merupakan dimensi suatu variabel, definisi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu. Analisis faktor pada penelitian ini digunakan untuk menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki My Healthy. Dari penelitian ini terdapat 24 atribut yang dianalisis, yaitu harga produk yang terjangkau, daya tarik merek, tingkat kemudahan mengingat merek, keamanan kemasan produk, kemasan yang menarik, bentuk kemasan produk, ukuran kemasan, variasi warna kemasan produk, kualitas produk, sifat atau cara kerja produk, komposisi atau kandungan nutrisi produk, hasil/manfaat produk, kehalalan produk, kepuasan produk, kualitas tahan lama, keamanan mengkinsumsi, kenyamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kemudahan mendapatkan produk, kemudahan mendapatkan informasi, ketersediaan produk, variasa rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, dan fleksibel untuk semua kalangan. Hasil dari pengujian atribut yang menggunakan analisis faktor dapat dilihat pada lampiran 5. Pengujian analisis faktor ini menggunakan metode pengukuran Keiser Mayer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA) dan Bartlett s Test of Sphrecity. Metode pengukuran KMO-MSA ini digunakan untuk dapat mengetahui variabel-variabel yang layak atau tidak untuk dimasukkan dalam analisis. Di mana nilai KMO-MSA harus lebih besar atau sama dengan 0,5. Dari hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai KMO-MSA lebih dari 0,5 yaitu sebesar

45 0,79 dengan taraf nyata di bawah 0,05 (0,000<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut layak untuk dianalisis lebih lanjut. Gambar 11 menggambarkan nilai KMO dan Bartlett s Test. KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity.788 Approx. Chi-Square 1.037E3 Df 276 Sig..000 Gambar 11. Nilai KMO dan Bartlett s Test Lampiran 5 menunjukkan mengenai Anti-Image Matrices. Pada Anti Image Matrices terdapat dua bagian yaitu anti-image coveriance dan anti-image correlation. Dalam anti-image correlation menunjukkan nilai MSA sebuah variabel. Nilai tersebut ditunjukkan dengan simbol a yang terdapat pada baris diagonal. Apabila terdapat nilai MSA lebih kecil dari 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan satu per satu dari variabel yang memiliki nilai terendah, dan dilakukan langkah ulang tanpa mengikutsertakan variabel yang tidak layak tersebut. Berdasarkan pengolahan yang telah dilakukan, pada bagian anti-image correlation tidak perlu dilakukan pengulangan pengujian karena tidak terdapat nilai MSA yang kurang dari 0,5 dari masing-masing variabel. Hal ini dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel sudah memenuhi ketentuan, sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut. Setelah nilai KMO dan MSA lebih dari 0,5 maka langkah selanjutnya adalah ekstraksi agar dapat terbentuk beberapa faktor baru. Langkah ini menggunakan metode Principal Component Analysis (Analisis Komponen Utama). Metode ini menghasilkan Communalities, di mana Communalities menunjukkan nilai faktor yang menjelaskan varian variabel, yang nilainya selalu positif. Dalam tabel communalities terdapat dua bagian, initial danekstraction. Pada bagian initial yang secara keseluruhan bernilai 1,000 merupakan variabel sebelum dilakukannya ekstraksi yang menunjukkan bahwa variabel tersebut 100 persen membentuk faktor tersebut. Pada bagian ekstraction merupakan nilai varian dari suatu variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor baru yang akan

46 terbentuk. Tabel 23 menunjukkan nilai Communalities dari 24 atribut yang dianalisis dalam penelitian ini. Tabel 23. Nilai Communalities pada proses ekstraksi No. Variabel Initial Ekstraction 1 Harga produk yang terjangkau 1.000 0,59 2 Daya tarik merek 1.000 0,65 3 Tingkat kemudahan mengingat merek 1.000 0,63 4 Keamanan kemasan produk 1.000 0,63 5 Kemasan yang menarik 1.000 0,56 6 Bentuk kemasan produk 1.000 0,43 7 Ukuran kemasan 1.000 0,52 8 Variasi warna kemasan produk 1.000 0,61 9 Kualitas produk 1.000 0,59 10 Sifat/cara kerja produk 1.000 0,59 11 Komposisi/kandungan nutrisi produk 1.000 0,74 12 Hasil/manfaat produk 1.000 0,58 13 Kehalalan produk 1.000 0,66 14 Kepuasan produk 1.000 0,64 15 Kualitas tahan lama 1.000 0,65 16 Keamanan mengkonsumsi 1.000 0,72 17 Kenyamanan mengkonsumsi 1.000 0,75 18 Promosi yang diberikan 1.000 0,68 19 Kemudahan mendapatkan produk 1.000 0,71 20 Kemudaham mendapatkan informasi 1.000 0,67 21 Ketersediaan produk 1.000 0,63 22 Variasi rasa produk 1.000 0,65 23 Kesesuaian rasa dan aroma 1.000 0,66 24 Fleksibel untuk semua kalangan 1.000 0,63 Setelah itu, tabel Total Variance explained dapat dilihat pada lampiran 5 Tabel ini menunjukkan jumlah faktor yang terbentuk dari seluruh variabel. Faktorfaktor baru yang terbentuk memiliki eigenvalue lebih dari 1. Berdasarkan hasil dari Total Variance explained, terbentuklah 6 faktor. Keenam faktor tersebut bertirut-turut memiliku nilai eigenvalue sebesar faktor pertama sebesar 7,29, faktor kedua sebesar 2,37, faktor tiga sebesar 1,71, faktor keempat sebesar 15,07, faktor kelima sebesar 1,26, dan faktor keenam sebesar 1,10. Tabel 24 menunjukkan Tabel Component Matrix yang merupakan distribusi dari keseluruhan variabel yang telah diekstrak ke dalam faktor yang terbentuk berdasarkan factor loadings-nya. Factor loadings menunjukkan tingkat

47 keeratan suatu variabel dengan faktor baru yang terbentuk. Di mana variabelvariabel akan masuk ke dalam suatu faktor berdasarkan perbandingan besar korelasi dari nilai factor loadings-nya, yaitu nilai yang menunjukkan antara variabel dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4, faktor 5, dan faktor 6 (Lampiran 5). Tabel 24. Hasil analisis faktor Faktor Faktor Pertama (Atribut Produk) Varian Variabel Asal (persen) 30,36 1. Komposisi/kandungan nutrisi produk 2. Kualitas produk 3. Kehalalan produk 4. Sifat/cara kerja produk 5. Hasil/manfaat produk 6. Keamanan kemasan produk Loading Factor 0,79 0,70 0,67 0,66 0,61 0,51 Faktor Kedua (Fitur Produk) Faktor Ketiga (Harga dan Kemasan Produk) Faktor Keempat (Jaminan Produk) Faktor Kelima (Merek) Faktor Keenam (Kemudahan) 9,85 1. Variasi rasa produk 2. Kesesuaian rasa dan aroma 3. Fleksibel untuk semua kalangan 4. Variasi warna kemasan produk 5. Ketersediaan produk 7,14 6,28 1. Harga produk yang terjangkau 2. Ukuran kemasan 3. Kemasan yang menarik 4. Bentuk kemasan produk 1. Kenyamanan mengkonsumsi 2. Keamanan mengkonsumsi 3. Promosi yang diberikan 4. Kualitas tahan lama 5. Kepuasan produk 1. Daya tarik merek 5,25 2. Tingkat kemudahan mengingat merek 4,56 1. Kemudashan mendapatkan produk 2. Kemudahan mendapatkan informasi 0,77 0.70 0,70 0,55 0,55 0,66 0,65 0,54 0,47 0,78 0,63 0,60 0,56 0,48 0,75 0,65 0,72 0,68 Hasil analisis faktor itu sendiri diambil dari proses rotasi, di mana proses rotasi digunakan untuk memperjelas sebuah variabel akan dimasukan ke faktor yang mana dari keenam faktor yang terbentuk. Proses rotasi pada penelitian ini

48 menggunakan metode rotasi Varimax. Hasil dari proses rotasi dapat dilihat pada tabel Rotated Component Matrix (Lampiran 5) yang menunjukkan distribusi seluruh atribut yang telah diekstrak ke dalam faktor yang terbentuk berdasarkan factor loading-nya. Pada penelitian ini menghasilkan enam faktor baru dari seluruh atribut yang diuji. Di mana faktor-faktor yang terbentuk merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap produk yoghurt My Healthy. Faktor-faktor tersebut masing-masing terdiri dari beberapa atribut yang sudah dikelompokkan berdasarkan nilai korelasinya, antara lain: (1) faktor atribut produk yang terdiri dari komposisi/kandungan nutrisi produk, kualitas produk, kehalalan produk, sifat/cara kerja produk, hasil/manfaat produk, dan keamanan kemasan produk, (2) faktor fitur produk yang terdiri dari variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, fleksibel untuk semua kalangan, variasi warna kemasan produk, dan ketersediaan produk, (3) faktor harga dan kemasan produk yang terdiri dari harga yang terjangkau, ukuran kemasan, kemasan yang menarik, dan bentuk kemasan produk, (4) faktor jaminan produk yang terdiri dari kenyamanan mengkonsumsi, keamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kualitas tahan lama, dan kepuasan produk, (5) faktor merek yang terdiri dari daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek, dan (6) faktor kemudahan yang terdiri dari kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi. 4.5.1 Faktor Pertama (Atribut Produk) Faktor pertama yang terbentuk dinamakan faktor atribut produk. Faktor ini terdiri dari enam variabel yaitu komposisi/kandungan nutrisi produk, kualitas produk, kehalalan produk, sifat/cara kerja produk, hasil/manfaat produk, keamanan kemasan produk. Faktor atribut produk ini merupakan faktor yang tertinggi dari analisis faktor karena mimiliki nilai Eigenvalue terbesar yaitu 7,29. Nilai Eigenvalue yang besar dapat menunjukkan bahwa faktor pertama adalah faktor yang paling memengaruhi preferensi konsumen yoghurt My Healthy. Faktor ini dapat menerangkan keragaman sebesar 30,36%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,51 sampai

49 0,79. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Banyaknya produk yoghurt yang beredar di pasaran tentunya membuat para konsumen yoghurt memilih yoghurt yang terbaik yang dapat memberikan kenyamanan bagi dirinya. Setiap produk yang ditawarkan harus dapat memiliki komposisi/kandungan nutrisi yang baik bagi kesehatan tubuh, di mana produk yoghurt sudah dapat dipastikan memiliki komposisi/kandungan nutrisi yang baik bagi tubuh karena yoghurt itu sendiri merupakan hasil olahan susu murni yang menyehatkan. Selain itu, suatu produk harus dapat memiliki kualitas yang menjanjikan konsumennya sehingga konsumen akan memilih produk tersebut dibandingkan produk lainnya yang kurang berkualitas. Kualitas suatu produk khususnya produk makanan seperti yoghurt harus diimbangi dengan adanya sebuah kehalalan dari pihak terkait sehingga dapat dikonsumsi dengan aman. Variabel selanjutnya yang dipertimbangkan adalah sifat/cara kerja di mana suatu produk harus memiliki sifat/cara kerja yang baik dan dapat memberikan hasil/manfaat bagi yang mengkonsumsinya sehingga produk yang dikonsumsi tersebut akan memberikan rasa aman terhadap yang mengkonsumsi, karena pada dasarnya orang menyukai produk yang menyehatkan bagi dirinya. 4.5.2 Faktor Kedua (Fitur Produk) Faktor kedua yang terbentuk dinamakan faktor fitur produk. Faktor ini terdiri dari lima variabel yaitu variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, fleksibel untuk semua kalangan, variasi warna kemasan produk, dan ketersediaan produk. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 2,37 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 9,85%. Variabel yang terebentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,55 sampai 0,77. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Variasi rasa produk dapat memudahkan konsumen dalam menentukan kriteria produk yang dapat memberikan kepuasan maksimal ketika dikonsumsi. Selain itu, hadirnya beragam varian rasa yang ditawarkan harus disesuaikan dengan aroma dari produk sehingga kesesuaian rasa dan aroma tersebut tersebut dapat menarik hati konsumen untuk dapat membeli produk tersebut. Sedangkan untuk variabel selanjutnya yaitu fleksibel untuk semua kalangan, hal ini juga

50 berpengaruh terhadap konsumen karena mayoritas konsumen memilih produk yang fleksibel dan dapat digunakan untuk semua kalangan baik muda maupun kalangan tua. Variasi warna kemasan yang menarik dapat memberikan pengaruh kepada konsumen karena dengan adanya tampilan warna yang menarik dari suatu produk dapat meningkatkan daya beli konsumen terhadap produk tersebut. Variabel terakhir yaitu adanya ketersediaan produk menunjukkan bahwa produk tersebut dapat dengan mudah tersedia dan didapatkan oleh konsumen ketika permintaan konsumen akan produk tersebut meningkat. 4.5.3 Faktor Ketiga (Harga dan Kemasan Produk) Faktor ketiga yang terbentuk dinamakan faktor harga dan kemasan produk. Faktor ini terdiri dari empat variabel yaitu harga produk yang terjangkau, ukuran kemasan, kemasan yang menarik, dan bentuk kemasan produk. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,71 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 7,14%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,47 sampai 0,66. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Dalam proses pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah dengan mempertimbangkan harga produk yang akan dibelinya dengan kemampuan daya beli mereka. Oleh sebab itu, variabel harga yang terkjangkau memiliki pengaruh terhadap preferensi konsumen. Ukuran kemasan merupakan hal yang penting untuk dipertimbangkan karena berhubungan dengan perasaan konsumen yaitu sesuai dengan harapan yang diinginkan ketika mereka mengkonsumsi produk tersebut. Kemasan yang menarik menjadi hal yang berpengaruh terhadap konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk karena dengan adanya tampilan kemasan yang menarik dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian terhadap suatu produk. Variabel terakhir yaitu bentuk kemasan produk yang pada penelitian ini tidak terlalu memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap konsumen karena bentuk apapun produk yang ditawarkan terhadap konsumen, konsumen akan lebih mempertimbangkan ukuran dari produk yang akan dikonsumsinya dari pada bentuk produknya.

51 4.5.4 Faktor Keempat (Jaminan Produk) Faktor keempat yang terbentuk dinamakan faktor jaminan produk. Faktor ini terdiri dari lima variabel yaitu kenyamanan mengkonsumsi, keamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kualitas tahan lama, dan kepuasan produk. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,51 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 6,28%. Variabel yang terebentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,48 sampai 0,78. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Mayoritas konsumen akan memilih produk yang memiliki jaminan. Dalam melakukan pembelian konsumen akan memilih produk yang memiliki kenyamanan dan keamanan karena pengaruh jaminan berupa rasa nyaman dan aman tersebut akan mempengaruhi preferensi konsumen terhadap suatu produk. Selain itu, promosi produk juga berpengaruh terhadap konsumen ketika promosi yang dilakukan pemasar berhasil. Pemasar dapat melakukan berbagai cara untuk dapat mengajak konsumen melalui promosi produknya dengan menawarkan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh produk tersebut. Kualitas tahan lama merupakan variabel yang berpengaruh yang membuat konsumen meningkatkan kepercayaannya karena produk tersebut dianggap memiliki jaminan berupa kualitas tahan lama sehingga konsumen cenderung memilih produk tersebut. Variabel terakhir adalah kepuasan produk yang pada penelitian ini menunjukkan kurang berpengaruh terhadap konsumen dalam pembelian suatu produk. 4.5.5 Faktor Kelima (Merek) Faktor kelima yang terbentuk dinamakan faktor merek. Faktor ini terdiri dari dua variabel yaitu daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,26 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 5,25%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,65 sampai 0,75. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek mempengaruhi konsumen dengan korelasi yang positif. Pembelian yang dilakukan konsumen akan mempertimbangkan merek apa yang akan mereka konsumsi. Ketika suatu produk memiliki daya tarik merek dan adanya tingkat kemudahan dalam

52 mengingat merek maka konsumen cenderung mengingat produk tersebut ketika mereka mencari produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga kedua variabel ini dinamakan faktor merek. 4.5.6 Faktor Keenam (Kemudahan) Faktor keenam yang terbentuk dinamakan faktor kemudahan. Faktor ini terdiri dari dua variabel kemudahan yaitu kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi. Nilai Eigenvalue dari faktor ini sebesar 1,10 dan mampu menerangkan keragaman sebesar 4,56%. Variabel yang terbentuk pada faktor atribut ini memiliki nilai loading factor antara 0,68 sampai 0,72. Hal ini menunjukkan hubungan tingkat keeratan antara variabel dengan faktor yang terbentuk. Variabel pengaruh kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi mempengaruhi konsumen dengan korelasi yang positif. Variabel yang dipertimbangkan pada faktor terakhir (kemudahan) ini adalah variabel kemudahan mendapatkan produk yang menunjukkan kemampuan suatu produk untuk dapat menjangkau pasar sehingga produk tersedia saat konsumen membutuhkan. Variabel terakhir yang dipertimbangkan adalah kemudahan mendapatkan informasi. Variabel ini menunjukkan bahwa informasi merupakan variabel yang besar pengaruhnya pada konsumen ketika konsumen memerlukan informasi mengenai produk yang diinginkannya sehingga konsumen dapat dengan mudah mengetahui keberadaan produk yang diinginkannya. 4.6. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil analisis preferensi konsumen yoghurt My Healthy di Dramaga Bogor, didapatkan hasil mengenai karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan konsumen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap yoghurt My Healthy. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh UKM yoghurt My Healthy untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan produk yang ditawarkan di pasar berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Promosi merupakan sarana komunikasi yang dapat memperkenalkan produk kepada target pasarnya. Promosi juga dapat merangsang preferensi konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan pemasar. My Healthy dapat meningkatkan promosinya karena berdasarkan penelitian ini pengaruh

53 media promosi yang dilakukan pemasar kurang sehingga konsumen kurang terpengaruh untuk membeli produk My Healthy walaupun pada kenyataannya mayoritas konsumen tertarik untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai produk yoghurt My Healthy. Dengan demikian diharapkan konsumen dapat memberikan informasi yang diperoleh kepada temannya mengenai yoghurt My Healthy sehingga adanya ketertarikan untuk membeli produk My Healthy. 2. Memperhatikan dan meningkatkan distribusi pemasaran secara lebih luaskepada konsumen merupakan hal yang penting dalam menjalankan suatu usaha agar konsumen menyadari akan adanya produk yoghurt My Healthy di samping adanya produk yoghurt lain. Hal ini berhubungan dengan ketersediaan produk yang dalam penelitian ini berpengaruh terhadap daya beli konsumen sehingga produsen dapat meningkatkan distribusinya agar produk tersebar luas dikalangan masyarakat dan ketika masyarakat membutuhkan produk yoghurt My Healthy tersebut sudah tersedia. 3. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa harga sangatlah berpengaruh terhadap daya beli konsumen dan mayoritas konsumen akan memilih untuk beralih ke produk yoghurt lain apabila adanya kenaikan harga pada yoghurt My Healthy. Penetapan harga yang sesuai akan meningkatkan minat konsumen untuk membeli yoghurt My Healthy. Penentuan harga produk My Healthy dapat melakukan penetapan harga yang diimbangi dengan peningkatan mutu sehingga konsumen tidak merasa dirugikan dan usaha My Healthy pun tidak menimbulkan kerugian karena kehilangan pangsa pasarnya. 4. Inovasi sangat diperlukan dalam melakukan suatu usaha agar dapat bertahan dan bersaing dengan kompetitor lain dalam merebut pangsa pasar. Inovasi varian rasa diperlukan agar konsumen tidak bosan terhadap varian rasa yang ada selama ini. Selain itu, bentuk yang unik juga dapat mempengaruhi daya beli konsumen terhadap produk My Healthy.

54 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar dari konsumen My Healthy berjenis kelamin perempuan (60%) dengan usia konsumen berkisar antara 17-23 tahun (97%). Konsumen mayoritas berstatus belum menikah sebanyak (99%). Bertempat tinggal di rumah kost/sewa sebanyak (80%). Konsemen sebagian besar memiliki pendapatan rata-rata per bulan antara Rp 500.000-1jt (67%) dan memiliki pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp 500.000-1jt (70%). b. Proses pengambilan keputusan yang dilakukan terhadap My Healthy terdiri atas lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Pada tahap pengenalan kebutuhan, tujuan konsumen membeli My Healthy adalah sebagai pengganti minuman (77%). Manfaat konsumen dalam melakukan pembelian My Healthy adalah kesehatan (84%). Pada tahap pencarian informasi, sumber informasi konsumen mengenai My Healthy adalah warung atau kantin sebanyak (47,41%), fokus perhatian konsumen terhadap promosi My Healthy paling besar adalah harga (52%), dan pengaruh iklan dan promosi terhadap konsumen My Healthy adalah tertarik untuk mengetahui informasi (71%). Pada tahap evaluasi alternatif, konsumen tidak menjadikan My Healthy sebagai prioritas utama untuk dikonsumsi (55%). Tahap proses pembelian, alasan konsumen membeli My Healthy adalah harga (40,21%), Sebagian besar konsumen memutuskan membeli My Healthy secara mendadak (90%), Sebagian besar konsumen tidak berpengaruh terhadap media dalam membeli My Healthy (61%), Sumber yang mempengaruhi konsumen dalam membeli My Healthy sebagian besar adalah teman (75,93%), Pilihan rasa yang disukai oleh konsumen terhadap My Healthy adalah rasa strawberry (26,62%), Sebagian besar konsumen telah melakukan pembelian yoghurt My Healthy lebih dari tiga kali (41%), dan biaya yang mereka keluarkan selama membeli My Healthy adalah antara Rp 1.000-Rp 3.000 (52%).

55 Pada tahap terakhir yaitu tahap perilaku pasca pembelian, sebagian konsumen menyatakan puas setelah membeli dan mengkonsumsi yoghurt My Healthy (56%). Sebagian konsumen memiliki keinginan untuk beralih ke merek yoghurt lain (67%), konsumen bersedia untuk mempromosikan My Healthy kepada orang lain (68%). Keunggulan yang dimiliki oleh My Healthy adalah harga (33,19%) dan konsumen akan beralih ke produk yoghurt lain apabila terjadi kenaikan harga pada My Healthy (52%). c. Faktor yang terbentuk dari seluruh atribut yang dianalisis, yaitu sebanyak enam faktor yang dapat mempengaruhi preferensi konsumen yoghurt My healthy. Faktor-faktor tersebut adalah faktor atribut produk, faktor fitur produk, faktor harga dan kemasan produk, faktor jaminan produk, faktor merek, dan faktor kemudahan. Atribut secara berurutan berdasarkan loading faktor-nya pada faktor atribut produk antara lain komposisi/kandungan nutrisi produk, kualitas produk, kehalalan produk, sifat/cara kerja produk, hasil/manfaat produk, dan keamanan kemasan produk. Atribut pada faktor fitur produk antara lain variasi rasa produk, kesesuaian rasa dan aroma, fleksibel untuk semua kalangan, variasi warna kemasan produk, dan ketersediaan produk. Atribut pada faktor harga dan kemasan produk antara lain harga yang terjangkau, ukuran kemasan, kemasan yang menarik, dan bentuk kemasan produk. Atribut pada faktor jaminan produk antara lain kenyamanan mengkonsumsi, keamanan mengkonsumsi, promosi yang diberikan, kualitas tahan lama, dan kepuasan produk. Atribut merek antara lain daya tarik merek dan tingkat kemudahan mengingat merek. Atribut kemudahan antara lain kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran bagi UKM My Healthy sebagai produsen yoghurt di kota Bogor antara lain: a. Berdasarkan hasil penelitian, sumber yang mempengaruhi konsumen dalam membeli yoghurt My Healthy berasal dari teman dan sebagian besar konsumen tertarik untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai produk My Healthy. Oleh karena itu, My Healthy sebaiknya meningkatkan

56 promosinya melalui media yang sudah digunakan saat ini seperti brosur dan pamflet dengan cara menitipkan brosur dan pamflet tersebut kepada warung atau kantin yang menjadi distributor penjualan My Healthy, sehingga diharapkan konsumen yang datang dan membeli yoghurt My Healthy ke warung atau kantin tersebut dapat menginformasikan kepada temannya sehingga mereka tertarik untuk membeli yoghurt My Healthy. b. Pihak My Healthy sebaiknya memperhatikan faktor kemudahan karena berdasarkan hasil penelitian faktor kemudahan menduduki nilai Eigenvalue terkecil. Faktor kemudahan tersebut berupa kemudahan mendapatkan produk dan kemudahan mendapatkan informasi. Hal yang dapat dilakukan oleh usaha My Healthy yaitu memperluas pemasarannya dengan melakukan kerjasama dengan warung atau kantin-kantin lain sekitar kampus Dramaga. c. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas konsumen menyatakan puas terhadap yoghurt My Healthy. My Healthy sebaiknya terus meningkatkan pelayanan agar konsumen tetap merasa puas. Dalam upaya memberikan kepuasan kepada konsumennya, produsen yoghurt My Healthy sebaiknya melakukan berbagai inovasi produk baik dari segi rasa maupun bentuk kemasan produk. Hal ini dimaksudkan untuk menyiasati semakin maraknya produk di industri yoghurt dan membuat konsumen semakin puas mengkonsumsi My Healthy. d. Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas konsumen memilih untuk beralih ke produk yoghurt lain apabila adanya kenaikan harga pada yoghurt My Healthy. Dalam hal ini, produsen yoghurt My Healthy sebaiknya lebih berhati-hati dalam melakukan penetapan harga, karena harga sangat berpengaruh terhadap daya beli konsumen terhadap suatu produk. Apabila harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan kemampuan konsumen maka secara langsung dapat mengurangi pangsa pasar My Healthy. Oleh karena itu, produsen My Healthy sebaiknya memiliki pengetahuan tentang kondisi harga pasar dan kebutuhan konsumen serta mempertimbangkan keseimbangan antara ukuran produk dari yoghurt My Healthy dengan harga yang ditawarkan ke konsumen.

57 DAFTAR PUSTAKA BPS. 2005. Produksi Yoghurt Di Indonesia pada Tahun 2002-2005. (http://www.bps.go.id) [19 April 2012]. Engel, J. F. et al. 1994. Perilaku Konsumen (Terjemahan). Edisi Keenam Jilid 1. Binaputra. Jakarta. Fitriyana, D. 2009. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Terhadap Objek Wisata Pemancingan Fishing Valley Bogor. Skripsi pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Handayati, N. 2011.Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi konsumen Rehat Cafe Bogor.Skripsi pada Program Sarjana Manajemen. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Edisi Milenium. PT Indeks. Jakarta. Kotler, P. dan Garry Amstong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran, Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta. Indeks. Malhotra, N. K. 2005. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan (edisi keempat). Jakarta. Indeks. Miftah, A. R. A. 2010. Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen terhadap restoran Gurih 7. Skripsi pada Program Sarjana Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Ghalia. Jakarta. Nugroho, W.S. 2008. Pangan Dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. (http://weesnugroho.staff.ugm.ac.id/) [5 Juni 2012]. Prafitdhin, A. 2011.Yogurt Minuman Menyehatkan. (http://www.prafitdhinachmad.blogspot.com/2011/11/yogurt-minuman-menyehatkan.html) [28 November 2011]. Rai,A. 2008.Yoghurt Snack Sehat Kaya Manfaat. (http://www.andriewongso.com /artikel/health_corner/1930/yoghurt_-_snack_sehat_kaya_manfaaf/) [1Maret 2012]. Santoso, S. 2006. Menggunakan SPSS Untuk Statistik Multivariat. PT Elek Media Komputindo. Jakarta.

58 Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor. Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor. Syamsir, E. 2011. Peluang Usaha Yoghurt. (http://www.iriansar.wordpress.com/- 2011/06/08/peluang-usaha-yoghurt/) [20 April 2012]. Tamine and Robinson.2007. Kandungan Gizi Susu dan Yoghurt per 100 gram. (http://yoghurtcienceandtechnology.ebook.org) [19 April 2012]. Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran, Edisi III. ANDI.Yogyakarta. Umar, H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen dan Jasa.Ghalia Indonesia. Jakarta. 2008. Yoghurt untuk Kesehatan. (http://www.kumpulan.info/sehat/artikelkesehatan/48-artikel-kesehatan/58-yoghurt-untuk-kesehatan.html) [1 Maret 2012]. 2010. Yoghurt Minuman Sehat Pengganti Susu. (http://www.hanyawanita.com) [1 Maret 2012].

LAMPIRAN 59

60 Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN Bapak/Ibu/saudara/i yang terhormat, Saya bernama Rosselina Cindy Kautsar (H24080061), Mahasiswi Program Sarjana Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor sedang melakukan penelitian untuk menyusun skripsi yang berjudul Analisis Preferensi Konsumen Yoghurt My Healthy Di Dramaga Bogor. Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/saudara/i untuk berpartisipasi mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar agar informasi yang disajikan dapat dipertanggungjawabkan dan tercapainya hasil yang diinginkan. Informasi yang diterima dari kuesioner ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas perhatian Bapak/Ibu/saudara/i saya ucapkan terima kasih. Petunjuk Pengisian : Isilah/berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang Anda pilih di bawah ini. SCREENING 1. Apakah Anda pernah mengkonsumsi yoghurt My Healthy? a. Ya b. Tidak Jika Ya, silahkan lanjutkan ke bagian I; JikaTidak, terimakasih Anda tidak perlu melanjutkan pengisian kuesioner. I. IDENTITAS RESPONDEN Nama : No. HP : Fakultas/Departemen : Angkatan : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Pendidikan Terakhir : a. SD d. D3 b. SMP e. S1 c. SMA/SMK f. Lainnya, sebutkan... Usia : a. < 17 tahun d. 31-40 tahun b. 17-23 tahun e. > 40 tahun c. 24-30 tahun Status : a. Menikah b. Belum menikah Tempat tinggal saat ini : a. Rumah sendiri d. Rumah sewa/kost b. Rumah orang tua e. Lainnya, sebutkan... c. Rumah family Pekerjaan : a. Mahasiswa/pelajar e. Pedagang b. PNS f. Petani c. Pegawai swasta g.tidak bekerja d. Wiraswasta h. Lainnya, sebutkan...

61 Lanjutan Lampiran 1. Rata-Rata pendapatan perbulan : a. < Rp 500 ribu d. Rp 1,5 juta - 2 juta b. Rp 500 ribu - 1 juta e. Rp > 2 juta c. Rp 1 juta 1,5 juta Rata-Rata pengeluaran perbulan : a. < Rp 500 ribu d. Rp 1,5 juta - 2 juta b. Rp 500 ribu - 1 juta e. Rp > 2 juta c. Rp 1 juta 1,5 juta II. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONSUMEN A. Pengenalan Kebutuhan 1. Apa tujuan Anda membeli yoghurt merek My Healthy? a. Dikonsumsi langsung sebagai pengganti minuman b. Dijual kembali c. Untuk bahan tambahan pembuatan kue d. Untuk campuran minuman e. Harga yang terjangkau f. Lainnya, sebutkan. 2. Apa manfaat yang Anda cari dari pembelian yoghurt My Healthy tersebut? a. Kesehatan b. Menambah selera makan c. Lainnya, sebutkan B. Pencarian Informasi 3. Dari mana Anda tahu tentang Yoghurt My Healthy? (Jawaban boleh lebih dari 1) a. Mencari sendiri e. Media massa (Koran/Majalah) b. Keluarga/Saudara f. Brosur/pamflet c. Teman g. Toko/supermarket/kantin/warung d. Media elektronik h. Lainnya, sebutkan. 4. Di manakah Anda biasa membeli Yoghurt My Healthy? (hanya satu jawaban yang paling sering) a. Supermarket b. Warung/kantin c. Lainnya, sebutkan 5. Jika Anda mendengar atau melihat promosi mengenai yoghurt My Healthy, maka yang menjadi fokus perhatian Anda adalah? a. Harga terjangkau b. Tekstur produk halus c. Kemudahan mendapatkan produk d. Keamanan dan kehalalan produk e. Banyaknya rasa yang ditawarkan f. Bentuk dan ukuran produk g. Merek yang sudah terkenal 6. Bagaimana iklan dan promosi tentang yoghurt My Healthy mempengaruhi Anda? a. Tertarik untuk mengetahui informasi lebih banyak b. Tidak tertarik sama sekali

62 Lanjutan Lampiran 1. C. Evaluasi Alternatif 7. Pertimbangan apa yang Anda gunakan dalam memilih yoghurt yang akan dibeli dan dikonsumsi? (Jawaban boleh lebih dari 1) a. Harga terjangkau b. Kemudahan mendapatkan produk c. Keamanan dan kehalalan produk d. Banyaknya rasa yang ditawarkan e. Bentuk dan ukuran produk f. Merek yang sudah terkenal 8. Ketika Anda dihadapkan pada berbagai pilihan yoghurt yang ada, apakah yoghurt My Healthy akan menjadi prioritas Anda? a. Ya b. Tidak D. Proses Pembelian 9. Hal-hal apakah yang membuat Anda pertama kali memutuskan untuk membeli yoghurt My Healthy? (Jawaban boleh lebih dari 1) a. Harga terjangkau b. Produk yang berkualitas c. Merek yang sudah dikenal d. Tekstur produk halus e. Ukuran produk f. Bentuk produk g. Adanya label halal pada kemasan h. Banyaknya rasa 10. Bagaimana cara Anda memutuskan memilih yoghurt My Healthy sebagai produk yang akan dibeli dan dikonsumsi? a. Direncanakan b. Mendadak (tidak direncanakan) 11. Apakah ada media yang mempengaruhi Anda untuk memilih yoghurt My Healthy? a. Ya b. Tidak 12. Jika Ya, media apa atau siapa saja yang paling mempengaruhi Anda? (Jawaban boleh lebih dari 1) a. Keluarga/Saudara d. Brosur/pamflet b. Teman e. Media massa (Koran/Majalah) c. Media elektronik f. Lainnya, sebutkan. 13. Bagaimana cara pembelian produk yoghurt My Healthy yang Anda lakukan? a. Melalui sms/telepon b. Datang ke supermarket/kantin/warung c. Datang langsung ke tempat pembuatan yoghurt My Healthy d. Lainnya, sebutkan. 14. Rasa yoghurt apa yang Anda pilih untuk dibeli dan dikonsumsi? (Jawaban boleh lebih dari 1) a. Strawberry b. Orange c. Anggur d. Sirsak e. Melon

63 Lanjutan Lampiran 1. 15. Bagaimana cara transaksi yang akan Anda lakukan dalam pembelian yoghurt My Healthy? a. Membeli langsung ke tempat pembuatan yoghurt My Healthy b. Membeli langsung di supermarket/warung/kantin c. Membeli melalui salesman yoghurt My Healthy d. Lainnya, sebutkan. 16. Sudah berapa kali Anda membeli yoghurt My Healthy? a. Pertama kali b. 2 kali c. 3 kali d. Lebih dari 3 kali 17. Berapa total biaya yang Anda keluarkan untuk setiap pembelian yoghurt My Healthy? a. < Rp 1.000 b. Rp 1.000 - Rp 3.000 c. Rp 4.000 - Rp 6.000 d. Rp 7.000 - Rp 10.000 e. > Rp 10.000 E. Pasca Pembelian 18. Apa yang Anda rasakan setelah melakukan transaksi pembelian yoghurt My Healthy? a. Sangat puas b. Puas c. Biasa saja d. Kurang puas e. Sangat tidak puas 19. Apakah Anda ada keinginan untuk beralih membeli yoghurt ke merek lain? a. Ya b. Tidak 20. Setelah Anda melakukan transaksi pembelian yoghurt My Healthy, apakah Anda akan menyarankan untuk membeli dan mempromosikan kepada orang lain? a. Ya b. Tidak 21. Menurut Anda, apa keunggulan yoghurt My Healthy? (Jawaban boleh lebih dari 1) a. Harga b. Tekstur produk halus c. Produk yang berkualitas d. Ukuran kemasan e. Bentuk produk f. Adanya label halal pada kemasan g. Banyaknya rasa yang ditawarkan 22. Jika harga yoghurt My Healthy yang ditawarkan mengalami kenaikan, maka Anda? a. Akan tetap menjadi konsumen yoghurt My Healthy b. Mencari produk yoghurt lain untuk dikonsumsi

64 Lanjutan Lampiran 1. III. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN Pertanyaan : Seberapa penting faktor-faktor ini mempengaruhi preferensi Anda untuk menjadi konsumen yoghurt My Healthy? Petunjuk : Mohon diisi sesuai dengan member tanda ( ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pendapat Anda. Keterangan : SP : SangatPenting TP : Tidak Penting P : Penting STP : Sangat Tidak Penting CP : Cukup Penting No Atribut Tingkat Kepentingan SP P CP TP STP 1 Harga produk yang terjangkau 2 Daya tarik merek 3 Tingkat kemudahan mengingat merek 4 Keamanan kemasan produk 5 Kemasan yang menarik 6 Bentuk kemasan produk 7 Ukuran Kemasan 8 Variasi warna kemasan produk 9 Kualitas produk 10 Sifat/cara kerja produk 11 Komposisi/ kandungan nutrisi produk 12 Hasil /manfaat produk 13 Kehalalan produk 14 Kepuasan produk 15 Kualitas tahan lama 16 Keamanan mengkonsumsi 17 Kenyamanan mengkonsumsi 18 Promosi yang diberikan 19 Kemudahan mendapatkan produk 20 Kemudahan mendapatkan informasi 21 Ketersediaan produk 22 Variasi rasa produk 23 Kesesuaian rasa & aroma 24 Fleksibel untuk semua kalangan Saran atau pesan Anda terhadap usaha yoghurt My Healthy...... TERIMA KASIH ATAS KESEDIAAN ANDA MENGISI KUESIONER INI

65 Lampiran2. Perhitungan Uji Normalitas Npar Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test VAR 0000 1 VAR 0000 2 VAR 0000 3 VAR 0000 4 VAR 0000 5 VAR 0000 6 VAR 0000 7 VAR 0000 8 VAR 0000 9 VAR 000 10 VAR 000 11 VAR 000 12 VAR 000 13 VAR 000 14 VAR 000 15 VAR 000 16 VAR 000 17 VAR 000 18 VAR 000 19 VAR0 00 20 VAR0 00 21 VAR0 00 22 VAR0 00 23 VAR0 00 24 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 Normal Parametersa Mean 4.5 4 3.9 4.43 4.2 3.7 3.63 3.97 4.6 4.2 4.57 4.63 4.73 4.6 4.5 4.5 4.37 3.9 4.03 3.87 4.23 4.2 4.4 4.17 Std. Deviation 0.509 0.743 0.759 0.626 0.664 0.794 0.765 0.765 0.563 0.761 0.626 0.556 0.521 0.563 0.63 0.572 0.615 0.885 0.718 0.681 0.679 0.61 0.675 0.747 Most Extreme Differences Absolute 0.337 0.233 0.286 0.317 0.285 0.347 0.284 0.217 0.395 0.263 0.389 0.412 0.462 0.395 0.353 0.342 0.291 0.245 0.252 0.278 0.268 0.328 0.313 0.278 Positive 0.337 0.233 0.248 0.256 0.285 0.253 0.216 0.216 0.239 0.237 0.244 0.255 0.304 0.239 0.22 0.275 0.291 0.188 0.252 0.256 0.268 0.328 0.223 0.255 Negative - 0.337-0.233-0.286-0.317-0.248-0.347-0.284-0.217-0.395-0.263-0.389-0.412-0.462-0.395-0.353-0.342-0.282-0.245-0.248-0.278-0.237-0.272-0.313-0.278 Kolmogorov- Smirnov Z 1.847 1.278 1.565 1.738 1.561 1.901 1.556 1.191 2.161 1.441 2.13 2.256 2.532 2.161 1.934 1.874 1.595 1.342 1.379 1.52 1.467 1.799 1.715 1.525 Asymp. Sig. (2- tailed) 0.002 0.076 0.015 0.005 0.015 0.001 0.016 0.117 0 0.031 0 0 0 0 0.001 0.002 0.012 0.055 0.045 0.02 0.027 0.003 0.06 0.019 a. Test distribution is Normal. 65

66 Lampiran 3. Perhitungan Uji Validitas Faktor r-hitung r-tabel Validitas 1 0,610 0,361 Valid 2 0,609 0,361 Valid 3 0,478 0,361 Valid 4 0,611 0,361 Valid 5 0,575 0,361 Valid 6 0,444 0,361 Valid 7 0,404 0,361 Valid 8 0,403 0,361 Valid 9 0,442 0,361 Valid 10 0,562 0,361 Valid 11 0,789 0,361 Valid 12 0,733 0,361 Valid 13 0,449 0,361 Valid 14 0,666 0,361 Valid 15 0,587 0,361 Valid 16 0,702 0,361 Valid 17 0,695 0,361 Valid 18 0,751 0,361 Valid 19 0,801 0,361 Valid 20 0,645 0,361 Valid 21 0,708 0,361 Valid 22 0,655 0,361 Valid 23 0,832 0,361 Valid 24 0,624 0,361 Valid

67 Lampiran 4. Perhitungan Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.926 24 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted H1 97.33 90.851.576.923 M1 97.83 88.351.558.923 M2 97.93 90.133.415.925 D1 97.40 89.559.569.923 D2 97.63 89.620.527.923 D3 98.13 90.395.375.926 D4 98.20 91.200.336.927 D5 97.87 91.223.334.927 K1 97.23 92.116.394.925 K2 97.63 88.861.506.924 K3 97.27 87.375.763.920 K4 97.20 88.993.705.921 J1 97.10 92.369.405.925 J2 97.23 89.633.632.922 J3 97.33 89.816.543.923 J4 97.33 89.126.670.921 J5 97.47 88.671.660.921 P1 97.93 84.409.708.920 P2 97.80 85.890.773.919 P3 97.97 88.516.602.922 P4 97.60 87.697.671.921 F1 97.63 89.206.617.922 F2 97.43 86.116.809.918 F3 97.67 88.092.574.922

68 Lampiran 5. Analisis Faktor KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy..788 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 1.037E3 df 276 Sig..000

66 Lanjutan Lampiran 5. Anti-image Covariance Anti-image Matrices H1 M1 M2 D1 D2 D3 D4 D5 K1 K2 K3 K4 J1 J2 J3 J4 J5 P1 P2 P3 P4 F1 F2 F3 H1.535 -.103 -.072 -.103.044.014 -.138.039 -.052 -.035.148 -.085 -.003.029.109 -.087.001 -.074 -.038.010 -.072 -.071.049 -.081 M1 -.103.483 -.198 -.015 -.126 -.101.155.044 -.028 -.040 -.119.050.120 -.095 -.006.020 -.009.043.011 -.058.011.003.011.062 M2 -.072 -.198.558 -.038 -.008 -.017 -.058 -.109 -.011 -.007.062.017 -.075.040.005.035.037 -.121 -.047.009.088 -.049.017.014 D1 -.103 -.015 -.038.512 -.093.038 -.039 -.080 -.017 -.036 -.068 -.028 -.034.012 -.038 -.034 -.072.063.026.030 -.032.000.042.050 D2.044 -.126 -.008 -.093.553 -.084 -.061 -.106.032.088.059 -.048 -.026.045.001.000 -.060 -.057.006.038 -.105.031 -.029 -.075 D3.014 -.101 -.017.038 -.084.566 -.167 -.006.033 -.089 -.013.006.002.068 -.064 -.031.018.076 -.099.014.029 -.019 -.006 -.029 D4 -.138.155 -.058 -.039 -.061 -.167.526 -.040.002 -.023 -.045.028.016 -.071 -.038.076 -.060.052 -.078.053 -.057.065 -.026.035 D5.039.044 -.109 -.080 -.106 -.006 -.040.519 -.112 -.018 -.046.004.108 -.039 -.055.036.033.083 -.013 -.057.065 -.054.009 -.085 K1 -.052 -.028 -.011 -.017.032.033.002 -.112.456 -.052 -.047.055 -.141.076 -.055 -.063.006.095 -.013 -.002 -.058.106 -.134.073 K2 -.035 -.040 -.007 -.036.088 -.089 -.023 -.018 -.052.489 -.039 -.122 -.004 -.077.054.009 -.081.026.017.027 -.087.009.029 -.050 K3.148 -.119.062 -.068.059 -.013 -.045 -.046 -.047 -.039.310 -.155 -.042.018.091 -.110.035 -.098 -.015.023 -.037 -.019 -.034 -.025 K4 -.085.050.017 -.028 -.048.006.028.004.055 -.122 -.155.414 -.093.027 -.169.095.046.025.001 -.064.056 -.020 -.025.080 J1 -.003.120 -.075 -.034 -.026.002.016.108 -.141 -.004 -.042 -.093.418 -.069.098 -.087 -.080.030 -.057.017.043 -.002.052 -.098 J2.029 -.095.040.012.045.068 -.071 -.039.076 -.077.018.027 -.069.434 -.146 -.059.039.000.011 -.138.139.004 -.112 -.014 J3.109 -.006.005 -.038.001 -.064 -.038 -.055 -.055.054.091 -.169.098 -.146.433 -.099 -.066 -.101.011.059 -.064 -.061.060 -.047 J4 -.087.020.035 -.034.000 -.031.076.036 -.063.009 -.110.095 -.087 -.059 -.099.387 -.120.003.020.040 -.019.053.011.020 J5.001 -.009.037 -.072 -.060.018 -.060.033.006 -.081.035.046 -.080.039 -.066 -.120.382 -.133.080 -.103.100 -.049 -.038.014 P1 -.074.043 -.121.063 -.057.076.052.083.095.026 -.098.025.030.000 -.101.003 -.133.462 -.121 -.031.005.086 -.085.027 P2 -.038.011 -.047.026.006 -.099 -.078 -.013 -.013.017 -.015.001 -.057.011.011.020.080 -.121.436 -.177 -.040.026 -.047.046 P3.010 -.058.009.030.038.014.053 -.057 -.002.027.023 -.064.017 -.138.059.040 -.103 -.031 -.177.396 -.125 -.029.101 -.104 P4 -.072.011.088 -.032 -.105.029 -.057.065 -.058 -.087 -.037.056.043.139 -.064 -.019.100.005 -.040 -.125.481 -.065 -.056 -.046 F1 -.071.003 -.049.000.031 -.019.065 -.054.106.009 -.019 -.020 -.002.004 -.061.053 -.049.086.026 -.029 -.065.406 -.172 -.058 F2.049.011.017.042 -.029 -.006 -.026.009 -.134.029 -.034 -.025.052 -.112.060.011 -.038 -.085 -.047.101 -.056 -.172.314 -.094 F3 -.081.062.014.050 -.075 -.029.035 -.085.073 -.050 -.025.080 -.098 -.014 -.047.020.014.027.046 -.104 -.046 -.058 -.094.461 69

67 Anti-image H1 Correlation.716a -.203 -.132 -.196.081.026 -.261.073 -.106 -.069.364 -.180 -.007.061.226 -.190.002 -.148 -.078.023 -.141 -.152.119 -.163 M1 -.203.679 a -.382 -.031 -.244 -.194.308.087 -.061 -.082 -.308.113.267 -.207 -.013.047 -.021.092.023 -.134.023.007.028.131 M2 -.132 -.382.753 a -.071 -.014 -.031 -.108 -.202 -.023 -.014.150.036 -.155.081.011.076.081 -.238 -.095.019.170 -.102.040.028 D1 -.196 -.031 -.071.898 a -.175.071 -.075 -.156 -.034 -.072 -.171 -.061 -.073.026 -.082 -.076 -.163.129.054.067 -.064 -.001.104.104 D2.081 -.244 -.014 -.175.847 a -.151 -.112 -.197.064.170.142 -.101 -.055.092.003 -.002 -.131 -.112.013.081 -.203.066 -.069 -.148 D3.026 -.194 -.031.071 -.151.856 a -.307 -.010.064 -.169 -.031.013.003.137 -.129 -.066.039.149 -.200.029.056 -.039 -.015 -.057 D4 -.261.308 -.108 -.075 -.112 -.307.786 a -.077.004 -.045 -.112.059.035 -.150 -.081.168 -.134.105 -.163.115 -.113.140 -.063.071 D5.073.087 -.202 -.156 -.197 -.010 -.077.831 a -.231 -.035 -.115.008.232 -.081 -.117.079.075.169 -.027 -.126.131 -.117.022 -.174 K1 -.106 -.061 -.023 -.034.064.064.004 -.231.757 a -.110 -.126.126 -.324.171 -.123 -.149.014.208 -.029 -.004 -.123.246 -.356.159 K2 -.069 -.082 -.014 -.072.170 -.169 -.045 -.035 -.110.896 a -.101 -.271 -.008 -.168.117.021 -.186.054.037.062 -.179.020.074 -.105 K3.364 -.308.150 -.171.142 -.031 -.112 -.115 -.126 -.101.775 a -.433 -.117.048.249 -.317.101 -.258 -.040.066 -.095 -.054 -.108 -.067 K4 -.180.113.036 -.061 -.101.013.059.008.126 -.271 -.433.767 a -.224.063 -.399.238.116.058.002 -.159.125 -.050 -.068.184 J1 -.007.267 -.155 -.073 -.055.003.035.232 -.324 -.008 -.117 -.224.747 a -.161.229 -.216 -.200.069 -.134.042.096 -.004.144 -.224 J2.061 -.207.081.026.092.137 -.150 -.081.171 -.168.048.063 -.161.761 a -.336 -.144.095.000.025 -.332.304.009 -.303 -.032 J3.226 -.013.011 -.082.003 -.129 -.081 -.117 -.123.117.249 -.399.229 -.336.736 a -.242 -.163 -.226.026.142 -.140 -.145.164 -.106 J4 -.190.047.076 -.076 -.002 -.066.168.079 -.149.021 -.317.238 -.216 -.144 -.242.777 a -.312.008.049.101 -.045.135.032.048 J5.002 -.021.081 -.163 -.131.039 -.134.075.014 -.186.101.116 -.200.095 -.163 -.312.798 a -.316.195 -.264.234 -.123 -.110.034 P1 -.148.092 -.238.129 -.112.149.105.169.208.054 -.258.058.069.000 -.226.008 -.316.711 a -.270 -.073.010.198 -.223.058 P2 -.078.023 -.095.054.013 -.200 -.163 -.027 -.029.037 -.040.002 -.134.025.026.049.195 -.270.829 a -.425 -.088.061 -.126.103 P3.023 -.134.019.067.081.029.115 -.126 -.004.062.066 -.159.042 -.332.142.101 -.264 -.073 -.425.740 a -.286 -.073.286 -.242 P4 -.141.023.170 -.064 -.203.056 -.113.131 -.123 -.179 -.095.125.096.304 -.140 -.045.234.010 -.088 -.286.773 a -.147 -.145 -.098 F1 -.152.007 -.102 -.001.066 -.039.140 -.117.246.020 -.054 -.050 -.004.009 -.145.135 -.123.198.061 -.073 -.147.809 a -.483 -.135 F2.119.028.040.104 -.069 -.015 -.063.022 -.356.074 -.108 -.068.144 -.303.164.032 -.110 -.223 -.126.286 -.145 -.483.779 a -.248 F3 -.163.131.028.104 -.148 -.057.071 -.174.159 -.105 -.067.184 -.224 -.032 -.106.048.034.058.103 -.242 -.098 -.135 -.248.845 a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA) 70

71 68 Lanjutan Lampiran 5. Communalities Initial Extraction H1 1.000.588 M1 1.000.648 M2 1.000.634 D1 1.000.627 D2 1.000.559 D3 1.000.482 D4 1.000.524 D5 1.000.609 K1 1.000.593 K2 1.000.588 K3 1.000.744 K4 1.000.581 J1 1.000.661 J2 1.000.639 J3 1.000.645 J4 1.000.724 J5 1.000.754 P1 1.000.681 P2 1.000.707 P3 1.000.668 P4 1.000.631 F1 1.000.647 F2 1.000.662 F3 1.000.632 Extraction Method: Principal Component Analysis.

65 Lanjutan Lampiran 5. Total Variance Explained Compon ent Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 7.287 30.363 30.363 7.287 30.363 30.363 3.352 13.965 13.965 2 2.365 9.853 40.216 2.365 9.853 40.216 3.259 13.578 27.543 3 1.714 7.140 47.356 1.714 7.140 47.356 2.344 9.768 37.311 4 1.507 6.277 53.634 1.507 6.277 53.634 2.334 9.726 47.038 5 1.260 5.249 58.883 1.260 5.249 58.883 2.020 8.416 55.454 6 1.095 4.564 63.447 1.095 4.564 63.447 1.918 7.993 63.447 7.985 4.105 67.552 8.887 3.698 71.250 9.818 3.409 74.659 10.747 3.112 77.771 11.718 2.993 80.764 12.656 2.733 83.497 13.513 2.139 85.636 14.482 2.008 87.644 15.456 1.902 89.546 16.420 1.749 91.295 17.404 1.681 92.976 18.344 1.434 94.410 19.319 1.329 95.740 20.265 1.104 96.844 21.243 1.014 97.858 22.208.865 98.723 23.164.684 99.407 24.142.593 100.000 Extraction Method: Principal Component Analysis. 72

73 Lanjutan Lampiran 5. Component Matrix a Component 1 2 3 4 5 6 H1.462.137.415.203.318.204 M1.454.243.195.389 -.296 -.323 M2.399.325.324.495 -.118 -.070 D1.574 -.304.379.020 -.220.113 D2.566.224.187.047 -.172.350 D3.538.252.332 -.050 -.125.025 D4.529.136.346 -.100.076.301 D5.541.307.091 -.210 -.411 -.013 K1.499 -.425.295 -.253.085 -.074 K2.660 -.194.149 -.139 -.028 -.267 K3.665 -.355 -.008 -.170 -.028 -.381 K4.619 -.162 -.036 -.118 -.130 -.373 J1.473 -.594.058 -.008.279 -.051 J2.561 -.022 -.492.169 -.213 -.086 J3.576 -.067 -.320.095 -.385.221 J4.462 -.680 -.038.132.018.172 J5.592 -.402 -.213.294.012.333 P1.474 -.030 -.341.511.267.084 P2.570.333.033.174.437 -.220 P3.552.351 -.264.202.273 -.235 P4.519.266.114 -.381.359.063 F1.568.355 -.311 -.299 -.080.078 F2.669.098 -.314 -.311.053.078 F3.598.264 -.284 -.280.124.174 Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 6 components extracted.

74 Lanjutan Lampiran 5. Rotated Component Matrix a Component 1 2 3 4 5 6 H1.118 -.044.664.100.119.328 M1.144.053.098.059.754.205 M2 -.040 -.063.359.106.645.268 D1.510.044.429.266.270 -.195 D2.021.351.544.228.295 -.031 D3.197.280.465 -.061.377.053 D4.171.243.650.061.091.044 D5.157.554.234 -.059.449 -.132 K1.704.057.289.064 -.061 -.048 K2.658.241.162.062.224.126 K3.785.255 -.037.130.160.137 K4.609.316 -.054.082.288.131 J1.672 -.077.139.349 -.195.159 J2.173.459 -.217.483.285.191 J3.124.480.031.558.273 -.110 J4.544 -.066.118.627 -.108 -.070 J5.279.134.191.783.002.088 P1.016.085.045.604.100.545 P2.167.210.277 -.016.194.721 P3.069.366.029.118.239.677 P4.234.465.450 -.193 -.144.316 F1.053.773.111.057.096.149 F2.276.704.128.187 -.047.192 F3.093.701.222.130 -.069.246 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 10 iterations.

75 Lanjutan Lampiran 5. Component Transformation Matrix Component 1 2 3 4 5 6 1.523.523.385.352.308.294 2 -.625.403.195 -.443.338.314 3.229 -.476.669 -.413.249 -.201 4 -.291 -.531 -.019.532.473.355 5.052 -.196.223 -.104 -.608.727 6 -.443.129.562.464 -.368 -.347 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Lampiran 6. Dokumentasi My Healthy 76