PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN, INFLASI DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP NILAI EKSPOR KERAJINAN BAMBU PROVINSI BALI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana dan terus-menerus

Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Ekspor, Dan Kurs Dollar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Batu Bara Indonesia Tahun

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR KERAJINAN KERANG DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan pembangunan. Sasaran pembangunan yang ingin dicapai

Kata kunci : Kunjungan Wisatawan,Inflasi,dan Kurs Dollar Amerika Serikat, dan Ekspor Anyaman Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA KREDIT, TINGKAT INFLASI DAN KURS VALUTA ASING TERHADAP EKSPOR KERAJINAN KERANG PROVINSI BALI TAHUN SKRIPSI

PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN, INFLASI DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP NILAI EKSPOR KERAJINAN BAMBU PROVINSI BALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembangunan yang berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor dan impor. Menurut Zakaria (2012)

PERNYATAAN ORISINALITAS...

E-Jurnal EP Unud, 4 [5] : ISSN:

PENGARUH MODAL KERJA, JUMLAH TUJUAN NEGARA, JUMLAH TENAGA KERJA DAN KURS DOLLAR AMERIKA TERHADAP NILAI EKSPOR KERAJINAN BALI DI PASAR INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang tidak terbatas, sementara factor-faktor produksi yang tersedia

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PRODUK OLAHAN KAYU DI KABUPATEN GIANYAR SKRIPSI

: Pengaruh Luas Lahan, Jumlah Produksi, Kurs Dollar Amerika Serikat dan Inflasi Terhadap Ekspor Kakao Indonesia Kurun Waktu ABSTRAK

PROSPEK EKSPOR MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA KE INDIA TAHUN Oleh: KETUT BUDIAWAN

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PRODUKSI, HARGA, DAN INVESTASI TERHADAP VOLUME EKSPOR TEMBAGA INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, baik berupa perdagangan barang maupun jasa. pasar yang mempunyai kedudukan komplementer terhadap industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. negara, meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber-sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

Oleh : NI LUH PUTRI SANJIWANI KINANTI

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

PENGARUH JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA DAN KURS DOLLAR AMERIKA TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR PRODUK OLAHAN KAYU DI KABUPATEN GIANYAR

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI KERAJINAN UKIRAN KAYU DI KECAMATAN UBUD. Ni Putu Sri Yuniartini

PENGARUH HARGA, KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT DAN PRODUKSI TERHADAP EKSPOR VANILI DI PROVINSI BALI TAHUN SKRIPSI

Gabriella Claudia Edy Yulianto M. Kholid Mawardi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN DAERAH SEKTOR PARIWISATA KOTA BANDA ACEH

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

DETERMINAN PERMINTAAN EKSPOR UDANG BEKU JAWA TIMUR KE AMERIKA SERIKAT PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KREDIT KONSUMTIF PADA BANK UMUM DI BALI TAHUN

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PDRB, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI. Ni Made Myanti Astrini A Ida Bagus Putu Purbadharmaja

ANALISIS PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT, INFLASI DAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) TERHADAP NILAI EKSPOR MAKANAN DAN MINUMAN DI INDONESIA SKRIPSI

PENGARUH KURS, PRODUKSI, DAN SUKU BUNGA TERHADAP EKSPOR KERAJINAN KULIT PROVINSI BALI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP IMPOR BAHAN BAKU INDUSTRI DI INDONESIA PERIODE TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

Analisis impor Indonesia dari Cina

Judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impor Minyak Bumi Di Indonesia Tahun Nama : Made Ayu Julia Kusuma Dewi NIM :

Abstrak. Kata kunci : ekspor pakaian jadi, kurs dollar amerika serikat, inflasi, harga ekspor

PENGARUH KURS DOLLAR AMERIKA, PENDAPATAN PERKAPITA, DAN CADANGAN DEVISA TERHADAP NILAI IMPOR KENDARAAN BERMOTOR DI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI IMPOR PESAWAT BOEING AMERIKA SERIKAT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR NON-MIGAS INDONESIA KURUN WAKTU TAHUN SKRIPSI. Oleh: MADE ADIEL PRADIPTA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

PENGARUH EKSPOR DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP FOREIGN DIRECT INVESTMENT DI INDONESIA (Studi Pada Bank Indonesia Tahun )

IV. METODE PENELITIAN

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) TERHADAP TINGKAT SUKU BUNGA RIIL DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN TAYLOR RULE

PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KURS DOLLAR AMERIKA DAN EKSPOR INDONESIA

Herdiansyah Eka Putra B

VOLUME EKSPOR KOMODITAS PISANG INDONESIA PERIODE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SKRIPSI. Oleh : KUKUH DWI SAPUTRO NIM :

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT DAN SUKU BUNGA KREDIT TERHADAP EKSPOR INDONESIA TAHUN

Sella Widya Prafajarika Edy Yulianto Wilopo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

PENENTUAN TINGKAT KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SERIKAT DI PASAR VALUTA ASING INDONESIA (PERIODE )

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.1 Tahun 2016

PENGARUH NILAI EKSPOR DAN GROSS DOMESTIK PRODUK (GDP) TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

PENGARUH INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP KURS DOLLAR AMERIKA DAN EKSPOR INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP VOLUME EKSPOR KOPI DAN PROSPEK EKSPOR KOPI PROVINSI BALI. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

ANALISIS DETERMINASI INFLASI DI INDONESIA TAHUN Oleh: Anggun Sundari

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

IV METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

EE-Jurnal EP Unud, 5 [2] : 216-235 ISSN: 2303-0178 PENGARUH KUNJUNGAN WISATAWAN, INFLASI DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERIKAT TERHADAP NILAI EKSPOR KERAJINAN BAMBU PROVINSI BALI Ni Kadek Dewi Astuti* I Gusti Bagus Indrajaya Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana *email: kadek.dewiastuti@yahoo.com / Telp.081339588258 ABSTRAK Komoditas kerajinan termasuk komoditas yang menjadi unggulan ekspor di Provinsi Bali. Salah satu komoditas kerajinan yang diekspor oleh Provinsi Bali adalah kerajinan bambu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis pengaruh kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali secara simultan dan parsial. Penelitian ini memiliki tujuan guna mengetahui variabel yang berpengaruh dominan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali. Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara simultan variabel kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali. Variabel kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh positif dan signifikan, variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. Variabel yang dominan pengaruhnya terhadap ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali adalah variabel kurs dollar Amerika Serikat. Kata kunci: ekspor kerajinan bambu, kunjungan wisatawan, inflasi, kurs dollar Amerika Serikat ABSTRACT Commodities crafts including export commodities seeded in Bali province. One of the handicraft commodities exported by the Province Bali is bamboo handicraft. This study aims to determine an analyzed the impact of tourist visits, inflation and the exchange rate of the US dollar against the value of export of bamboo handicraft Bali Province simultaneously and partially. The purpose of this research to determine which variables are the dominant influence on the value of export of bamboo handicraft Bali Province. The result showed that the variables simultaneously tourist visits, inflation and the US dollar exchange rate significantly influence the value of export of bamboo handicraft Bali Province. US dollar exchange rate variable positive and significant effect, variabel inflation and significant negative effect on the value of export of bamboo handicraf Bali Province 1994-2014 year. The dominant variable influence on the export of bamboo handicraft Bali Province is variable US dollar exchange rate.

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 Keywords: bamboo handicraft export, tourist arrivals, inflation, US dollar exchange rate PENDAHULUAN Industri kerajinan termasuk sub sektor industri dan juga sebagai komoditas unggulan ekspor sekaligus merupakan komoditas yang menyumbangkan devisa yang sangat besar bagi keseluruhan ekspor non migas di Provinsi Bali yaitu sebesar 44% (Disperindag Provinsi Bali, 2014). Oleh sebab itu, komoditas hasil kerajinan yang diekspor oleh Provinsi Bali merupakan primadona di pasar internasional. Hal tersebut tidak terlepas dari hasil kreativitas para seniman dan pengerajin di Pulau Dewata yang menyebabkan industri kerajinan sangat diminati oleh pencinta seni maupun wisatawan mancanegara. Hal ini memberikan arti bahwa kontribusi pada pertumbuhan ekspor dari sub sektor industri masih sangat besar, sehingga apabila kinerja dari sektor industri kerajinan mengalami gangguan, maka secara tidak langsung perekonomian di Provinsi Bali juga akan ikut mengalami gangguan. Seperti dikutip dari harian Tribun Bali (2014) industri kecil dan kerajinan rumah tangga memberikan kontribusi mencapai 80 persen dari total ekspor non migas yang ada di Provinsi Bali setiap tahunnya. Hampir ratusan ribu tenaga kerja yang ada di Provinsi Bali mampu diserap oleh sektor industri kecil dan kerajinan sehingga menyebabkan sektor industri menjadi prioritas pembangunan Bali, disamping sektor lainnya seperti sektor pariwisata dan sektor pertanian. Ketiga 217

Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Inflasi Dan [ Ni Kadek Dewi Astuti, I Gusti Bagus Indrajaya] sektor tersebut memiliki keterkaitan antara satu sama lainnya, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat di Provinsi Bali. (Ketut Teneng, 2014). Pada saat ini pemerintah Provinsi Bali semakin menggalakkan serta mendorong program pembangunan dalam bidang ekonomi yang berdasarkan adanya potensi dalam sumber daya alam serta sumber daya manusia (SDM) pada sektor industri. Industri kerajinan yang berbahan baku dari bambu merupakan salah satu industri potensial yang sangat mudah dikembangkan di Provinsi Bali. Kerajinan bambu merupakan salah satu dari 17 komoditi kerajinan skala rumah tangga yang diekspor oleh Provinsi Bali. Produk hasil kerajinan berbahan baku dari bambu yang diekspor kebanyakan merupakan jenis perabotan rumah tangga seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur, rak, hiasan untuk ruang tamu rumah maupun hotel. Selain itu, ekspor kerajinan bambu banyak diminati oleh konsumen dari berbagai negara terutama wisatawan asing asal Amerika Serikat, Jepang, Australia dan Singapura (Antara News, 2014). Selain laku dipasar ekspor kerajinan bambu juga banyak dijual di pasar oleh-oleh maupun toko-toko disekitar tempat wisata yang ada di Bali. Hal ini turut mendongkrak penjualan kerajinan bambu selain dibidang eskpor. 218

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 Gambar 1.1 Perkembangan Nilai Ekspor Kerajinan Bambu Provinsi Bali Tahun 1994-2014. Sumber : Disperindag Provinsi Bali, 2015 Gambar 1.1 nilai ekspor kerajinan bambu menunjukkan trend pertumbuhan yang positif. Rata-rata perkembangan nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014 adalah sebesar 25,23 persen. Nilai ekspor kerajinan bambu paling tinggi terjadi tahun 2014 yakni sebesar 232,03 persen atau meningkat dari 9.486.096 US $ pada tahun 2013 menjadi 31.497.099 US $ pada tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa adanya krisis ekonomi global yang melanda masyarakat dunia tidak berpengaruh terhadap kegiatan eskpor terutama bagi barang barang kerajinan yang berbahan baku dari bambu tetap mengalir ke pasaran ekspor. Meningkatnya ekspor kerajinan bambu tersebut sejalan dengan penelitian dari Sihono (2008) yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia 219

Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Inflasi Dan [ Ni Kadek Dewi Astuti, I Gusti Bagus Indrajaya] terutama dalam hal perdagangan ke luar negeri (ekspor) mampu bertahan saat krisis global melanda negara-negara Eropa. Pasar kerajinan provinsi Bali masih sangat bergantung dengan industri pariwisata. Jika pariwisata maju, maka industri kerajinan akan ikut terdongkrak karena melalui pariwisata maka produk-produk ekspor Provinsi Bali lebih mudah diterima oleh masyarakat mancanegara. Informasi serta kesan yang didapat oleh wisatawan mancanegara terhadap produk ekspor Provinsi Bali menjadi satu sarana promosi tidak langsung ke pasar internasional. Promosi tidak langsung yang dimaksud adalah apabila kunjungan wisatawan mancanegara mengalami peningkatan maka akan turut memberikan peluang kepada para pelaku usaha dibidang pariwisata. Karena setiap wisatawan yang datang pasti akan membelanjakan uangnya demi suatu produk yang berada di negara yang dikunjunginya. Maka dari itulah dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara sangat mempengaruhi industri kerajinan di Provinsi Bali terutama dalam bidang ekspor (De Kadt, 1979). 220

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 Gambar 1.2 Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Provinsi Bali Tahun 1994-2014. Sumber : Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2015 Gambar 1.2 menunjukkan bahwa rata-rata kunjungan wisatawan mancanegara di Provinsi Bali tahun 1994-2014 adalah sebesar 7,34 persen. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara paling besar terjadi tahun 2004 yang mencapai 46,74 persen atau meningkat sebesar 995.272 orang pada tahun 2003 menjadi 1.460.420 orang pada tahun 2004. Penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terbesar terjadi tahun 2003 yang mencapai minus 22,60 persen dikarenakan peristiwa Bom Bali sehingga banyak warga negara didunia yang mengurangi kunjungannya ke Bali. Ekspor kerajinan bambu selain dipengaruhi oleh jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali juga tidak terlepas dari kondisi perekonomian. Inflasi adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kondisi 221

Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Inflasi Dan [ Ni Kadek Dewi Astuti, I Gusti Bagus Indrajaya] perekonomian (Totonchi, 2011: 459). Pada saat terjadi inflasi maka harga barangbarang secara terus-menerus akan mengalami kenaikan, begitu juga berdampak terhadap bahan baku untuk membuat kerajinan itu sendiri. Dengan meningkatnya inflasi maka biaya produksi barang ekspor akan semakin tinggi sehingga membuat eksportir kurang maksimal dalam berproduksi hal ini mengakibatkan daya saing untuk barang ekspor menjadi berkurang karena harga barang ekspor semakin mahal dan berdampak terhadap menurunnya ekspor. Gambar 1.3 Perkembangan Tingkat Inflasi di Provinsi Bali Tahun 1994-2014. Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2015 Gambar 1.3 menunjukkan bahwa rata-rata perkembangan tingkat inflasi Provinsi Bali tahun 1994-2014 adalah sebesar 0,05 persen.tingkat inflasi paling tinggi terjadi tahun 1998, yaitu sebesar 75,11 persen dikarenakan adanya krisis ekonomi. 222

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 Selain dipengaruhi oleh kondisi perekonomian ekspor juga dipengaruhi oleh satuan mata uang. Kurs merupakan salah satu satuan mata uang yang dipakai untuk melakukan transaksi dalam perdagangan internasional. Mata uang yang dipakai yakni dollar Amerika Serikat dikarenakan kurs dollar Amerika Serikat mempunyai sifat yang convertible sejalan dengan menanjaknya posisi Amerika Serikat di dalam perekonomian dunia, selain itu dollar Amerika diterima oleh siapa pun sebagai alat pembayaran. Adanya ketidakstabilan nilai tukar dapat berpengaruh terhadap arus modal atau investasi serta bagi pedagangan Internasional. Bagi suatu negara yang maish mengimpor bahan baku dari negara lain seperti halnya Indonesia akan mengalami dampak dari ketidakstabilan kurs ini, dikarenakan dapat berdampak pada meningkatnya biaya produksi sehingga akan membuat harga barang-barang di Indonesia menjadi meningkat. Gambar 1.4 Perkembangan Nilai Kurs Dollar Amerika Serikat Tahun 1994-2014. 223

Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Inflasi Dan [ Ni Kadek Dewi Astuti, I Gusti Bagus Indrajaya] Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015 Gambar 1.4 merupakan perkembangan nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah berfluktuasi. Nilai kurs dollar Amerika Serikat terhadap rupiah paling tinggi tahun 1997 yaitu sebesar 95,13. Hal ini dikarenakan adanya krisis moneter di Indonesia menyebabkan nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah menguat mencapai Rp. 8.025. Selanjutnya pada tahun 2007 hingga tahun 2011 nilai tukar dollar terhadap rupiah cenderung stabil yaitu rata-rata sebesar Rp. 9.566. Dan pada tahun 2012 hingga tahun 2014 nilai tukar dollar terhadap rupiah kembali menguat yaitu rata-rata sebesar Rp.11.433. Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: 1) apakah kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014?, 2) bagaimana pengaruh kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat secara parsial terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014? dan 3) variabel manakah yang berpengaruh dominan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014? Penelitian ini memiliki tujuan : 1) untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat secara simultan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014, 2) untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat secara parsial terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014 dan 3) untuk menganalisis dan mengetahui 224

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 variabel mana yang dominan pengaruhnya terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. Penelitian ini memiliki manfaat yaitu secara teoritis dan praktis yaitu secara teoritis dapat memperkaya referensi dan informasi yang berkaitan dengan pengaruh kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat kepada semua pihak baik masyarakat maupun pihak lainnya dan 2) segi praktis, diharapkan berguna sebagai bahan pertimbangan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha dan Pemerintah untuk mengambil sebuah keputusan dalam hal ekspor kerajinan bambu. METODE PENELITIAN Lokasi pada penelitian ini adalah di Provinsi Bali, dimana alasan pemilihan Provinsi Bali sebagai lokasi penelitian karena ekspor kerajinan pada beberapa tahun belakangan ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Salah satu komoditas unggulan dari 17 jenis kerajinan yang diekspor oleh Provinsi Bali adalah kerajinan bambu. Obyek penelitian ini difokuskan pada pengaruh kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. Variabel dalam penelitian ini ialah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu nilai ekspor kerajinan bambu. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu menggunakan kunjungan wisatawan, inflasi, kurs dollar Amerika Serikat. 225

Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Inflasi Dan [ Ni Kadek Dewi Astuti, I Gusti Bagus Indrajaya] Dalam penelitian ini perlu diberikan definisi operasional untuk masingmasing variabel yaitu : 1) Ekspor kerajinan bambu merupakan realisasi nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali pertahun dari tahun 1994-2014 yang dinyatakan dalam satuan US$, 2) Wisatawan merupakan orang-orang yang melakukan kegiatan wisata dan dinyatakan dalam satuan orang, 3) Inflasi merupakan kecenderungan terjadinya kenaikan harga-harga secara terus menerus dinyatakan dalam satuan persen (%), dan 4) Kurs Dollar Amerika Serikat merupakan besaran nilai tukar dollar Amerika Serikat terhadap rupiah dengan satuan Rp/1USD. Data yang digunakan ialah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif ialah data yang tidak berupa angka serta tidak dapat diukur menggunakan satuan hitung dan data kuantitatif merupakan data-data yang bisa dihitung dan berbentuk angka. Serta penelitian ini bersumber dari data sekunder. Data sekunder ialah data jadi seperti data perkembangan nilai ekspor kerajinan bambu, kunjungan wisatawan, inflasi dan dan kurs Dollar Amerika Serikat tahun 1994-2014 dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik maupun instansi-instansi terkait lainnya. Metode pengumpulan data di penelitian ini dengan metode observasi non partisipan, dimana merupakan cara pengumpulan data hanya dengan mengamati dan peneliti tidak ikut terjun ke lapangan. Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mempelajari serta mengamati uraian-uraian yang 226

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 bersumber dari buku, artikel, skripsi, serta mengamati perkembanganperkembangan yang terjadi melalui instansi yang terkait dalam penelitian ini. Teknik analisis data penelitian ini ialah regresi linear berganda. Dimana setelah itu model akan diuji dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan agar tidak terjadi penyimpangan dari asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam metode Ordinary Least Square (OLS). Estimator OLS harus memenuhi asumsi-asumsi agar memiliki sifat Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Pengolahan data menggunakan program eviews 6. Persamaan linear berganda yakni dengan model regresi semilog, yang dinyatakan (Gujarati dan Porter, 2010:210) : LnY = β O + ß 1LnX 1 + ß 2X 2 + ß 3LnX 3 + µ i.......(1) Keterangan : LnY = Nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014 β O = Intersep/konstanta LnX 1 = Kunjungan wisatawan di Provinsi Bali tahun 1994-2014 X 2 = Inflasi di Provinsi Bali tahun 1994-2014 LnX 3 = Kurs Valuta Asing tahun 1994-2014 µ i = Variabel penggangu HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Ekspor Kerajinan Bambu Provinsi Bali Bali merupakan pulau yang menjadi destinasi tujuan wisatawan dari berbagai belahan dunia, hal ini terbukti dari semakin banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Bali. Pesona alam serta objek-objek wisatanya yang memukau membuat para wisatawan yang berlibur selalu ingin 227

Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Inflasi Dan [ Ni Kadek Dewi Astuti, I Gusti Bagus Indrajaya] datang kembali ke pulau Bali. Selain itu Bali juga terkenal dengan wisata serta budayanya yang unik dan beragam. Selain itu, berbagai kesenian baik seni tari, seni musik maupun ritual upacara adat Bali menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Keindahan alam sekaligus budaya tersebut merupakan faktorfaktor yang mendorong berkembangnya industri pariwisata di Bali. Berkembangnya industri pariwisata di Bali turut memberikan dampak yang positif terhadap ekspor kerajinan. Karena melalui pariwisata maka produkproduk ekspor Provinsi Bali akan lebih mudah diterima oleh masyarakat mancanegara. Salah satu komoditas kerajinan asal Provinsi Bali yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor adalah kerajinan bambu. Perkembangan ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali selama periode januari-juli tahun 2014 tercatat mencapai 13,16 juta dolar AS atau naik 278,74 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 3,47 juta dolar AS. Dan selama periode januari-juli tahun 2015 ekspor kerajinan bambu hanya mencapai 4,7 juta dolar AS, turun sebesar 61 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali bahwa ekspor perdagangan luar negeri, khususnya untuk volume barang dagangan yang menonjolkan unsur seni itu meningkat 14,29 persen. Sedangkan kerajinan bambu sendiri mempunyai kontribusi sebesar 4,37 persen dari keseluruhan ekspor kerajinan di Provinsi Bali yang mencapai 300,95 juta dolar AS. Produk-produk eskpor yang dihasilkan dari kerajinan bambu antara lain berupa peralatan rumah tangga seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur, vas bunga, gantungan kunci serta 228

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 hiasan ruangan tamu berbahan baku dari bambu yang dianyam dengan rotan sehingga terlihat lebih unik dan menarik. Ekspor kerajinan bambu paling banyak diserap di pasaran Amerika Serikat yakni sebesar 25,23 persen. Menyusul Jepang 15,35 persen, Singapura 0,24 persen, Australia 6,98 persen, Thailand 0,11 persen, Jerman 2,79 persen, Hong Kong 0,10 persen, Perancis 6,76 persen, Spanyol 5,15 persen, dan Inggris 4,56 persen. Analisis Regresi Linear Berganda Hasil regresi menggunakan program Eviews 6 yang kemudian dimasukan ke persamaan regresi linear berganda, sehingga didapat persamaan sebagai berikut: LnY = 2,017 + 0,289 LnX1 0,012 X2 + 1,097 LnX3 Prob = (0,2794) (0,0448) (0,0000) t = (1,117) (-2,166) (5,475) F hitung = 22,209 Sig = 0,000004 R 2 = 0,796718 Hasil Uji Serempak (Uji F) Oleh karena nilai p-value lebih kecil dari pada α=5 persen (0,000004 < 0,05) maka Ho di tolak dan H i diterima yang berarti bahwa kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. 229

Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Inflasi Dan [ Ni Kadek Dewi Astuti, I Gusti Bagus Indrajaya] Berdasarkan hasil uji diketahui koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,7967 memiliki arti 79,67 persen dari variabel ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014 dipengaruhi oleh kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat. Sisa variabel yang lain yaitu 20,33 yang tidak dimasukkan dalam model regresi yang digunakan. Hasil Uji Parsial (Uji t) 1) Pengaruh Kunjungan Wisatawan (X 1 ) Terhadap Nilai Ekspor Kerajinan Bambu Provinsi Bali (Y) Tahun 1994-2014. Oleh karena nilai p-value lebih besar dari pada α=5 persen (0,27 > 0,05) maka H o diterima atau H i ditolak ini artinya variabel kunjungan wisatawan (X 1 ) secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan dari (Pendit, 1999) dan penelitian sebelumnya dari Diatmika (2011). Tidak berpengaruhnya variabel kunjungan wisatawan diduga karena kunjungan wisatawan yang mengalami peningkatan tidak selalu mencerminkan bahwa pemasukan berupa devisa akan ikut meningkat. Oleh karena itu faktor yang paling menentukan adalah faktor lama tinggal (Length of Stay) (Wijaya, 2011). Menurut Yoeti (2008:65) bahwa semakin lama seorang wisatawan berada atau tinggal disuatu daerah wisata, maka jumlah uang yang akan dibelanjakan semakin banyak dan devisa yang akan diperoleh juga semakin besar. 2) Pengaruh Inflasi (X 2 ) Terhadap Nilai Ekspor Kerajinan Bambu Provinsi Bali (Y) Tahun 1994-2014. 230

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 Oleh karena nilai p-value lebih kecil daripada α=5 persen (0,04 < 0,05) maka H o ditolak atau H 1 diterima ini artinya variabel inflasi (X 2 ) secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. Hal ini sejalan dengan teori Sukirno (1994) yang menjelaskan jika inflasi meningkat maka harga barang dipasar domestik ikut meningkat sehingga menyebabkan biaya produksi semakin tinggi. Sehingga produsen tidak mampu berproduksi secara maksimal dan menyebabkan ekspor menurun. Hasil penelitian ini searah dengan penelitian dari Widhi Ari (2014) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor kerajinan ukiran kayu Indonesia ke Amerika Serikat serta Dewi (2015) juga menyatakan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume ekspor kepiting Indonesia. 3) Pengaruh Kurs Dollar Amerika Serikat (X 3 ) Terhadap Nilai Ekspor Kerajinan Bambu Provinsi Bali (Y) Tahun 1994-2014. Oleh karena nilai p-value lebih kecil dari pada α=5 persen (0,0000 < 0,05) maka H o ditolak atau H i diterima ini artinya variabel kurs dollar Amerika Serikat (X 3 ) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. Hubungan ini sesuai dengan teori dari (Sukirno, 2000 : 319) yang menjelaskan jika kurs valuta asing menguat terhadap mata uang dalam negeri, akan menyebabkan harga (barang) ekspor dalam US dollar turun sehingga ekspor bagi luar negeri menjadi lebih murah yang mengakibatkan permintaan ekspor 231

Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Inflasi Dan [ Ni Kadek Dewi Astuti, I Gusti Bagus Indrajaya] akan meningkat sehingga ekspor akan mengalami kenaikan. Dias Pratama (2015) juga berpendapat jika kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kerajinan kerang Provinsi Bali. Sementara itu, Budiawan (2009) juga menyatakan kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit Indonesia ke India. Analisis Standardized Coefficient Beta Variabel bebas dominan terhadap variabel terikat dapat dilihat nilai Standardized Coefficient Beta. Dalam penelitian nilai standardized coefficients beta tertinggi berasal dari variabel kurs dollar Amerika Serikat (X3) sebesar 1,097. Hal tersebut menunjukan kurs dollar Amerika Serikat (X3) berpengaruh paling dominan diantara kunjungan wisatawan dan inflasi terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis yang diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan yakni sebagai berikut: 1) Secara simultan variabel kunjungan wisatawan, inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014 dengan R 2 sebesar 0,7967 yang berarti bahwa 79,67 persen variasi dari nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014 dipengaruhi oleh kunjungan wisatawan, 232

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 inflasi dan kurs dollar Amerika Serikat. Sedangkan 20,33 persen sisanya dipengaruhi oleh varibael-variabel lainnya. 2) Secara parsial variabel kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh positif dan signifikan. Variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. Sedangkan variabel kunjungan wisatawan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. 3) Kurs dollar Amerika Serikat merupakan variabel yang berpengaruh dominan diantara variabel kunjungan wisatawan dan inflasi terhadap nilai ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali tahun 1994-2014. Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran yaitu : Pemerintah beserta Bank Indonesia agar memperhatikan variabel kurs dollar Amerika Serikat dan inflasi, sebab variabel-variabel itu berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali. Kebijakan yang dikeluarkan oleh permerintah dan Bank Indonesia diharapkan dapat meningkatkan ekspor kerajinan bambu Provinsi Bali, sehingga pendapatan masyarakat akan bertambah dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bali DAFTAR RUJUKAN Budiawan, Ketut. 2009. Prospek Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia ke India. Skripsi. Sarjana Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Denpasar. 233

Pengaruh Kunjungan Wisatawan, Inflasi Dan [ Ni Kadek Dewi Astuti, I Gusti Bagus Indrajaya] De Kadt,E.(ed ). 1979. Tourism, passport to development? Perspectives on the Social and Cultural Effects of Tourism in Developing Countries. New York: Oxford University Press. Dewi, Made Dian Kartika dan Setiawina, Nyoman Djinar. 2015. Pengaruh Kurs Dollar, Harga Dan Inflasi Terhadap Volume Ekspor Kepiting Indonesia. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 4.no 7. Dias Pratama dan Bendesa, IKG. 2015. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Ekspor Kerajinan Kerang Di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol. 4, No. 4 Diatmika, Kadek Saputra. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Ekspor Kerajinan Tulang Provinsi Bali. Skripsi sarjana Program studi Ilmu Ekonomi pembangunan. Universitas Udayana. Disperindag Provinsi Bali. 2014. Ekspor Provinsi Bali. Denpasar. Gujarati, Damodar N. dan Porter, Down C (Penerjemah Eugenia Mardanugraha, Siti Wardhani dan Carlos Mangunsong). 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika. Buku ke 1 Edisi ke 5. Jakarta: Salemba Empat. Ketut Teneg. 2014. Industri Kerajinan Penyangga Ekspor Bali. http://antarariau.com/berita/37875/artikel:-industri-kerajinan-penyanggaekspor-bali. Diunduh tanggal 29 bulan juni tahun 2015 Pendit, Nyoman. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Edisi Revisi. Jakarta : Pradnya Paramita. Sihono, Teguh. 2008. Krisis Finansial Amerika Serikat Dan Perekonomian Indonesia. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 5 Nomor 2 Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Penerbit Raja Grafindo, Jakarta. ------. 2000. Ekonomi Pembangunan Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan Pembangunan. UI-Press. Jakarta. Totonchi, Jalil. 2011. Macroeconomic Theories of Inflation. International Conference on Economic and Finance Research (IPEDR). Vol.4, pp.459-462. Tribun Bali. 2014. http://bali.tribunnews.com/2014/06/01/industri-kerajinan-jadipenyanggah-ekspor-bali.. Diunduh tanggal 6, bulan April, tahun 2015. Widhi Ari, Ni Nyoman dan Meydianawathi, Luh Gede. 2013. Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kerajinan Ukiran Kayu Indonesia ke 234

E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN UNIVERSITAS UDAYANA Vol.5, No.2 Februari 2016 Amerika Serikat Tahun 1996-2012. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 3, No. 6. Wijaya, I Nengah. 2011. Pengaruh Jumlah Wisatawan Mancanegara,, Lama Tinggal Dan Kurs Dollar Amerika Terhadap Penerimaan Produk Domestik Regional Bruto Industri Pariwisata Kabupaten Badung Tahun 1997-2010. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Udayana. Yoeti, Oka A. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi Dan Implementasi. Penerbit : Kompas. Jakarta 235