oleh: Fred. B.G. Tumbuan.

dokumen-dokumen yang mirip
AKTA NOTARIS SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PENYELESAIAN PERKARA PERDATA MISSARIYANI / D ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HUKUM MENGENAI PEMANGGILAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM PADA SUATU PERSEROAN TERBATAS MENURUT

KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA DI BAWAH TANGAN YANG TELAH MEMPEROLEH LEGALITAS DARI NOTARIS. Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan 1

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKTA NOTARIIL. Istilah atau perkataan akta dalam bahasa Belanda disebut acte atau akta

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AKTA SERTA KEKUATAN PEMBUKTIAN AKTA NOTARIS. A. Pengertian Akta dan Macam-Macam Akta

KEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH

APA KEGUNAAN BENDA-BENDA YANG DISIT A DALAM HUKUM ACARA PI DANA KIT A SEKARANG? Handoko Tjondroputranto

BAB III KEABSAHAN AKTA NOTARIS. Pasal 1868 BW merupakan sumber lahirnya akta otentik dan secara

B AB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 875 BW, yang dimaksud Surat Wasiat (testament) adalah suatu

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP AKTA. Menurut S. J. Fockema Andreae, dalam bukunya Rechts geleerd

BAB III PERANAN NOTARIS DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DENGAN ADANYA SURAT KETERANGAN WARIS

KEDUDUKAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) SEBAGAI AKTA OTENTIK DALAM KAITAN DENGAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS SEBAGAI PEJABAT UMUM

BAB II PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Oleh. Keywords : Legal Basis, Notary, Certificate of Inheritance

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB II. AKTA NOTARIS SEBAGAI AKTA OTENTIK YANG MEMILIKI KESALAHAN MATERIL A. Tinjauan Yuridis Tentang Akta dan Macam-Macam Akta

Lex Crimen Vol. VI/No. 1/Jan-Feb/2017

BAB II AKIBAT HUKUM TERHADAP AKTA WASIAT YANG DIBUAT OLEH NOTARIS YANG MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM DALAM PEMBUATAN AKTA WASIAT

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

Lex Crimen Vol. VI/No. 5/Jul/2017. KEKUATAN PEMBUKTIAN SURAT MENURUT HUKUM ACARA PERDATA 1 Oleh: Fernando Kobis 2

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA BAGI NOTARIS YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA PEMALSUAN SURAT DALAM PEMBUATAN AKTA OTENTIK

PEMERINTAH SEBAGAI SUBJEK HUKUM PERDATA DALAM KONTRAK PENGADAAN BARANG ATAU JASA. Oleh: Sarah S. Kuahaty

BAB 4 PENERAPAN UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD

Ambonese woonoorden Barneveld

BAB I PENDAHULUAN. Akta-akta yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris bersifat autentik dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara yang didasarkan kepada aturan hukum untuk menjamin. pemerintah Belanda pada masa penjajahan.

HAKIM SALAH MEMBAGI BEBAN BUKTI GAGAL MENDAPATKAN KEADILAN ( H. Sarwohadi, S.H.,M.H., Hakim Tinggi PTA Mataram )

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG ALAT BUKTI SURAT ELEKTORNIK. ( )

DOKUMEN AKTA, LEGALISASI DAN WAARMERKEN NOTARIL. Oleh Raendhi Rahmadi* Abstrak

IMPLEMENTASI PRINSIP NEGARA HUKUM DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NOTARIS

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. responden, sehingga hasil atau data yang diperoleh benar-benar dari pihak atau

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Sebelum membahas mengenai grosse akta, terlebih dahulu dijelaskan. A. Pitlo mengartikan akta itu sebagai berikut Surat-surat yang

BAB I PENDAHULUAN. Antara satu pengertian perbuatan pidana dengan pengertian perbuatan pidana yang lain

BAB I PENDAHULUAN. interaksi diantara masyarakat itu sendiri semakin menjadi kompleks. satu fungsi hukum adalah untuk memberikan kepastian hukum dalam

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 5 TAHUN 1975 TENTANG SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG)

TINJAUAN HUKUM SURAT WASIAT MENURUT HUKUM PERDATA M. WIJAYA. S / D

BAB II PROSEDUR PENGAMBILAN FOTOKOPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS DI INDONESIA

BAB 2 PERANAN NOTARIS DALAM TINDAK LANJUT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kemasyarakatan yang dikenal sebagai notariat timbul dari

HUBUNGAN HUKUM PERJANJANJIAN KERJA BERSAM (PKB) Oleh H. MOESTOPO, SE, SH, MH

BAB 2 PERANAN NOTARIS DALAM PERUBAHAN PERSEROAN TERBATAS NON FASILITAS MENJADI PENANAMAN MODAL ASING

Judul buku: Kebatalan dan pembatalan akta notaris. Pengarang: Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. Editor: Aep Gunarsa

EKSEKUSI TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP

BAB III IMPLIKASI HAK KEWARISAN ATAS PENGAKUAN ANAK LUAR

BAB I PENDAHULUAN. terkuat dan terpenuh, namun terdapat beberapa kasus yang membuat Pengadilan menilai

TINJAUAN YURIDIS LEGALISASI AKTA DI BAWAH TANGAN OLEH NOTARIS AYU RISKIANA DINARYANTI / D

BAB II KECAKAPAN HUKUM SESEORANG YANG BERADA DI DALAM RUMAH TAHANAN MENANDATANGANI AKTA NOTARIS

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mempunyai peran paling pokok dalam setiap perbuatan-perbuatan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PEMBATALAN AKTA OTENTIK SEBAGAI AKTA PENGAKUAN HUTANG (STUDI KASUS PUTUSAN PENGADILAN No.: 384/Pdt.G/2010/PN.Jkt.

peradilan dengan tugas pokok untuk menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya. Dalam hal ini, untuk

Pelajaran 1-6 PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. dilihat atau diketahui saja, melainkan hukum dilaksanakan atau ditaati. Hukum

BAB II. Prosedur Pengajuan Grasi Kepada Presiden Baik Tahap I. Maupun Tahap II

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN

B A B II KESEPAKATAN PERDAMAIAN SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA ANTARPERSERO PT. MMC

I. Pendahuluan. A.Latar Belakang

HUKUM WARIS. Hukum Keluarga dan Waris ISTILAH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. OLEH : Dr. H. Gunarto,SH,SE,Akt,M.Hum

BAB III TEORI TEORI HUKUM YANG MENYANGKUT HUKUM ACARA PERDATA

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENCABUTANKETERANGAN TERDAKWA DALAM BERITA ACARA PEMERIKSAAAN (BAP) DAN TERDAKWA

MATERI PENYULUHAN HUKUM CARA MEMBUAT KONTRAK DI BAWAH TANGAN 1 Oleh: Ahdiana Yuni Lestari, S.H.,M.Hum 2

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA EKSPLOITASI SEKSUAL (PERKOSAAN) DI BAWAH UMUR OLEH ORANG TUA TIRI

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBORONGAN KERJA. 1. Perjanjian untuk melakukan jasa-jasa tertentu; 2. Perjanjian kerja/perburuhan dan;

BAB II AKTA NOTARIS DAPAT MENJADI BATAL OLEH SUATU PUTUSAN PENGADILAN

PRONOMINA DALAM BAHASA BELANDA (HET VOORNAAMWOORD) 1 Sugeng Riyanto (Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia MEMUTUSKAN

SISTEM PEMBUKTIAN TERBUKA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA SECARA LITIGASI. Oleh: Efa Laela Fakhriah

Notaris adalah Pejabat Umum yang berwenang untuk. kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini (Pasal 1 ayat 1)

BAB I PENDAHULUAN. menemukan hukum yang akan diterapkan (rechtoepasing) maupun ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Penjelasan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun

Lampiran 1 Pasal-Pasal KUHP Mengenai Pembuktian dengan Tulisan

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB I PENDAHULUAN. mengatur kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. hukuman pidana. Suatu peristiwa hukum dapat dinyatakan sebagai peristiwa

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PELANGGARAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH NOTARIS MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004

TANGGUNGJAWAB NOTARIS TERHADAP KEBENARAN AKTA DIBAWAH TANGAN YANG DILEGALISASI OLEH NOTARIS

Lex Crimen Vol. VI/No. 2/Mar-Apr/2017. KETERANGAN AHLI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PUTUSAN HAKIM 1 Oleh : Nixon Wulur 2

BAB II LANDASAN TEORI

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62904/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

BAB III SUMBER HUKUM

BAB 2 PERANAN NOTARIS DALAM PELAKSANAAN UNDIAN BERHADIAH SERTA PENGATURAN PUNGUTAN PAJAKNYA PADA EVENT XYZ

BAB IV KEKUATAN HUKUM ALAT BUKTI SURAT TERGUGAT SEHINGGA DIMENANGKAN OLEH HAKIM DALAM PERKARA NO.12/PDT.G/2010/PN.LLG TENTANG SENGKETA TANAH.

Perkawinan Campuran. Prof. Dr. Zulfa Djoko Basuki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 ditegaskan bahwa Negara

QUA VADIS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 49/PPU-X/2013 TERTANGGAL 28 MEI 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk selalu hidup

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum (rechstaat) dimana

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

BAB III KEABSAHAN AKTA HIBAH MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF (Studi di Kantor Notaris dan PPAT Dina Ismawati, S.H.,MM)

KOMPETENSI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA

Transkripsi:

123 BEBERAPA CATATAN MENGENAI KEKUATAN PEMBUKTlAN AKTA OTENTIK oleh: Fred. B.G. Tumbuan. I. PENDAHULUAN Kekuatan pembuktian akta otehtik merupakan akibat langsung dari adanya beberapa ketentuan dalam perundang undangan kita yang mene tapkan bahwa untuk perbuatan hukum tertentu diwajibkan akta otektik sebagai alat pembuktiannya. Misalnya saja ps. 38 K.U.H. Dagang yang menentukan bahwa sah atau tidaknya berdirinya suatu perseroan terbatas hanya dapat dibuktikan dengan akta otektik. Selanjutnya dalam Hukum Acara Perdata terdapat ps. 157 H.l.R. yang menentukan bahwa kuasa dengan mana seseorang dikuasakan, dalam keadaan istimewa dap. dengan seizin hakim, untuk mengucapkan sumpah, baik yang ctiperintahkan oleh hakim (sumpall suppletoir dan taxatoir) maupun sumpah yang diminta atau dikembalikan oleh satu pihak kepada pillak lain (sumpall decisoir), hanya boleh diberikan dengan akta otektik yang dengan seksama dan terperinci menyebutkan sumpah yang diucapkan itu: Dalam K.U.H. Per data juga kita jumpai beberapa pasal yang mengharuskan dibuatnya akta otentik untuk perbuatan hukum tertentu, seperti misalnya ps. 147 ten tang perjanjian perkawinan, ps. 938 tentang apenbaar testament, ps. 1171 yang antara lain mengatur tentang pemberian kuasa untuk memasang hipotik. Dalam karangan ini penulis bermaksud untuk membahas apa sebe tulnya yang diartikan dengan kekuatan pembuktian akta otentik. Ter istimewa dengan adanya ketentuan dalam ps. 1870 K.U.H. Perdata, yang pada hakekatnya sam a isinya dengan ps. 165 H.l.R. dan ps. 285 R. Bg., yang menentukan bah,,!a akta otentik mempunyai kekuatan pembuktian sempurna bagi para pihak yang disebut dalam akta beserta para ahliwaris dan para penerima hak dari mereka. Adapun mengenai kekuatan pembuktian akta otentik dikenal3 (tiga) macam kekuatan pembuktian, yaitu: I. kekuatan pembuktian lahiriah; 2. kekuatan pembuktian formil; dan 3. kekuatan pembuktian materiil.

124 MAJA LAH FH UI 2. KEKUATAN PEMBUKTlAN LAHIRIAH (uitwendige bewijskracht). Apa sebenaroya yang diartikan dengan kekuatan pembuktian lahiriah? Yang dimaksudkan dengan kekuatan pembuktian lahiriah dari suatu akta otentik, adalah kemampuan dari akta itu untuk membuktikan dirinya sendiri sebagai otentik. Dalam bahasa Latin kenyataan ini diungkapkan sebagai berikut 'acta publica probant sese ipsa', maksudoya suatu akta yang secara lahiriah menampilkan dirinya sebagai otentik, harus diterima sebagai otentik, terkeeuali terbukti sebaliknya. "Ziet een ter tajel gebracht stuk er uitwendig als een authentiek stuk uit en voldoet het Qan de vereisten, die voor ieder stuk soortelijk naar de aard die, stukken zijn geregeld, dan geldt het stuk als authentiek, totdat het tegendeel zal zij" vastgesteld. Die bewijslast rust dus in deze geheel op hem, die de authenticiteit betwist".l Kita ketahui bahwa suatu akta itu otentik adanya bilamana dibuat oleh atau dihadapan pegawai umum yang berwenang. Kesimpulan dari itu adalah ballwa tanda-tangan yang terdapat di bawah suatu akta otentik harus diterima sebagai tanda-tangan yang sesungguhnya berasal dari pegawai umum yang membuatnya. Dengan demikian beban pembuktian ada pada mereka yang menyanggahnya. Harus penulis akui bal,wa hal itu tidak ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Akan tetapi kesimpulan dimaksud harus kita terima, karena bila tidak, maka apa gunanya undangundang itu sendiri memberikan tempat serta arti yang demikian istimewa kepada akta otentik, dengan mewajibkan dibuatnya akta otentik untuk perbuatan hukum tertentu. Selain itu juga tidak masuk akal kiranya, apabila setiap kali seseorang bermaksud menggunakan suatu akta otentik, maka harus terlebih dahulu ia buktikan kebenaran dari tanda-tangan pe gawai umum yang membuat akta yang bersangkutan. Kekuatan pembuktian lahiriah dimaksud justru tidak terdapat pada akta yang dibuat di bawah tangan, demikian ps. 1875 K.U.H. Perdata. Dan di sinilall terletak perbedaan hakiki antara akta otentik dan akta yang dibuat di bawah tangan sebagai alat pcmbuktian tertulis. ''De authentieke acte mage door andere belangr'jke pull ten als haar executoriale kracht, haar onmisbaarheid voor de geldigheid vall solllll1ige rechtshandelingen, haar 'verkieslijkheid voar het verkeer in sommige gevallen,..., als rechtsinstelling zich onderscheiden van de onderhandse, al deze fju;nten raken het bewijsrecht niet. Ais bewijsmiddel is haar enige bijzonderheid haar uitwendige bewijskracht".2 Dapat -dikatakan pada umumnya ballwa para S3l'ja.na hukum menerima adanya kekuatan pembuktian laluriah dari akta otentik. Bahkan beberapa diantara mereka, yaitu Suijling, Eggens dan teristimewa Serel tema mengajar dengan tegas bahwa "vermoeden van achtheid" dari akta otentik dinyatakan dalam pasal-pasal 148 (3) dan 150 Rv. dan pasal pasal 1869 dan 1872 K.U.H. Perdata 3

PEMBUKTIAN AKTA OTENTIK 125 Akhirnya perlu dicatat di sini bah",a kekuatan pembuktian lahiriah tersebut berlaku terhadap siapa saja. "'Onberwisr is in werenschap en prakrijk dar deze uitwendige bewijskrachr geldt voor en tegell elk en een ieder en dus geenzins beperkt is lot de patti/en, die bij Lie inhoud de acte onmiddelijk betrokken zijn",4 3. KEKUATAN PEMBUKTlAN FORMIL. Akta otentik mempunyai kckuatan pembuktian formil.!tu berarti bahwa yang tertulis di atas tanda-tangan pegawai umum yang membuat :akta yang bersangkutan, harus dianggap sebagai ditulis dalam bentuk (forma) itu. Siapa saja yang menyanggah hal itu, misalnya bahwa dalam teks akta diadakan perobahan sesudall penandatanganan, harus membuktikan hal itu. Apa sebenaroya yang dibuktikan oleh akta otentik secara formi!? "Door haar zgn_ formele bewijskracht doet de authentieke akte vaststaan, dat de ambtenaar in het geschrift heeft verklaard, zoals daarin staat vermeld en bovendien de waarheid van datgene, waf door de ambtenaar in de akte is gerelateerd als door hem in zijn ambtsfullctie verricht of W{J(lrgenomen ", S Dalam arti formil akta otentik membuktikan kebenaran tanggal dari akta, identitas dari para yang hadir (comparanten) dan para saksi, tandatangan yang terdapat dalam akta dimaksud, dan juga tempat di mana akta itu dibuat. Akan tetapi hendaknya diperhatikan bahwa "'de bewijskracht strekt zich uiteraard niet uit tot wat de notaris -niet kan waarnemell of beoardelen. Het gelie[koosde, oak in de Nederlandse rechtspraak voorkonzend voorbeejd daarvan is de verklaring van de notaris in een testament, dat iemond voor hem is verschenen gezond van zinnen. Evenmin zullen bepaalde hoedanigheden, die de verschijnende personen hebben opgegeven voor de notaris, door de aefe vaststaan, zo b. v. de recht~ matigheid van bijgevoegde academische of ade/ijke tite/s. Dit alles spreekt vanzelf".6 Selanjutnya dalam hal akta partai (partij-akte), akta yang bersangkutan secara formil membuktikan bahwa para pihak benar telah menerangkan apa yang termuat dalam akta dirnaksud. Misalnya dalam hal perjanjian sewa-menyewa yang dibuat dihadapanseorang notaris, akta itu secara farmil membuktikan bahwa para pihak betul telah menerangkan kepada notaris bahwa mereka mengadakan perjanjian sewa-menyewa ten tang sebuah persil, dengan harga sewa dan dengan perjanjian-perjanjian sebagaimana dirnuat dalam akta yang bersangkutan_ Adapun mengenai kebenaran isi daripada keterangan yang mereka berikan, hal itu menyangkut kebenaran materiil dari akta otentik yang akan dibahas dalam bagian ke-4 di bawail ini.

126 MAJALAH FH Ul Seperti halnya kekuatan pembuktian lahiriah, kekuatan pembuktian forini! akta otentik berlaku terhadap siapa saja. "Deze algemeen aangeno men 'formele bewijskracht', of hoe men haar dan noemell wil, is een verplicht-volledige; zij geldt tegenover iedereen en steunt, wat de autilenticke akte betreft, op de betrouwbaarheid van de ambtenaar, ter-.vijl een argument ten haren gunste kan worden ontleend aan art. 1917 B. W. (!,s. 1880 K.u.lf. Perdata), waaruit immers voigt, dat de juistheid van de door de ambtenaar aall de authentieke akte gegevell dagtekening door de akte wordt bewezen, zelfs tegen derden". 7 Dengan demikian akta otentik secara formil membuktikan kepada siapa saja bahwa pegawai umum yang bersangkutan, dan para pillak dalam hal suatu akta partai, telah menerangkan perillal apa yang tercantum/ tertulis di atas tanda tangan mereka dalam akta itu. 4. KEKUATAN PEMBUKTlAN MATERIIL. Dahulu diajarkan bahwa akta otentik hanya membuktikan bahwa para pillak betul telah menghadap di muka pegawai umum (notaris) pad a hari dan tanggal sebagaimana disebut dalam akta itu, dan bal,wa mereka sudah menerangkan perihal apa yang dituliskan dalam akta dimaksud. Dengan lain perkataan akta otentik hanya membuktikan kebenaran perillal telall dibuatnya keterangan-keterangan oleh para pihak sebagaimana tercantum dalanl akta yang bersangkutan, akan telapi akta otentik ilu tidak membuktikan kebenaran dari isi keterangan-keterangaf; dimaksud. Ajaran semacam itu yang dinamakan "de leer van de [outer formele bewijskracht" sudah lama ditinggalkan. Para sarjana hukum sekarang mengajar bahwa akta otenlik, selain membuktikan bal,wa para pihak benar telall menerangkan perillal apa yang tertulis di dalamnya, juga membuktikan bal,wa apa yang diterangkan itu adalah benar.' Kenyataan terakhir inilah yang dinamakan 'kekuatan pembuktian materiil'. "Niet slechts het simpele feit dat verklaard werd, bewijst de akte, doch oak de inhoud van het verklaarde wordt als waar, als bewezen aangenomen, tegenover hem, die de akte als bewijsstuk tegen zich, als preuve preconstituee,.in het leven riep; deze akte heeft materiele bewijskracht". 9 Kekuatan pembuktian inilah yang dimaksudkan oleh undang-undang sebagaimana disebutkan dalarn pasal-pasal 1870, 1871 dan 1875 K.U.H. Perdata, yaitu bahwa antara para pihak beserta para ahliwarisnya dan orang orang yang memperoleh hak dari mereka suatu akta otentik merupakan bukti yang sempurna ten tang apa yang dimuat di dalarnnya, dengan pengecualian dari apa yang termuat di dalamnya sebagai suatu penuturan belaka dan yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan apa yang menjadi pokok dari akta itu.

PEMBUKTlAN AKTA OTEN ilk 127 Maka karenanya apabila dalam suatu akta otentik yang dibuat dihadapan seorang nataris tercantum bahwa pada suatu hari tertentu si A. dan si B. telah menghadap di muka notaris, dan menerangkan bahwa 4 mereka telah mengadakan perjanjian sewa menyewa mengenai sebuah persil tertentu dengan harga sewa dan untuk jangka waktu tertentu, maka haruslah diterima sebagai benar, tidak saja bahwa mereka itu telah menerangkan ten tang terjadinya sewa menyewa itu, melainkan juga bahwa perjanjian &ewa-menyewa dimaksud benar telah terjadi sebagaimana mereka terangkan dan tertulis dalam akta itu. Jadi rumah si A. benar telah disewakan kepada si B. dengan harga sewa dan untuk jangka waktu sebagaimana tertutis dalam akta sewa menyewa tersebu!. Dalam berbagai arresten kekuatan pembuktian materill terse but dari akta otentik diakui seeara tegas oleh Hoge Raad. "Voorts besliste de H.R. bij zijn an'est van 19 Dec. 1921 (N.J. 1922, 272; W. 10862) in een valsheidprocedure (slrafproces), dat een notariele akte van /coop en verkoop dient 0111 te beqijzen en inderdaad oak bewijst, krachtens art. 1907 B. W. (ps. 1870 K.u.H. Perdata) niet aileen, dat partijen zekere verklaringen hieromtrent voor de notaris hebben afgelegd, maar evenzeer dat de partijell om trent de in de akte opgenomen overeenkomst het eens zijn ge:lvorden, die overeenkomst dus gesloten hebben, zodat de akte ook strek! om de koopprijs en dus oak de waarheid der daaromtrent gedane opgave te bewijzen. In een soortgelijke procedure besliste de H.R. bij arrest van 26 November 1934 (N.J. 1934, 1608; W. 12839), dat de in een akte van oprichtil!g ener N. V. voorkomende opgave van hetgeen in contanten werd gestort, ongetwijfeld betreft een feit, t;n aanzien waarvan de akte volledige bewijskracht bezit, ten aanzien waarvan de akte gezegd kan worden bestemd te ziin om van de waarheid van dat feit te doel! blijken". 10 Bila kita perhatikan d_engan seksanla uraian di ata>, 1o\<1l{a jelaslah bahwa kekuatan pembuktian materiil yang dibahas sampai sekarang adalah kekuatan pembuktian materiil dari akta partai. Dan memang demikianlah halnya. Dengan pengeeualian akta Catatan Sipil, kekuatan pembuktian materiil hanya terdapat dalam akta paliai, karena merupakan kekuatan pembuktian materii! dari keterangan para 'pihak, yaitu kekuatan pembuktian materill dati kcterangan yang diberikan oleh 'para piliak kepada pegawai umum (notari.) dan yang oleh pegawai umum itu ditulis dalanl akta partai yang bersangkutan. Dan itulah kekuatan pembuktian., yang seeara tegas dlmaksudkan oleh ps. 1870 K.U.H. Perdata. Sebenamya kenyataan itu tidak mengherankan, bila kita perhatikan bahwa maksud para pihak pada waktu mereka minta dihuatkan suatu akta oleh pegawai umum -" adalall _ Jurtru agar dilahirkannya suatu a1at pembuktian, yang dengan jelas akan menetapkan <:~rt~ mel11hllvtilran

128 MAJALAH FHUI hal-hal yang telah mereka terangkan kepada pegawai umum itu. Dengan demikian kekuatan pembuktian materiij dari akta partai. yang diakui oleh ps. 1870 K.U.H. Perdata, bersandar pada pernyataan kehendak (wilsverklaring) para pihak itu sendiri. Karenanya apa yang selanjutnya ditentukan dalam ps. 1870 K.U.H. Perdata, yaitu bahwa kekuatan pembui<tian materill itu hanya berlaku terhadap para pihak beserta para ahliwaris dan orang-orang yang mendapat hak dari mereka memang tepat sekali. Dengan lain perkataan, kekuatan pembuktian materiij akta partai tidak mengikat pihak ketiga yang tidak berkepentingan dalam akta. Mengapa demikian halnyii? Karena pihak ketiga yang tidak berkepentingan dalam akta partai tidak dapat dan tidak wajar dtikat oleh kehendak para pihak tadi. Di sini kita melil,.t bahwa azas yang diterapkan dalam ps. 1870 K.U.H. Perdata oleh pembuat undang-undang adalah sama dengan apa yang kita jumpai dalam ps. 1316 dan 1340 K.U.H. Perdata. Bagaimana sikap seorang hakim bila sebuall akta partai diajukan sebagai barang bukti dalam suatu perkara perdata? "Door de akte geldt dus de inhoud der daarin vervatte verklaringen voor waar, staat die in- houd als met de werkelijkheid strokend vast, wordt hij verplicht-vol/edig bewezen tussen partijen en rechtverkrijgenden, met dien verstande: 1. dat d? akte, als zij ten processe lvordt overgelegd, voldoende is en dat de rechter daamaast geen meerder bewijs mag vorderen en 2. dat tegenbelvijs steeds is toegelaten met de gewone middelen, die de wet daarvoor toegelaten aanlvijst".l 1 Sedang terhadap pillak ketiga, hakim dalam hal itu bebas. Ia boleh menerima kebenaran dari keterangan-keterangan yang tercantum dalam akta dimaksud, akan tetapi ia tidak wajib untuk menerimanya. "Lettende op het feit,..., sluiten wij ons geheel aan bij de mening van KOKSMA, die wij... aldus formuleren, dat ons positief recht de rechter geheel vrij Ioat in de beoordeling der bewijskrachi tegenover derden, vuar zover deze niet als rechtverkrijgenden zijn Ie beschouwen". t 2 Sehubungan dengan kutipan terakhir tadi, maka siapakah yang dimaksudkan dengan para penerima hak itu (rechtverkrijgenden)? Mereka itu bukan saja para penerima hak berdasarkan titel umum (rechtverkrijgenden onder algemene titel), melainkan juga pani penerima hak berdasarkan titei khusus (rechtverkrijgenden onder bijzondere titel). Di atas dikatakan bahwa kekuaum pembuktian materill hanya ter: dapat pada akta partai. Bagaimana kemudian dengan ak!a kepegawaian? "Nu val/en al nanstonds de ambtelijke act,m,.. :, uit ons betoog weg. Bij al deze acten is van materiele bewijskracht geen sprake. Zij hebben naoit verder strekking, dan om de waarheid te bevestigen van wat de ambtenaar lwarnam en verrichtte. Heeft de ambtenaar verklaringen van personen gehoord (b.v. bij het wissel-protest), dan is de hoogste betekenis, zoals wij straks zagen, dat vast staat, _dat zij aldus ve!kloard hebben.

~EMBUKTIAN AKTA OTENTIK 129 Nooit ecluer geldt tegenover zulke person en de inhoud van het ver klaarde als reitelijk waar".13 Mengapa demikian halnya? Karena :. akta kepegawaian semata mata bertujuan untuk membuktikan periha! apa yang dilihat dan didengar (waargenomen) atau diperbuat oleh pegawai umum yang membuat akla itu. MaI<a kendatipun akta kepegawaian dapat memuat keterangan keterangan dari orang orang yang disebut dalam akta itu, akan tetapi akta serupa itu bukanlah bertujuan unluk membuktikan kebenaran dad keterangan keterangan yang mereka berikan (kebenaran materiil), me lainkan untuk membuktikan ballwa mereka itu benar telah memberikan keterangan keterangan dimaksud. Sifat khas tersebut dati akta kepega waian jelas terlihat dalam berita acara juru sita dan berita acara penarikan undian yang dibuat oleh seorang notaris. Akan tetapi perlu dieatat di sini bahwa kendatipun apa yang diuraikan di atas ten tang akta kepegawaian, terdapat satu maeam akta kepegawaian yang toh mempunyai kekuatan pembuktian materiil, yaitu akta Cata:t~n Sipi!. "Zoals boven reeds terloops werd ' opgemerkt nemen aclen van de Burgerlijke Stand in dit opzicht een bijzondere plaats in door de arzon derlijke regeling in art 24 B. W. Door die acte staan niet slechts de verk laringen van aangever en getuigen omtrellt de geboorte van een kind vasi, maar behoudens tegenbewijs, ook de geboorte zel!... Dit is dus e~n voorbeeld van eell amblelijke authentieke acte mel maleriele bewijskracht; de slrekking van het stuk brengt dat mee. Ware het anders, de registers van de Burgerlijke Stand zouden vrijwel waardeloos zijn". 14 Bahkan, dan. di sinilah terletak keistimewaannya yang lain, akta Catatan Sipil memiliki kekuatan pembuktian materiil terhadap siapa pun saja, termasuk pihak ketiga. Dengan demikian akta Catatan Sipil merupakan pengecuajian lerhadap akta kepegawaian lainnya yang tidak mempunyai kekuatan pem buktian materiil, dan disamping itu akta Catatan Sipi! juga merupakari. pengecualiallterhadap akta partai yang kekuaian pembuklian materiilpya tidak mengikat pihak ketiga. Sebagai penutup karangan ini penolis ingin kemukakan di sin; b'ahwa ketiga macam kekuatan pembuktian tersebut, yaitu kekuatan pembuktian lahiriah dan kekuatan pembuktian formi! yang sekalipun tidak dise.but dalam undang undang namun merupakan kelanjutan dad sifal akta <lten. tik itu sendiri, maupun kekuatan pembuktian materiil yang Stcara tegas disebut dalam ps. 1870 K.U.H.Perdata, ketiga tiganya merupakan1j[ekuatan pembuktian sempurna atau mengikat. Dengan lain perkataan pemjjuktia" sebaliknya (tegenbewijs) senahtiasa dimungkinkan dengan alat al>! pem buktian biasa yang diperbolehkan' untuk itu menurut undang undang. De ngan deinikian akta otentik tidak pernah mempunyai kekuatan pembuktian mutlak (beslissende bewijskracht), yaitu kekuatan pembuktian yang \idak memungkinkan diajukannya pembuktian sebaliknya. Jakarta, 20 September 1915.

130 MAJALAH FH UI Catatan kaki: I Mr. C. Asser, HOlldleiding tot de beoe/ellinf( van het Nederlands Burxeriljk Recht. vijfde decl - Van Bcwijs, bewerkt door Prof. Mr. A. Anema met medewerkin~ van Mr. P.J. Vcrdam, vijfde druk, N.V. Uitgcvers-Maatschappij, W.E.J. Tjcenk Willink, Zwolle, 1953, h. 145. 2 Ibid. 3 J.e.H. Mclis, De NOlariswet, derde druk, N.V. Uitgevers-Maatschappij, W.E.1. Tjecnk Willink, Zwolle, 1951, h. 80-81. 4 Mr. C. Asser, op. cit., h. 145. 5 l.ch. Mclis, op. cit., h. 86. 6 Mr. C. Asser, op. cit., h. 148. 7 J.e.H. Melis, op. cit., h. 87-88. 8 Prof. R. Subekti S.H. Hukum Pembuktian, cetakan kc-2, Pradnja Paramita, Jakarta, 1969, h. 2S. 9 1.C.H. Metis, op. cit., h. 90. ID Ibid., h. 9l. II Ibid., h. 91-92. 12 Mr. C. Asser. op. cit., h. 157. 13 Ibid., h. ISO. 14 Ibid., h.isl. I Majalah ini dapat diperoleh di-kota= lain di Indonesia: Toko Buku TRIMORA II. Supratman 31 BANDA ACEH. Tnk<:> Buku DELI n. A. Yani 48 MEDAN. Toko Buku PANCARAN ILMU II. Hiligoo 26. PADANG. Yavasan Perpustakaan Islam II. Prof. M. Yamin 116 PEKANBARU. M.A. Alwirais II. lend. Sudirman 580 PALEMBANG. C.V. Mauli II. Mahakam No. 11 Pahoman TANIUNG KARANG. "Abdullah Fatah Agency" JI. Ir. H. luanda BOGOR. Toko Buku PT Fili. II. Merdeka 7 BOGOR. "Budy Sari Bookstore" Jl. Tamblong 62 BANDUNG. Toko Buku "Murni Baru" II. A. Yani 38 BAN DUNG. Toko Buku PT Pemb:mbing Masa II. Naripan 105 BANDL'NG. Toko Buku "Sang~ar Jasa" JI. Sukaji 160 BAN DUNG. Toko Buku MERBABU II. Pandanaran 108 SEMA RANG Toko Buku PT. "Sari Agung" J1. Tunjungan 5 SURABA Y A. Hanali M Sadar II. Basuki Rahmat V /393 MALANG. Toko Buku Fa. SUMBl:.J<. ILMLI J I. wr. Supratman 2A JEMBEK Toka Buku "Gunung Agung" J1. Sulawesi 109 DENPASAR. Agon Buku dan Majalah Dirman Toha Kr. Taruna Gang H! MATARAM. Toko Buku "Cempaka Wangi" II. Siliwangi 30.1 KUPANG. Penvalur Harian & Majalah B. Gosal JI. Mesjicl Raya 8 PALU. Toko Buku "KITA" Jl. Cokla! AMBON. Toko Buku Bhakti Baru J1. A. Yani 15 UJUNG PAN DANG. Toko Buku A. TERANG II. Mesdjid Raya 123. SAMARINDA. Toko Buku "VIOLETA" II. Seroja III No. 242 PONTIANAK., ---- J'