BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

III. METODE PENELITIAN. Pertanian, Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada bulan Juli 2009 Oktober 2010.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

Peralatan dan Metoda

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu 1. Analisis Kadar Air (AOAC, 1995)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1.Diagram alir penelitian proses produksi bioetanol dari hidrolisat fraksi selulosa pod kakao

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisa Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

ANALISIS PROXIMATE PROF SIMON BW

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB 3 METODE PERCOBAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan tahapan kegiatan, yaitu: pengambilan sampel cangkang udang di PT.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen karena terdapat suatu

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur Analisis

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Tatacara analisis kimia limbah tanaman jagung. Kadar Air (%) = (W1-W2) x 100% W1. Kadar Abu (%) = (C-A) x 100% B

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

1 atm selama 15 menit

LAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental yang dilakukan dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Teknologi

Transkripsi:

19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Desember 2014. 3.2 Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biomasa limbah agroindustri tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang diperoleh dari perkebunan kelapa sawit PTPN VII di Bekri Lampung Tengah, dan Enzim selulase (SQzyme CS P-acid cellulose) CSP-B Suntag. Bahan penunjang penelitian antaralain, natrium hidroksida (NaOH), H 2 SO 4, aquades, larutan buffer ph 4,8, Nelson A, Nelson B,arsenomolibdat, yang didapatkan dari Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FakultasPertanian, Universitas Lampung. Alat yang digunakan antara lain Erlenmeyer 100 ml (Pyrex), Erlenmeyer 250 ml (Pyrex), Erlenmeyer 1000 ml (Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), tabung ukur 500 ml (Pyrex), gelas ukur 500 ml (Pyrex), labu ukur 1000 ml (Pyrex), gelas beker (Pyrex), mikropipet 1000µL (Thermo Scientific, Finnpipette F3), loyang,

20 timbangan 4 digit (Mattler M3000 Switzerland), ayakan (40 mesh), baskom, jerigen, corong, termometer, spatula, kertas saring, alumunium foil, cawan porselin, spektrophotometer (Thermo Scientific Genesys 20), grinder, reciprocating shaker waterbath (Polyscience), autoclave manual, oven (Philip Harris Ltd), desikator, dan hot plate (Cimerec3). 3.3 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahap dan 3 ulangan. Tahap pertama yaitu perlakuan awal basa dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu konsentrasi NaOH dengan 2 taraf yaitu 1,0 M dan 2,0 M. Faktor kedua yaitu waktu pemanasan dengan 3 taraf yaitu 30 menit, 45 menit, dan 60 menit. Tahap kedua yaitu prehidrolisis enzimatis dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu suhu prehidrolisis dengan 3 taraf yaitu 40 0 C, 45 0 C, 50 0 C. Faktor kedua yaitu kecepatan goyangan dengan empat taraf yaitu 0, 100 rpm, 125 rpm dan 150 rpm. TKKS dianalisis kadar selulosa, hemiselulosa, lignin, dan gula reduksi. Kemudian data disajikan dalam bentuk grafik dan dibahas secara deskriptif. 3.4 Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Persiapan bahan baku Menurut Samsuri et al. (2007) TKKS sebelum digunakan harus dikeringkan dengan oven pada suhu 105 0 C sampai berat konstan (3-5 jam). Setelah berat konstan kemudian di grinder dan disaring dengan ukuran 40 mesh dan disimpan dalam kondisi kering (Gambar 8).

21 Bahan baku (TKKS) Pengeringan dengan oven suhu 105 0 C hingga berat konstan Pengecilan ukuran dengan grinder (40 mesh) Bahan baku (TKKS) kering Gambar 8. Persiapan bahan baku Sumber : Samsuri et al., 2007 yang dimodifikasi 3.4.2 Perlakuan awal basa Perlakuan awal atau pretreatment dilakukan menurutmetode Septiyani (2011) yang telah dimodifikasi. Sampel TKKS ditimbang sebanyak 15 gram dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer 500 ml, kemudian ditambahkan larutan NaOH (1:20b/v), dan dihomogenkan dengan menggunakan shaker pada kecepatan 100 rpm selama 3-5 menit. Selanjutnya sampel dipanaskan pada air mendidih (suhu 100 0 C) selama 30, 45 dan 60 menit. Kemudian disaring dengan kain saring dan dibilas dengan aquades sebanyak 3000 ml, dan kemudian padatan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 0 C hingga berat konstan (Gambar 9).

22 15gram TKKSdalam Erlenmeyer 500 ml Penambahan NaOH(1:20 (b/v)) Shaker kecepatan 100 rpm selama 3-5menit Pemanasan dalam air mendidih (suhu 100 0 C) selama 30 menit, 45 menit, 60 menit Penyaringan dengan aqudes sebanyak 3000 ml Pengovenan suhu 105 0 C selama 24 jam Filtrat Sampel TKKS hasil perlakuan awal basa Gambar 9. Perlakuan awal basa Sumber : Septiyani, 2011 yang dimodifikasi 3.4.3 Hidrolisis enzimatis Hidrolisis enzim dilakukan menurut metode Widyasari (2011) yang telah dimodifikasi. Sebanyak 2 gram residu TKKS yang telah pretreatment dimasukan ke dalam Erlenmeyer 100 ml, ditambahkan buffer sitrat 33,6 ml ph 4,8 dan ditambahkan enzim selulase 15 FPU sebanyak 6,4 ml. Larutan kemudian diinkubasi dalam shaker waterbath dengan suhu 40 0 C, 45 0 C, 50 0 C dan goyangan 0, 100 rpm, 125 rpm, 150 rpm selama 24 jam (Gambar 10). Filtrat hasil hidrolisis diukur dan dihitung kadar gula reduksinya.

23 2gram TKKS dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 100mL Penambahan 33,6 ml larutan buffer ph 4,8 Penambahan 6,4 ml enzim selulase 15 FPU Inkubasi pada suhu 40 0 C, 45 0 C dan50 0 C dengan kecepatan goyangan 0, 100 rpm, 125 rpm dan150 rpm, selama 24 jam Padatan Filtrat Analisis kadar gula reduksi Gambar 10. Hidrolisis enzimatis Sumber : Widyasari,2011 yang telah dimodifikasi 3.5 Pengamatan Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kadar lignin, hemiselulosa, selulosa pada tahap perlakuan awal basa, dan kadar gula reduksi pada tahap prehidrolisis. 3.5.1 Kadar hemiselulosa, selulosa, lignin Pengukuran kadar lignoselulosa ini dilakukan mengacu pada metode Chesson. Penentuan kadar selulosa, hemiselulosa dan lignin menggunakan sampel tandan kosong kelapa sawit sebelum dan sesudah perlakuan awal dengan NaOH. Pengamatan kadar lignoselulosa dengan metode Chesson terdapat dalam 4 tahap. Tahap pertama, sampel TKKS dikeringkan dengan oven pada suhu 105 o C sampai berat konstan. Sebanyak 1 gram dimasukan dalam erlenmayer 250 ml dan

24 ditambahkan aquades sebanyak 150 ml lalu dipanaskan dengan menggunakan hot plate pada suhu 100 o C selama 2 jam. Kemudian sampel disaring dengan kertas saring dan dibilas dengan aquades sampai volume filtrat 300 ml. Residu di oven pada suhu 105 o C sampai berat konstan, dan dianggap berat a. Tahap kedua yaitu residu dari berat a dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml lalu ditambahkan H 2 SO 4 1 N sebanyak 150 ml. Kemudian residu dipanaskan dengan hot plate pada suhu 100 o C selama 60 menit. Setelah pemanasan, sampel disaring dan dibilas dengan aquades sampai volume filtrat 300 ml dan dikeringkan sampai berat konstan, dan dianggap sebagai berat b. Tahap ketiga yaitu residu dari berat b dimasukkan kembali ke dalam Erlenmeyer 250 ml lalu ditambahkan H 2 SO 4 72% sebanyak 10 ml dan selanjutnya direndam selama 4 jam pada suhu ruang. Selanjutnya larutan H 2 SO 4 1 N ditambahkan sebanyak 150 ml dan dipanaskan pada suhu 100 o C selama 2 jam. Setelah pemanasan, sampel disaring dan dibilas dengan aquades sampai volume filtrat 400 ml dan dikeringkan sampai berat konstan, dan dianggap berat c. Selanjutnya tahap keempat yaitu residu dari berat c dilakukan pengabuan dengan menggunakan furnace pada suhu 600 o C selama 4 jam lalu ditimbang dan dianggap sebagai berat d. Perhitungan kadar hemiselulosa, selulosa dan lignin dilakukan dengan cara berikut: Kadar Hemiselulosa dapat dihitung dengan rumus : a - b Hemiselulo sa (%) x100 Berat Sampel Kadar Selulosa dapat dihitung dengan rumus: b - c Selulosa (%) x100 Berat Sampel

25 Kadar Lignin dapat dihitung dengan rumus: Lignin (%) c - d Berat Sampel x100 3.5.2 Kadar gula reduksi Pengukuran kadar gula reduksi mengacu pada metode Nelson Somogyi yaitu sebanyak 1 ml filtrat hasil hidrolisis ditambahkan dengan larutan 1 ml reagensia Nelson, dan panaskan pada penangas air mendidih selama 20 menit. Ambil tabung dan segera didinginkan dengan air dingin sehingga suhu tabung mencapai 25 o C. Setelah dingin1 ml reagensia Arsenomolybdat ditambahkan dan divortex sampai semua endapan CuSO 4 yang ada larut kembali. Setelah semua endapan CuSO 4 larut sempurna, 7 ml air suling ditambahkan kedalam tabung tersebut dandi vortex sampai homogen. Absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. 3.5.2.1 Pembuatan kurva standar Kurva standar dibuat dengan cara melarutkan 10 mg glukosa anhidratdalam 100 ml air suling. Larutan glukosa dilakukan pengenceran sehingga diperoleh larutan glukosa dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 mg/100 ml. Larutan glukosa diambil masing-masing 1 ml dan dimasukkan ke tabung reaksi sesuai konsentrasinya, dan satu tabung ditambahkan 1 ml air suling sebagai blanko. Larutan glukosa dan blanko selanjutnya ditambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan dipanaskan semua tabung pada penangas air mendidih selama 20 menit. Setelah pemanasan, tabung reaksi segera didinginkan bersama-

26 sama dalam gelas piala yang berisi air dingin sehingga suhu tabung mencapai 25 o C. Setelah dingin ditambahkan 1 ml reagensia Arsenomolybdat dan divortex sampai endapan CuSO 4 yang ada larut. Setelah semua larutan larut sempurna air suling ditambahkan 7 ml dan diaduk sampai homogen. Absorbansi masingmasing larutan tersebut dengan panjang gelombang 540 nm. Kemudian kurva standar dibuat untuk menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan absorbansi. 3.5.2.2 Cara pembuatan reagensia 1. Reagensia Nelson Reagensia Nelson A: 12,5 g natrium karbonat anhidrat, 12,5 g garam Rochelle, 10 g natrium bikarbonat dan 100 g natrium sulfat anhidrat dilarutkan dalam 350 ml air suling kemudian diencerkan sampai 500 ml. Reagensia Nelson B: 7,5 g CuSO 4. 5H 2 O dilarutkan dalam 50 ml air suling dan ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat. Reagensia Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian Reagensia Nelson A dan 1 bagian Reagensia Nelson B. Pencampuran dikerjakan pada setiap akan digunakan. 2. Reagensia Arsenomolybdat Reagen arsenomolybdat diperoleh dari Medical Arsenomolibdat Yogyakarta. Pembuatan reagen arsenomolybdat sebagai berikut sebanyak 25 g ammonium molybdat dilarutkan dalam 450 ml air suling dan ditambahkan 25 ml asam sulfat pekat. Larutkan pada tempat yang lain 3 g Na 2 HASO 4. 7H 2 O dalam 25 ml air suling. Kemudian larutan ini dituang kedalam larutan yang pertama. Simpan

27 dalam botol berwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Reagensia ini baru dapat digunakan setelah masa inkubasi tersebut, reagensia ini berwarna kuning. 3.5.3 Pengujian aktifitas enzim selulase Pengujian aktifitas enzim selulase dilakukan menurut metode Mandels yang dimodifikasi. Enzim selulase sebanyak 0,5 ml dan natrium sitrat 1 ml (0.05 M, ph 4.8) dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kertas saring Whatman No.1 dengan ukuran 1x6 cm (50 mg) dimasukan dalam tabung reaksi yang sudah berisi enzim dan buffer sitrat kemudian sampel tersebut diinkubasi selama 60 menit pada suhu 50 o C dengan kecepatan goyangan 100 rpm. Setelah diinkubasi, sampel tersebut diukur absorbansinya dengan panjang gelombang 540 nm. Hasil pengukuran kemudian diplotkan dengan grafik kurva standar. Konsentrasi pengenceran enzim dihitung yang menghasilkan kadar gula reduksi kertas saring sebanyak 2 mg, aktivitasnya dihitung sebagai berikut : Persamaan Mandels: Satuan FPU berdasarkan pada International Unit (IU): 1 IU = 1 µmol.menit -1 dari substrat yang dikonversi = 1 µmol.menit -1 dari glukosa (gula reduksi) yang terbentuk selama hidrolisis = 0,18 mg.menit -1 glukosa yang diproduksi Jumlah glukosa yang dilepaskan dalam pengujian aktivitas (FPU) pada pengenceran adalah 2 mg: 2 mg glukosa = 2/0,18 µmol

28 Jumlah glukosa ini telah dihasilkan oleh 0,5 ml enzim dalam 60 menit, dalam FPU: 2 mol 2 mg glukosa 0,18x0.5mLx60menit = 0,37 µmol.menit -1.ml -1 (IU.ml -1 ) Oleh karena itu, perkiraan jumlah enzim (critical enzym concentration = ml/ml) yang melepaskan 2 mg glukosa dalam FPU mengandung 0,37 unit, dan Konsentrasienzim= 1 pengenceran FPU = 0,37 konsentrasi enzim yang melepaskan 2 mg glukosa unit/ml