PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Kata Kunci: Pengembangan Pembelajaran dan Pemberian Balikan.

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Lince Sibuea Guru SDN Bojong Rawalumbu VIII, Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi ABSTRAK

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Minarlin Listiani 12. Guru SDN 2 Tamansari Situbondo

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah

PROSIDING ISBN :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat 14. mencapai hasil belajar yang meksimal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Talang Jawa Kecamatan

STRATEGI PEMBELAJARAN GABUNGAN CERAMAH DAN SIMULASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 TAMPO KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

Ahmad Yasin 5. Kata Kunci: metode kooperatif model group investigation, hasil belajar. Guru SDN 03 Tlogosari

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

TIWIS HERLINA P

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI BILANGAN BULAT SISWA SMP MELALUI PEMBERIAN BALIKAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

JURNAL PUBLIKASI SKRIPSI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK), yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Pertama, Penelitian adalah suatu

Oleh: Wahyu Trimei Pujilestari SLB Negeri Surakarta ABSTRAK

Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Kooperatif

Oleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek

WIWIK PUJIATI. Pendahuluan. Abstrak:

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pelajaran Ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

BAB III METODOLOGI Setting Penelitian 3.2 Subyek Penelitian 3.3 Sumber Data 3.4 Metode Pengumpulan Data

KOMPETENSI MEMAHAMI SISTEM PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINKS PAIR SHARE

BAB III METODE PENELITIAN

Volume 6 Nomor 2-Juli 2015 ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panjang Selatan Kecamatan Panjang

Oleh: Unik Maryani SD Negeri 3 Ngantru, Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODLOGI PENELITIAN. Barat Bandar Lampung, waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan Agustus

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Kata Kunci : Reading Guid dan Index Card Matc, Pendidikan Kewarganegaraan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Volume 07, Nomor 02, desember 2016

Yoseph Payong Ado. (Peneliti) Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN I) Samarinda

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

Jurnal Florea Volume 2 No. 1, April 2015 (13-17)

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: N. Komariyah, S.Pd.I NIP ABSTRAK

Melalui Strategi Pembelajaran Ekspositori Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Perkembangbiakan Tumbuhan Siswa Kelas VI/A SD Negeri 20 Sabang

MODEL PEMBELAJARAN TUGAS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MENGENAL MAKNA PENINGGALAN SEJARAH.

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 5 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didiknya. Dimana tindakan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hasil

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Mardiana Jamil Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Meulaboh Diterima 14 Oktober 2017/Disetujui 15 November 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (class action research),

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 4 ISSN X. Rismawati. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI KELAS VII-7 SMP NEGERI 1 BANGUN PURBA

Suminem dan Siti Khaeriyah MAN 2 Kota Pontianak, Dinas Pendidikan Kota Pontianak

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DENGAN PEMBERIAN BALIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 PRAYA TENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

PENINGKATAN PRESTASI PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE BELAJAR AKTIF MODEL PEMBELAJARAN TERARAH

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PAIKEM DALAM PEMBELAJARAN SENI MUSIK KELAS VII DI SMP ALOYSIUS DENGGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS Sujianto SMP N 2 Kokap Kulonprogo, Indonesia Email: ayahzahra0101@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mencari suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan prestasi siswa dalam menyerap mata pelajaran IPS. Judul penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS yang diharapkan siswa mampu menyerap semua materi yang disampaikan oleh guru dengan model pembelajaran tersebut. Penelitian dilaksanakan di SMP N 2 Kokap, kelas 8. Strategi dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui 3 siklus dan pada setiap siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dari penelitian yang diadakan dengan meneliti kondisi awal siswa yang diukur dengan alat tes tertulis dan hasil penelitian tindakan kelas dengan 3 siklus terlihat adanya peningkatan hasil yang dicapai siswa dalam menguasai materi yang diberikan. Peningkatan penguasaan materi ini mulai dari pra observasi sebesar 72,50, siklus I sebesar 77,95, siklus II sebesar 84,45, siklus III sebesar 94,18, jadi dari data tersebut terlihat adanya peningkatan prestasi siswa. Dari hasil penelitian tindakan kelas ini maka peneliti merekomendasikan pada pelaksana pembelajaran dengan model kontekstual untuk materi pembelajaran pada mata pelajaran IPS. Kata Kunci: Pembelajaran Kontekstual, Hasil Belajar, IPS PENDAHULUAN Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pengajaran yang efektif dan efisien. Upaya tersebut antara lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan mengajar), proses sosialisasi (proses 85

Prosiding Seminar Nasional: Penguatan Hubungan antara Pengembangan Keterampilan, Pendidikan, dan Ketenagakerjaan Generasi Muda bermasyarakat terutama bagi anak didik), dan wadah proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik). Masalah proses belajar mengajar pada umumnya terjadi di kelas, kelas dalam hal ini dapat berarti segala kegiatan yang dilakukan guru dan anak didiknya di suatu ruangan dalam melaksanakan KBM. Kelas dalam arti luas mencakup interaksi guru dan siswa, teknik dan strategi belajar mengajar, dan implementasi kurikulum serta evaluasinya. (Kasihani Kasbolah E.S, 2001 hal: 1) Proses pembelajaran melalui interaksi guru dan siswa, siswa dan siswa, dan siswa dengan guru, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain yang saling terkait menjadi satu sistem yang utuh. Perolehan prestasi belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan dilaksanankan di kelas yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah. Kondisi siwa sebelum diadakan penelitian menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, prestasi siswa masih dibawah KKM sekolah SMP Negeri 2 Kokap untuk mata pelajaran IPS (KKM untuk IPS ditentukan sebesar 75). Model pelaksanaan secara konvensional ternyata membuat siswa merasa jenuh dan masih diterapkan pendekatan keterampilan proses dengan pembelajaran teoritis yang dirasa kurang efektif dan siswa merasa kurang senang didalam kelas. Segala upaya telah diterapkan oleh sekolah dan dinas pendidikan dengan melakukan pelatihan dan pendidikan kompetensi guru, pengadaan buku-buku pelajaran, perbaikan dan peningkatan sarana prsaranan sekolah serta eningkatas sistem manajemen sekolah dengan MBS, strategik dalam penyempurnaan kurikulum agar terwujud pendidikan yang berwawasan lokal, nasional dan global. Sehingga konsekuensinya guru mempunyai misi untuk membuat prestasi belajar siswa memuaskan maka guru dituntut lebih profesional, perspektif, inovatif dan proaktif dalam kegiatan belajar agar tercipta kegiatan belajar yang efektif dan efisien. Agar pembelajaran mata pelajaran IPS dapat mencapai prestasi yang memuaskan maka peneliti menerapkan model pembelajaran kontekstual yang nantinya diharapkan hasil yang memuaskan untuk siswa dalam memahami materi yang di sampaikan. Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas 8, SMP Negeri 2 Kokap Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Apakah siswa dengan model pembelajaran kontekstual dapat lebih memaknai pembelajaran? METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran 86

Fakultas Ekonomi UNY diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Penelitian tindakan kelas suatu proses yang dinamis yang diawali dari perencanaan (planning), penerapan tindakan (action), observasi (observation), evaluasi proses hasil tindakan (evaluation) dan releksi (reflection). Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Penelitian ini peneliti bekerjasama dengan dengan dua kolabolator dalam observasi, satu kolabolator bertugas melakukan pengamatan kepada siswa dan satu lagi bertugas melakukan pengamatan kepada guru (peneliti). Kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Kelas 8A, SMP Negeri 2 Kokap. Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 - April 2015 semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas Kelas 8A SMP Negeri 2 Kokap pada pokok bahasan Pajak. Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan dan mengumpulkan data pra observasi. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar 1. Penjelasan alur PTK adalah: 1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model gabungan ceramah dan simulasi. 3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4. Rancangan atau rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran I, II dan III, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Prosedur 87

Prosiding Seminar Nasional: Penguatan Hubungan antara Pengembangan Keterampilan, Pendidikan, dan Ketenagakerjaan Generasi Muda tindakan dalam penelitian ini pada siswa kelas 8, SMP Negeri 2 Kokap, seperti pada Gambar 1. Putaran 1 Refleksi Rencana awal/rancanga Tindakan/ Refleksi Tindakan/ Refleksi Tindakan/ Rencana yang direvisi Rencana yang direvisi Putaran 2 Putaran 3 Gambar 1. Alur PTK 1. Pra observasi. Pengambilan data test formatif sebelum penerapan model pembelajaran kontekstual. 2. Siklus I. Penerapan model kontekstual meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksana atau tindakan dan observasi, refleksi. 3. Siklus II. Penerapan model kontekstual meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksana atau tindakan dan observasi, refleksi. 4. Siklus III. Penerapan model kontekstual meliputi kegiatan-kegiatan perencanaan, pelaksana atau tindakan dan observasi, refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar. 2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP), yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. 88

Fakultas Ekonomi UNY 3. Lembar Kegiatan Siswa. Lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil kegiatan pemberian tugas. 4. Tes formatif. Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPS pada pokok materi yang disampaiakan. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif). Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan kegiatan belajar mengajar model pembelajaran kontekstual dan tes formatif. Data yang dikumpulkan melalui catatan observasi dan hasil evaluasi yang dilakukan sejak awal penelitian sampai siklus akhir penelitaian (siklus III). Hasil evaluasi digunakan untuk megukur peningkatan prestasi siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kontekstual, sedangkan catatan pengamatan digunakan untuk mengukur dan mengetahui tingkat aktivitasan siswa menerima materi pelajaran dan guru dalam mendistribusikan materi kesiswa. Jadi sesuai dengan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu: 1. Metode Test Formatif Test adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang berupa serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam penelitian ini digunakan test tertulis. Untuk menilai ulangan atau tes formatif sebagai ukuran prestasi siswa menerima dan menyerap materi yang disampaikan guru, dalam penelitian ini sebagai berikut: 2. Untuk menghitung rata-rata kelas Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif. 3. Untuk ketuntasan belajar Ketuntasan belajar yang dipakai di SMP N 2 Kokap kelas 8 mata pelajaran IPS (Ilmu Pendidikan Sosial) adalah berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 75, dan ini sebagai patokan prestasi yang dicapai. 4. Metode Non Test Metode ini merupakan pengamatan dengan pengisian lembar pengamatan dan observasi yang dibantu oleh 2 kolabolator yang bertugas mencatat pada lembar tesebut, pengamatan pertama yang diamati adalah siswa kelas 8, SMP Negeri 2 Kokap, pengamatan kedua yang diamati adalah guru (dalam hal ini peneliti) yang mengajar. HASIL DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diambil di kelas 8, SMP Negeri 2 Kokap diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan atau observasi, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus yang dibantu dua guru yang berlaku sebagai kolabolator. 89

Prosiding Seminar Nasional: Penguatan Hubungan antara Pengembangan Keterampilan, Pendidikan, dan Ketenagakerjaan Generasi Muda Data tes formatif untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kontekstual dapat dilihat seperti di bawah ini: Tabel 1. Data hasil test Pra Nilai Test Siklus I Siklus II Siklus III Jumlah total nilai 1595 1715 1858 2072 Jumlah total siswa 22 22 22 22 Nilai rata-rata kelas 72,50 77.95 84.45 94.18 Prestasi Belajar Siswa Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kontekstual memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, Terlihat seperti tabel di bawah ini: No Tabel 2. Peningkatan prestasi belajar dalam pemahaman materi yang disampaikan Siklus Nilai Rata- Rata Pengujian Kenaikan Prestasi Siswa Jumlah mencapai KKM Ketarangan 1 Pra 72,50 63,63% Masih dibawah KKM sekolah SMP N 2 KOKAP mata pelajaran IPS 2 Siklus I 77,95 5,45 90,90% menunjukan adanya peningkatan dari sebelum metode diterapkan 3 Siklus II 84,45 6,50 100% menunjukan adanya peningkatan dari siklus II 4 Siklus III 94,18 9,73 100% menunjukan adanya peningkatan dari siklus III Dari tabel di atas terlihat bahwa adanya peningkatan prestasi siswa dalam pemahaman materi pembelajaran yang disampaikan guru pada siklus I, siklus II dan siklus III. Dan diatas KKM yang ditetapkan oleh SMP N 2 Kokap mata pelajaran IPS yaitu 75. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Dari hasil tindakan kelas yang telah dilakukan dapat dilaporkan adanya peningkatan variasi gaya mengajar guru, sebagai berikut: 1. Perubahan pembelajaran dari ego involvement (berpusat pada hasil belajar) menjadi pembelajaran task involvement (memindahkan pengetahuan kepada yang belajar) 2. Pada saat pembelajaran guru selalu memperhatikan adanya perbedaan setiap individu, organisasi kelas, inisiatif siswa, isi materi, variasi pembelajaran, dan iklim pembelajaran yang kondusif. 90

Fakultas Ekonomi UNY 3. Adanya kebiasaan mengajar secara otoriter (cenderung menilai, mengarahkan, member perintah) berubah menjadi fasilitator (membimbing dan mengembangkan inisiatif siswa. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mata pelajaran Ekonomi dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual adalah bekerja dengan sesama siswa, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siwa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkahlangkah penerapan gabungan metode ceramah dengan metode simulasi dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan, memberi umpan balik, evaluasi dan tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. Dengan tindakan kelas dapat menjadi indikasi bahwa upaya pengembangan perbaikan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan baik. Prilaku siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPS di evaluasi dan menunjukan bahwa perhatian dan keaktifan siswa dalam pembelajaran adanya peningkatan yang cukup memuaskan sehingga gangguan kelas dapat dikendalikan dengan baik. SIMPULAN Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata kelas dalam setiap siklus, yaitu pra observasi (72,50), siklus I (77,95), siklus II (84,45) dan siklus III (94,18) hal ini menunjukan prestasi memuaskan yang diperoleh siswa, pembelajaran yang progresif dengan baik, yaitu dengan melakukan tindakan merubah pembelajaran ego involvemen menjadi task involvement, merubah pola mengajar otoriter menjadi fasilitator, dan setiap pembelajaran guru memperhatikan perbedaan individu, organisasi kelas, insisiatif siswa, isi materi yang diajarkan, dan menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif. 2. Guru mata pelajaran IPS sebagai subyek pelaku penelitian tindakan kelas dapat melaksanakan rencana pembelajaran dengan baik. 3. Penerapan model pembelajaran kontekstual mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukan dengan rata-rata jawaban siswa yang menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dalam penggunaan metode pembelajaran kontekstual. 91

Prosiding Seminar Nasional: Penguatan Hubungan antara Pengembangan Keterampilan, Pendidikan, dan Ketenagakerjaan Generasi Muda 4. Penerapan model pembelajaran kontekstual efektif untuk meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPS. Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar Ekonomi lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1. Setiap guru hendaknya melakukan penelitian kelas guna meningkatkan kreatifitas dan perbaikan kegitan belajar mengajar agar terjadi profesionalisme guru dalam pembelajaran. 2. Untuk melaksanakan penerapan model pembelajaran kontekstual memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal 3. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode yang berbeda, walaupun dalam taraf yang sederhana, di mana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalahmasalah yang dihadapinya. 4. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas 8A, SMP N 2 Kokap tahun pelajaran 2014/2015. 5. Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta. Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hamalik, Oemar. 2000. Metode Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung: Trasito Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Imron, Ali. 1996. Belajar & Pembelajaran. Malang: Pustaka Jaya. Johnson, Elaine B.2007. Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasikkan dan Bermakna, MLC.. Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang. Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara. Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka. Winkel, 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi 92