BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kondisi dan situasi empiris pembelajaran mata kuliah SP

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN DALIL

KONSEP PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

SKRIPSI Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun Oleh: Rita Kusumawardani A

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pembelajaran PKn yang dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri 4 Cimahi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN

MENGEMBANGKAN LEARNING COMMUNITY PADA PERKULIAHAN TAKSONOMI TUMBUHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) tanggung jawab, kejujuran, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir ini sekaligus bab penutup peneliti akan mengemukakan tiga

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil pembahasan penelitian, di bawah ini di paparkan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai berbagai tujuan yang dapat membawa perubahan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dapat dirumuskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. mengadakannya tergantung dari media yang dibutuhkan. karya harun yahya, Jaringan WIFI, lingkungan sekitar, benda- benda yang

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan Pembelajaran berbasis masalah mata kuliah mikrobiologi ternyata dapat

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMA Al-Istiqamah Simpang Empat, Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT WIRAUSAHAWAN MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Raden Indra Firmansyah, 2013

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya, penerapan metode mengajar yang bervariasi

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan temuan hasil penelitian yang telah dikemukakan di depan, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah dilakukan pada setiap siklus, mulai dari siklus I sampai siklus III pada

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANSAMBEL. Erlin Sofiyanti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. dalam tugas yang metode solusinya tidak diketahui sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan. Sebagai bukti adalah pelajaran

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN-SARAN. 1. Kondisi Awal Pembelajaran Sains Biologi di SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bagian ini mengemukakan tiga pokok bahasan, yaitu kesimpulan hasil penelitian dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. segala lingkungan dan sepanjang hidup (Faturrahman, 2012: 2). Sedangkan

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan temuan dan analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba model, dan uji validasi model, serta pembahasan penelitian, dirumuskan kesimpulan penelitian sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Kondisi Empiris Perkuliahan Strategi Pembelajaran Selama ini a. Dalam mengajarkan teori strategi pembelajaran selama ini, dosen masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Meskipun secara umum dosen telah menggunakan metode penugasan kelompok dan presentasi kelompok di kelas, namun dalam pelaksanaannya penggunaan metode tersebut masih cenderung kurang mampu untuk: (1) membuat mahasiswa tidak jenuh mengikuti perkuliahan, (2) meningkatkan motivasi dan kuantitas keaktifan mahasiswa dalam proses interaksi perkuliahan. (3) mendorong mahasiswa untuk membaca literatur dari banyak buku sumber, dan (4) membangkitkan keinginan belajar dari orang lain (belajar teman sebaya). b. Kekurang-aktifan mahasiswa dalam proses interaksi perkuliahan tidak disebabkan oleh rendahnya tingkat kepercayaan diri dan minat belajar mahasiswa terhadap mata kuliah strategi pembelajaran, tetapi lebih disebabkan oleh kekurang-mampuan model pembelajaran yang digunakan dalam meningkatkan keterlibatan aktif mahasiswa. 300

301 c. Faktor sarana dan fasilitas lingkungan belajar mahasiswa tidak menjadi kendala utama kekurang optimalan pelaksanaan perkuliahan strategi pembelajaran di Perguruan Tinggi. d. Mahasiswa secara umum lebih menyukai penggunaaan model pembelajaran yang melibatkan keterlibatan aktif mereka, terutama melalui metode diskusi, kerja kelompok, dan presentasi kelompok mahasiswa dengan dibimbing dosen. e. Secara umum dosen strategi pembelajaran selalu berupaya untuk meningkatkan profesionalismenya, diantaranya dengan cara selalu meningkatkan kemampuan dan wawasan akademiknya, serta membuka diri terhadap adanya inovasi pembelajaran. 2. Model Pembelajaran untuk Meningkatkan Keaktifan Mahasiswa Model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas proses perkuliahan Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi dari segi keaktifan mahasiswa dalam proses interaksi pembelajaran adalah Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok. Suatu model pembelajaran yang didasarkan pada konsep dan prinsip-prinsip teori belajar berbasis kerja otak, teori belajar konstruktivistik, dan teori belajar kolaboratif/kooperatif. a. Desain Model Perencanaan Pembelajaran 1). Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran active learning dengan metode kelompok adalah meningkatkan penguasaan/pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan melalui keterlibatan aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran.

302 2). Materi Materi yang dikaji dalam pembelajaran active learning dengan metode kelompok adalah materi perkuliahan Strategi Pembelajaran yang menuntut pemahaman dan kemampuan analisis terhadap konsep, prosedur, fakta, atau nilainilai. 3). Sintakmatik Model pembelajaran active learning dengan metode kelompok memiliki 9 langkah kegiatan yang dikelompokkan ke dalam 2 tahap belajar sebagaimana terlihat dalam gambar 12 di bawah ini. ORIENTASI Tahap belajar dalam tim PEMBENTUKAN & PENUGASAN TIM EKSPLORASI BELAJAR MENJADI TIM AHLI RE-ORIENTASI Tahap belajar antar tim PRESENTASI TIM PENGECEKAN PEMAHAMAN REFLEKSI DAN PENYIMPULAN EVALUASI FORMATIF Gambar 12. Sintakmatik Model Pembelajaran Active Learning Metode Kelompok

303 4). Sistem Sosial Mahasiswa diberi kebebasan untuk menjelajahi berbagai sumber belajar yang relevan dengan materi, topik, konsep, masalah yang sedang dikaji. Mahasiswa diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas, bersama dengan timnya masing-masing melalui kegiatan eksplorasi. Mahasiswa dimotivasi dan didorong untuk secara aktif menemukan dan mengkonstruksi sendiri konsep yang dikaji melalui diskusi dan pembelajaran teman sebaya. 5). Prinsip Pengelolaan/Reaksi Dosen dalam proses interaksi pembelajaran perlu memainkan perannya dengan baik sebagai seorang pemimpin, moderator, fasilitator, motivator, dan evaluator yang senantiasa berusaha untuk meningkatkan peran aktif mahasiswa dalam proses interaksi perkuliahan. 6). Dampak Instruksional dan Pengiring Model Pembelajaran Active Learning Metode Kelompok Keterlibatan Aktif Mahasiswa Secara Emosional dan Intelektual Peningkatan Pemahaman (Penguasaan Materi) Peningkatan Motivasi Belajar Mahasiswa dampak instruksional dampak pengiring Peningkatan Ketrampilan Belajar Mahasiswa Kemampuan Bekerjasama dan Tanggung Jawab Belajar Gambar 13. Dampak Instruksional dan Pengiring Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok

304 7). Sistem Pendukung Sarana dan prasarana pembelajaran seperti: jaringan internet atau WLAN dalam lingkungan kelas, media pembelajaran (terutama LCD dan Laptop), serta sumber belajar tercetak yang relevan dengan kurikulum yang berlaku. b. Desain Model Implementasi Pembelajaran Prosedur implementasi model pembelajaran active learning metode kelompok terdiri atas 9 langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut: 1) Orientasi. Kegiatan orientasi merupakan langkah pendahuluan dalam proses pembelajaran yang mencakup kegiatan: (a) Mengkomunikasikan prosedur pembelajaran, waktu-waktu belajar dan sistem penilaian yang akan diterapkan. (b) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari, serta manfaatnya bagi mahasiswa. (c) Membangkitkan motivasi belajar dan motivasi berprestasi mahasiswa. (d) Mengajarkan ketrampilan belajar. 2) Pembentukan dan Penugasan Tim. Kegiatan yang dilakukan dosen dalam proses pembentukan dan penugasan tim mencakup: (a) Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa, menetapkan jumlah tim dan jumlah anggotanya, serta menetapkan dan menginformasikan keanggotaan tim. (b) Menyampaikan kisi-kisi materi dan memberikan tugas (pertanyaan) sesuai dengan topik dan indikator kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa. (c) Menugaskan setiap tim mahasiswa untuk mendiskusikan, mencari bahan dan sumber guna menyelesaikan tugas (pertanyaan) yang diberikan sesuai dengan topik yang dibahas masing-

305 masing tim dan menyusunnya dalam bentuk makalah, bahan presentasi, dan peta konsep. 3) Eksplorasi. Kegiatan eksplorasi dimaksudkan untuk meningkatkan keterlibatan aktif mahasiswa baik secara intelektual maupun secara emosional dalam proses pembelajaran. Disamping itu, dimaksudkan juga untuk memberikan pengalaman, kebebasan dan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan pengkajian materi kuliah melalui proses interaksi dengan lingkungan sumber belajar dan teman sebaya secara mandiri. Eksplorasi dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan cara menelusuri, membaca dan menelaah bahan atau sumbersumber yang relevan baik melalui perpustakaan, browsing internet, atau pun mencarinya di toko buku. 4) Belajar Menjadi Tim Ahli. Kegiatan yang dilakukan dosen dalam langkah ini adalah memberikan arahan, memfasilitasi, memantau, dan mendorong keterlibatan aktif setiap mahasiswa sesuai timnya masing masing untuk melakukan kegiatan peer teaching. Tujuannya ialah agar semua anggota tim menguasai atau memahami subtansi materi yang menjadi tugas timnya, sehingga pada akhirnya diharapkan benar-benar dapat menjadi tim ahli pada materi yang dikajinya. 5) Reorientasi. Pada langkah reorientasi putaran pertama tahap belajar antar tim, dosen dapat mengingatkan kembali sistem penilaian hasil belajar yang diterapkan dan langkah kegiatan pembelajaran selanjutnya. Dosen juga mendorong keterlibatan aktif semua mahasiswa dalam proses presentasi dan diskusi/tanya jawab di kelas. Dosen mengingatkan kepada semua mahasiswa, agar menanyakan hal-hal yang belum bisa dipahami atau mungkin merespon, menanggapi, dan

306 mengkritisi materi yang disampaikan oleh tim penyaji. Kemudian, pada langkah reorientasi putaran kedua dan seterusnya, dosen dapat mengisinya dengan membahas hasil evaluasi formatif pada pertemuan sebelumnya, kemudian memberikan feed back seperlunya untuk mendorong keterlibatan aktif mahasiswa pada kegiatan pembelajaran selanjutnya. 6) Presentasi Materi. Pada langkah presentasi materi di kelas, dosen sebelumnya perlu mengundi tim yang harus presentasi atau topik yang harus dipresentasikan, dan mengundi satu orang anggota tim yang harus melakukan presentasi materi. Setelah presentasi materi berlangsung, dosen berperan sebagai moderator, menanyakan kepada seluruh mahasiswa tentang kejelasan inti materi yang telah dipresentasikan. Jika ternyata secara umum mahasiswa belum jelas, dosen dapat memberikan kesempatan pada anggota lain dari tim penyaji untuk memperjelas penyajian materi. Setelah presentasi materi selesai, proses pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab atau diskusi kelas dengan tim penyaji. Dosen perlu senantiasa mendorong peran aktif setiap mahasiswa dalam proses tanya jawab dan diskusi kelas. 7) Pengecekan Pemahaman. Pengecekan pemahaman dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proses transformasi pengetahuan yang dilakukan oleh mahasiswa. Hasil pengecekan pemahaman dapat dijadikan dosen sebagai dasar dalam memberikan bantuan, bimbingan, atau pun feed back, serta dapat dijadikan alat untuk memastikan apakah secara umum mahasiswa telah memahami materi kuliah yang sedang dikaji. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh dosen pada langkah ini adalah sebagai berikut: (1) menunjuk 2-4 orang

307 secara acak di luar tim penyaji untuk mempresentasikan ulang materi sesuai pemahamannya dengan bergantian; (2) memonitor tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi; dan (3) memberi kesempatan anggota tim penyaji yang lain untuk memperjelas kembali materi yang belum dipahami mahasiswa di luar timnya. 8) Refleksi dan Penyimpulan. Kegiatan refleksi dalam pembelajaran ditujukan untuk mengulas dan memaknai kembali informasi pengetahuan yang telah dikonstruksi oleh mahasiswa dari mulai langkah eksplorasi sampai dengan kegiatan team taching (tahap belajar antar tim). Dengan adanya proses refleksi diharapkan mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dengan benar secara keilmuan, dan akan lebih menguasai materi yang telah dikaji. Sedangkan, pengambilan kesimpulan dilakukan dengan tujuan agar mahasiswa mendapatkan kejelasan terhadap materi yang telah dikaji. Dengan adanya penyimpulan juga diharapkan mahasiswa dapat memahami subtansi materi yang telah dipelajari dengan lebih baik. 9) Evaluasi Formatif. Tujuan evaluasi formatif adalah untuk mengukur tingkat pemahaman atau penguasaan mahasiswa terhadap materi yang baru saja dikajinya, sehingga dapat digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Selain itu, kegiatan evaluasi formatif juga dilakukan untuk lebih memotivasi keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Feedback atas hasil evaluasi formatif ini dapat dilakukan pada langkah reorientasi putaran selanjutnya. Soal evaluasi yang diberikan sebaiknya adalah soal essay yang memerlukan jawaban singkat dan subtansial.

308 c. Desain Model Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran yang digunakan dalam model pembelajaran active learning metode kelompok terdiri atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. (1). Evaluasi Proses adalah evaluasi pembelajaran yang berfungsi untuk mengetahui tingkat keaktifan setiap mahasiswa di dalam kerja tim dan di kelas. Tingkat keaktifan individu di dalam kerja tim dapat dilihat dari kinerja setiap tim saat presentasi. Sedang, tingkat keaktifan setiap mahasiswa di kelas dapat dilihat dari keaktifan setiap individu dalam proses tanya jawab/diskusi di kelas dan penguasaan materi pada setiap evaluasi formatif. Teknik atau alat yang dapat digunakan untuk evaluasi proses, diantaranya yaitu pedoman observasi dan skala penilaian. Aspek-aspek yang dapat dijadikan acuan atau kriteria untuk menilai tingkat keaktifan mahasiswa adalah: Pertama, penilaian terhadap kinerja tim saat menyajikan materi meliputi aspek: (a) Ketrampilan menjelaskan materi (ketrampilan berkomunikasi); (b) Sikap mental saat presentasi di depan umum; (c) Kekompakan tim (kesiapan setiap anggota); (d) Kemampuan memberikan argumentasi & ilustrasi saat tanya jawab/diskusi; (e) Hasil kerja kelompok diantaranya makalah dan peta konsep; (f) Kedisiplinan mengumpulkan tugas; Kedua, penilaian terhadap individu di kelas mencakup aspek : (a) Keaktifan mencatat dan kemampuan menangkap subtansi materi; (b) Keaktifan bertanya, merespon pertanyaan, dan berpendapat; (c) Penguasaan materi atas apa yang disampaikan kelompok penyaji (dilihat dari hasil evaluasi formatif /Quis pada setiap pertemuan).

309 (2). Evaluasi Hasil adalah evaluasi yang difungsikan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi pembelajaran sesuai kurikulum yang berlaku. Tingkat penguasaan materi mahasiswa dilihat dari kemampuan individu mahasiswa dalam mengerjakan semua soal dalam evaluasi sumatif. Teknik yang digunakan dalam evaluasi ini adalah teknik tes. 2. Efektivitas, Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran yang Dihasilkan a. Efektivitas Model Pembelajaran dalam Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Mahasiswa. Model pembelajaran active learning dengan metode kelompok terbukti cukup efektif dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran dari sudut keaktifan mahasiswa. Model pembelajaran ini juga cukup efektif dan signifikan dalam meningkatkan penguasaan mahasiswa terhadap materi perkuliahan. Efektivitas model pembelajaran tersebut diperlihatkan oleh adanya perbedaan antara skor pre test dan post test yang cukup siginifikan dalam keseluruhan uji, baik dalam uji coba luas maupun dalam uji validasi model. b. Kelebihan Model Pembelajaran yang Dihasilkan Model pembelajaran active learning dengan metode kelompok memiliki kelebihan yang cukup berarti dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan oleh dosen, baik dalam peningkatan keaktifan dan ketrampilan belajar mahasiswa, maupun dalam penguasaan materi perkulihan Strategi Pembelajaran.

310 1). Dari aspek keaktifan dan ketrampilan belajar mahasiswa Tingkat keaktifan dan ketrampilan belajar mahasiswa yang belajar dengan model pembelajaran active learning dengan metode kelompok jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar menggunakan model pembelajaran yang selama ini digunakan oleh dosen. Dibandingkan dengan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh dosen, model pembelajaran active learning dengan metode kelompok terbukti lebih mampu: (1) membangkitkan motivasi dan perilaku setiap mahasiswa untuk secara aktif ikut bertanggung jawab terhadap penyelesaikan tugas tim, secara aktif belajar menguasai materi yang dikaji, dan secara aktif mendukung dan membantu teman satu tim yang mengalami kesulitan dalam memahami materi; (2) mendorong dan mengkondisikan kesiapan belajar setiap mahasiswa; (3) meningkatkan perhatian setiap mahasiswa dalam mengikuti proses presentasi dan tanya jawab/diskusi di kelas; dan (4) meningkatkan ketrampilan berkomunikasi dan keberanian mahasiswa untuk tampil di depan kelas. Model pembelajaran active learning dengan metode kelompok juga terbukti lebih mampu mengembangkan ketrampilan belajar mahasiswa seperti ketrampilan dalam menelusuri, menelaah, dan mengkonstruksi informasi pengetahuan, serta ketrampilan mendengarkan, menyerap, mencatat dan mengolah informasi sesuai dengan alur pikir sendiri. 2). Dari aspek penguasaan materi Dari aspek penguasaan materi sebagai dampak ikutan proses pembelajaran, mahasiswa kelompok eksperimen yang belajar menggunakan model

311 pembelajaran active learning dengan metode kelompok memiliki tingkat penguasaan materi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran yang selama ini digunakan oleh dosen. Peningkatan rerata skor hasil belajar mahasiswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan peningkatan rerata skor hasil belajar mahasiswa pada kelompok kontrol, dan perbedaannya sangat signifikan. c. Kelemahan Model Pembelajaran yang Dihasilkan Disamping memiliki kelebihan, model pembelajaran yang dihasilkan juga memiliki kelemahan, antara lain yaitu: pelaksanaan model pembelajaran ini memerlukan waktu yang relatif lama; efektivitasnya sangat tergantung oleh kondisi motivasi belajar dan motivasi berprestasi mahasiswa, ketrampilan belajar dan ketrampilan mahasiswa dalam menyajikan dan menjelaskan informasi, serta dedikasi dan kinerja yang tinggi dari dosen. Kelemahan di atas dapat di atasi dengan beberapa cara, antara lain: mengatur dan menetapkan alokasi waktu secara cermat untuk setiap langkah kegiatan pembelajaran, membangkitkan motivasi belajar dan motivasi berprestasi mahasiswa di awal-awal perkuliahan, mengajarkan ketrampilan belajar, ketrampilan membuat peta konsep dan ketrampilan membuat media pembelajaran kepada mahasiswa sebelum proses pembelajaran di mulai, serta senantiasa meningkatkan dedikasi dan kinerja dosen dalam mengajar.

312 B. DALIL-DALIL HASIL PENELITIAN Terdapat sejumlah dalil sesuai dengan hasil dan simpulan penelitian, yaitu: 1. Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok dapat meningkatkan keaktifan dan penguasaan mahasiswa terhadap materi perkuliahan secara lebih optimal. Hasil uji validasi model pembelajaran menunjukkan bahwa mahasiswa pada kelompok eksperimen yang belajar menggunakan Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok terbukti memiliki tingkat penguasaan materi (rerata skor hasil belajar) yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa pada kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran yang selama ini digunakan oleh dosen. Dan perbedaan rerata skor hasil belajar dari kedua kelompok tersebut cukup siginifikan. Melalui aktivitas ekplorasi, peer teaching, team teaching, pengecekan pemahaman, refleksi dan penyimpulan, serta evaluasi formatif yang didukung dengan sistem penilaian yang menuntut peran dan tanggung jawab belajar setiap mahasiswa dalam proses interaksi perkuliahan, maka tingkat keaktifan mahasiswa secara intelektual dan emosional menggunakan model pembelajaran active learning dengan metode kelompok dapat tingkatkan secara lebih optimal dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh dosen selama ini. Dan meningkatnya tingkat keaktifan mahasiswa tersebut dalam proses interaksi pembelajaran dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang sedang dikaji.

313 2. Penggunaan Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok akan lebih berhasil, manakala dosen membangkitkan terlebih dahulu motivasi belajar dan motivasi berprestasi mahasiswa di awalawal perkuliahan. Dengan membangkitkan motivasi belajar dan motivasi berprestasi mahasiswa di awal-awal proses perkuliahan, maka peran aktif mahasiswa dalam keseluruhan proses belajar menggunakan Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok dapat ditingkatkan secara lebih optimal, diantaranya dengan cara memberikan sugesti yang positif, memberikan penjelasan kepada mahasiswa mengenai potensi kekuatan otak kita, pentingnya belajar aktif bagi pengoptimalan potensi kekuatan otak kita, serta penjelasan mengenai ruang lingkup, tujuan, manfaat, dan relevansi materi yang akan dikaji dengan tuntutan profesi dan kehidupan mahasiswa dimasa yang akan datang, semua hal tersebut juga memberikan sumbangan yang positif terhadap peningkatan pemahaman mahasiswa terhadap materi perkuliahan yang dikaji. 3. Penggunaan Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok akan lebih efektif, manakala dosen mengajarkan terlebih dahulu ketrampilan belajar kepada mahasiswa di awal-awal perkuliahan. Proses belajar menggunakan Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok menuntut mahasiswa memiliki ketrampilan belajar, seperti: ketrampilan menelusuri dan menelaah sumber informasi, mencatat subtansi materi, menyusun peta konsep, menyajikan materi dan ketrampilan

314 menggunakan media pembelajaran. Mengajarkan ketrampilan belajar kepada mahasiswa tersebut di awal-awal perkuliahan akan meningkatkan ketrampilan belajar mahasiswa, yang mana cukup berpengaruh positif terhadap efektifitas proses pembelajaran dan keberhasilan mahasiswa dalam menguasai materi yang dikajinya melalui aktivitas eksplorasi, peer teaching, dan team teaching. C. REKOMENDASI Agar implementasi Model Pembelajaran Active Learning dengan Metode Kelompok di Perguruan Tinggi berhasil secara optimal dalam meningkatkan kualitas proses perkuliahan, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi kepada Dosen dan Lembaga Penyelenggara Pendidikan Tinggi LPTK. 1. Rekomendasi untuk Dosen Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di Perguruan Tinggi, terutama dari segi keaktifan mahasiswa dalam proses pembelajaran, sebaiknya model pembelajaran active learning dengan metode kelompok sebagai hasil dari sebuah pengembangan model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai salah satu model alternatif untuk perkuliahan yang bersifat teoritis seperti Strategi Pembelajaran. Secara praktis, dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran dapat menggunakan model pembelajaran active learning metode kelompok yang dihasilkan dalam dalam penelitian pengembangan ini di kelasnya. Untuk topik-topik yang sama dengan topik-topik yang dikembangkan dalam penelitian ini, skenario perkuliahannya dapat langsung digunakan, dengan

315 terlebih dahulu membaca dan memahaminya secara cermat. Untuk topik-topik lain dalam teori strategi pembelajaran, dapat langsung digunakan dengan dilakukan beberapa penyesuaian terlebih dahulu sesuai topik/materi yang akan diajarkan. Selanjutnya, agar implementasi model pembelajaran active learning metode kelompok pada mata kuliah teoritis seperti Strategi Pembelajaran dapat berhasil secara optimal, ada beberapa saran yang dapat diajukan untuk dosen. Pertama, dosen dalam proses perkuliahan perlu senantiasa memegang prinsip bahwa model pembelajaran active learning dengan metode kelompok adalah model pembelajaran yang menekankan pada usaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar melalui peningkatan keaktifan mahasiswa dalam proses interaksi pembelajaran. Prinsip ini perlu dipegang teguh, mengingat dosen sering terjebak oleh kebiasaan selama ini, bahwa mengajar identik dengan memberikan sejumlah pengetahuan kepada peserta didik. Berkaitan dengan prinsip di atas, maka dosen dalam proses interaksi pembelajaran perlu memainkan perannya dengan baik sebagai seorang pemimpin, moderator, fasilitator, motivator, dan evaluator yang senantiasa berusaha untuk meningkatkan peran aktif mahasiswa dalam proses interaksi perkuliahan, mengingat peran tersebut akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mahasiswa menggunakan model pembelajaran active learning dengan metode kelompok. Kedua, agar setiap mahasiswa dapat terlibat aktif dalam keseluruhan proses perkuliahan, di awal-awal perkuliahan, dosen perlu membangkitkan motivasi belajar dan motivasi berprestasi mahasiswa melalui berbagai sugesti

316 yang positif dan relevan dengan tuntutan kehidupan masa depan mereka. Disamping itu, dosen juga harus senantiasa mendorong dan menekankan pentingnya keaktifan mahasiswa dalam setiap langkah pembelajaran, sehingga muncul motivasi belajar dan berprestasi dari dalam diri mahasiswa sendiri. Ketiga, agar mahasiswa dapat belajar secara kondusif, aktif dan optimal, baik pada proses belajar dalam tim maupun pada proses belajar antar tim dalam rangkaian kegiatan pembelajaran active learning metode kelompok ini, dosen perlu terlebih dahulu mengajarkan tentang ketrampilan belajar kepada mahasiswa di awal-awal perkuliahan. Ketrampilan belajar yang dapat diajarkan tersebut, antara lain seperti ketrampilan menelusuri, menelaah, dan mengolah informasi pengetahuan; ketrampilan mencatat subtansi materi melalui peta konsep; ketrampilan memanfaatkan media dengan baik, dan ketrampilan menyajikan materi secara komunikatif. 2. Rekomendasi untuk Lembaga Penyelenggara Pendidikan Tinggi LPTK Pada level lembaga penyelenggara pendidikan tinggi, Rektor dan Dekan perlu mendorong dan memfasilitasi upaya implementasi dan pengembangan model pembelajaran tersebut, antara lain melalui: (1) penyelenggaraan forum ilmiah bagi para dosen, yang secara khusus membicarakan dan mendiskusikan kemungkinan penerapan model pembelajaran active learning dengan metode kelompok dalam beberapa mata kuliah di perguruan tinggi LPTK yang lebih bersifat teoritis seperti mata kuliah Strategi Pembelajaran; (2) penyediaan sarana dan prasarana pembelajaran seperti: jaringan internet atau WLAN dalam

317 lingkungan kelas, media pembelajaran (terutama LCD dan Laptop), serta sumber belajar tercetak yang relevan dengan kurikulum yang berlaku; (3) memberikan fasilitas dana penelitian bagi para dosen yang ingin melakukan inovasi dan pengembangan lebih lanjut terhadap model pembelajaran active learning dengan metode kelompok yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini sesuai dengan karakteristik materi perkuliahan, karakteristik mahasiswa, dan situasi yang ada pada lingkungan perguruan tinggi LPTK masing-masing. Sebagaimana telah dihasilkan pada proses penelitian dan pengembangan ini, bahwa model pembelajaran active learning dengan metode kelompok terbukti dapat menjadi salah satu alternatif solusi permasalahan kualitas proses pembelajaran di Perguruan Tinggi LPTK, terutama dari segi keaktifan mahasiswa dalam proses interaksi pembelajaran pada mata kuliah yang lebih bersifat teoritis seperti mata kuliah Strategi Pembelajaran. Untuk selanjutnya, implementasi model pembelajaran active learning dengan metode kelompok oleh dosen di Pendidikan Tinggi LPTK akan dapat mendatangkan hasil yang optimal, jika di dukung oleh seluruh potensi dan kekuatan yang ada termasuk pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas. Oleh karena itu, arah kebijakan pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas yang mendorong dan memfasilitasi implementasi model pembelajaran active learning dengan metode kelompok yang dihasilkan dari proses penelitian dan pengembangan ini akan sangat menentukan keberhasilan implementasi dan perkembangan model pembelajaran tersebut selanjutnya.

318 3. Rekomendasi untuk Penelitian Lebih Lanjut Penelitian ini berkenaan dengan mata kuliah Strategi Pembelajaran di Perguruan Tinggi dengan fokus peningkatan kualitas proses pembelajaran dari segi keaktifan mahasiswa dalam proses interaksi perkuliahan. Hasil penelitian ini menemukan bahwa model pembelajaran yang cocok dan cukup efektif untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dari segi keaktifan mahasiswa dalam proses interaksi perkuliahan adalah model pembelajaran active learning dengan metode kelompok. Penelitian ini cukup terbatas, hanya mengembangkan model pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan dan dampak ikutan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Strategi Pembelajaran. Oleh sebab itu, masih terbuka kesempatan bagi para peneliti lain untuk mencoba model pembelajaran active learning pada mata kuliah lain yang sifatnya juga teoritis, atau pada mata kuliah sejenis yang relevan dengan karakteristik model pembelajaran ini, guna lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar mahasiswa di Perguruan Tinggi. Keberhasilan implementasi model ini memerlukan berbagai dukungan, bukan hanya kemampuan dan kemauan peneliti untuk menggali dengan tepat berbagai potensi bahan pustaka dan penelitian sebelumnya, tetapi juga kemampuan mengembangkan inovasi dan kreativitas model pembelajaran, kecukupan waktu dan kemampuan untuk melakukan pendekatan, kerjasama serta diskusi yang mendalam dengan dosen pengampu, sebelum mengimplementasikan model di program studi yang dijadikan objek penelitian. Dengan ketepatan pendekatan tersebut, maka beberapa hambatan yang terjadi bisa teratasi.