ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA IGLOO ICE CREAM NAMA : Gatot Triyanto NPM : 23212102 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI
LATAR BELAKANG Faktor Penentu Laba Optimum Harga Pokok Produksi Menurut Perusahaan Menurut Full Costing
Rumusan Masalah 1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi pada Igloo Ice Cream? 2. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Full Costing? Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis membatasi masalah pada penentuan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Full Costing. Data yang digunakan adalah data pada bulan Januari 2015 dan Februari 2015 untuk produk es krim Waffle Cone. Tujuan Masalah 1. Mengetahui perhitungan harga pokok produksi pada Igloo Ice Cream. 2. Mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Full Costing Alat Analisis 1. Harga Pokok Produksi dengan metode Full Costing. 2. Pengumpulan Biaya Produksi dengan Harga Pokok Proses.
ALUR PRODUKSI Pencampuran Adonan Pelarutan dalam mesin es puter Es Krim Proses Pendinginan
BIAYA BAHAN BAKU Biaya Bahan Baku Januari dan Februari 2015 Keterangan Banyaknya Biaya Per unit Perhitungan Biaya Keseluruhan Susu Sapi 4 Liter Rp 12.000 4 x Rp 12.000 Rp 48.000 Pondan Bulky 1 Kg Rp 70.000 1 x Rp 70.000 Rp 70.000 Gula Halus 1 Kg Rp 12.000 1 x Rp 12.000 Rp 12.000 Agar-agar 2 Bungkus Rp 2.500 2 x Rp 2.500 Rp 5.000 Perasa 1 Botol Kecil Rp 5.000 1 x Rp 5.000 Rp 5.000 Jumlah 1 ember Rp 140.000
PERHITUNGAN HPP MENURUT PERUSAHAAN Perhitungan Harga Pokok Produksi Januari dan Februari 2015 Keterangan Harga Keterangan Biaya Per penyajian Perhitungan Biaya 800x penyajian Es Krim Rp140.000 80x penyajian Rp 1.750 Rp 1.750 x 800 Rp 1.400.000 Waffle Cone Rp100.000 50x penyajian Rp 2.000 Rp 2.000 x 800 Rp 1.600.000 Bungkus Cone Rp 16.000 100x penyajian Rp 160 Rp 160 x 800 Rp 128.000 Topping 1 Rp 500 Diambil rata-rata Rp 500 Rp 500 x 800 Rp 400.000 Topping 2 Rp 300 Diambil rata-rata Rp 300 Rp 300 x800 Rp 240.000 Topping Sauce Rp140.000 2000x penyajian Rp 70 Rp 70 x800 Rp 56.000 HPP Rp 4.780 Rp 3.824.000
PERHITUNGAN HPP MENURUT PERUSAHAAN Perusahaan membuat persediaan es krim 10 ember dan dapat melakukan 800x penyajian dalam 1 bulannya. Pada bulan Januari 2015 ternyata untuk produk es krim Waffle Cone hanya terjual 780x penyajian es krim dari 800x penyajian (10 ember). Untuk produk Waffle Cone dijual dengan harga Rp 12.000 per es krim. Perhitungan Januari 2015 : Realisasi penjualan (Rp 12.000 x 780) = Rp 9.360.000 Harga Pokok Produksi = Rp 3.824.000 Profit (Realisasi penjualan HPP) = Rp 5.536.000 Pada bulan Februari 2015 ternyata untuk produk es krim Waffle Cone laku 800x penyajian dalam sebulan dimana persediaan es krim dalam 1 bulannya memproduksi es krim sebanyak 10 ember (8 liter). Untuk produk Waffle Cone dijual dengan harga Rp 12.000 per es krim. Perhitungan Februari 2015 : Realisasi penjualan (Rp 12.000 x 800) = Rp 9.600.000 Harga Pokok Produksi = Rp 3.824.000 Profit (Realisasi penjualan HPP) = Rp 5.776.000
PERHITUNGAN HPP MENURUT FULL COSTING Perhitungan Biaya Bahan Baku Januari dan Februari 2015 Biaya Keterangan Banyaknya Biaya Per unit Perhitungan Keseluruhan Susu Sapi 4 Liter Rp 12.000 4 x Rp 12.000 Rp 48.000 Pondan Bulky 1 Kg Rp 70.000 1 x Rp 70.000 Rp 70.000 Gula Halus 1 Kg Rp 12.000 1 x Rp 12.000 Rp 12.000 Agar-agar 2 Bungkus Rp 2.500 2 x Rp 2.500 Rp 5.000 Perasa 1 Botol Kecil Rp 5.000 1 x Rp 5.000 Rp 5.000 Jumlah 80x penyajian Rp 140.000 Jumlah 800x penyajian Rp 1.400.000
PERHITUNGAN HPP MENURUT FULL COSTING Biaya Tenaga Kerja Langsung Januari dan Februari 2015 Tenaga Kerja pada Bagian Jumlah Pekerja Upah per ember Perhitungan Jumlah Bagian pembuat 2 Rp 8.000 10 ember x Rp 8.000 Rp80.000 Biaya Overhead Pabrik Januari dan Februari 2015 Jenis Biaya Tetap / Variabel Jumlah Biaya Dep. Mesin es puter Tetap Rp 8.000 Biaya Dep. Mesin Pendingin Tetap Rp 64.000 Biaya Sewa Gedung Tetap Rp 250.000 Biaya Listrik Mesin Pendingin Tetap Rp 344.448 Biaya Listrik Penerangan Tetap Rp 154.752 Biaya Pemeliharaan Mesin Tetap Rp 300.000 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Tetap Rp 1.600.000 Biaya Bahan Penolong Variabel Rp 2.520.000 Total Rp 5.241.200
PERHITUNGAN HPP MENURUT FULL COSTING Data Produksi Produk dalam proses awal 0 Dimasukkan kedalam proses 800x penyajian Produk jadi 800x penyajian Produk dalam proses akhir 0 Jumlah produk yang dihasilkan 800x penyajian Biaya yang dibebankan bulan Januari BDP Awal Jan dan Feb Total BBB 0 Rp 1.400.000 Rp 1,400,000 BTKL 0 Rp 80.000 Rp 80,000 BOP 0 Rp 5.241.200 Rp 5.241.200 Jumlah 0 Rp 6.721.200 Rp 6.721.200 Perhitungan harga pokok produksi per satuan Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalen Biaya Produksi per satuan BBB Rp 1.400.000 800 Rp 1.750 BTKL Rp 80.000 800 Rp 100 BOP Rp 5.241.200 800 Rp 6.551,5 Total Rp 6.721.200 Rp 8.401,5 Perhitungan biaya : Harga pokok produk jadi Rp 6.721.200 (800 x Rp 8.402,5) Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir BBB 0 BTKL 0 BOP 0 Jumlah biaya produksi Rp 6.721.200
RANGKUMAN HASIL PENELITIAN Tabel Perbandingan Januari 2015 Keterangan Perhitungan Perusahaan Perhitungan Full Costing Pendapatan Rp 9.360.000 Rp 9.360.000 Harga Pokok Produksi Rp 3.824.000 Rp 6.721.200 Biaya Non Produksi - Rp 500.000 Laba Rp 5.536.000 Rp 2.138.800 Tabel Perbandingan Februari 2015 Keterangan Perhitungan Perusahaan Perhitungan Full Costing Pendapatan Rp 9.600.000 Rp 9.600.000 Harga Pokok Produksi Rp 3.824.000 Rp 6.721.200 Biaya Non Produksi - Rp 500.000 Laba Rp 5.776.000 Rp 2.378.800
KESIMPULAN dan SARAN Kesimpulan 1. Harga pokok produksi menurut Perusahaan pada bulan Januari dan Februari 2015 sebesar Rp 3.824.000 dan Rp 4.780 per penyajian. Disini perusahaan menentukan harga pokok produksi belum memasukkan unsur biaya overhead pabrik tetap dan biaya tenaga kerja langsung. 2. Harga pokok produksi menurut meode full costing pada bulan Januari dan Februari 2015 sebesar Rp 6.722..000 dan Rp 8.401 per penyajian. Disini metode full costing memperhitungkan harga pokok produksi memasukkan semua unsur biaya yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel, sehingga harga pokok produksi lebih besar daripada menurut perusahaan. Saran Perusahaan sebaiknya mengklasifikasikan kelompok biaya dengan benar serta memasukkan unsur biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik tetap berupa biaya depresiasi mesin, sewa gudang, biaya listrik, dan biaya pemeliharaan mesin untuk menentukan Harga Pokok Produksi yang sebenarnya.