RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

dokumen-dokumen yang mirip
DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

L A P O R A N K I N E R J A

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN

L A P O R A N K I N E R J A

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KERJA KABINET TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

RENCANA KERJA (RENJA)

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Rencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PERUBAHAN RENCANA KERJA Tahun 2015

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara telah mendorong pemerintah. baik pusat maupun daerah untuk lebih bersungguh-sungguh

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. a. Kondisi umum Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengantar

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

Rencana Strategis (RENSTRA)

Transkripsi:

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2010-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET 2012

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Tahun 2011-2014. Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Tahun 2011-2014 adalah panduan pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet untuk empat tahun ke depan, yang disusun antara lain berdasarkan analisa terhadap dinamika perubahan lingkungan strategis baik global maupun nasional. Sebagai unit kerja baru hasil perombakan struktur organisasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011, maka penyusunan Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat ini hanya mencakup dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, tanpa menyertakan tahun 2010. Dengan alasan yang sama, capaian-capaian kinerja Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet sebelum tahun 2011 tidak bisa ditampilkan atau diperbandingkan dalam Renstra ini, karena memang capaiancapaian dimaksud belum ada. Penyusunan Renstra ini telah memperhatikan potensi dan kondisi umum saat ini, namun demikian sesuai dengan perkembangan dan dinamika yang terjadi perlu penyesuaian dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, apabila diperlukan dan dengan memperhatikan kebutuhan dan perubahan lingkungan strategis, dapat dilakukan perubahan/revisi muatan Renstra termasuk indikator-indikator kinerjanya. Semoga dengan disusunnya Renstra ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi keberhasilan pencapaian sasaran, agenda dan misi pembangunan, serta visi Indonesia 2014, sebagaimana diamanatkan pada RPJMN 2010-2014. Amin. Jakarta, Juni 2012 Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Agus Sumartono KATA PENGANTAR i.

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel BAB I PENDAHULUAN 1 A Kondisi Umum 1 1 Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet a Kedudukan 3 b Tugas 3 c Fungsi 3 d Struktur Organisasi 4 1) Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat 4 2) Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan 3) Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga 4) Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Kesejahteraan Rakyat B Potensi dan Permasalahan 7 1 Kekuatan (Strengths) 7 2 Kelemahan (Weaknesses) 8 3 Peluang Organisasi (Opportunities) 9 4 Ancaman Organisasi (Threats) 10 BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 12 A Visi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 12 B Misi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 13 C Tata Nilai Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 15 D Tujuan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 16 E Sasaran Strategis Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 18 BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 21 A Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dan Organisasi Sekretariat Kabinet B Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet C Program 25 BAB IV Penutup 28 i ii iii 3 5 6 6 21 22 DAFTAR ISI ii.

BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Gerak langkah perkembangan lingkungan strategis mempengaruhi kondisi organisasi dalam upaya pencapaian tujuan. Perubahan yang terjadi, harus disikapi dengan penuh perhitungan agar organisasi mampu bertahan dan berhasil mencapai tujuan yang dicita-citakan. Pada tataran yang lebih tinggi, organisasi dituntut untuk mampu mencermati dan mengantisipasi perubahan yang akan terjadi. Kemampuan menyikapi potensi perubahan, akan menentukan tingkat keberhasilan di masa mendatang. Setiap organisasi pemerintah termasuk Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet dituntut untuk mempunyai suatu manajemen strategis yang mampu menjadi wahana untuk mengantisipasi permasalahan dan perubahan, baik internal maupun eksternal sekaligus dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi. Harapan masyarakat sedemikian tinggi terhadap kinerja institusi pemerintah. Kondisi ini menempatkan aspek perencanaan strategis sebagai faktor penentu yang penting dan mendesak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyelenggarakan kegiatannya, berkewajiban menyusun Rancangan Rencana Strategis (Renstra). Rancangan Renstra ini disusun dengan berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang BAB I PENDAHULUAN 1

Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010-2014. Adapun tata cara penyusunan Renstra- K/L diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014. Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet sebagai salah satu bagian dari lembaga pemerintah setingkat eselon I, berkewajiban untuk menyusun Renstra tahun 2011-2014 dengan berpedoman kepada peraturan-peraturan yang ada, sekaligus sebagai sarana pengendalian manajemen. Perlu disampaikan bahwa Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet merupakan unit kerja baru yang terbentuk pada bulan April 2011 sebagai konsekuensi dari terbitnya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 yang mengharuskan adanya perombakan di dalam struktur organisasi Sekretariat Kabinet. Struktur organisasi baru hasil perombakan telah mengintregasikan antara fungsi perancangan perundang-undangan dengan fungsi pemantauan pelaksanaan kebijakan/program pemerintah serta pembagian bidang melalui pendekatan sektoral, dalam hal ini bidang kesejahteraan rakyat. Perombakan tersebut mau tidak mau berdampak pada penyusunan Renstra ini dimana Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet ini hanya mencakup tahun 2011 (sebagai tahun lahirnya Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet) sampai dengan tahun 2014, tanpa menyertakan tahun 2010. Dengan alasan yang sama, maka capaian-capaian kinerja Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet sebelum tahun 2011 tidak bisa ditampilkan atau diperbandingkan dalam Renstra ini, karena memang capaian-capaian dimaksud belum ada. BAB I PENDAHULUAN 2

1. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet. a. Kedudukan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet merupakan salah satu eselon I yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris Kabinet. Keberadaan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet pada saat ini diatur berdasarkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. b. Tugas Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam menyelenggarakan dukungan staf, administrasi, dan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, dan penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. c. Fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet menyelenggarakan fungsi : 1) Perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat; 2) Penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan BAB I PENDAHULUAN 3

Presiden dan Instruksi Presiden serta penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat; 3) Pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan kebijakan pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat, berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; 4) Pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat; 5) Pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang kesejahteraan rakyat, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan 6) Pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet. d. Struktur Organisasi Struktur organisasi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet terdiri dari empat Asisten Deputi yaitu : 1) Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi BAB I PENDAHULUAN 4

dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang penanggulangan kemiskinan, penguatan masyarakat, peningkatan kualitas dan perlindungan perempuan dan anak, serta perumahan dan permukiman. Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari : a. Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Penguatan Masyarakat; b. Bidang Peningkatan Kualitas dan Perlindungan Perempuan dan Anak; c. Bidang Perumahan dan Permukiman; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. 2) Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pendidikan, agama, kesehatan, kependudukan dan keluarga berencana. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan terdiri dari : a. Bidang Pendidikan; b. Bidang Agama dan Kesehatan; c. Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. BAB I PENDAHULUAN 5

3) Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang lingkungan hidup, pariwisata, pelestarian dan pengembangan budaya, pemuda dan olahraga. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga terdiri dari: a. Bidang Lingkungan Hidup dan Pariwisata; b. Bidang Pelestarian dan Pengembangan Budaya; c. Bidang Pemuda dan Olahraga; d. Kelompok Jabatan Fungsional. 4) Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundangundangan Bidang Kesejahteraan Rakyat Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 6

Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Kesejahteraan Rakyat terdiri dari: a. Bidang Pemberdayaan Masyarakat b. Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan, dan Kependudukan c. Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. B. Potensi dan Permasalahan Setiap organisasi ingin terus berkembang untuk meningkatkan eksistensinya dalam memenuhi tuntutan lingkungan baik internal maupun eksternal, sehingga organisasi perlu berupaya untuk menggunakan kemampuan, memperhatikan kelemahan, memanfaatkan peluang dan mengatasi tantangan yang kompleks. Guna mengetahui isu-isu penting bagi organisasi, diperlukan suatu analisis lingkungan strategis yang menganalisis organisasi mencakup lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan organisasi, dan lingkungan eksternal berupa peluang dan tantangan. Kekuatan dan peluang merupakan potensi yang dapat dikembangkan dalam rangka memperkuat organisasi, sedangkan kelemahan dan tantangan merupakan permasalahan yang perlu diantisipasi agar organisasi dapat terus berkembang. Analisis lingkungan tersebut dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesess, Opportunities, Threats) yang dijelaskan sebagai berikut: 1. Kekuatan (Strengths) Kekuatan dasar Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet yang signifikan dan berpengaruh dalam menetapkan dan mencapai tujuan serta sasaran adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 7

a. Visi dan misi organisasi yang jelas; b. Tugas dan Fungsi yang Jelas; c. Komitmen yang kuat pimpinan dan seluruh staf untuk mewujudkan visi dan misi organisasi; d. Tersedianya SDM, anggaran, sarana dan prasarana yang mendukung kewenangan menjalankan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet; e. Peningkatan SDM melalui pendidikan dan pelatihan struktural, teknis, dan fungsional dalam rangka pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan disiplin; f. Tersedianya dokumen hukum dan hasil-hasil sidang kabinet, rapat dan atau pertemuan yang dapat mendukung tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet. g. Kesempatan mengikuti pendidikan yang ditawarkan oleh pihak/lembaga pemerintah yang lain untuk kepentingan pengembangan SDM Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet. 2. Kelemahan (Weaknesses) Disamping potensi-potensi yang dimiliki, Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet perlu mewaspadai kelemahan-kelemahan yang masih ada dalam organisasi untuk dilakukan pembenahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: a. Hasil pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan dan program pemerintah belum dimanfaatkan secara optimal; b. Standar kompetensi SDM yang sesuai dengan kebutuhan tugas belum diterapkan secara menyeluruh; c. Perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan program dan kegiatan belum terintegrasi sepenuhnya; BAB I PENDAHULUAN 8

d. Sarana dan prasarana belum terpenuhi secara keseluruhan dan belum sesuai kebutuhan; e. Peningkatan dan pengembangan kemampuan SDM belum sepenuhnya optimal sesuai kebutuhan organisasi; f. Standar Pelayanan belum diterapkan secara konsisten dan menyeluruh; g. Sebagian tugas dan fungsi di beberapa unit kerja masih tumpang tindih dengan tugas dan fungsi kedeputian lain. 3. Peluang Organisasi (Opportunities) Dinamika lingkungan eksternal yang cepat berkembang masih memberikan peluang-peluang yang memungkinkan organisasi berkembang untuk menjadi yang terbaik. Peluang-peluang tersebut adalah: a. Undang-Undang Pelayanan Publik yang memperkuat landasan lembaga pemerintahan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat; b. Penyempurnaan, perbaikan, penyederhanaan sistem manajemen, prosedur, dan kebijakan atau ketentuan perundang-undangan (deregulasi dan debirokratisasi) dalam penyelenggaraan pelayanan publik; c. Komitmen nasional untuk melaksanakan reformasi birokrasi dan pemberantasan KKN; d. Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat dan dinamis dalam mendukung pengembangan e- government di setiap instansi pemerintah; e. Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua kegiatan; f. Pengembangan mekanisme dan kesempatan partisipasi masyarakat dalam aktivitas proses penyelenggaraan atau pengawasan pelayanan publik; g. Dukungan kerjasama dan koordinasi dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN 9

pihak dalam hal ini lembaga pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha. 4. Ancaman Organisasi (Threats) Di samping peluang-peluang yang ada, perubahan lingkungan eksternal dapat mengancam keberadaan organisasi, terutama apabila organisasi tidak segera memperbaiki diri. Ancaman organisasi tersebut antara lain: a. Tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap birokrasi pemerintah; b. Krisis keuangan global yang berdampak pada menurunnya ekonomi masyarakat dan negara; c. Praktek KKN di jajaran eksekutif, legislatif, dan yudikatif, masih berlangsung; d. Pemberitaan yang bersifat negatif terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah. Berdasarkan potensi, kelemahan, peluang dan ancaman di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang masih akan dihadapi organisasi selama lima tahun ke depan, meliputi: 1. Aspek Kelembagaan Sebagian tugas dan fungsi di beberapa unit kerja masih tumpang tindih terutama dengan tugas dan fungsi di kedeputian lain. 2. Aspek Ketatalaksanaan a. Koordinasi dan kerja sama yang kurang optimal dengan lembaga pemerintah di pusat dan daerah maupun dengan lembaga kepresidenan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet; b. Standar Pelayanan belum diterapkan secara konsisten dan menyeluruh. BAB I PENDAHULUAN 10

3. Aspek Sumber Daya Manusia Kualitas SDM perlu terus ditingkatkan dalam mendukung tugas dan fungsi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet 4. Aspek Sarana dan Prasarana Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan organisasi. BAB I PENDAHULUAN 11

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN A. Visi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Penjabaran Rencara Strategis (Renstra) merupakan kerangka berpikir menyeluruh yang mengkaitkan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan penjabaran Rencana Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN). Integrasi Renstra suatu organisasi dicapai melalui penjabaran Renstra unit organisasi dibawahnya. Keberhasilan memetakan masalah dan keunggulan strategis pada level unit organisasi yang dipadukan dengan pemetaan arah kebijakan dan pemetaan tantangan serta keunggulan strategis pada level makro akan mewujudkan rumusan Renstra yang mampu menjawab tantangan pemenuhan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Secara dimensional pernyataan visi berfokus ke masa depan berdasarkan pemikiran masa kini dan pengalaman masa lalu. Sesuai dengan hasil analisis lingkungan strategis yang telah diidentifikasi, dan dengan memperhatikan visi dan misi organisasi Sekretariat Kabinet yang mengacu kepada perwujudan visi dan misi pembangunan nasional, maka dapat dirumuskan kondisi mendatang yang ingin diwujudkan oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. Dengan kata lain, visi Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat dirumuskan untuk mendukung visi dan misi Sekretariat Kabinet. Dalam kaitan tersebut, perumusan visi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dilakukan dengan mengacu pada tugas dan fungsinya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 dan disempurnakan melalui Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2012, serta dengan memperhatikan capaian kinerja organisasi periode BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 12

sebelumnya, yaitu tahun 2005-2009. Perumusan visi tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan yang diharapkan pada Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat ke depan dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi dengan memperhatikan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025. Gambaran mengenai keadaan yang tercermin dalam visi tersebut sebagai berikut: Menjadi unit organisasi yang kompeten dan berkomitmen dalam mendukung Sekretariat Kabinet menjalankan tugas dan fungsinya di bidang kesejahteraan rakyat. Visi tersebut mengandung pengertian bahwa Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat merupakan unit organisasi/bagian dari lembaga pemerintah yang strategis dan kompeten serta memiliki komitmen dan integritas untuk membantu Presiden dan Wakil Presiden dalam melaksanakan tugas sehari-hari sebagai kepala pemerintahan dalam bentuk pemberian dukungan saran bagi kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. Adanya visi ini diharapkan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat akan mampu mengantisipasi berbagai tantangan di masa depan sekaligus meningkatkan kualitas kinerja secara maksimal dalam rangka memberikan dukungan saran kebijakan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan selaku kepala pemerintahan. B. Misi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 13 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 13

Nasional, misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Perumusan ini diperlukan untuk memberi gambaran kepada seluruh pegawai dan stakeholders mengenai peran Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat sebagai bagian dari organisasi Sekretariat Kabinet termasuk berbagai hasil yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Perumusan misi ini sekaligus berfungsi sebagai landasan kerja yang harus diikuti oleh seluruh jajaran pejabat/pegawai Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Rumusan misi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 2011-2014 adalah sebagai berikut: 1. Memberikan dukungan saran kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat secara cepat, tepat, aman dan akurat; 2. Memberikan dukungan penyiapan penyelesaian perancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat. Misi tersebut mengandung pengertian bahwa dukungan yang diberikan oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat baik dukungan saran kebijakan maupun dukungan penyiapan penyelesaian perancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden terhadap seluruh penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah harus dapat diberikan secara cepat, aktual, akurat dan tepat, serta aman. Adanya pernyataan misi tersebut, Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat diharapkan akan lebih mampu menghasilkan kinerja yang optimal sehingga dapat memberikan kepuasan yang tinggi kepada pihak yang berkepentingan terutama kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan tugas pemerintahan. BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 14

C. Tata Nilai Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Dalam menjalankan visi dan misinya, diperlukan fondasi berupa tatanan nilai yang dikembangkan unit organisasi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat beserta seluruh jajaran pejabat/pegawai yang ada dilingkup kewenangannya. Tata nilai dimaksud mencakup: 1. Kompeten, mengandung arti memiliki kecakapan dan kapasitas baik intelektual maupun fisik yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan dengan spesifikasi yang telah ditentukan, yang disertai dengan tanggung jawab dalam bidang pekerjaan tertentu; 2. Komitmen, mengandung arti adanya keterikatan dengan penuh kesadaran untuk melaksanakan tugas yang telah dibebankan atau menjadi tanggung jawabnya, disertai dengan integritas dari individu; 3. Integritas, mengandung arti kualitas, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran; 4. Akuntabilitas, mengandung arti bahwa setiap keputusan, kegiatan dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Transparan, mengandung arti keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan rahasia negara; 6. Daya tanggap, mengandung arti adanya tingkat responsivitas, kecepatan, inisiatif dan kepekaan yang tinggi. 7. Profesional, mengandung arti memiliki wawasan yang luas dan dapat memandang masa depan, memiliki kompetensi di bidangnya, mengembangkan potensi dan kapasitas diri, etos kerja berprestasi, serta menjunjung tinggi etika profesi. Dalam hal ini profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan profesi tersebut. BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 15

D. Tujuan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Dalam lampiran Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014 disebutkan antara lain bahwa tujuan dan sasaran disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang akan dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kementerian/Lembaga. Dalam hal ini, perumusan tujuan dan sasaran Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat harus mengacu kepada pencapaian tujuan Sekretariat Kabinet. Perumusan tujuan dilakukan setelah memperhatikan berbagai potensi dan permasalahan yang dihadapi sebagaimana telah diuraikan dalam bab sebelumnya guna merealisasikan visi dan misi sebagaimana tersebut di atas. Berdasarkan misi di atas maka keberhasilan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dapat diukur dari keberhasilan dalam mewujudkan tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatnya pemberian dukungan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat; 2. Meningkatnya pemberian dukungan penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat; 3. Meningkatnya penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat; 4. Meningkatnya hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. Keempat tujuan ini mempunyai keterkaitan erat satu sama lain sekalipun dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari unit BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 16

substansi dan perancangan dari 4 (empat) unit eselon II di lingkungan Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat. Untuk kejelasan, berikut ini disajikan tabel mengenai tujuan beserta penanggungjawabnya. Tabel 2.1 Tujuan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat NO. TUJUAN PENANGGUNGJAWAB 1. Meningkatnya pemberian dukungan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. 1. Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat; 2. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan; 3. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga. 2. Meningkatnya pemberian dukungan penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat 3. Meningkatnya kualitas penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundangundangan Bidang Kesejahteraan Rakyat. 1. Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat; BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 17

NO. TUJUAN PENANGGUNGJAWAB dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat. 2. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan; 3. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga. 4. Meningkatnya kualitas hasil pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat. 1. Asisten Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat; 2. Asisten Deputi Bidang Pendidikan, Agama, Kesehatan dan Kependudukan; 3. Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup, Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga. E. Sasaran Strategis Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 17 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. Dalam hal ini maka penetapan sasaran diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 18

sumber daya yang dimiliki Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat, yang perwujudannya dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan. Dalam sasaran Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 digambarkan beberapa hal yang ingin dicapai pada setiap tahun selama 5 (lima) tahun ke depan dengan rumusan yang terukur dan spesifik, yang pencapaiannya dilakukan secara gradual dengan mempertimbangkan berbagai aspek khususnya ketersediaan anggaran. Sasaran Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat yang akan dicapai tersebut sebagai berikut: 1. Memberikan dukungan saran kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat secara cepat, tepat, aman dan akurat; 2. Memberikan dukungan penyiapan penyelesaian perancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat. Dalam sasaran tersebut digambarkan apa yang ingin dicapai oleh Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat selama lima tahun ke depan dengan rumusan indikator yang terukur dan spesifik. Adapun sasaran dan indikator sasaran yang akan dicapai adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Sasaran dan Indikator Sasaran Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR 1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat. 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan secara tepat waktu; BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 19

NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR 2. Persentase saran kebijakan yang ditindaklanjuti oleh Pemerintah. 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang kesejahteraan rakyat 1. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres yang tepat waktu; 2. Persentase RPerpres, RKeppres dan RInpres yang ditindaklanjuti menjadi Perpres, Keppres dan Inpres.; BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 20

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dan Organisasi Sekretariat Kabinet Peran Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat adalah sebagai pendukung peran Sekretariat Kabinet dalam arah kebijakan pembangunan jangka menengah nasional adalah sebagaimana tergambar dalam Peraturan Presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Visi Indonesia 2014 adalah Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan. Kerangka visi Indonesia 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut: Terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Demokrasi adalah terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya, bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak asasi manusia. Sedangkan keadilan adalah terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia. Sebagai unit organisasi, Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat meletakkan arah kebijakan dan strateginya mengacu kepada arah kebijakan dan strategi Sekretariat Kabinet, sebagai instansi pemerintah yang bertugas antara lain memberikan dukungan staf, administrasi, teknis dan pemikiran kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. Arah kebijakan dan strategi Sekretariat Kabinet memuat langkahlangkah berupa program-program indikatif yang memiliki dampak besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Sekretariat Kabinet. BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 21

B. Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Sesuai dengan peran Sekretariat Kabinet dalam rencana pembangunan nasional 2010-2014 tersebut, maka arah Kebijakan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat sebagai unit organisasi dalam mendukung keberhasilan pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi Sekretariat Kabinet selama 5 (lima) tahun ke depan secara garis besar adalah sebagai berikut: Mengoptimalkan pemberian dukungan saran kebijakan dan penyiapan penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat. Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010, maka peningkatan kinerja dalam pemberian dukungan kebijakan dan program pemerintah serta penyiapan penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat perlu terus diupayakan. Outcome dan output yang dihasilkan dari pelaksanaan dan kegiatan ditingkatkan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Langkah-langkah tersebut dilakukan melalui pembenahan dan peningkatan dari sisi manajemen dan organisasi, sarana dan prasarana serta sumber daya pendukungnya. Untuk mendukung arah kebijakan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat melaksanakan misi 2011-2014 guna mencapai visi yang telah ditetapkan, maka strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam jangka waktu lima tahun ke depan difoukuskan kepada penguatan kualitas aspek-aspek yang terkait dengan manajemen organisasi yang memerlukan penanganan segera, antara lain: 1. Strategi mewujudkan SDM yang kompeten dan memiliki komitmen serta integritas; 2. Strategi mewujudkan unit organisasi dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien; 3. Strategi meningkatkan kinerja yang akuntabel; 4. Strategi meningkatkan efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana. BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 22

Selanjutnya Strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Mewujudkan SDM yang kompeten dan memiliki komitmen serta integritas Pada tahun pertama dari lima tahun ke depan dilakukan pemetaan kekuatan SDM yang dimiliki Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat serta melakukan analisa kebutuhan jumlah, pendidikan dan pelatihan SDM yang dibutuhkan serta dilakukan perencanaan pengembangan kapasitas dan kapabilitas SDM yang dimiliki melalui perencanaan pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan, untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan unit kerja yang berwenang terhadap pengembangan kepegawaian di lingkungan Sekretariat Kabinet. Sebagai langkah internal, terhadap SDM yang dimiliki Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dilakukan pembentukan pola kerja dan penanaman tata nilai yang telah di tetapkan dalam Rencana Strategis melalui pertemuan berkala dan pengawasan melekat yang terstruktur sampai dengan level terbawah. 2. Mewujudkan unit organisasi dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien Selama periode lima tahun ke depan, akan dilakukan peningkatan penataan pola kerja dan alur kerja sesuai dengan tugas, fungsi, dan struktur organisasi dengan prinsip bagi habis tugas dalam rangka pemberian dukungan kebijakan dan penyiapan penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden secara cepat, tepat, aman dan akurat. Dalam periode tahun selanjuutnya, akan dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap penyusunan Standar Pelayanan dan Standar Prosedur Operasional/Standard Operational Procedures sebagai upaya perwujudan alur kerja yang lebih responsif, lebih efektif, dan lebih efisien dalam melaksanakan BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 23

tugas dan fungsi yang menjadi tanggung jawab dan kewenangan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. 3. Strategi meningkatkan kinerja yang akuntabel Dalam setiap permulaan tahun selama periode lima tahun ke depan, akan selalu dilakukan perencanaan kinerja yang didalamnya termuat perumusan sasaran, indikator sasaran, berikut target capaian kinerja yang semakin meningkat. Aspek peningkatan perencanaan kinerja juga dibarengi dengan sistem pencatatan kinerja dari setiap unit kerja sejak awal hingga akhir tahun sehingga dapat memonitor hasil/capaian yang telah diperoleh guna pelaporan kinerja di akhir tahun periode, termasuk didalamnya akuntabilitas penggunaan anggaran. Guna mencapai hasil kinerja sesuai dengan visi, misi dan tujuan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat, maka dilakukan peningkatan kualitas dalam perumusan sasaran dan indikator sasaran setiap tahunnya, sehingga lebih menggambarkan pencapaian outcome dan tidak hanya terbatas pada pencapaian output dalam setiap aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. 4. Strategi Meningkatkan efektivitas pengelolaan sarana dan prasarana Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai merupakan prasyarat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi guna menghasilkan output dan kualitas hasil kerja yang optimal. Untuk itu, dalam tahun pertama, dilakukan pemetaan kekuatan sarana dan prasarana yang dimiliki Kedeputian Bidang Kesejahteraan Rakyat serta analisa kebutuhan sarana dan prasarana tambahan per tahun, dengan mempertimbangkan pengembangan SDM yang dimiliki. Hasil pemetaan ini selanjutnya dikoordinasikan dengan unit penyedia sarana dan prasarana di lingkungan organisasi Sekretariat Kabinet. BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 24

Sebagai langkah internal, dilakukan upaya peningkatan kesadaran dan tanggung jawab terhadap penggunaan sarana dan prasarana yang ada dari masing-masing pengguna. Di samping itu, dilakukan optimalisasi sarana dan prasarana yang ada. C. Program Arah kebijakan dan strategi Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat di atas diuraikan melalui program dan kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja di lingkungan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. Program dijabarkan ke dalam kegiatan atau kumpulan tindakan yang ditujukan untuk pencapaian sasaran program. Dalam hal ini, Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat melakukan 1 (satu) program teknis, sesuai dengan penataan organisasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011, yaitu: Program Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden Selaku Kepala Pemerintahan Adapun outcome dari program Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat diukur melalui pencapaian indikator-indikator: Tabel 3.1 Output dan Indikator Program NO. OUTPUT INDIKATOR 1. Terwujudnya laporan dukungan kebijakan dan naskah perundang-undangan di bidang kesejahteraan rakyat 1. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang pemberdayaan masyarakat; 2. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 25

NO. OUTPUT INDIKATOR selaku Kepala Pemerintahan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan; 3. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang lingkungan hidup, pariwisata, budaya, pemuda dan olahraga; 4. Jumlah naskah RPerpres, RKeppres dan RInpres bidang kesejahteraan rakyat; 5. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat. Tabel 3.2 Outcome dan Indikator Program NO. OUTCOME INDIKATOR 1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan program pemerintah di BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 26

NO. OUTCOME INDIKATOR bidang kesejahteraan rakyat secara tepat waktu; 2. Persentase saran kebijakan yang ditindaklanjuti. 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres, Keppres dan Inpres 1. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres secara tepat waktu; 2. Persentase RPerpres, RKeppres dan RInpres yang ditindaklanjuti menjadi Perpres, Keppres dan Inpres. BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 27

BAB IV PENUTUP Rencana Strategis (Renstra) Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Tahun 2011-2014 merupakan bagian dan sinergis dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2011-2014. Renstra pada dasarnya masih bersifat umum berupa garis-garis besar program dan kegiatan yang akan dilaksanakan masingmasing unit di lingkungan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet. Penjabaran lebih lanjut dituangkan dalam bentuk Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja KL), Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL), dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) setiap tahun. Dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet maka Renstra perlu diadakan penyesuaianpenyesuaian. Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Tahun 2011-2014 merupakan panduan pelaksanaan program dan kegiatan bagi para pejabat dan pegawai di lingkungan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Dokumen Renstra ini memuat kajian lingkungan strategis, visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, serta arah kebijakan dan strategi yang kemudian dijabarkan melalui program dan kegiatan. Selanjutnya Renstra ini dipergunakan dalam penyusunan Rencana Kerja, Rencana Kerja dan Anggaran, Rencana Kerja Tahunan dan Laporan akuntabilitas Kinerja Instansi di lingkungan Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat. Renstra Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet perlu dipahami oleh seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Kedeputian Bidang BAB IV PENUTUP 28

Kesejahteraan Rakyat agar dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai. Renstra ini disusun dengan mempertimbangkan potensi, peluang, serta kendala, dan permasalahan yang dihadapi sehingga penetapan target-target berorientasi pada hasil dan diharapkan dapat dicapai dalam kurun waktu lima tahun. Keberhasilan penerapan Renstra tergantung dari komitmen dan konsistensi organisasi untuk mengimplementasikannya. Namun demikian, Renstra ini dimungkinkan untuk dilakukan penyesuaianpenyesuaian sejalan dengan dinamika perkembangan internal dan eksternal organisasi. BAB IV PENUTUP 29

TARGET PEMBANGUNAN UNTUK TAHUN 2013-2014 DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET PROGRAM/KEGIATAN OUTCOME/OUTPUT INDIKATOR TARGET (TAHUN) TARGET (TAHUN) UNIT PELAKSANA 2013 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Program Penyelenggaraan Dukungan Kebijakan Kepada Presiden Selaku Kepala Pemerintahan Output : Terwujudnya laporan dukungan kebijakan dan naskah perundang-undangan di bidang kesejahteraan rakyat Indikator : 1. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang pemberdayaan masyarakat; 100% 100% Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat 2. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden 3. selaku Kepala Pemerintahan di bidang pendidikan, agama, kesehatan, dan kependudukan; 4. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 29

dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang lingkungan hidup, pariwisata, budaya, pemuda dan olahraga; 5. Jumlah naskah RPerpres, RKeppres dan RInpres bidang kesejahteraan rakyat; 6. Jumlah laporan hasil penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang kesejahteraan rakyat. 100% 100% 100% 100% Outcome : Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan program 100% 100% 30

Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Perpres, Keppres dan Inpres pemerintah di bidang kesejahteraan rakyat secara tepat waktu; 2. Persentase saran kebijakan yang ditindaklanjuti. 1. Persentase penyelesaian RPerpres, RKeppres dan RInpres secara tepat waktu; 100% 100% 100% 100% 2. Persentase RPerpres, RKeppres dan RInpres yang ditindaklanjuti menjadi Perpres, Keppres dan Inpres. 100% 100% 31