BAB II URAIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dari asal kata common yg bermakna bersama-sama, istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yg berarti

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Teori teori umum Definisi Komunikasi. Definisi komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini,

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. komunikasi dalam organisasi yaitu proses menciptakan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyampaikan dan memperoleh pesan. Komunikasi selalu akan terjadi dalam

BAB IV ANALISIS DATA

BENTUK KOMUNIKASI. By : Lastry. P, SST

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 03FIKOM. Ruang Lingkup Komunikasi. Fakultas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II URAIAN TEORITIS

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

Pengertian Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II LANDASAN TEORI

KOMUNIKASI DAN PENERAPAN BUDAYA KERJA ORGANISASI. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

Modul Komunikasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang ditandai dengan tumbuh kembangnya organisasi atau perusahaan. Adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Everett M. Rogers dalam Mulyana (2012:69) komunikasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jejaring sosial. Direktur Pelayanan Informasi Internasional Ditjen Informasi dan

SELF DISCLOSURE DAN MEDIA KOMUNIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

MK. Pengantar Ilmu Komunikasi Sub Pokok Bahasan: Definisi Komunikasi dan Organisasi

BAB I. Komunikasi Antar Peribadi Customer Service dan Kepuasan. Pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

URAIAN TEORITIS. menusia dapat saling berhubungan. Pada abad ke-5 sebelum masehi, di Yunani,

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain

Komunikasi Interpersonal. Dwi Kurnia Basuki

KOMUNIKASI POLITIK R O B B Y M I L A N A, S. I P M I K O M U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H J A K A RTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB II LANDASAN TEORI. satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communion yang dalam. persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan.

BAB I PENDAHULUAN. Narapidana sebagai orang-orang yang dinyatakan bersalah merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal.

Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika dan Warga Medan yang tergabung di Lembaga Language and Cultural Exchange Medan.

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

Bab 2 KAJIAN PUSTAKA. Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin, yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Manusia merupakan mahluk sosial, yang berarti dalam menjalani

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi adalah medium penting bagi pembentukan atau. pengembangan pribadi untuk kontak sosial. Komunikasi adalah pertukaran

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

DASAR DASAR KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi Organisasi. Disusun oleh Dewi Sulistyo

Komunikasi dan Etika Profesi

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menggunakan jasa spa. Membuat setiap perusahaan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRINSIP PRINSIP. Putri R Ayuningtyas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

KOMUNIKASI DAN PEMBELAJARAN. Oleh : Imam Subqi

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DITINJAU DARI KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN KREATIVITAS PADA MAHASISWA

KONSEP INTERAKSI KOMUNIKASI PENDAHULUAN

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sejumlah arti. Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ETIKA DALAM BERKOMONIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI TERHADAP KEPUASAN EKSPATRIAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesepian (loneliness)

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide,

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB V POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PARTISIPAN INDONESIA DALAM PERSEKUTUAN DOA SOLAFIDE

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi merupakan hal terpenting dalam setiap kehidupan manusia.

BAB II URAIAN TEORITIS. Pengeritan komunikasi harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi Setiap manusia memiliki kemampuan berinteraksi, kemampuan berinteraksi tersebut diwujudkan dalam komunikasi. Komunikasi adalah sarana yang dibutuhkan manusia akan adanya hubungan sosial. Menurut Effendi (1995:3) secara umum pengertian komunikasi dapat dilihat secara etimologis, bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, yang asal katanya communis, artinya sama, atau sama makna, jadi komunikasi dapat berlangsung apabila terdapat adanya orang orang yang terlibat didalamnya memiliki sama makna akan suatu hal. Sederhananya, apabila seseorang mengerti akan sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan kata lain, hubungan mereka tersebut memiliki sifat komunikatif. Sebaliknya, jika ia tidak mengerti, komunikasi tidak berlangsung, maka hubungan antar orang tersebut tidak bersifat komunikatif walaupun adanya komunikasi. Komunikasi sering juga disamakan artinya dengan publisistik. Menurut Susanto (dalam Liliweri 1991:2) mengemukakan bahwa publisistik berasal dari kata populus dalam bahasa Latin yang berarti penduduk. Kata populus memiliki kata sifat yaitu publicus yang berarti kepada masyarakat luas atau berarti atas ongkos negara, publice berarti atas perintah negara, dan kata publicare berarti menjelaskan kepada penduduk,

dan kata publicani. Berdasarkan hal tersebut, publisistik lebih sering dihubungkan dengan kegiatan politik atau giatan mempengaruhi penduduk yang adalah anggota masyarkat suatu negara. Kegiatan tersebut khusus dilakuka negara kepada masyarakatnya, contohnya pada zaman Romawi, kegiatan ini biasa dilakukan di forum kota melalui media massa yang disebut Acta Diurna. Secara etimologi, kegiatan publisistik diartikan sebagai kegiatan seseorang atau instansi untuk mempengaruhi seseorang atau instansi lain. Publisistik lebih sering dipakai dalam kegiatan formal dan kenegaraan, ilmu publisistik juga lebih sering dipakai dalam kegiatan jurnalisme dan kewartawanan. Komunikasi lebih menitik beratkan hubungan sosial antara sesama manusia. Sehingga ilmu komunikasi lebih sering menjurus kebahagian public relation dan sebagainya. Secara terminologis, bahwa komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut, jelas bahwa proses komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi tersebut adalah manusia, karena komunikasi disini adalah komunikasi manusia. Komunikasi manusia sebagai bentuk singkat dari komunikasi antar manusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena hanya pada manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi. Komunikasi secara paradigmatis, bahwa komunikasi mengandung tujuan tertentu, ada yang dilakukan secara lisan, tertulis, tatap muka, atau melalui media. Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional, mengandung ujuan, karena itu harus dilakukan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu tergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan.

Pengertian komunikasi secara paradigmatis yaitu proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu sesuatu mengubah sikap, pendapat ataupun perilaku, baik secara lisan maupun tidak langsung dengan menggunakan media. Definisi komunikasi sangat banyak dibuat oleh para ahli, diantaranya menurut Shanon dan Weaver, bahwa komunikasi mencakup semua prosedur, melalui mana pikiran seseorang dapat dipengaruhi orang lain. (Fisher,1986:10). Sedangkan menurut Hovland (dalam Effendi, 1995:10), ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas azas azas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dance dalam (Liliweri 1991:5) mengemukakan bahwa ada 6 definisi komunikasi yang sudah mencakup seluruh makna komunikasi itu sendiri. Adapun 6 definisi tersebut adalah : 1. Komunikasi sebagai suatu aktivitas dari suatu pihak. Communication is the discriminatory respons of an organisme to a stimulus. (Stevens,1950) 2. Aktivitas yang datang dari pihak lain/mempengaruhi. Communication is the process by which an individual (the communicator) transmits stimulus (usually verbal symbols) to modify, the behaviour of other individual.(hoveland,1948) 3. Komunikasi yang menekankan hubungan. Communication is essentially the relationship set up by the transmission of stimully and the evocation of response. (Cherrey,1964)

4. Komunikasi yang menekankan sharing atau kepemilikkan. Communication is process that makes common to or several what was the monopoly of one or some. (Gode,1959) 5. Komunikasi sebagai transmisi informasi. Communication is an information transformation process which originates at minds and ends at minds. (Toda,1967) 6. Komunikasi sebagai penggunaan lambang. Communication to deignate interaction by means of signs and symbols. (Cullen,1939) Dari beberapa definisi yang disebutkan diatas, kita dapat melihat bahwa komunikasi selain sebagai penyampai informasi, komunikasi juga berfungsi sebagai penyampai ide, pesan hingga untuk merubah perilaku ataupun pendapat orang lain. Oleh Effendi (dalam Liliweri 1991:6) mengelompokkan sebuah alternatif definisi yang diambil dari Harold Laswell yaitu : Siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dan dengan efek apa ( Who says what in which channel to whom with what effect ). Dari paradigma Lasswell tersebut tercipta ruang lingkup komunikasi atas unsure unsure : 1) bentuk ; 2) sifat ; 3) metode ; 4) teknik ; 5) fungsi ; 6) tujuan ; 7) model ; 8) lapangan ; 9) sistem. Fungsi komunikasi, menurut Effendi (1995:27-28) diuraikan bahwa, komunikasi tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide. Dalam sistem sosial, fungsinya adalah sebagai berikut :

1. Informasi Pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhkan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan dan orang lain, kemudian agar dapat mengamati keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi (Pemasyarakatan) Penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif menyebabkan ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktif didalam masyarakat. 3. Motivasi Menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihannya dan keinginnya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan Diskusi Menyediakan dan saling tukar menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai suatu masalah. 5. Pendidikan Pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak dan pendidikan ketrampilan serta kemahiran yang diperlukan dalam semua bidang kehidupan. 6. Memajukan Kebudayaan

Penyebarluasan hasil budaya dan seni dengan maksud melestariakn warisan masa lalu, membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas serta kebutuhan estetikanya. 7. Hiburan Penyebarluasan sinyal, simbol, suara, citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, komedi, olah raga, permainan dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok atau individu. 8. Integrasi Menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan memperoleh berbagai pesan yang diperlukan agar mereka dapat saling mengenal, mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain. Fungsi fungsi komunikasi tersebut, dapat dimanfaatkan oleh para pengguna komunikasi untuk memperoleh tujuan mereka. II.2. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang berlangsung antar dua atau tiga orang atau lebih dapat dilakukan secara tatap muka ataupun menggunakan media seperti telepon, surat, faksimili, surat dan sebagainya. Komunikasi antar pribadi ini dikatakan efektif dalam merubah perilaku orang lain apabila terdapat kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan. Ciri khas yang ada pada komunikasi ini adalah arus balik yang langsung yang bisa ditangkap baik secara

verbal maupun non verbal melalui gerak gerik bahasa tubuh dan perubahan posisi yang signifikan antara komunikan dan komunikator. Rogers (dalam Liliweri, 1991:12) mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang terjadi dari mulut kemulut dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Menurut Effendi (dalam Liliweri, 1991:12) komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara seorang komunikator dan seorang komunikan. Jenis komunikasi tersebut dianggap efektif dalam merubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia berhubung prosesnya yang dialogis. Sementara Barnlud (1968) (dalam Liliweri, 1991:12) menyatakan komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antara dua atau tiga orang atau empat orang yang terjadi sangat spontan dan tidak berstruktur. Jadi menurut Barnlund, proses pelaksanaan komunikasi antar pribadi tidak perlu adanya perencanaan (terjadi secara spontan) dan dapat mudah terjadi diantara orang orang yang bertemu. Oleh Devito (dalam Liliweri, 1991:12) menyatakan komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan diterima orang lain dengan efek dan umpan balik langsung. Sedangkan menurut Tan (dalam Liliweri, 1991:12) mengemukakan komunikasi antar pribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua atau lebih orang. Berdasarkan definisi yang dibuat para ahli tersebut komunikasi antar pribadi terjadi secara spontan, tatap muka dan dialogis memungkinkan terjadinya kontak langsung. Oleh sebab itulah bentuk komunikasi ini dianggap ampuh untuk mengubah sikap, pandangan dan perilaku orang lain. Dengan situasi tatap muka dan terjadi kontak langsung memungkinkan komunikator untuk menguasai situasi komunikasi yang sedang

berlangsung. Komunikan juga mengetahui dengan pasti apakah pesan pesan yang disampaikannya itu diterima dengan baik ataupun di tolah, berdampak positif maupun negative. Jika tidak diterima maka komunikator bisa mendapatkan respon pertanyaan balik dari komunikan. Jika dibandingkan dengan komunikasi bermedia, maka komunikasi tatap muka memiliki keunggulan yaitu proses pertukaran pesan antara dua orang didalam berkomunikasi, komunikan dan komunikator berhasil menjalani suatu kontak dan berbalas balasan. Sehubungan dengan penelitian yang dimaksud berkenaan dengan komunikasi tatap muka, maka keistimewaan komunikasi tatap muka adalah efek dan umpan balik antara komunikator dan komunikan. Aksi dan reaksi verbal dan non verbal kelihatan karena jarak fisik komunikator dan komunikan dekat. Komunikasi tatap muka tersebut berlangsung secara terus menerus hingga pada akhirnya mengembangkan komunikasi antar pribadi yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Pada komunikasi yang menggunakan media, sering terjadi penundaan atau delay. Rintangan ini menimbulkan kesulitan untuk mengetahui respons saat itu juga. Komunikasi yang menggunakan media walaupun tatap muka seperti menggunakan saluran internet, bisa menimbulkan masalah. Masalah yang kerap timbul adalah ketika bandwidth internet tersebut melambat. Sehingga gambar atau citra wajah orang lain di layar komputer terlihat patah patah dan suara yang sangat berisik serta tidak jelas. Sama halnya dengan penggunaan telepon pribadi (fixed phone) maupun selular, pada telepon pribadi, kita menggantungkan harapan pada kabel telepon agar tidak terputus sama sekali. Sedangkan pada telepon seluler kita memiliki masalah lebih banyak, seperti

harus mengisi pulsa (jika menggunakan layanan pra bayar), jaringan seluler, dan daya tahan baterai telepon seluler itu sendiri. Oleh sebab itu komunikasi antar pribadi yang efektif adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap muka dan berkomunikasi secara langsung sehingga bisa meminimalisir rinntangan yang ada antara komunikator dan komunikan. Dan komunikasi antar pribadi terus tetap dikembangkan oleh komunikan pada saat komunikasi berlangsung, sehingga tercipta suatu ketertarikan secara psikologis antara komunikator dan komunikan, menumbuhkan kesamaan dan mungkin sama sama dalam bertindak. II.3. Ciri ciri Komunikasi Antar Pribadi Untuk membedakan dari bentuk komunikasi lainnya, beberapa ahli komunikasi membuat ciri ciri khas dari komunikasi antar pribadi. Reardon (dalam Liliweri, 1991:13), mengemukakan ciri ciri komunikasi antar pribadi paling tidak enam ciri yaitu: 1. Dilaksanakan karena adanya faktor pendorong. Komunikasi antar pribadi terjadi karena adanya faktor pendorong seperti : penugasan, perasaan, kepentingan pribadi maupun kelompok dan faktor pendorong lainnya. 2. Berakibat sesuatu yang disengaja maupun tidak disengaja. Komunikasi antar pribadi bisa menyebabkan hal yang tidak dapat terduga, karena komunikasi antar pribadi bisa terjadi karena adanya tujuan tertentu. 3. Kerapkali berbalas balasan.

Komunikasi Antar Pribadi yang terjadi antara GRO dan ekspatariat kerapkali berbalas balasan. Ekspatariat membalsa pesan dari GRO, dan demikian sebaliknya. 4. Mensyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang antar pribadi. Dalam bentuk komunikasi ini melibatkan sedikitnya dua orang antar pribadi yaitu pribadi ekspatariat dan pribadi GRO. 5. Suasana hubungan harus bebas, bervariasi, dan adanya keterpengaruhan. Komunikasi yang terjadi antar GRO dan ekspatariat terjadi secara bebas, tidak bersifat formil dan segala hal dibicarakan tidak satuu masalah saja. Hubungan antara GRO dan ekspatariat dipengaruhi hubungan yang harmonis dan keakraban. 6. Menggunakan pelbagai lambang yang bermakna. Komunikasi Antar Pribadi ini menggunakan lambang lambang, seperti bahasa, ekspresi wajah, lisan ataupun gerak tubuh. Ciri ciri Komunikasi Antar Pribadi lainnya dinyatakan oleh DeVito (1976) (dalam Liliweri, 1991:13) sebagai berikut : 1. Keterbukaan (Openes) Pihak komunikator maupun komunikan saling mengungkapkan pendapat, gagasan bahkan permasalahan secara bebas dan terbuka tanpa ada rasa takut atau malu. Keduanya saling mengerti dan memahami pribadi masing masing. 2. Empati (Emphaty)

Segala kepentingan yang dikomunikasikan ditanggapi dengan perhatian penuh oleh keduabelah pihak. Komunikator dan komunikan merasakan situasi dna kondisi yang dialami tanpa ada sikap pura pura. 3. Dukungan (Supportiveness) Setiap ide, gagasan ataupun pendapat yang disampaikan didukung oleh komunikan dan komunikator. Dengan adanya dukungan, motivasi akan keinginan atau hasrat akan lebih terpacu untuk diraih. 4. Positif (Positiveness) Pada setiap pembicaraan yang mendapat tanggapan positif akan lebih memudahkan kelanjutannya, sehingga komunikator dan komunikan terhindar dari curiga ataupun prasasngka yang bisa menjadi distorsi pada jalinan interaksi. 5. Kesamaan (Equality) Bila memiliki kesamaan, akan memudahkan interaksi. Kesamaan tersebut bisa dalam berbagai bentuk, seperti : kesamaan pandangan, sikap ideologi dan lain sebagainya. Berdasarkan ciri ciri yang diatas, Liliweri (1991:13) menyimpulkan bahwa ada delapan ciri ciri komunikasi antar pribadi. Ciri ciri tersebut adalah : 1. Spontanitas Komunikasi antar pribadi terjadi sambil lalu dengan menggunakan media utama tatap muka

2. Masalah Penetapan Tujuan Komunikasi antar pribadi tidak memiliki tujuan yang ditetapkan lebih dahulu. 3. Kebetulan dan Identitas Peserta Komunikasi antar pribadi terjadi bisa secara kebetulan dan tidak memiliki identitas yang jelas dengan pesertanya. 4. Bentuk Akibat Komunikasi antar pribadi bisa mengakibatkan dampak yang disengaja dan tidak disengaja. 5. Berbalas balasan Komunikasi antar pribadi kerap terjadi secara berbalas balasan. 6. Masalah Jumlah Orang, Suasana dan Pengaruh Mempersyaratkan hubungan paling sedikitnya dua orang dengan hubungan bebas dan bervariasi, ada keterpengaruhan. 7. Masalah Hasil Komunikasi antar pribadi harus membuahkan hasil. 8. Pesan Lambang lambang Bermakna Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang lambang bermakna. Ciri ciri komunikasi ini memberikan pengaruh kepada komunikasi antar pribad yang dilakukan oleh GRO kepada tamu ekspatariat di Shoot Sports Bar & Billiards Medan, dalam memberikan kepuasan. Ciri ciri komunikasi antar pribadi yang diutarakan DeVito merupakan landasan dari penelitian ini, disebabkan adanya nilai kesukarelaan dalam melakukan kegiatan komunikasi antar pribadi.

II.4. Teori Penetrasi Sosial Altmen dan Taylor Teori teori lain yang berkaitan dengan penelitian ini adalah : Teori Penetrasi Sosial, teori ini dicetuskan oleh Irwin Altman dan Darwis Taylor pada tahun 1973. Teori ini berintisarikan tentang hubungan yang berkembang dari tahap perkenalan ke tahap yang lebih dalam. Teori Penetrasi Sosial ini merupakan pengembangan dari Teori Self Disclosure. Self Disclosure adalah salah satu teori dalam komunikasi antar pribadi yang dikemukakan oleh Sidney Jourard pada tahun 1958. Teori ini menyatakan bahwa manusia memerlukan pembagian informasi tentang dirinya kepada orang lain. Teori Self Disclosure lebih banyak berisikan kejujuran, kenyataan dan perasaan. Teori ini memerlukan rasa percaya kepada komunikan yang tinggi, karena menyangkut informasi pribadi komunikator. Teori Self Disclosure diperlukan oleh setiap manusia, karena bisa meredam rasa gelisah dan stress dengan berbagi informasi dengan orang lain. Dengan berbai informasi oorang lain kita bisa mencegah hal hal yang buruk terjadi pada diri kita. Efek negatif dari Teori Self Disclosure ini adalah komunikator mengalami penurunan keawasan diri mereka sendiri, karena adanya informasi pribadi yang dibagikan oleh mereka. Aspek aspek yang berada dalam teori ini adalah : 1. Nilai Penghargaan Dilihat apakah informasi yang diberikan positif ataukah negative dari komunikator atau komunikan

2. Kesediaan Informasi Jumlah informasi yang diberikan dalam bentuk kedekatan pribadi. Berapa besar informasi pribadi yang dibagikan kepada komunikan dengan kejujuran komunikator. 3. Aksesibilitas Kemudahan mendapat informasi dari komunikator atau dari orang lain. 4. Kejujuran Pesan yang didapat dari informasi mengindikasikan kejujuran psikologikal dari komunikator. 5. Kesukarelaan Informasi yang diberikan berdasarkan niat rela dari komunikator kepada komunikan tanpa ada paksaan. 6. Norma Sosial Informasi yang diberikan oleh komunikator kepada komunikan mendukung atau tidak dari kebiasaan yang ada ataupun tingkah laku yang normal. 7. Efektifitas Informasi yang dibagi bisa memberikan keinginan komunikator. Manusia sering sekali menyatakan mereka tidak akan membagi informasi pribadi mereka, namun tanpa disadari mereka membuat puisi, lagu, catatan diari ataupun catatan kecil tentang perasaan mereka. Karena kecanggihan teknologi, manusia bisa melakukan Self Disclosure kepada orang lain melalui internet. Tidak sedikit dari orang memakai

internet untuk berbai informasi kepada orang lain. Baik menggunakan program messenger, situs pribadi ataupun situs yang global seperti www.myspace.com, www.friendster.com dan lain lainnya. Sehingga setiap manusia bisa terkena efek dari Teori Self Disclosure ini. (http://www.jimandlindsay.com/) Berbeda sedikit dengan Liliweri (1991:49), mengemukakan bahwa Teori Self Disclosure ini adalah teori yang berkembang atas hubungan manusia dan memandangnya dari sisi psikologis. Sehingga alter-teori Self Disclosure ini disebut sebagai Teori Jendela Johari (Johari s Window). Para pakar psikologi mengemukakan bahwa model teoritis yang dia ciptakan ini merupakan dasar untuk memahami dan menjelaskan interaksi antar pribadi secara manusiawi. Johari mengemukakan bentuk kuadran sebagai berikut : Gambar 1. Orang lain tahu Saya tahu 1.TERBUKA Saya tidak tahu 2.BUTA Orang lain tidak tahu 3.TERSEMBUNYI 4.TIDAK DIKENAL Jendela Johari Sumber: Liliweri (1991:49) Jendela Johari terdiri dari empat bingkai, dimana dia menyakini, jika setiap orang bisa memahami dirinya, maka dia bisa mengendalikan sikap dan tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain.

Pada bingkai 1, menunjukkan orang yang terbuka kepada orang lain. Hal tersebut terjadi karena dua pihak ( saya dan orang lain ) sama sama mengetahui informasi, perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi, gagasan, dan lain lain. Johasri menyebutnya sebagai bidang terbuka, bidang yang ideal untuk komunikasi antar pribadi. Kemudian bingkai 2, adalah bidang buta, merupakan bidang yang menjelaskan bahwa orang yang tidak mengetahui dirinya sendiri tetapi orang lain banyak tahu tentang dia. Lalu di bingkai 3, dimana seseorang menyembunyikan banyak hal tentang dirinya dan tidak ada orang lain yang mengetahuinya. Pada bingkai terakhir atau keempat, yang menunjukkan berbagai keadaan diri sendiri yang tidak diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Jika salah satu bingkai diperbesar maka akan terjadi ketimpangan. Kecuali hal tersebut terjadi pada bingkai yang pertama. Karena telah ada dua pihak ( saya dan orang lain ) yang sama sama mengakui dan mengetahui, sehingga pantas disebut orang yang open minded person. Apabila bingkai kedua diperbesar maka, manusia tersebut sering disebut sebagai orang yang suka menonjolkan diri terhadap orang lain, tetapi tidak mengetahui dirinya sendiri. Pada bingkai ke 3 diperbesar, maka orang itu tipikal introvert, dia selalu menyendiri tanpa ada teman. Kemudian di bingkai keempat adalah tipikal orang yang mengetahui banyak hal tentang orang lain, tetapi dia juga tidak mau terbuka untuk orang lain. Berdasarkan pemikiran yang diciptakan Sidney Jourard, membuat Altmen dan Taylor mengembangkan teori tersebut menjadi teori Penetrasi Sosial. Dimana melihat dari sisi lain bahwa orang lain mencoba masuk kedalam diri sosial orang lain tanpa merasa terganggu dengan kehadirannya.

Dasar dari pemikiran teori ini adalah jika keterbukaan semakin tinggi maka hubungan akan semakin membaik. Dalam teori ini, manusia selaku komunikan dan komunikator akan mempertimbangkan untung ruginya dirinya ketika membuka suatu hubungan dengan manusia lainnya. Pengertian teori ini secara umum adalah semakin sering kita berhubungan dengan orang lain, maka semakin sering pua kita membuka diri untuk mendapatkan hubungan yang lebih baik. Altmen dan Taylor mendapatkan ide teori ini dengan perumpamaan sebuah bawang. Menurut mereka hubungan manusia itu seperti bawang. Pada awalnya kulitnya terpisah pisah, sehingga masih sulit untuk menemukan kesamaan sifat dan pengalaman (frame of reference & experience). Namun, ketika keduanya telah membuka kulitnya satu persatu dan makin kedalam, maka akan kelihatan kesamaan diantara mereka. Kulit bagian luar adalah perumpamaan dari apa yang bisa terlihat dan diketahui sebelum hubungan meningkat. Ketika sampai pada bagian inti, informasi, perasaan, kehidupan pribadi dan lain sebagainya akan terungkap. Altmen dan Taylor mengatakan bahwa ketika mereka merasa nyaman dan untung, mereka akan semakin terbuka. Jika mereka merasa dirugikan dari hubungan tersebut, maka mereka tidak akan ragu ragu menutup dirinya. Hal ini sangat sesuai dengan pernyataan ciri ciri komunikasi antar pribadi yang bisa menghasilkan suatu hal yang tidak terduga. Dalam teori ini pula Altmen dan Taylor mengemukakan unsur unsur dari teori ini, yaitu : 1. Outcome Values Nilai yang telah dikurangi oleh beberapa bentuk aksi yang telah diberikan atau dikorbankan pada suatu hubungan.

2. Comparison Levels (CL) Batasan tingkat hasil yang mereka dapatkan dari Outcome Values pada saat hubungan berlangsung. Ini adalah batas minimal dari kepuasan mereka yang telah mengeluarkan Outcome Values. 3. Comparison Levels Alternatives (CL alt ) Tingkat hasil alternatif yang mereka dapatkan dari hasil Outcome Values dalam suatu hubungan. Tingkat hasil alternatif ini menentukan lamanya orang dalam melakukan hubungan. Berdasarkan unsur unsur tersebut, maka Altmen dan Taylor memunculkan diagram kuadran berikut ini : Outcome > CL Outcome < CL Outcome > CL alt Puas Tetap Tidak Puas Tetap Outcome < CL alt Puas Pergi Tidak Puas Pergi

Kuadran tersebut menyangkut pautkan kepuasan dan keinginan untuk tetap atau pergi dari sebuah hubungan. Pada kotak kiri atas, bisa dilihat inilah suatu bentuk hubungan yang ingin diraih. GRO bisa mempertahankan hubungan dengan para ekspatariat tetap di Shoot Sports Bar & Billiard Medan dengan peranan Komunikasi Antar Pribadi dalam melakukan tugasnya. Tamu ekspatariat memperoleh kepuasan dengan pelayanan GRO dan Shoot Sports Bar & Billiards Medan. Pada kotak kedua, kiri bawah, ekspatariat kurang puas akan peranan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan oleh GRO, mungkin karena adanya kesalahan kecil sehingga mengakibatkan munculnya hasil yang tidak dapat diduga.tetapi tamu ekspatariat tidak bisa mendapatkan tempat lain seperti Shoot Sports Bar & Billiard Medan. Pada kotak kanan atas, terlihat hubungan sedikit goyah, ketika ekspatariat tersebut merasa puas terhadap peranan Komunikasi Antar Pribadi yang dilakukan oleh GRO di Shoot Sports Bar & Billiard Medan namun dia tidak menetap. Hal ini bisa disebabkan adanya penawaran ataupun tempat yang lebih menarik untuk mereka daripada Shoot Sports Bar & Billiards Medan. Pada kotak keempat, kanan bawah, terlihat jelas sudah gagalnya hubungan yang dibina oleh GRO kepada tamu ekspatariat dan tamu tersbut tidak ingin untuk kembali ke Shoot Sports Bar & Billiards.(http://www.uky.edu/~drlane/capstone/interpersonal/socpen.html) II.5. Kebutuhan dan Kepuasan Setiap manusia memerlukan yang namanya kebutuhan untuk mmelaksanakan hidupnya. Kebutuhan tersebut memiliki tingkatan tersendiri dan memiliki kepuasan tersendiri pada saat terpenuhi.

Abraham Maslow (1943) telah membuat teori Kebutuhan Manusia berbentuk piramid. Kebutuhan manusia primer yang secara fisik diletakkan pada bagian dasar piramid. Piramid Maslow bisa dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2. Piramid Kebutuhan Abraham Maslow Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/maslow's_hierarchy_of_needs Pada bagian dasar piramid adalah kebutuhan dasar manusia yaitu : bernafas, makan, minum, seks, tidur dan lain sebagainya. Apabila kebutuhan dasar ini tidak dapat dipenuhi, maka manusia tersebut dapat merasakan sakit ataupun tidak nyaman. Setelah kebutuhan fisiknya terpenuhi maka manusia akan naik kebutuhannya akan keamanan. Setiap manusia membutuhkan rasa aman. Rasa aman yang dibutuhkan

manusia ini adalah : rasa aman akan tubuhnya, sumber pendapatan, keluarga, kesehatan maupun harta benda. Setelah dua kebutuhan dasar telah dipenuhi, maka manusia akan meningkat kebutuhannya menjadi kebutuhan akan cinta. Kebutuhan ini adalah kebutuhan psikologikal yang berdasarkan hubungan emosional. Manusia memerlukan hubungan seperti pertemanan, keluarga dan hubungan seksual yang intim. Ketika kebutuhan ini tidak dipenuhi maka hubungan sosial manusia akan memburuk dan bisa mengakibatkan depresi akan kesendirian. Kebutuhan keempat dari Maslow piramid adalah kebutuhan penghargaan diri. Kebutuhan ini bisa dibagi dua, yaitu : kebutuhan dasar dan kebutuhan tinggi. Kebutuhan dasar dari penghargaan ini didapat dengan bantuan orang lain. Kebutuhan dasar adalah untuk kepercayaan diri yang rendah dan memerlukan orang lain untuk mengakuinya. Elemen dalam kebutuhan ini adalah ketenaran, kemenangan dan rasa dihormati. Semuanya dapat dicapai oleh manusia jika telah diakui oleh manusia lainnya bahwa ia pantas untuk mendapatkannya. Lain halnya dengan kebutuhan tingkat tinggi yang didalamnya adalah keyakinan diri, kompetensi dan berwibawa. Pada tingkat tinggi ini hanya manusia itu sendiri yang bisa mencapainya, orang lain dalam kebutuhan ini hanyalah sebagai pemeran pengganti. Kebutuhan paling tinggi adalah kebutuhan akan Aktualisasi Diri. Pada kebutuhan tingkat tertinggi ini, Maslow mengatakan bahwa manusia akan menggunakan semua kemampuan mereka dan bertahan hidup. Ciri ciri manusia yang telah mengaktualisasikan dirinya adalah sebagai berikut :

1. Mereka lebih menerima kenyataan yang bisa membuat malu diri mereka daripada menghindarinya. 2. Memiliki kespontantinitas dalam menyalurkan ide dan tindakkan. 3. Memiliki sifat kreatif. 4. Suka memecahkan masalah yang menimpa diri mereka ataupun orang lain. 5. Mereka merasa dekat dengan manusia lainnya dan menghargainya. 6. Mereka memilki moral yang tinggi dalam dirinya dan mandiri pada kekuasaan yang ada dari luar. 7. Mereka mampu melihat dari segala aspek dan tidak akan menuduh atau menduga tanpa ada bukti. Pada kebutuhan paling atas, adalah kebutuhan spritual manusia. Tidak seperti kebutuhan Aktualisasi Diri, kebutuhan ini bisa dicapai dari tingkatan manapun. Kebutuhan manusia lainnya menurut Maslow sebelum Aktualisasi Diri adalah kebutuhan kognitif dan kebutuhan visual. Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan akan perkembangan pengetahuan dirinya. Kebutuhan ini menuntut manusia untuk menjelajah, belajar, menemukan, membuat ataupun merubah dirinya agar bisa memahami dunia disekelilingnya. Kebutuhan visual adalah kebutuhan dimana manusia memrlukan kebutuhan akan melihat sesuatu yang indah. Kebutuhan melihat yang indah ini bisa membuat manusia kembali bersemangat dalam hidupnya. Kebutuhan ini bisa seperti melihat pemandangan gunung, laut, danau dan lain sebagainya. Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/maslow's_hierarchy_of_needs

Kepuasan adalah sebuah rasa yang didapat oleh manusia setelah kebutuhannya telah dipenuhi. Secara umum, kepuasan dapat diartikan sebagai pernyataan secara psikologikal dari manusia yang berdasarkan hasil evaluasinya berdasarkan hubungan pelanggan dan penyedia jasa / barang, lingkungan, produk serta servis yang diberikan. Kepuasan melibatkan tiga elemen psikologi yaitu : kognitif (evaluasi / berfikir), afektif (emosional / perasaan) dan tingkah laku. Kepuasan adalah hasil dari produk yang berhubungan dengan pengalaman menikmati produk tersebut dan mencerminkan secara keseluruhan opini dari pemakai terhadap produk yang dinikmatinya. Kepuasan dapat mempengaruhi tingkah laku pembeli untuk memakai ataupun membeli lagi produk yang sama. Kepuasan juga dapat mempengaruhi tingkah laku setelah memakai produk seperti menyarankan kepada sesama konsumer untuk memakai produk ataupun menyarankan untuk tidak memakai maupun tidak menggunakan produk ataupun pelayanan tersebut. Tingkah laku lain yang muncul adalah mencari lagi produk yang sama ataupun mengganti sikap. Kepuasan yang dipengaruhi secara afektif adalah sikap pelanggan terhadap produk yang dipakainya. Pelanggan bisa merasakan kepuasan melalui pernyataan suka dan tidak suka terhadap produk yang dipakainya. Kepuasan secara afektif ini bisa menjadi suatu halangan untuk dicapai ketika pelanggan telah mendapatkan informasi dari produk tersebut mengecewakan. Walaupun pelanggan tersebut belum pernah memakai ataupun menggunakan jasa atau produk tersebut. Kepuasan yang dipengaruhi oleh kognitif adalah kepuasan yang dipengaruhi keperluan dan kebutuhan dari pelanggan tersebut. Kebutuhan tersebut dipenuhi oleh

pelanggan karena ia menyukai suatu produk ataupun pelayanan jasa tersebut. Kepuasan yang dipengaruhi oleh kognitif memiliki pengaruh kecil terhadap informasi yang mengecewakan. Tidak seperti kepuasan yang dipengaruhi afektif. Kepuasan yang dipengaruhi oleh kognitif adalah kepuasan yang berdasarkan kebutuhan. Kepuasan yang dipengaruhi secara tingkah laku adalah pelanggan sering berfikir tentang ketidak puasan sama dengan penyesalan ataupun kekecewaan ketika kepuasan dapat dicetuskan dalam kalimat seperti : ini adalah pilihan yang bagus atau pun saya senang bisa membeli produk ini. Dalam tingkah laku pelanggan hal itu beridiom dengan pernyataan seperti ini : membeli produk ini adalah pilihan yang bagus atau aku akan puas dengan pilihan produk ini. Kebiasaan atau tingkah laku tersebut dipengaruhi kepuasannya dengan individu lain yang berhubungan dengan produk tersebut, contohnya costumer service, dan berniat untuk mengulangi lagi tingkah laku membeli dan merasa puas.http://www.surveyz.com/howto/howtobuildsatisfactionsurveysexamples.html Ekspatariat sebagai tamu yang datang ke Shoot Sports Bar & Billiard Medan adalah manusia yang ingin memenuhi kebutuhannya. Banyak kebutuhan yang bisa didapat oleh ekspatariat tersebut dengan berkunjung dan menikmati pelayanan di Shoot Sports Bar & Billiard Medan. Kebutuhan yang dapat dipenuhi adalah kebutuhan afektif, akan cinta dan pertemanan dan kebutuhan harga diri. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan pelayanan yang baik serta produk yang berkualitas. Secara teoritis, ekspatariat tersebut akan mendapatkan kepuasan secara afektif dan kognitif. Kepuasan yang dipengaruhi secara afektif adalah ketika ekspatariat tersebut beramai ramai berkumpul dan bermain biliar dan menikmati makanan serta minuman dan kepuasan secara kognitif adalah kebutuhan hiburan dapat dipenuhinya.

Kepuasan tersebut akan lebih sempurna dengan bantuan GRO untuk mewujudkan kepuasan secara tingkah laku. GRO bersama dengan ekspatariat tersebut bisa memenuhi kebutuhan seperti pertemanan ataupun hubungan sosial dan kebutuhan penghargaan diri. Selain itu, ekspatariat dengan bantuan GRO bisa merasakan bentuk layanan prioritas. Ekspatariat merasa dihargai dengan adanya GRO bergabung dan membantu mereka dalam segala hal pada saat berkunjung ke Shoot Sports Bar & Billiard Medan. II.6. Ekspatariat Ekspatariat adalah orang asing yang datang kenegara lain dan bekerja. Ekspatariat ini adalah tenaga kerja asing yang dipekerjakan di Indonesia khususnya Medan. Ekspatariat ini memiliki pekerjaan yang beragam, seperti : konsultan, pilot, eksekutif perusahaan atau pun menjadi ahli IT. Ekspatariat memiliki kewarganegaraan yang berbeda beda. Umumnya, kaum ekspatariat yang berada di Medan memiliki kewarganegaraan : Malaysia, Singapura, Amerika, Australia, Jerman dan Inggris. Mereka adalah kaum ekspatariat yang banyak tinggal di Medan. Ada beberapa ekspatariat dengan kaum lebih kecil seperti dari negara Findlandia dan Norwegia. Ekspatariat ini biasanya selalu berkumpul disuatu tempat yang bisa menjaga privasi mereka tanpa ada orang asing yang masuk ke dalam kelompok mereka. Sifat ketertutupannya tersebut dikarenakan ketakutan mereka sebagai pendatang. Dan juga banyaknya kasus yang telah menimpa kaum ekspatariat ini. Seperti kasus sweeping terhadap kaum mereka, penipuan yang dilakukan oleh penduduk lokal terhadap mereka.

Sehingga mereka terkesan tertutup dan sombong kepada penduduk lokal padahal mereka tidak seperti itu. Kaum ekspatariat yang masih lajang biasanya memilih tempat untuk hidup dengan cara indekos dirumah warga negara Indonesia yang telah mendapat rekomendasi dari kedutaan besar mereka ataupun mengontrak rumah beramai ramai dengan ekspatariat lainnya. Apabila sudah memiliki keluarga, ekspatariat ini memilih untuk tinggal di komplek perumahan yang ternama di kota Medan ini. Kaum ekspatariat ini memang mendapatkan penghasilan diatas rata rata penghasilan penduduk Indonesia yang memiliki profesi yang sama. Hal ini bisa terjadi menyangkut akan ilmu pengetahuan dan profesionalisme kerja mereka. Untuk mencari kebutuhan hiburan, ekspatariat ini biasanya menyukai tempat yang lebih sering didatangi oleh mereka. Salah satu spot tempat mereka sering berkumpul adalah Shoot Sports Bar & Billiard Medan. Mereka biasa berkumpul dan bercengkerama bersama dengan ekspatariat lainnya ataupun dengan rekan kerja mereka yang berwarganegara Indonesia. Mereka sangat mengutamakan kepuasan, tidak perduli berapa harga yang diperlukan asalkan mereka bisa merasakan kepuasan. Kepuasan mereka pada saat berkunjung ke Shoot Sports Bar & Billiard Medan telah didapat secara afektif dan kognitif. Dengan kualitas meja biliar serta perlengkapan yang memiliki standar internasional, dan makanan yang dimasak sesuai dengan keinginan mereka serta minuman impor yang biasa mereka dapatkan dinegara mereka. Mengenai suasana di Shoot Sports Bar & Billiard Medan, mereka bisa mendapatkan hiburan seperti penampilan band, aksi DJ dan hiburan lainnya seperti siaran

televisi kabel yang disorot dengan proyektor serta kesediaan koneksi Wi-Fi untuk melakukan koneksi internet melalui komputer jinjing mereka. Manajemen Shoot Sports Bar & Billiard Medan juga menyediakan layanan khusus untuk para tamu yang merayakan ataupun dirayakan ulang tahunnya. Pihak manajemen menyanggupi permintaan untuk membuat kejutan bagi para tamu mereka yang berulang tahun dan merayakannya di Shoot Sports Bar & Billiard Medan. Untuk kepuasan secara tingkah laku, GRO sudah disediakan oleh pihak manajemen Shoot Sports Bar & Billiard Medan untuk melayani tamu. Sehingga apabila terdapat kesalah pahaman antara tamu dan pihak manajemen, GRO adalah ujung tombak yang dituntut untuk bisa membuat tamu tetap nyaman dan puas. Kedekatan GRO kepada tamu bisa dilakukan dengan menciptakan suasan hubungan berdasarkan Komunikasi antar pribadi. Dengan kegiatan komunikasi antar pribadi ini membuat GRO bisa memberikan kepuasan secara tingkah laku terhadap tamu ekspatariat yang berkunjung ke Shoot Sports Bar & Billiard Medan.