BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia Sektor industri dasar dan kimia adalah industri yang terdiri dari perusahaan yang menghasilkan bahan-bahan dasar yang nantinya akan diolah lagi menjadi barang jadi. Indonesia sebagai negara berkembang telah mengalami perkembangan cukup pesat pada beberapa sektor industri, khususnya sektor industri dasar kimia yang terdiri dari beberapa sub sektor, antara lain : semen, keramik, porselen dan kaca logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak kayu dan pengolahannya serta pulp dan kertas. Perusahaan sektor industri dasar dan kimia dipilih menjadi objek penelitian dengan dasar pertimbangan bahwa keberadaan sektor industri ini secara langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, misalnya dalam sub sektor semen, porselen, logam, kaca, plastik, kayu, keramik, di mana tanpa sektor industri ini maka proses pembangunan yang ada di Indonesia tidak bisa berjalan dengan baik, karena hal ini sangat berhubungan erat dengan yang lainnya. Sektor industri dasar dan kimia memiliki karakteristik khusus dan melibatkan tenaga kerja yang banyak, teknologi tinggi dan modal investasi yang cukup besar, sehingga dengan hal ini Investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan perusahaan dalam sektor industri ini. Sektor industri industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian berjumlah 6 4 perusahaan dari 190 perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), artinya dari keseluruhan perusahaan manufaktur, 30 persennya adalah perusahaan yang 37
38 termasuk dalam sektor industri industri dasar dan kimia, dengan sebab-sebab tersebut penulis tertarik mengambil perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam sektor industri dasar dan kimia. B. Nama-Nama Perusahaan Pada Sektor Industri Dasar dan Kimia Nama-nama perusahaan pada sektor industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), adalah sebagai berikut : A. Semen 1. INTP (Indocement Tunggal Prakasa Tbk) 2. SMBR (Semen Baturaja Tbk) 3. SMCB (Holcim Indonesia Tbk) 4. SMGR (Semen Indonesia Tbk) 5. WTON (Wijaya Karya Beton Tbk) B. Keramik 1. AMFG (Asahimas Flat Glass Tbk) 2. ARNA (Arwana Citra Mulia Tbk) 3. IKAI (Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk) 4. KIAS (Keramika Indonesia Assosiasi Tbk) 5. MLIA (Mulia Industrindo Tbk) 6. TOTO (Surya Toto Indonesia Tbk) C. Logam & sejenisnya 1. ALKA (Alaska Industrindo Tbk) 2. ALMI (Alumindo Light Metal Industry Tbk) 3. BAJA (Saranacentral Bajatama Tbk)
39 4. BTON (Betonjaya Manunggal Tbk) 5. CTBN (Citra Turbindo Tbk) 6. GDST (Gunawan Dianjaya Steel Tbk) 7. INAI (Indal Aluminium Industry Tbk) 8. ISSP (Steel Pipe Indutry of Indonesia Tbk) 9. ITMA (Sumber Energi Andalan Tbk) 10. JKSW (Jakarta Kyoei Steel Work LTD Tbk) 11. JPRS (Jaya Pari Steel Tbk) 12. KRAS (Krakatau Steel Tbk) 13. LION (Lion Metal Works Tbk) 14. LMSH (Lionmesh Prima Tbk) 15. NIKL (Pelat Timah Nusantara Tbk) 16. PICO (Pelangi Indah Canindo Tbk) 17. TBMS (Tembaga Mulia Semanan Tbk) D. Kimia 1. BRPT (Barito Pasific Tbk) 2. BUDI (Budi Starch & Sweetener Tbk) 3. DPNS (Duta Pertiwi Nusantara) 4. EKAD (Ekadharma International Tbk) 5. ETWA (Eterindo Wahanatama Tbk) 6. INCI (Intanwijaya International Tbk) 7. SOBI (Sorini Agro Asia Corporindo Tbk) 8. SRSN (Indo Acidatama Tbk)
40 9. TPIA (Chandra Asri Petrochemical Tbk) 10. UNIC (Unggul Indah Cahaya Tbk) E. Plastik & Kemasan 1. AKKU (Alam Karya Unggul Tbk) 2. AKPI (Argha Karya Prima Industry Tbk) 3. APLI (Asiaplast Industries Tbk) 4. BRNA (Berlina Tbk) 5. FPNI (Lotte Chemical Titan Tbk) 6. IGAR (Champion Pasific Indonesia Tbk) 7. IPOL (Indopoly Swakarsa Industry Tbk) 8. SIAP (Sekawan Intipratama Tbk) 9. SIMA (Siwani Makmur Tbk) 10. TALF (Tunas Alfin Tbk) 11. TRST (Trias Sentosa Tbk) 12. YPAS (Yanaprima Hastapersada Tbk) F. Pakan Ternak 1. CPIN (Charoen Pokphand Indonesia Tbk) 2. JPFA (Japfa Comfeed Indonesia Tbk) 3. MAIN (Malindo Feedmill Tbk) 4. SIPD (Siearad Produce Tbk) G. Kayu & Pengolahahnya 1. SULI (SLJ Global Tbk) 2. TIRT (Tirta Mahakam Resources Tbk)
41 H. Pulp & Kertas 1. ALDO (Alkindo Naratama Tbk)\ 2. DAJK ( Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk) 3. FASW (Fajar Surya Wisesa Tbk) 4. INKP (Indah Kiat Pulp & paper Tbk) 5. INRU (Toba Pulp Lestari Tbk) 6. KBRI (Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk) 7. SPMA (Suparma Tbk) 8. TKIM (Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk) C. Profil Masing-Masing Perusahaan 1. PT. Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG) Perseroan Asahimas Flat Glass didirikan dalam rangka penanaman modal asing berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 1967 jo. Undang- Undang No. 11 tahun 1970, dengan akta notaris Koerniatini Karim tanggal 7 Oktober 1971 No. 4, diubah dengan akta notaris yang sama tanggal 6 Januari 1972 No. 9. Mengenai perubahan nama Perseroan dari PT Asahimas Flat Glass Co., Ltd. menjadi PTAsahimas Flat Glass Tbk dilakukan dengan akta notaris Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M tanggal 26 Juni 1998 No. 73. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, Perseroan bergerak dalam bidang industri kaca, ekspor dan impor, dan jasa sertifikasi mutu berbagai jenis produk kaca serta kegiatan lain yang berkaitan dengan usaha tersebut. Operasi komersial dimulai bulan April 1973. Perseroan berdomisili di Indonesia dengan Kantor Pusat di Jl. Ancol EX/5, Ancol Barat, Jakarta Utara, serta
42 memiliki pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Ancol, Jakarta Utara; di Bukit Indah Industrial Park, Cikampek; dan di Tanjung Sari, Sidoarjo, Jawa Timur. 2. PT. Berlina Tbk (BRNA) PT Berlina Tbk (BRNA) didirikan 18 Agustus 1969 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1970. Kantor pusat BRNA beralamat di Jl. Jababeka Raya Blok E No. 12-17, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. BRNA mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat). Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BRNA meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Pada tanggal 12 September 1989, BRNA memperoleh izin Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BRNA kepada masyarakat sebanyak 1.750.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.900,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Nopember 1989. 3. PT. Citra Tubindo Tbk (CTBN) PT Citra Tubindo Tbk (CTBN) didirikan 23 Agustus 1983 dan beroperasi secara komersial mulai tahun 1984. Kantor pusat CTBN dan pabrik terletak di Kabil Industrial Estate, Jln. Hang Kesturi I Km 4, Kabil, Batam. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan CTBN meliputi penyediaan fasilitas untuk industri minyak yang mencakup jasa penguliran pipa dan pembuatan aksesoris, serta menyediakan jasa pemrosesan pemanasan
43 pipa baja tanpa kampuh (seamless). Hasil produksi CTBN dipasarkan di pasar lokal dan diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Australia, Timur Tengah, Venezuela, Afrika dan Asia.Pada tahun 1989, CTBN memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 1.600.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp10.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 28 Nopember 1989. 4. PT. Ekadharma International Tbk (EKAD) PT Ekadharma International Tbk (dahulu PT Ekadharma Tape Industries Tbk) ( EKAD) didirikan tanggal 20 Nopember 1981 dengan nama PT Ekadharma Widya Graphika dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1981. Kantor pusat dan pabrik EKAD di Kawasan Industri Pasar Kemis Blok C-1, Tangerang. Saat ini, EKAD mempunyai kantor cabang di Jakarta, Medan, Surabaya, Semarang, Bandung, Cikarang, Denpasar dan Makassar. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan EKAD adalah bergerak dalam bidang pembuatan pita perekat dan memproduksi bahan baku dan atau bahan penolong yang diperlukan serta usaha perdagangan pada umumnya. Pada tanggal 21 Juni 1990, EKAD memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO ) Perusahaan kepada masyarakat sebanyak 1.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga
44 penawaran Rp6.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Agustus 1990. 5. PT. Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) PT Champion Pacific Indonesia Tbk (untuk selanjutnya disebut "Perusahaan") didirikan pada tanggal 30 Oktober 1975 berdasarkan Akta No. 195 tanggal 30 Oktober 1975. Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir yang tercantum dalam Akta No. 2 tanggal 6 Oktober 2010, Perusahaan bergerak di bidang kemasan fleksibel. Kemudian pada tanggal 29 Oktober tahun 1990, Perusahaan resmi menjadi perusahaan terbuka dengan melakukan Penawaran Saham Perdana (IPO) untuk 3.500.000 lembar saham biasa. Pencatatan saham Perusahaan dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nama PT Kageo Igar Jaya Tbk dan kode perdagangan IGAR. Sejak berdirinya, Perusahaan terus menegaskan eksistensinya dalam bidang industri yang digeluti. Hasilnya terlihat dimana Perusahaan berhasil mendapatkan kontrak jangka panjang dengan salah satu industri farmasi terbesar Indonesia. Sejak saat itu, nama PT Champion Pacific Indonesia Tbk muncul sebagai salah satu pelaku usaha pengemasan terbesar di Indonesia di bidang kemasan fleksibel dengan keunggulan yang dipercaya oleh berbagai nama besar dalam industri farmasi nasional. Kini Perusahaan menjalankan keseluruhan proses bisnisnya melalui dua entitas anak yaitu PT Indogravure dan PT Avesta Continental Pack
45 6. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( Indocement atau Perseroan ) telah menjadi produsen semen berkualitas yang terkemuka di Indonesia sejak tahun 1975. Heidelberg Cement Group yang berbasis di Jerman menjadi pemegang saham mayoritas Indocement. Indocement memiliki tiga kompleks pabrik, yang secara keseluruhan meliputi 12 pabrik. Kompleks Pabrik Citeureup di Bogor, Jawa Barat, yang mengoperasikan 9 pabrik, adalah salah satu kompleks pabrik semen terbesar di dunia. Dua kompleks pabrik lainnya berlokasi di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, dengan dua pabrik; dan di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan, dengan sebuah pabrik. Indocement menawarkan beberapa jenis produk semen yang dipasarkan dengan merek Tiga Roda. Termasuk di dalamnya adalah Portland Composite Cement (PCC), Semen Ordinary Portland (Tipe I, Tipe II, dan Tipe V), Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement), Semen Putih dan Mortar Putih TR30. Indocement adalah satusatunya produsen Semen Putih di Indonesia. Penjualan terbesar dari Perseroan berasal dari PCC, yang diperkenalkan pada tahun 2005. Semen ini menggunakan bahan baku alternatif untuk mengurangi rasio klinker, yang juga meningkatkan daya tahan serta resistensi terhadap erosi cuaca dan kimia. 7. PT. Lion Metal Works Tbk (LION) PT Lion Metal Works ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 dan No. 11 tahun 1970 berdasarkan Akta Notaris Drs. Gde Ngurah Rai, S.H., No. 21 tanggal 16 Agustus 1972 dan diubah dengan Akta No. 1 tanggal 2 Juni 1973
46 dan akta No. 9 tanggal 11 Nopember 1974 dari notaris yang sama. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri peralatan kantor dan pabrikasi lainnya dari logam. Saat ini, kegiatan utama Perusahaan adalah memproduksi peralatan kantor, peralatan gudang, bahan bangunan dan konstruksi dan pabrikasi lainnya dari logam seperti lemari arsip ( filing cabinet), lemari penyimpan; pintu besi; perlengkapan gudang, seperti rak tingkat dan pallet; penyangga kabel ( cable ladder) dan lainnya. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974. 8. PT. Semen Indonesia Tbk (SMGR) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu bernama PT S emen Gresik (Persero) Tbk) ( SMGR) didirikan 25 Maret 1953 dengan nama NV Pabrik Semen Gresik dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 07 Agustus 1957. Kantor pusat SMGR berlokasi di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur, sedangkan lokasi pabrik semen SMGR dan anak usaha berada di Gresik dan Tuban di Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat serta Pangkep di Sulawesi Selatan. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMGR meliputi berbagai kegiatan industri, namun kegiatan utamanya adalah dalam sektor industri semen. Hasil produksi SMGR dan anak usaha dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Pada tanggal 04 Juli 1991, SMGR memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SMGR (IPO) kepada masyarakat sebanyak 40.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.
47 9. PT. Trias Sentosa Tbk (TRST) PT Trias Sentosa Tbk ( Perusahaan ) didirikan dalam rangka Undang - undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6/1968 berdasarkan akta yang dibuat di hadapan Notaris Drs. Gde Ngurah Rai, S.H. No. 37 tanggal 23 November 1979. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/2/16 tanggal 2 Januari 1980 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 55, Tambahan No. 872 tanggal 9 Juli 1982. Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain bergerak dalam bidang industri dan perdagangan polypropylene dan polyester film. Perusahaan dan pabriknya berlokasi di Jl. Raya Waru 1B, Waru, Sidoarjo dan Desa Keboharan Km. 26, Krian, Sidoarjo, Jawa Timur. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1986. 10. PT. Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) PT Unggul Indah Cahaya Tbk ( UNIC) didirikan di Indonesia dalam rangka Penanaman Modal Asing Tahun 1967 dan mulai beroperasi secara komersial sejak November 1985. Perusahaan berkedudukan di Jakarta, sedangkan pabriknya berlokasi di Merak, Banten. Kantor Pusat Perusahaan beralamat di Wisma UIC, Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 6-7, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain mencakup bidang usaha industri bahan kimia alkylbenzene dan kegiatan usaha terkait lainnya, jasa angkutan darat dan penampungan barang impor, konstruksi real estate serta penyewaan ruang perkantoran.