BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur. kegiatan usahanya mengkombinasikan fungsi mesin, peralatan, dan tenaga
|
|
- Hamdani Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang didalam kegiatan usahanya mengkombinasikan fungsi mesin, peralatan, dan tenaga kerja untuk mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Berdasarkan data yang diperoleh dari IDX Fact Book 2014 jumlah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan dengan jumlah tercatat yang dominan yaitu sebanyak 144 (27%) perusahaan, dari total 532 perusahaan yang tercatat. Berdasarkan IDX Fact Book 2014, dari segi produk yang dihasilkan aktivitas industri manufaktur dewasa ini mencakup berbagai jenis usaha, antara lain yaitu: a. Industri dasar dan kimia yang meliputi: industri semen, industri keramik, industri porselen, industri kaca, industri logam baja, industri kimia, industri plastik dan kemasan, industri pakan ternak, industri pulp, dan kertas. b. Aneka industri yang terdiri atas: industri mesin dan alat berat, industri otomotif dan komponennya, industri perakitan (assembling), industri tekstil dan garmen, industri sepatu dan alas kaki lain, industri kabel, dan industri barang elektronika. c. Industri makanan dan minuman yang terdiri atas: industri rokok, industri farmasi, dan industri kosmetika. 32
2 33 2. Data Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung memberikan informasi atau data kepada peneliti (Sugiyono, 2005). Narimawati (2008) juga menjelaskan bahwa data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti tinggal mencari dan mengumpulkan data yang ada. Penelitian ini menggunakan data yang didapatkan dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI. 3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan metode dimana dalam pemilihan sampel menggunakan kriteria-kriteria tertentu sehingga, tidak memberikan peluang yang sama pada setiap unsur populasi untuk dipilih sebagai sampel. Dari pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI. Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur yang tercatat pada BEI periode tahun
3 34 2. Perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur yang tercatat pada ICMD tahun Perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur yang tercatat pada BEI yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode tahun Perusahaan PMA dan PMDN manufaktur yang tercatat pada BEI yang tidak mengalami perpindahan sektor usaha selama periode tahun Perusahaan PMA dan PMDN manufaktur yang tercatat pada BEI yang tidak memiliki ekuitas bernilai negatif selama periode tahun Tabel III.1. di bawah ini menjelaskan proses seleksi sampel.
4 35 Tabel III.1 Proses Seleksi Sampel NO KETERANGAN JUMLAH 1 Perusahaan yang tercatat pada BEI periode tahun Perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur yang tercatat pada BEI periode tahun Perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur yang tercatat pada ICMD Perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur yang tercatat pada BEI yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode tahun Perusahaan PMA dan PMDN manufaktur yang tercatat pada BEI yang tidak mengalami perpindahan sektor usaha selama periode tahun Perusahaan PMA dan PMDN manufaktur yang tercatat pada BEI yang tidak memiliki ekuitas bernilai negatif selama periode tahun JUMLAH SAMPEL YANG DIGUNAKAN 102 Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, ahkirnya diperoleh 102 perusahaan manufaaktur yang go-public sebagai sampel penelitian ini, seperti ditampilkan tabel III.2, III.3, III.4, III.5, III.6, dan III.7.
5 36 Tabel III.2 Daftar sampel perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical NO BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS KODE NAMA PERUSAHAAN PERUSAHAAN 1 Holcim Indonesia Tbk. [S] SMCB 2 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. [S] INTP 3 Arwana Citramulia Tbk. [S] ARNA 4 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] AMFG 5 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk. [S] KIAS 6 Gunawan Dianjaya Steel Tbk. [S] GDST 7 Jaya Pari Steel Tbk. [S] JPRS 8 Lion Metal Works Tbk. [S] LION 9 Tembaga Mulia Semanan Tbk. TBMS 10 Alam Karya Unggul Tbk. AKKU 11 Indopoly Swakarsa Industry Tbk. [S] IPOL 12 Lotte Chemical Titan Tbk. [S] FPNI 13 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk. JPFA 14 Malindo Feedmill Tbk. [S] MAIN 15 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk. KBRI 16 Toba Pulp Lestari Tbk. [S] INRU Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
6 37 Tabel III.3 Daftar sampel perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical NO BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS KODE NAMA PERUSAHAAN PERUSAHAAN 1 Intikeramik Alamasri Industri Tbk. [S] IKAI 2 Surya Toto Indonesia Tbk. [S] TOTO 3 Alakasa Industrindo Tbk. [S] ALKA 4 Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI 5 Betonjaya Manunggal Tbk. [S] BTON 6 Citra Tubindo Tbk. [S] CTBN 7 Indal Aluminium Industry Tbk. [S] INAI 8 Lionmesh Prima Tbk. [S] LMSH 9 Pelangi Indah Canindo Tbk. PICO 10 Pelat Timah Nusantara Tbk. [S] NIKL 11 Barito Pacific Tbk. [S] BRPT 12 Budi Starch & Sweetener Tbk. BUDI 13 Chandra Asri Petrochemical Tbk. [S] TPIA 14 Duta Pertiwi Nusantara Tbk. [S] DPNS 15 Ekadharma International Tbk. [S] EKAD 16 Eterindo Wahanatama Tbk. ETWA 17 Indo Acidatama Tbk. [S] SRSN 18 Intanwijaya Internasional Tbk. [S] INCI 19 Unggul Indah Cahaya Tbk. [S] UNIC 20 Champion Pacific Indonesia Tbk. [S] IGAR 21 Argha Karya Prima Industry Tbk. [S] AKPI 22 Asiaplast Industries Tbk. [S] APLI 23 Berlina Tbk. [S] BRNA 24 Sekawan Intipratama Tbk. [S] SIAP 25 Trias Sentosa Tbk. [S] TRST 26 Yanaprima Hastapersada Tbk. [S] YPAS 27 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. [S] CPIN 28 Sierad Produce Tbk. [S] SIPD 29 Tirta Mahakam Resources Tbk. TIRT 30 Fajar Surya Wisesa Tbk. FASW 31 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. INKP 32 Kedawung Setia Industrial Tbk. [S] KDSI 33 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. TKIM
7 38 34 Suparma Tbk. SPMA Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Tabel III.4 Daftar sampel perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry NO MISCELLANEOUS INDUSTRY NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN 1 Gajah Tunggal Tbk. [S] GJTL 2 Goodyear Indonesia Tbk. [S] GDYR 3 Sepatu Bata Tbk. [S] BATA 4 Jembo Cable Company Tbk. JECC 5 Sumi Indo Kabel Tbk. [S] IKBI 6 Voksel Electric Tbk. [S] VOKS Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
8 39 Tabel III.5 Daftar sampel perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry NO MISCELLANEOUS INDUSTRY NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN 1 Astra Otoparts Tbk. [S] AUTO 2 Indo Kordsa Tbk. [S] BRAM 3 Indomobil Sukses Internasional Tbk. IMAS 4 Indospring Tbk. [S] INDS 5 Multi Prima Sejahtera Tbk. [S] LPIN 6 Multistrada Arah Sarana Tbk. [S] MASA 7 Nipress Tbk. NIPS 8 Prima Alloy Steel Universal Tbk. [S] PRAS 9 Selamat Sempurna Tbk. [S] SMSM 10 Ever Shine Textile Industry Tbk. ESTI 11 Indo-Rama Synthetics Tbk. [S] INDR 12 Nusantara Inti Corpora Tbk. [S] UNIT 13 Pan Brothers Tbk. [S] PBRX 14 Panasia Indo Resources Tbk. HDTX 15 Polychem Indonesia Tbk. [S] ADMG 16 Sunson Textile Manufacturer Tbk. [S] SSTM 17 Tifico Fiber Indonesia Tbk. [S] TFCO 18 Kabelindo Murni Tbk. [S] KBLM 19 KMI Wire and Cable Tbk. [S] KBLI 20 Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. [S] SCCO 21 Sat Nusapersada Tbk. [S] PTSN Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
9 40 NO Tabel III.6 Daftar sampel perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry CONSUMER GOODS INDUSTRY NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN 1 Delta Djakarta Tbk. DLTA 2 IndOnood Sukses Makmur Tbk. [S] INDF 3 Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI 4 Nippon Indosari Corpindo Tbk. [S] ROTI 5 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. CEKA 6 HM Sampoerna Tbk. HMSP 7 Darya-Varia Laboratoria Tbk. [S] DVLA 8 Merck Tbk. [S] MERK 9 Taisho Pharmaceutical Indonesia (PS) Tbk. SQBI 10 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. [S] SQBB 11 Mandom Indonesia Tbk. [S] TCID 12 Unilever Indonesia Tbk. [S] UNVR Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
10 41 NO Tabel III.7 Daftar sampel perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry CONSUMER GOODS INDUSTRY NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN 1 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. [S] ICBP 2 Mayora Indah Tbk. [S] MYOR 3 Sekar Laut Tbk. [S] SKLT 4 Siantar Top Tbk. [S] STTP 5 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. [S] AISA 6 Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk. [S] ULTJ 7 Gudang Garam Tbk. GGRM 8 Kalbe Farma Tbk. [S] KLBF 9 Pyridam Farma Tbk. [S] PYFA 10 Tempo Scan Pacific Tbk. [S] TSPC 11 Mustika Ratu Tbk. [S] MRAT 12 Kedaung Indah Can Tbk. [S] KICI 13 Langgeng Makmur Industri Tbk. [S] LMPI Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. 4. Metode Perhitungan Didalam penelitian ini penentuan rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) menggunakan metode rata-rata tertimbang. Penggunaan rata-rata tertimbang disebabkan karena didalam populasi sampel terdapat beberapa data yang ekstrim, penggunaan rata-rata tertimbang juga disebabkan karena adanya perbedaan jumlah sampel antara perusahaan PMA dan PMDN manufaktur. Rata-rata tertimbang adalah rata-rata yang dihitung dengan memperhitungkan timbangan/bobot untuk setiap datanya. Setiap penimbang/bobot tersebut
11 42 merupakan pasangan setiap data. Rumus rata-rata tertimbang adalah sebagai berikut. x = n i=1 n i=1 w i x iw i Dimana di dalam penelitian ini: x = Rata-rata tertimbang Debt to Equity Ratio (DER) / Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE). x i = Debt to Equity Ratio (DER) / Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) ke-i w i = Firm Size (Total Assets) ke-i n = jumlah data B. Analisis dan Pembahasan 1. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) Dalam menentukan perbedaan struktur modal antara perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur peneliti menggunakan rasio laverage atau Debt to Equity Ratio (DER). a. Ketika rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yang lebih dari 1 (DER>1), hal ini memberikan indikasi bahwa jumlah ekuitas perusahaan tidak mampu menutupi kuantitas hutang perusahaan. Debt to Equity Ratio (DER) yang lebih besar dari 1 (DER>1) juga menunjukkan bahwasanya semakin banyak laba operasi perusahaan yang digunakan untuk membayar beban bunga tetap yang timbul akibat sumber pendanaan yang berasal dari hutang, hal ini juga menyebabkan semakin banyak
12 43 aliran kas yang digunakan untuk membayar angsuran tetap, sehingga laba bersih setelah pajak (EAT) perusahaan akan banyak berkurang. Rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yang kurang dari 1 (DER<1) memberikan indikasi bahwa jumlah ekuitas perusahaan masih mampu menutupi kuantitas hutang perusahaan. Ketika terjadi peningkatan ratarata Debt to Equity Ratio (DER), maka hal ini mengindikasikan tingkat risiko yang semakin tinggi. Peningkatan rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) mengindikasikan adanya penurunan tingkat profitabilitas perusahaan, seperti yang dijelaskan oleh Weston dan Bringham (2001), yang mengatakan bahwa perusahaan dengan profitabilitas yang relatif tinggi cenderung menggunakan hutang yang minim. Hal ini dikarenakan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan akan memenuhi kebutuhan pendanaannya dengan dana yang dihasilkan secara internal (laba ditahan). Hubungan antara profitabilitas dengan struktur modal diprediksi bernilai negatif karena perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas baik akan cenderung akan menggunakan pendanaan internal daripada hutang. b. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical.
13 44 Tabel III.8 Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical JENIS TAHUN PERUSAHAAN RATA-RATA PMA PMDN Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Grafik III. 1 Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical 1,69 1,65 1,76 1,70 1,53 1,67 0,96 0,85 0,87 1,02 1,12 0, RATA-RATA PMA PMDN Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 16 perusahaan PMA dan 34 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki kecenderungan penggunaan dana dari hutang yang relatif lebih rendah daripada penggunaan modal sendiri. Hal ini berbeda dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical
14 45 yang cenderung lebih menggunakan dana dari hutang relatif lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri. Dari data diatas juga diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 0,96 dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical menggunakan hutang lebih rendah dibanding perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical. Penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi pada tahun Peningkatan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi pada periode tahun 2012 sampai tahun Pada tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi peningkatan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER). c. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan manufaktur PMA dan PMDN sektor Miscellaneous Industry.
15 46 Tabel III.9 Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry JENIS TAHUN PERUSAHAAN RATA-RATA PMA PMDN Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Grafik III.2 Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry 1,95 1,13 1,18 1,25 1,42 1,39 1,91 1,68 1,43 1,93 1,77 1, RATA-RATA PMA PMDN Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 6 perusahaan PMA dan 21 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry memiliki kecenderungan penggunaan dana dari hutang yang relatif lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri. Hal ini juga terdapat pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry yang lebih cenderung menggunakan dana dari hutang yang relatif lebih tinggi
16 47 daripada penggunaan modal sendiri. Dari data diatas juga diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 1,74 dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 1,39. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan PMA sektor Miscellaneous Industry menggunakan hutang lebih besar dibanding perusahaan PMDN sektor Miscellaneous Industry. Penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi pada periode tahun 2010 sampai Penurunan tingkat ratarata Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi pada tahun Pada tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER), sedangkan pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi peningkatan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER). d. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry.
17 48 Tabel III.10 Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry JENIS TAHUN PERUSAHAAN RATA-RATA PMA PMDN Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Grafik III.3 Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry 0,48 0,81 0,61 0,89 0,62 1,07 0,72 1,13 0,74 1,22 0,63 1, RATA-RATA PMA PMDN Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 12 perusahaan PMA dan 13 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki kecenderungan penggunaan dana dari hutang yang relatif lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri. Hal ini berbeda dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry yang
18 49 lebih cenderung menggunakan dana dari hutang yang relatif lebih rendah daripada penggunaan modal sendiri. Dari data diatas juga diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) 1.03 dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry menggunakan hutang lebih besar dibanding perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry. Dari grafik diatas juga dapat kita ketahui bahwa pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry dari rentang tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 rata-rata mengalami kenaikan Debt to Equity Ratio (DER), hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan penggunaan sumber pendanaan yang berasal dari hutang yang semakin tinggi. e. Perbandingan Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry.
19 50 Tabel III.11 Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry SEKTOR INDUSTRY TAHUN RATA- RATA BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS MISCELLANEOUS INDUSTRY CONSUMER GOODS INDUSTRY Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Grafik III.4 Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry 0,81 0,89 1,07 1,13 1,22 1,03 1,91 1,68 1,43 1,93 1,77 1,74 0,96 0,85 0,87 1,02 1,12 0, RATA-RATA BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS CONSUMER GOODS INDUSTRY MISCELLANEOUS INDUSTRY Tabel dan grafik diatas menunjukan perbandingan tingkat ratarata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals, sektor Miscellaneous Industry, dan sektor
20 51 Consumer Goods Industry. Dari grafik diatas diketahui bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry dan perusahaan PMA sektor Miscellaneous Industry merupakan perusahaan yang memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yaitu lebih dari satu (DER>1). Rata- rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry adalah sebesar 1,03, sedangkan perusahaan PMA sektor Miscellaneous Industry rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) nya adalah sebesar 1,74. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan PMA manufaktur untuk kedua sektor tersebut memiliki komposisi penggunaan dana dari hutang yang lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri. Lain halnya dengan perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical yang memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,96, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki komposisi yang cukup berbeda daripada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical dan perusahaan PMA sektor Miscellaneous Industry, dimana total hutang yang lebih rendah dibandingkan modal sendiri (Equity). f. Perbandingan Struktur Modal Berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry.
21 52 Tabel III.12 Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry SEKTOR INDUSTRY TAHUN RATA- RATA BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS MISCELLANEOUS INDUSTRY CONSUMER GOODS INDUSTRY Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Grafik III.5 Grafik perbandingan Debt to Equity Ratio (DER) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry 0,48 1,95 0,61 1,13 0,62 0,72 0,74 0,63 1,18 1,25 1,42 1,39 1,69 1,65 1,76 1,70 1,53 1, RATA-RATA BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS CONSUMER GOODS INDUSTRY MISCELLANEOUS INDUSTRY Tabel dan grafik diatas menunjukan perbandingan tingkat ratarata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals, sektor Miscellaneous Industry, dan sektor
22 53 Consumer Goods Industry. Dari grafik diatas diketahui bahwa perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical dan perusahaan PMDN sektor Miscellaneous Industry merupakan perusahaan yang memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yaitu lebih dari satu (DER>1). Rata- rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical adalah sebesar 1,67, sedangkan perusahaan PMDN sektor Miscellaneous Industry rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) nya adalah sebesar 1,39. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan PMDN manufaktur untuk kedua sektor tersebut memiliki komposisi penggunaan dana dari hutang yang lebih tinggi daripada penggunaan modal sendiri. Lain halnya dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry yang memiliki rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,63, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki komposisi yang cukup berbeda daripada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical dan perusahaan PMDN sektor Miscellaneous Industry. 2. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE). Dalam menentukan perbedaan struktur modal antara perusahaan PMA dan PMDN sektor manufaktur peneliti menggunakan rasio Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE).
23 54 a. Meningkatnya tingkat rata-rata rasio Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) mengindikasikan bahwa tingkat resiko perusahaan yang juga meningkat. Meningkatnya resiko ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah hutang jangka panjang (Non Current Liabilities) yang semakin tinggi, semakin tinggi tingkat hutang jangka panjang (Non Current Liabilities) ini akan menimbulkan biaya tetap atau biaya modal yang diterima oleh perusahaan semakin tinggi. Meningkatnya rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) dapat menyebabkan tingkat profitabilitas perusahaan yang semakin menurun, hal ini disebabkan karena apabila perusahaan memiliki tingkat hutang yang besar, laba yang didapat perusahaan akan digunakan untuk pelunasan hutang ataupun membayar biaya tetap atau biaya modal yang timbul, sehingga akan mempengaruhi tingkat profitabilitas yang didapat perusahaan. b. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical. Tabel III.13 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical JENIS PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA PMA PMDN Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
24 55 Grafik III.6 Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical 1,05 1,00 1,13 1,05 0,90 1,03 0,44 0,24 0,26 0,35 0,44 0, PMA PMDN Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 16 perusahaan PMA dan 34 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa ratarata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical adalah sebesar 0,34, hasil ini lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical yang sebesar 1,03. Berdasarkan grafik diatas juga dapat disimpulkan bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki komposisi sumber pendanaan dari modal sendiri yang lebih tinggi daripada sumber pendanaan dari hutang jangka panjang (Non Current Liabilities), sedangkan perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical memiliki komposisi sumber pendanaan dari
25 56 modal sendiri yang lebih rendah daripada sumber pendanaan dari hutang jangka panjang (Non Current Liabilities). Penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi pada tahun Peningkatan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi pada periode tahun 2012 sampai tahun Pada tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi peningkatan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), sedangkan pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical terjadi penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE). c. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry. Tabel III.14 Hasil perhitungan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry JENIS PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA PMA PMDN Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
26 57 Grafik III.7 Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry 0,61 0,61 0,41 0,46 0,92 0,29 0,71 0,37 0,59 0,86 0,86 0, PMA PMDN Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 6 perusahaan PMA dan 21 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa ratarata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry adalah sebesar 0,79, hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry yang sebesar 0,46. Berdasarkan grafik diatas juga dapat disimpulkan bahwa perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry memiliki komposisi sumber pendanaan dari modal sendiri yang lebih tinggi daripada sumber pendanaan dari hutang jangka panjang (Non Current Liabilities). Penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor
27 58 Miscellaneous Industry terjadi pada periode tahun 2010 sampai Penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi pada tahun Pada tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi stagnan tingkat ratarata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), sedangkan pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry terjadi peningkatan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE). d. Analisis Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry. Tabel III.15 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry JENIS PERUSAHAAN TAHUN RATA-RATA PMA PMDN Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
28 59 Grafik III.8 Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry 0,34 0,17 0,17 0,20 0,16 0,15 0,37 0,37 0,25 0,20 0,26 0, PMA PMDN Berdasarkan pengolahan sampel sebanyak 12 perusahaan PMA dan 13 perusahaan PMDN yang go public di BEI didapatkan bahwa ratarata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry adalah sebesar 0,29, hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry yang sebesar 0,20. Berdasarkan grafik diatas juga dapat disimpulkan bahwa perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki komposisi sumber pendanaan dari modal sendiri yang lebih tinggi daripada sumber pendanaan dari hutang jangka panjang (Non Current Liabilities). Dari grafik diatas juga dapat kita ketahui bahwa pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods
29 60 Industry pada tahun 2011 mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE). Pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry mengalami peningkatan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE). Pada tahun 2014 perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry mengalami stagnan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE). e. Perbandingan Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry. Tabel III.16 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry SEKTOR INDUSTRY TAHUN RATA- RATA BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS MISCELLANEOUS INDUSTRY CONSUMER GOODS INDUSTRY Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
30 61 Grafik III.9 Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry 0,25 0,92 0,20 0,26 0,37 0,86 0,37 0,86 0,29 0,79 0,71 0,59 0,44 0,24 0,26 0,35 0,44 0, RATA-RATA BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS MISCELLANEOUS INDUSTRY CONSUMER GOODS INDUSTRY Tabel dan grafik diatas menunjukan perbandingan tingkat ratarata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals, sektor Miscellaneous Industry, dan sektor Consumer Goods Industry. Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry merupakan sektor perusahaan manufaktur yang memiliki rata rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) tertinggi yaitu 0,76, sedangkan perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals dan perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki rata rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) masing-masing sebesar 0,34 dan 0,29. Hal ini dapat diartikan bahwa PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry merupakan sektor
31 62 perusahaan manufaktur yang memiliki komposisi hutang jangka panjang (Non Current Liabilities) dengan Equity yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals dan perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry. f. Perbandingan Struktur Modal Berdasarkan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry. Tabel III.17 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry SEKTOR INDUSTRY TAHUN RATA- RATA BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS MISCELLANEOUS INDUSTRY CONSUMER GOODS INDUSTRY Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
32 63 Grafik III.10 Grafik perbandingan Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industry and Chemical, Miscellaneous Industry, dan Consumer Goods Industry 0,34 0,61 0,15 0,29 1,05 1,00 0,16 0,17 0,17 0,20 0,37 0,41 0,61 0,46 1,13 1,05 1,03 0, RATA-RATA BASIC INDUSTRY AND CHEMICALS CONSUMER GOODS INDUSTRY MISCELLANEOUS INDUSTRY Tabel dan grafik diatas menunjukan perbandingan tingkat ratarata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals, sektor Miscellaneous Industry, dan sektor Consumer Goods Industry. Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals merupakan sektor perusahaan manufaktur yang memiliki rata rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) tertinggi yaitu 1,03, sedangkan perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry memiliki rata rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) masing-masing sebesar 0,46 dan 0,20. Hal ini dapat diartikan bahwa PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals merupakan
33 64 sektor perusahaan manufaktur yang memiliki komposisi hutang jangka panjang (Non Current Liabilities) dengan Equity yang lebih tinggi dibanding dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry dan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry. 3. Analisis tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur ketika terjadi kenaikan ataupun penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER). a. Ketika tingkat rata-rata profitabilitas berbanding positif dengan tingkat hutang maka hal ini sesuai dengan trade Off theory Myers (1984) yaitu menyeimbangkan modal sendiri dengan modal luar selama pengorbanan sesuai dengan manfaat. Ketika tingkat rata-rata profitabilitas berbanding negatif dengan tingkat hutang maka hal ini sesuai dengan pecking order theory yang lebih mendahulukan pendanaan internal perusahaan (Almadana, 2014). Hermuningsih (2013), menjelaskan tingkat rata-rata profitabilitas berbanding negatif dengan tingkat hutang disebabkan ketika perusahaan dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yang relatif kecil. Karena dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba ditahan. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Apabila dalam komposisi struktur modal penggunaan modal sendiri lebih besar dari pada penggunaan utang, maka rasio struktur modal akan
34 65 semakin kecil. Dengan demikian sesuai dengan teori di atas, maka semakin besar tingkat profitabilitas maka akan semakin kecil rasio struktur modal, sehingga profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. b. Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals. Tabel III.18 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals RASIO TAHUN RATA-RATA DER ROA NPM Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
35 66 Grafik III.11 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals 13,30 13,33 13,72 12,65 12,62 10,09 10,19 11,87 10,64 9,12 7,03 9,77 0,96 0,85 0,87 1,02 1,12 0, RATA-RATA DER ROA NPM Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Selama periode tahun 2011 sampai tahun 2014, perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan penurunan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM).
36 67 Tabel III.19 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals RASIO TAHUN RATA-RATA DER ROA NPM Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Grafik III.12 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals 4,40 2,28 2,53 3,01 2,76 2,93 3,51 1,57 1,30 2,53 2,02 2,46 1,69 1,65 1,76 1,70 1,53 1, RATA-RATA DER ROA NPM Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 dan 2013 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2012 perusahaan PMDN
37 68 manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan menurunnya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Tahun 2014 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini tidak diiringi dengan kenaikan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Dari Tabel III.18, dan Tabel III.19, dapat kita ketahui bahwa tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals lebih tinggi dibanding dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals. Tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) yang lebih tinggi pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals ini menyebabkan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) nya lebih rendah daripada tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals. c. Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry.
38 69 Tabel III.20 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry RASIO TAHUN RATA-RATA DER ROA NPM Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Grafik III.13 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry 6,82 7,81 5,26 8,32 6,80 5,83 1,91 1,68 1,43 5,16 4,61 5,30 4,16 1,31 1,41 1,93 1,77 1, RATA-RATA DER ROA NPM Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) tapi hal ini tidak diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada periode tahun 2012 perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata
39 70 Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan kenaikan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2013 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan penurunan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2014 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Tabel III.21 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry. RASIO TAHUN RATA-RATA DER ROA NPM Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
40 71 Grafik III.14 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry 6,59 6,56 7,53 7,33 4,76 4,38 1,95 4,99 2,52 4,85 2,73 1,45 1,67 1,13 1,18 1,25 1,42 1, RATA-RATA DER ROA NPM Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami penurunan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) tapi hal ini tidak diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Pada tahun 2012, 2013, dan 2014 perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) hal ini diiringi dengan penurunan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Dari Tabel III.20, dan Tabel III.21, dapat kita ketahui bahwa tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry lebih
41 72 tinggi dibanding dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry. Tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) yang lebih tinggi pada perusahaan PMA manufaktur sektor Miscellaneous Industry ini tidak diikuti dengan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yang lebih rendah daripada tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMDN manufaktur sektor Miscellaneous Industry. d. Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry. Tabel III.22 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry RASIO TAHUN RATA-RATA DER ROA NPM Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah.
42 73 Grafik III.15 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry 13,07 12,37 9,20 10,58 10,83 20,64 20,14 17,53 16,98 8,93 13,99 17,86 0,81 0,89 1,07 1,13 1,22 1, RATA-RATA DER ROA NPM Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada periode tahun 2010 dan 2014 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER), kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) ini diikuti dengan penurunan tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Tetapi pada tahun 2013 kenaikan tingkat ratarata Debt to Equity Ratio (DER) yang terjadi tidak diikuti dengan penurunan Net Profit Margin (NPM), tetapi tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) ikut mengalami penurunan.
43 74 Tabel III.23 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry RASIO TAHUN RATA-RATA DER ROA NPM Tabel III.16 Debt to Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry 11,07 8,91 8,63 8,72 8,21 9,11 12,84 10,88 10,14 10,32 9,38 10,71 0,48 0,61 0,62 0,72 0,74 0, RATA-RATA DER ROA NPM Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada periode tahun 2011, 2012, dan 2014 pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry mengalami kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER), kenaikan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) ini diikuti dengan penurunan tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Tetapi pada tahun 2013 kenaikan
44 75 tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yang terjadi tidak diikuti dengan penurunan Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Dari Tabel III.22, dan Tabel III.23, dapat kita ketahui bahwa tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry lebih tinggi dibanding dengan perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry. Tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) yang lebih tinggi pada perusahaan PMA manufaktur sektor Consumer Goods Industry ini tidak diikuti dengan tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) yang lebih rendah daripada tingkat rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan PMDN manufaktur sektor Consumer Goods Industry. 4. Analisis tingkat rata-rata Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur ketika terjadi kenaikan ataupun penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE). a. Ketika tingkat rata-rata profitabilitas berbanding positif dengan tingkat hutang maka hal ini sesuai dengan trade Off theory Myers (1984) yaitu menyeimbangkan modal sendiri dengan modal luar selama pengorbanan sesuai dengan manfaat. Ketika tingkat rata-rata profitabilitas berbanding negatif dengan tingkat hutang maka hal ini sesuai dengan pecking order
45 76 theory yang lebih mendahulukan pendanaan internal perusahaan (Almadana, 2014). Hermuningsih (2013), menjelaskan tingkat rata-rata profitabilitas berbanding negatif dengan tingkat hutang disebabkan ketika perusahaan dengan rate of return yang tinggi cenderung menggunakan proporsi utang yang relatif kecil. Karena dengan rate of return yang tinggi, kebutuhan dana dapat diperoleh dari laba ditahan. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Apabila dalam komposisi struktur modal penggunaan modal sendiri lebih besar dari pada penggunaan utang, maka rasio struktur modal akan semakin kecil. Dengan demikian sesuai dengan teori di atas, maka semakin besar tingkat profitabilitas maka akan semakin kecil rasio struktur modal, sehingga profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. b. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA dan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals.
46 77 Tabel III.24 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals RASIO TAHUN RATA-RATA LTDTE ROA NPM Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Grafik III.17 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals 13,30 13,33 13,72 12,65 12,62 10,09 10,19 11,87 10,64 9,12 7,03 9,77 0,44 0,24 0,26 0,35 0,44 0, LTDTE ROA NPM Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa pada tahun 2011 pada perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami penurunan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) hal ini diiringi dengan naiknya tingkat Return On Assets
47 78 (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Selama periode tahun 2011 sampai tahun 2014 perusahaan PMA manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals mengalami kenaikan tingkat rata-rata Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE) hal ini diiringi dengan penurunan tingkat Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM). Tabel III.25 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals RASIO TAHUN RATA-RATA LTDTE ROA NPM Sumber: Data Bursa Efek Indoneseia (BEI) & Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diolah. Grafik III.18 Long Term Debt to Equity Ratio (LTDTE), Return On Assets (ROA) dan Net Profit Margin (NPM) pada perusahaan PMDN manufaktur sektor Basic Industri and Chemicals 4,40 2,53 2,28 3,01 2,76 2,93 3,51 1,57 1,30 2,53 2,02 2,46 1,05 1,00 1,13 1,05 0,90 1, LTDTE ROA NPM
Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan
Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan No Perusahaan Nama Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira Inernational Tbk 2 ALKA PT Alaska Industrindo Tbk 3 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 4 AMFG PT Asahimas Flat
Lebih terperinciLampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun
79 80 Lampiran 1 : Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2007-2010 NO. NAMA PERUSAHAAN KODE 1 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA 2 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk. ALMI 3 PT Asahimas Flat
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel 2010
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel 2010 No Nama Perusahaan Kode Saham 1 Polychem Indonesia Tbk. ADMG 2 Asahimas Flat Glass Tbk. [S] AMFG 3 Asiaplast Industries Tbk. APLI 4 Arwana Citramulia Tbk. [S] ARNA
Lebih terperinciLAMPIRAN SAMPEL PENELITIAN. 1. Sample Penelitian
LAMPIRAN SAMPEL PENELITIAN 1. Sample Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN TAHUN 1 ADES Akasha Wira International Tbk 2013 2014 2015 2 ALKA Alakasa Industrindo Tbk 2013 2014 2015 3 ALMI Alumindo Light Metal
Lebih terperinciLAMPIRAN 2 Data sempel penelitian DER, SIZE dan ROE
71 LAMPIRAN 2 Data sempel penelitian DER, SIZE dan ROE nama tahun struktur modal ukuran perusahaan profitabilitas total debt total equity DER total aktiva size EAT total equity ROE 1 ADES 2010 224,615
Lebih terperinciDAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA
Lampiran 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA THN No Kode Perusahaan Y X1 X2 X3 2011 1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3.98914427 0.59677419 0.0106 0.510 2 SMCB PT.
Lebih terperinci1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk
Lampiran 1. Nama Perusahaan Sampel No Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 4 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu : selanjutnya diharapkan bisa meneliti selain di industri manufaktur.
35 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini menguji perbedaan pembayaran dividen pada perusahaan keluarga dan perusahaan non keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Berdasarkan
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 3 ALKA PT
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 3 ALKA PT Alakasa Industrindo Tbk 4 AMFG PT Asahimas Flat Glass Tbk
Lebih terperinciLAMPIRAN. Data Identitas Perusahaan Sampel. 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk. 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk
LAMPIRAN Data Identitas Perusahaan Sampel NO KODE NAMA EMITEN 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 FAST PT Fastfood Indonesia Tbk 3 MYOR PT Mayora Indah Tbk 4 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 5
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN
LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN Lampiran Sampel Perusahaan TAHUN Nama perusahaan Kode perusahaan 2013 PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk ASII 2013 PT ASTRA OTOPARTS Tbk AUTO 2013 PT Indospring TBK INDS 2013 PT Berlina
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Perusahaan 1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk 3 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 4 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 5
Lebih terperinciNO SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN JENIS USAHA/ INDUSTRI
DAFTAR LAMPIRAN 1 Lampiran 1 : Daftar Nama Sampel Perusahaan Terseleksi NO SINGKATAN NAMA PERUSAHAAN JENIS USAHA/ INDUSTRI 1 ADES ADES (Akasha Wira International Tbk) Makanan & Minuman 2 AKPI AKPI (Argha
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Populasi perusahaan adalah perusahaan manufaktur
Lebih terperinciDaftar Populasi dan Perusahaan Sampel
Lampiran 1 Daftar Populasi dan Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan Kriteria Sampel 1 2 3 4-1 ADES ADES ALFINDO PUTRASETIA X - 2 ADMG POLYCHEM INDONESIA x X x - 3 AKKU ANEKA KEMASINDO UTAMA x X x
Lebih terperinciLampiran 1 Populasi dan Sampel
Lampiran 1 Populasi dan Sampel NAMA SAMPEL SAMPEL NO PERUSAHAAN 1 2 3 4 Basic Industry 1 AKKU X X 2 ALDO 1 3 ALKA 2 4 ALMI 3 5 AMFG 4 6 APLI 5 7 ARNA 6 8 BAJA 7 9 BRNA 8 10 BRPT 9 11 BTON X X X 12 BUDI
Lebih terperinciSAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN
LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR TAHUN 2010 2014 NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 2 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk 3 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 4 ARNA Arwana Citramulia
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite. Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau
LAMPIRAN 70 71 LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan yang Memiliki Persentase Tertinggi Angggota Komite Audit yang Berpendidikan dan Ahli di Bidang Akuntansi dan/atau Keuangan No Nama Perusahaan Tahun 1 Indocement
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk 3 ASII PT. Astra International Tbk 4 AUTO PT. Astra Otopart Tbk
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Laba Kotor, Laba Bersih dan Arus Kas. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang tersedia seefisien mungkin sehingga
Lebih terperinciLampiran 1 : Nama Perusahaan Sampel Penelitian
70 Lampiran 1 : Nama Perusahaan Sampel Penelitian No KODE Nama Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 AKKU PT Alam Karya Unggul Tbk 4 ALMI PT Alumindo
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan Kode 1 PT Akasha Wira International ADES 2 PT Polychem Indonesia Tbk. ADMG 3 PT Tiga Pilar
Lampiran 1. Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan Kode 1 PT Akasha Wira International ADES 2 PT Polychem Indonesia Tbk. ADMG 3 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 4 PT Aneka Kemasindo Utama Tbk. AKKU
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap opini
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis data maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Proporsi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap opini audit going concern.
Lebih terperinciDAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN No Kode Nama Perusahaan. 1. AKPI Argha Karya Prima Industry
Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013-2015 No Kode Nama Perusahaan 1. AKPI Argha Karya Prima Industry 2. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 3. ASII
Lebih terperinciAUTO 10. BATA 11. BIMA 12. BRNA 13. BTON 14. BUDI 15. CPIN 16. DLTA PT 17. DVLA PT 18. EKAD 19. ERTX 20. ETWA 21. FASW 22. GDST
Lampiran 1 Sampel Data Penelitian NO Kode Perusahaan 1. ADES PT Akasha Wira Internasional Tbk 2. AKKU Alam Karya Unggul Tbk 3. ALKA Alaska Industrindo Tbk 4. ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 5. AMFG
Lebih terperinciLAMPIRAN. Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan
LAMPIRAN Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode 2013-2015 No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan 1 Indocement Tunggal Prakasa Industri Dasar dan Kimia 2 Semen Baturaja Industri Dasar dan Kimia 3 Holcim
Lebih terperinciDaftar Nama Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian
Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk 3 ALMI PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 4
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa (BEI). Obyek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. DAFTAR EMITEN SEKTOR INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA Per 15 April 2011
LAMPIRAN 1. DAFTAR EMITEN SEKTOR INDUSTRI DI BURSA EFEK INDONESIA Per 15 April 2011 A. Sektor : Aneka Industri A.1. Kelompok Usaha : Alas Kaki 1 BATA PT. Sepatu Bata Tbk 3 SIMM PT. Surya Intrindo Makmur
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan 1 AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk 2. ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk 3. ASII PT.
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan 1 AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk 2. ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk 3. ASII PT. Astra International, Tbk 4. AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.
20 BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1. Objek Penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009. 1.2. Populasi dan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 - Daftar Populasi dan Sampel. No Nama Perusahaan Kode Kriteria Penentuan Sampel
LAMPIRAN 1 - Daftar Populasi dan No Nama Perusahaan Kode Kriteria Penentuan Industri Semen 1 Indocement Tunggal INTP 1 Prakasa 2 Holcim Indonesia SMCB 2 3 Semen Gresik SMGR X - Industri Keramik 4 Asahimas
Lebih terperinciNO KODE NAMA PERUSAHAAN SEKTOR 1 ADES PT. Akasha Wira International Tbk
Lampiran 1. Daftar Nama Sampel NO KODE NAMA PERUSAHAAN SEKTOR 1 ADES PT. Akasha Wira International 2 AKKU Alam Karya Unggul Industri Dasar 3 ALKA Alaska Industrindo Industri Dasar 4 ALMI Alumindo Light
Lebih terperinciNO. KODE PERUSAHAAN. 1 AALI PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL ADES 2
LAMPIRAN Data Perusahaan yang diteliti: NO. KODE PERUSAHAAN 1 AALI PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL ADES 2 Tbk 3 AISA PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRI
Lebih terperinciLampiran 1. Pemilihan Sampel
Lampiran 1 Pemilihan Sampel No Nama Perusahaan Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3 1. ADES (Akasha Wira International Sampel 1 2. ADMG (Polychem Indonesia Sampel 2 3. AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food
Lebih terperinciTabel II.1 Penelitian Mengenai Tindakan Perataan Laba di Pasar Modal Indonesia
L1 Tabel II.1 Penelitian Mengenai Tindakan Perataan Laba di Pasar Modal Indonesia Peneliti, Tahun Permasalahan Sampel Metodologi Hasil Anna Suzanti Meneliti apakah ada pengaruh 130 perusahaan Teknik analisis
Lebih terperinciPerusahaan barang konsumsi dan perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2014
Lampiran 1 Perusahaan barang konsumsi dan perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2014 NO Kode perusahaan Nama perusahaan 1 ADES Akasha Wira International
Lebih terperinciSampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun
Lampiran 1 Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2011 2015 No Kode Perusahaan 1 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2 AKPI PT Argha Karya Prima Industry Tbk 3 ALDO PT Allindo Naratama Tbk 4 AMFG
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 ADMG PT Polychem Indonesia Tbk 3 AKKU PT Aneka Kemasindo Utama Tbk 4 AKRA PT AKR Corporindo Tbk 5 ALMI
Lebih terperinciDaftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel
LAMPIRAN 1 Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel Emiten 1 2 1. Akasha Wira International Tbk ADES 2. Polychem Indonesia Tbk ADMG 3. Tiga Pilar Sejahtera Food
Lebih terperinciDaftar Perusahaan yang memenuhi kriteria sample
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang memenuhi kriteria sample No Nama Perusahaan Kode 1 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA 2 PT. Fast Food Indonesia Tbk FAST 3 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 4 PT. Mayora Indah
Lebih terperinciLAMPIRAN Jumlah. Perusahaan yang bergerak di
69 LAMPIRAN Lampiran 1 : Perincian Pemilihan Sampel Tahun 2010-2014 Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Perusahaan yang bergerak di 127 127 127 127 127 635 bidang manufaktur Perusahaan manufaktur
Lebih terperinciLAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN
LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor 1 ASII Astra Internasional Tbk. Otomotif & Komponen 2 AUTO Astra Otoparts Tbk. Otomotif & Komponen 3 BATA Sepatu Bata Tbk. Alas Kaki 4 BRAM
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston Fundamentals of financial management. Edisi 7. Florida: The Dryaen Press.
DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. Fundamentals of financial management. Edisi 7. Florida: The Dryaen Press. Brealey, Richard A., Stewart C Myers, Alan J. Marcus. 2006. Dasar-dasar
Lebih terperinciLAMPIRAN. Efek Indonesia) periode tahun 2010 sampai 2014 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (SAHAM OK) TAHUN 2010 TAHUN 2012
LAMPIRAN Lampiran 1: Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) periode tahun 2010 sampai 2014 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (SAHAM OK) 2010 2011 2012
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun 2012-2015 NO Nama Perusahaan Kode Kriteria 1 2 3 Sampel 1 Akasha Wira International Tbk ADES 1 2 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum 1. Tempat dan Waktu Penelitian Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak diambil secara langsung di lapangan tetapi merupakan data
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Perusahaan manufaktur merupakan populasi pada penelitian ini. Periode
digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Perusahaan manufaktur merupakan populasi pada penelitian ini. Periode pengamatan mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan kelompok manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur yang
Lebih terperinciIndonesia (BEI) Periode Tahun
Lampiran 1 Data Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode Tahun 2011-2015 No Kode Nama Perusahaan Sektor 1 ADES Akasha Wira International Tbk Sektor industri barang konsumsi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGUJIAN. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berada di Indonesia.
BAB IV HASIL PENGUJIAN IV.1 Gambaran Umum Sampel ( Unit Analisis ) Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang berada di Indonesia. Sampel dipilih berdasarkan metode purposive sampling
Lebih terperinciDaftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
Lampiran 1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No. Kode Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian Selama Tahun 2008-2008 FOOD & BEVERAGES 1 DLTA PT Delta Djakarta Tbk. 2 FAST PT Fast Food
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel Kode ADES ADMG AISA AKPI ALDO ALKA ALMI ALTO AMFG APLI ARNA ASII AUTO BATA BIMA BRNA BRPT BTON BUDI CEKA CNTX CPIN CTBN DLTA DPNS DVLA EKAD ESTI FASW FPNI GDST GDYR
Lebih terperinciData Populasi dan Sampel Penelitian
Lampiran 5 Data Populasi dan Sampel Penelitian Kode Nama Perusahaan Kriteria No 1 2 3 4 1 ADMG Polychem Indonesia Tbk X 2 ADES PT Akasha Wira International Tbk X 3 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Periode
LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Periode 2011-2013 No. Kode Nama Perusahaan Kriteria 1 2 3 4 1 AKKU Alam Karya Unggul Tbk X - 2 ALKA Alaska Industrindo Tbk X - 3 ALDO
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010:118) objek penelitian adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010:118) objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. AICPA, APB Statement No. 4. Dalam Harahap Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers.
DAFTAR PUSTAKA AICPA, APB Statement No. 4. Dalam Harahap. 2011. Teori Akuntansi. Jakarta: Rajawali Pers. Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali Akbar
Lebih terperinciLampiran 1. Data Fenomena Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode
Lampiran 1. Data Fenomena Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013 No Nama Perusahaan Tahun 2010 2011 2012 2013 1 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Penelitian ini menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, opinion
BAB V KESIMPULAN V.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, opinion shopping, dan reputasi KAP terhadap pemberian opini audit going concern yang dilakukan oleh auditor.
Lebih terperinciLAMPIRAN PERUSAHAAN 2008
LAMPIRAN PERUSAHAAN 2008 NO CODE COMPANY 1 AQUA AQUA GOLDEN MISSISSIPPI 2 AKRA AKR CORPORINDO 3 AMFG ASAHIMAS FLAT GLASS 4 ASGR ASTRA GRAPHIA 5 ASII ASTRA INTERNATIONAL 6 AUTO ASTRA OTOPARTS 7 BATI BAT
Lebih terperinciDaftar Nama Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian
83 Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian NO KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food. Tbk 2 AKPI PT. Argha Karya Prima Indusrty. Tbk 3 ALMI PT. Alumindo Light Metal
Lebih terperinciDAFTAR LAMPIRAN NO NAMA PERUSAHAAN KODE INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA TBK HOLCIM INDONESIA TBK SMCB 1 SEMEN INDONESIA TBK SMGR X -
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian Daftar Populasi dan Sampel Penelitian NO NAMA PERUSAHAAN KODE KRITERIA 1 2 3 SAMPEL INDOCEMENT TUNGGAL PERKASA INTP - - HOLCIM INDONESIA SMCB
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan 1 ADES PT Akasha Wira 2 CEKA PT Cahaya Kalbar 3 DAVO PT Davomas Abadi 4 DLTA PT Delta Djakarta 5 FAST PT Fast Food Indonesia 6 INDE PT Indofood
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Desember 2015. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar
Lebih terperinciLampiran Perusahaan Populasi
81 Lampiran Perusahaan Populasi No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan Tanggal Pendaftaran 1 ADES Akasha Wira International Tbk d 13/06/1994 2 ADMG Polychem Indonesia Tbk 20/10/1993 3 AISA Tiga Pilar Sejahtera
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA.
DAFTAR PUSTAKA Alisjahbana, Armida S., dkk. (21). Peta Jalan Percepatan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini mengambil populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016. Informasi mengenai penerapan ERP diperoleh
Lebih terperinciDaftar Sampel Perusahaan
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan No. KODE NAMA PERUSAHAAN 1 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 2 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 3 ASII Astra International Tbk. 4 AUTO Astra Auto Part Tbk. 5 CTBN Citra Turbindo
Lebih terperinciLampiran 1 Daftar harga saham harian closing price perusahaan sampel
Lampiran 1 Daftar harga saham harian closing price perusahaan sampel 1. PT. Astra international, Tbk (ASII) 2010-2013 ASII 2010 (1 Desember 2011) ASII 2011 (1 Juli 2012) 51900 52450 54050 63550 65550 66300
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Sampel telah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode laporan keuangan tahun
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. (Saifuddin; 1998:35). Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto; 1998:15). Sedangkan subjek penelitian
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia (BEI). Tersedia:
DAFTAR PUSTAKA Bambang Prakosa, Kesit. 2014. Pengaruh Profitabilitas Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak di Indonesia, Universitas Islam Indonesia. Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pada industri manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 dengan mengambil laporan keuangan yang bersumber dari website
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative. Adapun kriteria
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada
Lebih terperinciBAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah biaya operasional dan
BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan
Lebih terperinciLampiran 1: Data Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun
LAMPIRAN 98 99 Lampiran 1: Data Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2007-2011 NO KODE PERUSAHAAN 1 ASII PT. Astra International Tbk 2 AUTO PT. Astra Auto Part Tbk 3 BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk 4 CEKA PT.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2011 (3 tahun).
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur dengan mengambil data di PT. Bursa Efek Indonesia, tepatnya pada Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas
Lebih terperinciPopulasi dan sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
28 BAB HI 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian METODE PENELITIAN Populasi dan sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta. 3.2. Pemilihan dan Tekhnik Penarikan Sampel
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DAFTAR ITEM PERTANYAAN ASEAN CORPORATE GOVERNANCE SCORECARD
LAMPIRAN 1 DAFTAR ITEM PERTANYAAN ASEAN CORPORATE GOVERNANCE SCORECARD No Item Item Pengungkapan 1 Apakah Perseroan membayarkan deviden (interim dan final/ tahunan) secara adil dan tepat waktu ; yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Fenomena penundaan audit atau yang dikenal dengan istilah audit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penundaan audit atau yang dikenal dengan istilah audit delay, tidak henti-hentinya dialami perusahaan maupun dilakukan akuntan publik, sehingga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh profitabilitas, likuiditas dan leverage terhadap dividend payout ratio pada
Lebih terperinciDaftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014 No Kode Nama Perusahaan Perusahaan 1 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2 APLI PT. Asiaplast
Lebih terperinciLampiran 1. Checklist Luas Pengungkapan Sukarela
Lampiran 1. Checklist Luas Pengungkapan Sukarela No. Item 1. Informasi Umum Perusahaan (Informasi Strategis) Pernyataan misi Pengenalan Singkat Histori Perusahaan Cuplikan statement keuangan 2 tahun kebelakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan selalu mengharapkan pertumbuhan usaha yang baik bagi kelangsungan hidup usahanya dan sekaligus dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham.
Lebih terperinci1 SMCB Holcim Indonesia Tbk. 2 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3 SMGR Semen Gresik (persero) Tbk 4 AMFG Asahimas Flat Glass tbk 5 KIAS Keramika
No Kode perusahaan Nama Perusahaan 1 SMCB Holcim Indonesia Tbk. 2 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3 SMGR Semen Gresik (persero) Tbk 4 AMFG Asahimas Flat Glass tbk 5 KIAS Keramika Indonesia Asosiasi
Lebih terperinciBAB III. Metode Penelitian. penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya.
BAB III Metode Penelitian 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini dilakukan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan sebelumnya. Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Sub Sektor Industri dasar dan Kimia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri manufaktur merupakan jenis sektor sekunder atau industri pengolahan. Menurut Buku Panduan IDX, semua emiten yang tercatat di BEI di klasifikasikan
Lebih terperinciDaftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1 Daftar Perusahaan Sampel No Nama Perusahaan Kriteria Penentuan Sampel Sampel 1 2 3 1 ADES (Akasha Wira International Tbk) x 2 ADMG (Polychem Indonesia Tbk) x x 3 AISA (Tiga Pilar Sejahtera Food
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah laju pertumbuhan ekonomi global yang semakin cepat, maka dunia usaha pun dihadapkan pada kondisi persaingan yang semakin ketat. Semakin ketatnya persaingan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ( )
LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI (2011-2013) No. Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 2. Holcim Indonesia Tbk SMCB 3. Semen Gresik Tbk SMGR
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
47 BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Pengertian Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang menjalankan proses pembuatan produk. Sebuah perusahaan bisa dikatakan perusahaan manufaktur
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel NO Kode Perusahaan Nama Perusahaan 1 ADES Ades Waters Indonesia Tbk 2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 3 DLTA Delta Djakarta Tbk 4 FAST Fast Food Indonesia Tbk 5 INDF Indofood
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan, hal ini dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan selama 4 (empat) bulan, hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang ada sebagai dasar analisa data, objek penelitian
Lebih terperinciCHAPTER V CONCLUSION AND SUGGESTION
CHAPTER V CONCLUSION AND SUGGESTION 5.1. Conclusion This research examines the impact of free cash flow towards firm value by selecting the sample of 287 manufacturing companies that listed in Indonesia
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua perusahaan yang go public terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) harus melapor dan memperlihatkan hasil audit independen atas laporan keuangan perusahaannya untuk bisa dibaca
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dapat diperoleh dari pinjaman maupun modal sendiri yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Bursa Efek Indonesia tahun Berdasarkan hasil analisis data yang
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Lebih terperinciLAMPIRAN POPULASI DAN SAMPEL
LAMPIRAN NO KODE EMITEN POPULASI DAN SAMPEL KRITERIA 1 2 3 4 1 ADES 2 ADMG 3 AISA 4 AKKU 5 AKPI 6 ALDO 7 ALKA 8 ALMI 9 ALTO SAMPEL 10 AMFG 1 11 APLI 12 ARGO 13 ARNA 14 ASII 15 AUTO 16 BAJA 2 17 BIMA 18
Lebih terperinci