JURNAL ILMIAH EKONOMI AKUNTANSI MANAJEMEN PELITA ILMU-VOL 11. NO.1 April 2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL ILMIAH EKONOMI AKUNTANSI MANAJEMEN PELITA ILMU-VOL 11. NO.1 April 2017"

Transkripsi

1 JURNAL ILMIAH EKONOMI AKUNTANSI MANAJEMEN PELITA ILMU-VOL 11. NO.1 April 2017 ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN SEDIAAN TERHADAP LIKUIDITAS PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN Oleh: Nani Hartati & Rina Cahyani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji mengetahui pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Likuiditas perusahaan yang diukur menggunakan Current Ratio (CR). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor 3 yaitu di bidang Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di BEI pada periode Variabel independen penelitian ini adalah Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan. Variabel dependen penelitian ini adalah Likuiditas atau Current Ratio. Analisis data dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan model regresi linear berganda. Hasil penelitian secara parsial adalah Perputaran Kas berpengaruh signifikan negative terhadap Likuiditas, Perputaran Piutang berpengaruh signifikan positif terhadap Likuiditas dan Perputaran Persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas perusahaan. Dan untuk hasil uji simultan adalah Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas Perusahaan. Kata Kunci: Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan dan Likuiditas. ABSTRAC This research aims to examine the influence of Cash Turnover, Receivable Turnover and Inventory Turnover to Liquidity of Company measured use the Current Ratio (CR). The population of this research is a manufacturing company sector 3 is Basic Industries and Chemicals listed on BEI in the period The independent variable of this reseacrh is Cash Turnover, Receivable Turnover and Inventory Turnover. The dependent variable of this research is Liquidity or CR. Data analysis was performed with the classical assumption and hypothesis testing with multiple linear regression model. The results are partially test is Proportion of Cash Turnover negative significant on Liquidity, Receivable Turnover positive significant on Liquidity, and Inventory Turnover no significant on Liquidity. And for the simultaneous test result is Cash Turnover, Receivable Turnover and Inventory Turnover significant on Liquidity. Keyword : Cash Turnover, Receivable Turnover, Inventory Turnover and Liquidity. I. PENDAHULUAN Masalah globalisasi perekonomian dunia menyebabkan peningkatan perkembangan dunia usaha di Indonesia. Perkembangan ini menimbulkan persaingan yang ketat, khusunya antar perusahaan sejenis. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki dan menyempurnakan bidang usahanya agar dapat mencapai tujuan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) secara berkelanjutan. Pengelola perusahaan juga dituntut agar mampu mengkoordinasikan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien sehingga keputusan yang dihasilkan adalah tepat. Investor perlu melakukan analisis Tulisan 4, Oleh: Nani Hartati & Rina Cahyani Page

2 dalam proses pengambilan keputusan yang mampu membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya di masa akan datang, karena semakin besar suatu perusahaan semakin banyak pula kegiatannya, sehingga semakin kompleks pula permasalahannya. Didasari oleh pentingnya peranan dunia usaha dalam mewujudkan keinginan masyarakat, maka setiap badan usaha harus memiliki posisi keuangan dan kinerja yang baik yang akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk mempertahankan dan menjamin kelangsungan usahanya dimasa yang akan datang. Usaha untuk mempertahankan dan mengembangkan perusahaan yaitu pengelolaannya yang harus dilakukan secara profesional dengan memperhatikan aspek-aspek (likuiditas perusahaan, modal kerja, kas, piutang dan persediaan) yang mendukung kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Salah satu komponen untuk menilai keuangan perusahaan adalah rasio likuiditas. Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang harus segera di bayar (Munawir, 2002:93). Artinya apabila perusahaan di tagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi hutang tersebut, terutama hutang yang sudah jatuh tempo. Perusahaan yang mempunyai cukup kemampuan dalam membayar hutangnya dalam jangka pendek disebut perusahaan yang likuid. Sedangkan perusahaan yang tidak memiliki kemampuan dalam membayar hutang jangka pendeknya yang cukup di sebut illikuid. Apabila suatu perusahaan tidak lagi berkemampuan cukup dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka eksistensi perusahaan akan di ragukan. Jika eksistensi perusahaan di ragukan berarti penilaian terhadap aspek-aspek lain dalam perusaahaan itu tidak lagi bernanfaat untuk pihak-pihak yang berkepentingan. Tinggi rendahnya tingkat likuiditas perusahaan dapat di tunjukan oleh asset likuid yang dapat di konversi menjadi kas, bank, piutang, surat-surat berharga dan persediaan. Dengan asset likuid ini, dapat di gunakan oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasinya untuk membeli bahan mentah yang kemudian diproses menjadi barang jadi untuk dijual kepada para pelanggannya, baik secara tunai maupun kredit. Salah satu permasalahan dalam kebijaksanaan keuangan yang sering kali dihadapi oleh suatu perusahaan yaitu masalah mengenai efisiensi kas. Riyanto (2002:94) mengemukakan Kas merupakan aktiva lancar yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, artinya dengan ketersediaan kas yang cukup maka perusahaan tidak akan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dengan kata lain, semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula likuiditasnya. Menilai ketersediaan kas dapat dihitung dari perputaran kas. Tingkat perputaran kas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia. Suatu perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi karena adanya kas dalam jumlah besar berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya kelebihan kas. Sebaliknya apabila jumlah kas relatif kecil berarti perputaran kas tinggi sehingga perusahaan akan atau dapat berada dalam keadaan illikuid. Selain kas, aktiva lancar lain yang likuid adalah piutang adalah piutang. Piutang terjadi jika perusahaan melakukan penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pihak lain. Piutang merupakan tagihan penjualan dan pembeli sebesar nilai transaksi penjualan. Piutang juga bisa timbul apabila perusahaan memberi pinjaman sejumlah transaksi uang kepada pihak lain. Dengan demikian, piutang pada hakekat nya merupakan hak untuk menerima sejumlah uang di waktu yang akan datang yang timbul dari transaksi pada saat ini.

3 Menurut Gitosudarmo (2002:81) piutang merupakan aktiva lancar perusahaan yang timbul sebagai akibat dilaksanakannya praktik penjualan kredit. Piutang memerlukan waktu yang lebih pendek untuk diubah menjadi kas. Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut. Tingkat perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas. Perputaran piutang dihitung dengan membagi penjualan bersih dengan saldo rata-rata piutang. Saldo rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya menjadi dua. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang maka semakin cepat pula menjadi kas dan apabila piutang telah menjadi kas berarti kas dapat digunakan kembali dalam operasional perusahaan serta resiko kerugian piutang dapat diminimalkan sehingga perusahaan akan di kategorikan perusahaan likuid. Sebaliknya, apabila tingkat perputaran piutang rendah, maka akan terjadi kelebihan piutang dan perusahaan akan mengalami keadaan illikuid. Aktiva lancar lain yang bersifat likuid adalah persediaan. Beberapa pakar mengartikan bahwa persediaan sebagai suatu sumberdaya yang menganggur dari berbagai jenis yang memiliki nilai ekonomis yang potensial. Definisi ini memungkinkan seseorang untuk menganggap peralatan atau pekerjapekerja yang menganggur sebagai persediaan, tetapi kita menganggap semua sumberdaya yang menganggur selain daripada bahan sebagai kapasitas. Sedangkan menurut Rangkuti (2004:1) persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Persediaan merupakan unsur dari aktiva lancar yang merupakan unsur yang aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah, dan kemudian dijual kepada konsumen. Dengan adanya pengelolaan persediaan yang baik, maka perusahaan dapat segera mengubah persediaan yang tersimpan menjadi laba melalui penjualan yang kemudian bertransformasi menjadi kas atau piutang. Semakin tingginya tingkat perputaran persediaan menyebabkan perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang dagang sehingga semakin cepat pula bagi perusahaan dalam memperoleh dana baik dalam bentuk uang tunai (kas) ataupun piutang. Besar kecilnya aktiva lancar tersebut nantinya akan turut mempengaruhi rasio lancarnya. Manajer harus mampu melakukan perencanaan dan pengendalian aktiva lancar dan hutang lancarnya sedemikian rupa dapat meminimalkan resiko ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi hutang hutang jangka pendeknya selain harus pula menghindari investasi dalam aktiva lancar yang berlebihan (Eljellry, 2004: 48). Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Menurut Lastiur Monalisa tahun 2012, perputaran kas secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas perusahaan, sedangkan menurut Imam Fatkhurridlo tahun 2015, secara parsial perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan. 2. Menurut Anastasia V. Puspitasari tahun 2013, variable perputaran piutang berpengaruh positif signifikan terhadap variable likuiditas. Sedangkan menurut Yessi Ezwita tahun 2014, Lastiur Monalisa tahun 2012 dan Imam Fatkhurridlo tahun 2015, variable

4 perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. 3. Menurut Yessi Ezwita tahun 2014, secara signifikan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap likuiditas suatu perusahaan, sedangkan menurut Imam Fatkhurridlo tahun 2015, perputaran persediaan tidak cukup mampu untuk dapat menjelaskan likuiditas perusahaan. Berdasarkan latarbelakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah perputaran kas berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah perputaran piutang berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah perputaran persediaan berpengaruh terhadap likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan mempengaruhi likuiditas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? II. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Likuiditas Menurut Fred Weston dalam bukunya Kasmir (2012:129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Likuiditas digunakan untuk menggambarkan seberapa likuidnya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar. Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak dari ketidak mampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan likuiditas perusahaan yaitu: 1. Besarnya investasi pada aktiva tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang. Pemakaian dana untuk pembelian aktiva tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Apabila makin banyak dana perusahaan yang dipergunakan untuk aktiva tetap, maka sifatnya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh sebab itu, rasio likuiditas menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan aktiva tetap yang meningkat. 2. Volume kegiatan perusahaan. Peningkatan volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana untuk membiayai aktiva lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi dengan meningkatkan hutanghutang, tetapi jika hal-hal lain tetap, investasi dana jangka panjang untuk membiayai tambahan kebutuhan modal kerja sangat diperlukan agar rasio dapat dipertahankan. 3. Pengendalian aktiva lancar. Apabila pengendalian yang kurang baik terhadap besarnya investasi dalam piutang dan persediaan menyebabkan adanya investasi yang melebihi daripada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun dengan tajam, kecuali apabila disediakan lebih banyak dana jangka panjang. Dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan dapat dilihat dari rasio likuiditasnya. Menurut Hanafi dan Halim (2005:79) Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Rasio rasio likuiditas banyak sekali macamnya karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Rasio rasio likuiditas yang banyak dan sering digunakan antara lain :

5 1. Rasio Lancar ( Current Ratio ) Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi kewajiban jangka pendek / hutang lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendek. 2. Rasio Cepat ( Quick Ratio ) Rasio ini merupakan rasio uji cepat yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan disbanding asset lain. Quick asset ini terdiri dari piutang dan surat-surat berharga yang dapat direlisir menjadi uang dalam waktu relatif pendek. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik. 3. Rasio Kas ( Cash Ratio ) Rasio ini merupakan alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang yang dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas seperti rekening giro. Semakin besar perbandingan kas atau setara kas dengan hutang lancar semakin baik. 4. Inventory to Net Working Capital Rasio ini digunakan untuk mengukur dan membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancar dengan utang lancar. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan perhitungan likuiditasnya dengan menggunakan rasio lancar ( current assets ) Kas Menurut Martono dan Harjito (2002:116) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah berpindah tangan dalam suatu transaksi. Sedangkan menurut Harahap (2004:258) kas adalah sebagai berikut: Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut, (1) setiap saat dapat ditukar menjadi kas, (2) tanggal jatuh temponya sangat dekat, (3) kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Adapun menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:21) kas yaitu Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah, termasuk pula dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia Faktor faktor yang mempengaruhi ketersediaan kas Menurut Riyanto (2001:289) perubahan yang efeknya menambah dan mengurangi kas dan dikatakan sebagai sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas adalah sebagai berikut: 1. Berkurang Dan Bertambahnya Aktiva Lancar Selain Kas Berkurangnya aktiva lancar selain kas berarti bertambahnya dana atau kas, hal ini dapat terjadi karena terjualnya barang tersebut, dan hasil penjualan tersebut merupakan sumber dana atau kas bagi perusahaan itu. Bertambahnya aktiva lancar dapat terjadi karena pembelian barang, dan pembelian barang membutuhkan dana. 2. Berkurang Dan Bertambahnya Aktiva Tetap Berkurangnya aktiva tetap berarti bahwa sebagian dari aktiva tetap itu dijual dan hasil penjualannya merupakan sumber dana dan menambah kas perusahaan. Bertambahnya aktiva tetap dapat terjadi karena adanya pembelian aktiva tetap dengan menggunakan kas. Penggunaan kas tersebut mengurangi jumlah kas perusahaan.

6 3. Bertambah Dan Berkurangnya Setiap Jenis Hutang Bertambahnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang berarti adanya tambahan kas yang diterima oleh perusahaan. Berkurangnya hutang, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang dapat terjadi karena perusahaan telah melunasi atau mengangsur hutangnya dengan menggunakan kas sehingga mengurangi jumlah kas. 4. Bertambahnya Modal Bertambahnya modal dapat menambah kas misalnya disebabkan karena adanya emisi saham baru, dan hasil penjualan saham baru. Berkurangnya modal dengan menggunakan kas dapat terjadi karena pemilik perusahaan mengambil kembali atau mengurangi modal yang tertanam dalam perusahaan sehingga jumlah kas berkurang. 5. Adanya Keuntungan Dan Kerugian Dari Operasi Perusahaan Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan dari operasinya berarti terjadi penambahan kas bagi perusahaan yang bersangkutan sehingga penerimaan kas perusahaan pun bertambah. Timbulnya kerugian selama periode tertentu dapat menyebabkan ketersediaan kas berkurang karena perusahaan memerlukan kas untuk menutup kerugian. Dengan kata lain, pengeluaran kas bertambah sehingga ketersediaan kas menjadi berkurang Perputaran Kas Rahardjo (2007:117) menyatakan bahwa perputaran kas merupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan jumlah kas (termasuk yang tersimpan di Bank dan surat berharga atau efek yang segera dapat dijual atau diuangkan). Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Semakin tinggi tingkat perputaran kas suatu perusahaan maka semakin efisien tingkat penggunaan kas dan jika sebaliknya semakin rendah tingkat perputaran kas suatu perusahaan maka semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya kas yang berhenti atau tidak dipergunakan Piutang piutang timbul akibat adanya kebijakan penjualan secara kredit yang dilakukan oleh perusahaan. Pemberian kredit tersebut tentunya tidak akan langsung menghasilkan penerimaan berupa kas bagi perusahaan, namun akan menimbulkan suatu piutang yang kemudian akan berubah menjadi kas pada saat terjadi pelunasan atas piutang tersebut. Piutang menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:64) adalah hak atau klaim terhadap pelanggan atau pihak lain atas uang, barang dan jasa. Sedangkan menurut Menurut Hery (2011:36) piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit, memberikan pinjaman maupun sebagai akibat kelebihan pembayaran kas kepada pihak lain (untuk piutang pajak). Ikatan Akuntan Indonesia, (2007:65-67) mengklasifikasikan menjadi: 1. Piutang Dagang dan Piutang Non Dagang (trade and nontrade receivable) Piutang dagang adalah piutang terbuka yang tidak dijamin yang seringkali hanya disebut sebagai piutang usaha. Piutang non dagang timbul akibat transaksi seperti: penjualan sekuritas, pembayaran di muka atas pembelian, piutang dividen dan bunga dan sebagainya. 2. Piutang Lancar dengan Piutang Tak Lancar Piutang lancar mencakup semua piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal, sedangkan piutang tak lancar merupakan piutang yang diidentifikasikan dapat tertagih dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun.

7 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Investasi Dalam Piutang Menurut Gitosudarmo (2002:82), beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah sebagai berikut: 1. Volume penjualan kredit. Semakin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya semakin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang. 2. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit. Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnnya dan semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang. 3. Ketentuan tentang batas volume penjualan kredit. Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar. 4. Kebijakan membayar para pelanggan kredit. Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang semakin besar. 5. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif, maka besarnya jumlah piutang relatif besar Klasifikasi Piutang Menurut Hery (2011), Penggolongan dari piutang terdiri dari: 1. Piutang Usaha. Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan piutang usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar. 2. Wesel Tagih Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang (trade receivable). 3. Piutang Lain Lain Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain (other receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan Perputaran Piutang Menilai berhasil tidaknya kebijakan penjualan kredit suatu perusahaan dapat dilakukan dengan cara melihat tingkat perputaran piutang. Menurut Warren, Reeve dan Fees (2005) Perputaran piutang adalah usaha untuk mengukur

8 seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Berdasarkan definisi tersebut, rasio perputaran piutang yang tinggi mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Semakin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali Persediaan Persediaan adalah barang-barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempattempat penyimpanan lain, baik berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi, barang-barang untuk keperluan operasi, atau barang-barang untuk keperluan suatu proyek (Indrajit, 2003) Metode Penilaian Persediaan Menurut Baridwan (2011) metodemetode penilaian persediaan yang paling umum ada 4 macam,yaitu : 1. Identifikasi Khusus (Spesific Identification) Biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode identifikasi khusus memerlukan suatu cara untuk mengidentifikasikan biaya historis dari unit persediaan. Dengan identifikasi khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang. Dari sudut pandang teoritis, metode identifikasi khusus sangat menarik, khususnya ketika setiap unsur persediaan unik dan memiliki biaya yang tinggi. Namun ketika persediaan terdiri dari berbagai unsur atau unsur-unsur identik yang dibeli pada saat yang berlainan dengan harga yang berbeda, maka identifikasi khusus akan menjadi lamban, membebani, dan memakan biaya. 2. Biaya Rata-rata (average weight) Metode biaya rata-rata membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit yang dibeli pada tiap harga.. Tidak seperti metode persediaan yang lain, pendekatan metode biaya rata-rata memberikan nilai yang sama untuk unsur serupa dengan penggunaan yang sama. Metode ini tidak memperbolehkan manipulasi keuntungan. Tetapi, keterbatasan dari metode biaya rata-rata ini adalah bahwa nilai persediaan dapat tertinggal secara signifikan terhadap harga dalam periode di mana terdapat kenaikan atau penurunan harga yang cepat. 3. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (First-in, First-out, FIFO) Metode masuk pertama, keluar pertama (first-in, first-out, FIFO) didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang lebih dahulu masuk. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk manipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biaya. Selain itu, dalam FIFO, unit yang tersisa pada persediaan akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian di akhir periode (end-of-period replacement cost). 4. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (Last-in, First-out, LIFO) Metode masuk terakhir, keluar pertama (last-in, first-out, LIFO) didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. LIFO menghasilkan nilai lama dalam neraca dan dapat memberikan angka harga pokok penjualan yang aneh ketika tingkat persediaan menurun. Namun, LIFO adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan saat ini dengan pendapatan saat ini. Menurut Baridwan (2011) ada dua metode dalam melakukan pencatatan persediaan,yaitu :

9 1. Metode Persediaan Perpetual Dalam metode perpetual, perusahaan akan mencatat setiap mutasi yang terjadi pada persediaan barangnya. Jadi akun Persediaan akan selalu menunjukkan nilai persediaan pada setiap saat. 2. Metode Persediaan Periodik Dalam metode periodik, perusahaan tidak selalu mencatat mutasi yang terjadi pada persediaan yang dimilikinya. Akibatnya, pada akhir periode, perusahaan harus melakukan perhitungan secara fisik untuk mengetahui jumlah persediaan yang dimiliki pada saat itu Akibat Kelebihan dan Kekurangan Persediaan Dalam suatu perusahaan sering kali terjadi suatu masalah persediaan terutama perusahaan dibidang manufaktur. Masalah persediaan diperusahaan manufaktur biasanya terjadi kelebihan persediaan dan kekurangan persediaan sehingga akan mengakibatkan perusahaan rugi. Akibat kelebihan dan kekurangan persediaan adalah sebagai berikut : a. Akibat Kelebihan Persediaan. 1) Beban bunga meningkat. 2) Biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang. 3) Resiko rusak. 4) Kualitas menurun. b. Akibat Kekurangan Persediaan. 1) Proses produksi tergangggu. 2) Ada kapasitas mesin yang tidak terpakai. 3) Pesanan tidak dapat dipenuhi. Berdasarkan akibat-akibat dari persediaan baik kelebihan maupun kekurangan, persediaan dapat dijelaskan apabila persediaan kelebihan maka persediaan akan mnggangur digudang sehingga mengakibatkan persediaan usang karena tidak terpakai. Sebaliknya apabila persediaan kekurangan maka persediaan akan habis digudang sehingga pesanan tidak dapat dipenuhi dan mengakibatkan perusahaan rugi Perputaran Persediaan Menurut Riyanto (2008) menyatakan bahwa Perputaran persediaan menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam satu periode tertentu. Sedangkan menurut Rahardjo (2007) menyatakan bahwa perputaran persediaan merupakan perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata-rata jumlah persediaan selama satu tahun. Apabila rasio perputaran sediaan yang di peroleh tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk. Hal ini akan mengakibatkan investasi dalam tingkat pengembalian yang rendah. III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Perputaran kas (X 1) H 1 Perputaran piutang (X 2) H 2 Likuiditas (Y) Perputaran sediaan (X 3) H 3 Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Ha1 = Perputaran kas memiliki pengaruh positif terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha2 = Perputaran piutang memiliki pengaruh positif terhadap likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha3 = Perputaran persediaan memiliki pengaruh positif terhadap likuiditas H 4

10 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ha4 = Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode , data yang diambil adalah data laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor 3 Industri Dasar & Kimia sedangkan pemilihan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau sesuai kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian sebagai berikut: 1. Perusahaan yang dijadikan sampel adalan perusahaan Manufaktur pada Sektor 3 yaitu Sektor Industri Dasar dan Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Perusahaan yang terdaftar di BEI harus menggunakan mata uang Rupiah. 3. Perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap terutama laporan laba rugi dan neraca yang telah diaudit selama periode tahun 2013, 2014 dan Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI No. Nama Perusahaan Kode Jenis Industri 1 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 2 Semen Baturaja Tbk SMBR 3 Holcim Indonesia Tbk SMCB Semen 4 Semen Indonesia Tbk SMGR 5 Wijaya Karya Beton Tbk WTON 6 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 7 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA Keramik, 8 Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk IKAI Porselen 9 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS Kaca 10 Mulia Industrindo Tbk MLIA dan 11 Surya Toto Tbk TOTO 12 Alaska Industrindo Tbk ALKA 13 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI Logam dan 14 Saranacentral Bajatama Tbk BAJA Sejenisnya 15 Beton Jaya Manunggal Tbk BTON 16 Citra Turbindo Tbk CTBN 17 Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST 18 Indal Alumunium Industry Tbk INAI 19 Steel Pipe Industri of Indonesia Tbk ISSP Logam dan 20 Jakarta Kyoei Steel Work Tbk JKSW Sejenisnya 21 Jayapari Steel Tbk JPRS 22 Krakatau Steel Tbk KRAS 23 Lion Metal Works LION

11 24 Lionmesh Prima Tbk LMSH 25 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL 26 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO 27 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS 28 Barito Pacific Tbk BPRT 29 Budi Strach & Sweetner Tbk BUDI 30 Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS Kimia 31 Ekadharma International Tbk EKAD 32 Eterindo International Tbk ETWA 33 Intan Wijaya International Tbk INCI 34 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI 35 Indo Acitama Tbk SRSN Kimia 36 Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA 37 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 38 Alam Karya Unggul Tbk AKKU 39 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI 40 Asiaplast Industries Tbk APLI Plastik dan 41 Berlina Tbk BRNA Keemasan 42 Lotte Chemical Titan Tbk FPNI 43 Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR 44 Impack Pratama Industry Tbk IMPC 45 Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL 46 Sekawan Intipratama Tbk SIAP Plastik dan 47 Siwani Makmur Tbk SIMA Keemasan 48 Tunas Alfin Tbk TALF 49 Trias Sentosa Tbk TRST 50 Yana Prima Hasta Persada Tbk YPAS 51 Charoen Pokphand Industry Tbk CPIN 52 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA 53 Malindo Feedmil Tbk MAIN Pakan Ternak 54 Sierad Produce Tbk SIPD 55 SLJ Global Tbk SULI Kayu dan 56 Tirta Mahakam Resource Tbk TIRT Pengolahannya 57 Alkindo Naratama Tbk ALDO Pulp dan 58 Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk DAJK Kertas 59 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 60 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk INKP 61 Toba Pulp Lestari Tbk INRU 62 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk KBRI Pulp dan 63 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI Kertas 64 Suparma Tbk SPMA 65 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM

12 JURNAL ILMIAH EKONOMI AKUNTANSI MANAJEMEN PELITA ILMU-VOL 11. NO.1 April Metode Analisis Pengujian analisis terhadap penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi berganda, yaitu teknik analisis yang digunakan untuk mengungkapkan apakah ada pengaruh antara dua variabel atau lebih dimana memberikan kemudahan bagi pengguna untuk memasukkan lebih dari satu variabel prediktor. Formula pada regresi linear (regresi linear berganda) yang umum disimpulkan sebagai berikut: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Model analisis regresi linear berganda yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: CRi,t = α + β1 CT i,t + β2 RT i,t + β3 IT i,t + ε i,t Keterangan : CRi,t = Current Ratio CT i,t = Cash Turnover RT i,t = Receivable Turnover IT i,t = Inventory Turnover α = Konstanta Persamaan Regresi β = Koefisien Regresi ε = Error Dalam penelitian ini, peneliti juga akan menganalisa data menggunakan: (1) Statistik Deskriptif, (2) Uji Asumsi Klasik, (3) Uji Hipotesis. Penelitian ini menggunaka program SPSS 20 untuk pengolahan data Statistik Deskriptif Data Penelitian ini menggunakan Outlier dikarenakan adanya data yang menyimpang atau nilai yang terlalu jauh dengan yang lainnya sehingga ada 3 perusahaan (PT. Jayapari Steel Tbk, PT. Intan Wijaya International Tbk dan PT. Suparma Tbk) yang tidak terpakai sehingga penelitian ini hanya terdiri dari 33 sampel per tahun atau menjadi 99 sampel selama tiga tahun. Hasil analisis deskriptif variabel penelitian disajikan sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Descriptive Statistics N Min Max Mean Std. Deviation CTO RTO ITO CR Valid N (listwis e) 99 Sumber : Hasil olah data SPSS 20 Berdasarkan tabel 4.3 hasil terhadap Perputaran Kas (CTO) menunjukkan nilai terkecil adalah 0,64 yang terdapat di PT. Semen Baturaja Tbk pada tahun 2014 yang berarti bahwa dalam sampel (perusahaan) tersebut terjadi perputaran kas hanya 1 kali dan nilai terbesar adalah 222,79 pada PT. Pelangi Indah Canindo Tbk pada tahun 2015 yang berarti dalam perusahaan tersebut terjadi perputaran kas sebanyak 223 kali. Perputaran kas memiliki rata-rata 30,2461 yang berarti perputaran kas terjadi 30 kali. Dengan standar deviasi sebesar 34,92650 menunjukan ukuran perputaran kas cenderung heterogen, karena lebih besar daripada nilai rata-ratanya. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel perputaran piutang (RTO) menunjukan nilai terkecil 0,43 pada PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk pada tahun 2013 dan nilai terbesar 64,82 pada PT. Semen Baturaja Tbk tahun Rata-rata perputaran piutang adalah sebesar 8,6283 yang berarti perputaran piutang adalah 9 kali. Dengan demikian pada PT. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk dapat dikatakan penagihan piutang dianggap tidak berhasil karena hamper tidak terjadi penagihan (0,4). Namun, untuk PT. Semen Baturaja Tbk tahun 2013 dianggap berhasil karena melebihi rata-rata perputaran piutang industry. Dengan standar deviasi 7,65985 menunjukan tingkat perputaran piutang cenderung homogen, karena lebih kecil daripada nilai rata-ratanya. Hasil analisis deskriptif dari variabel perputaran sediaan (ITO) menunjukan nilai terkecil 0,94 pada PT. Semen Indonesia Tbk tahun 2013 dan nilai terbesar adalah 70,41 pada PT. Alaska Industrindo Tbk tahun Nilai rata-rata untuk ITO adalah 6,3089 yang artinya sediaan barang dagangan di ganti 6 kali dalam setahun. Jika nilai Tulisan 4, Oleh: Nani Hartati & Rina Cahyani Page

13 perputaran sediaan < 6 kali maka dapat dikatakan sediaan pada perusahaan tersebut kurang baik, sedangkan jika nilai perputaran sediaan > 6 kali maka dapat dikatakan sediaan pada perusahaan tersebut lebih baik karena perusahaan tidak menahan sediaan dalam jumlah yang berlebihan. Dengan standar deviasi 10,08571 menunjukan penyebaran perputaran sediaan cenderung heterogen, karena lebih besar daripada nilai rata-ratanya. Hasil analisis terhadap variabel Current Ratio (CR) menyatakan bahwa nilai terkecil adalah 0,09 yaitu pada PT. Saranacentral Bajatama Tbk pada tahun 2014 dan nilai terbesar 13,35 pada PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk pada tahun CR juga memiliki nilai rata-rata 2,7842 dengan nilai standar deviasi 2,83584 yang artinya CR cenderung heterogen, karena lebih besar daripada nilai rata-ratanya. IV. PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis akan dijabarkan sebagai berikut: 4.1. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik merupakan syarat utama untuk menilai apakah persamaan regresi yang digunakan sudah memenuhi syarat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Untuk itu, maka harus dilakukan pengujian terhadap empat asumsi klasik berikut ini: 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data variabel independen dan data variabel dependen pada persamaan regresi berdistribusi normal atau tidak. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Sumber : Hasil olah data SPSS 20 Berdasarkan gambar 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa p-p plot bisa dikatakan segaris yang artinya data tersebut lulus dari uji normalitas. 2) Uji Autokorelasi Uji autokarelasi bertujuan uutuk mengetahui apakah dalam model regresi linear bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear terdapat koreksi antara pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1) (Ghozali, 2005). Alat analisis yang digunakan adalah uji Durbin- Watson. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Mo del 1 R R Squa re Adjust ed R Square Std. Error of the Estimat e.41 3 a Durbi n- Wats on a. Predictors: (Constant), ITO, RTO, CTO b. Dependent Variable: CR Sumber : Hasil olah data SPSS 20 Berdasarkan tabel 4.5 di atas nilai nilai Durbin-Watson 1,950 yang bisa disimpulkan bahwa DU < DW < 4- DU yang berarti 1,7355 < 1,950 < 2,2645 (4 1,7355) terbebas dari autokorelasi. Dengan tabel Durbin Watson terdapat K-3, DL = 1,6108 dan DU = 1,7355 dengan N = 99. 3) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat masalah

14 multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolineritas dapat dilihat pada nilai Variance Inflation Faktor (VIF) dan Tolerance. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolineritas Coefficients a Model t Sig. Collinearity 1 Statistics Toleran ce VIF (Consta nt) CTO RTO membentuk pola tertentu tetapi menyebar secara acak serta tersebar baik dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas. ITO a. Dependent Variable: CR Sumber: Hasil olah data sekunder SPSS 20 Tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel bebas multikolinearitas dari yang dilihat dari nilai VIF di bawah 10 dan Tolerance di atas 0,10 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas. 4) Uji Heterokedastisitas Menurut Imam Ghozali, uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya Model regresi yang baik tidak terjadi heterokedastisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan grafik scatterplot dibawah ini: Gambar 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber : Hasil olah data sekunder SPSS 20 Berdasarkan grafik scatterplot diatas terlihat bahwa diagram pencar tidak 4.2. Uji Regresi Linear Berganda Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Coefficients a Model 1 Unstandardiz ed Coefficients B Std. Error Standa rdized Coeffic ients Beta t Sig. (Cons tant) CTO RTO ITO a. Dependent Variable: CR Sumber : Hasil olah data sekunder SPSS 20 Berdasarkan hasil perhitungan regresi secara keseluruhan, diperoleh hasil persamaan regresi sebagai berikut : CR = 2,782 0,023 CTO + 0,092 RTO 0,013 ITO α = nilai konstanta Likuiditas (Current Ratio) yaitu sebesar 2,782 artinya likuiditas memiliki nilai koefisien regresi sebesar 2,782. β1 = koefisien regresi variabel jumlah Cash Turnover (X1) sebesar - 0,023 artinya setiap kenaikan 1 persen perputaran kas, pengaruh Likuiditas mengalami penurunan sebesar 0,023 persen, ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara Perputaran Kas

15 (X1) dengan Likuiditas (Y), dengan asumsi variabel lain konstan. β2 = koefisien regresi variabel Receivable Turnover (X2) sebesar 0,092 artinya setiap kenaikan 1 persen perputaran piutang, pengaruh Likuiditas akan bertambah sebesar 0,092 persen, ini menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Perputaran Piutang (X2) dengan Likuiditas (Y), dengan asumsi variabel lain konstan. β3 = koefisien regresi variabel Inventory Turnover (X3) sebesar - 0,013 artinya setiap kenaikan 1 persen perputaran sediaan, pengaruh Likuiditas mengalami penurunan sebesar 0,013 persen, ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara Perputaran Sediaan (X3) dengan Likuiditas (Y), dengan asumsi variabel lain konstan Uji Hipotesis Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Analisis ini untuk menguji kemampuan variabel perputaran kas (X1), perputran piutang (X2) dan perputaran sediaan (X3) mempengaruhi Likuiditas (Y). 1) Uji Koefisien Determinasi (R²) Menghitung (R²) digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi linier berganda. Jika (R²) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika (R²) mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel-variabel bebas menerangkan variabel terikat. Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Mo del R R Squar e Adjusted R Square Std. Error of the Estimat e Durbi n- Watso n a a. Predictors: (Constant), ITO, RTO, CTO b. Dependent Variable: CR Sumber : Hasil olah data sekunder SPSS 20 Berdasarkan tabel 4.8, terdapat nilai Adjusted R Square sebesar 0,145 atau sebesar 14,5 % hal tersebut menunjukan bahwa perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran sediaan berpengaruh terhadap Likuiditas (CR) sebesar 14,5%, sedangkan sisanya 85,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2) Uji Parsial (Uji Statistik T) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel X (perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran sediaan) terhadap variabel Y (Likuiditas). Uji statistik ini dilakukan dengan melihat nilai signifikansi yang diperoleh masingmasing variabel. Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik T Coefficients a Model Unstandardiz ed Coefficients B Std. Error Standa rdized Coeffici ents Beta t Sig. (Const ant) CTO RTO ITO a. Dependent Variable: CR Sumber : Hasil olah data sekunder SPSS 20 Ha1 : Peputaran Kas berpengaruh signifikan positif terhadap Likuiditas Dari hasil perhitungan secara parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,004 Karena nilai signifikan yang diperoleh < 0,05 maka Perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Koefisien perputaran kas dengan nilai -0,023 yang menunjukan bahwa perputaran kas bernilai negatif terhadap likuiditas. Hal ini berarti Ha1 ditolak.

16 Hasil ini sejalan dengan penelitian Lastiur Monalisa (2012) yang menyatakan bahwa perputaran kas merupakan salah satu ukuran dari pengembalian aktiva lancar menjadi kas melalui penjualan yang merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui sejumlah kas yang dimiliki perusahaan, dimana perputaran kas berpengaruh menurunkan terhadap likuiditas. Walaupun perputaran kas yang dimiliki perusahaan tinggi namun kas yang dimiliki perusahaan rendah akibat dari kurang efektifnya perputaran persediaan yang rendah dan mengakibatkan menimbunnya persediaan yang belum dapat terjual dan tercairkan menjadi kas, sehingga dalam membayar kewajiban jangka pendek perusahaan tidak mampu membayar hutangnya. Hal ini juga menolak penelitian yang dilakukan oleh Siwimerta (2010) dan Imam Fatkhurridlo (2015) yang menyatakan bahwa perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Ha2 : Peputaran Piutang berpengaruh signifikan positif terhadap Likuiditas Dari hasil perhitungan secara parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,010. Karena nilai signifikan yang diperoleh < 0,05 maka Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Koefisien perputaran piutang dengan nilai 0,092 yang menunjukan bahwa perputaran piutang bernilai positif terhadap likuiditas. Hal ini berarti Ha2 diterima. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Anastasia V. Puspitasari (2013) dan Sriwimerta (2010) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Menurut teori yang dikemukakan oleh Kasmir (2013) yang menyatakan bahwa semakin tinggi perputaran piutang menunjukkan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan semakin baik. Hal ini berarti semakin tinggi perputaran piutang maka semakin cepat tagihan yang masuk sehingga perusahaan dapat mengkonversikan tagihan yang masuk menjadi kas. Kas ini dapat digunakan perusahaan untuk membiayai kewajiban jangka pendeknya. Hal ini juga menolak penelitian yang dilakukan oleh Lastiur Monalisa (2012), Yessi Ezwita (2014) dan Imam Fatkhurridlo (2015) yang menyatakan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Ha3 : Peputaran Persediaan berpengaruh signifikan positif terhadap Likuiditas Dari hasil perhitungan secara parsial diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,646. Karena nilai signifikan yang diperoleh > 0,05 maka Perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Koefisien perputaran persediaan dengan nilai - 0,013 yang menunjukan bahwa perputaran persediaan bernilai negatif terhadap likuiditas. Hal ini berarti Ha3 ditolak. Hasil ini mendukung penelitian Imam Fatkhurridlo (2015) yang menyatakan bahwa adanya persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material perusahaan tidak dapat bekerja

17 dengan luas produksi yang optimal. Hal ini juga menolak penelitian yang di lakukan oleh Yessi Ezwita (2014) yang menyatakan bahwa perputaran persediaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. 3) Uji Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel X (Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Sediaan) secara bersamaan terhadap variabel Y (Likuiditas). ANOVA a Model 1 Regres sion Residu al Tabel 4.10 Hasil Uji Statistik F Sum of Squares df Mean Squar e F Sig b Total a. Dependent Variable: CR b. Predictors: (Constant), ITO, RTO, CTO Sumber : Hasil Olah Data Sekunder SPSS 20 Dari tabel 4.10 diatas, maka hasil regresi dapat disimpulkan sebagai berikut : Ha4 : Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Sediaan berpengaruh signifikan positif terhadap Likuiditas Dari hasil perhitungan secara simultan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai signifikan yang diperoleh < 0,05 maka Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Sediaan berpengaruh signifikan terhadap Likuiditas. Dan Koefisien Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Sediaan sebesar 6,522 yang menunjukan bahwa Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Sediaan bernilai positif terhadap Likuiditas. Hal ini berarti Ha4 diterima. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis pada penelitian ini maka dapat diambil kesimpulannya, yaitu: 1. Perputaran Kas berpengaruh signifikan negatif terhadap Likuiditas. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi perputaran kas maka tingkat likuiditas pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia akan semakin rendah. 2. Perputaran Piutang berpengaruh signifikan positif terhadap Likuiditas. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi perputaran piutang maka tingkat ikuiditas pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia akan semakin tinggi. 3. Perputaran Sediaan tidak berpengaruh signifikan positif terhadap Likuiditas. Hal ini menunjukan bahwa Perputaran sediaan tidak memberikan pengaruh terhadap Likuiditas dan semakin tinggi tingkat perputaran sediaan maka tingkat likuiditas pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia akan semakin tinggi. 4. Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Sediaan secara simultan dan signifikan mempengaruhi tingkat likuiditas pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia sebesar 14,5 % dan sisanya sebesar 85,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA

DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA Lampiran 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DALAM INDUSTRI DASAR DAN KIMIA THN No Kode Perusahaan Y X1 X2 X3 2011 1 INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk 3.98914427 0.59677419 0.0106 0.510 2 SMCB PT.

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan

LAMPIRAN. Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan LAMPIRAN Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Periode 2013-2015 No Nama Perusahaan Jenis Perusahaan 1 Indocement Tunggal Prakasa Industri Dasar dan Kimia 2 Semen Baturaja Industri Dasar dan Kimia 3 Holcim

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010:118) objek penelitian adalah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010:118) objek penelitian adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2010:118) objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kas 1. Pengertian Kas Menurut Martono dan Harjito (2002 : 116) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. (Saifuddin; 1998:35). Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian. (Saifuddin; 1998:35). Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto; 1998:15). Sedangkan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI) yang terletak

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Pertambangan No Kode Nama Perusahaan 1. ANTM PT. Aneka Tambang (persero). Tbk 2. ADRO PT. Adoro Energy. Tbk 3. ATPK PT.

Lampiran 1 Daftar Perusahaan Pertambangan No Kode Nama Perusahaan 1. ANTM PT. Aneka Tambang (persero). Tbk 2. ADRO PT. Adoro Energy. Tbk 3. ATPK PT. Lampiran 1 Daftar Perusahaan Pertambangan No Kode Nama Perusahaan 1. ANTM PT. Aneka Tambang (persero). Tbk 2. ADRO PT. Adoro Energy. Tbk 3. ATPK PT. ATPK Resources. Tbk 4. BIPI PT. Bekanat Petrouleum Energy.

Lebih terperinci

LAMPIRAN I Daftar Sampel Perusahaan Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia

LAMPIRAN I Daftar Sampel Perusahaan Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia LAMPIRAN I Daftar Sampel Perusahaan Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia 2009-2014 No Nama Perusahaan KODE 1 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP 2 PT. Holcim Indonesia Tbk SMCB 3 PT. Semen Indonesia

Lebih terperinci

YESI EZWITA Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014

YESI EZWITA Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang 2014 PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, RETURN ON ASSETS DAN RASIO UTANG TERHADAP LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin 45 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Pada bagian ini akan disajikan statistik deskriptif dari semua variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data. 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini, baik variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh debt to equity ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh debt to equity ratio, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh debt to equity ratio, audit tenure, dan audit report lag terhadap opini going concern

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Pembahasan tentang analisa pengaruh ukuran dewan komisaris, size, likuiditas, dan profitabilitas terhadap pengungkapan informasi sosial pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan manufaktur dalam bidang industri dasar dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. barang jadi. Indonesia sebagai negara berkembang telah mengalami

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. barang jadi. Indonesia sebagai negara berkembang telah mengalami BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia Sektor industri dasar dan kimia adalah industri yang terdiri dari perusahaan yang menghasilkan bahan-bahan dasar yang nantinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengujian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel-variabel yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Statistik Deskriptif. Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Statistik Deskriptif. Sumber : Data sekunder yang diolah, 2014 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation WCT 35-61,1 61,0 7,314 18,0138 CR 35,8413 9,4616

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode

Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan Sektor Industri Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014 No Kode Nama Perusahaan Perusahaan 1 AKPI PT. Argha Karya Prima Industry Tbk 2 APLI PT. Asiaplast

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian asosiatif kausal.

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian asosiatif kausal. BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara

Lebih terperinci

Perusahaan barang konsumsi dan perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2014

Perusahaan barang konsumsi dan perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2014 Lampiran 1 Perusahaan barang konsumsi dan perusahaan dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2014 NO Kode perusahaan Nama perusahaan 1 ADES Akasha Wira International

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Pada bab ini membahas sejumlah analisis berkaitan dengan dengan datadata keuangan yang diperoleh dari penelitian adapun urutan pembahasan secara

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Tabel 5.1 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 50,0174,3480,166018,0794598 DER 50,1536 2,6783,631622,5626124

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hal yang berhubungan dengan analisis data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Peneliti mengambil sampel sesuai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode 2010-2014 yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan data

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek penelitian meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik secara individual maupun secara bersama-sama terhadap likuiditas perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan data sekunder. Sampel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam penelitian ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berganda untuk mengetahui bagaimana pengaruh laba, akrual, dan arus kas dalam

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berganda untuk mengetahui bagaimana pengaruh laba, akrual, dan arus kas dalam BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan sejumlah variabel yang digunakan dalam model analisis regresi berganda untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk memperoleh laba yang optimal dan menjamin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2014 Juli 2015 di Universitas Mercu Buana. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan alat bantu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini menggunakan alat bantu 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelaskan gambaran hasil penelitian beserta hipotesis dengan pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran atau deskripsi suatu data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Oktober 2015 sampai dengan bulan Januari 2016. Tempat penelitian ini adalah peneliti akan menggunakan data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan adalah barang - barang yang biasanya dapat dijumpai di gudang tertutup, lapangan, gudang terbuka, atau tempat-tempat penyimpanan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan cara untuk menggambarkan dan menyajikan informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif,

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK.

PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. PENGARUH CURRENT RATIO DAN PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. Angga Bahtiar Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Return to Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PT. ASTRA AGRO LESTARI, Tbk. Agnes Agrifany (agnes.agrifany@gmail.com) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Pembuatan statistik deskriptif untuk sampel tersebut dibantu dengan menggunakan program komputer Statisical Package for Sosial Science atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit

Lebih terperinci

Daftar Sampel Perusahaan manufaktur. No Kode Nama Perusahaan

Daftar Sampel Perusahaan manufaktur. No Kode Nama Perusahaan Daftar Sampel Perusahaan manufaktur No Kode Nama Perusahaan 1 ARNA Arwana Citramulia Tbk 2 AUTO Astra Otoparts Tbk 3 BRNA Berlina Tbk 4 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 5 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 6 CTBN Citra

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah 35 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Sampel dalam penelitian adalah industri Real Estate and Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 2013 yang sudah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka 48 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka selanjutnya dalam bab analisis hasil dan pembahasan ini akan diterangkan mengenai hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun. Tabel 4.1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa perusahaan manufaktur go publik sebanyak 11 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam

Lebih terperinci

No Keterangan Jumlah. 1 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

No Keterangan Jumlah. 1 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Lampiran 1: Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah 1 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2011 2 Jumlah Perusahaan Manufaktur yang tidak memiliki kepemilikian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Rasio Likuiditas BCA Syariah Rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan atau bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penulis menggunakan program SPSS versi Dalam penelitian ini, variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penulis menggunakan program SPSS versi Dalam penelitian ini, variabel BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil analisis data yang akan disajikan dibawah ini. Untuk lebih membantu dalam melakukan perhitungan yang akurat, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Analisis Statistik Deskriptif Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 36.027 4.742

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, PAJAK, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PEMBAYARAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN NON FINANCIAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Bondan Satrio Aji 13061041 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minumum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun Sedangkan sampel merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun Sedangkan sampel merupakan 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008-2011. Sedangkan sampel merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur sektor industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik dekriptif menggambarkan tentang ringkasan datadata penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata rata dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1.Gambaran Umum Sampel Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan leverage terhadap risiko saham pada perusahaan manufakur yang terdaftar dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menerangkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan atas data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran perusahaan, tingkat profitabilitas, rasio solvabilitas dan opini auditor, maka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah annual report perusahaan pertambangan, dan perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah annual report perusahaan pertambangan, dan perusahaan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Data yang disajikan dalam penelitian ini berasal dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Objek penelitian yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2011-2013. Teknik yang digunakan dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan untuk 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang ditunjukkan

Lebih terperinci

Muhammad Syukri Hamdi

Muhammad Syukri Hamdi ANALISIS PENGARUH RASIO AKTIVITAS, LEVERAGE KEUANGAN, UKURAN, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Muhammad Syukri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian Statistik deskriptif dalam penelitian ini meliputi nilai statistik deskriptif variabel return, CR, ROA, DER, EPS dan Beta. Dari

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dan profitabilitas. Struktur modal berkaitan dengan bagaimana distribusi aktiva

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dan profitabilitas. Struktur modal berkaitan dengan bagaimana distribusi aktiva BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari struktur modal, aktivitas, dan profitabilitas. Struktur modal berkaitan dengan bagaimana distribusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data Pendapatan Bunga Tabel 4.1 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk Perkembangan Pendapatan Bunga Tahun 2007 2011 (dalam jutaan) Tahun Pendapatan Bunga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan datadan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berikut

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Populasi Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan elemen yang menjadi pusat objek penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN No Kode Nama Perusahaan. 1. AKPI Argha Karya Prima Industry

DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN No Kode Nama Perusahaan. 1. AKPI Argha Karya Prima Industry Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013-2015 No Kode Nama Perusahaan 1. AKPI Argha Karya Prima Industry 2. AMFG Asahimas Flat Glass Tbk. 3. ASII

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian Objek Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktor pada sektor barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Dalam analisis statistik obyek penelitian pada sub bab ini, peneliti akan menjabarkan hasil perhitungan nilai minimum, nilai maksimum, ratarata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum, 44 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka pada Tabel 4.1 berikut ini akan ditampilkan karakteristik sample yang digunakan

Lebih terperinci

Nama Perusahaan. 5 (GGRM) Gudang Garam Tbk , , , ,47 6 (AMFG) PT Asahimas Flat Glass Tbk. 779, ,76 786,51 497,84

Nama Perusahaan. 5 (GGRM) Gudang Garam Tbk , , , ,47 6 (AMFG) PT Asahimas Flat Glass Tbk. 779, ,76 786,51 497,84 LAMPIRAN No Data Laporan Keuangan Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 203-206 (dalam bentuk rupiah). Nama Perusahaan Tabel Earning Per Share

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012) pada PT. Gajah Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan : BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisa deskripsi semua variabel, baik variabel bebas maupun variabel terikat adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian Setelah melalui berbagai tahapan penelitian yang telah direncanakan oleh peneliti di bagian awal, penelitian ini menghasilkan berbagai

Lebih terperinci