Volume 07, Nomor 02, Desember Kata Kunci: Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Talking Stick

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah

Upaya Meningkatkan Minat Belajar Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas 4 SD Darul Ulum Kebonsari Surabaya

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. terjun ke lapangan secara langsung pada saat guru dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah lahir hingga wafat sampai diteruskan oleh para sahabatsahabatnya.

Volume 07, Nomor 01, Juni 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nabi Muhammad SAW, adapun guru yang mengajar mata pelajaran tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan ilmiah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. yang dalam istilah Bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR),

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. metode penelitian tindakan kelas atau yang lebih sering disebut dengan

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pendidikan formal yang berada di Desa Durungbanjar Kecamatan Candi

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

Peningkatan Keterampilan Menulis Arab tentang Shalat Jum at melalui Metode Cooperative Script pada Siswa Kelas IV MI Nadhatul Ulama Sumokali Sidoarjo

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tentang perilaku guru mengajar dan murid belajar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Volume 07, Nomor 02, Desember 2016

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan tindakan berupa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tentang kemampuan menjelaskan penguasaan konsep ketentuan puasa Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkankurangnya minat untuk mempelajari mata pelajaran sejarah. kebudayaan Islam,dan rendahnya prestasi belajar.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. dengan Classsroom Action Research, yang disingkat CAR yang berarti

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. pembelajaran secara khusus dalam hal meningkatkan keterampilan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB II LANDASAN TEORI

Peningkatan Keterampilan Membaca Surat-Surat Pendek melalui Strategi Partice-Rehearsal Pairs Pada Siswa Kelas III MI Baitur Rohim Gedangan Sidoarjo

BAB III PROSEDUR PENELITAN. terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning), (2)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. PTK ini dilaksanakan untuk memperbaiki kinerja guru.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK) atau classroom action research. Penelitian tindakan ini dilakukan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. generasi bangsa yang dapat membuat bangga negaranya.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. tindakan kelas (PTK). Alasan peneliti memilih penelitian tindakan kelas

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. inggris disebut dengan istilah classroom action reseach. Dari nama tersebut

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. siklus terdiri atas empat langkah pokok yaitu : (1) Perencanaan (Planning),

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK) dengan tindakan berupa penggunaan metode Team Quiz, di mana metode tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. meningkatkan mutu pembelajaran di kelas 28. Dalam penelitian tindakan kelas,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. kelas), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tindakan-tindakan tertentu

BAB III PROSEDUR PTK. Inggris Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini juga termasuk

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian adalah suatu cara yang dilakukan dalam penyelidikan suatu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYUSUN PARAGRAF PADA KELAS III SDN KEBOANSIKEP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

Penerapan Strategi Pembelajaran Time Token untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran IPS Kelas V MI Miftahul Huda Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian tindakan ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kurt

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. melakukan penelitian pembelajaran di kelas dalam rangka perbaikan mutu

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kelas (classroom action research). Berbagai definisi diketengahkan oleh pakar

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI STRATEGI ACTIVE LEARNING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

2010, hlm Saminanto, Ayo Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Semarang: Rasail,

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, (5) metode pengumpulan data, (6) analisis data, dan (7) indikator

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tujuan penelitian sendiri secara umum ada tiga macam, yaitu yang bersifat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas. 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penigkatan pemahaman materi mempertahankan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Darul

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut. 1 Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Istilah penelitian tindakan kelas berasal dari kata action research

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian bersifat deskriptif yaitu terkait dari urutan-urutan kegiatan

Peningkatan Prestasi Belajar PKn Materi Kebebasan Berorganisasi Melalui Metode Mind Mapping Bagi Siswa Kelas V SD Karya Thayyibah Baiya

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang penerapan metode Bamboo Dancing pada mata

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN

Transkripsi:

Volume 07, Nomor 02, Desember 2016 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa terhadap Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW melalui Metode Talking Stick di Kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo Abstrak: Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), siswa kelas III MI Nahdatul Ulama Sumokali Sidoarjo mengalami kesulitan dalam memahami materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Adanya perbedaan karakteristik siswa juga menjadi masalah ketika guru menggunakan metode yang kurang tepat dalam proses pembelajaran. Terlebih jika kreativitas guru dalam mengelola kelas juga kurang. Adapun permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad Saw melalui metode Talking Stick di kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo. Metode Talking Stick merupakan sebuah metode yang mendorong siswa untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya dalam sebuah form. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak 1 siklus dengan empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu non tes dengan bentuk tes lisan. Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum menggunakan metode Talking Stick dengan setelah menggunakan metode ini. Sebelum penerapan metode ini, siswa yang memiliki kemampuan pemahaman terhadap materi tersebut sebesar 35%. Sedangkan pada siklus I, dengan menggunakan metode Talking Stick, kemampuan pemahaman siswa mencapai 70% dari jumlah siswa. Kata Kunci: Peningkatan Kemampuan Pemahaman, Talking Stick PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu cara untuk memajukan suatu negara menjadi lebih baik. Dengan adanya pendidikan yang baik, maka akan tercipta

Siti Ma rufah - Rohmawati generasi muda bangsa yang dapat membuat perubahan bagi negaranya. Pencapaian tujuan tersebut sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan pengajaran guru dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang baik seharusnya dapat meningkatkan keaktifan siswa, kreativitas dan semangat peserta didik dalam belajar. Untuk mencapai semua itu, guru berperan penting dalam kesuksesan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menguasai bahan ajar serta metode-metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Faktanya, banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran tanpa memerhatikan karakteristik materi yang diajarkan. Salah satu mata pelajaran yang sering menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran yaitu Sejarah Kebudayaan Islam. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata pelajaran yang berbasis keagamaan. Mata pelajaran ini sudah diterapkan sejak dasar, yaitu di kelas III Madrasah Ibtidaiyah. Mata pelajaran SKI dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, menghayati sejarah Islam yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya melalui bimbingan, pengajaran keteladanan dan pembiasaan. Namun dalam praktiknya, pembelajaran SKI sering menghadapi berbagai kendala, yaitu guru kurang berinovasi dalam pengembangan metode dan media pembelajaran, guru juga kurang memotivasi peserta didik agar antusias mengikuti pembelajaran, di samping itu alokasi waktu yang disediakan terbatas dengan muatan materi yang begitu padat dan penting. Pembelajaran SKI di kelas III MI Nahdhatul Ulama Sumokali Sidoarjo juga menghadapi berbagai kendala. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Ma rufah, guru kelas III, pada tanggal 8 April 2015, yang menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran SKI adalah sebagian besar siswa belum memahami materi materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan data evaluasi belajar siswa, siswa yang tuntas belajar dalam materi materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mata pelajaran SKI sebanyak 35% dan yang belum tuntas sebanyak 65%. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk mencari langkah tindakan yang diyakini mampu mengatasi persoalan di atas dengan melakukan penelitian berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Memahami Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW melalui Metode Talking Stick di Kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW melalui metode Talking Stick di kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman siswa terhadap materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW melalui metode Talking Stick di kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo. 276 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Talking Stick Penelitian ini diharapkan akan memberikan konstribusi bagi guru, yaitu dapat menambah wawasan pengetahuan dalam bidang pendidikan dengan memperoleh metode pembelajaran yang dapat mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mata pelajaran SKI. Bagi siswa, dapat lebih mudah menerima dan memahami informasi yang diberikan dan mendorong antusiasme siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Bagi sekolah, memberikan kontribusi dalam rangka perbaikan proses pembelajaran. KERANGKA KONSEPTUAL Kemampuan Pemahaman Pemahaman (understanding) adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan (Suparman, 2012: 80). Pemahaman individu juga diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengerti, memahami individu lain. Pemahaman individu oleh Aiken diartikan sebagai Appraising the presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assesing human behavior and metal processes include such procedures as obserations, intervies, rating scale, check list, inventories, projective techniques, and tests. Pemahaman atau penilaian tersebut dimaksudkan untuk membantu pengembangan potensi yang ada pada diri suatu individu, pengembangan kemampuan berpikirnya, karakter kepribadiannya, dan tingkah lakunya. Winkel dan Mukhtar (Sudaryono, 2012: 44) mengemukakan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat; mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Dengan demikian pemahaman individu adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengerti dan memahami individu-individu lain. Dalam konteks pembelajaran, kemampuan pemahaman yang harus dimiliki oleh seorang siswa dimaksudkan untuk mendorong siswa agar memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat memanfaatkan isinya. Menurut Daryanto (2008: 106) kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: 1) menerjemahkan (translation), pengalihan dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya, 2) menginterpretasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami, 3) mengekstrapolasi (extrapolation), memiliki makna lebih tinggi dari menerjemahkan dan menafsirkan, yang menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Jurnal 277

Siti Ma rufah - Rohmawati Definisi tentang pemahaman juga dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom (Sudijono, 2009: 50) yang mengatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat, memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah secara etimologi dapat ditelusuri dari asal kata Arab syajarah artinya pohon. Dalam bahasa asing lainnya peristiwa sejarah disebut histore (Perancis), geschicte (Jerman) dan masih banyak lagi. Sejarah menurut istilah adalah suatu yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau, keseluruhan pengalaman manusia dan sejarah sebagai suatu cara yang diubah-ubah, dijabarkan dan dianalisa. Sejarah memberikan pemahaman tentang arti masa lampau dan tentang suatu peristiwa. Menurut M. Hanafi, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladanan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Dalam Permenag No. 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, disebutkan bahwa mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan diantaranya yaitu, 1) membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam, 2) membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan, 3) melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada 278 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Talking Stick pendekatan ilmiah, 4) menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau, 5) mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Metode Talking Stick Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku). Kini metode itu sudah digunakan sebagai metode pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas (Huda: 2013, 244-226). Sebagaimana namanya, Talking Stick merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus-menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru. Dalam penerapan metode Talking Stick, guru meminta siswa membuat lingkaran besar. Anak-anak diharap berdiri dan membuat lingkaran. Metode ini cocok digunakan untuk semua kelas dan semua tingkatan umur. Adapun sintak metode Talking Stick adalah sebagai berikut: 1) guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya ±20 cm, 2) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pembelajaran, 3) setelah selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan siswa menutup isi bacaan, 4) guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru, 5) guru memberikan kesimpulan, 6) guru melakukan evaluasi/penilaian, 7) guru menutup pelajaran. Metode ini memberikan kontribusi positif dalam pembelajaran untuk melatih keterampilan peserta didik dalam membaca dan memahami materi dengan cepat dan mengajak mereka untuk selalu siap dalam situasi apapun. Di sisi lain, bagi siswa yang secara emosional belum terlatih berbicara di hadapan guru, metode ini masih sulit dipraktikkan. Jurnal 279

Siti Ma rufah - Rohmawati METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo pada tanggal 8 Mei 2015. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo tahun ajaran 2014-2015, dengan jumlah siswa sebanyak 18 orang, 8 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan variabel penerapan metode Talking Stick untuk meningkatkan kemampuan memahami sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW di kelas III Madrasah Ibtidaiyah Nahdhatul Ulama Sumokali Sidoarjo. Pada penelitian tersebut terdapat beberapa variabel sebagai berikut: 1) variabel input: siswa kelas III MI Nadlatul Ulama Sumokali Sidoarjo, 2) variabel proses: penerapan metode Talking Stick, 3) variabel output: hasil kemampuan memahami pada materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kurt Lewin, yang digambarkan dalam bentuk spiral. Model kurt lewin memiliki 4 langkah pokok, yaitu: 1) perencanaan (planning), pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pelajaran (RPP), Lembar bacaan, soal post-test dan mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, 2) tindakan (acting), merupakan tahap implementasi pembelajaran dengan menggunakan metode Talking Stick, mencakup rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup, 3) observasi (observing), pada tahap ini guru sebagai patner melakukan pengamatan (observing). Hal-hal yang diamati dalam proses observing adalah perilaku siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dan mengamati kemampuan memahami tiap-tiap anak terhadap penguasaan materi pembelajaran yang telah dirancang dalam RPP, dan 4) refleksi (reflecting), pada tahap ini peneliti mengidentifikasi pencatatan hasil observasi dan mencatat kelemahan kelamahan yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Keempat langkah tersebut digambarkan seperti bagan berikut: 280 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Talking Stick Gambar 1: Alur PTK Model Kurt Lewin Kriteria Keberhasilan Tindakan Indikator kinerja adalah suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK dalam meningkatkan atau memperbaiki PBM dikelas. Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditentikan dalam satu kompetensi dasar berkisar antara 0%-100%. Kriteria untuk masing-masing indikator 80% dengan pemerolehan nilai 75 Teknik Pengumpulan Data Untuk memeroleh data yang valid, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut: 1) wawancara, 2) observasi, dan 3) non tes. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menanyakan kesulitan yang dihadapi saat mengajar dan mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan siswa dalam memahami materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW pada mata pelajaran SKI. Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran. Teknik yang ke dua, observasi, digunakan peneliti untuk pengumpulan data mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan penerapan materi dengan menggunakan metode Talking Stick yang dilaksanakan guru dan peneliti. Teknik non tes, adalah sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah contoh perilaku. Tes ini digunakan peneliti untuk memeroleh data tentang kemampuan pemahaman siswa kelas III materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW sebelum dan sesudah adanya tindakan perbaikan yang menggunakan metode Talking Stick. Jurnal 281

Siti Ma rufah - Rohmawati Analisis Data Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana untuk mengukur ketuntasan belajar secara perorangan dan klasikal. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P= Σ Siswa yang tuntas belajar x100% Σ Siswa Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan: Dengan menggunakan metode Talking Stick maka kemampuan pemahaman siswa terhadap pelajaran SKI akan meningkat. HASIL ANALISIS DATA Siklus 1 Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pelajaran (RPP), Lembar bacaan, soal post-test dan mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas. Pada tahap selanjutnya, pelaksanaan, peneliti yang berperan sebagai guru melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut: Kegiatan awal: 1) peserta didik menjawab salam yang diucapkan oleh guru dan memulai pelajaran dengan berdoa bersama, 2) memeriksa kehadiran peserta didik,3) guru memotivasi siswa dengan melakukan ice breaking, 4) guru melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi sebelumnya dan mengaitkan materi hari ini dengan pengalaman yang dimiliki oleh siswa, 5) guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu: a) peserta didik mampu mengidentifikasi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW, b) peserta didik mampu menceritakan sejarah kelahiran dan silsilah Nabi Muhammad SAW, c) menumbuhkan motivasi dan minat untuk meningkatkan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam khususnya pada materi sejarah kelahiran dan silsilah Nabi Muhammad SAW. Pada kegiatan inti pembelajaran, alur pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20cm 2) siswa diminta mengatur tempat duduk menjadi lingkaran besar, 3) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari yaitu sejarah kelahiran dan silsilah Nabi Muhammad SAW kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pembelajaran. Hamper seluruh siswa mau membaca materi yang akan dibahas, 4) guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan, 5) guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa dan bernyanyi, setelah itu memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian 282 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Talking Stick untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru. Pada awalnya, beberapa siswa tidak mau menjawab pertanyaan yang diberikan, tetapi karena media tongkat ada di tangan mereka, mau tidak mau, siswa yang bersangkutan menjawab pertanyaan yang diberikan, 6) memberi tepuk tangan dan nilai tambahan kepada peserta didik yang menjawab soal dengan benar dan memberi nilai kepada peserta didik yang aktif menjawab pertanyaan. Beberapa siswa yang jawabannya masih salah, guru membimbing siswa tersebut agar rajin belajar lagi, 7) guru memberi penguatan materi Kegiatan penutup dideskripsikan sebagai berikut: 1) peserta didik bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dibahas, 2) guru melakukan umpan balik atas materi yang telah dipelajari, 3) guru memberikan refleksi atas materi yang dipelajari hari ini, 4) guru memberikan tugas rumah pada siswa, 5) guru mengakhiri pelajaran dengan membaca Hamdalah dan dilanjutkan doa secara bersama-sama, 6) guru mengucapkan salam. Seluruh kegiatan penutup diikuti siswa dengan baik. Adapun hasil dari post-test materi sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW setelah menerapkan metode Talking Stick diuraikan dalam tabel berikut: Tabel 1: Rekapitulasi Hasil Tes Siswa pada Materi Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW di Kelas III MI Nadhlatul Ulama Sumokali Sidoarjo No. KKM Nilai Tuntas Tidak Tuntas 1 75 76 100 14 anak 2 75 40 74 4 anak Dari tabel tersebut, diketahui bahwa jumlah siswa yang memeroleh nilai di atas 75 adalah 14 anak. Dengan demikian, prosentase siswa yang telah tuntas belajar adalah 77%, di atas criteria indicator ketercapaian yang ditetapkan. PEMBAHASAN Penelitian ini dilatarbelakangi dari kondisi siswa yang cenderung pasif dalam mengungkapkan gagasan, pendapat dan ide-idenya dalam proses pembelajaran SKI pada materi sejarah dan silsilah Nabi Muhammad SAW. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman siswa kelas III MI Nadhlatul Ulama Sumokali Sidoarjo masih belum terasah. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan mutu kualitas pembelajaran melalui metode Talking Stick. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penelitian ini dilaksanakan ada peningkatan pemerolehan nilai rata-rata siswa dengan ketuntasan klasikal sebesar 77%. Dengan demikian upaya meningkatkan pemahaman konsep melalui metode pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi sejarah dan silsilah Nabi Muhammad SAW pada mata pelajaran SKI di kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo. Jurnal 283

Siti Ma rufah - Rohmawati PENUTUP Kesimpulan Pembelajaran dengan metode Talking Stick memiliki dampak positif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi sejarah dan silsilah Nabi Muhammad SAW pada mata pelajaran SKI di kelas III MI Nahdlatul Ulama Sumokali Sidoarjo. Hal ini diindikasikan dengan meningkatnya prosentase ketuntasan belajar siswa dari pra siklus sebesar 35% menjadi 77% pada siklus I. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 42%. Saran Adapun saran yang hendak disampaikan antara lain 1) kepala sekolah perlu memotivasi dan memfasilitasi guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang variatif, 2) guru diharapkan tidak hanya terpaku pada satu model pembelajaran dan tidak hanya fokus pada hasil belajar kognitif saja tetapi harus mengembangkan kemampuan sosial siswa, 3) Penelitian lebih lanjut pada tingkat kelas atau materi yang berbeda perlu dilakukan. 284 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Talking Stick DAFTAR PUSTAKA Huda M. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos. Rohmat. 1999. Penelitian Tindakan Kelas dengan Media. Semarang: Rineka Cipta. Suparman, Atwi. 2012. Desain Intruksional. Jakarta: Eirlangga. Subagyo, Joko. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Wiriaatmadja, Richiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Jurnal 285