PERANAN DESAIN GRAFIS DALAM MENGGALI POTENSI LOKAL MELALUI KEGIATAN COLLABORATION PROJECT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa baru yang diterima pada program studi Desain Komunikasi Visual

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Desain Komunikasi Visual berasal dari tiga kata, yakni desain, komunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang dapat dikatakan sangat signifikan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas lembaga pendidikan dan kurikulum yang digunakan menjadi. lulusan tersebut akan memiliki profesionalitas yang baik pula.

BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. semakin populer. Hal ini terbukti dengan terdapatnya jurusan ini pada universitasuniversitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

3. Bagaimana menciptakan sebuah ruangan yang dapat merangsang emosi yang baik untuk anak dengan menerapkan warna-warna di dalam interior?

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

M, 2016 PENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herman S. Wattimena,2015


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

BAB I PENDAHULUAN. (Dilansir dari meltingpotinternational.com, Indonesia: A multicultural melting

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERTANYA PRODUKTIF MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I P E N D A H U L U A N. Pendidikan seni berperan penting dalam pengembangan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

PENGARUH PENERAPAN SAVI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

Ceramah Diskusi Problem Based Learning

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan seluruh mata kuliah yang diwajibkan dan tugas akhir yang biasa

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Dalam kajian teori ini, membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, tinjauan pustaka

1. PERSOALAN PENILAIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam. Model yang diajarkan disini memakai model Inquiry Based

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB V PENUTUP UPT PERPUSTAKAAN ISI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja secara umum dan yang sering kali didengar seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

2014 PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL SISWA

MENCOCOKKAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN GAYA MENGAJAR Oleh Anang Nazaruddin, S.Pd.I. ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi sekarang ini sangat pesat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seni tidak selalu diwujudkan dalam bentuk seni musik, seni rupa, seni

BAB I PENDAHULUAN. sekarang, jika mereka bangun, mereka pasti langsung online. 1 Mereka. menghiraukan setiap orang yang ada di sekitarnya.

Hakikat dan Penerapan Model Mind Mapping dalam Pembelajaran di SD/MI

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK YANG DIRENCANAKAN DAN KONSEP PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Studi (Wajib) bagi mahasiswa program S-1 Ilmu komputer. Setelah. mendapatkan persetujuan dari tim pembina mata kuliah seminar Ilmu

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB II METODOLOGI. Latar Belakang. Rumusan Masalah. Tujuan Perancangan. Riset Bakso. Materi. Data Perancangan. Identifikasi dan Analisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mata Kuliah - Advertising Project Management-

BAB l PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Hasil Belajar. Sudjana, (2004:22) berpendapat hasil Belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa

BAB I PENDAHULUAN. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2007) ekonomi gelombang ke-4 adalah

BAB II METODOLOGI. 2.1 Tema Perancangan

SINEMATEK TERPADU DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN (MANUAL MAHASISWA)

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Penerapan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

Transkripsi:

PERANAN DESAIN GRAFIS DALAM MENGGALI POTENSI LOKAL MELALUI KEGIATAN COLLABORATION PROJECT Abstrak: Collaboration project salah satu metode yang dapat dikembangkan untuk memperkaya wawasan mahasiswa Desain Komunikasi Visual. Akulturasi dan cara pandang terhadap suatu masalah pada aktivitas Global Studio antara mahasiswa UMN dan UTS terhadap produk lokal Batik Betawi Terogong adalah sebuah studi kasus yang menarik untuk dijadikan pelajaran bagi perkembangan Desain Komunikasi Visual khususnya UMN umumnya di Indonesia. Metode Forum Disscussion Group (FGD) pada analisis penelitian kali ini telah mengungkapkan bagaimana seorang calon desainer menghadapi sebuah masalah dan bagaimana memecahkan masalah tersebut dengan proses collaboration project, sehingga membuahkan hasil yang manarik untuk kemajuan produk lokal Indonesia. Cara pandang pemecahan masalah dengan selalu melihat hal sederhana terlebih dahulu dan fokus pada keywords yang telah disepakati merupakan pelajaran berharga bagi calon desainer Indonesia masa depan. Keywords : Collaboration project, Batik, FGD, Studi Kasus Pendahuluan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) adalah salah satu universitas berkembang di Indonesia dengan dukungan Kompas Gramedia Group sebagai stakeholder. UMN memiliki visi kampus yang selalu mengedepankan teknologi serta peran multimedia dalam aktivitas perkuliahannya, dan diharapkan ke depannya mampu bersaing di tingkat internasional dan dapat adaptif menghadapi perkembangan serta kemajuan ilmu dan teknologi di tingkat global. UMN memiliki program kerjasama internasional dengan membangun jaringan serta kerjasama global, dan salah-satu universitas internasional yang telah menjalin kerjasama tersebut adalah University of Technology Sydney (UTS). Fakultas Seni dan Desain Uni- adalah Staf Pengajar pada Fakultas Seni dan Desain, Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Tangerang. e-mail : erwin@umn.ac.id e-mail : maria.cynthia@student.umn.ac.id 18 Vol. VIII, No. 2 Desember 2015

Peranan Desain Grafis Dalam Menggali versitas Multimedia Nusantara khususnya Desain Komunikasi Visual merupakan salah satu unit universitas yang turut mengembangkan kerjasama di tingkat global, dengan mewujudkan kerjasama global melalui program bernama Global Studio. Program Global Studio merupakan inisiasi awal kerjasama antara DKV UMN dan Fakultas Desain UTS yang diikuti oleh para perwakilan mahasiswa antara kedua universitas untuk berkolaborasi dalam riset dan perancangan karya melalui sebuah collaboration project. Program ini diharapkan dapat menjadi transfer of knowledge bagi mahasiswa kedua universitas dalam keilmuan desain dan menciptakan inovasi lewat akulturasi pemikiran tentang desain melalui diskusi dan workshop bersama. Menurut Victor Papanek seperti yang dikutip oleh Adityawan (2007), collaboration project adalah bentuk sintesis dari beragam keahlian mencakup para desainer, arsitek dan planner, yang menghasilkan kebaruan di berbagai bidang. Kolaborasi bidang DKV UMN dan UTS diharapkan mampu menjawab kekhawatiran akan keberadaan DKV di tanah air dan sekaligus diharapkan mampu meningkatkan kualitas lulusan DKV di masa depan. Collaboration project UMN dan UTS kali ini mengangkat tema mengenai lokalitas yaitu Batik Betawi Terogong. Batik Betawi Terogong adalah salah satu warisan budaya Nusantara yang harus dilestarikan dan terus dikembangkan. Keberadaannya yang kurang dikenal merupakan salah satu ancaman serius bagi kelangsungan dan kelestariannya di Nusantara. Pada project ini, mahasiswa kedua Universitas meneliti produk budaya Batik Betawi Terogong dengan melihat cara pembuatan, mencobanya dan melihat potensi-potensi apa saja yang mungkin bisa dikembangkan untuk tetap melestarikan produk Batik Betawi Terogong sekarang ini. Pada Collaboration project UTS dan UMN terdapat dua budaya yang berbeda, komunikasi yang berbeda, dan pola pikir yang berbeda dalam tim tersebut. Bagaimana kedua mahasiswa tersebut melakukan proses perancangan desain bersama, brainstorming, dan mengambil keputusan dalam menentukan gagasan dan hasil akhir adalah hal yang menarik untuk dipelajari. Metodologi Untuk mengetahui pola pikir yang digunakan pada Collaboration project UMN dan UTS, penelitian ini menggunakan Focus Group Discussion (FGD). FGD dilakukan untuk dapat menjabarkan dan mengidentifikasi proses kolaborasi kreatif yang berlangsung antara mahasiswa desain Universitas Multimedia Nusantara dengan mahasiswa dari University Technology of Sydney, Vol. VIII, No. 2 Desember 2015 19

Peranan Desain Grafis Dalam Menggali bagaimana kedua budaya yang berbeda, komunikasi yang berbeda, dan pola pikir yang berbeda dalam tim tersebut dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi. Juga bagaimana kedua mahasiswa tersebut melakukan proses perancangan desain bersama, brainstorming, dan mengambil keputusan dalam menentukan gagasan dan hasil akhir adalah hal yang menarik untuk diangkat menjadi sebuah penelitian yang hasilnya akan memperkaya wawasan mengenai proses merancang dalam menghasilkan karya desain yang inovatif. FGD dilakukan di pada Jum at, tanggal 25 Juli 2014 bersama dengan 5 orang peserta Global Studio dari UMN, yaitu Andes Vergia, William Setiawan, Bia Maquila, Oessella Benawar, dan Beatrice Jeanice. Batik Terogong Dalam Colaboration Project UMN dan UTS Dalam FGD, terungkap proses kerjasama berlangsung dimulai dengan menyatukan presepsi kontekstual yang sudah ditetapkan di awal dan ini sesuai dengan proses sebuah kolaborasi berlangsung. Pada tahap awal, semua mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mencari kesepahaman yang sama akan masalah pada eksplorasi Batik Terogong. Sebuah identifikasi yang Gambar 1. FGD di ruang meeting DKV tanggal 25 Juli 2014 diikuti oleh 5 orang peserta Global Studio dari UMN unik namun sederhana akhirnya muncul, yaitu Batik Friday (Jum at berbatik), mereka berasumsi bahwa ini hal unik dan cuma bisa dilihat di Indonesia. Kemudian pembagian tugas dalam kelompok sangat jelas, dengan tanggung jawab masing masing yang jelas sesuai dengan minat dan kemampuannya. Tahap yang menarik selanjutnya adalah proses brainstorming, dimana semua catatan dan dokumentasi yang didapatkan oleh peserta di lapangan dikumpulkan dan didiskusikan bersama-sama, dari hal yang biasa sampai spesifik tak luput dari perhatian semua anggota kelompok. Halhal unik yang muncul segera dicatat 20 Vol. VIII, No. 2 Desember 2015

Peranan Desain Grafis Dalam Menggali dan menjadi keyword untuk diskusi selanjutnya dan masalah-masalah yang muncul dalam diskusi kemudian diformulasikan oleh masing-masing anggota dan dipresentasikan solusinya baik verbal ataupun demonstrasi visual. Kelompok kemudian memilih keyword yaitu, Connecting traditions to the contemporary. Mereka berpendapat bahwa Batik Betawi Terogong sangat konservatif sehingga untuk menjangkau pasar yang sekarang adalah dibutuhkan sebuah kemasan yang menarik yang sesuai dengan selera pasar, maka diputuskan untuk membuat rancangan Batik yang berpadu dengan busana Casual dan dipromosikan dengan bahasa anak muda melalui media sosial. Project UMN-UTS Berdasarkan analisa data literatur, data lapangan, dan FGD terdapat beberapa hal terkait pola pada aktivitas Global Studio UMN dan UTS. Munthe (2009) dalam bukunya Desain Pembelajaran merujuk pada Taksonomi Bloom dalam kaitannya dengan kompetensi dan desain strategi pembelajaran, berikut ini perbandingan kompetensi antara Mahasiswa UTS dan Mahasiswa UMN yang secara terpisah dan dilihat dari tiga aspek dalam ranah kognisi, afeksi, dan psikomotor dalam kegiatan kolaborasi mereka. 1. Aspek Kognisi (Cognitive) Pola Interaksi Collaboration Gambar 2. Diskusi peserta Global Studio UMN-UTS Gambar 3. Observasi data peserta Global Studio UMN-UTS Vol. VIII, No. 2 Desember 2015 21

Peranan Desain Grafis Dalam Menggali Aspek kognisi berorientasi pada kemampuan berfikir secara intelektual dari yang sifatnya sederhana hingga yang kompleks. Mahasiswa UMN memiliki pengetahuan detail dan memiliki pemahaman yang luas (wide). Mahasiswa UTS kurang memahami detail, tetapi sangat menghargai segala hal yang mereka lihat dan dengar dan berpikiran lebih sederhana. 2. Aspek Afeksi (Affective) Aspek afeksi merupakan bagian dari Hirarki 5 dalam Taksonomi Blookm yang merupakan tingkatan yang berorientasi pada perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap. Pada mahasiswa UMN informasi dapat diterima dengan baik tetapi belum dapat fokus dan pada mahasiswa UTS mendengarkan dengan baik dan fokus terhadap informasi yang diberikan secara seksama karena ketertarikan mereka, namun karena kendala bahasa, tidak semua informasi dapat mereka seleksi dengan baik. analisis aspek psikomotorik berdasarkan urutan taksonomi dari domain psikomotorik yang diadaptasi dari Desain Pembelajaran (Munthe, 2009). Pada mahasiswa UMN sangat nampak mental kerja yang kurang baik, karena terbawa suasana nyaman sebagai tuan rumah yang familiar dengan segala hal, sedangkan amatan pada mahasiswa UTS menunjukkan mental kerja sangat baik dan disertai dengan inisiatif serta sikap proaktif yang tinggi dari setiap individu. 3. Aspek Psikomotor (Psychomotor) Aspek psikomotorik mempertimbangkan segala hal yang mungkin dilakukan secara fisik yaitu yang berkaitan dengan keterampilan motorik fisik yang berhubungan dengan pelibatan anggota badan yang didukung oleh mental dan emosi. Berikut ini adalah Gambar 4. Solusi akhir kemasan Batik Terogong oleh peserta Global Studio UMN-UTS 22 Vol. VIII, No. 2 Desember 2015

Peranan Desain Grafis Dalam Menggali Kesimpulan Pada akhirnya, fokus kepada hal yang dihadapi dan mencatat semua data adalah amunisi yang sangat berharga ketika kita akan mengeksplorasi sebuah objek penelitian. Pemikiran sederhana dapat menjadi sesuatu yang menarik untuk menjadi solusi desain sebagai alternatif pemecahan masalah yang dihadapi. Pengalaman tentunya membuktikan kematangan kita ketika memunculkan solusi, sehingga harus terus diasah berulang-ulang sampai menjadi pola yang ada dalam otak kita. Referensi Beetlestone, F. (2011). Creative Learning: Strategi Pembelajaran Untuk Melesatkan Kreativitas Siswa. Bandung: Nusa Media. Latuconsina, H. (2010). Kreativitas Tanpa Batas: Menuju Ekonomi Kreatif Berbasis Insan Kreatif. Jakarta: Teraju. Petty, G. (1997). How To Be Better At Creativity. London: Cogan Page. John W.C. (1998). Qualitative Inquiry and Re-search Design: Choosing Among Five Tradition. London: SAGE Publications. Vol. VIII, No. 2 Desember 2015 23