BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS METODE SEVEN JUMPS DENGAN METODE INTERACTIVE SKILL STATION (ISS) PADA MAHASISWA PSIK FK UNSYIAH

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Responden Penelitian. a. Umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian kualitatif bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan, menyusun intervensi keperawatan, implementasi tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain itu, kesempatan belajar bagi peserta didik (grown learning) harus

BAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Problem-Based Learning (PBL) pelajaran (Sudarman, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Naskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI

EVALUASI KEGIATAN PBL MENURUT PERSEPSI MAHASISWA FK UKWM DENGAN ANALISIS IMPORTANCE AND PERFORMANCE MODEL TAHUN 2014

BAB V PEMBAHASAN. prodi D III Kebidanan STIKES Aisyiyah Surakarta, pembelajaran dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. V.1. Kesimpulan

HASIL PENELITIAN KELOMPOK TAHUN ANGGARAN 2012

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

Kode: NAMA MATA KULIAH. BUKU BLOK PSIK FKUB Semester, Program A Reguler TIM FASILITATOR:

PENGALAMAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DALAM METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

HUBUNGAN PERSEPSI PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE TUTORIAL DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA SEMESTER II DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2014

menggunakan Problem Based Learning Perkembangan ilmu (PBL), SGD adalah diskusi kelompok pengetahuan, teknologi dan seni pada

kurikulum yang baik adalah FLO himpunan dari SLO dan FLO sama evaluasi kurikulum yang berjalan diinstitusi terkait.

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAGIAN SATU. Mengapa Harus Berubah? Penerapan Metode Problem-Based Learning (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tutor PBL dengan Kemampuan Membimbing Mahasiswa untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan

Standard Operating Procedure. FASILITATOR PBL (Problem Based Learning)

HUBUNGAN KUALITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. universitas dimana mahasiswa sebagai komponen didalamnya sebagai peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PRESTASI BELAJAR KB METODE SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas

VALIDASI MODEL KOMPETENSI DOSEN STUDENT CENTERED LEARNING. Wahyu Widhiarso. Disampaikan pada seminar hasil penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

PEDOMAN TUTORIAL A. TUGAS PESERTA DISKUSI KELOMPOK (TUTORIAL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Smartphone atau telepon pintar adalah telepon genggam yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan warga asing masuk ke perguruan tinggi Indonesia adalah untuk melanjutkan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perawat, salah satunya adalah clinical reasoning (Fonteyn & Ritter, 2005;

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

STANDAR PROSES PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PEMBAHASAN. jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Student centered learning (SCL) merupakan pendekatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,

PENERAPAN STRATEGI MASTERY LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadikan perawat sebagai satu-satunya profesi dengan intensitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERSEPSI MAHASISWA DIV BIDAN PENDIDIK SEMESTER IV TENTANG PELAKSANAAN SEVEN JUMPS DALAM PEMBELAJARAN TUTORIAL DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA 2012

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH. kerja, mendorong perguruan tinggi untuk membekali lulusannya dengan kemampuan

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

PENGARUH PENILAIAN DISKUSI DALAM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTsN MODEL PADANG

2015 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENGETAHUAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bellanita Maryadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika selain merupakan dasar dan pangkal tolak penemuan dan pengembangan ilmu-ilmu lain, matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi yang berkembang cepat sangat mendukung optimalisasi

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kesimpulan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari TCL (Teacher Centered Learning) ke SCL (Student Centered Learning) dikarenakan a) persaingan yang ketat dan perubahan orientasi pendidikan, b) perguruan tinggi dituntut menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan diluar bidang studinya, c) memerlukan kemampuan generik atau transferable skill, dan d) kurikulum lama berdasarkan SK. Mendikbud No. 056/U/1994 masih berbasis content (Dewajani, 2006 ). Perubahan ini tampak sesuai dengan 4 pilar pendidikan learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together (Kurdi, 2009). Salah satu metode dalam SCL yang telah diterapkan pada beberapa fakultas kedokteran di Indonesia sesuai dengan arahan dari Dikti adalah Problem Based Learning (PBL) (Kurdi 2009). PBL adalah pendekatan instruksional yang menggunakan kasus untuk dipecahkan dengan kemampuan dan pengetahuan mahasiswa dalam kelompok kecil didampingi oleh tutor (Uden & Beaumont, 2006; Cantillon & Wood, 2010). Dengan kasus yang diberikan, mahasiswa dipacu untuk menentukan learning objective nya sendiri (Cantillon & Wood, 2010). Beberapa manfaat yang ditawarkan dari metode pembelajaran dengan PBL adalah meningkatkan pemikiran kritis mahasiswa (Ozturk et al, 2008), mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, keterampilan berkomunikasi (Azer, 2005), self directed learning mengembangkan clinical reasoning (Azer, 3

4 2005; Abdalla & Gaffar, 2011), dan kemampuan untuk bekerja dalam sebuah tim (Abdalla & Gaffar, 2011). Agar mendapatkan manfaat dari PBL, ada beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah tutor dan dinamika kelompok (Abdalla & Gaffar, 2011 ). Tutor berperan sebagai fasilitator, menstimulasi mahasiswa agar belajar mandiri dan memastikan bahwa setiap mahasiswa dalam kelompok terlibat dalam proses. Tutor tidak menyampaikan pengetahuan secara utuh tapi menggali pengetahuan mahasiswa dengan mengajukan pertanyaan dan menuntun mahasiswa pada bahasan yang spesifik (Rideout & Carpio,2001 cit Yuan et al. 2011). Tutor yang baik adalah tutor yang tertarik dengan apa yang dipelajari mahasiswa (Uden & Beaumont, 2006). Pemahaman tutor dan keterampilan menjadi seorang fasilitator PBL menjadi penentu kesuksesan PBL (Uden & Beaumont, 2006). Sebuah model dikembangkan oleh Gijselaers & Schmidt (1990). Mereka mengembangkan model untuk mengetahui variabel-variabel yang menjadi kunci dalam pelaksanaan PBL. Variabel tersebut adalah kinerja tutor, pengetahuan awal, kualitas skenario, waktu belajar, dinamika kelompok, prestasi dan ketertarikan. Mereka melakukan penelitian untuk menghubungkan variabel-variabel tersebut. Salah satu hasil penelitian yang mereka lakukan menunjukkan adanya hubungan antara kinerja tutor dengan dinamika kelompok (p<0,01). Penelitian lain dilakukan oleh Mete & Sari (2008) yang dilakukan pada 21 mahasiswa keperawatan menunjukkan bahwa hampir semua mahasiswa mengekspresikan pandangan mereka terhadap apa yang seharusnya dilakukan

5 tutor seperti menjaga kontak mata, memberikan informasi yang benar, memberikan pertanyaan yang tepat saat sesi PBL. Sebagian besar mahasiswa juga menyatakan bahwa tutor mempunyai pengaruh yang kuat dalam menciptakan atmosfer kelompok. Mahasiswa mengatakan, There are some students who don t actively participate in discussions. I m one of those inactive participants and I feel anxious when tutors ask me questions. For me, students rather than tutors can help such students. Only the group can resolve this problem. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Istadi (2010) juga membuktikan bahwa kinerja tutor berpengaruh terhadap keefektifan proses tutorial PBL. Penelitian yang dilakukan pada 223 sampel menunjukkan hasil bahwa kinerja tutor, kepercayaan tentang hubungan di antara anggota kelompok dan perilaku belajar kelompok memiliki pengaruh sebesar 54 % terhadap keefektifan kelompok. Dua penelitian di atas membuktikan bahwa bagaimana seorang tutor melakukan perannya dapat mempengaruhi keefektifan proses PBL. Telah disebutkan bahwa tugas tutor adalah memastikan setiap mahasiswa dalam kelompok PBL terlibat dalam proses diskusi dengan kata lain memfasilitasi dinamika kelompok (group dynamics). Penelitian yang dilakukan oleh Mete & Sari (2008) menunjukkan bahwa mahasiswa menyatakan tutor memiliki pengaruh yang besar dalam mengatur jalannya diskusi. Mereka ingin tutor menciptakan lingkungan belajar dimana setiap orang mendengarkan yang lain, mahasiswa yang tidak aktif ikut berpartisipasi dan mahasiswa yang dominan bisa dikendalikan.

6 Lingkungan yang kondusif dan terjaga dinamikanya dapat mendukung adanya pembelajaran yang kolaboratif (Cantillon & Wood, 2010) sehingga pengetahuan yang didapat akan lebih kaya bila setiap mahasiswa mengajukan pendapat. Dinamika kelompok yang bergantung kepada anggota kelompok, penanganan masalah, pengaruh tutor, dan kolaborasi kelompok akan memastikan bahwa setiap anggota akan berpartisipasi secara efisien dan efektif sehingga bisa memperbaiki kerja tim (Abdalla & Gaffar, 2011; Francis 2011). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai PBL yang efektif ada beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah kinerja tutor. Selain itu, dinamika kelompok juga mempengaruhi keefektifan PBL karena dengan berjalannya dinamika kelompok yang baik akan menghasilkan suasana pembelajaran yang kolaboratif. Dinamika kelompok dipengaruhi oleh kemampuan tutor dalam menjalankan perannya sehingga posisi tutor dalam menjalankan tugasnya menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam proses PBL. Hasil studi pendahuluan terhadap 9 orang mahasiswa di PSIK FK UGM menyatakan bermacam-macam pendapat. Dua dari sembilan mahasiswa menyatakan secara jelas bahwa dinamika kelompok tutorial yang mereka ikuti kurang baik. Pernyataan R12 mengenai dinamika kelompok tutorialnya. ada kelompok yang menurut saya sih dinamikanya kurang, jadi ada yang cuma habis jawab pertanyaan tu ada yang ya udah jawab, jawab tidak ada yang eee apa ya diskusi lebih lanjut lagi apakah ada yang tanya lagi ataupun didiskusikan lebih lanjut,. Dan biasanya pun kalo didiskusikan lebih lanjut itu ada yang malah menyeleweng gitu lho kemana-mana..

7 Sedangkan masalah kinerja tutor, semua mahasiswa dari 9 responden setuju apabila tutor mempengaruhi jalannya diskusi kelompok tutorial mereka dengan meluruskan tema pembelajaran dan memberikan feedback. Sembilan mahasiswa memberikan pendapat yang berbeda-beda tentang kinerja tutor. Bila disimpulkan secara ringkas, tutor kadang mengabaikan diskusi, bermain HP atau laptop apabila dosen sangat sibuk, tidak peka terhadap permasalahan kelompok dan tidak termotivasi untuk menjalankan perannya sebagai tutor. Pernyataan T12, kebanyakan sih kayak penutornya tu kayak udah bosen gitu lho jadi mereka cuman ya dengerin kadang malah ditinggal main HP atau main laptop kalo Bapak atau Ibuknya lagi sibuk atau memang harus deadline ngerjain kerjaannya,... Penelitian pernah dilakukan oleh Setyarini (2005) di PSIK FK UGM mengenai peran tutor terhadap jalannya diskusi terutama penilaian peran tutor dalam memberikan pemahaman seven jumps. Hasil dari penelitan ini adalah peran tutor dalam memberikan pemahaman seven jumps kepada mahasiswa tidak baik (58 %). Murdhiono (2005) juga melakukan penelitian di PSIK FK UGM mengenai hambatan mahasiswa dalam melakukan diskusi. Hal yang menghambat diskusi yaitu : 1) Diskusi tidak seimbang (64,3%), 2) tidak membawa referensi (14,2%), 3) kurang menguasai bahan (14,2%), dan 4) tidak ada interaksi antar angggota (7,1%). Sedangkan hambatan dari tutor yaitu: 1) tutor terlambat/tidak datang (50%), 2) tutor tidak peduli terhadap jalannya diskusi (42,8%), 3) tutor terlalu mengintervensi (35,7%), 4) tutor menganjurkan pemakaian bahasa asing (14,2%).

8 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM masih belum baik dengan berbagai alasan yang telah disebutkan sebelumnya. Begitu pula dengan kinerja tutor belum sepenuhnya baik. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui hubungan kinerja tutor dengan dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM dan mengetahui seberapa besar pengaruh kinerja tutor terhadap dinamika kelompok tutorial sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi terhadap jalannya diskusi tutorial. Selain itu, belum pernah ada penelitian khusus di PSIK FK UGM yang mengukur seberapa besar pengaruh kinerja tutor terhadap dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM. B. Rumusan Masalah Bagaimana hubungan kinerja tutor dengan dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM berdasarkan persepsi mahasiswa? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui bagaimana hubungan kinerja tutor dengan dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM berdasarkan persepsi mahasiswa. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran umum proses tutorial di PSIK FK UGM b. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap kinerja tutor di PSIK FK UGM c. Mengetahui persepsi mahasiswa terhadap kondisi dinamika kelompok tutorial di PSIK FK UGM

9 D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang proses tutorial. 2. Praktis a. Bagi instansi: menjadi bukti ilmiah untuk bahan evaluasi terhadap proses tutorial di PSIK FK UGM demi perbaikan program tutorial dan menentukan kelemahan serta kelebihan dari tutor. b. Bagi mahasiswa: mengetahui kekurangan dinamika kelompok mahasiswa sehingga bisa meningkatkan motivasi mahasiswa. c. Bagi tutor: mengetahui kekurangan dalam menjalan perannya sebagai tutor sehingga bisa meningkatkan keterampilan dalam menjalankan tugas sebagai tutor d. Bagi peneliti: dapat memberikan informasi mengenai bagaimana hubungan kinerja tutor dengan dinamika kelompok.

10 E. Keaslian Penelitian Tabel.1 Keaslian Penelitian NO JUDUL PENULIS METODE HASIL PERSAMAAN PERBEDAAN 1 Persepsi Tutor Terhadap Kinerjanya dan Hubungan dengan Dinamika Kelompok Tutorial di Fakultas Kedokteran Andalas Padang Yulistini, 2007 Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik non eksperimental dengan melakukan analisis regresi linear. Dalam penelitian ini, responden penelitian adalah tutor yang bertugas dalam kegiatan tutorial dan mahasiswa sebagai penilai dinamika kelompok tutorial. Hasil kuesioner tersebut dilakukan uji korelasi Pearson-r. Selain itu hubungan Dengan analisis regresi linear, didapat nilai r 2 =0,026 dan berdasarkan analisis pearson-t koefisien korelasi r = 0,079. Kinerja tutor hanya dapat memprediksi 0,6% variasi dinamika kelompok tutorial. Dalam penelitian ini kinerja tutor tidak dapat digunakan untuk memprediksi dinamika kelompok yang difasilitasi. Kinerja tutor tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan dinamika kelompok tutorial. a. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kinerja tutor dengan dinamika kelompok. b. Menguji dua variabel yang sama yaitu kinerja tutor dan dinamika kelompok tutorial. Dinamika kelompok tutorial di ukur menurut persepsi mahasiswa. Kinerja tutor penelitian yang dilakukan Yulistini menggunakan kuisioner adaptasi skala dari De Grave, et al.(2003), sedangkan dalam penelitian ini menggunakan kuisioner adaptasi skala dari Dolman dan Ginns (2005) yang dialihbasakan oleh Yani Istadi (2011). Responden adalah tutor dan mahasiswa.

11 2 Faktor-faktor yang Dianggap sebagai Prediktorterha dap Keefektifan Kelompok tutorial Problem Based Learning (PBL) korelasi antara kedua variabel berdasarkan tahun akademik dan latar pendidikan tutor dengan uji korelasi Spearman-rho. Penelitian dilakukan difakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Istadi, 2010 Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis korelasi dan regresi berganda. Penelitian ini dilakukan di Fakultas kedokteran UNISSULA angkatan 2008. Ada hubungan positif dan signifikan antara keefektifan kelompok dengan kinerja tutor, kualitas masalah, dimensi kepercayaan tentang hubungan di antara anggota-anggota kelompok, dan perilaku belajar kelompok. Kualitas masalah dan motivasi bukan merupakan faktor prediksi terhadap keefektifan kelompok. Salah satu variabel dari penelitian Yani Istadi adalah kinerja tutor. Menggunakan pendekatan kuisioner. Tujuan penelitian : penelitian Yani Istadi bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang dianggap sebagai prediktor terhadap keefektifan kelompok tutorial Problem Based Learning (PBL). Sedangkan peneliti ingin mengidentifikasi hubungan antara kinerja tutor dengan dinamika kelompok tutorial.

12 3 Nursing students expectations from tutors in PBL and effects of tutors behaviour on nursing students Mete, Sari (2007) Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Peneliti mengambil 21 responden yang dibagi menjadi tiga kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 7 responden. Setiap kelompok dilakukan focus group interviews. Untuk meningkatkan keefektifan kelompok tutorial, faktor kepercayaan tentang hubungan di antara anggota-anggota kelompok, perilaku belajar kelompok, dan kinerja tutor perlu ditingkatkan. Hasil penelitian yang menggunakan metode kualitatif kepada 21 mahasiswa menunjukkan : a. Harapan kepada tutor meliputi 7 klasifikasi yaitu karakteristik individu, memberikan pertanyaan, keahlian, memberikan informasi, dinamika kelompok, memberikan Satu variabel yang sama yaitu kinerja tutor Tujuan penelitian : Samiya mete,et al meneliti tentang apa yang diharapkan mahasiswa dari tutor dan meneliti pengaruh perilaku tutor terhadap motivasi mahasiswa. Sedangkan peneliti ingin mengetahui hubungan kinerja tutor dengan dinamika kelompok tutorial.

13 umpan balik dan evaluasi. b. Mahasiswa melaporkan bahwa perilaku tutor mempengaruhi motivasi mereka dan kesuksesan PBL.