KEBIJAKAN BERAS, PERUBAHAN INSTRUMEN KEBIJAKAN DAN BULOG. M. Husein Sawit Dipersiapkan unt FGD PERHEPI tgl 29 Mei 2017

dokumen-dokumen yang mirip
Bahan FGD Antisipasi Penerapan Kebijakan RASTRA Sistem Tunai Oleh : Dirjen Pemberdayaan Sosial

Kebijakan Pangan, BULOG dan Ketahanan Pangan

BULOG. dalam Framework PP 13/2016 dan Perpres 48/2016. M. Husein Sawit

Andalan Ketahanan Pangan

KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus

TIM KAJIAN RASKIN LPPM IPB

BAB I. PENDAHULUAN A.

LAPORAN KEGIATAN FOCUS GROUP DISCUSSION PERHEPI ANTISIPASI PENERAPAN KEBIJAKAN RASTRA (BERAS SEJAHTERA) SISTEM TUNAI. Dr. M. Rizal Taufikurohman

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas pangan masyarakat Indonesia yang dominan adalah beras yang

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi komoditas pangan yang dapat mempengaruhi kebijakan politik

II. TINJAUAN PUSTAKA Permintaan dan Penawaran Beras di Indonesia. beras. Perkembangan dari hal-hal tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Optimalisasi Penyerapan Gabah/Beras Dalam Negeri Tahun Surakarta, 28 April 2016 PERUM BULOG DIVRE JATENG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH DAN HET PUPUK MENDUKUNG PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENDAPATAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN. yang cocok digunakan untuk pertanian. Sedangkan berdasarkan letak astronominya,

FGD Ansipasi Penerapan Kebijakan Rastra menjadi Bantuan Pangan non Tunai (BPNT) Ditjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial RI

BAB I. PENDAHULUAN. berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,

I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 dan 34 mengamanatkan bahwa pemerintah

I. PENDAHULUAN Badan Urusan Logistik (BULOG) adalah satu-satunya Lembaga

I. PENDAHULUAN. dan bisa melakukan aktivitas sehari-hari serta berkelanjutan. Diantara kebutuhan

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

2015 PENGARUH IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PERSEDIAAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI DAN PERMASALAHAN PENDISTRIBUSIAN RASKIN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Negara Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dan

BAB III KEBIJAKAN STABILISASI HARGA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OPERASIONALISASI KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH DAN HARGA ATAP BERAS

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sebagaimana dalam pasal 27 Undang-undang Dasar Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya Undang-undang No.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN PERUM BULOG SUBDIVRE KEDIRI DALAM MENJAGA STABILITAS HARGA BERAS MELALUI PENGADAAN BERAS TESIS. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi beras sebesar 113,7 kg/jiwa/tahun. Tingkat konsumsi tersebut jauh di

Oleh : Sri Emilia Mudiyanti Kepala Sub Divisi Regional Kedu Magelang, 20 Maret 2018

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

Siaran Pers Nomor : 13/Humas Kesra /IV/2014. Jakarta, 21 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang paling asasi.

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) 2012

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ARAH KEBIJAKAN PENGANGGARAN BELANJA 2012 dan 2013

KETAHANAN PANGAN: B E R A S

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4 PEMBANGUNAN MODEL. Gambar 13. Diagram sebab-akibat (causal loop) antar faktor sediaan beras. Bulog Jumlah penduduk. Pedagang pengumpul

KEBIJAKAN FISKAL. Sayifullah, SE., M.Akt

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

INFLASI.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RICE ESTATE + SRI Ha Mendukung Prog. Kemandirian Pangan KABUPATEN PPU

MANAJEMEN KETAHANAN PANGAN ERA OTONOMI DAERAH DAN PERUM BULOG 1)

Peran Bulog Dalam Kebijakan Perberasan Nasional Agus Saifullah

Vegitya Ramadhani Putri, SH, S.Ant, MA, LLM

KETIKA HARGA BERAS TURUN, PUJIAN PUN TAK KUNJUNG DATANG Kamis, 27 September 2007

ANALISIS TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PANGAN

Subsidi Beras untuk Keluarga Miskin Menjadi Bantuan Pangan Non-Tunai

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan.

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

PELAPORAN DATA STOCK GABAH DAN BERAS DI PENGGILINGAN. Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Jakarta, 7 April 2016

I. PENDAHULUAN 927, ,10

MELAMBUNGNYA HARGA BERAS DAN SOLUSI PENYELESAIANNYA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SELAKU KETUA HARIAN DEWAN KETAHANAN PANGAN NOMOR: 05/Permentan/PP.200/2/2016

KEMISKINAN DAN UPAYA PENGENTASANNYA. Abstrak

Strategi Pembangunan Pertanian di Indonesia. Sistem Ekonomi Indonesia Hubungan Internasional

KEBIJAKAN PENGANGGARAN BERSIFAT MULTI-DIMENSI

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4. BERAS UNTUK RAKYAT PRASEJAHTERA (RASTRA)

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

BAB IV LINGKUNGAN PEMASARAN

I. PENDAHULUAN. dengan menyerap 42 persen angkatan kerja (BPS, 2011). Sektor pertanian

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keseimbangan Ekonomi Tiga Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

Pembangunan Ketahanan Pangan untuk Peningkatan Kedaulatan Pagan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGADAAN GABAH/BERAS DAN PENYALURAN BERAS OLEH PEMERINTAH

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

BAB II GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan Terkait Stabilisasi Harga

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan internasional, yaitu : Universal Deklaration Of Human Right. (1948), Rome Deklaration on World Food Summit

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan II. Lingkungan Keuangan Pasar, Lembaga Keu & Pasar, Bunga Keuangan

MEMPOSISIKAN KEMBALI BULOG SEBAGAI GARDA DEPAN KETAHANAN PANGAN PADA SUBSISTEM DISTRIBUSI

BAB: ANGGARAN KAS. Seratus Ribu Rupiah BANK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Arifin, Bustanul Ketahanan Pangan Indonesia Mencemaskan.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN I - 1

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KEBIJAKAN BERAS, PERUBAHAN INSTRUMEN KEBIJAKAN DAN BULOG M. Husein Sawit Dipersiapkan unt FGD PERHEPI tgl 29 Mei 2017

DAFTAR ISI I. Pertanyaan FGD Perhepi 2. Perubahan Kebijakan Beras: Era Reformasi 3. Instrumen Pengadaan (target HPP): 3.1 Raskin 3.2 CBP 4. Kelemahan Raskin dan CBP 5. Program baru: BPNT dan BPT 6. Skenario dan Implikasinya 2

1. PERTANYAAN FGD PERHEPI u TIGA Pertanyaan PERHEPI pd FGD Antisipasi Penerapan Kebijakan Raskin dg Sistem Tunai : o Bgmn Penerapan Sistem Tunai tsb pd Penyerapan Beras/Gabah Petani? o Apa Implikasi pd Penyediaan stok Beras Bulog? o Bgmn Perilaku Penerima terkait dgn Pembelian Beras di Pasar? u Dalam paparan ini: (sbg pemancing diskusi), mengaitkannya dg tujuan kebijakan beras, operasional Bulog dan program baru BPNT dn BPT. 3

2. PERUBAHAN KEBIJAKAN BERAS: ERA REFORMASI q Pd 2000, pem merespons keluhan masy atas kebj perdag, insentif petani, keinginan politik: o Tim kajian: LP/PT: UI, UGM, UNPAD, PSE-KP, Birokrat: Bappenas, Kantor Menko Perekonomian, Deptan, Bulog, dan HKTI o Hasil kajian (buku) sbg dasar INPRES ttng Kebijakan Perberasan: judulnya: Bunga Rampai Ekonomi Beras, LPEM FEUI (2001) 4

PERBANDINGAN TUJUAN INPRES Perberasan konprehensif sejak 2002 (mulai no.9/2001 hingga no. 7/2009). q Tujuannya pd rancangan awal: 1. Stabilisasi ekonomi nasional, 2. Meningkatkan pendapatan petani, 3. Meningkatkan ketahanan pangan, 4. Pengembangan ekonomi desa. Mulai terpilah-pilah lagi sejak 2012. q Tujuan Inpres 5/2015 misalnya: 1. Stabilisasi ekonomi nasional, 2. Meningkatkan tingkat pendapatan petani, 3. Mengamankan CBP dan penyaluran beras sesuai dg ketetapan pemerintah 5

3. INSTRUMEN KEBIJAKAN q Kebijakan beras yg utuh: dari hulu- hilir Hulu: pengadaan DN unt melindungi petani (HPP pedomannya) dan stok/ cadangan. o Instrumen tsb dipakai unt mencapai tujuan no.2 dan no.3 Hilir: mengelola stok, CBP dn penyalurannya unt tujuan no.1 dan 3 6

PERUBAHAN KEBIJAKAN...3 q Inpres no.5/2015 ttng Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras oleh Pem disebutkan (terkait dg sejumlah instrumen kebijakan yg dilaksanakan Bulog)/msh berlaku: Diktum 5 disebut kebijakan pengadaan dan penyaluran beras bersubsidi bagi masyarakat berpendapatan rendah (ingin dirubah) Penyaluran PSO terpenting Bulog adl Raskin dan CBP (dibahas berikut ini). 7

3.1 RASKIN q Membuka akses pangan (gizi makro) buat RTM q Digunakan juga unt meredam harga (penyalurannya sekitar 10% dari konsumsi bulanan): positif buat redam inflasi Jumlah uang beredar berkurang Secara politis lbh diterima dan mudah dikontrol masyarakat (natura) 8

RASKIN.1 q ABPN Raskin : (periode 2012-16) Antara Rp 18-21 T atau 0,16-0,22% tdhp GDP q Penyaluran Beras via Prog Raskin Antara 2,8-3,5 jt Ton Mencakup sasasaran: 15,5-17,5 jt RTM q Jangka waktu: 12 bln/tahun, 15kg per RTM Ø Pada bulan2 instabilitas hrg tinggi: disalurkan double, sehingga dikenal Raskin ke13, ke14, ke15 9

RASKIN: PAGU, APBN, RTM SASARAN, DURASI DAN BERAS/RTM 2012-2016 Thn Pagu Beras (Jt ton) APBN Raskin (Rp.T) APBN Raskin tdp GDP (%) Jml RTM (Jt) Jangka Waktu (bln) Kg per bulan per RTM 2012 3,4 19,1 0,22 17,5 13 15 2013 3,5 20,3 0,21 15,5 15 15 2014 2,8 18,2 0,17 15,5 12 15 2015 3,3 18,9 0,16 15,5 14 15 2016 2,8 21,0 0,17 15,5 12 15 10

RASKIN 2 q Rataan penyaluran Raskin 2,95 jt ton/thn, meningkat dibandingkan dgn periode 2000-13 Pangsa Raskin thdp total penyaluran Bulog: 95% Pangadaan DN hanya 2,42 jt ton/thn (atau 26% di atas kemampuan pengadaan DN Potensi impor, bila Pengadaan DN < penyaluran Raskin Secara politik Impor kurang disenangi dan ini iperlu dirasionalkan (juga terkait dgn diverasifikasi pangan non-beras/non-terigu 11

PERAN RASKIN DLM MANAJEMEN PENGADAAN DAN PENYALURAN BULOG Rataan 2000-2013 Rataan 2014-16 Jumlah Raskin (Jt Ton) 2,45 2,95 Tot Penyaluran (Jt Ton) 3,05 3,12 Pengadaan DN (Jt Ton) 2,34 2,42 Peran Raskin (Persen): %thdp Tot Penyaluran 80 95 %thdp Pengadaan DN 108 126 12

3.2. CBP (CADANGAN BERAS PEM) u Dirancang tim UGM pd 2005: Karena Bulog beralih dari LPND ke Perum: Stok Bulog tdk sama dengan stok pemerintah Rataan CBP per tahun 286.000 ton (menurun dibandingkan priode 2005-13) Cukup unt keperluan 3-4 hari (konsumsi beras 87.000 ton/hari) o Stok BBM unt 22 hari, o Stok beras NFA Filipina 15 hari. 13

CBP 1 u Penggunaan thunan 240.000 ton Terbesar unt OP (69%) Bencana/darurat (4%) Tidak pernah tampil dalam bantuan internasional Banyak peran CBP diambil alih oleh Raskin Raskin ke13, ke14 dan ke15 Raskin bulanan sekitar 250.000 ton (10% dari konsumsi bulanan), lbh besar dari penyaluran CBP tahunan apalagi kalau R13, R14, R15 Itu tidak sehat (volume dan kualitasnya)? 14

RATAAN CBP DAN PENGGUNAANNYA (000 TON) Periode 2005-13 Periode 2014-16 Total CBP 499 286 Total Penggunaan: 126 240 1. Bencal/ Darurat 3. OPK-CBP Raskin 16,6 (13%) 2. OP 98,4 (78%) 11,3 (9%) 9,4 (4%) 166,1 (69%) 64,5 (27%) 4. Bantuan Internasional/food aid 0 0 15

4. KELEMAHAN UMUM RASKIN DAN CBP q Kelemahan Raskin tlh diidentifikasi: Aspek mikro/manajemen: 6 tepat (sasaran, juml, kwa, waktu, hrg, dan administrasi) o plus temuan KPK (2014) Aspek makro: program Perlindungan Sosial rendah (nilai transfer hanya Rp 20rb/RTM/bln, seharusnya Rp75rb) Aspek makro: korbanan fiskal periode 2002-2004 (macro assessment by Tabor+Sawit 2005): o Direct/indirect benefits+ multiplier fiskal (blm termasuk tenaga kerja, kemiskinan, dan konsumsi gizi): Rp 8,5 T/th o Direct/indirect costs: Rp 5,3 T/th o Hasil korbanan fiskal tidaklah jelek 16

KELEMAHAN 2 u Kelemahan CBP: Jumlahnya sedikit hanya 3-4 hari Kualitas beras rendah (sama dengan beras Raskin) serta daya simpan singkat Penyaluran terbanyak buat OP (sebagian sdh ditangani Raskin) + kurang dipercaya dlm stabilisasi hrg Tidak bisa tampil dalam bantuan pangan internasional (kw beras rendah) Penyaluran lainnya blm dirancang 17

5. PROGRAM BARU BPNT DAN BANTUAN PANGAN TUNAI q Dua kelemahan di atas sbg dasar Reformasi Raskin: q Muncul Program baru BPNT (diluncurkan Feb 2017) Dimulai 2017: 44 kota, unt 1,286 RT, anggaran Rp1,7 T (berasal dari dana Raskin). Diputuskan menerima Rp 110.000 /bln (membeli Rp 10 kg beras+2 kg gula) Diperluas 2018: 10 jt RTS PM Raskin dikonversikan menjadi 10 jt KPM BPNT. 18

PROGRAM BARU BPNT 1 q Program BPNT: kesulitan dlm implementasinya: penentuan KPM (jauh dari yg diujicoba oleh TNP2K 2016)+ logistiknya. Sarat dg kepentingan Bank pelaksana. q BPNT disalurkan via e-warong (binaan Kemensos: 9.783 bh), RumahPanganKita (binaan komersial Bulog: 10.000 bh) q Belum ada keterlibatan swasta seperti toko, warung dlm penyaluran BPNT (padahal pd ujicoba sangat menonjol) 19

PROGRAM BARU 1 q Dlm bulan terakhir, muncul keinginan kuat menggantikan sbgn Raskin dg program Bantuan Pangan Tunai (BPT) mulai Juli 2017: o BPT diberikan tunai di wilayah produsen beras o Tetap natura/ Raskin di wilayah non- produsen beras q Persoalan dlm BPNT masih banyak, terutama penentuan KPM, malah skrng muncul BPT yg baru. q Dokumen tentang BPT belum ada, belum terdengar ada diskusi publik tentang hal itu, belum ada diuji coba, seperti BPNT. 20

KEUNGGULAN BANTUAN PANGAN NATURA VS TUNAI Keterangan TUNAI NATURA Distorsi Produksi Tdk terjadi Terjadi Distorsi Konsumsi Tdk terjadi Terjadi Mendorong Konsumsi Tertentu Mendorong konsumsi anggota keluarga Tidak terjadi Belum tentu Terjadi Lebih mengena sasaran Pembayar pajak Kurang menerima Lebih menerima Menentukan RTS Lebih sulit/bocor tinggi Lebih mudah/ dikontrol masy. Keinginan politis Kurang disenangi Lebih disenangi Terkait dg kebijakan lain Bebas Terkait erat Inflasi/stabilisasi hrg Kurang baik/ me+uang beredar Baik dlm redam hrg 21

6. SKENARIO DAN IMPLIKASINYA q Apabila ditempuh Sken-1: Raskin dihapus dan CBP dipertahankan 250 ribu ton Pengadaan DN 3 jt ton (target politiknya lbh tinggi lagi) Stok Bulog berlimpah, mengambil space gudang dan biaya pemeliharaan tinggi Stok akhir akan tinggi Kalau tidak ada jalan keluarnya: Bulog akan lumpuh: o Pengadaan DN berikutnya (2018) akan turun drastis. o Akan berdampak buruk pd usaha perlindungan pendapatan petani padi (target HPP) o Juga berdampk pd stok PSO akan sedikit, hanya unt keperluan CBP yg rendah o Program stabilisasi harga akan terganggu 22

u Apabila Sken-3 SKENARIO 1 Pengadaan 3 jt ton atau lebih tinggi lagi. o Penyaluran Raskin 0,5jt ton (rasional/ lbh manajebel dlm lola program hingga 1 jt ton) Peningkatan volume CBP (plus beras kw premium) 1,3 jt ton (15 hri keperluan konsumsi nas.), bisa tampil di dunia internasional, dan akan lbh luas penggunaaannya Perluasan pengunaan CBP, termasuk ekspor (surplus disposal). Kelebihan stok akhir bisa masuk unt menambah CBP hingga 1,5-2 juta ton 23

JALAN KELUARNYA (3 SKENARIO) Pengadaan dan Penyaluran Rataan 2014-16 Sken-1 Sken-2 Sken-3 Raskin (000 ton) 3.000 0 500 500 CBP (000 Ton) 240 250 1.000 1.300 Pengadaan DN (000 ton) PSO thd Pengadaan (%) 2.400 3.000 3.000 3.000 (135) (8) (50) (60) %CBP 10 8 30 40 %Raskin 125 0 20 20 24

Monggo Ditanggapi dan Diperkaya unt Menjawab 3 Pertanyaan PERHEPI Terima Kasih 25