BAB I PENDAHULUAN. dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia (Wudianto, 1999).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tanggamus merupakan salah satu daerah penghasil sayuran di Provinsi Lampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kematian mencapai jiwa. Sebagian besar dari kasus keracunan yang fatal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat di

BAB I PENDAHULUAN. belajar biologi tidak hanya berasal dari buku saja, melainkan seperti proses

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi pakcoy adalah jenis sayuran yang termasuk keluargan Brassicaceae.

BAB I. PENDAHULUAN. Air hujan yang turun ke permukaan bumi merupakan hasil proses. dari laut, danau, maupun sungai, lalu mengalami kondensasi di

APLIKASI PESTISIDA DAN ANALISA RESIDU PESTISIDA GOLONGAN ORGANOFOSFAT PADA BERAS DI KECAMATAN PORTIBI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2009 SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang optimal yang setinggi-tingginya sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif

I. PENDAHULUAN. kubis (Brassica Olearecea Var Capitata). Kubis memiliki kandungan gizi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang secara ekonomis sangat merugikan petani. Organisme Pengganggu

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Industri perunggasan di Indonesia terutama ayam pedaging (broiler) sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkat tinggi setelah aplikasi pestisida. Penggunaan bahan-bahan beracun itu pada

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Fitriani Suherman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A dan C, minyak atsiri, zat warna kapsantin, karoten. Cabai merah juga mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama

I. PENDAHULUAN. lain terjadinya pencemaran di lingkungan perairan yang dapat mengakibatkan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dhora Dwifianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya.

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida merupakan salah satu teknologi pengendalian organisme

BAB I PENDAHULUAN. 1993). Yang dimaksud dengan hama ialah semua binatang yang mengganggu dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu negara berkembang dan negara agraris yang

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu roda penggerak pembangunan

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34%

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Rismunandar, 1993). Indonesia memiliki beragam jenis beras dengan warna nya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama. Food

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

Tahun Bawang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerja yang terganggu kesehatannya (Faris, 2009). masyarakat untuk mempertahankan hidupnya dan kehidupan.

Paparan Pestisida. Dan Keselamatan Kerja

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

I. PENDAHULUAN. Indonesia di pasaran dunia. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah jenis kopi

BAB I PENDAHULUAN. fosfor 40 mg; dan menghasilkan energi 30 kalori (Tarmizi, 2010).

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal sebagai penghasil buah dan sayuran yang dikonsumsi oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih

I. PENDAHULUAN. kacang panjang, daun kecipir, buncis, seledri, dan lain-lain. Kacang panjang

tanah apabila melebihi kemampuan tanah dalam mencerna limbah akan

BAB I. PENDAHULUAN. mempunyai nilai gizi cukup tinggi (Simatupang et al., 2005). Di antara jenis

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai penopang pembangunan. Sektor pertanian meliputi subsektor

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

INDIKATOR KINERJA UTAMA Tahun Visi : " Jawa Timur sebagai Pusat Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Kesejahteraan Petani "

BAB I PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan salah satu komoditi pangan yang sangat dibutuhkan di

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan pertanian sebagai leading sector melalui suatu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pengembangan usaha agribisnis hortikultura termasuk komoditas sayuran

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

PENGARUH KENAIKAN HARGA PEMBELIAN PEMERINTAH (HPP) GABAH PER 1 JANUARI 2010 TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian.

KONTAMINASI RESIDU PESTISIDA ORGANOPHOSPHAT DAN KARBAMAT DALAM BUAH MELON. (Studi kasus pada petani melon di Desa Curut Kecamatan Penawangan Grobogan)

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS 2015

I. PENDAHULUAN. khususnya di area persawahan hingga saat ini semakin meningkat, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang multiguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan, sayuran, penyedap

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Khairunisa Sidik,2013

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan hewan atau tumbuhan pengganggu seperti binatang pengerat, termasuk

I. LATAR BELAKANG MASALAH. Desa Padang Mutung Terletak di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini membahas mengenai rencana pengembangan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. satu diantara tiga anggota Allium yang paling populer dan mempunyai nilai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan pestisida dari tahun ke tahun semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari manfaat yang dirasakan masyarakat dari penggunaan pestisida tersebut. Bahkan, pestisida telah menjadi sarana sangat penting didalam meningkatkan produksi pertanian. Hal ini mengakibatkan pestisida menjadi sarana pengendalian hama dan penyakit tanaman yang memegang peranan penting dan dibutuhkan oleh para petani. Aplikasi pestisida pada padi dapat meninggalkan residu pestisida di lingkungan dan di dalam beras. Pemerintah saat ini mendorong petani untuk menggunakan pestisida kimia untuk menggenjot produksi dengan meminimalkan kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit pada tanaman padi. Produksi beras yang meningkat harus dibayar mahal dengan munculnya berbagai dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia yang tidak terkendali seperti terjadinya pencemaran lingkungan, lahan pertanian semakin mandul, hama-hama menjadi resisten, residu pestisida terdapat ditanah,air, tanaman dan komoditi yang dipanen dan dampak negatif terhadap kesehatan manusia (Wudianto, 1999). Masalah kesehatan yang dihadapi di bidang pertanian tidak terlepas dari penggunaan teknologi yang digunakan untuk mengolah lahan pertaniaan. Dalam perspektif kesehatan, penerapan teknologi adalah suatu resiko kesehatan. Ketika terjadi perubahan atau pemilihan sebuah teknologi, secara implisit akan terjadi perubahan faktor resiko kesehatan. Teknologi mencangkul digantikan dengan traktor, pemberantasan hama dengan predator digantikan dengan penggunaan

pestisida, hal tersebut akan mengubah faktor resiko kesehatan yang dihadapi (Achmadi, 2008). Residu pestisida pada tanaman dapat berasal dari hasil penyemprotan pada tanaman. Residu insektisida terdapat pada semua tubuh tanaman seperti batang, daun, buah, dan juga akar. Khusus pada buah, residu ini terdapat pada permukaan maupun daging dari buah tersebut. Walaupun sudah dicuci atau dimasak residu pestisida ini masih terdapat pada bahan makanan (Kusno, 1993). Keracunan pestisida organofosfat dapat terjadi oleh adanya residu pestisida dalam beras walapun residu pestisida yang terdapat dalam beras dalam jumlah kecil namun apabila terus-menerus dikonsumsi maka pestisida akan berakumulasi di dalam tubuh manusia dan memberikan dampak bagi kesehatan. Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Indonesia tahun 2008, tentang batas maksimum residu pestisida pada tanaman, residu pestisida untuk klorpirifos masih diperbolehkan ada di dalam tanaman dalam konsentrasi yang telah ditentukan, khusus untuk beras batas konsentrasi residu yang diperbolehkan yaitu 0,5 mg/kg dan di dalam Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian menetapkan kadar residu pestisida yang diperbolehkan untuk golongan organofosfat klorpirifos sebesar 0,1 mg/kg dan diklorfos sebesar 2 mg/kg. Penemuan Greenpeace pada tahun 1991, menunjukkan bahwa hampir separuh (45 %) dari keseluruhan produksi buah dan sayuran di Selandia Baru pada periode 1990-1991 telah terkontaminasi pestisida. Sebuah survei penelitian yang dilakukan Badan Pangan dan Obat-Obatan di Amerika Serikat bahwa dieldrin

ditemukan pada hampir seluruh (96 %) sampel daging, ikan dan ternak unggas dan mayoritas (85 %) dari sampel produk olahan sapi (Lucy, 1995). Berdasarkan hasil penelitian Soemirat (2003), residu insektisida golongan organofosfat di temukan pada berbagai jenis sayur seperti pada bawang merah dengan konsentrasi 1,167-0,565 mg/kg, kentang 0,125-4,333 mg/kg, cabe dan wortel mengandung profenos 0,11 mg/kg, detakmetrin 7,73 mg/kg, klorpirifos 2,18 mg/kg, tulubenzuron 2,89 mg/kg, dan permetrin 1,80 mg/kg. Dalam penelitian Harahap (2009), yang dilakukan di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofofat pada padi dan diperoleh hasil untuk padi jenis Ciherang mengandung fenitrotion 0,065 mg/kg, jenis IR 64 mengandung diazinon 0,045 mg/kg. Hasil analisis residu tersebut apabila dibandingkan dengan SNI No. 7313 :2008 yang sebesar 0,5 mg/kg maka kadar residu di dalam kedua beras masih dibawah standar yang ditetapkan atau masih memenuhi syarat. Keracunan organofosfat dapat terjadi melalui saluran pernapasan, kulit dan saluran pencernaan. Di dalam tubuh, organofosfat berikatan dengan enzim Asetilkolinesterase (AChE) yaitu suatu enzim yang berfungsi sebagai katalisator dalam pemecahan asetilkolin (ACh ) menjadi asetat dan kolin mengakibatkan penumpukan asetilkolin pada ujung syaraf, penumpukan asetilkolin ini menyebabkan kerusakan pada sistem syaraf dan kejang bagi penderita (Munaf, 1997). Toksisitas kronik dari organofosfat dapat menyebabkan neurodegenerasi sel. Hal ini disebabkan karena proses kematian sel dan apoptosis yang dipicu oleh adanya penumpukan radikal bebas (ROS; reactive oxygen species). Adanya

radikal bebas tersebut memicu deplesi ATP, menginduksi pengeluaran enzim proteolitik, menyebabkan fragmentasi DNA, yang akhirnya mengakibatkan terjadinya kematian sel. Kerusakan pada sel saraf pusat juga dapat disebabkan oleh OPIDN (organophosphorus ester-induced delayed neurotoxicity) yaitu neurodegenerasi dengan lesi aksonopati distal pada sistem saraf pusat dan perifer (Heide EAD, 2012 dikutip oleh Fiananda A.I. 2014) Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, melalui dinas pertaniannya telah berupaya melakukan sosialisasi di dalam hal penggunaan pestisida seperti, penyuluhan pertanian untuk meningkatkan pengetahuan petani, pelatihan cara penyemprotan pestisida, dan menyediakan alat pelindung diri seperti masker untuk mengurangi keterpaparan petani terhadap pestisida. Hal tersebut belum dapat di terapkan oleh petani sewaktu menggunakan pestisida. Kabupaten Deli Serdang merupakan sentra produksi beras di Provinsi Sumatera Utara, dengan produksi padi yang terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2010, Kabupaten Deli Serdang memiliki produksi beras sebesar 441.895 ton dengan luas tanam 86,495 Ha. Oleh sebab itu, Kabupaten Deli Serdang akan berimplikasi terhadap pemenuhan kebutuhan beras di Sumatera Utara. Kecamatan Beringin merupakan kecamatan yang memiliki tingkat produktivitas padi sawah tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilakukan di Kecamatan Beringin karena Kecamatan Beringin berpotensi sebagai sentra produksi padi di Kabupaten Deli Serdang, melihat produktivitas padi sawah mulai tahun 2005 sampai tahun 2011 di Kabupaten Deli Serdang, Kecamatan Beringin selalu menjadi tiga

tertinggi dan data terakhir Badan Pusat Statistik pada tahun 2011, Kecamatan Beringin menjadi kecamatan yang memiliki produktivitas tertinggi dengan produktivitas padi sawah sebanyak 5,502 ton/ha. Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia merupakan salah satu Kelurahan yang ada di Kecamatan Beringin. Menurut data Badan Pusat Statistika tahun 2011, Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia memiliki jumlah produktivitas tertinggi selama dua tahun terakhir dengan jumlah produktivitas 5,660 ton/ha. Informasi dari beberapa petani, aplikasi pestisida oleh petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia hampir sama tetapi bahan aktif insektisida yang digunakan berbeda-beda. Bahan aktif insektisida yang digunakan petani ialah karbamat, organofosfat dan piretroid. Dosis insektisida yang di gunakan oleh petani sesuai dengan petunjuk pemakaian tetapi ada beberapa petani yang menambah dosis pestisida dengan alasan meningkatkan daya bunuh hama. Jumlah penyemprotan insektisida bervariasi sekitar 6-10 kali tergantung intensitas serangan hama. Penyemprotan terakhir dilakukan oleh petani 2-3 minggu sebelum panen. Berdasarkan hal- hal di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015.

1.2 Perumusan Masalah Penggunaan pestisida yang semakin meningkat dan berkembang dalam pertanian mempengaruhi produksi beras yang akan semakin meningkat pula dan penggunaan pestisida yang tidak sesuai aturan dikhawatirkan akan meninggalkan residu pestisida dalam beras milik petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis ingin mengetahui tata cara aplikasi pestisida pada tanaman padi dan kandungan residu pestisida golongan organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tata cara aplikasi pestisida pada tanaman padi dan kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui karakterisitik petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang meliputi jenis kelamin, umur dan pendidikan petani. 2. Untuk mengetahui karakterisitik usahatani petani di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang yang meliputi lama bertani, varietas padi, dan luas areal pertanian.

3. Untuk mengetahui tata cara aplikasi pestisida di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. 4. Untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras jenis Ciherang. 5. Untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras jenis IR 64. 6. Untuk mengetahui kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras jenis Mekongga. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Sebagai sumber informasi bagi konsumen beras agar lebih teliti dalam memilih dan mengkonsumsi beras. 2. Sebagai bahan masukan bagi Badan POM dan Dinas Kesehatan dalam melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap beras yang di jual di pasar. 3. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras. 4. Sebagai data awal tentang kadar residu pestisida golongan organofosfat dalam beras yang dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi penulis lain untuk penelitian lebih lanjut.