ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

PERILAKU PEDULI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN SANITASI HYGIENE SISWA DI LABORATORIUM TPHP SMK NEGERI 1 PANDAK

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN

Sanitasi Penyedia Makanan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

Untuk menjamin makanan aman

BAB 5 HASIL PENELITIAN

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN DODOL SALAK Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/SK/VII/2003

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

INSPEKSI HIGIENE DAN SANITASI DI WILAYAH KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

CHECKLIST PEMBINAAN KANTIN SEKOLAH SEHAT SDN 04 LEBAK BULUS

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009:

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

Lampiran 1. Lembar ObservasiHigiene Sanitasi Pembuatan Ikan Asin di Kota Sibolga Tahun 2012

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN HYGIENE SANITASI LINGKUNGAN PENJUALAN DENGAN KANDUNGAN ESCHERICHIA COLI PADA AIR TEBU DI BEBERAPA KECAMATAN DI KOTA MEDAN TAHUN 2015

HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP KANDUNGAN

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

The Condition of Food Handler s Higiene and Canteen Sanitation in Senior High School 15 Surabaya

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR

GAMBARAN HIIGIENE DAN SANITASI SARANA FISIK SERTA PERALATAN PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PEMBALAH BATUNG AMUNTAI TAHUN 2013

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

HIGIENE SANITASI PANGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum Rumah Makan

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

SIKAP MURID DAN PENJUAL MAKANAN JAJANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI MAKANAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KELURAHAN RONGTENGAH KECAMATAN SAMPANG

MATERI KESEHATAN LINGKUNGAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Transkripsi:

ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Yessica Febriani Sutanto, Erni Lucyana Kuntani Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya, Indonesia. Abstrak : Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan sanitasi lingkungan, higiene perorangan dan sanitasi higiene makanan dalam hal penyajian makanan di kantin Universitas Kristen Petra Surabaya. Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan metode analisa skala Guttman untuk mendeskripsikan keadaan kantin di Universitas Kristen Petra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keadaan sanitasi dan higiene di kantin Universitas Kristen Petra Surabaya tergolong dalam kategori sangat baik. Kata Kunci : Sanitasi dan Higiene, Sanitasi Lingkungan, Higiene Perorangan, Sanitasi Higiene Makanan Absract : This research was conducted to determine how the application of environmental sanitation, personal hygiene and food sanitation in terms of the presentation of the food in Petra Christian University Canteen s. The analysis technique used quantitative description and Guttman scale analysis to describe the condition of canteen in Petra Christian University. The results showed that the state of sanitation and hygiene in Petra Christian University classified in the excellent category. Keywords : Sanitation and Hygiene, Environment Sanitation, Personal Hygiene, Food Sanitation and Hygiene LATAR BELAKANG Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia yang perlu diolah dengan baik agar tidak terjadi kontaminasi makanan. Makanan juga perlu diolah dengan baik agar tidak terjadi kontaminasi makanan. (Astawan, 2010). Sejumlah survey menyatakan bahwa penyakit akibat kontaminasi makanan adalah karena kesalahan penanganan makanan pada saat penyimpanan baik di rumah, kantin sekolah atau jasa catering (WHO, 2006). Kesalahan penanganan makanan secara umum adalah konsumsi makanan dari sumber yang tidak aman, pendinginan makanan yang tidak tepat, cara pemanasan makanan yang salah. Terdapat 4 (empat) hal penting yang menjadi prinsip higiene dan sanitasi makanan meliputi perilaku sehat dan bersih orang yang mengelola makanan, sanitasi makanan, sanitasi peralatan, dan sanitasi tempat pengolahan makanan. Di mata konsumen higienitas tidak hanya dilihat dari penyajian makanan namun lebih berfokus pada proses pengolahan makanan misalnya pada saat penjamah makanan mencuci tangan sebelum mengolah makanan, talenan yang digunakan di cuci dengan baik dan perlengkapan makanan yang selalu dalam keadaan bersih. Tingkat pendidikan masyarakat yang sudah jauh lebih tinggi, 386

membuat masyarakat memiliki kesadaran bahwa makanan yang dikonsumsi hendaknya bersih dan sehat. (Kusmayadi, 2007). Universitas Kristen Petra memiliki 3 kantin yaitu kantin W, Kantin T dan kantin P yang memiliki total 37 stand dengan 57 food handler yang bekerja sebagai pengelola makanan. Peneliti ingin meneliti mengenai sanitasi lingkungan, higiene perorangan dan sanitasi higiene makanan di kantin Universitas Kristen Petra apakah sudah dalam kategori yang baik atau tidak. TEORI PENUNJANG Sanitasi lingkungan merupakan kondisi atau keadaan lingkungan yang baik yang berpengaruh positif terhadap status kesehatan. Beberapa persyaratan yang berhubungan dengan kantin. Persyaratan tersebut tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasa boga. a. Bangunan dan fasilitas - Halaman Halaman bersih, dimana memiliki tempat sampah dan tidak terdapat tumpukan barang yang berpotensi menjadi sarang penyebaran penyakit. b. Lantai Permukaan lantai kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan. c. Dinding Permukaan dinding sebelah dalam halus, kering/ tidak menyerap air dan mudah dibersihkan. d. Pencahayaan Ruangan memiliki pencahayaan yang baik yakni terang namun tidak berlebihan yang dapat menimbulkan silau dan distribusinya sedemikian sehingga sejauh mungkin menghindarkan bayangan. e. Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih/ deterjen.tempat pencucian peralatan terbuat dari bahan yang kuat, aman dan tidak berkarat, dan mudah dibersihkan. Bak pencuci setidaknya terdiri dari 3 bak yaitu bak yang berisi air untuk mengguyur, menyabun, dan membilas (Arisman, 2009). f. Tempat cuci tangan Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dengan tempat cuci peralatan maupun bahan makanan yang dilengkapi dengan air kran, saluran pembuangan tertutup, bak penampungan, sabun dan pengering. Letak tempat pencucian tangan harus mudah dijangkau, baik oleh tamu maupun karyawan, bak penampungan yang permukaannya halus, mudah dibersihkan, dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup (Arisman, 2009). g. Air bersih Tersedianya air bersih yang mengalir bukan tampungan. 387

h. Tempat sampah Tempat sampah memiliki konstruksi yang kuat, tertutup dan terpisah berdasarkan jenisnya. Menurut Depkes RI (2004) higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci tangan untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan. Higiene Personal adalah suatu usaha pemeliharaan kesehatan diri seseorang yang bertujuan mencegah terjangkitnya penyakit serta untuk memperbaiki status kesehatannya (Perry & Potter, 2005). MenurutGaman& Sherrington (2006), poin-poin penting dari personal hygiene, adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan makanan serta mengeringkan tangan menggunakan tissue. Tertulis juga dalam peraturan menteri kesehatan RI 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang higiene perorangan, bahwa setiap food handler harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan menggunakan alat : - Sarung tangan plastik sekali pakai (disposal), - Penjepit makanan, - Sendok garpu. b. Untuk melindungi pencemaran terhadap makanan food handler harus menggunakan: - Tutup rambut, - Sepatu kedap air / safety shoes. c. Tidak merokok. d. Tidak makan atau mengunyah pada saat menangani makanan. e. Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar. f. Tidak banyak berbicara dan selalu menutup mulut pada saat batuk atau bersin dengan menjauhi makanan atau keluar dari ruangan. g. Tidak menyisir rambut di dekat bahan makanan maupun makanan yang siap untuk disajikan. Pengertian sanitasi dan higiene makanan adalah usaha untuk mencegah makanan atau minuman dari bahaya yang bisa menimbulkan penyakit dari sebelum makanan diproduksi, dalam proses penyimpanan, proses pengolahan dan sampai proses penyajian (Prabu, 2008). Menurut Depkes RI (2011) syarat penyajian makanan yang baik adalah sebagai berikut : a. Peralatan yang dipergunakan untuk menyajikan makanan harus terjaga kebersihannya. b. Makanan jadi yang disajikan harus diwadahi dan dijamah dengan peralatan yang bersih. c. Tempat-tempat bumbu/merica, garam, cuka, saus, kecap, sambal, dan lain-lain perlu dijaga kebersihannya terutama mulut tempat bumbu. 388

Syarat lainnya dalam hal penyajian makanan yakni pembungkus makanan harus menggunakan pembungkus yang aman dan menggunakan bahan yang ramah lingkungan seperti box karton dan kertas pembungkus. Bahan pembungkus tidak boleh menggunakan styrofoam dikarenakan styrofoam terbuat dari bahan berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit (Mulyanto, 2013). METODE Penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif untuk mencapai tujuan penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah non-probability sampling jenis sampling jenuh. Kuesioner dibagikan kepada semua food handler yang bekerja di kantin Universitas Kristen Petra. Metode pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala dikotomi yang hanya memiliki 2 pilihan jawaban yaitu ya dan tidak. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan SPSS.Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan uji validitas dan uji realibilitas. Uji validitas dalam SPSS menggunakan total scored variable jika hasil r-hitung menunjukkan nilai yang lebih dari r-tabel maka pertanyaan tersebut dikatan valid dan dapat digunakan untuk analisa selanjutnya. Dalam penelitian ini nilai r-tabel adalah 0,361, menggunakan signifikansi 5% dengan n=30. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan koefisien α cronbach s. Apabila nilai cronbach s alpha >0,6 maka responden dinyatakan reliable. Dalam perhitungan data, peneliti menggunakan analisa skala Guttman. Analisa skala Guttman dihitung menggunakan rumus : Persentase = jawaban ya x 100% jawaban kuesioner Hasil jawaban yang diperoleh dengan cara perhitungan diatas berguna untuk mengembangkan kesimpulan seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2004; 90) yaitu : 0% 25% = Tidak Baik 26% 50% = Cukup Baik 51% 75% = Baik 76% 100% = Sangat Baik HASIL Hasil dari penyebaran kuesioner adalah sebanyak 57 kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada semua food handler yang bekerja di kantin Universitas Kristen Petra Surabaya. Setelah melakukan pengolahan data dari 57 kuesioner, maka didapatkan rata-rata responden yang mengisi kuesioner berjenis kelamin wanita sebesar 73,68%, berusia 26-35 tahun sebesar 36,84% dengan tigkat pendidikan terakhir SMA sebesar 70,18, lama bekerja di kantin Universitas Kristen Petra selama lebih dari 5 tahun sebesar 29,82%, dan sebesar 57,89% menyatakan tidak pernah mengikuti pelatihan mengenai sanitasi dan higiene. Perhitungan dalam penelitian ini dilakukan menggunakan software SPSS. Berikut adalah hasil perhitungan : 389

Tabel 1 Analisa Skala Guttman Sanitasi Lingkungan (X1) di Kantin W Variabel sanitasi lingkungan (X1) Kuesioner (%) Observasi (%) A1-Halaman 100% 100% B1-Lantai kedap air 88% 100% B2-Lantai tidak licin 100% 100% B3-Lantai mudah dibersihkan 94% 100% B4-Lantai dalam keadaan baik 88% 75% C1-Dinding kedap air 41% 8% C2-Dinding mudah dibersihkan 76% 8% D1-Pencahayaan Cukup 94% 100% E1-Tempat cuci peralatan berbahan stainless 88% 0% steel E2-Mudah dibersihkan 88% 0% E3-Tempat cuci peralatan berbahan keramik 88% 100% E4-Mudah dibersihkan 82% 0% F1-Tempat cuci tangan terpisah 100% 100% F2-Menggunakan air bersih 94% 100% F3-Menyediakan sabun 100% 100% G1-Air yang mengalir bersih 88% 100% H1-Tempat sampah konstruksi kuat 82% 100% H2-Mempunyai penutup 100% 0% H3-Dipisah berdasarkan jenisnya 94% 0% Rata-rata total 84% 63% Rata-rata total kuesioner dan observasi 73,5% Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa hasil rata-rata total kuesioner variabel sanitasi lingkungan (X1) di kantin W adalah sebesar 84% dan untuk hasil rata-rata total observasi sebesar 63% dan jika dirata-rata untuk hasil kuesioner dan observasi adalah sebesar 73,5% yang tergolong dalam kategori baik. Tabel 2 Analisa Skala Guttman Variabel Higiene Perorangan di Kantin W Variabel higiene perorangan (X2) Kuesioner (%) Observasi (%) A1-Menggunakan penutup kepala 94% 76% A2-Pakaian bersih 94% 100% A3-Sepatu tertutup 53% 24% 390

Tabel 2 Analisa Skala Guttman Variabel Higiene Perorangan di Kantin W sambungan Variabel higiene perorangan (X2) Kuesioner (%) Observasi (%) B1-Menggunakan alat 94% 94% C1-Mencuci tangan 88% 100% C2-Mengeringkan tangan 94% 94% C3-Tidak merokok 88% 100% C4-Tidak makan 94% 100% C5-Tidak menyisir rambut 94% 100% C6-Tidak menyentuh tubuh 94% 100% C7-Menggunakan masker 82% 100% Rata-rata total 88% 90% Rata-rata total kuesioner dan observasi 89% Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa hasil rata-rata total kuesioner variabel higiene perorangan (X2) di kantin W adalah sebesar 88% dan untuk hasil rata-rata total observasi sebesar 90% dan jika dirata-rata untuk hasil kuesioner dan observasi adalah sebesar 89% yang tergolong dalam kategori sangat baik. Tabel 3 Analisa Skala Guttman Variabel Sanitasi Higiene Makanan di Kantin W Variabel sanitasi higiene makanan (X3) Kuesioner (%) Observasi (%) A1-Peralatan makanan bersih 100% 100% A2-Tempat saus tertutup 88% 58% A3-Etalase tertutup 88% 83% A4-Tidak menggunakan Styrofoam 82% 100% A5-Pembungkus dari bahan yang aman 94% 100% Rata-rata total 93% 88% Rata-rata total kuesioner dan observasi 90,5% Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa hasil rata-rata total kuesioner variabel sanitasi higiene makanan (X3) di kantin W adalah sebesar 93% dan untuk hasil ratarata total observasi sebesar 88% dan jika dirata-rata untuk hasil kuesioner dan observasi adalah sebesar 90,5% yang tergolong dalam kategori sangat baik. 391

Tabel 4 Analisa Skala Guttman Variabel Sanitasi Lingkungan di Kantin T Variabel sanitasi lingkungan (X1) Kuesioner (%) Observasi (%) A1-Halaman 86% 100% B1-Lantai kedap air 71% 100% B2-Lantai tidak licin 50% 100% B3-Lantai mudah dibersihkan 93% 100% B4-Lantai dalam keadaan baik 57% 100% C1-Dinding kedap air 50% 100% C2-Dinding mudah dibersihkan 64% 100% D1-Pencahayaan Cukup 93% 100% E1-Tempat cuci peralatan berbahan stainless 57% 100% steel E2-Mudah dibersihkan 79% 100% E3-Tempat cuci peralatan berbahan keramik 79% 0% E4-Mudah dibersihkan 79% 0% F1-Tempat cuci tangan terpisah 93% 100% F2-Menggunakan air bersih 93% 100% F3-Menyediakan sabun 100% 100% G1-Air yang mengalir bersih 93% 100% H1-Tempat sampah konstruksi kuat 93% 100% H2-Mempunyai penutup 79% 0% H3-Dipisah berdasarkan jenisnya 86% 0% Rata-rata total 74% 79% Rata-rata total kuesioner dan observasi 76,5% Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hasil rata-rata total kuesioner variabel sanitasi lingkungan (X1) di kantin T adalah sebesar 93% dan untuk hasil rata-rata total observasi sebesar 88% dan jika dirata-rata untuk hasil kuesioner dan observasi adalah sebesar 90,5% yang tergolong dalam kategori sangat baik. Tabel 5 Analisa Skala Guttman Variabel Higiene Perorangan di Kantin T Variabel higiene perorangan (X2) Kuesioner (%) Observasi (%) A1-Menggunakan penutup kepala 79% 79% A2-Pakaian bersih 100% 100% A3-Sepatu tertutup 71% 0% B1-Menggunakan alat 100% 100% 392

Tabel 5 Analisa Skala Guttman Variabel Higiene Perorangan di Kantin T sambungan Variabel higiene perorangan (X2) Kuesioner (%) Observasi (%) C1-Mencuci tangan 93% 100% C2-Mengeringkan tangan 100% 100% C3-Tidak merokok 100% 100% C4-Tidak makan 100% 100% C5-Tidak menyisir rambut 100% 100% C6-Tidak menyentuh tubuh 100% 100% C7-Menggunakan masker 93% 100% Rata-rata total 94% 89% Rata-rata total kuesioner dan observasi 91,5% Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa hasil rata-rata total kuesioner variabel higiene perorangan (X2) di kantin T adalah sebesar 94% dan untuk hasil rata-rata total observasi sebesar 89% dan jika dirata-rata untuk hasil kuesioner dan observasi adalah sebesar 91,5% yang tergolong dalam kategori sangat baik. Tabel 6 Analisa Skala Guttman Variabel Sanitasi Higiene Makanan di Kantin T Variabel sanitasi higiene makanan (X3) Kuesioner (%) Observasi (%) A1-Peralatan makanan bersih 100% 100% A2-Tempat saus tertutup 93% 70% A3-Etalase tertutup 93% 90% A4-Tidak menggunakan Styrofoam 100% 100% A5-Pembungkus dari bahan yang aman 100% 100% Rata-rata total 97% 92% Rata-rata total kuesioner dan observasi 94,5% Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa hasil rata-rata total kuesioner variabel sanitasi higiene makanan (X3) di kantin T adalah sebesar 97% dan untuk hasil ratarata total observasi sebesar 92% dan jika dirata-rata untuk hasil kuesioner dan observasi adalah sebesar 94,5% yang tergolong dalam kategori sangat baik. Tabel 7 Analisa Skala Guttman Variabel Sanitasi Lingkungan di Kantin P Variabel sanitasi lingkungan (X1) Kuesioner (%) Observasi (%) A1-Halaman 100% 100% B1-Lantai kedap air 85% 100% B2-Lantai tidak licin 73% 100% 393

Tabel 7 Analisa Skala Guttman Variabel Sanitasi Lingkungan di Kantin P Sambungan Variabel sanitasi lingkungan (X1) Kuesioner (%) Observasi (%) B3-Lantai mudah dibersihkan 92% 100% B4-Lantai dalam keadaan baik 85% 100% C1-Dinding kedap air 77% 100% C2-Dinding mudah dibersihkan 92% 100% D1-Pencahayaan Cukup 88% 100% E1-Tempat cuci peralatan berbahan stainless 92% 100% steel E2-Mudah dibersihkan 96% 100% E3-Tempat cuci peralatan berbahan keramik 58% 0% E4-Mudah dibersihkan 88% 0% F1-Tempat cuci tangan terpisah 96% 100% F2-Menggunakan air bersih 100% 100% F3-Menyediakan sabun 100% 100% G1-Air yang mengalir bersih 96% 100% H1-Tempat sampah konstruksi kuat 96% 93% H2-Mempunyai penutup 96% 0% H3-Dipisah berdasarkan jenisnya 96% 0% Rata-rata total 90% 79% Rata-rata total kuesioner dan observasi 84,5% Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa hasil rata-rata total kuesioner variabel sanitasi lingkungan (X1) di kantin P adalah sebesar 90% dan untuk hasil rata-rata total observasi sebesar 79% dan jika dirata-rata untuk hasil kuesioner dan observasi adalah sebesar 84,5% yang tergolong dalam kategori sangat baik. Tabel 8 Analisa Skala Guttman Variabel Higiene Perorangan di Kantin P Variabel higiene perorangan (X2) Kuesioner (%) Observasi (%) A1-Menggunakan penutup kepala 92% 100% A2-Pakaian bersih 100% 100% A3-Sepatu tertutup 50% 38% B1-Menggunakan alat 96% 100% C1-Mencuci tangan 96% 100% 394

Tabel 8 Analisa Skala Guttman Variabel Higiene Perorangan di Kantin P sambungan Variabel higiene perorangan (X2) Kuesioner (%) Observasi (%) C2-Mengeringkan tangan 100% 88% C3-Tidak merokok 96% 100% C4-Tidak makan 92% 100% C5-Tidak menyisir rambut 85% 100% C6-Tidak menyentuh tubuh 92% 100% C7-Menggunakan masker 92% 100% Rata-rata total 90% 93% Rata-rata total kuesioner dan observasi 91,5% Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa hasil rata-rata total kuesioner variabel higiene perorangan (X2) di kantin P adalah sebesar 90% dan untuk hasil rata-rata total observasi sebesar 93% dan jika dirata-rata untuk hasil kuesioner dan observasi adalah sebesar 91,5% yang tergolong dalam kategori sangat baik. Tabel 9 Analisa Skala Guttman Variabel Sanitasi Higiene Makanan di Kantin P Variabel sanitasi higiene makanan (X3) Kuesioner (%) Observasi (%) A1-Peralatan makanan bersih 92% 100% A2-Tempat saus tertutup 100% 64% A3-Etalase tertutup 96% 93% A4-Tidak menggunakan Styrofoam 77% 100% A5-Pembungkus dari bahan yang aman 96% 100% Rata-rata total 92% 91% Rata-rata total kuesioner dan observasi 91,5% Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa hasil rata-rata total kuesioner variabel sanitasi higiene makanan (X2) di kantin P adalah sebesar 92% dan untuk hasil ratarata total observasi sebesar 91% dan jika dirata-rata untuk hasil kuesioner dan observasi adalah sebesar 91,5% yang tergolong dalam kategori sangat baik. BAHASAN Penelitian ini menganalisa tingkat sanitasi dan higiene penyajian makanan di kantin Universitas Kristen Petra dengan menggunakan analisa skala guttman dengan cara menghitung skor total rata-rata kuesioner dan observasi lapangan terhadap penjamah makanan / food handler yang bekerja di kantin Universitas Kristen Petra. Analisa sanitasi dan higiene penyajian makanan menggunakan teori dari Keputusan Mentri Kesehatan RI no 1096/Menkes/PER/VI/2011, Gaman & Sherrington (2006) 395

dan Depkes RI (2011). Teori tersebut membagi sanitasi dan higiene makanan dalam tiga ketegori yakni sanitasi lingkungan, higiene perorangan, dan sanitasi higiene makanan. Sanitasi lingkungan membahas mengenai kebersihan area dalam stand kantin, higiene perorangan membahas mengenai perilaku kerbersihan dari tiap individu yang merupakan penjamah makanan di kantin Universitas Kristen Petra, sedangkan untuk sanitasi dan higiene makanan membahas mengenai kebersihan dari peralatan penyajian makanan itu sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sanitasi lingkungan, higiene perorangan dan sanitasi higiene makanan di kantin W, kantin T maupun kantin P berada dalam kategori sangat baik karena menunjukan angka yang lebih besar dari 76%, hanya saja di kantin W variabel sanitasi lingkungan hanya masuk dalam kategori baik. Hasil ini menunjukkan bahwa kantin di Universitas Kristen Petra sudah tergolong sangat baik. Hanya perlu ditingkatkan di beberapa sub-variabel (penutup sampah, pemisahan sampah, penggunaan sepatu dan menutup etalase dan tempat bumbu/saus). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan, berdasarkan hasil rata-rata total kuesioner dan observasi menyatakan sanitasi lingkungan kantin di Universitas Kristen Petra pada kantin W memiliki skor total rata-rata kuisoner dan observasi sebesar 73,5% tergolongkan dalam ketegori baik, namun masih terdapat hal yang kurang baik yakni keadaan lantai, dinding, dan tempat cuci peralatan di kantin W. Pada kantin T skor total rata-rata kuisoner dan observasi sebesar 76, 5% tergolongkan dalam keteori baik. Di kantin P skor total rata-rata kuisoner dan observasi sebesar 84,5% tergolongkan dalam kategori sangat baik. Secara rata-rata total score ketiga kantin ialah 78.16% sehingga dapat digolongkan dalam kategori sangat baik. 2. Secara keseluruhan, berdasarkan hasil rata-rata total kuesioner dan observasi menyatakan higiene perorangan food handler kantin di Universitas Kristen Petra sudah memenuhi syarat, namun masih terdapat hal yang kurang baik yakni hampir pegawai kantin yang tidak menggunakan sepatu tertutup. Pada kantin W memiliki skor total rata-rata kuisoner dan observasi sebesar 89% tergolongkan dalam ketegori sangat baik. Begitu pula dengan kantin T dan kantin P keduanya memiliki skor total rata-rata kuisoner dan observasi yang sama sebesar 91.5% tergolongkan dalam ketegori sangat baik, dan apabila ketiganya dirata-rata akan mendapatkan total skor sebesar 90,6% yakni tetap berada dalam ketegori sangat baik. 3. Secara keseluruhan sanitasi higiene makanan kantin di Universitas Kristen Petra sudah memenuhi syarat, namun masih terdapat hal yang kurang baik yakni banyaknya botol saos/bumbu yang tidak ditutup setelah digunakan dan 396

masihterdapat beberapa stand yang tidak menutup etalase makanannya. Skor total rata-rata kuisoner dan observasi pada kantin W, T, dan P masing-masing sebesar 90.5%, 94,5% dan 91,5% dan ketiganya tergolongkan dalam keteori sangat baik. dan apabila ketiganya dirata-rata akan mendapatkan total skor sebesar 92,1% yakni tetap berada dalam ketegori sangat baik. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memiliki beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, antara lain : 1. Untuk sanitasi lingkungan, sebaiknya dinding di kantin W dapat diperbaiki lagi agar terlihat bagus dan bersih. Begitu pula tempat untuk mencuci peralatan di kantin W yang masih menggunakan bahan keramik, disarankan untuk mengganti dengan tempat cuci peralatan yang menggunakan stainless steel agar lebih mudah untuk dibersihkan dan akan lebih baik lagi jika setiap stand memiliki tempat masing-masing untuk mencuci peralatan sehingga setiap stand memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan tempat cuci peralatan tersebut. 2. Untuk higiene perorangan, sebaiknya ada peraturan tertulis yang harus dipatuhi oleh setiap stand kantin agar tercipta keamanan pangan yang lebih baik lagi. Di sarankan untuk membuat peraturan mengenai penggunaan sepatu tertutup untuk keamanan penjamah makanan juga agar terlindung dari bahaya, begitu juga peraturan menganai penggunaan penutup kepala atau mengikat rambut dengan rapi agar tidak terjadi kontaminasi makanan. 3. Untuk sanitasi higiene makanan, sebaiknya pihak kantin menyediakan tempat sampah yang memiliki konstruksi kuat dan mempunyai penutup untuk masingmasing stand dan juga adanya peraturan tertulis juga mengenai tempat-tempat saos/bumbu yang digunakan agar memiliki penutup sehingga aman dari kuman atau bakteri. 4. Disarankan untuk mengadakan training secara rutin untuk meningkatkan kesadaran food handler di kantin Universitas Kristen Petra mengenai sanitasi dan higiene. Juga disarankan untuk mengadakan observasi secara berkala di kantin Universitas Kristen Petra untuk mengetahui apakah para penjamah makanan sudah melakukan sesuai dengan peraturan yang sudah diberikan. DAFTAR RUJUKAN Arisman. (2009). Buku Ajar Ilmu Gizi Keracunan Makanan. Jakarta:: EGC. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No VI Tahun 2003. Persyaratan hygiene sanitasi rumah makan dan restoran. Dinas Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor VI Tahun 2011 Persyaratan hygiene sanitasi jasaboga. 26 Juni 2011. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 1096. Jakarta. 397

Perry, & Potter. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan konsep, proses, dan praktik. Edisi 4 volume 1. Jakarta: EGC. Prabu. (2009, June 13). Higiene dan sanitasi makanan. Retrieved from http//gmpg.org. Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif. Bandung: Alfabeta. WHO. (2006). Penyakit bawaan makanan : fokus pendidikan kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. 398