4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik.. Karakteristik Food Handler Umumnya responden berumur sampai tahun (77.%) dengan rentang umur antara - tahun dan memiliki pengalaman berdagang sampai tahun (7.%). Berdasarkan data tersebut, semua responden berada pada usia produktif (- tahun) dan umumnya memiliki pengalaman yang cukup (BPS ). Umumnya responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah (.%) dan menjadikan pekerjaan di kios makanan sebagai pekerjaan utamanya (7.7%). Sebagian besar responden tidak pernah mengikuti penyuluhan (.%) dan umumnya responden tidak mendapatkan pengawasan dari pihak kampus maupun pemerintah (7.%). Umumnya responden di dalam kampus berusia relatif lebih muda dibandingkan dengan responden di luar kampus. Tingkat pendidikan responden di luar kampus secara umum lebih baik dibandingkan dengan responden di dalam kampus. Berdasarkan pengalaman bekerja, umumnya responden di luar kampus memiliki pengalaman bekerja lebih lama dibandingkan dengan responden di dalam kampus. Sebagian besar responden di dalam kampus pernah mengikuti penyuluhan sedangkan responden di luar kampus umumnya tidak pernah mengikuti penyuluhan. Responden di dalam kampus sebagian besar mendapatkan pengawasan dari pihak kampus sedangkan hampir semua responden di luar kampus tidak mendapatkan pengawasan dari pihak pemerintah. Informasi secara lengkap disajikan pada Tabel. Tingkat pendidikan responden di dalam kampus yang terbanyak adalah lulus SD, sedangkan responden di luar kampus tingkat pendidikan terbanyak adalah lulus SMP. Menurut toatmodjo () tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi kategori, yaitu rendah (tidak lulus SD, lulus SD, tidak lulus SMP, lulus SMP, dan tidak lulus SMA) dan tinggi (lulus SMA, diploma, sarjana, dan pascasarjana). Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikannya disajikan pada Tabel. Umumnya responden di dalam dan luar kampus memiliki pekerjaan utama sebagai pedagang (khusus responden yang tidak menjadikan pekerjaan di kios makanan sebagai usaha pokoknya). Pengelompokan tujuan usaha didasarkan pada tingkat ketergantungannya secara ekonomi terhadap kegiatan usahanya. Responden dengan tingkat ketergantungan lebih dari 7% pada penghasilannya sebagai pekerja di kios makanan dikelompokan dalam usaha pokok sedangkan jika tingkat ketergantungannya kurang dari % dikelompokan dalam usaha sampingan (Zahid 7). Sebaran responden berdasarkan pekerjaan utamanya (khusus untuk responden yang memiliki pekerjaan utama selain bekerja di kios makanan) pada Tabel. Hampir semua responden di dalam dan luar kampus mendapatkan penyuluhan dari universitas. Penyuluhan merupakan suatu intervensi dengan memberikan motivasi dan melibatkan seseorang ke dalam suatu aktivitas kemudian mendorong untuk berubah menjadi lebih baik (Sari ). Sebaran lembaga atau instansi yang memberikan penyuluhan disajikan pada Tabel.

2 Tabel Karakteristik utama food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Karakteristik (n=) (n=) Umur Muda (< tahun) (.%) (.%) (.%) Dewasa (- tahun) (.%) (7.%) (.%) Tua (> tahun) (7.%) (.%) 7 (.%) Tingkat Pendidikan Rendah (tidak lulus SD-tidak lulus SMA) (7.%) (.%) (.%) Tinggi (SMA-Perguruan Tinggi) (.%) 7 (.%) 7 (.%) Pengalaman bekerja Baru (< tahun) 7 (.%) (.7%) (.%) Cukup (- tahun) (7.%) (.%) 7 (.%) Lama (> tahun) (.%) (.%) (.%) Tujuan usaha Usaha pokok (.%) (7.%) (7.7%) Usaha sambilan (.%) (.%) (7.%) Keikutsertaan penyuluhan Pernah (7.%) (.%) (.%) Tidak pernah (.%) (7.%) (.%) Pengawasan Ada (7.%) (7.%) (.%) Tidak (.%) (.%) (7.%) Tabel Sebaran tingkat pendidikan food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Pendidikan formal (n=) (n=) Tidak lulus SD (.7%) (7.%) (.%) Lulus SD (.%) (.%) (.%) Tidak lulus SMP (.%) (.%) Lulus SMP (.%) (.%) (.%) Tidak lulus SMA (.%) (.%) (.%) Lulus SMA (.%) (.%) (.7%) Diploma (.%) (.%) (.%) Sarjana (.%) (.%) (.%) Tabel Sebaran usaha pokok food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Pekerjaan utama (n=) (n=) Pegawai Negeri Sipil (.%) (.%) Pegawai swasta (.%) (.%) (.%) Pedagang 7 (.%) 7 (7.%) (.7%) Buruh (.%) (.%) (.%) Tabel Sebaran lembaga yang memberikan penyuluhan kepada food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Tempat (n=) (n=) Swasta (.%) (.%) Universitas (.%) (.7%) (.%)

3 Responden terbanyak adalah jenis kelamin perempuan (.%). Sebagian besar responden adalah pemilik kios (.%). Umumnya responden (.%) sudah menjadi pemilik kios makanan selama tahun dengan rentang lama kepemilikan antara - tahun. Umumnya kios makanan (7.%) memiliki penghasilan minimal sebesar juta rupiah per bulan dan buka sampai dengan jam per harinya (7.%). Sebagian besar responden di dalam kampus berjenis kelamin perempuan sedangkan sebagian besar responden di luar kampus berjenis kelamin laki-laki. Sebagian besar responden di dalam dan luar kampus memiliki status pekerjaan sebagai pemilik kios makanan. Umumnya responden di luar kampus sudah menjadi pemilik kios makanan relatif lebih lama dibandingkan dengan responden di dalam kampus. Umumnya kios makanan di luar kampus memiliki penghasilan yang relatif lebih besar daripada kios makanan di dalam kampus. Umumnya kios makanan di luar kampus memiliki jam buka yang relatif lebih lama daripada kios makanan di dalam kampus. Informasi secara lengkap disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik tambahan food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Karakteristik (n=) (n=) Jenis kelamin Laki-laki (.%) (.%) (.%) Perempuan (7.%) (.%) (.%) Status kepemilikan kios Pemilik (.%) 7 (.%) (.%) Pekerja (.%) (.7%) (.%) Lama kepemilikan kios Baru (< tahun) (.%) (.%) (.%) Cukup (- tahun) (.%) (.7%) (.%) Lama (> tahun) (.%) 7 (.%) (7.%) Skala usaha Kecil (< juta) (.%) (.%) (.%) Sedang ( juta- juta) (.%) 7 (.%) (7.%) Besar (> juta) (.7%) 7 (.%) (.%) Lama berdagang < jam (7.%) (.%) (.%) - jam (.%) (.%) (7.%) - jam (.%) (.%) 7 (.%) jam (.%) (.%).. Karakteristik Kios Makanan Sebagian besar bangunan kios makanan (.%) merupakan bangunan permanen. Umumnya kios makanan memiliki lantai keramik (.%) dan memiliki intensitas cahaya yang terang (.%). Hampir semua kios makanan memiliki kelembaban yang kering (7.%). Umumnya kios makanan berlokasi dekat dengan jalan (.%) dan tidak memiliki sumber bau yang dapat menganggu kenyamanan konsumen (.7%). Umumnya kios makanan tidak menyediakan fasilitas cuci tangan (.%) dan membiarkan makanannya dalam kondisi terbuka (.%) sehingga sebagian besar kios makanan (.%) ditemukan lalat pada tempat penyimpanan makanannya. Kios makanan di dalam kampus sebagian besar merupakan bangunan semi permanen sedangkan kios makanan di luar kampus sebagian besar merupakan

4 bangunan permanen. Kios makanan di dalam kampus memiliki lantai keramik, tanah, dan paving blok, sedangkan kios makanan di luar kampus memiliki lantai keramik dan semen. Secara umum intensitas cahaya di kios makanan di dalam kampus relatif lebih baik dibandingkan kios makanan di luar kampus. Kelembaban kios makanan di luar kampus sedikit lebih baik dibandingkan kios makanan di dalam kampus. Semua kios makanan di luar kampus berlokasi dekat dengan jalan sedangkan kios makanan di dalam kampus beberapa ada yang berlokasi di dalam suatu komplek wilayah bangunan (bangunan kampus). Beberapa kios makanan di luar kampus memiliki sumber bau yang dapat mengganggu kenyamanan konsumen. Jumlah kios makanan di dalam kampus yang menyediakan fasilitas cuci tangan lebih banyak daripada kios makanan di luar kampus. Secara umum kondisi tempat penyimpanan makanan di kios makanan luar kampus lebih baik daripada kios makanan di dalam kampus. Informasi secara lengkap disajikan pada Tabel. Tabel Karakteristik kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Karakteristik (n=) (n=) Bangunan Permanen (.%) (.7%) (.%) Semi permanen (.7%) (.%) (.%) Lantai Tanah (.7%) (.%) Semen (.%) (.%) Keramik (.%) (.%) (.%) Paving blok (.7%) (.%) Intensitas cahaya Kurang terang (.%) (.%) Terang (.%) (.%) (.%) Kelembaban Lembab (.%) (.%) (.%) Kering (7.%) (7.%) 7 (7.%) Lokasi Dekat jalan (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) Sumber bau Got 7 (.7%) 7 (.%) Dapur (.%) (.%) Tidak ada (.%) (7.%) (.7%) Fasilitas cuci tangan Ada (.%) (.%) (.%) Tidak ada (7.%) 7 (.%) (.%) Keadaan makanan Terbuka (.%) (.%) (.%) Tertutup (.%) (.%) Keberadaan lalat Ada (.%) (.%) (.%) Tidak (.7%) (.%) (.%)

5 . Pengetahuan, Sikap, dan Praktik.. Pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan kategori baik (.%), kemudian disusul berturut-turut kategori sedang (.%) dan kategori buruk (.%). Secara umum responden di dalam kampus memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada responden di luar kampus. Sebaran responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang higiene pangan disajikan pada Tabel. Sebaran responden berdasarkan jawaban yang benar mengenai higiene pangan disajikan pada Tabel. Tabel Sebaran food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor berdasarkan tingkat pengetahuan Pengetahuan (n=) (n=) Baik (.%) (.%) (.%) Cukup (.%) 7 (.%) 7 (.%) Buruk (.%) (.%) 7 (.%) Tabel Sebaran jawaban benar pengetahuan yang dijawab food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Pertanyaan Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan/minuman merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Luka yang terbuka tidak harus ditutup dengan plester atau semacamnya. Batuk, bersin, meludah, ataupun merokok selama bekerja dapat menyebabkan makanan tidak dapat terkontaminasi. Menjaga kebersihan pribadi (mengenakan pakaian bersih, mandi, dll) selama bekerja merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Mencuci peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) harus menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Keberadaan lalat atau tikus dapat menyebarkan kuman penyakit pada makanan. 7 Kebersihan tempat bekerja tidaklah penting untuk diperhatikan. Lap yang digunakan untuk membersihkan meja diperbolehkan juga untuk mengelap piring dan peralatan makan lainnya. Mencuci tangan sesudah buang air (BAK/BAB) tidak perlu untuk selalu dilakukan. Tempat/bak pencucian piring/peralatan makan tidak perlu dibersihkan kecuali kalau sudah terlihat kotor sekali. Peralatan makan (piring, gelas, dll) yang sudah dicuci tidak harus langsung untuk dikeringkan menggunakan lap yang bersih. Bahan mentah dan makanan yang sudah matang sangat perlu untuk dipisahkan. Mencuci peralatan memasak (katel, panci, dll) secara rutin dengan sabun dan air bersih adalah tindakan penting. Hanya menggunakan tangan kosong tanpa menggunakan alat untuk mengambil makanan matang diperbolehkan. Menggunakan sarung tangan dan penutup kepala selama bekerja tidak perlu untuk dilakukan. (n=) (n=) (.%) (7.%) 7 (.%) 7 (77.%) (.%) (7.7%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) 7 (.%) (7.%) (.%) 7 (.%) (7.%) 7 (.%) 7 (.%) (.%) (.%) 7 (.%) (.%) (7.%) 7 (.7%) (.7%) (7.%) (.%) (.%) (7.%) (77.%) (.%) (.%) (.7%) (.%) (7.%) 7 (.%) (7.%) (.%) 7 (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%)

6 Menurut toatmodjo () pengetahuan merupakan landasan dasar untuk melakukan sesuatu dengan baik. Pengetahuan mengarahkan seseorang dalam melakukan aktivitasnya dengan benar dan sesuai. Pengetahuan yang diterapkan pada pengolah makanan diharapkan bisa menanamkan sikap-sikap higiene pada pengolahan makanan. Pengetahuan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan dan tingkat pendidikannya, tetapi juga dipengaruhi oleh sumber informasi, pengalaman, dan kegiatan penyuluhan... Sikap Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (.%) memiliki kategori sikap cukup, kemudian disusul berturut-turut kategori baik (.%) dan kategori buruk (.%). Secara umum responden di dalam kampus memiliki tingkat sikap yang lebih baik daripada responden di luar kampus. Sebaran responden berdasarkan tingkat sikap tentang higiene pangan disajikan pada Tabel. Sebaran responden berdasarkan jawaban sikap tentang higiene pangan disajikan pada Tabel, Tabel, dan Tabel. Tabel Sebaran food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor berdasarkan tingkat sikap Sikap (n=) (n=) Baik (7.%) (.%) (.%) Cukup 7 (.%) (.%) (.%) Buruk (.%) (.%) (.%) Tabel Sebaran jawaban sikap yang dijawab food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Pernyataan Pernyataan positif Saya percaya dengan selalu menjaga kebersihan pribadi (mandi, mengenakan pakaian bersih, membersihkan kuku, dll) dapat mengurangi jumlah kuman penyakit pada makanan. Saya yakin mencuci peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun sangat penting dilakukan untuk mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya percaya dengan melakukan pengendalian terhadap keberadaan lalat dan tikus akan mengurangi risiko kejadian penyakit. Saya percaya bila tempat bekerja bersih maka akan mengurangi risiko makanan tercemar oleh kuman penyakit. Saya percaya dengan mencuci bak/tempat pencucian piring/peralatan makan dapat mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya percaya dengan menggunakan sarung tangan dan penutup kepala dapat mengurangi jumlah kontaminasi pada makanan. SS S TT TS STS (.7%) (.%) (7.7%) 7 (7.%) 7 (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.7%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%)

7 Lanjutan Pernyataan Pernyataan negatif Saya percaya bahwa tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan/minuman tidak dapat mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya percaya tidak apa-apa membiarkan luka terbuka tidak ditutup dengan plester atau semacamnya.. Saya percaya batuk, bersin, meludah atau merokok tidak akan mengotori makanan Saya percaya menggunakan lap yang digunakan untuk membersihkan meja diperbolehkan untuk mengelap peralatan makan (piring, gelas, dll) karena tidak dapat membawa kuman penyakit. Saya percaya dengan mencuci tangan sesudah buang air (BAK/BAB) tidak akan mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya pikir peralatan makan (piring, gelas, dll) yang sudah dicuci tidak harus langsung dikeringkan dengan menggunakan lap yang bersih. 7 Saya percaya menyimpan masakan yang sudah matang dengan bahan mentah diperbolehkan selama tidak membuat kotor makanan. Menurut pendapat saya tidak perlu mencuci peralatan memasak (katel, panci, dll) dengan air bersih yang mengalir dan sabun selama peralatan tersebut kelihatan masih bersih. Saya pikir mengambil makanan matang hanya dengan tangan kosong tanpa menggunakan alat diperbolehkan selama tangan tersebut dianggap masih bersih. SS S TT TS STS (7.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) 7 (.%) (.%) (.%) (.%) 7 (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) 7 (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.7%) 7 (.%) (7.7%) (.%) (.%) (.%) (.%) 7 (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) 7 (.%) (.7%) (.%) (.%) (.%) Keterangan: SS: sangat setuju S: setuju TT: tidak tahu TS: tidak setuju STS: sangat tidak setuju Tabel Sebaran jawaban sikap yang dijawab food handler di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor Pernyataan Pernyataan positif Saya percaya dengan selalu menjaga kebersihan pribadi (mandi, mengenakan pakaian bersih, membersihkan kuku, dll) dapat mengurangi jumlah kuman penyakit pada makanan. Saya yakin mencuci peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun sangat penting dilakukan untuk mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya percaya dengan melakukan pengendalian terhadap keberadaan lalat dan tikus akan mengurangi risiko kejadian penyakit. Saya percaya bila tempat bekerja bersih maka akan mengurangi risiko makanan tercemar oleh kuman penyakit. Saya percaya dengan mencuci bak/tempat pencucian piring/peralatan makan dapat mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya percaya dengan menggunakan sarung tangan dan penutup kepala dapat mengurangi jumlah kontaminasi pada makanan. Total (n=) SS S TT TS STS (.%) 7 (77.%) (.7%) (7.%) (.%) (.%) (7.%) 7 (.%) (.%) (.7%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.7%) (.%) (.%) (.%)

8 Lanjutan Pernyataan Pernyataan negatif Saya percaya bahwa tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan/minuman tidak dapat mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya percaya tidak apa-apa membiarkan luka terbuka tidak ditutup dengan plester atau semacamnya. Saya percaya batuk, bersin, meludah atau merokok tidak akan mengotori makanan. Saya percaya menggunakan lap yang digunakan untuk membersihkan meja diperbolehkan untuk mengelap peralatan makan (piring, gelas, dll) karena tidak dapat membawa kuman penyakit. Saya percaya dengan mencuci tangan sesudah buang air (BAK/BAB) tidak akan mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya pikir peralatan makan (piring, gelas, dll) yang sudah dicuci tidak harus langsung dikeringkan dengan menggunakan lap yang bersih. 7 Saya percaya menyimpan masakan yang sudah matang dengan bahan mentah diperbolehkan selama tidak membuat kotor makanan. Menurut pendapat saya tidak perlu mencuci peralatan memasak (katel, panci, dll) dengan air bersih yang mengalir dan sabun selama peralatan tersebut kelihatan masih bersih. Saya pikir mengambil makanan matang hanya dengan tangan kosong tanpa menggunakan alat diperbolehkan selama tangan tersebut dianggap masih bersih. Total (n=) SS S TT TS STS (.%) (.%) (.%) (.7%) (.%) (.%) (.7%) (.7%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.7%) (.7%) (.7%) (.%) (.%) (.7%) (.%) (.7%) (.%) (.%) (7.%) (7.%) (.%) (.7%) (7.%) (.%) 7 (.%) 7 (.%) (7.%) (.%) (.7%) (.%) (.%) 7 (.%) (.%) (.7%) Keterangan: SS: sangat setuju S: setuju TT: tidak tahu TS: tidak setuju STS: sangat tidak setuju Tabel Sebaran jawaban sikap yang dijawab food handler di luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Pernyataan Pernyataan positif Saya percaya dengan selalu menjaga kebersihan pribadi (mandi, mengenakan pakaian bersih, membersihkan kuku, dll) dapat mengurangi jumlah kuman penyakit pada makanan. Saya yakin mencuci peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun sangat penting dilakukan untuk mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya percaya dengan melakukan pengendalian terhadap keberadaan lalat dan tikus akan mengurangi risiko kejadian penyakit. Saya percaya bila tempat bekerja bersih maka akan mengurangi risiko makanan tercemar oleh kuman penyakit. Saya percaya dengan mencuci bak/tempat pencucian piring/peralatan makan dapat mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya percaya dengan menggunakan sarung tangan dan penutup kepala dapat mengurangi jumlah kontaminasi pada makanan. Total (n=) SS S TT TS STS (7.%) (.%) (.%) (7.%) (.7%) (.%) 7 (.%) (.%) (.7%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%)

9 Lanjutan Pernyataan Pernyataan negatif Saya percaya bahwa tindakan mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan/ minuman tidak dapat mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya percaya tidak apa-apa membiarkan luka terbuka tidak ditutup dengan plester atau semacamnya. Saya percaya batuk, bersin, meludah atau merokok tidak akan mengotori makanan. Saya percaya menggunakan lap yang digunakan untuk membersihkan meja diperbolehkan untuk mengelap peralatan makan (piring, gelas, dll) karena tidak dapat membawa kuman penyakit. Saya percaya dengan mencuci tangan sesudah buang air (BAK/BAB) tidak akan mengurangi jumlah kuman penyakit. Saya pikir peralatan makan (piring, gelas, dll) yang sudah dicuci tidak harus langsung dikeringkan dengan menggunakan lap yang bersih. 7 Saya percaya menyimpan masakan yang sudah matang dengan bahan mentah diperbolehkan selama tidak membuat kotor makanan. Menurut pendapat saya tidak perlu mencuci peralatan memasak (katel, panci, dll) dengan air bersih yang mengalir dan sabun selama peralatan tersebut kelihatan masih bersih. Saya pikir mengambil makanan matang hanya dengan tangan kosong tanpa menggunakan alat diperbolehkan selama tangan tersebut dianggap masih bersih. Total (n=) SS S TT TS STS (.%) (.%) (7.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) Keterangan: SS: sangat setuju S: setuju TT: tidak tahu TS: tidak setuju STS: sangat tidak setuju Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan dan belum menunjukkan praktik atau aktivitas (toatmodjo ). Sikap baik atau positif diartikan sebagai sikap responden yang berpendapat bahwa praktik pengelolaan pangan secara higienis perlu untuk dilakukan. Sikap cukup atau netral diartikan sebagai sikap responden yang cenderung untuk tidak memilih (boleh dilakukan dan boleh juga tidak dilakukan). Sikap buruk atau negatif adalah sikap yang berpendapat bahwa praktik pengelolaan pangan secara higienis tidak perlu dilakukan. Sikap cukup atau netral yang dimiliki oleh sebagian besar responden dapat mempengaruhi praktik higiene pangan yang dilakukan. Sikap ragu-ragu tersebut cenderung membuat responden tidak memiliki keyakinan yang kuat untuk melakukan praktik higiene pangan secara baik dan benar... Praktik Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya responden (7.%) berada dalam kategori praktik yang baik, kemudian disusul berturut-turut kategori cukup (7.%) dan kategori buruk (.%). Secara umum responden di dalam kampus memiliki tingkat praktik yang lebih baik daripada responden di luar kampus.

10 Sebaran responden berdasarkan tingkat praktik tentang higiene pangan disajikan pada Tabel. Sebaran jawaban praktik tentang higiene pangan yang sudah dijawab oleh responden disajikan pada Tabel, Tabel 7, dan Tabel. Tabel Sebaran food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor berdasarkan tingkat praktik Praktik (N=) (N=) Baik (.7%) (7.%) (7.%) Cukup (.%) (.%) (7.%) Buruk (.%) (.%) Tabel Sebaran jawaban praktik yang dijawab food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Pertanyaan Pertanyaan positif Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan/minuman. Apakah anda memakai plester atau semacamnya bila sedang terluka. Apakah anda menjaga kebersihan pribadi (mandi, membersihkan kuku, mengenakan pakaian bersih, dll). Apakah anda mencuci peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Apakah anda melakukan pengendalian terhadap keberadaan lalat atau tikus. TP J K SR SL (.%) (.%) Apakah anda membersihkan tempat bekerja. 7 Apakah anda mencuci tangan sesudah buang air (BAK/BAB). Apakah anda mencuci bak/tempat pencucian piring/peralatan makan. Apakah anda mengelap peralatan makan (piring, gelas, dll) yang sudah dicuci dengan lap yang bersih. Apakah anda memisahkan bahan mentah dengan masakan yang sudah matang. Apakah anda mencuci peralatan memasak (katel, panci, dll) dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Apakah anda mengenakan sarung tangan dan penutup kepala selama bekerja. Pertanyaan negatif Apakah anda batuk, bersin, meludah, atau merokok selama bekerja. Apakah anda mengelap piring dan peralatan makan lainnya dengan menggunakan lap yang sama dengan yang digunakan untuk mengelap meja. Apakah anda mengambil makanan matang hanya dengan menggunakan tangan. (.%) (7.%) (.%) 7 (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.7%) (.%) (7.%) (.%) 7 (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.7%) 7 (.%) (.%) (.%) 7 (.%) (.%) (.%) (.%) Keterangan: TP: tidak pernah J: jarang K: kadang-kadang SR: sering SL: selalu (7.%) (.%) 7 (.%) (.%) (.%) (.%) (77.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%)

11 7 Tabel 7 Sebaran jawaban praktik yang dijawab food handler di dalam Kampus IPB Dramaga, Bogor Pertanyaan Pertanyaan positif Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan/minuman. Apakah anda memakai plester atau semacamnya bila sedang terluka. Apakah anda menjaga kebersihan pribadi (mandi, membersihkan kuku, mengenakan pakaian bersih, dll). Apakah anda mencuci peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Apakah anda melakukan pengendalian terhadap keberadaan lalat atau tikus. Total (n=) TP J K SR SL (.%) (.%) Apakah anda membersihkan tempat bekerja. 7 Apakah anda mencuci tangan sesudah buang air (BAK/BAB). Apakah anda mencuci bak/tempat pencucian piring/peralatan makan. Apakah anda mengelap peralatan makan (piring, gelas, dll) yang sudah dicuci dengan lap yang bersih. Apakah anda memisahkan bahan mentah dengan masakan yang sudah matang. Apakah anda mencuci peralatan memasak (katel, panci, dll) dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Apakah anda mengenakan sarung tangan dan penutup kepala selama bekerja. Pertanyaan negatif Apakah anda batuk, bersin, meludah, atau merokok selama bekerja. Apakah anda mengelap piring dan peralatan makan lainnya dengan menggunakan lap yang sama dengan yang digunakan untuk mengelap meja. Apakah anda mengambil makanan matang hanya dengan menggunakan tangan. (.%) (7.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.7%) (.%) (.7%) (.%) (.7%) (.7%) (.%) (.7%) (.%) (.7%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.7%) (.7%) (.7%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (7.%) (.%) (.%) (.7%) Keterangan: TP: tidak pernah J: jarang K: kadang-kadang SR: sering SL: selalu (.%) (.%) (.%) (.%) 7 (.%) (.7%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) Tabel Sebaran jawaban praktik yang dijawab food handler di luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Pertanyaan Pertanyaan positif Apakah anda mencuci tangan sebelum dan sesudah mengolah makanan/minuman. Apakah anda memakai plester atau semacamnya bila sedang terluka. Apakah anda menjaga kebersihan pribadi (mandi, membersihkan kuku, mengenakan pakaian bersih, dll). Apakah anda mencuci peralatan makan (piring, gelas, sendok, dll) dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Apakah anda melakukan pengendalian terhadap keberadaan lalat atau tikus. Total (n=) TP J K SR SL (.%) (.%) (.%) 7 (.7%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%)

12 Lanjutan Pertanyaan Apakah anda membersihkan tempat bekerja. 7 Apakah anda mencuci tangan sesudah buang air (BAK/BAB). Apakah anda mencuci bak/tempat pencucian piring/peralatan makan. Apakah anda mengelap peralatan makan (piring, gelas, dll) yang sudah dicuci dengan lap yang bersih. Apakah anda memisahkan bahan mentah dengan masakan yang sudah matang. Apakah anda mencuci peralatan memasak (katel, panci, dll) dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Apakah anda mengenakan sarung tangan dan penutup kepala selama bekerja. Pertanyaan negatif Apakah anda batuk, bersin, meludah, atau merokok selama bekerja. Apakah anda mengelap piring dan peralatan makan lainnya dengan menggunakan lap yang sama dengan yang digunakan untuk mengelap meja. Apakah anda mengambil makanan matang hanya dengan menggunakan tangan. Total (n=) TP J K SR SL (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (7.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) 7 (.7%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) (.%) Keterangan: TP: tidak pernah J: jarang K: kadang-kadang SR: sering SL: selalu (7.%) (7.%) (.7%) (.%) 7 (.%) (.%) (.%) 7 (.%) Menurut toatmodjo () faktor yang membedakan respon atau praktik suatu individu meliputi karakteristik individu yang bersifat genetik (tingkat kecerdasan dan tingkat emosional) dan faktor eksternal (lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi). Praktik higiene pangan merupakan aplikasi dari pengetahuan tentang higiene pangan. Praktik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbuatan nyata atau aktual yang sudah dilakukan oleh responden terkait penngelolaan pangan secara higienis.. Tingkat Higiene di Kios Makanan.. Gambaran Umum Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya tingkat higiene di kios makanan (7.%) berada pada kategori baik. Kios makanan di dalam kampus memiliki tingkat higiene yang lebih baik daripada kios makanan di luar kampus. Praktik yang paling diabaikan adalah praktik pemakaian sarung tangan dan penutup kepala serta mengambil makanan matang dengan menggunakan tangan. Kondisi tingkat higiene di kios makanan selengkapnya disajikan pada Tabel. Tabel Tingkat higiene di kios makanan di dalam dan luar kampus IPB Dramaga, Bogor Tingkat higiene (n=) (n=) Baik (.%) (7.%) (7.%) Buruk 7 (.%) (.%) (.%)

13 .. Faktor-faktor Risiko yang Berpengaruh terhadap Tingkat Higiene di Kios Makanan Berdasarkan hasil analisis regresi logistik didapatkan peubah umur, penyuluhan, dan sikap yang memiliki pengaruh (faktor risiko) terhadap tingkat higiene di kios makanan. Responden yang memiliki umur dewasa memperoleh kemungkinan atau odds ratio sebesar. kali (.-.) untuk menerapkan higiene yang buruk dibandingkan dengan responden yang memiliki umur tua. Responden yang memiliki umur muda memperoleh kemungkinan atau odds ratio sebesar. kali (.-.) untuk menerapkan higiene yang buruk dibandingkan dengan food handler yang memiliki umur tua. Responden yang pernah mengikuti penyuluhan memperoleh kemungkinan atau odds ratio sebesar. kali (.7-.) untuk menerapkan higiene yang buruk dibandingkan dengan responden yang tidak pernah mengikuti penyuluhan. Responden yang memiliki sikap cukup mengenai higiene memperoleh kemungkinan atau odds ratio sebesar. kali (.-.) untuk menerapkan higiene yang buruk dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap baik. Responden yang memiliki sikap buruk mengenai higiene pangan memperoleh kemungkinan atau odds ratio sebesar.7 kali (.-7.) untuk menerapkan higiene yang buruk dibandingkan dengan food hanlder yang memiliki sikap baik. Nilai OR selengkapnya disajikan pada Tabel. Tabel Nilai OR yang mempengaruhi tingkat higiene di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Peubah Odds ratio Selang kepercayaan % Nilai p Umur dewasa vs umur tua.*.-.. Umur muda vs umur tua.*.-.. Pengalaman cukup vs pengalaman lama Pengalaman baru vs pengalaman lama.... Tidak pernah vs pernah penyuluhan.*.7-.. Ada pengawasan vs tidak ada pengawasan..-.. Pengetahuan buruk vs pengetahuan baik.e.-. Pengetahuan cukup vs pengetahuan baik.e.-. Sikap cukup vs sikap baik.*.-.. Sikap buruk vs sikap baik.7*.-7.. Keterangan: *berbeda nyata pada p<. Sarafino () menyatakan bahwa umur merupakan salah satu peubah demografis yang mempengaruhi persepsi dan pengetahuan seseorang. Food handler yang memiliki umur yang lebih tua umumnya akan mempunyai pengalaman yang lebih banyak, sehingga kemungkinan untuk tahu praktik higiene yang baik juga akan lebih banyak daripada food handler yang berusia lebih muda. Penyuluhan atau pelatihan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam meningkatkan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki oleh food handler, sehingga diharapkan food handler yang sudah mengikuti penyuluhan atau pelatihan dapat menerapkan teori yang telah diperolehnya (Olsen et al. ). Penyuluhan atau pelatihan juga memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kinerja, serta sikap. Pelatihan atau penyuluhan juga sebaiknya

14 diberikan sebelum food handler mulai bekerja sehingga mengurangi risiko food handler untuk melakukan praktik higiene yang buruk (Sari ). Sikap adalah landasan keyakinan seseorang dalam melakukan praktik atau tindakan. Semakin kuat sikap dan keyakinan seseorang terhadap suatu hal maka semakin kuat juga untuk melakukan tindakan atau praktik yang diyakininya benar (Azwar ). Food handler yang memiliki sikap yang positif atau baik cenderung akan melakukan praktik-praktik higiene yang lebih baik daripada food handler yang memiliki sikap netral atau cukup dan sikap negatif atau buruk. Menurut Zahid (7) terdapat hubungan antara sikap dan praktik, akan tetapi keberadaan hubungan ini ditentukan oleh kespesifikan sikap, kekuatan sikap, kesadaran pribadi, dan norma-norma subyektif yang mendukung. Menurut Gunn et al. (), praktik merupakan hasil dari sikap dan pengetahuan seseorang terhadap praktik atau tindakan yang akan dilakukannya.. Hubungan Karakteristik dengan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Hasil analisis hubungan peubah karakteristik dengan pengetahuan, sikap, dan praktik diperoleh hubungan nyata yang kuat antara umur dan praktik (r=.7; p<.) serta antara pengawasan dan pengetahuan (r=.; p<.). Hubungan nyata yang sedang ditunjukkan antara keikutsertaan penyuluhan dan pengetahuan (r=.; p<.), antara keikutsertaan penyuluhan dan sikap (r=.; p<.), serta antara tujuan usaha dan sikap (r=.; p<.). Hubungan yang lemah ditunjukkan antara pengalaman bekerja dan sikap (r=.; p<.). Data selengkapnya disajikan pada Tabel. Tabel Hubungan karakteristik dengan pengetahuan, sikap, dan praktik food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Karakteristik Pengetahuan Sikap Praktik r Nilai p r Nilai p r Nilai p Umur.....7*. Tingkat pendidikan Pengalaman bekerja...*... Tujuan usaha...*..7. Keikutsertaan penyuluhan.*..*..7. Pengawasan.*..... Keterangan: *berbeda nyata pada p<. Umur menggambarkan pengalaman dalam diri seseorang sehingga terdapat keragaman praktik berdasarkan umur yang dimilikinya (Halim ). Praktik seseorang akan berbeda sesuai dengan umur yang dimilikinya. Umumnya semakin bertambah umur seseorang maka kemampuan mental dan pengalaman juga akan semakin meningkat sehingga praktiknya akan semakin baik (Bettinghaus 7). Responden yang tidak mendapatkan pembinaan serta pengawasan dari instansi terkait umumnya memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik. Hal ini

15 disebabkan oleh ketidaktahuan responden pada peraturan dan persyaratan yang mengatur tentang higiene di kios makanan sehingga juga bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku dalam penerapan persyaratan higiene di kios makanan. Pengetahuan perlu ditingkatkan melalui pemberian pelatihan atau penyuluhan dan praktik lapangan untuk meningkatkan kualitas makanan yang disajikan (Djaja ). Pendidikan merupakan suatu faktor yang menentukan dalam mendapatkan pengetahuan. Pendidikan menggambarkan tingkat kemampuan kognitif dan derajat ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. Berdasarkan penyelenggaraannya pendidikan dibedakan menjadi, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non-formal. Penyuluhan atau pelatihan merupakan salah satu bentuk pendidikan non-formal yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang (Yasmin dan Madanijah ). Peningkatan pengetahuan melalui pemberian pelatihan atau penyuluhan juga dapat menurunkan angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh makanan (foodborne disease) (Nain et al. 7). toatmodjo () menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seseorang adalah adanya sumber informasi. Salah satu sumber informasi tersebut dapat berasal dari pelatihan atau penyuluhan yang sudah didapatkan oleh responden. Informasi yang diperoleh seseorang akan memberikan pengaruh terhadap tingkat pengetahuan, bila seseorang banyak memperoleh informasi akan cenderung mempunyai tingkat pengetahuan lebih baik. Pengetahuan tersebut diharapkan akan meningkatkan sikap mengenai pengelolaan pangan yang baik. Sebagian besar responden menjadikan pekerjaan di kios makanan sebagai pekerjaan utamanya, sehingga hal ini sangat mungkin untuk mempengaruhi keseriusannya dalam menangani makanan secara baik. Tujuan usaha mencerminkan ketergantungan ekonomi responden terhadap kegiatan usaha yang dilakukan. Perbedaan tujuan usaha ini diduga dapat menimbulkan motivasi yang berbeda dalam pengelolaan kegiatan usahanya maupun kegiatan usaha lainnya yang berkaitan dengan usaha tersebut (Zahid 7). Kejadian yang telah dialami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Penghayatan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk dapat mempunyai penghayatan maka seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan suatu obyek. Tidak adanya pengalaman sama sekali terhadap suatu obyek cenderung akan membentuk sikap yang negatif atau buruk terhadap obyek tersebut (Azwar ).. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Hasil analisis hubungan peubah pengetahuan, sikap, dan praktik diperoleh hubungan nyata yang kuat antara pengetahuan dan sikap (r=.7; p<.) serta antara pengetahuan dan praktik (r=.7; p<.). Hubungan nyata yang sangat kuat antara sikap dan praktik (r=.; p<.). Data selengkapnya disajikan pada Tabel.

16 Tabel Hubungan pengetahuan, sikap, dan praktik food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Peubah Pengetahuan Sikap Praktik r Nilai p r Nilai p r Nilai p Pengetahuan.7*..7*. Sikap.7*..*. Praktik.7*..*. Keterangan: *berbeda nyata pada p<. Pengetahuan mengenai suatu obyek akan menjadi sikap terhadap obyek tersebut apabila pengetahuan tersebut disertai dengan kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap obyek tersebut (Gerungan ). Seseorang bersikap suka atau tidak suka, baik atau tidak baik, senang atau tidak senang terhadap suatu obyek akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuannya (Harihanto ). Pendidikan juga dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang diharapkan dapat menghasilkan sikap yang lebih baik (Kheiri et al. ). Praktik yang dilakukan seseorang akan bergantung pada pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan memegang peranan penting terhadap perubahan praktik yang dilakukan oleh seseorang (Saygi dan Billen ). Praktik seseorang merupakan hasil dari sikap mengenai praktik tertentu. Sikap dalam hal ini berhubungan dengan keyakinan individu mengenai praktik tertentu selain penilaiannya tentang konsekuensi potensialnya (Gunn et al. ). Sikap akan sangat menentukan praktik dari seseorang. Seseorang yang memiliki sikap positif terhadap suatu obyek, maka besar kemungkinan juga untuk bertindak secara positif terhadap obyek tersebut. Adanya sikap positif tersebut didasari oleh adanya pemikiran dan pengetahuan terhadap obyek tersebut (Sujarwo ).. Tingkat Sanitasi Telapak Tangan dan Piring di Kios Makanan Umumnya tingkat sanitasi telapak tangan food handler buruk (.% untuk jumlah total mikroorganisme dan 7.% untuk jumlah Staphylococcus aureus). Tingkat sanitasi telapak tangan food handler di dalam kampus relatif lebih buruk daripada di luar kampus (Tabel dan Tabel ). Tabel Jumlah total mikroorganisme pada telapak tangan food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Kategori (n=) (n=) Sangat baik (- koloni) (.%) (.%) (.%) Baik (- koloni) Batas diterima (- koloni) (.%) (.%) (.%) Buruk (- koloni) (.%) (.%) (.%) Tidak dapat diterima (> koloni) (.%) (.%) (7.%)

17 Tabel Jumlah Staphylococcus aureus pada telapak tangan food handler di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Kategori (n=) (n=) Tidak ada ( koloni) (.%) (.%) (.%) Sedikit (- koloni) (.%) (.%) (.7%) Agak banyak (- koloni) (7.%) (.%) (.%) Banyak (7- koloni) (7.%) (.%) Banyak sekali (> koloni) (7.%) (.%) (.%) Kebersihan tangan sangat perlu mendapatkan perhatian yang tinggi. Dianjurkan agar setiap sesudah dari kamar mandi untuk membersihkan tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir kemudian mengeringkannya dengan serbet kertas (tisu) atau hand dryer. Cincin, gelang, dan jam tangan juga tidak diperbolehkan digunakan selama bekerja karena akan terjadi proses kontaminasi silang. Kuku harus selalu pendek dan saat mengambil makanan juga harus menggunakan alat (sendok, penjepit, atau garpu) serta menggunakan sarung tangan (Winarno ). Jumlah Staphylococcus aureus pada tangan food handler harus negatif untuk menunjukkan tingkat personal hygiene yang baik (CCD ). Tangan food handler yang positif mengandung Staphylococcus aureus dapat disebabkan karena food handler seringkali menyentuh tanpa sadar bagian-bagian tubuhnya (hidung, rambut, jerawat, tidak menutup luka terbuka, memiliki kuku yang panjang) atau bekerja saat sakit, serta bersentuhan dengan uang (Nuraida et al. ). Lap yang digunakan untuk mengeringkan tangan juga dapat terkontaminasi oleh Staphylococcus aureus (Oller dan Mitchell ). Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang berasal dari tubuh manusia, seperti kulit, mulut, kerongkongan, dan saluran pernapasan. Staphylococcus aureus juga dapat berasal dari hewan dan sering mengkontaminasi punggung dan jari tangan (Gorman et al. ). Mencuci tangan dengan air saja tidak akan dapat menghilangkan seluruh mikroorganisme pada tangan. Air yang digunakan juga berpeluang untuk meningkatkan jumlah mikroorganisme pada tangan, jika air yang digunakan telah tercemar oleh mikroorganisme. Pencucian tangan dengan sabun yang mengandung antiseptik dapat mengurangi total mikroorganisme meskipun pengurangannya hanya sedikit (Damayanthi et al. ). Sebagian besar kios makanan memiliki tingkat sanitasi piring dalam kondisi yang buruk (7.% untuk jumlah total mikroorganisme dan.7% untuk jumlah Staphylococcus aureus). Tingkat sanitasi piring di dalam kampus relatif lebih buruk daripada di luar kampus. Informasi secara lengkap disajikan pada Tabel dan Tabel. Salah satu penyebab terjadinya foodborne disease adalah makanan dan minuman yang tidak memenuhi syarat higiene. Keadaan higiene makanan dan minuman dipengaruhi antara lain oleh higiene alat masak dan alat makan yang dipergunakan dalam proses penyediaan makanan dan minuman (Cahyaningsih et al. ). Alat makan, terutama piring, merupakan salah satu faktor yang memegang peranan di dalam menularkan penyakit. Piring yang mengandung mikroorganisme patogen dapat menularkan penyakit, sehingga proses pencucian

18 piring diharapkan dapat membuang sisa-sisa makanan yang dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme di piring (Adam dan Moetarjemi ). Tabel Jumlah total mikroorganisme pada piring di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Kategori (n=) (n=) Sangat baik (- koloni) (.%) (.%) (.%) Baik (- koloni) (7.%) (7.%) (.7%) Batas diterima (- koloni) (.%) (.%) (.%) Buruk (- koloni) (.%) (.%) 7 (.%) Tidak dapat diterima (> koloni) (.7%) (.%) 7 (.%) Tabel Jumlah Staphylococcus aureus pada piring di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Kategori (n=) (n=) Tidak ada ( koloni) (.%) (.%) (.%) Sedikit (- koloni) 7 (.%) (.%) (.%) Agak banyak (- koloni) (.%) (.%) Banyak (7- koloni) (.%) (.%) (7.%) Banyak sekali (> koloni) (.%) (.%) (.%).7 Hubungan Praktik dengan Skor Jumlah Mikroorganisme Hubungan yang sangat lemah ditunjukkan antara praktik personal hygiene dan jumlah Staphylococcus aureus (r=.; p<.) pada tangan food handler. Hal ini berarti jika food handler memiliki praktik personal hygiene yang lebih baik maka akan diikuti juga dengan skor jumlah Staphylococcus aureus yang lebih tinggi. Aspek kebersihan terkait higiene personal meliputi mencuci tangan; menutup luka terbuka; kebiasaan merokok, batuk, bersin, dan meludah; menjaga kebersihan pribadi; serta pemakaian sarung tangan dan penutup kepala. Hubungan antara praktik yang dilakukan oleh food handler dan skor jumlah mikrooragnisme disajikan pada Tabel 7. Cuci tangan merupakan hal penting yang harus dilakukan, terutama ketika akan memulai kegiatan mengolah makanan (Bas et al. ). Cuci tangan sebaiknya dilakukan setelah pergi ke toilet, menangani bahan mentah dan sampah, memegang bagian tubuh, menyentuh bahan-bahan kimia, dan setelah memegang peralatan pengolah makanan (White et al. ). Salah satu cara efektif untuk mengurangi jumlah Staphylococcus aureus pada tangan adalah dengan cara mencuci tangan menggunakan antiseptik (Kuswanti ). Food handler yang sedang menderita penyakit seharusnya tidak diperbolehkan untuk menangani atau mengolah makanan, karena sangat mungkin dapat mencemari makanan (Bas et al. ). Saat bersin, batuk, atau meludah sejumlah mikroorganisme (termasuk Staphylococcus aureus) akan berpindah dan mungkin akan mencemari makanan yang sedang diolah atau ditangani. Tangan

19 dengan luka atau memar yang terinfeksi juga merupakan salah satu sumber Staphylococcus aureus, karena mungkin food handler menggaruk atau menyentuh luka tersebut baik secara sadar ataupun tidak sadar (Depkes RI ). Tabel 7 Hubungan praktik dengan skor jumlah mikroorganisme di kios makanan di dalam dan luar Kampus IPB Dramaga, Bogor Hubungan r Nilai p Praktik dengan skor jumlah total mikroorganisme pada tangan Personal hygiene.. Food hygiene.7. Cleaning.. Pest control.. Praktik dengan skor jumlah total mikroorganisme pada piring Personal hygiene.. Food hygiene.. Cleaning.. Pest control.. Praktik dengan skor jumlah Staphylococcus aureus pada tangan Personal hygiene.*. Food hygiene..7 Cleaning.. Pest control.. Praktik dengan skor jumlah Staphylococcus aureus pada piring Personal hygiene -..7 Food hygiene.. Cleaning -.. Pest control -.7. Keterangan: *berbeda nyata pada p<. Kebiasaan merokok saat mengolah atau menangani makanan mengandung banyak risiko, antara lain mikroorganisme dari mulut dan bibir dapat dipindahkan ke tangan dan dapat mencemari makanan. Abu rokok juga dapat jatuh ke dalam makanan serta asap rokok yang mencemari udara. Setiap orang yang menangani atau mengolah makanan harus menahan diri dari kebiasaan untuk merokok (Depkes RI ). Pakaian yang dipakai oleh food handler harus dalam keadaan bersih dan sebaiknya menggunakan apron atau baju khusus memasak. Pakaian yang digunakan sebaiknya dapat melindungi tubuh saat mengolah atau menangani makanan, mudah dicuci, dapat menyerap keringat, tidak panas, dan ukurannya pas atau tidak ketat sehingga tidak mengganggu pada saat bekerja. Pakaian yang digunakan harus diganti setiap harinya karena pakaian yang kotor merupakan salah satu sumber penyakit (Widyati dan Yuliarsih ). Pemakaian sarung tangan dan penutup kepala untuk lebih memastikan tingkat higiene makanan terjaga dan mencegah adanya kontaminasi silang. Sarung tangan dapat mencegah perpindahan mikroorganisme dari tangan sedangkan untuk tutup kepala mencegah adanya kontaminasi yang berasal dari kepala (TPH ). Makanan yang dipegang secara langsung menggunakan tangan selain tidak etis juga akan mengurangi kepercayaan dari pelanggan (Moehyi ).

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Persyaratan Karyawan

Lebih terperinci

Untuk menjamin makanan aman

Untuk menjamin makanan aman Untuk menjamin makanan aman HIGIENE & SANITASI MAKANAN Mencegah kontaminasi makanan oleh mikroba Mencegah perkembangbiakan mikroba Mencegah terjadinya kontaminasi cemaran lain Higiene : upaya untuk memelihara

Lebih terperinci

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN Mengapa higiene pekerja itu penting: 1. Pekerja yang sakit tidak seharusnya kontak dengan pangan dan alat yang digunakan selama pengolahan, penyiapan dan penyajian

Lebih terperinci

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang

terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda ( ) pada jawaban yang PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER 1. Sebelum Ibu/Bapak/Saudara menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan, terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi

LAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi LAMPIRAN Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi 170 Keadaan Kantin KOPMA UPI Bumi Siliwangi 171 Keadaan kantin PKM UPI Bumi Siliwangi 172 ANALISIS PEMAHAMAN PENERAPAN PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI PADA

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung

Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Afifah Aqilah Abdul Malik Tempat / Tanggal Lahir : Malaysia / 5 Maret 1988 Agama : Islam Alamat : 1-31-E, Lorong Indera Putera 3, Putra Villas, Kepala Batas, Pulau

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN Jur. Tek. Industri Pertanian FTP-UB Higiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan berbagai usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki

Lebih terperinci

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN

LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN LEMBAR KESEDIAAN DALAM PENELITIAN Setelah mendengar dan membaca penjelasan diatas maka saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Umur : Alamat : No Hp : Menyatakan setuju untuk menjadi responden pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS MENCUCI INSTRUMEN BEDAH L KEPERAWATA N Agar instrumen bedah yang dipakai dapat dibersihkan dari bahan berbahaya pasien 1. Siapkan larutan chlorine 0.5% secukupnya. 2. Selesai melakukan operasi, prosedur

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN 97 Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di

Lebih terperinci

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1. Organisasi Penelitian ORGANISASI PENELITIAN Pembimbing Peneliti Objek Penelitian Keterangan: 1. Pembimbing Pembimbing dalam penelitian ini adalah dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

sikap food Selain itu

sikap food Selain itu 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Kerangka Pemikiran Kegiatan usahaa berdagangg makanan memberikan dampak positif terhadap pembangunan untuk daerah tersebut, berupa peningkatan pendapatan, perluasan kesempatan kerja,

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI 38 PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENERAPAN SANITASI HIGIENE OLEH MAHASISWA PADA PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI Chairunnisa 1, Sri Subekti 2, Ai Nurhayati 2 Abstrak: Penelitian ini di latar belakangi oleh pentingnya

Lebih terperinci

Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Lembar Observasi HIGIENE SANITASI DAN ANALISA Escherichia coli PADA MINUMAN ES KELAPA MUDA YANG DIJUAL DI TAMAN TELADAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2012 Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyusunan anggaran belanja makanan, perencanaan menu, pengadaan bahan makanan, penerimaan

Lebih terperinci

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT 2.1 Pengertian Cuci Tangan Menurut Dr. Handrawan Nadesul, (2006) tangan adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN, PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, PELATIHAN

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS LEMBAR OBSERVASI ANALISIS HIGIENE SANITASI, KANDUNGAN ZAT WARNA SINTETIS, PEMANIS BUATAN, DAN BAKTERI Eschericia coli PADA MINUMAN ES JERUK PERAS YANG DIJUAL PEDAGANG KELILING DI KEC. MEDAN BARU KOTA MEDAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Cold Storage Karakteristik individu yang diamati dalam penelitian ini meliputi (1) umur, (2) tingkat pendidikan, (3) pengalaman dalam bekerja, (4) tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Febriyani Bobihu, 811408025 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Lampiran 1 Lembar Observasi Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Nama : No. sampel : Lokasi : Jenis kelamin : Umur : Lama

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum Rumah Makan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Gambaran Umum Rumah Makan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Jalan Babakan Raya merupakan salah satu jalan yang terdapat di Kelurahan Babakan, Kecamatan Darmaga. Jarak antara kelurahan Babakan dengan Kota Bogor

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN DODOL SALAK Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/SK/VII/2003

LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN DODOL SALAK Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/SK/VII/2003 LEMBAR OBSERVASI HYGIENE SANITASI PENGOLAHAN DODOL SALAK Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/SK/VII/2003 Lokasi industri : Penanggung Jawab : Jumlah Karwan : No OBJEK PENGAMATAN KATEGORI Ya Tidak Prinsip I

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No. LAMPIRAN Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Di Kota Medan Tahun 2011 Nama : No.Sampel : Lokasi : Jenis Kelamin : Umur : Lama Berjualan : No Pertanyaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl.Arjuna Utara 9, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 0 Indonesia Telp. (02) 674223 Fax. (02) 674248 Saya yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu

Lebih terperinci

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI

MENERAPKAN HIGIENE SANITASI BAHAN AJAR PELATIHAN JURU SEMBELIH HALAL KODE UNIT KOMPETENSI : A. 016200.006.01 MENERAPKAN HIGIENE SANITASI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor

BAB I PENDAHULUAN. Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikanfaktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin akan menimbulkan penyakit atau

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) Februar Oktober. No. Kegiatan Penelitian Septem

LAMPIRAN 1 : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) Februar Oktober. No. Kegiatan Penelitian Septem LAMPIRAN 1 Nama : DELVA ADRE MEI PUSPITASARI NIM : 1401100082 PLAN OF ACTION (SEPTEMBER 2016 JULI 2017) No. Kegiatan Penelitian Septem Novem Desembe Februar Oktober Januari ber ber r i Maret April Mei

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, yang luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pasar sentral kota Gorontalo berlokasi di jalan Setia Budi. I kelurahan Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kabupaten Bone Bolango adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo Indonesia, Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a. LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN MINUMAN PADA KANTIN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 0 I. Indentitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan data dari kelurahan desa Waru, Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Food Handler s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli RINGKASAN

ABSTRACT. Keywords: Food Handler s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli RINGKASAN HUBUNGAN PRAKTIK HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP CEMARAN Escherichia coli PADA MAKANAN GADO-GADO DI SEPANJANG JALAN KOTA MANADO CORRELATION FOOD HANDLER S HYGIENE SANITATION PRACTICE WITH CONTENT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya : Dengan sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002), disebutkan bahwa istilah pengetahuan berasal dari kata dasar tahu yaitu paham, maklum, mengerti.

Lebih terperinci

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK Lany Mulyani Malango. 811408049. 2012. Aspek Hygiene dan Sanitasi Makanan pada Rumah Makan di Terminal

Lebih terperinci

Tabel Frekuensi. Lampiran 1. Hasil Uji Statistik. 1. Jenis Kelamin. Cumulative Percent. Frequency Percent Valid Percent. Valid L

Tabel Frekuensi. Lampiran 1. Hasil Uji Statistik. 1. Jenis Kelamin. Cumulative Percent. Frequency Percent Valid Percent. Valid L Lampiran 1 Hasil Uji Statistik Statistics Skor Pendidika Pengetahua Pengetahu Skor Skor Penerapa JK n LB Bag n an Sikap Sikap Penerapan n V14 N Valid 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 0 Missin g 0 0 0 0 0

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran 5 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH, PERSONAL HYGIENE DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KELUHAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Sekolah Sekolah yang diteliti terdiri dari empat sekolah dasar, yaitu dua SDN di Kota Bogor dan dua SDN di Kabupaten Bogor. Sekolah dasar yang terdapat di kota meliputi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Hubungan Higiene Pedagang Dan Sanitasi Dengan Keberadaan Escherichia Coli Kol Sebagai Menu Lalapan Ayam Penyet Pada Penjual Ayam Penyet Di Kecamatan Medan Selayang Tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008 IDENTITAS RESPONDEN 1. Umur Responden : a). < 20 tahun b).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan

BAB I PENDAHULUAN. tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan penunjang yang mempunyai tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan makanan

Lebih terperinci

KONDISI SANITASI TANGAN FOOD HANDLER PADA WARUNG MAKANAN DI SEKITAR KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA BOGOR DIDI RIYANTO

KONDISI SANITASI TANGAN FOOD HANDLER PADA WARUNG MAKANAN DI SEKITAR KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA BOGOR DIDI RIYANTO KONDISI SANITASI TANGAN FOOD HANDLER PADA WARUNG MAKANAN DI SEKITAR KAMPUS INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA BOGOR DIDI RIYANTO FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIGIENE SANITASI 1. Pengertian Higiene dan Sanitasi a. Higiene Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, seperti mencuci tangan

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2 Lintang Sekar Langit lintangsekar96@gmail.com Peminatan Kesehatan Lingkungan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 7 1.3 Batasan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X 7 Lampiran. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X. Kapan Anda datang untuk makan di Restoran ini? Jawaban:. Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawaban:. Selama makan di restoran ini,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009:

Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009: 7 LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009: a. Kuliner (makanan berat) 1. De Pot Gang-gang Sulai 2.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pangan Asal Hewan Keamanan Pangan Asal Hewan

TINJAUAN PUSTAKA Pangan Asal Hewan Keamanan Pangan Asal Hewan 5 TINJAUAN PUSTAKA Pangan Asal Hewan Bahan pangan asal hewan adalah semua produk peternakan yang belum mengalami proses lanjutan. Daging dan telur adalah bahan makanan asal hewan. Daging merupakan bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) untuk Industri Rumah Tangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) untuk Industri Rumah Tangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) untuk Industri Rumah Tangga IRTP semakin banyak bermunculan di Indonesia sebagai salah satu dampak dari krisis moneter yang terjadi saat

Lebih terperinci

ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Yessica Febriani Sutanto, Erni Lucyana Kuntani Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization atau WHO (2006), mendefinisikan foodborne disease sebagai istilah umum untuk menggambarkan penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman

Lebih terperinci

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Mengapa disebut sebagai flu babi? Flu H1N1 Apa itu flu H1N1 (Flu babi)? Flu H1N1 (seringkali disebut dengan flu babi) merupakan virus influenza baru yang menyebabkan sakit pada manusia. Virus ini menyebar dari orang ke orang, diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan sekolah merupakan syarat sekolah sehat. Upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Blum yang dikutip oleh Notoadmodjo (2007), bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Menurut Walgito (2002), pengetahuan (knowledge) adalah mengenal suatu obyek baru yang selanjutnya menjadi sikap terhadap obyek tersebut apabila pengetahuan itu disertai

Lebih terperinci

KUESIONER PENGAMATAN FAKTOR RISIKO CEMARAN MIKROBA PADA PENJAMAH MAKANAN DI KANTIN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016

KUESIONER PENGAMATAN FAKTOR RISIKO CEMARAN MIKROBA PADA PENJAMAH MAKANAN DI KANTIN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 1 Lampiran 1. Kuesioner KUESIONER PENGAMATAN FAKTOR RISIKO CEMARAN MIKROBA PADA PENJAMAH MAKANAN DI KANTIN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2016 Tanggal Wawancara Nama Sekolah Kecamatan Nama

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mereka sedang dalam puncak pertumbuhan. Pada anak usia sekolah akan terus BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah yaitu anak yang berusia 6 sampai 12 tahun memiliki fisik lebih kuat dibandingkan dengan balita, memiliki sifat indifidual yang aktif, dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3 BAKTERI PENCEMAR MAKANAN Modul 3 PENDAHULUAN Di negara maju 60% kasus keracunan makanan akibat Penanganan makanan yg tidak baik Kontaminasi makanan di tempat penjualan Di negara berkembang tidak ada data

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah.

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN : Tidak Tamat Sekolah. KUESIONER PENELITIAN FAKTOR RESIKO TERJADINYA DIARE DI KELURAHAN HAMDAN KECAMATAN MEDAN MAIMUN KOTA MEDAN TAHUN 2014 Nama : Umur : Tingkat Pendidikan : Tidak Tamat Sekolah Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Pendahuluan Sanitasi : pencegahan penyakit dengan menghilangkan/mengatur

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus juga aman dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR 53 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR Nomor : Nama : Alamat : Tanggal wawancara : DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang terutama di Indonesia, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit diare bersifat endemis

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia

Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan. membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia BAB II KAMPANYE CUCI TANGAN DENGAN SABUN UNTUK ANAK ANAK DI BANDUNG 2. 1. Cuci Tangan Dengan Sabun Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan hasil observasi lingkungan ditemukan 80% rumah responden beralaskan tanah. Hasil wawancara awal, 364

Lebih terperinci

Modul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE

Modul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE TROPICAL PLANT CURRICULUM PROJECT Modul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE Nyoman Semadi Antara Pusat Studi Ketahanan Pangan Universitas Udayana 2012 DISCLAIMER This publication is made possible by the

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner dan Check List FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG STUDI PENGETAHUAN DAN PRAKTEK KEAMANAN PANGAN PADA

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

OLEH: IMA PUSPITA NIM: FORMULIR PERMOHONAN PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU ORANG TUA DALAM MERAWAT BALITA DENGAN ISPA DI RW 03 KELURAHAN WIJAYA KUSUMU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATANGROGOL PETAMBURAN

Lebih terperinci

Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang

Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. suatu usaha preventif pencegahan penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Fungsi Rumah Sakit 1. Pengertian Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 1998 Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Teori TB Paru Pengetahuan Sikap Tindakan 3.2 Kerangka Konsep 3.2.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita TB Paru BAB

Lebih terperinci