TUGAS AKHIR. Oleh Erdina Sri Febriyanti NRP Dosen Pembimbing Dr. Erna Apriliani, M.Si Drs. Setijo Winarko, M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

ANALISIS STABILITAS DAN OPTIMAL KONTROL PADA MODEL EPIDEMI TIPE SIR DENGAN VAKSINASI

ANALISIS STABILITAS DAN KENDALI OPTIMAL PADA MODEL PENANGKAPAN IKAN YANG BERINTERAKSI SECARA KANIBAL

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENGKAJI MODEL PENGENDALIAN POPULASI AEDES AEGYPTI DENGAN SIT DAN KOMBINASI SIT DAN INSEKTISIDA

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

KENDALI OPTIMAL PADA PENCEGAHAN WABAH FLU BURUNG DENGAN ELIMINASI, KARANTINA DAN PENGOBATAN

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Asumsi yang digunakan dalam sistem mangsa-pemangsa. Dimisalkan suatu habitat dimana spesies mangsa dan pemangsa hidup

ANALISA KESTABILAN DAN KENDALI OPTIMAL PADA MODEL PEMANENAN FITOPLANKTON-ZOOPLANKTON

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

OPTIMASI ENERGI LOKAL PADA KENDALI KERETA API DENGAN LINTASAN MENANJAK

Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya

II. LANDASAN TEORI. Definisi 1 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear) Definisi 2 (Sistem Persamaan Diferensial Biasa Taklinear)

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS

BAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi

Oleh: Shelvi Sheptianti Dosen Pembimbing : Dr. Erna Apriliani, M.Si Drs. M. Setijo Winarko, M.Si

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik

PENYELESAIAN NUMERIK DAN ANALISA KESTABILAN PADA MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN PENULARAN PADA PERIODE LATEN

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PEMBAHASAN. optimal dari model untuk mengurangi penyebaran polio pada dengan

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENIPISAN SUMBER DAYA HUTAN OLEH PERKEMBANGAN INDUSTRIALISASI

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

Model Pertumbuhan Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

BAB II LANDASAN TEORI

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS STABILITAS MODEL MATEMATIKA DARI PENYEBARAN PENYAKIT MENULAR MELALUI TRANSPORTASI ANTAR DUA KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang. dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang berada di daerah tropis, sehingga. merupakan daerah endemik bagi penyakit-penyakit yang penyebarannya

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di negaranegara. subtropis. Penyakit ini endemik dibeberapa negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada

ANALISIS MODEL PENYEBARAN MALARIA YANG BERGANTUNG PADA POPULASI MANUSIA DAN NYAMUK SKRIPSI. Oleh : Renny Dwi Prastiwi J2A

BAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. hari berikutnya hujan lagi. Kondisi tersebut sangat potensial untuk

Analisis Stabilitas Model SIR (Susceptibles, Infected, Recovered) Pada Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi Maluku

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TEMU LAWAK (Curcuma xanthorrhiza) TERHADAP JUMLAH NYAMUK Aedes aegypti YANG HINGGAP PADA TANGAN MANUSIA

KESTABILAN DAN BIFURKASI MODEL EPIDEMIK SEIR DENGAN LAJU KESEMBUHAN TIPE JENUH. Oleh: Khoiril Hidayati ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UNNES Journal of Mathematics

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

ANALISIS STABILITAS PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh Andy Setyawan NIM

Model Matematika Penyebaran Internal Demam Berdarah Dengue dalam Tubuh Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

ANALISIS MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN KOINFEKSI MALARIA-TIFUS

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN

IV PEMBAHASAN. jika λ 1 < 0 dan λ 2 > 0, maka titik bersifat sadel. Nilai ( ) mengakibatkan. 4.1 Model SIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

Analisis Kestabilan Model Penurunan Sumber Daya Hutan Akibat Industri

ANALISA KESTABILAN PERSAMAAN GERAK ROKET TIGA DIMENSI TIPE RKX- 200 LAPAN DAN SIMULASINYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KAJIAN MODEL EPIDEMIK SIR DETERMINISTIK DAN STOKASTIK PADA WAKTU DISKRIT. Oleh: Arisma Yuni Hardiningsih

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA SISTEM STEAM DRUM BOILER MENGGUNAKAN METODE LINEAR QUADRATIC REGULATOR (LQR) Oleh : Ika Evi Anggraeni

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

ANALISIS DINAMIKA PENYEBARAN VIRUS DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN DUA SEROTIPE AHMAD SUYUTI LATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

PEMANENAN OPTIMAL PADA MODEL REAKSI DINAMIK SISTEM MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR. Yuliani, Marwan Sam

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.

ANALISIS DAN KONTROL OPTIMAL MODEL MATEMATIKA TRANSMISI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGAN VAKSINASI SKRIPSI

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

ANALISIS KESTABILAN LOKAL MODEL DINAMIKA PENULARAN TUBERKULOSIS SATU STRAIN DENGAN TERAPI DAN EFEKTIVITAS CHEMOPROPHYLAXIS

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

I. PENDAHULUAN. vektor penyakit infeksi antar manusia dan hewan (WHO, 2014). Menurut CDC

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

Analisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin

BAB I PENDAHULUAN. mentalnya bertambah, pada masa ini juga anak-anak sudah mulai. mengenal dunia luar sehingga pada masa ini anak-anak sangat rentan

Transkripsi:

TUGAS AKHIR ANALISIS STABILITAS DAN OPTIMAL KONTROL PADA NYAMUK AEDES AEGYPTI DENGAN TEKNIK STERILISASI SERANGGA DAN INSEKTISIDA Oleh Erdina Sri Febriyanti NRP. 1207100028 Dosen Pembimbing Dr. Erna Apriliani, M.Si Drs. Setijo Winarko, M.Si

ABSTRAK Teori optimal kontrol sering diaplikasikan pada berbagai cabang ilmu. Salah satunya, teori optimal kontrol diterapkan pada pengendalian populasi nyamuk Aedes Aegypti. Gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina) menyebabkan terjangkitnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Untuk dapat menekan jumlah penderita DBD maka dilakukan suatu metode yang dapat mengendalikan populasi nyamuk Aedes Aegypti. Sterile Insect Technique (SIT) merupakan teknik pengendalian secara biologi dengan memberikan mutagen atau radiasi gamma pada nyamuk jantan sehingga menjadi steril. Nyamuk steril inilah yang nantinya akan dilepaskan ke lingkungan untuk kawin dengan nyamuk normal sehingga nyamuk normal akan menjadi steril, sedangkan Insektisida merupakan teknik pengendalian secara kimia. Pada tugas akhir ini pengendalian populasi nyamuk Aedes Aegypti dilakukan dengan menerapkan Sterile Insect Technique dan insektisida untuk menganalisis upaya minimal dalam mengurangi nyamuk betina subur, sehingga diperoleh kontrol yang optimal dengan mempertimbangkan biaya fungsional seperti biaya penerapan insektisida, biaya produksi nyamuk steril dan pelepasannya, serta biaya sosial. Optimal kontrol diperoleh dengan menerapkan Prinsip Maksimum Pontryagin. Kata Kunci : Sterile Insect Technique, Insektisida, Optimal Kontrol, Prinsip Maksimum Pontriyagin

PENDAHULUAN Demam Berdarah Dengue Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, WHO mencatat Indonesia sebagai negara dengan kasus Demam Berdarah tertinggi di Asia Tenggara Th.1998 sebanyak 2.133 korban terjangkit penyakit DBD dengan jumlah korban meninggal 1.414 jiwa Mengurangi Populasi Nyamuk Sterile Insect Technique (SIT) dan Insektisida

RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana menentukan stabilitas pada model populasi nyamuk Aedes Aegypti? 2. Bagaimana mendapatkan kontrol yang optimal dari model populasi nyamuk Aedes Aegypti dengan Sterile Insect Technique dan Insektisida? BATASAN MASALAH 1. State dipengaruhi oleh waktu (t) dalam keadaan kontinu 2. Sistem dalam keadaan terkontrol dan lama waktu penerapan SIT dan insektisida berada pada interval waktu tertentu 3. Kontrol yang dapat diterima (admissible control) disimbolkan dengan u 1 dan u 2 dalam keadaan terbatas dan kontinu pada dan. 4. Model dasar sistem dan parameter yang digunakan diambil dari referensi 5. Simulasi dilakukan dengan menggunakan toolbox DotcvpSB dengan MATLAB 7.0

TUJUAN 1. Mendapatkan jenis kestabilan pada model populasi nyamuk Aedes Aegypti 2. Mendapatkan bentuk kontrol yang optimal dari penggunaan Sterile Insect Technique dan Insektisida pada model pengendalian nyamuk Aedes Aegypti MANFAAT Manfaat dalam Tugas Akhir ini adalah memberikan pengetahuan tentang pengendalian optimal dari populasi nyamuk Aedes Aegypti dengan metode Sterile Insect Technique dan Insektisida dengan biaya yang minimum sehingga jumlah populasi nyamuk dapat berkurang

TINJAUAN PUSTAKA STERILE INSECT TECHNIQUE Merupakan metode pengendalian serangga secara biologi dengan penggunaan mutagen atau radiasi gamma yang diberikan kepada serangga (nyamuk jantan) sehingga nyamuk tersebut menjadi steril. Nyamuk steril inilah yang akan dilepaskan ke alam bebas untuk kawin dengan nyamuk betina normal sehingga nyamuk betina tersebut menjadi steril dan telur yang dihasilkan tidak akan menetas. Hal ini berlaku juga secara timbal balik INSEKTISIDA merupakan suatu senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu. Ada dua mekanisme untuk membunuh serangga yaitu dengan meracuni makanannya atau dengan langsung meracuni serangga tersebut

Model Populasi Nyamuk AedesAegypti (2.1) (2.2) (2.3) (2.4) (2.5)

Model Populasi Nyamuk AedesAegypti dengan Pengontrol (2.6) (2.7) (2.8) (2.9) (2.10) Tujuan akhir dari pengendalian nyamuk Aedes Aegypti dengan SIT dan Insektisida adalah untuk mendapatkan bentuk yang optimal sehingga meminimalkan biaya dengan kontrol dengan F diminimalkan dan dimaksimalkan. Sehingga bentuk indek performancenya adalah [3] : (2.11)

Dengan : A : Populasi nyamuk pada belum dewasa (telur, larva dan pupa) I : Populasi betina belum kawin F : Populasi betina subur M : Populasi nyamuk jantan normal : Populasi nyamuk jantan steril : Laju kematian nyamuk belum dewasa : Laju kematian betina belum kawin : Laju kematian betina subur : Laju kematian jantan normal : Laju kematian jantan steril α : Rata-rata dimana jantan steril dilepaskan : Tingkat kawin nyamuk normal : Tingkat kawin betina normal dengan jantan steril : Tingkat oviposisi nyamuk betina C : Carrying capacity : Populasi nyamuk belum dewasa yang berhasil menjadi nyamuk dewasa : Proporsi nyamuk betina : Proporsi nyamuk jantan : Kuantitas insektisida yang diterapkan : Banyaknya nyamuk yang disterilkan dan dilepaskan : faktor penyeimbang biaya

Titik Setimbang dan Kestabilan Lokal Suatu sistem persamaan diferensial berbentuk 2.12 Sebuah titik merupakan titik kesetimbangan dari (2.12) jika memenuhi,,, dan

Kestabilan suatu titik setimbang dapat diperiksa dari akar akar karakteristik (nilai eigen ) dengan menyelesaikan dengan A adalah matrik dari sistem persamaan differential (2.12) yang linear dan berukuran 5x5 Sifat stabilitas titik setimbang berdasarkan tanda bagian real nilai eigen dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Stabil Titik Setimbang dikatakan stabil jika dan hanya jika akar karakteristik (nilai eigen ) adalah real dan negatif atau mempunyai bagian real tak positif. 2. Stabil Asimtotis Titik Setimbang dikatakan stabil asimtotis jika dan hanya jika akar karakteristik (nilai eigen ) adalah real dan negatif atau mempunyai bagian real negatif. 3. Tidak Stabil Titik Setimbang dikatakan tidak stabil jika dan hanya jika akar karakteristik (nilai eigen ) adalah real dan positif atau mempunyai paling sedikit satu niai eigen dengan bagian real positif.

Kriteria kestabilan Routh Hurwitz adalah suatu metode untuk menunjukkan kestabilan sistem dengan memperhatikan koefisien dari persamaan karakteristik tanpa menghitung akar-akar karakteristik secara langsung. Jika diketahui suatu persamaan karakteristik dengan orde ke-n sebagai berikut :. Kemudian susun koefisien persamaan karakteristik menjadi : Tabel 2.1 Tabel Routh Hurwitz sistem dikatakan stabil atau mempunyai bagian real negatif jika dan hanya jika elemen elemen pada kolom pertama memiliki tanda yang sama dengan

Untuk sistem tak linear harus dilinearkan sehingga didapatkan bentuk sistem linear. Tinjau kembali persamaan (2.12) dimana f, g, h, i dan j adalah persamaaan nonlinear dan adalah titik setimbang dari persamaan (2.12). Dalam hal ini matriks disebut matriks Jacobian disekitar titik setimbang

Kestabilan Global Sistem Taklinear Kestabilan global dari titik kesetimbangan dapat ditentukan dengan menggunakan fungsi Lyapunov Definisi 2.3 Diketahui, misalkan adalah subhimpunan terbuka dari yang memuat titik setimbang dari dengan dan. Suatu fungsi adalah fungsi Lyapunov dalam jika : a. b. c. d. Dari definisi 2.3, jika a, b dan c terpenuhi maka stabil, jika d terpenuhi maka stabil asimtotis, sedangkan jika b dan d terpenuhi maka global. [14] stabil asimtotis

Masalah Optimal Kontrol Pada prinsipnya, tujuan dari optimal kontrol adalah menentukan signal yang akan diproses dalam plant dan memenuhi konstrain fisik. Kemudian pada waktu yang sama dapat ditentukan ekstrim (maksimum/minimum) yang sesuai dengan kriteria performance index. Secara umum, formulasi yang dapat diberikan pada permasalahan optimal kontrol adalah (Naidu, 2002) : 1. Mendiskripsikan secara matematik artinya diperoleh metode matematika dari proses terjadinya pengendalian (secara umum dalam bentuk variabel keadaan). 2. Spesifikasi dari performance index 3. Menentukan kondisi batas dan konstrain fisik pada keadaan (state) dan atau kontrol. Dengan tujuan mencari kontrol yang mengoptimalkan (memaksimumkan atau meminimumkan) performance index Dengan kendala (2.17) (2.18)

Prinsip Maksimum Pontryagin Prinsip Maksimum Pontryagin merupakan suatu kondisi sehingga dapat diperoleh penyelesaian optimal kontrol yang sesuai dengan tujuan. (memaksimalkan performance index). Misal diberikan permasalahan dengan suatu kontrol yang terbatas sebagai berikut : Didefinisikan persamaan Hamiltonian Untuk kondisi pada persamaan Hamiltonian tersebut digeneralisasi dengan memaksimumkan fungsi tujuan (2.19) yang dapat dinyatakan sebagai berikut max (2.29) kendala (2.30)

LANJUTAN. Persamaan Lagrangian yang terbentuk dari (2.29) dan (2.30) adalah Dengan supaya optimal maka harus memenuhi persamaan 1. Kondisi Stationer 2. Persamaan Keadan (2.31) Dengan dan Dari persamaan (2.31) dapat diperoleh bentuk optimal kontrol.

METODE PENELITIAN Metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Mencari Titik Setimbang 2. Analisis Stabilitas Model Populasi Nyamuk Aedes Aegypti 3. Penyelesaian Optimal Kontrol 4. Simulasi 5. Analisis Hasil Penyelesaian dan Simulasi

Daerah Penyelesaian Model Titik Setimbang Model Titik setimbang adalah titik yang invariant terhadap waktu. Dengan demikian pada persamaan (2.1) - (2.5) titik-titik setimbang diperoleh dari sehingga persamaan (2.1) - (2.5) menjadi

Titik Setimbang Bebas Penyakit Pada saat adalah suatu keadaan dimana tidak terjadi penyebaran penyakit yang disebabkan nyamuk Aedes Aegypti. Sehingga didapatkan titik setimbang bebas penyakit Titik Setimbang Endemik Titik setimbang endemik yaitu suatu kondisi dimana penyakit selalu ada dalam populasi tersebut. Titik setimbang endemik dipengaruhi oleh populasi nyamuk betina subur dengan. Sehingga diperoleh titik setimbang dengan mengambil Maka didapatkan

adalah penyelesaian dari persamaan differential orde 2 Dengan (4.12) Dari (4.7) diketahui bahwa penyelesaian titik setimbang non trivial positif dan memenuhi. Misalkan Merupakan rata-rata jumlah betina yang berhasil dilahirkan oleh induknya Merupakan rasio tingkat kawin dari betina dengan jantan steril dan jantan normal Sehingga persamaan (4.10) menjadi

mempunyai satu atau 2 akar pada interval (0,C) jika dan hanya jika Dari syarat tersebut diperoleh (4.17) Sehingga (4.18) mempunyai 2 akar yaitu Jadi titik setimbang endemik adalah

Kestabilan Lokal Titik Setimbang Bebas Penyakit Titik setimbang mempunyai matrik Jacobian Nilai eigen diperoleh dari : maka Sehingga didapat bernilai negatif pada bagian realnya maka berdasarkan sifat stabilitas titik setimbang berdasarkan akar akar karakteristik (nilai eigen ) maka titik setimbang stabil asimtotis.

Kestabilan Lokal Titik Setimbang Endemik Pada titik setimbang matrik Jacobiannya adalah Nilai eigen diperoleh dari : maka Pada hasil tersebut dapat diketahui bahwa merupakan nilai eigen dari matrik jacobian pada titik setimbang.sehingga untuk 4 nilai eigen selanjutnya diperoleh dari :

LANJUTAN.. Sehingga diperoleh bentuk polynomial Dengan