BAB V PENUTUP. tinggi tingkatan usaha pedagang barang bekas maka memiliki relasi kerja yang semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis Arab lebih bermanfaat yang kemudian karena

Pilihan Strategi dalam Mencapai Tujuan Berdagang

BAB I PENDAHULUAN. berwibawa (good gavernance) serta untuk mewujudkan pelayanan publik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lily Nuzuliah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia berada pada kemajuan jaman yang sangat pesat. Karenanya setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melihat tentang penguatan modal sosial untuk pengembangan mafkah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting dalam

Bab Satu Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. BAB IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VIII ANALISIS KOMUNITAS PEMULUNG

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar mengajar siswa akan meningkat. Iklim pembelajaran yang

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

Dusun Margodadi Barat. Dusun Margodadi Barat 5 Pendidikan terakhir sebelum mondok di pesantren

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Masalah ketenagakerjaan di negara berkembang khususnya Indonesia yang jumlah penduduknya banyak sangatlah kompleks. Hal tersebut dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang terjadi pada negara berkembang sangatkompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah lautan. Luas daratan Indonesia adalah km² yang menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB I MOTIVASI BELAJAR DAN STRATEGI MOTIVASIONAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMA NEGERI 1 GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Tidak dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good

BAB 6 PENUTUP. 1. Reputasi Organisasi berpengaruh signifikan terhadap Corporate. Entrepreneurship. Hal ini membuktikan bahwa Reputasi Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak. Orang tua yang dimaksud disini adalah

Pendetakan tradisional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakikatnya, manusia adalah makhluk individu dan sosial. Sebagai makhluk individu, manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPETENSI HAKIKAT KOMPETENSI. Kemampuan Profesional Guru. Mampu:

BAB I PENDAHULUAN. identitas sebuah organisasi maupun perusahaan dikarenakan masing-masing. memberikan dampak yang buruk terhadap organisasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku daerah, etnis, budaya, bahkan berbeda kepercayaan dan agama, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dijelaskan permasalahan penelitian yang menjadi ketertarikan peneliti

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA. Oleh: Iwan Setiawan*)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:

BAB I PENDAHULUAN. pengalihasandian. Keberlangsungan ini pada akhirnya akan membentuk suatu pola

BAB V. Kesimpulan. A. Pengantar. B. Karakter Patronase di Alun-Alun Kidul Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB V PENUTUP. belum baik. Hal tersebut dapat dilihat dari kecenderungan tingginya angka putus

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas maka

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB V PENUTUP Kesimpulan. Persoalan perselingkuhan dalam hubungan pernikahan merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP ANAK. Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas intelektual berbasis keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. modal yang dimiliki melalui kegiatan tertentu yang dipilih. Suharto (2009:29)

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

USIA MENJELANG REMAJA MERUPAKAN MASA TRANSISI YANG KRUSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya persaingan di kalangan auditor dan berkembangnya profesi

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis akan menjadi sangat ketat. Hal ini

BAB V KESIMPULAN. Dari penelitian tersebut, bisa disimpulkan bahwa, kekuatan sumber daya

KAJIAN KEBIJAKAN AKSELERASI PEMBANGUNAN PERTANIAN WILAYAH TERTINGGAL MELALUI PENINGKATAN KAPASITAS PETANI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. maka penulis membuat alur pemikiran penelitian yang diambil dan sedikit

Oleh: Elfrida Situmorang

BAB I PENDAHULUAN. karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai

BAB VI KOMUNITAS DIBO-DIBO SEBAGAI JARINGAN YANG HIDUP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

Transkripsi:

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Relasi kerja antar pedagang barang bekas dibedakan berdasar pada tingkatan usahanya, yaitu pedagang keliling, pemilik lapak kecil, dan pemilik lapak besar. Semakin tinggi tingkatan usaha pedagang barang bekas maka memiliki relasi kerja yang semakin kompleks sedangkan semakin rendah tingkatan usahanya maka memiliki relasi kerja yang terbatas dan tingkat ketergantungan yang lebih tinggi terhadap pihak di atasnya, yaitu juragan. Pada tingkatan usaha pemilik lapak kecil dan pedagang keliling memiliki relasi sosial kultural yang lebih kuat didasari pada solidaritas, kekeluargaan, dan kepercayaan dalam mendukung relasi ekonomi yang terjalin diantara mereka. Pada tingkatan usaha pemilik lapak besar terjalin relasi ekonomi secara kontraktual sebagai landasan dalam kerjasamanya, sehingga kedekatan secara sosial dan kultural kurang terwujud. Berkenaan dengan hal tersebut, maka dalam penelitian tentang relasi dan makna kerja pedagang barang bekas di ketiga kecamatan, meliputi Moyudan, Seyegan dan Godean dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Makna kerja pedagang barang bekas dilihat dalam tiga aspek, yaitu aspek sosial, ekonomi, dan kultural. Makna kerja pedagang barang bekas secara ekonomi memiliki kesamaan yaitu menjadi sumber penghasilan dan penghidupan. Makna kerja pemilik lapak besar secara sosial tidak dapat dilepaskan dari status sosial, kedudukan dan pengakuan dari masyarakat terhadap pekerjaannya. Pedagang keliling dan pemilik lapak kecil memaknainya yakni bekerja untuk mendapatkan 189

rejeki yang halal melalui ikatan kerjasama dan relasi pertemanan yang baik didasarkan pada ikatan kekeluargaan. Relasi kerja antara pemilik lapak kecil dengan pedagang keliling mewujudkan adanya hubungan patron-klien, melalui mekanisme hubungan bapak-anak yang saling membantu dan mendukung satu sama lain, serta ikut dikuatkan dengan perasaan senasib untuk bisa berjuang bersama. 2. Pedagang laki-laki dan perempuan memaknai pekerjaannya terkait dengan peran dan tanggungjawabnya dalam keluarga dan masyarakat. Pedagang laki-laki sebagai pencari nafkah utama, menempatkan pekerjaannya sebagai pekerjaan pokok untuk menyokong kelangsungan hidupnya dan keluarga. Pedagang perempuan bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan dan bertanggungjawab dalam mengatur pengelolaan keuangan bagi keluarganya. Pedagang perempuan ingin menjadi contoh dan panutan bagi anaknya untuk bekerja keras sebagai wujud melawan rasa malas, dan tidak pasrah pada kondisi yang dialami. Bekerja dimaknai sebagai wujud tanggungjawab bersama, pengabdian, dan saling berbagi peran dalam keluarga. Pedagang perempuan cenderung bersikap menerima apa adanya (nrimo) terhadap hasil yang diperoleh dari pekerjaannya. Berbeda dengan pedagang laki-laki yang memiliki kekuatan modal lebih besar dan memiliki kemampuan negosiasi yang lebih, maka menjadikannya lebih percaya diri, memiliki ambisi, target penghasilan serta tujuan (orientasi) terhadap kemajuan perkembangan usahanya. Meskipun demikian, pedagang perempuan memiliki kelebihan pada segi kesabaran, ketelitian, dan ketekunan dalam bekerja. Pedagang perempuan cenderung mengutamakan relasi sosial di masyarakat, melalui wujud keterlibatan dalam kegiatan bersama di masyarakat sehingga seringkali mengganggu kestabilannya dalam bekerja. 190

3. Ikatan kerjasama yang terjalin antara pedagang keliling dan pemilik lapak kecil memiliki tingkat keterlekatan yang erat diantara mereka, mengarah pada keterlekatan yang bersifat relasional, dengan dilandasi saling percaya dan kekeluargaan. Pemilik lapak besar memiliki hubungan kerjasama yang bersifat transaksional dengan meletakkan prinsip untung rugi sebagai landasannya. 5.2. Saran 1. Bagi pedagang barang bekas Bagi pelaku usaha yang bergerak dan menggantungkan hidupnya dalam kegiatan ekonomi jual beli barang bekas, diantaranya pedagang keliling, pemilik lapak kecil, maupun pemilik lapak besar dapat semakin meningkatkan ikatan kerjasama yang sudah terjalin sebelumnya. Meskipun, masing-masing tingkatan usaha dan kemampuan ekonominya (modal) berbeda, tetapi setiap pedagang barang bekas tidak bisa memandang rendah ataupun meremehkan satu sama lain. Pedagang barang bekas hendaknya menumbuhkan suasana kerja dalam persaingan yang sehat dan tidak saling menjatuhkan. Hal ini disebabkan pedagang barang bekas memiliki ketergantungan dan saling membutuhkan dalam menjalankan kegiatan usahanya. 2. Bagi masyarakat umum Sebagian masyarakat masih memberikan pandangan rendah terhadap keberadaan pekerjaan pedagang barang bekas. Masyarakat diharapkan bisa secara perlahan mengubah pandangannya terhadap keberadaan pekerjaan ini. Mengingat, pada dasarnya pekerjaan ini hampir sama dengan jenis pedagang lainnya, hal yang berbeda terletak pada barang yang diperjualbelikan saja. Keberadaan pekerjaan ini justru dapat membantu masyarakat dalam 191

memanfaatkan barang bekas yang sebelumnya dianggap sudah tidak berguna menjadi barang yang bernilai ekonomi. 3. Bagi Pemerintah Daerah, khususnya Kecamatan Moyudan, Seyegan, dan Godean, selaku struktur pemerintahan dan birokrasi sebagai lokasi lapak dan wilayah kerja pedagang barang bekas Pedagang barang bekas perlu diberi ruang untuk semakin berkembang, meskipun pekerjaan ini digolongkan sektor informal yang penuh dengan ketidakpastian dan belum memiliki ijin usaha. Pekerjaan ini membutuhkan perhatian serius untuk dapat semakin maju dan berkembang. Langkah yang bisa dilakukan dalam upaya memberikan proteksi atau perlindungan usaha dan tempat kerja bagi pelaku usaha jual beli barang bekas, pemberian iklim dan suasana usaha yang sehat kondusif, serta melaksanakan peran pengawasan terhadap jalannya usaha perdagangan barang bekas Lebih dari itu, pekerjaan yang dianggap masih memiliki produktivitas rendah ini, ternyata justru mampu meningkatkan partisipasi kerja perempuan, khususnya perempuan dari segala kalangan, tanpa memandang latar belakang pendidikan, usia, status, keahlian, dan sebagainya untuk bisa memperoleh penghasilan dalam menyokong ekonomi keluarganya. Pekerjaan ini mampu membuka kesempatan kerja yang memadai tanpa menuntut adanya keterampilan dan tingkat pendidikan tertentu. 5.3. Limitasi Penelitian Peneliti secara teoritis dan metodologis berusaha menjelaskan realitas dalam pendekatan etnografi tentang relasi dan makna kerja pedagang barang bekas. Penelitian ini tidak luput dari keterbatasan dan hambatan, baik teknis maupun non teknis yang ikut 192

berpengaruh terhadap realitas yang dijelaskan oleh peneliti. Tanpa mengurangi substansi dalam upaya memberikan kontribusi pemikiran dan pengetahuan untuk menganalisis realitas fenomena relasi dan makna kerja pedagang barang bekas, peneliti menyadari adanya limitasi dalam penelitian ini, meliputi: 1. Aspek metodologis Penelitian ini masih memiliki keterbatasan dalam mengikuti tahap-tahap pendekatan etnografi secara utuh, dapat dikategorikan menggunakan pendekatan semi etnografi. Di samping itu, penelitian ini memiliki kelemahan, khususnya pada komposisi jumlah informan dari masing-masing tingkatan usaha, pedagang barang bekas keliling, pemilik lapak kecil, dan pemilik lapak besar. Penggunaan metode kualitatif didasarkan pada pendekatan etnografi tidak dapat dilepaskan dari sifat dan kebutuhan data yang ingin diungkapkan oleh peneliti. Data mengenai makna dan relasi kerja diharapkan dapat memperoleh kedalaman analisis untuk mengungkapkan fenomena kehidupan pedagang barang bekas. 2. Aspek teknis Pada proses pengumpulan data dari informan dalam penelitian ini. Peneliti harus bisa mengikuti dan menyesuaikan waktu bekerja pedagang barang bekas. Peneliti mewawancarai informan di sela-sela mereka bekerja maupun di tengah kesibukan mereka tanpa bermaksud mengganggu suasana kerja mereka. Peneliti tidak bisa mengikuti aktivitas kerja informan selama seharian penuh dan melihat kehidupan informan dalam keluarganya terlalu dekat. Meskipun demikian, peneliti tetap berusaha menjalin hubungan dekat dengan informan, sehingga bisa mengenal dari dekat kehidupan informan serta informan tidak merasa asing dengan kehadiran peneliti. 193