APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT?

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Arens, Beasley dan Elder (2011: 4)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 6 Pertanggungjawaban & Tujuan Audit. Amir Fasichurochman Ayu Mawada Muhammad Syukri Duwila Rahmat Setiawan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN - JAKARTA Knowledge, Piety, Integrity. Dibuat Oleh : PPJM Diperiksa Oleh: WM Halaman 1 dari 8

Audit 2 - Sururi Halaman 1

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai pengertian audit.

Bukti Audit. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

BAB 1 PENGANTAR AUDITING

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

PROSES AUDIT TAHAP 3 : REPORTING. Agustinus Harries

KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pertemuan 1 AUDITING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AUDITING LITERATUR: Drs. Hardi, SH, MM, MH, Ak 1

BUKTI AUDIT Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Silabus. EKA 4162 Auditing II. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II LANDASAN TEORI

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa:

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

PENDEKATAN DAN TUJUAN AUDIT. Segmen audit :

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. independen yang bertujuan untuk mengevaluasi atau mengukur

Audit Evidence (bukti audit)

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyatakan bahwa Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu perusahaan yang berorientasi untuk mendapatkan laba adalah

1.1 Pengertian Auditing

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. oleh ASOBAC ( A Statement of Basic Auditing Concepts) : Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasley dan Randal J.

AUDIT FUNGSI PENGELUARAN KAS UNTUK MENDETEKSI ADANYA KERUGIAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK (Studi kasus pada PT. Sami Karya Jombang)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT I Developing the overhall audit plan and audit program EKONOMI DAN BISNIS AKUNTANSI

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

Dengan sangat marah ia segera memanggil Manajer Keuangan. Sang manajer hanya tersenyum...

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS FORMULIR KONTRAK PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN. yang akuntabel dan transparan ditandai dengan diterbitkannya Peraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan

Standar Pemeriksaan Tipe Pengujian Pendekatan Pengujian. tedi last 10/16

EVALUASI PROSES PERENCANAAN AUDIT YANG DILAKUKAN OLEH BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA (BPK RI) PADA INSTANSI

PERBANAS INSTITUTE JAKARTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

METODE ARUS DALAM PEMERIKSAAN PAJAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alvin A. Arens, Mark S. Beasly dan Randal J.Elder

BAB II LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi mengenai auditing. Salah satunya dikemukakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 5 Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Standar Audit SA 330. Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan perusahaan-perusahaan besar yang menjual sahamnya kepada

AUDITING PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PADA SEKTOR PUBLIK (STUDI KASUS PADA IAIN SURAKARTA)

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

BAHAN AJAR METODE, TEKNIK, DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. penulisan secara umum yang akan ditulis.

AUDIT II Modul ke: AUDIT SAMPLING UNTUK TEST OF CONTROL & SUBSTANTIF TEST OF TRANSACTION. Afly Yessie, SE, Msi. Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai manajemennya, organisasinya maupun mengenai siste

BAB 2 LANDASAN TEORI

BUKTI DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN SEBAGAI SUATU CARA PENGUMPULAN BUKTI M. UTAMA NASUTION

Pengujian Substantif Atas Transaksi Prosedur Review Analitis Pengujian Rinci Atas Saldo Pengujian Kepatuhan Penyelesaian Penugasan Audit

BAB I PENDAHULUAN. akuntan yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam Standar

AUDIT I. The Assurance Service Market. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

BAB V PENUTUP. menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian auditing menurut Arens, Elder dan Beasley (2008 : 4) yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

Transkripsi:

APA DAN MENGAPA KUALITAS BUKTI AUDIT? oleh Daniel Pangaribuan e-mail: dpangaribuan58@gmail.com Widyaiswara STAN editor Ali Tafriji Biswan e-mail: al_tafz@stan.ac.id A b s t r a k Dalam audit laporan keuangan tersebut, tugas utama auditor adalah memastikan terdapatnya bukti audit yang lengkap dan berkualitas. Jenis bukti audit dapat ditinjau dari segi objeknya yakni berwujud informasi dan laporan keuangan dan informasi lainnya (pendukung), segi cara memperolehnya, dan segi input-prosesoutput. Apapun jenis bukti yang didapat, auditor mengevaluasi bukti tersebut sebagai dasar dalam memberikan opini. Di samping memahami jenis bukti audit, auditor juga harus memahami dengan baik kualitas bukti audit. Kualitas bukti audit tersebut dipengaruhi oleh faktor relevansi dan reliabilitasnya. Pada akhirnya, untuk memperbaiki kualitas opini audit, pendekatan audit terkait bahan bukti harus mencerminkan pemahaman yang menyeluruh, seperti pemahaman pengendalian internal, pengujian pengendalian, pengujian transaksi, pengujian analisis, dan pengujian atas saldo akhir pada akun laporan keuangan. Kata kunci: laporan keuangan, auditor, jenis bukti audit, kualitas bukti audit, relevan, reliabilitas. O000O Pendahuluan Pentingnya bukti dalam audit laporan keuangan dapat dilihat dari pengertian audit menurut Arens (2012) yakni:... the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria... Definisi ini dengan jelas menyebutkan bahwa objek yang dipakai auditing dalam mengukur kewajaran laporan keuangan adalah bukti (lihat Peraga 1). Oleh karenanya, profesi auditor menetapkan standar audit lapangan (field work) dalam rangka mengumpulkan dan mengevaluasi bukti audit. Standar tersebut mencakup tiga standar yaitu standar perencanaan, standar evaluasi pengendalian intern, dan standar kecukupan dan kompetensi bukti yang harus dikumpulkan. Peraga 1 Kata Kunci Pengertian Audit Bahan bukti (evidence) Kriteria yang dibangun Tingkat keyakinan berpendapat 1

Permasalahan yang mengemuka terkait bukti audit adalah kualitas bukti. Kenyataan adanya bukti transaksi fiktif, bukti transaksi asli dengan nilai yang diperbesar (mark-up), dan bukti dokumen transaksi asli tetapi nilai barang atau jasa yang diterima lebih kecil dari yang seharusnya, menunjukkan betapa pentingnya kualitas bukti audit untuk mendukung opini audit. Secara mendasar, kualitas bukti audit terkait dengan relevansi serta reliabilitas bukti audit. Jenis Bukti Audit Secara sederhana, bukti audit menunjukkan aneka informasi yang dimanfaatkan auditor dalam rangka memperoleh keyakinan yang memadai untuk memberikan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan. Boynton dan Johnson (2012) mengelompokkan bukti audit ke dalam dua kelompok besar yakni catatan akuntansi dan informasi lainnya (lihat Peraga 2). Peraga 2 Jenis Bukti Audit Bukti dalam pencatatan akuntansi tersebut adalah bukti yang tersedia dalam sistem akuntansi dalam melaksanakan proses bisnis dari awal siklus bisnis dimulai sampai dengan diakhirinya siklus bisnis tersebut. Misalnya, pada siklus akuntansi penjualan dan penerimaan kas, bukti diselusuri mulai dari adanya dokumen pesanan penjualan sampai dengan dokumen penerimaan kas oleh perusahaan. Contoh lainnya adalah bukti permintaan penjualan dari pelanggan, pesanan penjualan, dan bukti pengiriman barang. Kompetensi bukti akuntansi sebagai bukti audit yang dapat meyakinkan auditor tergantung pada efektivitas pengendalian intern pada siklus tersebut. Bukti akuntansi ini pada umumnya digunakan oleh auditor pada tahap pengujian transaksi atas asersi manajemen. Misalnya, untuk membuktikan asersi keterjadian transaksi penjualan pada catatan akuntansi digunakan dokumen faktur penjualan. Bukti audit yang termasuk informasi lainnya adalah bukti yang tidak dihasilkan dari sistem akuntansi. Informasi ini antara lain dihasilkan sendiri oleh auditor untuk membuktikan kewajaran atas saldo pada akun neraca. Misalnya, nilai persediaan di neraca ditelusuri dengan cara inventarisasi fisik persediaan. Agak berbeda dengan Boynton, Arens (2006) mengidentifikasi tipe bukti yakni physical eamination, confirmation, documentation, analytical procedures, inquires of the client, recalculation, reperformace, dan observation. Dengan pengelompokan jenis bukti ini, Arens lebih menekankan pada prosedur mengumpulkan bukti, sedangkan Boynton dan Johnson menekankan pada objek dari bukti itu sendiri. 2

Bukti audit tersebut dapat juga diklasifikasikan sebagai bukti input/masukan, bukti proses, dan bukti output/keluaran. Bukti masukan adalah bukti/dokumen sumber yang akan diproses menjadi laporan keuangan, seperti faktur, dokumen transaksi lainnya termasuk catatan pengendalian intern. Bukti proses adalah bukti hasil dari proses pencatatan, seperti jurnal, buku pembantu, dan buku besar. Bukti keluaran adalah bukti yang berhubungan dengan laporan keuangan. Perlu dipahami bahwa auditor memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan sebagai keluaran dan bukan memberikan pendapat terhadap masukan dan proses (meskipun penting bagi audtior menilai pengendalian internal). Tampaknya, bukti keluaran lebih penting daripada bukti masukan dan bukti proses. Namun demikian, pendekatan yang dilakukan auditor adalah pendekatan sistem dengan terlebih dahulu melakukan pengujian terhadap masukan dan proses dan dilanjutkan dengan pengujian keluaran. Dengan pendekatan ini, audit dapat dilakukan lebih efektif dan efisien yakni mencakup pemahaman pengendalian internal, pengujian pengendalian, pengujian transaksi, pengujian analisis, dan pengujian atas saldo akhir pada akun laporan keuangan. Kualitas Bukti Audit Standar audit ketiga dalam standar audit lapangan menyebutkan bahwa bukti yang cukup dan kompeten harus dikumpulkan oleh auditor agar menumbuhkan keyakinan untuk memberikan pendapat. Arens (2010) menyatakan: The two determinants of the persuasiveness of evidence are appropriateness and sufficiency Bukti meyakinkan harus memenuhi unsur kualitas (appropriateness) dan kuantitas (sufficiency), sedangkan kualitas bukti audit harus memenuhi relevansi dan reliabilitas. Ini senada dengan AU Section 26 Audit Evidence yang menyebutkan bahwa: "The auditor must obtain sufficient appropriate audit evidence by performing audit procedures to afford a reasonable basis for an opinion regarding the financial statements under audit." Kriteria bukti audit dapat ditunjukkan pada Peraga 3. Peraga 3 Kriteria Bukti Audit yang Meyakinkan bukti yang meyakinkan berkualitas kecukupan relevansi kuantitas reliabilitas Kriteria Bukti Audit: Relevansi Relevansi atau kesesuaian bukti audit artinya adalah bahwa bukti audit yang dikumpulkan relevan dengan yang akan dibuktikan yaitu kewajaran laporan keuangan. Suatu laporan keuangan dikatakan wajar apabila memenuhi syarat yaitu elemen laporan keuangan sudah disusun lengkap, laporan keuangan didukung oleh bukti yang lengkap, dan laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. 3

Kewajaran laporan keuangan tersebut dinyatakan oleh manajemen dalam bentuk asersi manajemen tentang laporan keuangan. Asersi manajemen meliputi lima aspek eistence or occurance, completeness, rights and obligations, valuation or allocation, presentation and disclosure (Boynton dan Johnson (2006)). Auditor akan menentukan tujuan audit dari asersi manajemen tersebut, yakni tujuan audit transaksi, tujuan audit saldo akhir, dan tujuan audit pengungkapan. Bukti audit yang relevan terkait dengan ketiga kategori tujuan audit tersebut. Bukti faktur penjualan bisa sesuai untuk pembuktian keterjadian (occurrance), tetapi tidak sesuai untuk pembuktian kelengkapan (completeness). Sebaliknya bukti jurnal sesuai untuk pembuktian kelengkapan, tetapi tidak sesuai untuk pembuktian keterjadian. Masing-masing bukti juga memiliki tingkat kesesuaian yang berbeda untuk setiap tujuan audit yang akan dibuktikan. Dengan memahami tujuan audit dan sifat masing-masing bukti dapat disusun kesesuaian jenis bukti dengan tujuan audit (lihat Peraga 4). Peraga 4 Kesesuaian Jenis Bukti dengan Tujuan Audit Tujuan audit Jenis bukti Detail Keter Keleng Pisah Nilai Hak dan Akurasi Klasifikasi tie-in jadian kapan Batas Realisasi Kewajiban Pemeriksaan fisik Konfirmasi Dokumentasi Observasi Wawancara Analitis Rekalkulasi Dalam penerapan audit, satu tujuan dapat menggunakan jenis bukti yang berbeda. Jenis bukti yang berbeda ini memiliki kualitas yang berbeda pula. Misalnya, untuk tujuan keterjadian piutang usaha, bukti audit yang memiliki kualitas paling tinggi adalah konfirmasi. Bukti audit lainnya yang sesuai, namun memiliki kualitas yang lebih rendah adalah dokumentasi. Kesesuaian jenis bukti audit dengan jenis pengujian dapat ditunjukkan pada Peraga 5. Peraga 5 Kesesuaian Jenis Bukti dengan Jenis Pengujian Jenis Pengujian Jenis bukti Pemahaman Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian Pengendalian Pengendalian Transaksi Analitis Saldo Intern Intern Pemeriksaan fisik Konfirmasi Dokumentasi Observasi Wawancara Analitis Rekalkulasi 4

Reliabilitas Kriteria Bukti Audit: Reliabilitas Reliabilitas bukti audit meningkatkan tingkat keyakinan auditor dalam menilai kewajaran laporan keuangan. Reliabilitas dipengaruhi oleh enam faktor yaitu independensi penyedia data, efektivitas pengendalian intern, data yang langsung diperoleh auditor, kualifikasi penyedia data, tingkat objektivitas, dan saat pembuktian (lihat Peraga 6). Peraga 6 Faktor yang Mempengaruhi Reliabilitas independensi penyedia data efektivitas pengendalian intern data yang langsung diperoleh auditor kualifikasi penyedia data tingkat objektivitas saat pembuktian Independensi penyedia data adalah penyedia data tidak bisa dipengaruhi oleh pihak manajemen. Bukti yang berasal dari luar perusahaan, seperti faktur pembelian, lebih tinggi reliabilitasnya karena menyangkut dua entitas yang memiliki kepentingan yang berbeda terhadap dokumen tersebut. Kesalahan dalam dokumen yang menguntungkan satu pihak akan merugikan pihak lainnya, oleh karenanya dokumen itu direviu mereka. Berbeda halnya dengan dokumen internal, oleh sepihak, atau tidak melibatkan dua pihak yang independen. Contohnya faktur penjualan. Manajemen dapat saja memperbesar nilai penjualan dalam faktur tersebut. Dalam hal ini, manajemen tidak independen dalam membuat dokumen tersebut. Informasi yang berasal dari internal perusahaan memiliki tingkat reliabilitas yang berbeda. Informasi/bukti internal yang dihasilkan dari sistem yang memiliki pengendalian intern kuat memiliki tingkat reliabilitas yang relatif lebih tinggi daripada yang pengendalian internnya lemah. Implikasinya, efektivitas pengendalian intern akan menjaga reliabilitas data internal karena sudah melalui prosedur yang teruji. Data yang langsung diperoleh auditor melalui pengujian fisik, observasi, rekalkulasi, dan inspeksi memiliki tingkat reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari pihak lain. 5

Data yang diperoleh langsung dari sumbernya disebut sebagai data primer. Data yang diperoleh secara tidak langsung, seperti laporan, merupakan data sekunder yang mungkin saja disajikan secara bias. Data yang diperoleh dari pihak yang memiliki kualifikasi yang tinggi, seperti data profesi dokter, arsitek, dan bank lebih dapat dipercaya. Alasan yang melatarbelakanginya adalah bahwa pihak berkualifikasi tinggi memiliki akurasi informasi yang lebih baik dan dapat diterima oleh pihak lain. Para profesional ini biasanya tergabung pada organisasi profesi yang memiliki standar kerja, etika kerja, dan tanggung jawab kepada publik. Reliabilitas data juga dipengaruhi oleh tingkat objektivitas, seperti hasil konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan saldo bank dari rekening koran. Beda halnya dengan data subjektif, misalnya hasil wawancara, yang dapat memiliki makna berbeda. Saat pembuktian (timing) juga mempengaruhi tingkat reliabilitas data. Data untuk membuktikan saldo dalam neraca akan lebih tinggi reliabilitasnya bila diperoleh mendekati tanggal neraca. Contoh, pelaksanaan audit persediaan di neraca per 31 Desember dilakukan mendekati tanggal 31 Desember akan memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Jenis bukti dikaitkan dengan kriteria reliabilitas dapat diikhtisarkan sebagai berikut (Peraga 7). Peraga 7 Tingkat Reliabilitas Bukti Berdasarkan Jenis Bukti Audit Kriteria Reliabilitas Jenis bukti Efektivitas Independensi Diperoleh Kualifikasi Pengendalian Penyedia Bukti Langsung Auditor Penyedia Data Intern Objektivitas Pemeriksaan fisik Tinggi Variasi Tinggi Tinggi Tinggi Konfirmasi Tinggi N/A Rendah Tinggi Tinggi Dokumentasi Variasi Variasi Rendah Variasi Tinggi Analitis Tinggi/rendah Variasi Rendah Tinggi Rendah Wawancara rendah N/A Rendah Variasi Variasi Rekalkulasi Tinggi Variasi Tinggi Tinggi Tinggi Pelaksanaan kembali Tinggi variasi Tinggi Tinggi Tinggi Observasi tinggi Variasi Tinggi Tinggi Sedang Sumber: Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2012. Auditing and Assurance Services: An integrated approach. Fourteenth Edition. England: Pearson Education Limited. Hal. 205. Akhir Pemahaman auditor atas kualitas berbagai bukti audit sangat penting dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi audit. Dengan pemahaman ini auditor dapat memilih jenis bukti yang meyakinkan dirinya dapat mengambil simpulan agar opininya tepat. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kualitas bukti audit yaitu relevansi dan reliabilitas. Relevansi dapat dihubungkan dengan tujuan audit dan jenis pengujian, sedangkan reliabilitas bukti audit ditunjukkan oleh independensi penyedia data, efektivitas pengendalian intern, data yang 6

langsung diperoleh auditor, kualifikasi penyedia data, tingkat objektivitas, dan saat pembuktian yang tepat. Sudah sewajarnya, auditor memperoleh bukti kuat untuk meyakinkan dirinya memberikan opini yang tepat. Hal ini senada International Standard on Auditing 500 Audit Evidence bahwa The auditor shall design and perform audit procedures that are appropriate in the circumstances for the purpose of obtaining sufficient appropriate audit evidence. Dalam rangka meyakinkan dirinya akan bukti audit yang memadai ia harus mendesain dan melaksanakan rangkaian prosedur audit yang sesuai. Dengan dukungan bukti audit yang berkualitas dan memadai itulah opini menjadi lebih bersinar. Bahan Bacaan 1) Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. 2012. Auditing and Assurance Services: An integrated approach. Edisi ke-14. England: Pearson Education Limited. 2) Boynton, William C. & Johnson Raymond. 2006. Modern Auditing. Edisi ke-8. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. 3) Audit Evidence. http://www.aicpa.org/research/standards/auditattest/downloadabledocuments/au-00326 (diambil September 2014). 4) Audit Evidence. http://www.ifac.org/sites/default/files/downloads/a022-2010-iaasbhandbook-isa-500 (diambil September 2014). 5) Elder, J. Randal, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens. 2010. Auditing and Assurance Services: An integrated approach. Edisi ke-13. New Jersey: Pearson Education Limited. O000O 7