BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

MATERI 8 MEMULAI USAHA

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

PENJADWALAN PENYELESAIAN KONSTRUKSI TOP COAT BOOTH EXPANSION MENGGUNAKAN ANALISIS JARINGAN KERJA (STUDI KASUS DI PT. XYZ)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

BAB II LANDASAN TEORI

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PERT (Studi Kasus PT. FPI) Disusun oleh : Riska Luthfia Yediana

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

BAB V ANALISA HASIL. Dari pengolahan data pada bab IV, kita dapat melihat dua metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MONITORING DAN ANALISIS JADWAL PROYEK MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE INTENSITY DAN CPM PADA PROYEK HOTEL

BAB III METODE PENELITIAN

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Operations Management

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

GANTT CHART MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

aderismanto01.wordpress.com

Kata kunci: PERT, penambahan jam kerja (lembur), lintasan kritis, Time Cost Trade Off.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

JALUR KRITIS (Critical Path)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

BAB II STUDI PUSTAKA

Operations Management

Waktu cadangan : adalah waktu yang dipergunakan oleh pekerja untuk. kebutuhan pribadinya atau akibat penundaan - penundaan kerja yang tidak dapat

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum

BAB V ANALISA HASIL PENELITIAN

STUDI KASUS PENJADWALAN PROYEK PADA PROYEK RUMAH TOKO X MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT 2010

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM PADA PROYEK APARTEMEN Christian Kennardi 1, Ivan Pratama Setiadi 2, Andi 3

Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan ke 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik proyek konstruksi adalah sebagai berikut ini. 1. Kegiatannya dibatasi oleh waktu.

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS JARINGAN DENGAN CPM (CRITICAL PATH METHOD) PADA PROSES PRODUKSI JAKET JEANS UD EDLYS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U III. Sumber: Ir. Faisol AM., MS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB III LANDASAN TEORI

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional

Sistem Informasi [Kode Kelas]


PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENERAPAN METODE PROJECT MANAGEMENT PADA BAGIAN PERENCANAAN PT X

JURNAL TUGAS AKHIR PERENCANAAN PENJADWALAN PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN GORONTALO DISUSUN OLEH: MOCHAMMAD ANDHIKA D

PERENCANAAN PERCEPATAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT PROJECT

BAB II LANDASAN TEORI. berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem informasi dapat

BAB II LANDASAN TEORI. produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya

Analisis Optimasi Pelaksanaan Proyek Revitalisasi Integrasi Jaringan Universitas Kadiri Menggunakan Metode PERT Dan CPM

ANALISIS URUTAN AKTIVITAS PADA PROSES PENGGANTIAN BEARING MOVEABLE ROLLER HYDRAULIK ROLLER PRESSURE (HRP) UNTUK MENGURANGI DOWN TIME

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

BAB II LANDASAN TEORI

PERCEPATAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK GEDUNG PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemilihan Judul

Manajemen Waktu Proyek 10/24/2017

hubungann dengan kegiatan lain. Hal ini akan mempengaruhi efisiensi waktu penjadwalan proyek. Setelah dilakukan work breakdown, kemudian dilakukan kla

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam membuat laporan hasil pekerjaan proyek, data diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan dan wawancara dengan site manager proyek. Pedoman dalam proses pengontrolan jadwal pelaksanaan proyek, dipergunakan untuk membuat jadwal rencana yang dibuat dengan metode CPM dan PERT. Jadwal rencana ini dalam proses pengontrolan selalu mengalami perubahan, seiring dengan berlangsungnya waktu pelaksanaan proyek. Dari hasil pengamatan menunjukan bahwa tidak semua aktivitas dapat diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Adanya penambahan jumlah aktivitas karena permintaan pemilik, perubahan desain, maupun perubahan rencana kerja kontraktor, dapat mengakibatkan jadwal yang ada mengalami perubahan dan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan pada jalur kritis. 4.1.1 Deskripsi Kegiatan Pada penelitian kali ini, yang akan dibahas hanya pengerjaan pada lantai 1, Zone 1. Adapun pengerjaan pada zone 1 meliputi, pekerjaan HVAC (Heating, Ventilating and Air Conditioning), pekerjaan validasi, pekerjaan mekanikal dan 32

33 pekerjaan elektrikal. Total pekerjaan terdiri dari 25 aktivitas. Untuk memudahkan dalam menggambar network diagram, maka setiap kegiatan diberi kode alphabet, Struktur kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Struktur Kegiatan PT. FPI Lantai 1 Zone 1 Kegiatan A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Uraian Kegiatan Drawing Preparation Duct Support Fabrication & Install Pipe Support Fabrication & Install Cable Tray Support Fabrication & Install Duct Installation (Main Duct) Piping Installation Pressure Test (Partial) Insullation & Finishing Mechanical Work BAS FAT Cable Tray Installation Conduit Piping Installation Wiring Installation Duct Leak Test (Partial) Insullation Finish HVAC Work Room Sensor Install & Termination Wiring Installation To Room Sensor Continty Test Sensor Cable Lighting Installation (By Other) Meger Test & Termination Switch, Socket, Room Sensor Install Ceiling HEPA & RA Planum Install Duct Connection (Branch Duct) BAS SAT Testing, Commisioning, Ajusting & Balancing IQ & OQ 4.1.2 Durasi Kegiatan Setiap kegiatan mempunyai perkiraan waktu dalam menyelesaikan proses konstruksinya. Durasi setiap kegiatan diperoleh dari Master Schedule pihak

34 lapangan dalam bentuk Bar Chart. Data durasi setiap kegiatan dapat dilihat pada tabel 4.2. Kegiatan Tabel 4.2 Durasi Kegiatan Uraian Kegiatan Durasi (week) A Drawing Preparation 1 B Duct Support Fabrication & Install 2 C Pipe Support Fabrication & Install 5 D Cable Tray Support Fabrication & Install 4 E Duct Installation (Main Duct) 5 F Piping Installation 7 G Pressure Test (Partial) 7 H Insullation & Finishing Mechanical Work 9 I BAS FAT 1 J Cable Tray Installation 5 K Conduit Piping Installation 5 L Wiring Installation 4 M Duct Leak Test (Partial) 4 N Insullation Finish HVAC Work 6 O Room Sensor Install & Termination 1 P Wiring Installation To Room Sensor 2 Q Continty Test Sensor Cable 2 R Lighting Installation (By Other) 2 S Meger Test & Termination 3 T Switch, Socket, Room Sensor Install 2 U Ceiling HEPA & RA Planum Install 2 V Duct Connection (Branch Duct) 2 W BAS SAT 1 X Testing, Commisioning, Ajusting & Balancing 2 Y IQ & OQ 6 4.1.3 Biaya Aktivitas Data biaya aktivitas merupakan total biaya dari setiap kegiatan. Biaya upah pekerja dihitung 25% dari total biaya setiap kegiatan. Biaya upah pekerja

35 didapat dari perhitungan estimate PT. TIE. Data biaya aktivitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut. Kegiatan Tabel 4.3 Biaya Aktivitas Uraian Kegiatan Biaya per Minggu Upah Kerja per Minggu A Drawing Preparation 10.000.000 7.500.000 B Duct Support Fabrication & Install 114.356.000 85.767.000 C Pipe Support Fabrication & Install 131.205.000 98.403.750 D Cable Tray Support Fabrication & Install 18.000.000 13.500.000 E Duct Installation (Main Duct) 343.068.000 257.301.000 F Piping Installation 145.782.000 109.336.500 G Pressure Test (Partial) 14.581.000 10.935.750 H Insullation & Finishing Mechanical Work 43.731.000 32.798.250 I BAS FAT 78.831.000 59.123.250 J Cable Tray Installation 42.000.000 31.500.000 K Conduit Piping Installation 13.550.000 10.162.500 L Wiring Installation 54.204.000 40.653.000 M Duct Leak Test (Partial) 28.588.000 21.441.000 N Insullation Finish HVAC Work 197.106.000 147.829.500 O Room Sensor Install & Termination 68.831.000 51.623.250 P Wiring Installation To Room Sensor 64.332.000 48.249.000 Q Continty Test Sensor Cable 49.332.000 36.999.000 R Lighting Installation (By Other) 188.520.000 141.390.000 S Meger Test & Termination 5.421.000 4.065.750 T Switch, Socket, Room Sensor Install 33.268.000 24.951.000 U Ceiling HEPA & RA Planum Install 295.510.000 221.632.500 V Duct Connection (Branch Duct) 171.534.000 128.650.500 W BAS SAT 68.831.000 51.623.250 X Testing, Commisioning, Ajusting & Balancing 73.092.000 54.819.000 Y IQ & OQ 65.544.000 49.158.000 4.2 Pengolahan Data dengan Metode CPM Langkah awal yang harus dilakukan dalam pembuatan jaringan kerja dengan menggunakan metode CPM adalah meperinci setiap aktivitas. Kemudian tahap selanjutnya adalah menentukan urutan ketergantungan antara kegiatan satu

36 dengan kegiatan yang lain, karena dalam pembuatan jaringan kerja menggunakan metode CPM harus diketahui kegiatan yang mendahului, karena kegiatan yang akan dating bisa dikerjakan setelah kegiatan sebelumnya selesai. Untuk data urutan kegiatannya dapat dilihat pada tabel 4.4. Kegiatan Tabel 4.4 Data Urutan Kegiatan Uraian Kegiatan Durasi (week) Kegiatan Yang Mendahului A Drawing Preparation 1 - B Duct Support Fabrication & Install 2 A C Pipe Support Fabrication & Install 5 A D Cable Tray Support Fabrication & Install 4 A E Duct Installation (Main Duct) 5 B F Piping Installation 7 C G Pressure Test (Partial) 7 C H Insullation & Finishing Mechanical Work 9 C I BAS FAT 1 D J Cable Tray Installation 5 D K Conduit Piping Installation 5 D L Wiring Installation 4 D M Duct Leak Test (Partial) 4 E N Insullation Finish HVAC Work 6 E O Room Sensor Install & Termination 1 F, G P Wiring Installation To Room Sensor 2 I Q Continty Test Sensor Cable 2 I R Lighting Installation (By Other) 2 J, K, L S Meger Test & Termination 3 J, K, L T Switch, Socket, Room Sensor Install 2 J, K, L U Ceiling HEPA & RA Planum Install 2 M V Duct Connection (Branch Duct) 2 M W BAS SAT 1 O X Testing, Commisioning, Ajusting & Balancing 2 H, N, P, Q, R, S, T, U, V, W Y IQ & OQ 6 X

37 Tabel 4,4 diatas menunjukan urutan kegiatan, durasi waktu dan kegiatan yang mendahului untuk selanjutnya akan membentuk jaringan kerja seperti yang terlihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Jaringan Kerja Mengacu pada network diagram diatas, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur, Perhitungan maju dilakukan untuk mengetahui Early Start (ES) dan Early Finish (EF) sedangkan perhitungan mundur untuk mengetahui Lastest Start (LS) dan Lastest Finish (LF). Dari network yang telah dibuat seperti pada gambar 4.1, kemudian dilakukan hitung maju dan hitung mundur seperti pada gambar 4.2.

38 Gambar 4.2 Jaringan Perhitungan CPM Setelah melakukan kedua perhitungan tersebut, maka didapatkan data seperti yang terlampir pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan ES EF dan LS LF Kegiatan Durasi Paling Awal Paling Akhir ES EF LS LF A 1 0 1 0 1 B 2 1 3 1 4 C 5 1 6 1 6 D 4 1 5 1 7 E 6 3 9 4 9 F 7 6 13 6 13 G 7 6 13 6 13 H 9 6 15 6 15 I 1 5 6 7 13 J 5 5 10 7 12 K 5 5 10 7 12 L 4 5 9 7 12 M 4 8 12 9 13 N 6 8 15 9 15

39 Lanjutan Tabel 4.5 Hasil Perhitungan ES EF dan LS LF Kegiatan Durasi Paling Awal Paling Akhir ES EF LS LF O 1 13 14 13 14 P 2 6 8 13 15 Q 2 6 8 13 15 R 2 10 12 12 15 S 3 10 13 12 15 T 2 10 12 12 15 U 2 12 14 13 15 V 2 12 14 13 15 W 1 14 15 14 15 X 2 15 17 15 17 Y 6 17 23 17 23 Dari network yang telah dibuat, kemudian dilakukan hitung maju dan hitung mundur seperti pada gambar 4.2. Setelah diketahui nilai ES-EF dan LS-LF pada masing-masing kegiatan, maka selanjutnya akan mencari Free Float (FF) dan juga Total Float (TF) untuk mengetahui kegiatan kritis. Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Float Paling Paling Awal Kegiatan Durasi Akhir FF TF ES EF LS LF A 1 0 1 0 1 0 0 B 2 1 3 1 4 0 1 C 5 1 6 1 6 0 0 D 4 1 5 1 7 0 2 E 6 3 9 4 9 4 5 F 7 6 13 6 13 0 0 G 7 6 13 6 13 0 0 H 9 6 15 6 15 0 0 I 1 5 6 7 13 0 7 J 5 5 10 7 12 0 2 K 5 5 10 7 12 0 2

40 Lanjutan Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Float Paling Paling Awal Kegiatan Durasi Akhir FF TF ES EF LS LF L 4 5 9 7 12 0 2 M 4 8 12 9 13 0 1 N 6 8 15 9 15 1 1 O 1 13 14 13 14 0 0 P 2 6 8 13 15 0 5 Q 2 6 8 13 15 0 5 R 2 10 12 12 15 0 3 S 3 10 13 12 15 0 2 T 2 10 12 12 15 0 3 U 2 12 14 13 15 0 1 V 2 12 14 13 15 0 1 W 1 14 15 14 15 0 0 X 2 15 17 15 17 0 0 Y 6 17 23 17 23 0 0 Langkah selanjutnya setelah diketahui nilai Free Float (FF) dan Total Float (TF) pada setiap kegiatan, maka dapat diketahui kegiatan mana saja yang termasuk kedalam kegiatan kritis. Kegiatan kritis tidak boleh mengalami penundaan atau keterlambatan dalam penyelesaian kegiatan. Kegiatan yang termasuk kedalam jalur kritis adalah kegiatan yang mempunyai nilai Free Float (FF) dan Total Float (TF) adalah nol, sehingga berlaku FF = TF = 0. Kegiatan yang termasuk kedalam jalur kritis dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut. Kegiatan Durasi Tabel 4.7 Hasil Analisa Jaringan Kritis Paling Awal Paling Akhir FF TF Keterangan ES EF LS LF A 1 0 1 0 1 0 0 KRITIS B 2 1 3 1 4 0 1 - C 5 1 6 1 6 0 0 KRITIS D 4 1 5 1 7 0 2 - E 5 3 8 4 9 0 1 -

41 Lanjutan Tabel 4.7 Hasil Analisa Jaringan Kritis Kegiatan Durasi Paling Awal Paling Akhir FF TF Keterangan ES EF LS LF F 7 6 13 6 13 0 0 KRITIS G 7 6 13 6 13 0 0 KRITIS H 9 6 15 6 15 0 0 KRITIS I 1 5 6 7 13 0 7 - J 5 5 10 7 12 0 2 - K 5 5 10 7 12 0 2 - L 4 5 9 7 12 0 3 - M 4 8 12 9 13 0 1 - N 6 8 15 9 15 1 1 - O 1 13 14 13 14 0 0 KRITIS P 2 6 8 13 15 0 5 - Q 2 6 8 13 15 0 5 - R 2 10 12 12 15 0 3 - S 3 10 13 12 15 0 2 - T 2 10 12 12 15 0 3 - U 2 12 14 13 15 0 1 - V 2 12 14 13 15 0 1 - W 1 14 15 14 15 0 0 KRITIS X 2 15 17 15 17 0 0 KRITIS Y 6 17 23 17 23 0 0 KRITIS Dari tabel diatas akan dipindahkan ke diagram network yang telah disesuaikan dengan hasil yang telah diperoleh. Berikut gambar diagram network dengan menggunakan metode CPM :

42 Gambar 4.3 Jaringan Kerja Jalur Kritis CPM 4.3 Pengolahan Data dengan Metode PERT Sama halnya dengan metode CPM, PERT mengunakan diagram anak panah untuk menggambarkan lintasan proyek. Pada segi pengertian dan perhitungan dalam kegiatan kritis pun sama, jalur kritis ataupun float di dalam PERT di kenal dengan istilah slack. Perbedaan antara CPM dan PERT yang sangat jelas terlihat adalah dalam estimasi kurun waktu kegiatan. Untuk setiap kegiatan, PERT mencakup tiga perkiraan waktu dengan keterangan sebagai berikut : 1. Waktu optimistik (T o ), yaitu kemungkinan bahwa kegiatan dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat. 2. Waktu paling banyak timbul (T m ), yaitu taksiran waktu yang biasanya terjadi dalam keadaan normal.

43 3. Waktu pesimistik (T p ), yaitu kemungkinan bahwa kegiatan dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih lama. Mengacu pada keterangan diatas, maka diperlukan data estimasi waktu untuk waktu optimistic dan waktu pesimistik. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dan diskusi dengan pihak engineering lapangan. Tabel 4.8 Data Estimasi Waktu Kegiatan Durasi T o T m T p A 1 1 4 B 2 2 2 C 4 5 5 D 4 4 5 E 5 5 6 F 7 7 10 G 7 7 10 H 7 9 11 I 1 1 1 J 4 5 7 K 5 5 7 L 4 4 7 M 4 4 7 N 5 6 8 O 1 1 1 P 2 2 2 Q 2 2 2 R 2 2 2 S 3 3 3 T 2 2 4 U 2 2 3 V 2 2 2 W 1 1 1 X 1 2 4 Y 5 6 8 Setelah didapat data estimasi waktu yang terdiri T o, T m, dan T p, Maka selanjutnya adalah mencari nilai waktu rata-rata dengan menggunakan rumus

44 sebagai berikut : Mean (T e ) = Hasil perhitungan nilai waktu rata-rata dengan menggunakan rumus diatas, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.9 Nilai Waktu Rata-Rata Kegiatan Durasi T o T m T p T e A 1 1 4 2 B 2 2 2 2 C 4 5 5 5 D 4 4 5 4 E 5 5 6 5 F 7 7 10 8 G 7 7 10 8 H 7 9 11 9 I 1 1 1 1 J 4 5 7 5 K 5 5 7 5 L 4 4 7 5 M 4 4 7 5 N 5 6 8 6 O 1 1 1 1 P 2 2 2 2 Q 2 2 2 2 R 2 2 2 2 S 3 3 3 3 T 2 2 4 2 U 2 2 3 2 V 2 2 2 2 W 1 1 1 1 X 1 2 4 2 Y 5 6 8 6 Perhitungan waktu penyelesaian menggunakan metode PERT dilakukan dengan hitung maju dan hitung mundur. Hitung maju untuk mengetahui waktu selesai kegiatan paling awal. Hasil perhitungan maju yaitu TE i dan TE j. Hitung

45 mundur untuk mengetahui waktu mulai kegiatan paling akhir tanpa menunda kurun waktu penyelesaian kegiatan secara keseluruhan. Hasil dari hitung mundur yaitu TL i dan TL j. Berdasarkan network gambar 4.1, kemudian dilakukan hitung maju dan hitung mundur seperti pada gambar 4.4. Gambar 4.4 Jaringan Hasil Perhitungan PERT Jalur kritis network PERT diidentifikasi dengan perhitungan slack, yakni aktivitas yang mempunyai nilai Free Slack (FS) dan Total Slack (TS) = 0. Nilai slack tersebut menunjukan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh ditunda, tanpa mempengaruhi jumlah penyelesaian kegiatan secara keseluruhan.

46 Kegiatan Durasi Tabel 4.10 Perhitungan PERT Te Paling Awal Paling Akhir TE TL Keterangan To Tm Tp TEi TEj TLi TLj A 1 1 4 2 0 2 0 2 0 0 KRITIS B 2 2 2 2 2 4 2 5 0 1 - C 4 5 5 5 2 7 2 7 0 0 KRITIS D 4 4 5 4 2 6 2 9 0 3 - E 5 6 6 6 4 9 5 10 0 1 - F 7 7 10 8 7 15 7 15 0 0 KRITIS G 7 7 10 8 7 15 7 15 0 0 KRITIS H 7 9 11 9 7 17 7 17 1 0 - I 1 1 1 1 6 7 9 15 0 8 - J 4 5 7 5 6 11 9 14 0 3 - K 5 5 7 5 6 11 9 14 0 3 - L 4 4 7 5 6 11 9 14 0 3 - M 4 4 7 5 9 14 10 15 0 1 - N 5 6 8 6 9 17 10 17 2 2 - O 1 1 1 1 15 16 15 16 0 0 KRITIS P 2 2 2 2 7 9 15 17 0 8 - Q 2 2 2 2 7 9 15 17 0 8 - R 2 2 2 2 11 13 14 17 0 4 - S 3 3 3 3 11 14 14 17 0 4 - T 2 2 4 2 11 13 14 17 0 4 - U 2 2 3 2 14 16 15 17 0 1 - V 2 2 2 2 14 16 15 17 0 1 - W 1 1 1 1 16 17 16 17 0 0 KRITIS X 1 2 4 2 17 19 17 19 0 0 KRITIS Y 5 6 8 6 19 25 19 25 0 0 KRITIS Dari tabel diatas akan dipindahkan ke diagram network yang telah disesuaikan dengan hasil yang telah diperoleh. Berikut gambar diagram network dengan menggunakan metode PERT :

47 Gambar 4.5 Jaringan Kerja Jalur Kritis PERT Setelah jalur kritis diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menghitung variansi (v) durasi dan deviasi standart (s) untuk setiap kegiatan dengan rumus : S = V = S 2 Dengan menggunakan rumus diatas, maka diperoleh hasil perhitungan seperti yang terlihat pada tabel 4.9 berikut ini : Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Variansi (V) dan Deviasi Standart (S) Kegiatan Durasi T o T m T p S V A 1 1 4 0,25 0,063 B 2 2 2 0,00 0,000 C 4 5 5 0,03 0,001 D 4 4 5 0,03 0,001 E 5 6 6 0,03 0,001 F 7 7 10 0,25 0,063

48 Lanjutan Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Variansi (V) dan Deviasi Standart (S) Kegiatan Durasi T o T m T p S V G 7 7 10 0,25 0,063 H 7 9 11 0,44 0,198 I 1 1 1 0,00 0,000 J 4 5 7 0,25 0,063 K 5 5 7 0,11 0,012 L 4 4 7 0,25 0,063 M 4 4 7 0,25 0,063 N 5 6 8 0,25 0,063 O 1 1 1 0,00 0,000 P 2 2 2 0,00 0,000 Q 2 2 2 0,00 0,000 R 2 2 2 0,00 0,000 S 3 3 3 0,00 0,000 T 2 2 4 0,11 0,012 U 2 2 3 0,03 0,001 V 2 2 2 0,00 0,000 W 1 1 1 0,00 0,000 X 1 2 4 0,25 0,063 Y 5 6 8 0,25 0,063 Dalam perhitungan waktu penyelesaian menggunakan metode PERT, dapat diketahui kemungkinan/probabilitas waktu penyelesaian kegiatan konstruksi yaitu dengan cara menggunakan rumus deviasi (z). Dari perhitungan PERT diketahui aktivitas kritis yaitu A-C-F-G-O-W-X-Y. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut: T e kritis = 25 minggu, TD = 23 minggu (asumsi penyelesaian CPM) Ʃv kritis = v(a) + v(c) + v(f) + v(g) + v(o) + v(w) + v(x) + v(y) = 0,063 + 0,001 + 0,063 + 0,063 + 0,198 + 0 + 0 + 0,063 + 0,063 = 0,511

49 Z = = TD Te kritis V kritis 23 25 0,511 = 2,78 Z = - 2,78 0,0020 Probabilitas = 1 0,0020 = 0,998 Berdasarkan perhitungan di atas didapat Z = -2,78 dan didapatkan nilai 0,0020 (tabel distribusi normal, lampiran A) dan didapatkan pula nilai kemungkinan atau probabilitas menyelesaikan proyek adalah 99,8%. Hal ini berarti, bahwa kemungkinan kegiatan konstuksi dapat selesai tepat waktu cukup tinggi.