BAB II LANDASAN TEORI. produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Proyek Pada era globalisasi, di mana batas antar negara makin terbuka, produk dan jasa dari satu tempat mudah mencapai tempat lain, maka hanya mereka yang bekerja dengan prinsip doing the right things (effisien) dan doing things ringht (effective) yang akan memenangkan persaingan dan merebut pasaran, yang pada giliran selanjutnya akan menukmati hasil usahanya lebih dahulu dan lebih baik. Dua serangkai ungkapan asing di atas bukanlah merupakan hl yang baru bagi pedoman melakukan suatu kegiatan. Konsep manajemen proyek merupakan buah pemikiran tentang manajemen yanga ditujukan untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek. Perumusannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghadapi dan mengakomodir perilaku an dinamika yang melekat pada kegiatan proyek. Kegiatan proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Proyek adalah kegiatan dengan waktu dan sumber daya, yang terbatas

2 untuk mencapai suatu hasil akhir yang telah ditentukan. Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya yang lain untuk mencapai sasaran organisasi (perusahaan) yang telah ditentukan. Yang diamaksud dengan proses disini adalah mengerjakan sesuatu dengan pendekatan yang sistematis dengan sumber daya yang terdiri dari tenaga, keahlian, peralatan, dana dan informasi. Uraian diatas adalah merupakan identifikasi beberapa, perilaku yang dominant dari kegiatan proyek yang merupakan keharusan cara, pengelolaan yang berbeda dari pengelolaan suatu kegiatan dengan lingkungan dan suasana yang relative stabil seperti kegiatan operasi rutin, cara pengelolaan tersebut yang kemudian dinamakan manajemen proyek. Manajemen proyek merupakan suatu teknik yang digunakan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Konsep manajemen proyek adalah merupakan buah pemikiran tentang manajemen yang ditujukan untuk mengelola kegiatan yang berbentuk proyek. 2.2 Tahap Siklus Proyek Secara umum manajemen proyek mempunyai 4 tahap menurut PMI (Project Management Institute) yaitu : 1. Tahap Konseptual Periode ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu : penyusunan dan perumusan gagasan, analisa pendahuluan dan pengkajian kelayakan. Salah satu kegiatan utama yang bersifat menyeluruh ( comprehensive ), dalam tahap ini yang mencoba menyoroti segala aspek mengenai layak tidaknya suatu gagasan untuk direalisasikan, disebut Studi kelayakan. 2. Tahap Perencanaan dan Pengembangan Kegiatan utama dalam tahap Perencanaan dan Pengembangan

3 adalah sebagai berikut : - Melanjutkan evaluasi hasil kegiatan tahap konseptual, dalam arti lebih mendalam dan terinci, sehingga kesimpulannya cukup mantap untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan perihal kelangsungan investasi atau proyek. - Menyiapkan perangkat, seperti data, criteria dan spesifikasi teknik, engineering dan komersial yang selanjutnya dipakai untuk membuat RFP, dokumen dan kontrak. - Menyusun perencanaan dan membuat keputusan straegis yang berkaitan dengan garis penyelenggaraan proyek, seperti macam kontrak yang akan dipakai, bobot sasaran pokok, filosofi desain, komposisi pendanaan. - Memilih peserta proyek yang terdiri dari tim proyek pemilik, kontraktor, konsultan, arsitek dan lain-lain. 3. Tahap Implementasi Tahap implementasi terdiri dari kegiatan sebagai berikut : - Mengkaji lingkungan kerja proyek, kemudian membuat program implementasi dan mengkomunikasikan kepada peserta dan penanggung jawab proyek. - Melakukan pekerjaan desain engineering terinci, pengadaan material dan peralatan, pabrikasi, instalasi dan konstruksi. - Melakukan perencanaan dan pegendalian aspek biaya, jadwal dan mutu. Kegiatan lain yang nggak kalah pentingnya ialah memobilisasi tenaga kerja, melatih dan melakukan supervise. 4. Tahap Terminasi Kegiatan utama pada tahap terminasi adalah sebagai berikut : - Mempersiapkan instalasi atau produk beroperasi, seperti uji coba start-up, dan performance test.

4 - Penyelesaian administrasi dan keuangan proyek seperti asuransi dan klaim. - Seleksi dan kompilasi dokumen proyek untul diserahkan kepada pemilik atau kepada induk perusahaan. - Melaksanakan demobilisasi dan reassignment personil. 2.3 Macam macam proyek Dilihat dari komponen kegiatan utamanya macam proyek dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. Proyek Engineering Konstuksi Komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstuksi. Contoh proyek macam ini adalah pembangunan gedung, jembatan, jalan raya, fasilitas industri. 2. Proyek Engineering Manufaktur Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru. Jadi, produk tersebut adalah hasil usaha kegitan proyek. Dengn kata lain proyek manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Kegiatan utamanya meliputi desain engineering, pengembangan produk (product development), pengdaaan, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang dihasilkan. Contoh untuk ini adalah pembuatan ketel uap, generator listrik, mesin pabrik, kendaraan. Bila kegiatan manufaktur dilakukan berulang-ulang, rutin, dan menghasilkan produk yang sama dengan terdahulu, maka kegiatan ini tidak lagi diklasifiksikan sebagai proyek. 3. Proyek Penelitian dan Pengembangan Proyek penelitian dan pengembangan (Research and development) bertujuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk tertentu. Dalam mengejar hasil akhir, proyek ini sering kali menempuh proses yang berubah ubah,

5 demikian pula dengan lingkup kerjanya. Agar tidak melebihi anggaran atau jadwal secara substansial maka perlu diberikan batasan yang ketat perihal masalah tersebut. 4. Proyek Pelayanan Manajemen Banyak perusahaan melakukan proyek semacam ini, diantaranya : - Merancang system informasi manajemen, meliputi perangkat lunak ataupun perangkat keras. - Merancang program efisiensi dan penghematan. - Melakukan diversifiksi, penggabungan dan pengambil alihan. Proyek tersebut tidak membuahkan hasil dalam bentuk fisik, tetapi laporan akhir.. Proyek Kapital Berbagai badan usaha atau pemerintah memiliki criteria tertentu untuk proyek capital. Hal ini berkaitan dengan penggunaan dana capital (istilah akuntansi) untuk investasi. Proyek capital umumnya meliputi pembebasan tanah, penyiapan lahan, pembelian material dan peralatan (mesin-mesin) manufaktur, (fabrikasi) dan konstuksi pembangun fasilitas produksi. 6. Proyek Radio Telekomunikasi Proyek diatas dimaksudkan untuk membangun jaringan telekomunikasi yang dapat menjangkau area yang luas dengan biaya yang relative tidak terlalu mahal. Komponen utama kegiatannya adalah ; - Site survey, untuk menentukan titik-titik yang akan dihubungkan dengan lokasi repeater. - Penentuan Frekuensi Band. - Desain engineering system. - Manufaktur / fabrikasi peralatan telekomunikasi. - Transport ke site - Intalasi repeater dan peralatan.

6 Berbeda dengan pryek-proyek yang mendirikan instalasi industri yang terkonsentrasi di satu atau banyak lokasi, proyek radio telekomuniksi umumnya terdiri dari banyak lokasi dan terpencar di seantero wilayah yang berjauhan. Oleh karena itu, aspek logistic dan koordinasi sering kali harus mendapatkan perhatian utama. 7. Proyek Konservasi Bio-Diversity Proyek ini berkaitan dengan usaha pelestarian lingkungan. Komponen utama kegiatannya terdiri dari : - Menyusun dan melaksanakan program penyuluhan dan menyadarkan penduduk yang daerah pemukimannya akan terkena proyek (tidak harus memindahkan mereka), bahwa proyek berusaha melestarikan lingkungan dan menaikkan taraf hidup mereka. - Mengadakan survey biofisik dan sosio-ekonomi. - Menentukan batas-batas protected area, zona buffer dan adjacent area. - Membangun zona buffer dan adjacent area dengan cara penghijauan, agro forestry, konservasi tanah,dan community development seperti pembuatan jalan dan jembatan. Dari komponen kegiatan diatas, terlihat bahwa dalam jenis proyek tersebut tidak terlalu banyak unsur-unsur kegiatan engineering, konstuksi, dan manufaktur. 2.4 Teknik Manajemen Proyek : Critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation and Review technicque (PERT) Critical Path Method (CPM) dan project evaluation and review technique (PERT) dikembangkan oleh dua kelompok yang berbeda beda secara simultan pada waktu yang bersaman ( ). CPM pertama tama dikembangkan oleh E.1 du Pont de Nemours Company sebagai terapan untuk proyek kontruksi, kemudian dilanjutkan oleh Mauchly associates

7 sementara di lain pihak PERT dikembangkan oleh US navy untuk jadwal penelitian dan pengembangan kegiatan program peluru kendali polaris. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada Critical Path Method (CPM) dan program Evaluation and Review Technique (PERT) adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan proyek dan menguraikan semua aktivitas. 2. Membuat keteterkaitan antara masing masing aktivitasnya. Prioritaskan aktivitas mana yang harus didahului dan mana yang harus mengikuti yang lain. 3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan semua aktivitas. 4. Membebankan estimasi waktu dan atau biaya ke masing-masing aktivitas.. Hitunglah jalur waktu paling panjang yang melalui jaringan itu, ini disebut dengan jalur kritis. 6. Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek. Kedua metode ini kita kenal dengan istilah network analysis atau teori jaringan kerja. Pada dasarnya kedua metoda analisis ini adalah sama. Perbedaannya terletak pada perkiraan waktu., Critical Path Method (CPM) memperkirakan waktu dengan cara pasti (deterministic) sementara. Program Evaluation and Review Technique (PERT) dengan cara kemungkinan (probabilitas). Critical Path Method (CPM) dan program Evaluation and Review Technique (PERT) sangatlah memiliki peranan penting, karena kedua metoda tersebut bisa menjawab segala pertanyaan yang akan timbul dari suatu proyek. Adapun pertanyaan-pertanyaaan itu adalah sebagai berikut : 1. Kapan keseluruhan proyek akan dapat diselesaikan. 2. Apakah aktivitas kritis atau tugas-tugas dalam proyek akan menunda keselurahan proyek. 3. Apakah aktivis non kritis yaitu pekerjaan-pekerjaan yang bisa berjalan terlambat tanpa menunda penyelesaian keseluruhan

8 proyek. 4. Probabilitas apa yang akan membuat proyek itu diselesaikan pada tanggal tertentu.. Pada suatu tanggal tertentu, apakah proyek sesuai jadwal, dibelakang jadwal atau didepan jadwal. 6. Pada suatu tanggal yang telah ditentukan, apakah jumlah uang yang akan dibelanjakan itu sama, kurang dari atau lebih besar dari jumlah yang telah ditentukan. 7. Apakah ada sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan proyek tepat pada waktunya. 8. Jika proyek harus diselesaikan dalam jangka waktu yang lebih singkat, cara apa yang paling baik untuk menyelasaikan proyek tersebut dengan biaya yang sekecil mungkin Simbol Dalam CPM (Critical Path Method) Dalam Metode jalur kritis/cpm (Critical Pat Method) waktu melaksanakn kegiatan dianggap sudah pasti dan untuk menentukan jalur kritis perlu dibuat diagram jaringan kerja dengan menggunakan simbol-simbol sebagai berikut : a. Anak panah (arrow), menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas. Diatas anak panah ditulis simbol kegiatan, sedangkan dibawah anak anah ditulis waktu kegiatan. b. Lingkaran kecil (nodle), menyatakan sebuah kejadian atau peristiwa. Dalam diagram jaringan kerja dimungkinkan terdapat lebih dari satu peristiwa, tapi diantara dua peristiwa hanya boleh ada satu kegiatan. c. Anak panah putus-putus menyatakan kegiatan

9 semu atau dummy. Dalam kegiatan jaringan kerja, kegiatan semu atau dummy boleh ada, atau tidak, kegiatan ini dimunculkan untuk menghindari diantara dua peristiwa terdapat dua peristiwa Logika Ketergantunngan Kegiatan Diagram Anak Panah Diagram anak panah menggambarkan keterkaitan antara kegiatan atau aktivitas proyek. Suatu anak panah biasanya dipergunakan untuk mewakili suatu kegiatan dengan ujungnya menunjukkan arah kemajuan proyek. Hubungan suatu kegiatan dengan kegiatan yang terjadi sebelumnya ditunjukkan oleh adanya kegiatan. Yang dimaksud dengan kejadian ialah saat yang menggambarkan permulaan atau pengakhiran suatu kegiatan, sedangkan kegiatan merupakan elemen pekerjaan yang memerlukan waktu. Logika, ketergantungan kegiatan dinyatakan sebagai berikut : 1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai, maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : A B kegiatanb Gambar 2.1 Gambar logika ketergantungan antara kegiatan A dan Kegiatan A bisa juga ditulis (1,2) dan kegiatan B (2,3) 2. Jika kegiatan A, B dan C harus selesai sebelum kegiatan D dapat dimulai, maka : 4 A 3 4 B C D

10 Gambar 2.2 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan A, B dan C Kegiatan Semu ( Dummy Activities ) Untuk menyusun suatu kegiatan yang bisa memenuhi ketentuan ketentuan diatas maka kadang kadang kegiatan semu (dummy activities). Kegiatan semu adalah bukan kegiatan yang dianggap sebagai kegiatan, hanya saja tanpa memerlukan waktu, biaya dan fasilitas. Adapun kegunaan dari kegiatan semu antara lain sebagai berikut : 1. Untuk menghindari terjadinya dua buah kejadian yang dihubungkan oleh lebih dari satu kegiatan (sejajar). Seperti pada gambar berikut : A 20 B C 21 Gambar 2.3 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan A,B dan C yang salah. Karena gambar diatas berarti bahwa kegiatan (20,21) itu adalah kegiatan A atau B atau C. Untuk membedakan ketiga, kegiatan itu, maka harus digunakan dummy sebagai berikut : A 21 A B 23 atau 20 B 23 C 22 C 22 Gambar 2.4 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan A,B dan C yang benar. Kegiatan : A = (20,21) A= (21,23) B = (20,23) B = (20,23) C = (20,22) C = (22,23)

11 2. Untuk menunjukkan urutan-urutan kegiatan yang tepat. Seperti pada. gambar berikut dibawah ini : 10 A C 10 B 10 D Gbr. 2. Gbr. logika ketergantungan antar kegiatan A,B,C dan D yang salah. Gambar diatas menunjukkan hubungan yang salah, sebab seolah olah kegiatan D harus didahului kegiatan A dan kegiatan C harus didahului oleh kegiatan B, padahal tidak demikian. Untuk menghindari kesalahan ini dapat digunakan kegiatan semu. A 6 B 7 C 6 D 7 yang benar. Gambar 2.6 Gambar logika ketergantungan antar kegiatan A,B,C dan D 2 Untuk memenuhi ketentuan, dimana suatu network harus dimulai oleh satu kejadian dan diakhiri oleh satu kejadian, kadang kadang harus ditambahkan satu kejadian semu pada awal suatu network, satu kejadian semu pada akhir network, dan kegiatan kegiatan semu yang menghubungkan kejadian awal atau akhir dengan kejadian kejadian didalam network, apabila network dimulai atau diakhiri oleh beberapa kejadian. Seperti gambar dibawah ini : A B C

12 Gbr. 2.7 Gbr. logika kegiatan semu dan kejadian semu pada awal network. Dalam pelaksanaannya, simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai berikut : a. Diantara dua kejadian yang sama, hanya ada boleh digambarkan satu anak panah. b. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomor. c. Aktivitas hanya mengalir dari kejadian bernomor rendah ke kejadian bernomor tinggi. d. Diagram hanya memiliki sebuah initial event dan sebuah terminal event Penentuan Waktu Setelah network suatu proyek dapat digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk masing-masing aktivitas, dan menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian. Dalam mengestimasi dan menganalisa waktu ini, akan didapatkan satu atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut lintasan kritis (critical path). Disamping lintasan kritis ini terdapat lintasan-lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan kritis. Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini tidak mempunyai waktu untuk bisa terhambat, yang dinamakan float. Float memberikan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas pada sebuah network, dan ini dipakai pada waktu penggunaan network dalam praktek. Float ini terbagi atas dua jenis, yaitu total float dan free float.

13 1. Notasi yang digunakan Untuk memudahkan perhitungan penentuan waktu ini digunakan notasinotasi sebagai berikut : TE = saat tercepat terjadinya kejadian (earliest event occurance time) TL = saat paling lambat terjadinya kejadian (latest event occurance time) ES = saat tercepat dimulainya aktivitas (activity start time) EF = saat paling lambat diselesaikannya aktivitas (earliest activity start time) LS = saat paling lambat dimulainya aktivitas (latest activity start time) LF = saat paling lambat diselesaikannya aktivitas (latest activity finish time) T = waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas (activity duration time) S = total slack / total float SF = free slack / free float 2. Asumsi dan Cara Perhitungan Dalam melakukan perhitungan penentuan waktu ini digunakan tiga buah dasar yaitu : a. Proyek hanya memiliki satau initial event dan terminal event. b. Saat tercepat terjadinya initial event adalah hari ke nol. c. Saat paling lambat terjadinya, terminal event adalah TE = TL. Adapun cara perhitungan yang harus dilakukan terdiri dari dua cara yaitu perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (back computation). Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak dari initial event menuju terminal event. Sedangkan pada perhitungan mundur perhitungan hergerak dari terminal event menuju initial event. Untuk melakukan perhitungan maju dan perhitungan mundur diperlukan lingkaran event yang terbagi atas tiga bagian yaitu : a b

14 a. = ruang untuk nomor kejadian b. = ruang untuk menunjukkan saat paling cepat terjadinya kejadian (TE),yang juga merupakan hasil perhitungan maju. c. = ruang untuk menunjukkan saat paling lambat terjadinya kejadian (TL), yang juga merupakan hasil perhitungan mundur. 3. Perhitungan Maju Ada tiga langkah yang dilakukan pads perhitungan maju, yaitu a. Saat tercepat terjadinyan initial event ditentukan pads hari ke nol sehingga untuk initial event berlaku TE = 0. (asumsi ini tidak benar untuk proyek yang berhubungan dengan proyek-proyek lain). b. Kalau initial event terjadi pads hari ke nol, maka : (i,j) i o c j t ES (ij) = TE (j) = 0 ES (ij) = ES (i,j) + t(ij) = TE (j) + t (ij) c. Event yang menggabungkan beberapa aktivitas (merge event). EF (i 1,j) EF (i 2,j) EF (i 3,j) Sebuah event hanya dapat terjadi jika aktivitas aktivitas yang mendahuluinya telah diselesaikan. Maka saat paling cepat terjadinya sebuah

15 event sama dengan nilai terbesar dari saaat tercepat untuk menyelesaikan aktivitas aktivitas yang berakhir pada event tersebut. TE (j) = max (EF (i 1,j), EF (i 2,j),... ef (i n,j)) 4. Perhitungan Mundur Seperti halnya pada perhitungan maju pada perhitungan mundur juga terdapat tiga langkah, yaitu : a. Pada terminal event berlaku TL = TE b. Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saat paling lambat untuk menyelesaikan aktivitas itu dikurangi dengan durasi aktivitas tersebut. i o c (i,j) t j LS = LE t LF (ij) = TL, dimana TL = TE Maka : LS (ij) = TL 0) t (ij) c. Event yang mengeluarkan beberapa aktivitas (burst event) LS (i 1,j) LS (i 2,j) LS (i 3,j) Setiap aktivitas hanya dapat dimulai apabila event yang mendahuluinya telah terjadi. Oleh karena itu, saat paling lambat terjadinya sebuah event sama dengan nilai terkecil dari saat-saat paling lambat untuk memulai aktivitas-aktivitas yang berpangkal pada event tersebut. TL (j) = min (L-S(ij), LS(i 2 j),....., (LS (i n,j)

16 . Perhitungan Kelonggaran Waktu Setelah perhitungan maju dan perhitungan mundur selesai dilakukan kelonggaran waktu dari aktivitas(i,j), yang terdiri dari total float (S) dan free float (SF). Total float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan. Total float dapat dihitung dengan cara mencari selisih antar saat paling cepat dimulai aktivitas (LS-ES), atau mencari selisih antara saat paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya aktivitas (LS-EF). Jika akan menggunakan persamaan S = LS ES, maka total float aktivitas (I,j) adalah : S(i,j) = LS(i,j) ES(i,j) Dari perhitungan mundur kita, tahu bahwa LS(i,j) TL(i,j) t(i,j). Sedangkan dari perhitungan maju ES(i,j) = TE(i,j). Maka: S(i,j) = TL(i,j) t(i,j) TE(i) Jika akan menggunakan persamaan S = LF EF, maka, total float aktivitas (i,j) adalah : S(i,j) = LF(i,j) EF(i,j) Dari perhitungan maju kita tahu bahwa EF(i,j) = TE(j) + t(i,j) Sedangkan dari perhitungan mundur LF(i,j) = TL(j), maka : S(ij) = TL(j) TE(j) t(i,j) Dan yang dimaksud dengan free float adalah jumlah waktu dimana penyelesaian suatu aktivitas dapat diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain atau saat paling tercepat terjadinya event lain pada network. Free float aktivitas (i,j) dihitung dengan cara mencari selisih antara saat tercepat terjadinya event diujung aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya aktivitas (i,j) tersebut. SF(ij) = TE(j) - EF(i,j) Dari perhitungan maju didapat EF(i,j) = TE(j) + t(i,j), maka : SF(ij) = TL(j) TE(j) t(i,j)

17 2.4. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method) Suatu lintasan adalah rangkaian dari sejumlah kegiatan yang dimulai dari kejadian awal dan berhenti pada kejadian akhir. Berdasarkan ketentuan ini maka definisi jalur kritis dapatlah ditetapkan sebagai berikut : 1. Suatu jalur dimana tiap kejadian pada jalur tersebut mempunyai waktu kejadian paling lambat, maka jalur tersebut jalur kritis. 2. Jumlah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jalur kritis sama dengan jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proyek. 3. Semua kegiatan yang terletak di jalur kritis disebut kegiatan kritis. Ketentuan-ketentuan lainnya adalah : 1. Jalur kritis dapat juga melalui kegiatan dummy atau kegiatan semu. 2. Jalur kritis dapat terdiri dari beberapa jalur. 3. Waktu penyelesaian suatu kegiatan kritis tidak boleh melebihi waktu yang sudah ditentukan, karena keterlambatan dapat memperpanjang waktu penyelesaian seluruh proyek. Metode Jalur kritis menggambarkan suatu proyek dalam bentuk network dengan komponen aktivitas-aktivitas. Agar metode ini dapat diterapkan maka suatu proyek harus memiliki ciri sebagai beikut : 1. Kegiatan suatu proyek harus ada waktu mulai dan waktu akhir. 2. Kegiatan dapat dimulai atau diakhiri dan dilaksanakan secara, terpisah dalam suatu rangkaian tertentu. 3. Kegiatan dapat diatur menurut rangkaian tertentu. Jalur kritis digunakan untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan yang sangat tinggi (kegiatan kritis). Dan jika kegiatan kritis ini mengalami keterlambatan maka akan memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan, oleh karena itu mempercepat waktu penyelesaian kegiatan kritis

18 akan mempercepat penyelesaian proyek secara keseluruhan. 2. Program Evaluation and Review Technique (PERT) Metode yang digunakan untuk menentukan lama waktu pengerjaan kegiatan adalah variable random atau disebut dengan evaluation and review technique (PERT). Waktu setiap kegiatan dihitung atas tiga dasar perkiraan, yaitu : a = waktu optimis b = waktu spesimis m = waktu paling mungkin Perkiraan lama waktu kegiatan atau sama dengan istilah rata rata dalam bahasa sehari-hari atau µ dalam bahasa matematika dapat dihitung dengan cara: Mean = µ = a+2m+b 6 Dalam persamaan tersebut, setiap a dan b mempunyai bobot satu dan waktu normal memiliki bobot 4. Oleh karena itu total bobot adalah 6 (1+1+4) dan dibagi dengan 6 sebagai rata-rata. bobot. Sedangkan b a sama dengan 6 standar deviasi. Berarti satu standar deviasi sama dengan b a dibagi 6 atau : 1 standar deviasi = a (b a/6) Tujuan dari metode ini adalah : 1. Untuk menentukan probabilitas tercapainya batas waktu proyek. 2. Untuk menetapkan kegiatan dimana dari suatu proyek yang merupakan bottleneck menentukan waktu penyelesaian seluruh proyek sehingga dapat diketahui pads kegiatan mana kita harus bekerja keras agar jadwal dapat terpenuhi. 3. Untuk mengevaluasi akibat dari perubahan - perubahan program, program evaluation and review technique (PERT) juga dapat mengevaluasi akibat dari terjadinya penyimpangan pada jadwal proyek Pembuatan Peta Waktu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek Menurut Yamit (2000), setiap pekerjaan yang memiliki kegiatan awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain setiap pekerjaan yang dimulai pada waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Produksi dan Manufaktur Secara Umum Industri didefinisikan sebagai suatu lokasi/tempat dimana aktifitas produksi akan diselenggarakan. Aktifitas produksi bisa dinyatakan

Lebih terperinci

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang. tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan

Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang. tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan 2.1 Pengertian manajemen pemeliharaan Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak bisa rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan berkala dengan

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya Manajemen Proyek Teknik Industri Universitas Brawijaya Lecture 16 Outline: Manajemen Proyek References: Azlia, Wifqi. PPT: Organisasi dan Manajemen Industri. PSTI- UB. 2011. Pendahuluan Proyek : kombinasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Yang Digunakan Peneliti menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan komparatif, hal ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti mencoba

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendaliaan Definisi pengendaliaan menurut buku Sistem Pengendaliaan Manajemen ( Robert N Anthony, 1992 ) adalah proses mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Dalam pengerjaan pembangunan rumah selama ini, CV. XYZ belum menggunakan metode-metode khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek Aktivitas perusahaan sangatlah bermacam-macam, namun ada aktivitas yang kegiatannya hanya berlangsung sekali dimana dalam aktivitas tersebut

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Dalam menjalankan operasionalnya perusahaan membutuhkan suatu sistem yang memiliki kemampuan untuk mendukung dan mempersatukan berbagai tujuan ke dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek BAB II Tinjauan Pustaka Manajemen proyek secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu maka sebaiknya kita

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Proyek 1.1 Pengertian Proyek Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan membutuhkan suatu sistem yang dapat mengelola sumber-sumber daya yang ada, agar dapat menghasilkan sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Manajemen Proyek Satu hal yang mendasar bahwa kegiatan proyek mempunyai karakter yang berbeda dengan kegiatan operasional (seperti pekerjaan administrasi kantor,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Definisi Manajemen Operasi Manajemen operasi adalah salah satu fungsi bisnis yang penting di dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen

BAB II DASAR TEORI. yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut (Project Managemen BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Proyek Proyek merupakan aplikasi pengetahuan,keahlian, alat, dan teknik untuk aktifitas proyek guna memenuhi atau melampau kebutuhan yang diharapkan stakeholder dari proyek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Produksi Proses produksi yaitu suatu kegiatan perbaikan terus-menerus (continues improvement), yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Proyek Proyek adalah suatu usaha atau aktivitas yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resources dan spesifikasi performansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah : Critical Path Method (CPM) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan suatu proyek, kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan suatu manajemen yang baik sehingga

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102 POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN

REKAYASA SISTEM BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. UMUM REKAYASA SISTEM Pada tahun 1957 didirikan sebuah proyek milik angkatan laut Amerika Serikat yang diberi nama proyek Polaris, yaitu sebuah proyek pembuatan peluru kendali yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proyek Menurut Soeharto (2002) : Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management TEKNIK RISET OERASI William J. Stevenson 8 th edition ANALISA NETWORK 1. PERT (Program Evaluation and Review Technique). CPM (Critical Path Method) PERT didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition Sejarah Analisa Network Konsep network mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan manajemen Booz Allen Hamilton yang disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Sewage Treatment Plant (STP) pada proyek Jiexpo Sky City, waktu pengambilan data-data untuk penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1 Pengertian Manajemen Proyek Manajemen proyek secara harfiah terbangun dari dua kata, yaitu manajemen dan proyek. Sehubungan dengan itu, maka sebelum mengemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder, sedangkan data primer yang diperoleh sifatnya hanya digunakan sebagai pelengkap dan penyempurna

Lebih terperinci

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini: Pada pembahasan sebelumnya tentang PROGRM DINMIS - MSLH STGECOCH, dasar pemikirannya adalah untuk menemukan rute terpendek dari aneka jaringan rute yang tersedia, yang pada akhirnya terkait upaya optimasi.

Lebih terperinci

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional

EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 Ganjil 2014/2015. EMA302 - Manajemen Operasional Materi #9 EMA02 Manajemen Operasional Definisi 2 Proyek Serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan beberapa output utama dan membutuhkan jangka waktu yang signifikan untuk melakukannya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan. Penjadwalan proyek adalah kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Proyek merupakan Suatu kegiatan bersifat sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Dalam suatu proyek konstruksi, waktu merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Oleh karena itu, sebisa mungkin pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis Definisi float Float (Waktu Jeda) Float adalah sejumlah waktu pada suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk pengendalian dan pemanfaatan sumber daya seoptimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jasa konstruksi di Indonesia saat ini sudah berkembang, hal ini ditandai dengan banyaknya pembangunan-pembangunan seperti gedung, kantor, pusat perbelanjaan,

Lebih terperinci

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM (Critical Path Method) dan PERT (Project Evaluation and Review Technique) Dadang Haryanto Prodi Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM)

TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) TEKNIK ANALISA JARINGAN (CPM) Bahan Kuliah Fakultas : Ilmu Komputer Program Studi : Teknik Informatika Tahun Akademik : Ganjil 2012/2013 Kode - Nama Mata Kuliah : CCR314 Riset Operasional Pertemuan : 10

Lebih terperinci

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA MODUL PERKULIAHAN Manajemen Operasi Modul Final Semester Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK, ST, MBA Abstract Mampu mengidentifikasi masalah dan memberikan

Lebih terperinci

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Yogyakarta Manajemen Proyek (TKE 3101) oleh: Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di Gedung X yang berlokasi di Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada 01

Lebih terperinci

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat

Penjadwalan Proyek. Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Penjadwalan Proyek Oleh Didin Astriani Prasetyowati, M.Stat Pendahuluan : Keberhasilan proyek-proyek berskala besar dapat dicapai melalui pengelolaan (perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan) yang hati-hati

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian MANAJEMEN PROYEK MANAJEMEN PROYEK Proyek didefinisikan sebagai sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Contoh proyek perusahaan pembangunan jalan, jembatan, gedung, perrumahan, pabrik

Lebih terperinci

Analisa Network Sapta Candra Miarsa, ST.,MT.

Analisa Network Sapta Candra Miarsa, ST.,MT. Analisa Network Sapta Candra Miarsa, ST.,MT. Project Management bertahap menjadi suatu bidang baru dengan berkembangnya dua teknik analisis yang digunakan untuk perencanaan, penjadwalan, pengawasan dan

Lebih terperinci

JALUR KRITIS (Critical Path)

JALUR KRITIS (Critical Path) Manajemen Proyek TKS 4208 JALUR KRITIS (Critical Path) Prepared by Dr. AZ PENDAHULUAN Untuk aktivitas brainstorming, diagram AOA sangat berguna saat perencanaan team di awal proyek karena diagram ini jauh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Istilah proyek pembangunan bukan hal yang baru lagi bagi masyarakat luas. Hanya saja perubahan peradaban manusia yang semakin tinggi menjadikan proyek tersebut semakin

Lebih terperinci

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek

Penjadwalan proyek. 1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek Penjadwalan proyek Penjadwalan meliputi urutan dan membagi waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Pendekatan yang dapat digunakan diantaranya adalah Diagram Gantt. Penjadwalan Proyek membantu dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang. Tentu saja benar bahwa

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Pendahuluan Manajemen waktu proyek dilakukan oleh pengelola

Lebih terperinci

NETWORK (Analisa Jaringan)

NETWORK (Analisa Jaringan) OR Teknik Industri UAD NETWORK (Analisa Jaringan) Network: sekumpulan titik yang disebut node, yang dihubungkan oleh busur atau cabang. Di dalam analisa network kita mengenal events (kejadiankejadian)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Di dalam bab 2 ini akan diuraikan mengenai landasan teori berdasarkan tinjauan kepustakaan yang berhubungan dengan persoalan penjadwalan proyek dengan GPR. 2. 1 Konsep Penjadwalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, denga alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Dalam penelitian ini, penelitian dilakukan pada proyek perakitan truk di gedung commercial vehicle di PT. Mercedes-Benz Indonesia dan mengambil bahan penelitian

Lebih terperinci

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Parno, SKom., MMSI.  Personal  Khusus Tugas Parno, SKom., MMSI Email Personal parno@staff.gunadarma.ac.id Email Khusus Tugas parno2012@gmail.com Personal Website http://parno.staff.gunadarma.ac.id Personal Blog http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/parno

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek

BAB II LANDASAN TEORI. periode tertentu (temporer) (Maharesi, 2002). Menurut Nurhayati (2010) Proyek BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proyek Konstruksi Proyek dalam analisis jaringan kerja adalah serangkaian kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang unik dan hanya dilakukan dalam periode

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN

MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN PROYEK TUJUAN Bab ini membicarakan tentang tahap rencana pembangunan proyek. Bagaimana kita bisa menyusun rencana penyelesaian proyek tepat pada waktunya. Dengan kata lain, kita harus

Lebih terperinci

Bab 8 Analisis Jaringan

Bab 8 Analisis Jaringan Bab 8 Analisis Jaringan Secara umum dapat dikatakan bahwa analisis jaringan digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dari serangkaian pekerjaan. Masalahmasalah yang dimaksud antara

Lebih terperinci

Pertemuan 5 Penjadwalan

Pertemuan 5 Penjadwalan Pertemuan 5 Penjadwalan Tujuan : Memahami konsep penjadwalan. Memahami langkah-langkah pembuatan PERT dan GNT Chart. Memahami alat bantu PERT dan GNT Chart. Penjadwalan Proyek Salah satu faktor utama menuju

Lebih terperinci

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan BAB II KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian 3.1.1. Gambaran Umum Perusahaan Dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian di PT. Cahaya Milenia Cemerlang, yang beralamat di : Jalan Rasamala

Lebih terperinci

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama

Proyek. Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Manajemen Proyek Proyek Proyek adalah sederetan tugas yang diarahkan pada suatu hasil output utama Proyek adalah sekelompok aktivitas temporer yang dirancang untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, ataupun

Lebih terperinci

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK

PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK MATERI 2 PENTINGNYA MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan, mencakup penetapan sasaran, mendefinisikan proyek dan organisasi timnya. 2. Penjadwalan, menghubungkan orang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah Suatu Proses dalam rangka mencapai tujuan dengan bekerja bersama melalui idividu-individu dan sumber daya organisasi lainnya. Sebuah proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Manajemen konstruksi (construction management), adalah bagaimana agar sumber daya yang terlibat dalam proyek konstruksi dapat diaplikasikan oleh Manajer proyek

Lebih terperinci

MATERI 8 MEMULAI USAHA

MATERI 8 MEMULAI USAHA MATERI 8 MEMULAI USAHA 1. WORK BREAKDOWN STUCTURE Memulai usaha atau sebuah project membutuhkan perencanaan. Bagaimana kita dapat menyelesaikannya terdapat berbagai batasan pada definisi manajemen proyek

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu tugas yang perlu didefinisikan dan terarah ke suatu sasaran yang dituturkan secara konkrit serta harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu

Lebih terperinci

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING

MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING MAKALAH RISET OPERASI NETWORK PLANNING VENNY KURNIA PUTRI (1202112874) NOLA GUSNIA PUTRI (1202112896) SARUNA AUDIA YUSRIZAL (1202112941) ANITA DWI CAHYANI (1202112616) RUDI ISWANTO FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Analisis Network Proyek Rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri Combongan 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo

Analisis Network Proyek Rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri Combongan 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Analisis Network Proyek Rehabilitasi Sekolah Dasar Negeri Combongan 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Darsini Dosen Program Studi Teknik Industri ~ Fakultas Teknik Universitas Veteran Bangun Nusantara

Lebih terperinci

PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK DENGAN METODE NETWORK CPM DALAM INSTALASI UNIT AIR CONDITIONING

PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK DENGAN METODE NETWORK CPM DALAM INSTALASI UNIT AIR CONDITIONING PENERAPAN MANAJEMEN PROYEK DENGAN METODE NETWORK CPM DALAM INSTALASI UNIT AIR CONDITIONING DISUSUN OLEH : NAMA : AGUNG TRIADI UMBARA NIM : 41605110051 JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Optimalisasi Biaya dan Waktu Dalam pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi sering mengalami keterlambatan akibat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya kerugian materi dan

Lebih terperinci

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #5 Ganjil 2014/2015 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Materi #5 Ganjil 2014/2015 MANAJEMEN PROYEK Materi #4 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI Pendahuluan 2 Proyek adalah pekerjaan besar yang mungkin tidak akan terulang secara persis sama di masa mendatang.

Lebih terperinci

Manajemen Proyek CPM (Critical( PERT (Program( Evaluation and Review Technique

Manajemen Proyek CPM (Critical( PERT (Program( Evaluation and Review Technique Manajemen Proyek CPM (Critical( Critical-Path Method) ) dan PRT (Program( valuation and Review Technique April 009. Pendahuluan Proyek : suatu sistem yang kompleks melibatkan koordinasi dari sejumlah bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Keterlambatan Pengertian penundaan (delay) adalah sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang

Lebih terperinci

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya

PROJECT PLANNING AND CONTROL. Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PROJECT PLANNING AND CONTROL Program Studi Teknik Industri Universitas Brawijaya PENDAHULUAN Benyamin Franklin time is money, time is money. modern finance, mengukur nilai sebuah proyek dengan menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang. Tentu saja benar bahwa

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB

Manajemen Proyek. Riset Operasi TIP FTP UB Manajemen Proyek Riset Operasi TIP FTP UB 1 Topik Bahasan Elemen Manajemen Proyek Jaringan Proyek Probabilitas Waktu Aktivitas Jaringan Simpul Aktivitas (activity-on-node) dan Microsoft Project Akselerasi

Lebih terperinci

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP : TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 Erwan Santoso Djauhari NRP : 9921021 Pembimbing : Maksum Tanubrata., Ir., MT FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se

Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan tertentu sebelum se PM (ritical Path Method) dan PERT (Program Evaluation and Review Technique) Proyek : Kombinasi dan kegiatan-kegiatan g (activities) yang saling berkaitan dan harus dilaksanakan dengan mengikuti suatu urutan

Lebih terperinci

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN) MINGGU KE- MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN).. Metode Jalur Kritis (Critical Path Method, CPM) Disebut juga analisis jalur kritis, merupakan analisis jaringan proyek yang digunakan untuk memperkirakan total durasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Manajemen Proyek Manajemen Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya

Lebih terperinci

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang

PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang CPM dan PERT PERT dan CPM adalah suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasi bagian-bagian pekerjaan yang ada didalam suatu proyek. PERT yang memiliki

Lebih terperinci

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT)

PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) PROGRAM EVALUATION AND REVIEW TECHNIQUE (PERT) Fungsi & metode Untuk menentukan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek (jalur kritis) Dengan menggambarkan Arrow Diagram / Network diagram

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Proyek Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI Proyek Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1. Proyek 2.1.1. Pengertian Proyek Menurut D.I. Cleland dan W.R. King definisi proyek sebagai berikut: Merupakan gabungan dari berbagai sumberdaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi ABSTRAK xii ABSTRACT xiii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1

Lebih terperinci

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK

Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Manajemen Operasional PENJADWALAN DAN PENGAWASAN PROYEK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-11 Membuat network proyek: simpul event, anak panah aktifitas,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap suatu masalah. Dengan melakukan kegiatan penelitian manusia dapat mencari

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ)

PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) PENGGUNAAN ANALISIS CPM DAN PERT SYSTEM SEBAGAI MODEL PENINGKATAN EFISIENSI PROYEK. (Studi Kasus pada CV. XYZ) FEBRIYANTO Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No.

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK Pendahuluan Manajemen waktu proyek dibutuhkan untuk mengatur agar penyelasaian proyek sesuai waktu yang ditetapkan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Manajemen Proyek Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Proyek Umumnya suatu pekerjaan dapat menjadi sebuah proyek ketika terjadi perkembangan tugas dengan kompleks dan pada akhirnya tidak dapat ditangani

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek

BAB III LANDASAN TEORI. A. Proyek BAB III LANDASAN TEORI A. Proyek 1. Definisi Proyek Menurut Soeharto (1999) kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

ABSTRAK ABSTRACT. Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya PERBANDINGAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN LIFT BARANG DUA LANTAI DENGAN METODE CRITICAL PATH METHOD (CPM) (Studi Kasus : CV. Prisma Tehnik Gemilang Gresik) Fatoni Azis Teknik Industri, Universitas 17

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Operasi Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi-operasi tidak hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang.

Lebih terperinci

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MANAJEMEN WAKTU PROYEK Waktu proyek atau biasa disebut umur proyek merupakan salah satu atribut proyek yang sangat penting dalam manajemen proyek. Kegagalan mengelola waktu proyek akan berakibat pada penyelesaian

Lebih terperinci

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT

Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT Pertemuan 3 ANALISIS JARINGAN DENGAN PERT (Program Evaluation and Review Technique) TANPA DUMMY Objektif: 1. Mengidentifikasi tujuan pokok dari masalah 2. Membuat Jaringan Kerja 3. Menghitung Probabilitas

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. MANAJEMEN PROYEK Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan memimpin dan mengkoordinir sumber daya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan tehnik

Lebih terperinci

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK) Sufa atin Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia SUF MPPL 2014 Definisi Manajemen

Lebih terperinci

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS Kartika Andayani NRP : 0121077 Pembimbing : Ir. V. Hartanto, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROYEK (CPM)

MANAJEMEN PROYEK (CPM) #9 MANAJEMEN PROYEK (CPM) Definisi Jika ditinjau dari definisi, Proyek dapat diartikan sebagai serangkaian pekerjaan yang saling terkait dan biasanya diarahkan ke beberapa output utama dan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Pada bab ini penulis ingin menguraikan tentang segala sesuatu yang bersifat penelitian. Penelitian merupakan salah satu cara penyaluran rasa ingin tahu manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan dan melibatkan berbagai disiplin ilmu, sumber daya serta metode pelaksanaan. Ciri suatu

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut :

Bab 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : 31 Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut : Jenis Data Menurut (Indriantoro dan Supomo, 2004, p.146) data primer merupakan sumber data penelitian

Lebih terperinci