BAB I LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, Dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PT. BANK BRI SYARIAH. izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan konsumen lama. Perusahaan harus mampu membaca peluang

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pinjaman kepada orang-orang yang membutuhkan dana. Bank

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. maupun bank pemerintah yang bersaing ketat dalam mendapatkan nasabah.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan teknologi, khususnya bank. hidup rakyat banyak (Undang-undanjg Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB III AUDIT BERBASIS RISIKO PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK BRI SYARIAH KANTOR CABANG GUBENG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan mempunyai kekuatan dan peluang yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk memperoleh keamanan dan kenyamanan. Awalnya nasabah

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam bisnis utama dan bisnis penunjang. Bisnis utama suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. kredit. Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada perkembangan sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dalam lalu lintas pembayaran, sehingga kinerja bank merupakan

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi muncul banyak nya usaha jasa baru.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

BAB I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Sektor perbankan seperti Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dimana kegiatan utamanya adalah menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah di Indonesia telah hadir sejak lebih dari lima belas tahun, yakni

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyelesaian pembayaran atau transaksi keuangan, maupun kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggan yang sudah ada dan dapat dengan mudah menarik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam kegiatan perekonomian, dunia perbankan sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan peer countries, dan pada tahun 2014 tercatat tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan (selanjutnya disebut dengan OJK) menyebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan yang berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. kesuksesan sebuah bank dimana salah satu cara bank untuk mendistribusikan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PEDAHULUAN. sistem perekonomian. Bank umum syariah maupun bank konvensional memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. melayani pemakai jasa-jasa keuangan. Lembaga keuangan merupakan badan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. Bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah

BAB I PENDAHULUAN. bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah. Bank yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan sehingga masalah kualitas layanan menjadi faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sektor defisit dan sektor surplus maupun sebagai agent of development yang

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan citra perusaahaan yang positif (Ariyanti, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

PENDAHULUAN. sehingga memacu para pengelola perbankan untuk dapat berpikir secara kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang aman untuk melakukan berbagai transaksi keuangan.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Tengah oleh Raden Aria Wiriatmaja, Patih Banyumas dengan nama hut p-en

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang mempunyai kelebihan dana kemudian disalurkan kembali. kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan memiliki peranan yang strategis dalam

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam. pembayaran bagi semua sektor perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat terhadap produk pembiayaan seperti pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Bank memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan uang, penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) Pedoman Uji Coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui Unit Perantara Layanan Keuangan

BAB III GAMBARAN UMUM BRI SYARIAH. surat No: 10/67/KEP.GBI/DpG/2008, PT Bank BRI Syariah kemudian secara

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dituntut untuk berkembang dengan pesat, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. ekonominya berlandasan Al-Qur an dan As-Sunnah. dilihat dengan berdirinya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syariah.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. peran lembaga keuangan tersebut menjadi sangat penting. taraf hidup rakyat banyak (UU RI No. 10 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya. Perbankan Syariah dalam menjalankan fungsinya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

1 BAB I LATAR BELAKANG I.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan di industri perbankan, kini setiap bank berlomba untuk meningkatkan jasa dalam bentuk servis kepada masyarakat. Sebagaimana kita ketahui bahwa bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang berfungsi sebagai intermediary keuangan. Fungsi tersebut dilakukan dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Disamping itu bank juga melaksanakan jasa keuangan seperti misalnya jasa pengiriman uang (transfer), pembayaran kepada pihak lain, kliring, penukaran uang dan penagihan (inkaso). Seluruh kegiatan perbankan tersebut harus ditujukan untuk kegiatan yang positif yaitu dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat luas. Dalam perekonomian nasional, industri perbankan merupakan inti dari sistem keuangan nasional. Berdasarkan fungsinya menurut Madani (2009) selain sebagai intermediary keuangan bank juga berfungsi sebagai agent of development, yaitu sebagai lembaga yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat banyak. 1

2 Industri perbankan pada bank syariah juga memiiliki peranan penting di dunia perbankan layaknya bank konvensional. Bank syariah dan bank konvensional bersama-sama secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Pada consulting project ini diangkatlah kasus yang berhubungan dengan perbankan syariah, dalam hal ini adalah PT. Bank BRISyariah. BRISyariah secara resmi beroperasi pada tanggal 17 November 2008 dan melakukan kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam dan berfokus pada segmen menengah kebawah. Saat ini BRISyariah telah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. Selain tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, BRISyariah juga jumbuh di jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. (www.brisyariah.co.id) BRISyariah memiliki visi menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan yang mudah untuk kehidupan yang lebih bermakna. Misi BRISyariah yaitu memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam kebutuhan finansial nasabah, menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapanpun dan dimanapun, serta memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.

3 Untuk melayani masyarakat, BRISyariah memberikan layanan produk dan jasa berupa tabungan Faedah, tabungan haji BRISyariah ib, Giro BRIISyariah ib, deposito BRISyariah ib, pembiayaan pengurusan ibadah haji BRISyariah ib, gadai, KKB BRISyariah, dan KPR BRISyariah (www.brisyariah.co.id). Dari produk giro, tabungan, dan deposito inilah BRISyariah mendapatkan dana pihak ketiga atau biasa disebut DPK. Pertumbuhan DPK yang dimiliki BRISyariah berkembang dengan baik. Hal ini didapatkan karena masyarakat percaya atas keamanan yang mereka dapatkan jika nasabah menaruh uangnya di dalam BRISyariah selain itu juga karena BRISyariah memiliki produk tabungan 7 faedah yang cukup diminati oleh masyarakat. Dana Pihak Ketiga PT Bank BRISyariah (dalam milyar Rupiah) Tahun DPK 2009 1.8 2010 5.09 2011 9.9 2012 11.9 2013 13.8 Tabel 1 Tabel Dana Pihak Ketiga BRISyariah Sumber: Laporan tahunan 2013 BRISyariah Dana pihak ketiga ini digunakan sebagai pembiayaan (kredit yang diberikan kepada masyarakat). Tugas utama bank yaitu mampu menyeimbangkan antara aliran dana masuk (penghimpunan) dan aliran dana keluar (pembiayaan) sehingga perusahaan mampu menghasilkan laba yang optimal (sistem perekonomian Islam melarang praktik riba, tapi memperbolehkan perusahaan untuk mencari keuntungan

4 sebanyak-banyaknya) (Maisaroh, 2011). Namun perlu diingat bahwa, bank dalam menjalankan fungsinya sebagai intermediary keuangan dengan memberikan pembiayaan kepada masyarakat dan memiliki pengaruh pada pendapatan laba yang tinggi. Namun pemberian pembiayaan ini memiliki risiko yang besar sehingga bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian. Prinsip ini digunakan untuk meminimalkan risiko-risiko yang akan terjadi dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat. Karena dari pembiayaan kepada masyarakat secara besar-besaran maka akan berpengaruh kepada likuiditas yang tinggi pula. Likuiditas yang tinggi juga akan berpengaruh kepada performa kinerja perbankan khususnya kemampuan bank dalam pengembalian jangka pendek kepada masyarakat. Melalui pembiayaan ini, maka bank akan mendapatkan pendapatan operasional yang akan berpengaruh terhadap laba. Indikator lain yang mempengaruhi laba bank BRISyariah selain dari pendapatan operasional adalah pendapatan operasional lainnya (non bunga). Pendapatan non bunga ini meliputi transfer, kliring, dan kegiatan pembayaran lainnya seperti PLN, ataupun PDAM. Aktivitas jasa layanan perbankan ini didukung oleh distribusi channel yang dimiliki oleh BRISyariah, yang meliputi kantor pusat dan cabang (distribusi channel langsung), dan ATM (Automatic Teller Machine), EDC (Electronic Data Capture), mobile banking, dan internet banking (distribusi channel tidak langsung). Sampai pada tahun 2013, kantor cabang BRISyariah adalah sebanyak 266 kantor, ATM sebanyak 450, dan EDC sebanyak 787 yang sudah tersebar di seluruh indonesia.

5 Melalui aktivitas layanan jasa ini, maka bank mendapatkan pendapatan non bunga yang biasa disebut fee based income. Menurut hasil interview dengan Choirudin fee based income yang didapatkan oleh BRISyariah pada tahun 2009-2012 mengalami kenaikan namun mengalami penurunan pada tahun 2013 hingga menjadi Rp 138 milyar. Hal ini menyebabkan target fee based income pada tahun 2013 tidak mencapai target yang telah ditentukan dari pihak direksi BRISyariah, yakni sebesar Rp 200 milyar. Fee based income PT Bank BRISyariah (dalam milyar rupiah) Tahun FBI Target 2009 21.4 20 2010 59.4 60 2011 95.7 100 2012 169 150 2013 138 200 Tabel 2 Tabel Fee based income BRISyariah Sumber: Laporan tahunan BRISyariah Dengan turunnya fee based income pada tahun 2013 maka mempengaruhi kepada laba perusahaan. Ini dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel Laba Rugi per 5 Tahun, dimana keadaan laba BRISyariah pada tahun 2013 naik dari tahun sebelumnya namun tidak sebesar yang diharapkan jika fee based income tahun 2013 mencapai target.

6 Laporan Laba Rugi PT Bank BRISyariah (dalam milyar Rupiah) Bank 2013 2012 2011 2010 2009 BRISyariah Rp 129 Rp 101 Rp 11 Rp 10.9 Rp 16.2 Tabel 3 Tabel Laba Rugi per 5 Tahun Sumber: Laporan tahunan BRISyariah Laba pada tahun 2013 tetap naik dikarenakan pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat pada tahun 2013 cukup untuk menutupi kurangnya atau turunnya fee based income perusahaan sehingga laba yang didapatkan oleh BRISyariah masih memberikan dampak yang positif untuk perusahaan. Namun target fee based income yang sudah ditetapkan oleh pihak direksi masih perlu diperhatikan. Karena bagaimanapun fee based income merupakan salah satu poin penting dalam pendapatan dan memberikan peranan sejauh mana kegiatan layanan perbankan BRISyariah. Melalui fee based income ini para pihak manajemen bank dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menarik nasabah. Caranya adalah dengan memperluas distribusi channel bank dan atau menambah jenis produk layanan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hal yang sama juga dilakukan oleh bank pesaing, yaitu Bank Syariah Mandiri (BSM) dan Bank Muamalat. Kedua bank ini telah memiliki distribusi channel yang luas. Hal ini terlihat dari kepemilikan ATM, kantor cabang, dan kepemilikan layanan teknologi melalui mobile banking, sms banking dan internet banking.

7 Jumlah Cabang BSM 853 Muamalat 550 BRIS 266 Tabel 4 Jumlah Cabang Bank Tahun 2013 Jumlah ATM BSM 792 Muamalat 1.541 BRIS 426 Tabel 5 Jumlah ATM Bank Tahun 2013 Fee based income Bank Syariah 2013 (dalam milyar Rupiah) Bank FBI BSM 1.193 Muamalat 377 BRIS 125 Tabel 6 Fee based income Masing-masing Bank Sumber : Laporan jumlah ATM masing-masing bank tahun 2013 Dari besarnya distribusi channel ini, maka nasabah akan lebih dimudahkan dalam menjangkau layanan perbankan. Sehingga masyarakat akan lebih mudah diraih dan semakin banyak dana yang masuk ke dalam bank maka semakin besar juga dana yang dapat disalurkan ke masyarakat. Dengan melihat bank pesaing yang telah memiliki distribusi channel yang luas dengan fee based income yang tinggi maka perluasan jaringan distribusi channel merupakan indikator penting dalam meningkatkan layanan perbankan yang berpengaruh kepada tingginya tingkat pendapatan laba bank. Selain itu dengan melakukan perluasan distribusi channel maka akan mempermudah menarik masyarakat yang sebelumnya belum tersentuh layanan perbankan (unbanked) menjadi masyarakat yang tersentuh layanan perbankan (bankable).

8 Menurut Global Financial Inclusion Index 2011 World Bank, jumlah warga Indonesia yang memiliki rekening di bank hanya 19,6% atau jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia 66,7%, Thailand 77,7%, Filiphina 26,6%, Vietnam 21,4% dan Singapore 98,2%(Juoro,2013). Persentase ini didapatkan berdasarkan klasifikasi dengan penduduk yang usianya diatas 15 tahun, masyarakat yang seharusnya sudah dapat memiliki tabungan sendiri meski pada kenyataannya tidak diterapkan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Dari keterangan inilah dapat dikatakan bahwa Indonesia masih memiliki ketinggalan jika dibandingkan negara tetangga. Dengan indeks yang relatif kecil tersebut dapat dikatakan pula bahwa peluang untuk meningkatkan peran dan andil bank di Indonesia masih sangat terbuka luas. Penyebab dari kecilnya persentase kepemilikan rekening di Indonesia yaitu kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya menabung untuk mempersiapkan masa depannya kelak. Masyarakat juga cenderung lebih memilih untuk menyimpan uang di intitusi non-formal. Adapula faktor lain yang menjadi pemicu kurang atau rendahnya kepemilikan rekening di masyarakat Indonesia yaitu adanya jumlah setoran minimal yang ditetapkan oleh masing-masing bank untuk setiap pembukaan rekening baru dan biaya administrasi yang dirasa memberatkan oleh masyarakat golongan kecil (Fajrian, 2014). Masyarakat kecil seperti pedagang klontongan, pedagang makanan dan lainnya menganggap penghasilan yang tidak seberapa ini akan tergerus oleh biaya-biaya yang dibebankan oleh pihak intitusi keuangan formal atau perbankan, sehingga biaya-biaya yang sudah ditetapkan itu menjadi salah satu faktor penghalang

9 bagi masyarakat golongan menengah ke bawah untuk menyimpan uangnya di Bank. Selain itu, tidak meratanya jaringan distribusi channel pada bank dalam persebaran kantor cabang di beberapa bagian pelosok Indonesia juga merupakan salah satu penyebab sedikitnya masyarakat Indonesia yang memiliki rekening. Dengan terbukanya peluang yang ada di pasar, maka sebaiknya perusahaan juga dapat melakukan inovasi terhadap distribusi channel perbankan agar dapat meraih pasarpasar yang belum tersentuh oleh layanan perbankan. Dengan adanya masalah eksternal yang dihadapi perekonomian nasional di Indonesia dan masalah internal yang terjadi di BRISyariah yang telah kami paparkan sebelumnya, maka dirasa perlu bagi BRISyariah untuk dapat mencari solusinya dengan cara memberikan inovasi terhadap layanan jasa yang unggul sehingga selain dapat meningkatkan pendapatan dan fee based income BRISyariah maka perusahaan juga akan mendapatkan reputasi yang baik dari masyarakat yang sangat penting untuk membentuk citra perusahaan menjadi besar. Karena dari reputasi yang baik maka masyarakat akan cenderung lebih percaya atas jaminan layanan produk dan jasa yang diberikan oleh BRISyariah kepada masyarakat. Dengan demikian maka penulis akan membahas masalah tersebut dalam bentuk penulisan conslting project ini dengan judul Analisis Perluasan Distribusi Channel Di PT Bank Brisyariah Dengan Mengembangkan Branchless banking Melalui Agen

10 I.2 Perumusan Masalah Dengan tidak tercapainya target fee based income BRISyariah pada tahun 2013 dan tahun-tahun sebelumnya, seperti yang sudah dipaparkan pada Tabel 2 Tabel Fee based income BRISyariah, maka hal ini menjadi masalah tersendiri bagi BRISyariah. Penyebab tidak tercapainya target fee based income adalah karena ketatnya persaingan di antara bank-bank syariah lainnya dalam melayani nasabahnya melalui produk dan layanan jasa perbankan. Selain itu juga disebabkan karena masih barunya pihak BRISyariah dalam dunia perbankan sehingga fee based income belum menjadi fokus utama dalam perusahaan (Medina). Untuk itu BRISyariah harus jeli dalam melihat peluang serta tren masyarakat yang manakah yang akan dan dapat diambil untuk meningkatkan fee based income BRISyariah. Tujuan perbaikan ini yaitu meningkatkan fee based income agar dapat mencapai target dengan meminimalkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan namun dapat memperbaiki permasalahan yang ada di BRISyariah. Salah satu alat atau kegiatan yang sedang tren di masyarakat sendiri saat ini adalah branchless banking. Branchless banking sendiri sudah dilakukan uji coba oleh beberapa pihak bank yang ditunjuk secara langsung oleh Bank Indonesia pada periode Mei November 2013. Bank yang ditunjuk oleh Bank Indonesia salah satunya adalah Bank CIMB Niaga dengan produk rekening ponsel. Melalui rekening ponsel pihak CIMB membidik 500 ribu nasabah baru dan hingga akhir tahun 2013 CIMB berhasil meraup perolehan dana sebesar Rp 9 triliun perbulan. Dengan hal baru inilah masyarakat diharapkan mulai terbuka dengan

11 adanya layanan jasa perbankan tanpa melalui cabang yang dapat memudahkan masyarakat dalam bertransaksi. Branchless banking merupakan salah satu cara perbankan untuk memperluas jangkauannya untuk memberikan layanan perbankan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi BRISyariah yang ingin menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Branchless banking ini disesuaikan BRISyariah yang berfokuskan untuk golongan menengah kebawah. Branchless banking juga merupakan alat pendukung kegiatan dari pemerintahan dan Bank Indonesia tentang inklusi keuangan yang ada di Indonesia. Inklusi keuangan merupakan akses layanan keuangan kepada seluruh masyarakat. Inklusi keuangan ini diharapkan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat yang terisolasi atau yang belum tersentuh oleh layanan perbankan (unbanked people) yang kemudian diharapkan menjadi turut berpartisipasi atau berkonstribusi kepada layanan perbankan. Branchless banking juga dirasa sesuai dengan BRISyariah yang masih tergolong baru dalam usahanya untuk memperluas distribusi channelnya. Dapat pula dibandingkan jika BRISyariah memperluas distribusi channel dengan melakukan pendirian cabang di seluruh pelosok Indonesia, maka biaya yang diperlukan tidaklah sedikit. Menurut Annisa, untuk membangun kantor cabang baru BRISyariah membutuhkan biaya + 1,3M. Dengan demikian pembangunan distribusi channel

12 melalui pembangunan cabang di pelosok Indonesia masih sulit dilakukan oleh pihak BRISyariah. Maka demikian, branchless banking dapat memungkinkan untuk dijalankan di BRISyariah. I.3 Manfaat Consulting 1. Untuk BRISyariah sebagai bahan dasar pertimbangan dalam menggunakan agen branchless banking di BRISyariah 2. Memberikan informasi mengenai benefit cost agen branchless banking di PT. BRISyariah 3. Memberikan informasi tentang implementasi branchless banking melalui agen I.4 Tujuan Consulting Dari consulting project ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan gambaran yang dapat bermanfaat secara langsung maupun tidak langsung bagi perusahaan: 1. Bagi BRISyariah mendapatkan kajian peluang kemungkinan dilaksanakannya branchless banking melalui agen di BRISyariah 2. Memberikan gambaran terkait Branchless banking yang sesuai dengan kriteria BRISyariah 3. Memberikan gambaran atas keuntungan menggunakan Branchless banking di BRISyariah

13 I.5 Ruang Lingkup Dalam consulting project ini diperlukan pembatasan ruang lingkup agar dapat mempertajam fokus penulisan mengingat berbagai keterbatasan waktu dan biaya. Adapun batasan-batasan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Asumsi-asumsi yang di ambil oleh penulis berdasarkan data dan informasi yang didapat dari hasil uji coba Bank Indonesia yang telah dilaksanakan selama periode Mei sampai November 2013 dan atau sumber informasi lainnya. Karena sifat informasi yang dinamis, maka terdapat kemungkinan adanya berbagai perubahan yang terjadi seperti misalnya perubahan situasi perekonomian dan adanya perubahan regulasi oleh Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Pemerintah. Regulasi yang digunakan kami sesuaikan selama proses pengerjaan consulting project ini, yakni UU PBI 16/8/PBI/2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik (Electronic Money). 2. Sesuai dengan fokus segmen BRISyariah yakni menengah kebawah dan target dari BRISyariah yakni menjadi bank ritel modern terkemuka, maka perusahaan mencoba mengembangan branchless banking melalui agen. Karena bahwasanya branchless banking melalui agen oleh Bank Indonesia ditargetkan untuk masyarakat yang belum tersentuh oleh layanan perbankan (unbanked people). Kami sebagai konsultan berpendapat bahwa BRISyariah dapat menggunakan produk layanan jasa ini untuk meningkatkan distribusi channel

14 bank untuk masyarakat sekaligus dapat membidik apa yang sudah difokuskan oleh BRISyariah. 3. Data yang digunakan merupakan data kuantitatif. Jika ada data yang bersifat kualitatif, itu bersifatkan asumsi. Selain itu hal-hal yang terkait dengan kriteria agen, perhitungan diluar benefit cost tidak dibahas pada consulting project ini karena sedikitnya waktu yang kami miliki. Dan untuk penempatan wilayah branchless banking hanya berdasarkan best practice yang dijalankan oleh bank peserta uji coba branchless banking dari Bank Indonesia yakni Bank Mandiri yaitu wilayah Bali. 4. Objek consulting project dilaksanakan di PT Bank BRISyariah PT Bank BRISyariah merupakan bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset 2013. PT Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Visi PT Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip Syariah.

15 I.6 Metodologi Penulisan Dalam rangka memberikan gambaran yang lebih jelas pada penulisan thesis ini, maka penulisan thesis ini dibagi secara sistematis ke dalam lima bab sebagai berikut: 1. Bab I Latar Belakang Masalah Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah yang terjadi dalam BRISyariah, perumusan masalah, manfaat consulting, tujuan consulting, ruang lingkup, dan metodologi consulting project. 2. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan teori dari literatur-literatur yang dapat dijadikan bahan acuan untuk menganalisa dan membahas permasalahan yang ada pada thesis ini. Selain itu, dengan menggunakan teori-teori ini maka akan memudahkan penulis dalam penyelesaian masalah 3. Bab III Metodologi Consulting Bab ini menggambarkan langkah-langkah yang akan digunakan oleh penulis dalam mencari dan meneliti lebih dalam lagi tentang data yang diperlukan untuk mencapai solusi dari permasalahan tersebut. 4. Bab IV Pembahasan Masalah Dari data-data dan informasi yang telah terkumpul pada bab sebelumnya, maka bab ini akan dilakukan pengolahan data serta evaluasi akan hasil pengolahan data.

16 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan consulting project pada bab sebelumnya serta memberikan saran-saran yang diharapkan bermanfaat bagi perusahaan.