Sinta Dameria Simanjuntak Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

Skenario Payoff Magnitude terhadap Kecenderungan Pengambilan Risiko. Skenario Pengambilan Keputusan Investasi (Baird et al., 2008)

III. METODELOGI PENELITIAN. sebagaimana yang diharapkan. Adapun yang dimaksud dari desain penelitian

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

Paired Sample Test Satu kelompok dengan dua perlakuan. atau. Membandingkan nilai rata-rata dua kelompok berpasangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

Jenis Pupuk o B1 B2 B3 B4

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

BAB IV HASIL PENELITIAN

DIKTAT MATA KULIAH STATISTIKA PENELITIAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

Komang Suardika, S.Pd (Pendidikan Fisika, Undiksha) 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Analisis Varians Multivariats

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

MUSCLE ENERGY TECHNIQUE (MET) LEBIH BAIK DARI ECCENTRIC EXERCISE DALAM MENURUNKAN DISABILITAS LENGAN ATAS PADA PENDERITA TENNIS ELBOW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

ANALISIS VARIANSI MANOVA (MULTIVARIATE ANALYSIS OF VARIANCE)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

Uji Perbandingan Rata-Rata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

Uji Perbandingan Rata-Rata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

97 Ismail Hanif Batubara : Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis. WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.1 JAN-JUNI 2017 ISSN :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 Surat keterangan lolos etik

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Bandung Tulungagung dengan

UJI PERSYARATAN ANALISIS DATA

ANALISIS DATA KOMPARATIF (T-Test)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar lokasi pengambilan sampel daun singkong di desa Sumampir

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian, (4) pembahasan penelitian dan (5) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Ismail Hanif Batubara Dosen Program Studi Pendidikan FKIP UMSU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

LAMPIRAN. KETERANGAN PRIBADI Mohon isilah keterangan pribadi di bawah ini dengan lengkap dan benar.

WAHANA INOVASI VOLUME 6 No.1 JAN-JUNI 2017 ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengolah data tersebut sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan pada BAB

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PGSD OLEH:

ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

STATISTICAL STUDENT OF IST AKPRIND

BAB IV HASIL PENELITIAN

Oleh Ervina Maret Sulistiyaningrum FPMIPA IKIP PGRI Madiun

BAB IV HASIL PENELITIAN

Lampiran 1. Data Eksperimen

Ho merupakan hipotesa awal sedangkan merupakan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja 2. Rumus One sample t-test

DATA PENELITIAN SUBJEK. Nama :... No. Telp :... Suku Bangsa :...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nama :... Jenis Kelamin :...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

DUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pelaksanaan penelitian, maka data yang telah diperoleh selanjutnya adalah

Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together Terhadap Pencapaian Matematika Siswa di SMP Negeri 1 Cisarua

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 16 sampai 30 januari 2017 di SMPN 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil tes maupun pengukuran masih belum berarti

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Statistics. nilai forward. motion fukuda. steping test. selisih perlakuan. N Valid Missing

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

Transkripsi:

OPEN ACCESS MES (Journal of Mathematics Education and Science) ISSN: 25796550 (online) 25284363 (print) Vol. 2, No. 2. April 2017 PERBEDAAN HASIL UJIAN NASIONAL PADA TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN TOBA SAMOSIR BERDASARKAN AKREDITASI (Studi Kasus di Kabupaten Toba Samosir) Sinta Dameria Simanjuntak Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara sh1_nta@yahoo.com Abstract. This study is a quasiexperimental study. The objectives of this research are: (1) to analyze the difference of the result of the National Examination of Mathematics of the students based on the accreditation of the school, (2) to analyze the difference of the result of the National Exam Combined students based on the school accreditation, and (3) to analyze the difference of National Examination result based on the students ability. The results of this study indicate that there is no difference in the value of the National Examination of Mathematics based on accreditation. Where in this study, better accreditation does not guarantee better result of Mathematics National Exam result. On the contrary, in this study found the results of research that schools with lower accreditation have a better result of the National Examination of Mathematics. There is no difference in the value of the result of the Joint National Exam based on accreditation. Where in this study, better accreditation does not guarantee better results of the Joint National Examination results. On the contrary, in this study found the results of research that schools with lower accreditation have a better result of the Joint National Exam results. There is no difference in the results of the Joint National Exam based on the accreditation and the level of students' Mathematics abilities. Where school accreditation and Mathematics ability level does not cause significant difference in National Examination results. Keywords: National Exam and Accreditation. Abstrak. Penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis perbedaan hasil Ujian Nasional Matematika siswa berdasarkan akreditasi sekolah, (2) Menganalisis perbedaan hasil Ujian Nasional Gabungan siswa berdasarkan akreditasi sekolah, dan (3) menganalisis perbedaan hasil Ujian Nasional berdasarkan kemampuan siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai hasil Ujian Nasional Matematika berdasarkan akreditasi. Dimana dalam penelitian ini, akreditasi yang lebih baik tidak menjamin nilai hasil Ujian Nasional Matematika yang lebih baik. Malah sebaliknya, dalam penelitian ini ditemukan hasil penelitian bahwa sekolah dengan akreditasi yang lebih rendah memiliki nilai hasil Ujian Nasional Matematika yang lebih baik. Tidak terdapat perbedaan nilai hasil Ujian Nasional Gabungan berdasarkan akreditasi. Dimana dalam penelitian ini, akreditasi yang lebih baik tidak menjamin nilai hasil Ujian Nasional Gabungan yang lebih baik. Malah sebaliknya, dalam penelitian ini ditemukan hasil penelitian bahwa sekolah dengan akreditasi yang lebih rendah memiliki nilai hasil Ujian Nasional Gabungan yang lebih baik. Tidak terdapat perbedaan hasil Ujian Nasional Gabungan berdasarkan akreditasi dan tingkat kemampuan Matematika siswa. Dimana akreditasi sekolah dan tingkat kemampuan Matematika tidak menyebabkan perbedaan hasil Ujian Nasional yang signifikan. Kata Kunci: Ujian Nasional dan Akreditasi PENDAHULUAN Keberhasilan suatu proses belajar selalu dilihat melalui hasil evaluasi. Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang dalam bahasa 78

Sinta Dameria Simanjuntak Perbedaan Hasil Ujian Nasional pada Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah.. Indoesia berarti nilai. Berdasarkan arti kata tersebut, dapat diberikan sebuah pengertian mengenai evaluasi pendidikan yaitu sebagai penilaian mengenai halhal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Beberapa ahli evaluasi memberikan pengertian yang beragam mengenai evaluasi pendidikan karena evaluasi pendidikan memiliki cakupan yang cukup luas. Namun, pengertianpengertian tersebut dirangkum lebih sederhana oleh Lembaga Administrasi Negara yang mengemukakan batasan evaluasi sebagai proses atau kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan dibandingkan dengan tujuan yang ditentukan dan sebagai usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik bagi penyempurnaan pendidikan (Sudijono, 2008:2). Secara khusus fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat dilihat dari 3 segi yaitu segi psikologis, segi didaktik dan segi administratif. Ketiga fungsi evaluasi tersebut masingmasing memiliki sasaran dan tujuan tertentu dalam hal menilai kualitas pendidikan dan kemajuan pendidikan. Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah dapat disoroti dari dua sisi yaitu dari sisi peserta didik dan sisi pendidik. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan akan memberikan pedoman pada mereka untuk mengenal kapasitas dan status masingmasing dirinya di tengahtengah kelompok atau kelasnya. Sedangkan bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan pedoman kepada pendidik sudah sejauh mana usaha yang telah dilakukan dalam proses belajar dan langkah apa saja yang perlu dilakukan selanjutnya. Secara didaktik, evaluasi pendidikan akan memberikan dorongan kepada peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan ataupun mempertahankan prestasinya. Jika dilihat dari segi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan memiliki 5 fungsi. Kelima fungsi tersebut diantaranya adalah memberikan landasan untuk menilai hasil usaha yang telah dicapai oleh peserta didik, mengetahui posisi masingmasing peserta didik di tengahtengah kelompoknya, memilih dan menetapkan status peserta didik, mencari jalan keluar bagi peserta didik yang memiliki masalah belajar dan memberikan petunjuk sudah sejauh mana program pengajaran yang telah ditentukan dapat dicapai. Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan memiliki tiga fungsi. Fungsi tersebut adalah untuk memberikan laporan kemajuan dan perkembangan peserta didik, memberikan data untuk mengambil keputusan pendidikan dan memberikan gambaran hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran. (Sudijomo, 2008:13) Berhubungan dengan fungsi evaluasi secara psikologis, didaktik dan administratif, negara Indonesia di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan UN (Ujian Nasional). Menurut fungsinya, pengadaan UN tersebut salah satu tujuannya adalah untuk memberikan gambaran mengenai hasil pembelajaran secara khusus tentang pencapaian kompetensi lulusan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap tingkat satuan pendidikan baik pada tingkat Sekolah Dasar (SD), tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Sesuai dengan peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia nomor 5 tahun 2015 tentang kriteria kelulusan peserta didik, penyelenggaraan Ujian Nasional dan penyelenggaraan ujian sekolah/madrasah/pendidikan kesetaraan pada SMP/MTs atau yang sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang sederajat mengemukakan bahwa kisikisi UN disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam Standar Isi Satuan 79

Vol. 2, No. 2, April 2017 Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Soal UN kemudian disusun berdasarkan kisikisi UN oleh panitia penyelenggara UN sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Syaodih (dalam Dirman dan Cicih Juarsih, 2014) mengemukakan bahwa suatu kurikulum memuat rumusan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh setiap siswa dan strategi yang dikembangkan. Kurikulum memberi pedoman kepada pelaksana pendidikan dalam proses pembimbingan perkembangan siswa. Tujuan pembelajaran itu sendiri diturunkan dari kompetensi dasar. Kompetensi dasar diturunkan dari standar kompetensi. Berangkat dari uraian di atas, seharusnya nilai hasil UN tidak berbeda untuk setiap sekolah. Dengan alasan, soal UN disusun berdasarkan kompetensi dasar dan standar kompetensi sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan oleh pemerintah. Dimana, setiap sekolah yang ada di Indonesia harus bertitik tolak pada kurikulum yang berlaku. Namun, masyarakat umum memiliki pandangan bahwa, sekolah yang memiliki akreditasi atau nilai yang lebih baik akan memiliki nilai hasil UN yang lebih baik. Berdasarkan asumsi tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti apakah benar sekolah yang memiliki akreditasi yang lebih baik akan memiliki nilai hasil UN yang lebih baik pula yang peneliti kemas dalam judul penelitian Perbedaan Hasil Ujian Nasional Pada Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Toba Samosir Berdasarkan Akreditasi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Toba Samosir yang berlangsung pada bulan JulySeptember 2016. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik sampling acak bertingkat. Pada tingkat pertama, dipilih 2 sekolah berdasarkan akreditasi. Sekolah yang terpilih adalah SMA Negeri 1 Siantar Narumonda dan SMA Negeri 1 Laguboti. Pada tingkat kedua dipilih jurusan secara acak. Jurusan yang terpilih adalah jurusan IPA. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain kelompok kontrol non ekuivalen. Pada disain ini, tidak ada pre tes dan perlakuan namun mengadakan postes. Pada disain ini juga kelompok diterima sebagaimana adanya. Disain ini sesuai dengan yang dilaksanakan peneliti, karena dalam penelitian ini peneliti hanya melakukan postes dan menerima sampel sebagaimana adanya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil ujian nasional Matematika dan hasil ujian nasional gabungan. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah akreditasi sekolah dan tingkat kemampuan dalam matematika. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes Ujian Nasional yang dirancang oleh panitia Ujian Nasional Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Tes ini tidak perlu melakukan uji kelayakan karena sudah disusun oleh ahli evaluasi pendidikan Indonesia. Berdasarkan tujuan penelitian yang pertama yaitu peneliti ingin melihat nilai Ujian Nasional Matematika dan nilai Ujian Nasional Gabungan siswa yang berbeda atau tidak antara dua kelompok sampel siswa yang berasal dari sekolah akreditasi A atau sekolah akreditasi B maka peneliti menggunakan ttest. dalam penelitian ini, ttest yang digunakan adalah ttest sampel independen karena 80

Sinta Dameria Simanjuntak Perbedaan Hasil Ujian Nasional pada Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah.. tes Ujian Nasional Matematika dan tes Ujian Nasional Gabungan diberikan pada dua kelompok sampel yang berbeda. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis kedua yaitu terdapat perbedaan hasil Ujian Nasional Gabungan berdasarkan tingkat kemampuan Matematika kelompok siswa adalah analisis varians dua jalur. Analisis varians dua jalur peneliti gunakan dengan alasan karena dalam penelitian ini terdapat dua kelompok sampel yaitu kelompok sekolah akreditasi A dan kelompok sekolah akreditasi B. Kelompok sekolah ini juga memiliki kategori dalam kelompok sampel yaitu kategori siswa yang memiliki tingkat kemampuan Matematika tinggi, tingkat kemampuan Matematika sedang dan tingkat kemampuan Matematika rendah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Hipotesis Penelitian I Dari hasil output SPSS diperoleh bahwa data nilai Ujian Nasional Gabungan sekolah dengan akreditasi A dan B adalah berdistribusi normal. Dari hasil output SPSS dan melihat kriteria signifikansi, nilai Ujian Nasional Matematika sekolah dengan akreditasi A dan B adalah tidak berdistribusi nasional. Namun, karena sampel penelitian dalam penelitian ini lebih besar dari 30 yaitu 90 dan 105, maka kelompok sampel tersebut dapat diasumsikan berdistribusi normal. Tabel 1. Uji Normalitas Kelompok Data Nilai Ujian Nasioal Matematika dan Nilai Ujian Nasional Gabungan Sekolah Akreditasi A dan B Tests of Normality Nilai UN Matematika Akreditasi A Nilai UN Gabungan Akreditasi A Nilai UN Matematika Akreditasi B Nilai UN Gabungan Akreditasi B a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. KolmogorovSmirnov a ShapiroWilk Statistic df Sig. Statistic Df Sig..141 90.000.928 90.000.092 90.055.989 90.669.151 90.000.950 90.002.077 90.200 *.977 90.103 Hipotesis pertama yang akan dianalisis adalah Tidak terdapat perbedaan hasil Ujian Nasional Matematika sekolah dengan akreditasi A dan sekolah dengan akreditasi B. Hipotesis ini akan diuji secara khusus pada mata pelajaran Matematika karena pada umumnya siswa jurusan IPS tidak menyukai mata pelajaran Matematika. Rumusan hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut: H0: Ratarata hasil Ujian Nasional Matematika sekolah dengan akreditasi A berbeda dengan hasil Ujian Nasional Matematika sekolah dengan akreditasi B Ha: Ratarata hasil Ujian Nasional Matematika sekolah dengan akreditasi A sama dengan hasil ujian nasional Matematika sekolah dengan akreditasi B Rumusan hipotesis statistiknya adalah: H0: A B Ha: A B 81

Vol. 2, No. 2, April 2017 Tabel 2. Ratarata Nilai Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika Sekolah dengan Akreditasi A dan B Group Statistics Nilai Ujian Nasional Matematika Akreditasi Sekolah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Akreditasi A 90 30.1111 10.72584 1.13060 Akreditasi B 105 44.0667 18.76282 1.83106 Dari outpus SPSS diperoleh bahwa ratarata nilai Ujian Nasional mata pelajaran Matematika untuk sekolah akreditasi A adalah 30,11 dan ratarata nilai Ujian Nasional mata pelajaran Matematika untuk sekolah akreditasi B adalah 44, 06. Data tersebut mengungkapkan bahwa ratarata nilai ujian nasional mata pelajaran Matematika untuk sekolah berakreditasi B adalah lebih baik dibandingkan dengan ratarata nilai Ujian Nasional mata pelajaran Matematika sekolah dengan akreditasi A. Untuk memastikan kesimpulan tersebut, selanjutnya akan diuji secara statistik dengan menggunakan ujit dengan sampel independen. Tabel 3. Hasil Ujit Ratarata Nilai Ujian Nasional Mata Pelajaran Matematika Sekolah dengan Akreditasi A dan B Independent Samples Test Nilai Ujian Nasional Matematika Equal variances assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df 26.001.000 Sig. (2 tailed) ttest for Equality of Means Mean Std. Error 95% Confidence Interval of the Lower Upper 193.000 13.95556 2.23812 18.36988 9.54123 6.235 Dari output SPSS diperoleh bahwa nilai α = 0,000 < 0.05 yang berarti H0 ditolak. Dengan demikian Ha diterima yang menghasilkan kesimpulan bahwa ratarata hasil Ujian Nasional sekolah dengan akreditasi A tidak berbeda dengan ratarata hasil Ujian Nasional sekolah dengan akreditasi B. Pada kenyataanya ratarata nilai Ujian Nasional sekolah dengan akreditasi A lebih rendah daripada ratarata hasil Ujian Nasional sekolah dengan akreditasi B. Jadi, akreditasi sekolah tidak memberikan hasil Ujian Nasional yang berbeda berdasarkan akreditasi. Dengan demikian, akreditasi tidak menjamin hasil Ujian Nasional secara khusus mata pelajaran Matematika menjadi lebih baik. Hipotesis selanjutnya yang akan dianalisis adalah Tidak terdapat perbedaan hasil ujian Nasional Gabungan sekolah dengan akreditasi A dengan hasil Ujian Nasional Gabungan sekolah dengan akreditasi B. Hipotesis diuji secara gabungan untuk memeriksa apakah hasil yang sama akan diperoleh jika hanya memeriksa mata pelajaran Matematika saja. Rumusan hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut: H0: Ratarata hasil Ujian Nasional Gabungan sekolah dengan akreditasi A berbeda dengan ratarata hasil ujian nasional sekolah dengan akreditasi B 82

Sinta Dameria Simanjuntak Perbedaan Hasil Ujian Nasional pada Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah.. Ha: Ratarata hasil Ujian Nasional Gabungan sekolah dengan akreditasi A sama dengan hasil Ujian Nasional sekolah dengan akreditasi B Rumusan hipotesis statistiknya adalah: H0: C D Ha: C D Tabel 4. Ratarata Nilai Ujian Nasional Gabungan Sekolah dengan Akreditasi A dan B Group Statistics Nilai Ujian Nasional Gabungan Akreditasi Sekolah N Mean Std. Deviation Std. Error Mean A 90 2.8048E2 40.23756 4.24141 B 105 3.7678E2 36.76876 3.58826 Dari output SPSS diperoleh bahwa ratarata nilai Ujian Nasional Gabungan untuk sekolah akreditasi A adalah 280,48 dan ratarata nilai Ujian Nasional Gabungan untuk sekolah akreditasi B adalah 376, 78. Data tersebut mengungkapkan bahwa ratarata nilai Ujian Nasional gabungan untuk sekolah berakreditasi B adalah lebih baik dibandingkan dengan ratarata nilai Ujian Nasional Gabungan sekolah dengan akreditasi A. Untuk memastikan kesimpulan tersebut, selanjutnya akan diuji secara statistik dengan menggunakan ujit dengan sampel independen. Tabel 5. Hasil Ujit Ratarata Nilai Ujian Nasional Gabungan Sekolah dengan Akreditasi A dan B Independent Samples Test Nilai Ujian Nasional Matematika Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df 26.001.000 6.235 ttest for Equality of Means Sig. (2 tailed) Mean Std. Error 193.000 13.95556 2.23812 95% Confidence Interval of the Lower 18.36988 6.485 169.609.000 13.95556 2.15199 18.20369 Upper 9.54123 9.70742 Dari output SPSS diperoleh bahwa nilai α = 0,000 < 0.05 yang berarti H0 ditolak. Dengan demikian Ha diterima yang menghasilkan kesimpulan bahwa ratarata hasil Ujian Nasional Gabungan sekolah dengan akreditasi A tidak berbeda dengan ratarata hasil Ujian Nasional Gabungan sekolah dengan akreditasi B. Pada kenyataannya, ratarata hasil Ujian Nasional sekolah dengan akreditasi A lebih rendah daripada hasil Ujian Nasional sekolah dengan akreditasi B. Jadi, akreditasi sekolah tidak mampu membedakan hasil Ujian Nasional berdasarkan akreditasi 83

Vol. 2, No. 2, April 2017 sekolah. Dengan demikian untuk nilai hasil Ujian Nasional Gabungan, akreditasi sekolah tidak menjamin nilai hasil ujian nasional secara gabungan menjadi lebih baik. Uji Hipotesis Penelitian II Hipotesis penelitian kedua yang akan diuji adalah Tidak terdapat perbedaan hasil Ujian Nasional Gabungan siswa berdasarkan tingkat kemampuan Matematika siswa dan akreditasi sekolah. Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan analisis varian dua jalur dengan 3 kategori. Kategori tersebut adalah kemampuan Matematika tingkat tinggi dengan nilai Ujian Nasional 50, kemampuan Matematika tingkat menengah dengan nilai Ujian Nasional Matematika diantara 50 dan 30 dan kemampuan Matematika tingkat rendah dengan nilai Ujian Nasional Matematika 30. Dengan demikian, sampel akan dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kategor tersebut. Hasilnya dapat dilihat analisis berikut. Tabel 6. Deskripsi Data Nilai Ujian Nasional Gabungan Berdasarkan Tingkat Kemampuan Matematika BetweenSubjects Factors Value Label Akreditasi Sekolah 1 A 90 2 B 105 Tingkat Kemampuan Matematika 1 Kemampuan Matematika Tingkat Tinggi 2 Kemampuan Matematika Tingkat Menengah 3 Kemampuan Matematika Tingkat Rendah Hasil pembagian yang diperoleh berdasarkan kategori tersebut adalah terdapat 43 siswa secara keluruhan yaitu dari 195 sampel penelitian yang memiliki tingkat kemampuan Matematika yang tinggi, 63 siswa memiliki tingkat kemampuan Matematika yang menengah dan selebihnya 89 siswa memiliki tingkat kemampuan Matematika yang rendah. Dari jumlah masingmasing kelompok sampel dari ketiga kategori tersebut yang lebih besar dari 30, maka dapat diasumsikan kelompok sampel adalah berdistribusi normal. Kelompok sampel yang diuraikan di atas berdasarkan tingkat kemampuan dalam Matematika, dapat diperjelas dengan menguraikannya berdasarkan akreditasi sekolah. Berikut adalah hasil output SPSS tentang data tersebut. Dari 43 siswa yang memiliki kemampuan Matematika tingkat tinggi, 5 orang berasal dari sekolah berakreditasi A dan 38 orang berasal dari sekolah berakreditasi B. Dari 63 siswa yang memiliki tingkat kemampuan Matematika menengah, 26 orang berasal dari sekolah berakreditasi A dan 37 orang berasal dari sekolah berakreditasi B. Selebihnya dari 89 siswa yang memiliki tingkat kemampuan Matematika rendah, 59 orang berasal dari sekolah berakreditasi A dan 30 orang berasal dari sekolah berakreditasi B. Dari uraian di atas terlihat bahwa kemampuan Matematika sekolah berakreditasi B lebih baik dari kemampuan Matematika sekolah berakreditasi A. Hal tersebut terlihat dari jumlah siswa yang memiliki kemampuan Matematika tinggi dan kemampuan Matematika menengah lebih banyak berasal dari N 43 63 89 84

Sinta Dameria Simanjuntak Perbedaan Hasil Ujian Nasional pada Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah.. sekolah berakreditasi B. Sedangkan siswa dengan kemampuan Matematika rendah lebih banyak berasal dari sekolah berakreditasi A. Selanjutnya akan diperiksa apakah akreditasi sekolah berdampak pada hasil Ujian Nasional Gabungan siswa dan bergantung pada tingkat kemampuan Matematika siswa. Tabel 7. Uji Beda Kelompok Data Berdasarkan Akreditasi dan Tingkat Kemampuan Dalam Matematika Tests of BetweenSubjects Effects Dependent Variable:Nilai Ujian Nasional Gabungan Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Partial Eta Squared Corrected Model 572007.758 a 5 114401.552 133.355.000.779 Intercept 1.204E7 1 1.204E7 1.404E4.000.987 Akreditasi 137288.733 1 137288.733 160.034.000.459 Kemampuan 82702.902 2 41351.451 48.202.000.338 akreditasi * Kemampuan 1538.735 2 769.367.897.410.009 Error 162137.575 189 857.871 Total 2.227E7 195 Corrected Total 734145.333 194 a. R Squared =,779 (Adjusted R Squared =,773) Hasil signifikansi interaksi antara akreditasi sekolah dan tingkat kemampuan Matematika siswa adalah 0,410 > 0,05. Hal ini mengandung makna bahwa tidak ada interaksi yang signifikan antara tingkat kemampuan Matematika siswa dengan akreditasi sekolah. Dengan kata lain, secara bersamasama tingkat kemampuan Matematika siswa dan akreditasi tidak berdampak pada nilai hasil Ujian Nasional Gabungan siswa. Dapat juga dikatakan, tidak ada perbedaan pengaruh akreditasi terhadap nilai Ujian Nasional Gabungan siswa berdasarkan tingkat kemampuan Matematika siswa. Tabel 8. Uji Beda Kelompok Data Berdasarkan Akreditasi dan Tingkat Kemampuan Dalam Matematika Tests of BetweenSubjects Effects Dependent Variable:Nilai Ujian Nasional Gabungan Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Partial Eta Squared Corrected Model 572007.758 a 5 114401.552 133.355.000.779 Intercept 1.204E7 1 1.204E7 1.404E4.000.987 Akreditasi 137288.733 1 137288.733 160.034.000.459 Kemampuan 82702.902 2 41351.451 48.202.000.338 akreditasi * Kemampuan 1538.735 2 769.367.897.410.009 Error 162137.575 189 857.871 Total 2.227E7 195 Corrected Total 734145.333 194 a. R Squared =,779 (Adjusted R Squared =,773) 85

Vol. 2, No. 2, April 2017 Secara statistik telah terbukti bahwa tidak ada perbedaan hasil Ujian Nasional Gabungan berdasarkan akreditasi dan tingkat kemampuan Matematika siswa secara bersamasama. Secara mandiri, melalui output SPSS terlihat signifikansi untuk akreditasi sekolah dan tingkat kemampuan Matematika adalah 0,000. Hal ini mengandung makna, nilai Ujian Nasional Gabungan adalah berbeda berdasarkan akreditasi. Dimana dalam hal ini sekolah dengan akreditasi B memiliki nilai Ujian Nasional Gabungan yang lebih baik. Hasil ujian Nasional Gabungan juga berbeda berdasarkan tingkat Kemampuan Matematika. Dimana, nilai Ujian Nasional Gabungan siswa dengan tingkat kemampuan Matematika yang tinggi lebih baik daripada nilai Ujian Nasional Gabungan tingkat kemampuan Matematika menengah dan tingkat kemampuan Matematika rendah. Dalam hal ini kembali ditegaskan bahwa akreditasi sekolah dan tingkat kemampuan Matematika siswa tidak signifikan mengakibatkan perbedaan hasil Ujian Nasional Gabungan siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian, maka peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Tidak terdapat perbedaan nilai hasil Ujian Nasional Matematika berdasarkan akreditasi. Dimana dalam penelitian ini, akreditasi yang lebih baik tidak menjamin nilai hasil Ujian Nasional Matematika yang lebih baik. Malah sebaliknya, dalam penelitian ini ditemukan hasil penelitian bahwa sekolah dengan akreditasi yang lebih rendah memiliki nilai hasil Ujian Nasional Matematika yang lebih baik. 2. Tidak terdapat perbedaan nilai hasil Ujian Nasional Gabungan berdasarkan akreditasi. Dimana dalam penelitian ini, akreditasi yang lebih baik tidak menjamin nilai hasil Ujian Nasional Gabungan yang lebih baik. Malah sebaliknya, dalam penelitian ini ditemukan hasil penelitian bahwa sekolah dengan akreditasi yang lebih rendah memiliki nilai hasil Ujian Nasional Gabungan yang lebih baik. 3. Tidak terdapat perbedaan hasil Ujian Nasional Gabungan berdasarkan akreditasi dan tingkat kemampuan Matematika siswa. Dimana akreditasi sekolah dan tingkat kemampuan Matematika tidak menyebabkan perbedaan hasil Ujian Nasional yang signifikan. DAFTAR PUSTAKA Badan Standar Nasional Pendidikan. (2015). Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2015/2016. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Biswal, Bhabagrahi dan Pramod Chandra Dash. (2009). Statistics In Education and Psychology. Delhi : Dominant Publishers and Distributors. Dirman, Cicih, J. (2014). Pengembangan Kurikulum Dalam Rangka Implementasi Standar Proses Pendidikan Siswa. Jakarta: Rineka Cipta. Fergusson, G.A. (1989). Statistical Analisys in Psychology and Education, Sixth Edition, Singapore: Mc. GrawHill International Book Co. Lungan, R. (2006). Aplikasi Statistika dan Hitung Peluang. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mu ti, A, dkk. (2014). Pedoman Akreditasi Akreditasi Bermutu Untuk Pendidikan Bermutu Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah. Jakarta: Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah 86

Sinta Dameria Simanjuntak Perbedaan Hasil Ujian Nasional pada Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah.. Pallant, J. (2005). SPSS Survival Manual. Allen&Unwin. Sudijono, A. (2008). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono, D, R. (2009). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Supranto, J. (2004). Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Jakarta: PT Rineka Cipta. 87