PENILAIAN PENGGANTIAN UNIT PENANGKAPAN PAYANG DI PPN PALABUHANRATU WULAN MEGA SARI

dokumen-dokumen yang mirip
5 HASIL DAN PEMBAHASAN

KAPAL IKAN PURSE SEINE

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumberdaya Ikan Pelagis

TINJAUAN PUSTAKA. Alat ini umumnya digunakan untuk menangkap ikan menhaden (Brevoortia

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

Bentuk baku konstruksi pukat tarik lampara dasar

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Alat tangkap

Bentuk baku konstruksi pukat tarik cantrang

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang

PURSE SEINE (PUKAT CINCIN)

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

PENGARUH JENIS ALAT TANGKAP TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN DI KELURAHAN TEGALSARI DAN MUARAREJA, TEGAL, JAWA TENGAH DINA MAHARDIKHA SKRIPSI

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap Kapal / Perahu

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Alat tangkap payang

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Keragaman Unit Penangkapan Ikan Purse seine (1) Alat tangkap

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Perikanan Tangkap

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Pancing Tonda Definisi dan klasifikasi Alat penangkapan ikan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

Ukuran Mata Jaring. Judul desain. Ukuran Utama Kapa; Gross Tonase; Nama Alat tangkap; Kode klasifikasi;

PERIKANAN PANCING TONDA DI PERAIRAN PELABUHAN RATU *)

PEMETAAN POLA PERGERAKAN ARMADA PAYANG DI PELABUHAN RATU

Bentuk baku konstruksi pukat hela arad

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Bentuk baku konstruksi pukat hela ganda udang (double rigger shrimp trawl)

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

Bentuk baku konstruksi pukat hela ikan

PELUANG EKSPOR TUNA SEGAR DARI PPI PUGER (TINJAUAN ASPEK KUALITAS DAN AKSESIBILITAS PASAR) AGUSTIN ROSS SKRIPSI

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas

ANALISIS KEBUTUHAN SOLAR UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL KAPAL PANCING TONDA DI PPN PALABUHANRATU DINNARI EKA HALLYZEPTA

Jaring Angkat

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

MODEL BIONOMI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN BAWAL PUTIH DI PERAIRAN PANGANDARAN JAWA BARAT

Gambar 6 Peta lokasi penelitian.

SISTEM BAGI HASIL USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BUNGUS KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT. Oleh

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.2 Musim

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

ANALISIS USAHA PERIKANAN TONDA DI PADANG SUMATERA BARAT THOMAS ROMANO PUTRA SKRIPSI

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net ) induk udang

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelayakan Bisnis 2.2 Perikanan Tangkap

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUA KONSTRUKSI BUBU LIPAT YANG BERBEDA DI KABUPATEN TANGERANG

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG DI PALABUHANRATU PADA SAAT MEMBAWA HASIL TANGKAPAN MAKSIMUM NENI MARTIYANI SKRIPSI

KAJIAN KECEPATAN KAPAL PURSE SEINER TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN PROBOLINGGO

Bentuk baku konstruksi jaring tiga lapis (trammel net)

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Contoh spesifikasi kapal purse seine Pekalongan No. Spesifikasi Dimensi

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Karakteristik dan Klasifikasi Usaha Perikanan Tangkap

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA

KOTA SERANG SISKA MAGNAWATI SUMBERDAYA PERIKANANN BOGOR 20100

ALAT PENANGKAPAN IKAN. Riza Rahman Hakim, S.Pi

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Alat Tangkap Longline

KAJIAN UNIT PENANGKAPAN PURSE SEINE DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA DI INDRAMAYU

METODE PENANGKAPAN IKAN

UJICOBA BEBERAPA WARNA UMPAN TIRUAN PADA PENANGKAPAN IKAN DENGAN HUHATE DI PERAIRAN BONE-BONE, KOTA BAU-BAU, SULAWESI TENGGARA HENDRAWAN SYAFRIE

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

4 HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

SIMULASI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA ARIYANTO

STUDI PEMANFAATAN TEKNOLOGI RUMPON DALAM PENGOPERASIAN PURSE SEINE DI PERAIRAN SUMATERA BARAT. Oleh : Universitas Bung Hatta Padang

PENILAIAN UNIT PENANGKAPAN PANCING RUMPON DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT EKA WIDYA MATTASARI

Bentuk baku konstruksi kapal pukat cincin (purse seiner) GT

5 PEMBAHASAN 5.1 Unit Penangkapan Ikan

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Cantrang Alat tangkap cantrang

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

PSPK STUDENT JOURNAL, VOL. I NO. 1 pp UNIVERSITAS BRAWIJAYA Recieved 18 January 2013, Accepted 16 May 2013

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

ALOKASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN IKAN GUPPY DI DESA PARIGI MEKAR, KECAMATAN CISEENG KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

PERIKANAN TUNA YANG BERBASIS DI KENDARI, SULAWESI TENGGARA

SELEKSI JENIS ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU DI SELAT BALI

EFISIENSI TEKNIS UNIT PENANGKAPAN MUROAMI DAN KEMUNGKINAN PENGEMBANGANNYA DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

TEKNO EKONOMI KAPAL GILLNET DI KALIBARU DAN MUARA ANGKE JAKARTA UTARA LUSI ALMIRA KALYANA

Gambar 2. Konstruksi pancing ulur Sumber : Modul Penangkapan Ikan dengan Pancing Ulur

PENGGUNAAN CELAH PELOLOSAN PADA BUBU TAMBUN TERHADAP HASIL TANGKAPAN KERAPU KOKO DI PULAU PANGGANG, KEPULAUAN SERIBU DIDIN KOMARUDIN

SINERGISITAS PERIKANAN TANGKAP DENGAN PARIWISATA BAHARI DI PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ADI GUMBARA PUTRA

TEKNIK PENGOPERASIAN HUHATE (POLE AND LINE) DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPANNYA DI LAUT SULAWESI

BAB VI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN OLEH NELAYAN KARIMUNJAWADAN NELAYAN JEPARA

KEBERADAAN FASILITAS KEPELABUHANAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PANGKALAN PENDARATAN IKAN TANJUNGSARI, KABUPATEN PEMALANG, JAWA TENGAH NOVIANTI SKRIPSI

Transkripsi:

PENILAIAN PENGGANTIAN UNIT PENANGKAPAN PAYANG DI PPN PALABUHANRATU WULAN MEGA SARI MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Penilaian Penggantian Unit Penangkapan Payang di PPN Palabuhanratu adalah karya saya sendiri dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Mei 2011 Wulan Mega Sari C44070024

ABSTRAK WULAN MEGA SARI, C44070024. Penilaian Penggantian Unit Penangkapan Payang di PPN Palabuhanratu. Dibimbing oleh DINIAH dan MOCH. PRIHATNA SOBARI. Volume produksi payang pada tahun 2010 menurun 23,42% dari tahun 2006. Hal ini diduga akibat dari terjadinya overfishing di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian dalam. Satu upaya untuk mengurangi tekanan eksploitasi sumberdaya ikan di dalam teluk adalah mengalihkan daerah penangkapan ikan ke luar teluk. Unit penangkapan payang belum dapat beroperasi di perairan luar teluk. Oleh karena itu, perlu diadakan penggantian payang dengan unit penangkapan lain yang dapat beroperasi di luar teluk. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi perikanan payang di PPN Palabuhanratu dan mengkaji unit penangkapan mini purse seine dan pancing rumpon untuk mengganti unit penangkapan payang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan studi kasus. Analisis data yang dilakukan berupa analisis teknis dan finansial. Berdasarkan analisis teknis, penggantian payang dengan mini purse seine dapat dilakukan karena metode pengoperasian, jumlah ABK dan hasil tangkapan yang hampir sama. Penggantian dengan pancing rumpon dapat dilakukan karena teknik yang digunakan dalam memancing lebih sederhana. Berdasarkan analisis usaha, payang mengalami kerugian sebesar Rp3.580.612,50 sedangkan keuntungan yang didapat usaha mini purse seine sekitar Rp108.168.500,00 dan pancing rumpon sebesar Rp52.451.187,50. Berdasarkan analisis finansial, usaha mini purse seine dan pancing rumpon layak dijalankan karena nilai NPV>0, Net B/C>1 dan IRR lebih tinggi dari tingkat suku bunga. Apabila dilihat berdasarkan analisis sensitivitas dan karakteristik sosial, unit penangkapan pancing rumpon memiliki prospek yang lebih baik untuk menggantikan payang. Kata kunci : mini purse seine, pancing rumpon, payang, PPN Palabuhanratu

Hak cipta IPB, Tahun 2011 Hak cipta dilindungi Undang-Undang 1) Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber: (a) Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah. (b) Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2) Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa seizin IPB.

PENILAIAN PENGGANTIAN UNIT PENANGKAPAN PAYANG DI PPN PALABUHANRATU WULAN MEGA SARI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan MAYOR TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Judul Skripsi : Penilaian Penggantian Unit Penangkapan Payang di PPN Palabuhanratu Nama NRP Mayor : Wulan Mega Sari : C44070024 : Teknologi dan Manajemen Perikanan Tangkap Disetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Dr.Ir. Diniah, M.Si. Ir. Moch.Prihatna Sobari, M.S. NIP. 19610924 1986022001 NIP. 19610316 1986011001 Diketahui : Ketua Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Dr.Ir. Budy Wiryawan, M.Sc. NIP. 19621223 19870301001 Tanggal Lulus : 30 Mei 2011

KATA PENGANTAR Unit penangkapan payang sangat umum digunakan di PPN Palabuhanratu. Berdasarkan data Statistik PPN Palabuhanratu, hasil tangkapan payang terus mengalami penurunan hingga tahun 2010. Tulisan ini mengungkapkan kondisi usaha perikanan payang dari sisi teknik dan finansial di Perairan Teluk Palabuhanratu dan alternatif penggantian alat tangkap tersebut dengan mini purse seine maupun pancing rumpon. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk melengkapi karya ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi penulis khususnya, para akademisi dan semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Mei 2011 Wulan Mega Sari

UCAPAN TERIMA KASIH Rampungnya penyusunan skripsi ini juga melibatkan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1) Kedua orangtua, Bapak Madzaini dan Ibu Munawaroh yang setiap saat mendoakan dan memberikan yang terbaik. Kedua adikku, Mayang Sari dan Zezen Sukrillah, teman bertengkar dan pemberi semangat; 2) Dr.Ir. Diniah, M.Si. sebagai ketua Komisi Pembimbing sekaligus Pembimbing Akademik dan Ir. Moch. Prihatna Sobari, M.S. sebagai anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan perhatiannya selama penulis melaksanakan studi hingga penyelesaian skripsi; 3) Dr.Ir. Muhammad Imron, M.Si. sebagai Ketua Komisi Pendidikan dan Ir.Wawan Oktariza, M.Si. sebagai dosen penguji pada sidang skripsi yang telah memberikan masukan dalam penyempurnaan skripsi; 4) Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi beserta staf, Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu beserta staf dan Kepala PPI Binuangeun beserta staf yang telah membantu di lapangan selama penelitian; 5) Bapak Syarif Budiman dan keluarga, Bapak Tandim, serta Tiffany dan keluarga yang telah banyak membantu selama penelitian; 6) Responden yang telah membantu perolehan data selama penelitian; 7) Sahabat terbaik, Annissa Milki Azizah, Nela Indah Ermawati dan Anindito Adi Nugroho untuk semua nasihat, semangat dan bantuannya; 8) Lili, Eneng, Hana raisa, Dede, Wawan, Ade Jamil, Vera, Tri, Ibay, Ris dan seluruh kawan seperjuangan di PSP 44; 9) Rekan-rekan DPM FPIK IPB periode 2009/2010 kabinet Dewan Pemersatu Samudera; 10) Salsabillah s crew : Kak Siti, Kak Nina, Kak Sandra, Kak Lulus, Kak Baby, Kak Icha, Mega, Ayu, Bio, Lingga, Dinda untuk keceriaan dan semangatnya; 11) Rahmat Agi Setiawan atas pinjaman si mungil yang menemani penyelesaian skripsi ini; 12) Pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Depok pada tanggal 13 Oktober 1989. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Madzaini dan Ibu Munawaroh. Pada tahun 2007 penulis menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Negeri 1 Depok. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007 dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Dasar- Dasar Perikanan Tangkap 2008/2009. Selain itu, penulis aktif di beberapa kegiatan, diantaranya menjadi anggota Divisi Informasi dan Komunikasi Himpunan Mahasiswa Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (Himafarin) periode 2008/2009, Bendahara Wadah Silaturrahmi Mahasiswa Muslim Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (Watasima) periode 2008/2009 dan Sekretaris Komisi II (Advokasi) Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor periode 2009/2010. Penulis melakukan penelitian sebagai bahan penyusunan skripsi dengan judul Penilaian Penggantian Unit Penangkapan Payang di PPN Palabuhanratu. Penulis dinyatakan lulus dalam sidang ujian skripsi yang diselenggarakan oleh Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor pada tanggal 30 Mei 2011.

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman xii 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan... 4 1.4 Manfaat... 4 1.5 Kerangka Pendekatan Studi... 4 2 TINJAUAN PUSTAKA... 7 2.1 Unit Penangkapan Payang... 7 2.1.1 Definisi dan klasifikasi... 7 2.1.2 Alat tangkap... 8 2.1.3 Kapal... 10 2.1.4 Nelayan... 10 2.1.5 Metode pengoperasian payang... 11 2.1.5 Hasil tangkapan payang... 12 2.1.7 Daerah pengoperasian payang... 12 2.2 Unit Penangkapan Purse Seine... 13 2.2.1 Definisi dan klasifikasi... 13 2.2.2 Alat tangkap... 14 2.2.3 Kapal... 16 2.2.4 Nelayan... 16 2.2.5 Metode pengoperasian purse seine... 16 2.2.6 Hasil tangkapan purse seine... 17 2.2.7 Daerah pengoperasian purse Seine... 17 2.3 Unit Penangkapan Pancing Tonda... 18 2.3.1 Definisi dan klasifikasi... 18 2.3.2 Alat tangkap... 19 2.3.3 Kapal... 19 2.3.4 Nelayan... 20 2.3.5 Umpan... 20 2.3.6 Metode pengoperasian pancing tonda... 20 2.3.7 Hasil tangkapan pancing tonda... 21 2.3.8 Daerah pengoperasian pancing tonda... 21 2.4 Analisis Finansial... 21 2.5 Analisis Sensitivitas... 22 3 METODOLOGI PENELITIAN... 24 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian... 24 3.2 Peralatan Penelitian... 24 xiv xv

Halaman 3.3 Metode Penelitian... 24 3.4 Metode Pengumpulan Data... 24 3.5 Metode Pengambilan Responden... 25 3.6 Metode Analisis Data... 26 3.6.1 Analisis teknis... 26 3.6.2 Analisis finansial... 27 3.6.2.2 Analisis usaha... 27 3.6.2.2 Analisis kriteria investasi... 29 3.6.3 Analisis sensitivitas... 31 3.7 Batasan Penelitian... 32 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN... 34 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi... 34 4.1.1 Letak geografis... 34 4.1.2 Penduduk... 34 4.1.3 Kondisi perikanan tangkap Kabupaten Sukabumi... 35 4.1.3.1 Nelayan... 35 4.1.3.2 Alat tangkap... 35 4.1.3.3 Armada penangkapan ikan... 36 4.1.3.4 Volume dan nilai produksi... 37 4.2 Keadaan Umum PPN Palabuhanratu... 37 4.2.1 Letak geografis... 37 4.2.2 Kondisi perikanan tangkap PPN Palabuhanratu... 38 4.2.2.1 Nelayan... 38 4.2.2.2 Alat tangkap... 38 4.2.2.3 Armada penangkapan ikan... 39 4.2.2.4 Volume dan nilai produksi... 39 4.2.2.5 Pemasaran ikan di PPN Palabuhanratu... 40 5 HASIL DAN PEMBAHASAN... 41 5.1 Aspek Teknik... 41 5.1.1 Unit penangkapan payang... 41 5.1.1.1 Alat tangkap... 41 5.1.1.2 Kapal... 43 5.1.1.3 Nelayan... 43 5.1.1.4 Metode pengoperasian payang... 44 5.1.1.5 Hasil tangkapan payang... 45 5.1.1.6 Daerah dan musim pengoperasian payang... 46 5.1.2 Unit penangkapan mini purse seine... 46 5.1.2.1 Alat tangkap... 47 5.1.2.2 Kapal... 49 5.1.2.3 Nelayan... 50 5.1.2.4 Metode pengoperasian mini purse seine... 51 5.1.2.5 Hasil tangkapan mini purse seine... 52 5.1.2.6 Daerah dan musim pengoperasian mini purse seine. 53 5.1.3 Unit penangkapan pancing rumpon... 54 5.1.3.1 Alat tangkap... 54

Halaman 5.1.3.2 Kapal... 57 5.1.3.3 Nelayan... 58 5.1.3.4 Metode pengoperasian pancing rumpon... 58 5.1.3.5 Hasil tangkapan pancing rumpon... 60 5.1.3.6 Daerah dan musim pengoperasian pancing rumpon. 61 5.1.4 Produktivitas... 62 5.2 Analisis Finansial... 63 5.2.1 Analisis usaha... 63 5.2.2 Analisis kriteria investasi... 69 5.3 Analisis Sensitivitas... 71 5.4 Aternatif Penggantian Alat Tangkap Payang... 73 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 78 6.1 Kesimpulan... 78 6.2 Saran... 79 DAFTAR PUSTAKA... 80 LAMPIRAN... 83

DAFTAR TABEL Halaman 1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Sukabumi tahun 2004-2008... 35 2 Jumlah nelayan perikanan tangkap tahun 2006-2009 di Kabupaten Sukabumi... 35 3 Alat tangkap yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 36 4 Jumlah armada penangkapan ikan Kabupaten Sukabumi tahun 2006-2009... 36 5 Perkembangan volume dan nilai produksi ikan Kabupaten Sukabumi tahun 2006-2009... 37 6 Perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010... 38 7 Perkembangan alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010... 38 8 Perkembangan armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010... 39 9 Perkembangan volume dan nilai produksi di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010... 40 10 Jumah hasil tangkapan rata-rata alat tangkap payang per unit pada tahun 2010 di PPN Palabuhanratu... 45 11 Hasil tangkapan rata-rata mini purse seine PPI Binuangeun tiap unit dalam setahun... 53 12 Jumlah hasil tangkapan rata-rata unit penangkapan pancing rumpon tiap unit di PPN Palabuhanratu tahun 2010... 60 13 Produktivitas alat tangkap payang, mini purse seine dan pancing rumpon... 62 14 Biaya investasi usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing rumpon (Rp)... 63 15 Biaya tetap usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing rumpon dalam setahun (Rp)... 64 16 Biaya variabel usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing Rumpon dalam setahun (Rp)... 65 17 Penerimaan rata-rata usaha perikanan payang tiap unit di PPN Palabuhanratu tahun 2010... 66 18 Penerimaan rata-rata usaha perikanan pancing rumpon tiap unit di PPN Palabuhanratu tahun 2010... 66

Halaman 19 Penerimaan rata-rata usaha perikanan mini purse seine PPI Binuangeun tiap unit dalam setahun... 67 20 Hasil perhitungan analisis usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing rumpon... 67 21 Hasil perhitugan analisis kriteria investasi usaha perikanan mini purse seine dan pancing rumpon dengan modal sendiri dan modal pinjaman dari bank... 70 22 Perbandingan nilai kriteria investasi akibat kenaikan harga solar sebesar 46,5% pada perikanan mini purse seine dan pancing rumpon dengan modal sendiri... 72 23 Perbandingan nilai kriteria investasi akibat kenaikan harga solar sebesar 61% pada perikanan mini purse seine dan pancing rumpon dengan pinjaman dari bank... 72 24 Matriks rekapitulasi hasil analisis terhadap unit penangkapan mini purse seine dan pancing rumpon... 75 25 Biaya investasi awal usaha perikanan pancing rumpon... 76 26 Perhitungan nilai sisa unit penangkapan payang... 77

DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Kerangka pendekatan studi... 6 2 Desain baku pukat katong payang berbadan jaring panjang... 9 3 Desain dan konstruksi purse seine... 15 4 Alat tangkap pancing tonda... 19 5 Bagan pola pemasaran ikan di PPN Palabuhanratu... 40 6 Konstruksi alat tangkap payang di PPN Palabuhanratu... 41 7 Kapal payang di PPN Palabuhanratu... 43 8 Komposisi hasil tangkapan payang di PPN Palabuhanratu tahun 2010... 46 9 Konstruksi mini purse seine di PPI Binuangeun... 48 10 Kapal mini purse seine di PPI Binuangeun... 49 11 Kapal lampu yang digunakan pada operasional mini purse seine di PPI Binuangeun... 50 12 Komposisi hasil tangkapan rata-rata mini purse seine PPI Binuangeun selama setahun... 53 13 Konstruksi pancing jerigen... 55 14 Konstruksi pancing kotrek... 55 15 Konstruksi pancing tonda... 56 16 Konstruksi pancing layang-layang... 57 17 Kapal pancing rumpon di PPN Palabuhanratu... 57 18 Komposisi hasil tangkapan unit penangkapan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu tahun 2010... 61

DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Peta lokasi penelitian dan daerah penangkapan ikan... 84 2 Perhitungan produktivitas... 85 3 Perhitungan analisis usaha payang... 88 4 Perhitungan analisis usaha mini purse seine... 89 5 Perhitungan analisis usaha pancing rumpon... 90 6 Perhitungan cashflow usaha perikanan mini purse seine dengan modal sendiri... 91 7 Perhitungan cashflow usaha perikanan mini purse seine dengan modal pinjaman dari bank... 92 8 Perhitungan cashflow usaha perikanan pancing tonda dengan modal sendiri... 93 9 Perhitungan cashflow usaha perikanan pancing tonda dengan modal pinjaman dari bank... 94 10 Perhitungan cashflow usaha perikanan mini purse seine dengan modal sendiri ketika kenaikan solar 46,5%... 95 11 Perhitungan cashflow usaha perikanan mini purse seine dengan modal pinjaman dari bank ketika kenaikan solar 61%... 96 12 Perhitungan cashflow usaha perikanan pancing tonda dengan modal sendiri ketika kenaikan solar 46,5%... 97 13 Perhitungan cashflow usaha perikanan pancing tonda dengan modal pinjaman dari bank ketika kenaikan solar 61%... 98 14 Dokumentasi penelitian... 99

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Palabuhanratu merupakan satu sentra produksi perikanan laut di selatan Jawa Barat. Produksi perikanan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan di lokal Palabuhanratu, namun lebih dari 89% ikan didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di luar daerah Palabuhanratu. Ikan yang didistribusikan berupa ikan segar, pindang maupun olahan ikan asin. Pada bulan-bulan tertentu, ketersediaan ikan di Palabuhanratu didatangkan dari luar. Hal ini menunjukkan tingginya animo pasar terhadap produksi ikan di Palabuhanratu. Payang merupakan unit penangkapan ikan yang memberikan kontribusi besar terhadap volume produksi PPN Palabuhanratu pada tahun 2004-2005. Kontribusi payang pada tahun 2005 mencapai 47,06% dan terus mengalami penurunan hingga 7,48% pada tahun 2010. Volume produksi payang di PPN Palabuhanratu mengalami penurunan dalam periode tahun 2004-2010. Volume produksi payang pada tahun 2004 sebesar 1.236.268 kg, pada tahun 2010 menjadi 504.323 kg. Penurunan volume produksi yang ekstrim terjadi pada tahun 2007 ke 2008, yaitu dari 1.444.282 kg menjadi 189.809 kg. Hal ini berdampak pula pada volume produksi perikanan keseluruhan di PPN Palabuhanratu. Hasil penelitian Mudjizat (2008) menyatakan bahwa Perairan Teluk Palabuhanratu telah mengalami overfishing untuk ikan tongkol. Ikan tongkol merupakan hasil tangkapan utama payang. Tindakan nyata yang disarankan adalah mengurangi kegiatan penangkapan ikan di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian dalam, yaitu dengan mengurangi sekitar 50% dari jumlah unit penangkapan ikan yang beroperasi di perairan teluk bagian dalam. Wacana yang berkembang pada tingkat Pemda berkaitan dengan overfishing, yaitu adanya program penghapusan operasional penangkapan ikan dengan payang di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian dalam. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi tekanan eksploitasi sumberdaya ikan di perairan tersebut. Masalah yang akan timbul apabila wacana tersebut dilaksanakan yaitu meningkatnya jumlah pengangguran. Oleh karena itu perlu adanya alternatif kegiatan penangkapan ikan di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian luar.

2 Daerah pengoperasian payang sampai tahun 2011 saat penelitian dilakukan adalah di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian dalam. Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mengurangi eksploitasi sumberdaya ikan di teluk bagian dalam adalah dengan mengalihkan daerah pengoperasian payang yang memiliki kontribusi cukup besar dalam volume produksi PPN Palabuhanratu ke Perairan Teluk Palabuhanratu bagian luar. Apabila dilihat dari armadanya, kegiatan perikanan payang yang memiliki home base di PPN Palabuhanratu belum dapat beroperasi di perairan luar teluk. Hal tersebut disebabkan ukuran perahu atau kapal yang digunakan tidak mampu mendukung kegiatan penangkapan ikan di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian luar. Alternatif lain adalah melakukan penggantian alat tangkap payang dengan alat tangkap lain yang dapat dioperasikan di teluk bagian luar. Pancing rumpon di PPN Palabuhanratu memperlihatkan peningkatan jumlah yang signifikan sejak tahun 2005. Berdasarkan data statistik PPN Palabuhanratu, pancing rumpon berjumlah 9 unit pada tahun 2005. Pada 2007 jumlahnya meningkat menjadi 29 unit dan terus meningkat hingga 112 unit pada tahun 2010. Hal tersebut disebabkan maraknya penggunaan rumpon sebagai atraktor ikan. Rumpon ini diletakkan di posisi geografis 06 0 30 LS - 08 0 30 LS dan 105 0 30 BT - 106 0 30 BT. Penggunaan rumpon memberikan pengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan yang diperoleh. Hasil tangkapan pancing rumpon memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti madidihang (Thunnus albacares), cakalang (Katsuwonus pelamis) dan tuna mata besar (Thunnus obesus). Hal ini akan signifikan dengan penerimaan yang lebih tinggi. Oleh karena jumlah penerimaan yang lebih tinggi ini, diharapkan pancing rumpon dapat menjadi satu alternatif unit penangkapan payang. Mini purse seine juga merupakan alat penangkap ikan pelagis. Metode pengoperasiannya hampir sama dengan payang, yaitu dengan melingkari gerombolan ikan dan produktivitas alat tangkap ini cukup tinggi. Daerah pengoperasiannya lebih ke lepas pantai atau di daerah teluk bagian luar. Hal ini bertujuan mengurangi tekanan terhadap perairan teluk sehingga daerah penangkapan ikan tidak hanya terkonsentrasi di teluk bagian dalam, namun juga

3 di daerah teluk bagian luar. Oleh karena itu, mini purse seine diharapkan dapat digunakan sebagai satu alternatif pengganti payang. Kegiatan penggantian alat tangkap payang dengan pancing rumpon maupun mini purse seine memerlukan kajian ilmiah. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengevaluasi kegiatan perikanan payang dan mengkaji prospek penggunaan alat tangkap pancing rumpon dan mini purse seine di Perairan Palabuhanratu. 1.2 Perumusan Masalah Payang merupakan alat tangkap yang memiliki kontribusi cukup besar dalam volume produksi PPN Palabuhanratu pada tahun 2004-2005. Tren yang semakin menurun pada volume produksi dari alat tangkap payang mengakibatkan turunnya tren volume produksi di PPN Palabuhanratu. Operasional payang dilakukan di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian dalam. Hasil penelitian Mudjizat (2008) menyatakan bahwa telah terjadi eksploitasi ikan tongkol yang berlebih di Perairan Teluk Pelabuhanratu bagian dalam. Untuk mengurangi tekanan ini, maka perlu dilakukan penggantian unit penangkapan payang, karena payang tidak mungkin dioperasikan di Perairan Teluk bagian luar. Hal ini menyebabkan nelayan payang kehilangan pekerjaan. Satu alternatif untuk mengatasinya adalah mengganti unit penangkapan payang dengan pancing rumpon atau mini purse seine agar operasi penangkapan ikan pelagis dapat dilakukan di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian luar. Alih kegiatan ini memerlukan suatu kajian untuk mengetahui jumlah payang yang akan digantikan dengan pancing rumpon ataupun mini purse seine. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis melakukan penelitian tentang penilaian dalam penggantian unit penangkapan payang di PPN Palabuhanratu. Penulis berharap dapat mengevaluasi kegiatan perikanan payang di perairan tersebut, serta mengkaji penggunaan pancing rumpon dan mini purse seine sebagai alternatif pengganti unit penangkapan payang. Kedua alat tangkap ini dipilih karena merupakan alat tangkap yang target tangkapannya sama, yaitu ikan pelagis, dengan daerah pengoperasian di daerah teluk bagian luar.

4 1.3 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengevaluasi kegiatan perikanan payang di PPN Palabuhanratu; 2) Mengkaji unit penangkapan pancing rumpon dan mini purse seine sebagai alternatif pengganti unit penangkapan payang di PPN Palabuhanratu. 1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1) Bagi penulis sebagai bahan penyelesaian tugas akhir dalam penyelesaian studi di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, serta menambah wawasan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan penilaian penggantian suatu unit penangkapan ikan; 2) Bagi nelayan payang sebagai informasi tentang evaluasi kegiatan perikanan payang yang ditekuninya; 3) Bagi pemerintah daerah maupun Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai informasi tentang pengelolaan dalam pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis di Perairan Teluk Palabuhanratu; dan 4) Pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi tentang evaluasi kegiatan perikanan payang di Teluk Palabuhanratu dan prospek penggunaan unit penangkapan mini purse seine ataupun pancing rumpon sebagai pengganti unit penangkapan payang di PPN Palabuhanratu. 1.5 Kerangka Pendekatan Studi Kontribusi unit penangkapan payang dalam volume produksi di PPN Palabuhanratu adalah dominan pada tahun 2004-2005, namun terus menurun hingga tahun 2010. Daerah pengoperasian alat tangkap ini adalah di perairan teluk bagian dalam. Untuk mengurangi tekanan eksploitasi sumberdaya ikan di teluk bagian dalam, maka unit penangkapan payang akan dihentikan operasionalnya. Efek yang dihindari adalah terjadinya peningkatan pengangguran, sehingga perlu dicarikan alternatif alat tangkap pengganti payang. Unit penangkapan mini purse seine memberikan kontribusi produksi perikanan nasional terbesar, sementara itu pancing rumpon merupakan alat

5 tangkap yang sedang trend dan berkembang baik di PPN Palabuhanratu. Alat tangkap mini purse seine dan pancing rumpon dapat dioperasionalkan di teluk bagian luar. Oleh karena itu, kedua alat tangkap ini dikaji sebagai alternatif pengganti payang di Perairan Teluk Pelabuhanratu. Evaluasi dan pengkajian dari kegiatan penangkapan ikan dengan payang dan mini purse seine serta pancing rumpon memerlukan informasi tentang konstruksi, jumlah hasil tangkapan, tingkat penerimaan dan pengeluaran, serta kelayakan usaha. Aspek yang menjadi kajian dari penelitian ini adalah aspek teknik, produksi dan finansial. Skema pendekatan studi dapat dilihat pada Gambar 1. Unsur teknis dan produksi dievaluasi untuk mengetahui efektivitas payang apabila dioperasikan. Aspek finansial digunakan untuk mengetahui pendapatan nelayan serta kelayakan usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing rumpon. Analisis ini menggunakan pendekatan analisis usaha dan kriteria investasi. Hasil analisis teknis maupun finansial dari usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing rumpon dibandingkan untuk mendapatkan jenis unit penangkapan yang paling baik untuk dijalankan.

6 Sumberdaya Ikan Unit Penangkapan Payang Unit Penangkapan Pancing Rumpon Unit Penangkapan mini purse seine Analisis Teknis : - Konstruksi alat - Metode penangkaan - Daerah penangkapan - Produktivitas penangkapan Payang lebih menguntungkan Analisis Usaha - Π - R/C - PP - ROI Mini purse seine dan pancing rumpon lebih menguntungkan Tidak layak Analisis Analisis Kriteria Investasi - NPV - B/C - IRR Pengkajian alat tangkap lain untuk mengganti payang Layak Bandingkan mini purse seine dan pancing rumpon Unit penangkapan ikan alternatif pengganti payang Gambar 1 Kerangka pendekatan studi

7 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unit Penangkapan Payang Unit penangkapan payang merupakan unit penangkapan ikan yang banyak digunakan di PPN Palabuhanratu. Berikut merupakan uraian teknis tentang unit penangkapan payang secara lebih lengkap. 2.1.1 Definisi dan klasifikasi Subani dan Barus (1989) menyatakan bahwa payang termasuk dalam klasifikasi pukat kantong lingkar yang terbuat dari bahan jaring, secara garis besar terdiri atas kantong (bag), badan/perut (body/belly) dan kaki/sayap (leg/wing). Bagian kantong biasanya terdiri atas bagian-bagian kecil yang tiap bagiannya memiliki nama sendiri dan berbeda namanya di setiap daerah. Ukuran mata jaring mulai dari ujung kantong sampai ujung kaki berbeda-beda, yaitu kirakira 1 cm di bagian kantong dan semakin besar hingga di bagian ujung kaki atau sayap sekitar 40 cm. Pada alat tangkap ini, bagian atas mulut jaring (upperlip) menjorok ke belakang, sedangkan bibir bawah (underlip) lebih menjorok ke depan. Hal ini disebabkan payang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang biasa hidup di kolom perairan bagian atas dan mempunyai sifat yang cenderung berenang ke lapisan bawah apabila telah terkurung jaring. Oleh karena bagian bawah mulut jaring lebih menjorok ke depan, maka kesempatan lolos menjadi terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring. von Brandt (2005) menjelaskan bahwa payang termasuk dalam kelompok seine net. Seine net adalah alat penangkap ikan yang mempunyai bagian badan, sayap dan tali penarik yang sangat panjang dengan atau tanpa kantong. Alat ini dioperasikan dengan cara melingkari area seluas-luasnya, kemudian menarik alat tersebut ke kapal atau pantai. Payang merupakan salah satu dari seine net yang dioperasikan dengan cara melingkari kawanan ikan, lalu ditarik ke atas kapal yang tidak bergerak. Menurut Nomura (1981), jaring payang termasuk dalam kelas surrounding nets dengan tujuan utama menangkap jenis ikan pelagis. Pada pengoperasiannya, alat ini membatasi gerak renang ikan hingga terkurung pada bagian sayap dan selanjutnya ikan masuk ke dalam kantong.

8 Menurut Badan Standardisasi Nasional tahun 2008 tentang pukat tarik, payang merupakan salah satu pukat tarik yang pengoperasiannya menggunakan satu kapal. Alat ini dioperasikan dengan tali selambar di permukaan perairan dan melingkarkan jaring pada gerombolan ikan pelagis, penarikan dan pengangkatan jaring dari atas kapal. Alat tangkap payang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu payang berbadan jaring panjang dan payang berbadan jaring pendek. Teknik pengoperasian kedua macam payang tersebut adalah sama. Hal yang membedakan diantara kedua payang tersebut yaitu hasil tangkapan utamanya. Payang berbadan jaring panjang digunakan untuk menangkap ikan selain jenis teri, sehingga disebut payang ikan. Payang berbadan jaring pendek diperuntukan menangkap teri, sehingga disebut payang teri. Oleh karena itu, konstruksi kedua macam payang tersebut memiliki sedikit perbedaan. Berdasarkan SNI yang dikeluarkan oleh BSN, alat tangkap payang baik yang berbadan jaring panjang maupun pendek termasuk dalam klasifikasi jaring lingkar (surrounding nets) tanpa tali kerut, sesuai dengan International Standard Statistical Classification FishingGear FAO, menggunakan singkatan LA dan berkode ISSCFG.01.2.0. 2.1.2 Alat tangkap Payang adalah alat penangkapan ikan pelagis yang terbuat dari jaring. Jaring yang biasa digunakan terbuat dari bahan nilon. Menurut SNI yang dikeluarkan oleh BSN, payang memiliki beberapa bagian, yaitu : 1) Sayap / kaki jaring (wing), yaitu bagian jaring yang terpanjang dan terletak di ujung depan dari pukat kantong payang. Sayap jaring terdiri atas sayap atas (upper wing) dan sayap bawah (lower wing). 2) Medan jaring bawah (bosoom), yaitu bagian jaring yang terletak di bawah mulut jaring yang menjorok ke depan. Medan jaring bawah merupakan selisih antara panjang sayap atas dengan panjang sayap bawah. 3) Badan jaring (body), yaitu bagian jaring yang terletak di antara bagian kantong dan bagian sayap jaring. 4) Kantong jaring (cod end), yaitu bagian jaring yang terpendek dan terletak di ujung belakang dari pukat kantong payang. 5) Tali ris atas (head rope), yaitu tali yang berfungsi untuk menggantungkan dan menghubungkan kedua sayap jaring bagian atas, melalui mulut jaring bagian

9 atas. Tali ris atas lebih panjang daripada tali ris bawah, sehingga menyebabkan bibir jaring bagian atas lebih menjorok ke belakang (Subani dan Barus 1989). 6) Tali ris bawah (ground rope), yaitu tali yang berfungsi untuk menghubungkan kedua sayap jaring bagian bawah, melalui bagian medan jaring bawah. 7) Tali selambar (warp rope), yaitu tali yang berfungsi sebagai tali penarik pukat kantong payang ke atas geladak kapal. Parameter dari alat tangkap ini adalah kesempurnaan mulut jaring dalam membuka. Desain payang berbadan panjang menurut SNI tahun 2005 dapat dilihat pada Gambar 2. Keterangan gambar : a : Keliling mulut jaring b : Panjang total jaring c : Panjang bagian sayap atas d : Panjang bagian sayap bawah e : Panjang bagian badan f : Panjang bagian kantong g : Jarak ujung-ujung belakang sayap atas g1: Lebar ujung belakang bagian sayap atas g2: Lebar ujung depan bagian sayap atas h : Setengah keliling mulut jaring h : Lebar ujung depan bagian bosoom h : Jarak ujung-ujung belakang sayapbawah h1 : Lebar ujung belakang bagian sayap bawah h2 : Lebar ujung depan bagian sayap bawah i : Lebar ujung depan bagian badan i1 : Lebar ujung belakang bagian badan j : Lebar ujung depan bagian kantong j1 : Lebar ujung belakang bagian kantong l : Panjang tali ris atas Bsm : Panjang bagian medan jaring bawah (bosoom) Sumber : Standar Nasional Indonesia, 2005 Gambar 2 Desain baku pukat kantong payang berbadan jaring panjang

10 2.1.3 Kapal Menurut Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan, yang dimaksud dengan kapal perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan, pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pengolahan ikan, pelatihan perikanan dan penelitian/eksplorasi perikanan. Diniah (2008) mengelompokkan kapal penangkap ikan menjadi : 1) Perahu tanpa motor- Non powered boat, yaitu perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak dayung dan atau layar. Ada kalanya tipe perahu ini dibuat dari satu batang pohon utuh yang dilubangi, namun ada juga yang ditambah dengan beberapa keping papan. 2) Perahu motor tempel- Outboard motor adalah kapal atau perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak mesin atau motor yang dipasang di perahu pada saat akan dioperasikan dan dilepaskan kembali pada saat selesai dioperasikan. 3) Kapal motor- Inboard motor, yaitu kapal yang menggunakan mesin sebagai tenaga penggerak yang diletakkan di ruang mesin di dalam bangunan kapal. Penangkapan ikan dengan alat tangkap payang dapat dilakukan baik dengan perahu layar maupun dengan kapal motor. Kapal yang umum digunakan pada pengoperasian payang adalah kapal tradisional, menggunakan motor tempel atau outboard engine. Kapal ini memiliki konstruksi khusus, yaitu memiliki tiang pengamat yang disebut kakapa (Ayodhyoa 1981 diacu dalam Irnawati 2004). 2.1.4 Nelayan Menurut Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 Tentang Perikanan, yang di maksud dengan nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Nelayan yang ikut terlibat dalam operasi penangkapan ikan menggunakan payang berkisar dari 6 sampai 16 orang, bergantung pada ukuran kapal dan jenis ikan yang merupakan target tangkapan utama. Biasanya untuk tujuan penangkapan teri nasi, nelayan yang beroperasi berjumlah kurang dari 10 orang,

11 sedangkan untuk tujuan penangkapan ikan tongkol berjumlah 15-16 orang (Subani dan Barus 1989). Menurut Artikasari (1999), anak buah kapal (ABK) mempunyai tugas masing-masing, diantaranya : 1) Juru mudi, bertugas mengatur ABK sekaligus memegang kemudi dan bertindak sebagai fishing master. 2) Juru batu, sebagai pengawas haluan dan pembuang jangkar. 3) Penyelaga, bertugas sebagai perenang, menjaga umbel dan menakuti ikan. 4) Pengalian, bertugas menurunkan pemberat batu. 5) Penawuran, bertugas menurunkan payang. 6) Pengalang, bertugas untuk memperbaiki posisi jaring apabila mulut jaring tidak terbuka. 7) Pemantau, sebagai pengintai ikan di tiang pantau atau kakapa. Pemantau bertugas jika pengoperasian payang bertujuan untuk menangkap tongkol. 8) Tukang Sampek, bertugas melempar umpan. Tukang sampek bertugas jika operasi penangkapan ikan bertujuan untuk menangkap tongkol. 9) Motoris, bertugas memperbaiki dan mengontrol mesin. 10) Koki, bertugas untuk memasak. 2.1.5 Metode pengoperasian payang Payang dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan yang berada di lapisan permukaan perairan menggunakan tali selambar yang panjang. Penarikan tali selambar bertujuan untuk menarik dan mengangkat kantong payang ke atas geladak kapal. Penarikan tali selambar dilakukan dengan atau tanpa menggunakan mesin bantu penangkapan ikan (fishing machinery). Pengoperasian payang dilaksanakan dengan tidak menghela (dragging) payang di belakang kapal atau tidak secara penghelaan (SNI 2005). Penurunan jaring (setting) dilaksanakan dari salah satu sisi lambung bagian buritan kapal, dengan gerakan maju kapal membentuk lingkaran yang bertujuan melingkari gerombolan ikan sesuai dengan panjang tali selambar (50 m 100 m) dengan kecepatan kapal antara 1 1,5 knot. Penggunaan sayap jaring dan tali selambar yang panjang bertujuan untuk memperoleh lingkaran payang yang besar dan jarak liputan atau tarikan payang yang panjang (SNI 2005).

12 Menurut Standar Nasional Indonesia (2005), penarikan dan pengangkatan jaring (hauling) dilakukan dari sisi lambung kapal atau buritan kapal. Penarikan tersebut dilakukan tanpa atau dengan menggunakan mesin bantu penangkapan ikan (fishing machinery) dan kedudukan kapal berlabuh jangkar atau kedudukan kapal terapung (drifting). Agar tidak terjadi gerakan mundur kapal yang berlebihan, maka diupayakan bergerak maju dengan kecepatan lambat, sesuai beban atau kecepatan penarikan payang. Payang dapat dioperasikan pada siang hari maupun malam hari. Pengoperasian payang pada malam hari dilakukan pada saat gelap bulan dan menggunakan alat bantu lampu petromaks, sedangkan pengoperasian payang pada siang hari dapat menggunakan alat bantu rumpon (Subani dan Barus 1989). 2.1.6 Hasil tangkapan payang Ikan sasaran tangkapan payang adalah ikan pelagis, yaitu ikan yang hidup di kolom perairan bagian atas. Ikan yang umumnya ditangkap yaitu ikan tongkol (Auxis thazard), kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta), kembung perempuan (Rastrelliger branchysoma), selar (Caranx sp.), japuh (Saurida sp), lemuru (Sardinella spp.), layang (Decapterus spp.) dan tembang (Sardinella spp.) (Subani dan Barus 1989). 2.1.7 Daerah pengoperasian payang Daerah pengoperasian payang biasanya tidak jauh dari pantai dan di perairan yang relatif dangkal. Hal tersebut disebabkan perahu yang digunakan berukuran kecil, sehingga tidak dapat dioperasikan di perairan dengan gelombang besar. Payang banyak digunakan di daerah dengan kedalaman antara 40-200 meter. Daerah pengoperasian payang di Palabuhanratu dibagi menjadi dua daerah utama, yaitu daerah sebelah selatan dan barat. Daerah di sebelah selatan adalah daerah Cisaat, Karang Bolong, Ciletuh, Karang antu, dan yang paling jauh di sekitar Ujung genteng. Daerah di sebelah barat yaitu daerah Cisolok, Tanjung layar, Bayah dan yang paling jauh di sekitar Binuangeun (Wahyudi 2010).

13 Sadhori (1985) menjelaskan bahwa dalam mencari gerombolan ikan dapat dibantu dengan memperhatikan : 1) Perubahan warna air laut 2) Lompatan ikan ke permukaan laut 3) Riak-riak kecil di atas permukaan laut 4) Adanya buih-buih di permukaan laut 5) Burung-burung yang menukik dan menyambar ikan di permukaan laut. 2.2 Unit Penangkapan Purse Seine Unit penangkapan purse seine terdiri atas alat tangkap purse seine, kapal atau perahu dan nelayan. Alat tangkap ini diklasifikasikan ke dalam kelompok jaring lingkar dan surrounding net (von Brandt 2005). Berikut merupakan uraian lebih rinci tentang unit penangkapan purse seine. 2.2.1 Definisi dan klasifikasi Menurut Subani dan Barus (1989), purse seine disebut juga pukat cincin, karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin-cincin pada pinggir jaring tempat tali kerut (purse line) dimasukkan ke dalamnya. Fungsi cincin dan tali kerut ini penting, terutama pada waktu pengoperasian jaring. Adanya tali kerut menyebabkan jaring yang asalnya tidak berkantong akan membentuk kantong pada akhir operasi penangkapan ikan. Menurut Badan Standardisasi Nasional tahun 2008 tentang jaring lingkar, purse seine masuk dalam kelompok jaring lingkar. Purse seine atau jaring lingkar bertali kerut adalah jaring lingkar berbentuk empat persegi panjang atau trapesium yang dilengkapi dengan cincin dan tali kerut (purse line), pengoperasiannya mengerutkan jaring pada bagian bawah dengan cara menarik tali kerut (purse line) yang pengoperasiannya menggunakan satu kapal atau dua kapal. von Brandt (2005) mengemukakan bahwa purse seine atau yang dikenal dengan pukat cincin yang berbentuk persegi panjang dengan dinding jaring yang sangat panjang. Alat tangkap ini terdiri atas badan jaring, selvedge (jaring pada pinggir badan jaring), kantong (bunt), tali ris atas (floatline), tali ris bawah (leadline), pemberat dan pelampung serta cincin yang menggantung pada bagian bawah jaring yang tersusun pada tali kolor (purse line).

14 von Brandt (2005) menggolongkan purse seine ke dalam surrounding net. Pengelompokan tersebut karena purse seine memiliki karakreristik yang berbeda jika dibandingkan dengan lampara dan ring net yang termasuk ke dalam kelompok ini juga. Lampara dan ring net memiliki tali ris atas yang lebih panjang dari tali ris bawah, sedangkan purse seine memiliki tali ris atas lebih pendek dari tali ris bawahnya. Menurut Nomura (1981), purse seine merupakan alat penangkap ikan pelagis. Alat ini dilingkarkan pada perairan seperti membuat dinding jaring sehingga tidak memungkinkan ikan untuk melarikan diri, baik dari samping maupun dari bagian bawah. Nomura dan Yamazaki (1977) mengklasifikasikan purse seine ke dalam surrounding net. Pengoperasian alat ini dengan cara melingkarkan seluruh badan jaring, sehingga memungkinkan ikan untuk tertangkap. Purse seine merupakan bagian dari surrounding net having purse-line yang termasuk dalam surrounding net without pocket net. 2.2.2 Alat tangkap Purse seine (Gambar 3) adalah alat penangkap ikan pelagis. Menurut Subani dan Barus (1989), purse seine memiliki beberapa bagian, yaitu : 1) Badan jaring, terbuat dari nilon multifilamen dan berfungsi bukan untuk menjerat ikan, melainkan untuk menghalangi pergerakan ikan 2) Selvedge (srampat), terbuat dari bahan polyethylene dan berfungsi untuk memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada saat penarikan jaring 3) Tali pelampung, terbuat dari bahan polyethylene dan berfungsi sebagai tempat melekatnya pelampung 4) Tali ris atas terbuat dari bahan polyethylene 5) Tali ris bawah terbuat dari bahan polyethylene 6) Tali pemberat, terbuat dari bahan polyethylene dan berfungsi sebagai tempat melekatnya pemberat 7) Tali kolor (purse line) terbuat dari bahan kuralon 8) Tali selambar terbuat dari bahan polyethylene 9) Pelampung, terbuat dari bahan synthetic rubber (SR)

15 10) Pemberat, terbuat dari bahan timah hitam 11) Cincin, terbuat dari bahan besi. Keterangan : a. Float f. Sinker Line b. Float Line g. Sinker c. Breast Line h. Purse Line d. Staplig i. Ring e. Bridle Rope Sumber : Nomura dan Yamazaki (1977); Nomura (1981);Sadhori (1985) Gambar 3 Desain dan Konstruksi Purse seine

16 2.2.3 Kapal Kapal purse seine adalah kapal ikan yang mempergunakan alat tangkap purse seine. Alat ini tidak membutuhkan tenaga penarikan yang besar untuk menghela jaring. Perhitungan tenaga ditujukan untuk mencapai kecepatan melingkar serta memiliki bentuk lambung yang dirancang khusus agar memiliki kemampuan olah gerak dan berputar yang baik (Fyson 1985). Ukuran tonase dan daya motor penggerak kapal pukat cincin sangat bergantung pada dimensi panjang dan tinggi jaring. Selain itu, daerah pelayaran kapal serta sasaran penangkapan ikan pelagis besar atau kecil juga mempengaruhi. Umumnya kapal pukat cincin (purse seiner) dilengkapi dengan alat bantu penangkapan ikan berupa mesin (fishing machinery), seperti power block, purse line hauler, skiff boat dan skiff boat winch, slip way. Penurunan pukat cincin (setting) dilakukan dari buritan kapal, begitu pula pengangkatan pukat (hauling) dari buritan kapal dengan menggunakan power block (SNI 2006). Menurut Rasdani et.al (2006), ukuran tonase kapal yang digunakan dalam pengoperasian alat tangkap mini purse seine berkisar antara 10-15 GT. Ukuran panjang kapal berkisar antara 10-15 meter dan lebar 3-5 meter. Kekuatan mesin kapal sekiar 33-45 daya kuda. 2.2.4 Nelayan Menurut Statistik Perikanan PPN Palabuhanratu (2009), nelayan adalah orang yang matapencahariannya melakukan penangkapan ikan. Pada pengoperasian alat tangkap purse seine, jumlah ABK yang diperlukan bergantung pada skala usaha penangkapan ikan. Pada usaha skala kecil, jumlah ABK unit penangkapan purse seine sekitar 15-20 orang. Pada skala besar, jumlah ABK bisa mencapai 40 orang atau lebih (Subani dan Barus 1989). 2.2.5 Metode pengoperasian purse seine Prinsip pengoperasian alat tangkap purse seine yaitu dengan melingkari gerombolan ikan menggunakan jaring. Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan sehingga ikan terkumpul di bagian bunt. Fungsi mata jaring pada purse seine adalah sebagai penghalang dan bukan sebagai penjerat. Oleh sebab itu proses penurunan jaring dan penarikan purse line harus dilakukan dengan

17 cepat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi seminim mungkin kesempatan lolos schooling ikan yang sudah dikelilingi jaring dari adanya gangguan suara mesin kapal, propeller, jaring dan proses penarikan purse line itu sendiri (von Brandt 2005). Secara teknik, setelah jaring tersusun rapi dan tersambung dengan semua tali selambar, tali kolor, pelampung dan pemberat, maka kapal maju mengelilingi gerombolan ikan. Hal tersebut dilakukan sambil menurunkan purse seine sedikit demi sedikit dari lambung atau buritan kapal. Pada saat penurunan purse seine, posisi kapal terhadap arus dan angin perlu diperhatikan. Purse seine perlu dijaga agar tidak sampai terbawa oleh arus masuk ke bawah kapal. Jika kedua ujung jaring telah bertemu, maka kedua ujung jaring tersebut dinaikkan ke atas kapal dan penarikan tali kolor dengan bantuan power block dimulai hingga semua cincin naik ke atas permukaan laut. Setelah cincin naik ke sisi lambung kapal, maka badan jaring segera ditarik sedikit demi sedikit hingga ke bagian bunt. Lalu ikan dipindahkan ke dalam palkah dengan bantuan alat scoop net ataupun fish pump (Rasdani et al. 2006). 2.2.6 Hasil tangkapan purse seine Hasil tangkapan purse seine terutama di wilayah Jawa dan sekitarnya adalah layang (Decapterus spp.), bentong (Caranx crumenopthalmus), kembung (Rastrelliger spp.), lemuru (Sardinella spp.) (Subani dan Barus 1989). Selain itu, untuk ukuran alat tangkap dan kapal yang lebih besar, biasanya target utama penangkapannya yaitu cakalang (Katsuwonus pelamis) dan ikan tuna yang swimming layernya masih di pelagis seperti yellowfin tuna (Thunnus albacores). 2.2.7 Daerah pengoperasian purse seine Daerah pengoperoperasian alat tangkap purse seine yaitu di lapisan perairan pelagic (permukaan). Alat tangkap ini digunakan untuk menangkap ikan yang memiliki swimming layer dari permukaan perairan hingga kedalaman 70 depa (Sainsburry 1971).

18 Sadhori (1985) mengemukakan beberapa persyaratan daerah penangkapan ikan yang dianggap baik untuk alat penangkapan purse seine, yaitu : 1) Pada perairan tersebut terdapat ikan hidup yang bergerombol (schooling) 2) Jenis ikan tersebut dapat dikumpulkan dengan alat pengumpul seperti lampu dan rumpon 3) Kedalaman perairan lebih tinggi daripada alat tangkap yang digunakan. 2.3 Unit Penangkapan Pancing Tonda Unit penangkapan pancing tonda terdiri atas rangkaian pancing, kapal atau perahu dan nelayan. Alat tangkap ini diklasifikasikan ke dalam kelompok pacing atau lines. Berikut merupakan uraian lebih rinci tentang unit penangkapan pancing tonda. 2.3.1 Definisi dan klasifikasi Pancing tonda adalah alat tangkap berupa tali yang diberi umpan tiruan (imitation bait) di sekitar mata pancing dan dioperasikan dengan cara menarik pancing tersebut menggunakan kapal secara horisontal. Selain umpan tiruan, ada pula yang menggunakan umpan benar (true bait). Pancing tonda merupakan alat tangkap tradisional yang bertujuan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis seperti tuna, cakalang dan tongkol yang biasa hidup dekat permukaan dan mempunyai nilai ekonomis tinggi dengan kualitas daging yang tinggi (Gunarso 1989). Pancing tonda memiliki nama daerah yang beragam, diantaranya pancing irid atau klewer (Jawa), pancing kaladalam atau kabalancam (Sepulu, Madura), pancing lohmoloh atau palanggungan atau lemading (Pegagan, Madura), pancing pengenser (Bawean), Lor bebe (Penarukan, Jatim), pancing pengambes (Puger, Jatim), pancing pemalesan (Bali), dan kakahu atau sela (Ambon, Maluku Selatan) (Subani dan Barus 1989). Pancing tonda dalam klasifikasi oleh von Brandt (2005) masuk ke dalam kelompok perikanan pancing (lines), dan dalam klasifikasi yang dibuat oleh Statistik Perikanan Indonesia yang dikeluarkan Departemen Kelautan dan Perikanan masuk dalam kelompok pancing (hook and line).

19 2.3.2 Alat tangkap Pada umumnya pancing tonda memiliki bagian-bagian sebagai berikut: 1. Tali utama, bahan yang umum dipakai berupa nilon tunggal (monofilamen) dan memiliki panjang yang bervariasi, namun pada umumnya antara 50-100 meter. 2. Kili-kili (swivel) 3. Tali kawat (wire rope) 4. Mata pancing (hook), dapat berupa mata pancing tunggal maupun ganda. 5. Umpan tiruan, berbentuk cumi-cumi, ikan, dan lain-lain (Subani dan Barus 1989). Parameter utama yang sangat mempengaruhi keberhasilan dalam operasi penangkapan ikan menggunakan pancing tonda adalah ukuran mata pancing. Gambar alat tangkap pancing tonda dapat dilihat pada Gambar 4. Sumber : www.kp3k.kkp.go.id Gambar 4 Alat tangkap pancing tonda 2.3.3 Kapal Pada umumnya panjang kapal yang digunakan berkisar antara 5-20 meter, dengan ruang kemudi di bagian depan kapal atau haluan dan dek tempat bekerja berada di bagian belakang kapal atau buritan (Sainsbury 1971). Kapal yang

20 mengoperasikan alat tangkap pancing tonda biasanya memiliki outrigger sebagai tempat tali pancing diikatkan. Biasanya terdapat satu atau lebih outrigger terpasang pada bagian belakang kapal atau buritan. 2.3.4 Nelayan Nelayan pancing tonda biasa disebut dengan pemancing. Pada operasi penangkapan ikan menggunakan alat ini, jumlah nelayan yang ikut menonda terdiri atas 4-7 orang (Adwino 1998). 2.3.5 Umpan Umpan yang digunakan adalah umpan segar dan umpan palsu. Umpan yang biasa digunakan adalah umpan palsu yang biasanya berupa bulu ayam (chicken feader), bulu domba (sheep wools), potongan kain yang berwarna menarik, maupun bahan dari plastik berbentuk miniatur yang menyerupai aslinya. Bentuk umpan tiruan dapat berupa cumi-cumi, ikan dan sebagainya (Subani dan Barus 1989). 2.3.6 Metode pengoperasian pancing tonda Pancing tonda dioperasikan dengan cara ditarik secara horizontal oleh perahu atau kapal yang bergerak di depan gerombolan ikan sasaran. Pancing diberi umpan segar atau umpan palsu. Umpan buatan dapat bergerak seperti ikan asli, karena adanya pengaruh tarikan dari kapal. Oleh karena itu, ikan pemangsa biasanya langsung menyambarnya. Kecepatan kapal yang menarik pancing tonda bergantung pada ikan target tangkapan. Kecepatan kapal saat kegiatan penarikan untuk ikan salmon biasanya 1-2 knot. Kecepatan kapal untuk ikan perenang cepat, seperti tuna dan cakalang, biasanya ditarik dengan kecepatan kapal antara 6-8 knot (Sainsbury 1971). Penangkapan ikan dengan pancing tonda biasa dilakukan pada siang hari. Pada saat operasional, satu kapal pancing tonda tidak hanya terdiri atas satu pancing, namun sekaligus beberapa pancing. Penondaan dilakukan dengan mengulurkan tali sekitar dua per tiga dari seluruh panjang tali pancing yang disediakan. Penangkapan ikan dapat dilakukan dengan cara menduga-duga dengan berlayar ke sana dan ke sini atau manoevre, bisa juga terlebih dahulu

21 mencari kawanan ikan atau dapat juga dilakukan di sekitar rumpon (Subani dan Barus 1989). 2.3.7 Hasil tangkapan pancing tonda Hasil tangkapan utama dalam pengoperasian alat tangkap berupa pancing tonda yaitu ikan tuna madidihang (Thunnus albacares), cakalang (Katsuwonus pelamis), salmon (Onchorhynchus sp.), dan setuhuk (Makaira sp.). Hasil tangkapan sampingannya yaitu ikan Kuwe (Caranx spp.), tongkol (Euthynnus spp.) dan ikan tenggiri (Scomberomorus commersoni) (Sainsbury 1971 ; Subani dan Barus 1989). 2.3.8 Daerah pengoperasian pancing tonda Daerah penangkapan ikan (fishing ground) merupakan daerah dimana operasi penangkapan ikan berlangsung yang diduga sebagai tempat ikan bergerombol. Ikan merupakan organisme yang bersifat mobile, artinya ikan sering berpindah-pindah tempat. Hal ini menyebabkan sulitnya menentukan arah dan letak dari perpindahan daerah penangkapan ikan. Tuna hidup di perairan tempat pertemuan antara dua arus atau front, tempat terjadinya upwelling, konvergensi dan divergensi. Daerah ini merupakan daerah berkumpulnya plankton, yaitu perairan dengan salinitas sekitar 34 ppt serta temperatur optimum berkisar antara 15 0 C-30 0 C (Hetharuca 1983 dalam Handriana 2007). Pengoperasian alat tangkap pancing tonda hampir terdapat di seluruh perairan Indonesia. Alat ini banyak digunakan di daerah Jawa barat, Jawa timur, Madura, Bali, Ambon dan Sumatera (Subani dan Barus 1989). 2.4 Analisis Finansial Menurut Gray et al. (2005), untuk mengetahui kelayakan suatu usaha perlu diadakan pengujian melalui analisis finansial. Analisis finansial digunakan untuk menentukan kelayakan usaha dilihat dari sudut pandang badan-badan atau orangorang yang menanamkan modalnya atau yang berkepentingan langsung pada suatu kegiatan usaha. Dalam rangka mencari ukuran secara menyeluruh tentang baik tidaknya suatu kegiatan usaha, telah dikembangkan berbagai macam indeks yang dikenal sebagai kriteria investasi. Setiap indeks menggunakan nilai

22 sekarang (present value) yang telah didiskon dari arus manfaat dan harga selama umur kegiatan usaha. Gray et al. (2005) juga mengatakan bahwa analisis finansial dapat dilakukan melalui analisis usaha dan analisis kriteria investasi. Analisis usaha yang dilakukan meliputi analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue- Cost Ratio), serta Payback-Period (PP). Menurut Rangkuti (2001), Return on Investment (ROI) dilakukan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan besar investasi yang ditanamkan. Analisis kriteria investasi meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) dan Profitability Ratio (PV /K). Setiap kriteria investasi menggunakan perhitungan nilai sekarang (present value) atas arus benefit dan biaya selama umur proyek (Gray et al. 2005). Berdasarkan kelima kriteria tersebut, tiga kriteria pertama yaitu NPV, IRR dan Net B/C lebih umum dipakai dan dapat dipertanggungjawabkan. Penggunaan Gross B/C dan Profitability Ratio didasarkan atas salah pengertian tentang sifat dasar biaya, sehingga dapat menyebabkan kekeliruan dalam penyusunan urutan peluang investasi. Dengan kata lain, kedua kriteria ini tidak dianjurkan untuk dipergunakan di Indonesia (Gray et al. 2005). 2.5 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan. Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Apakah kelayakan suatu kegiatan investasi atau bisnis sensitif atau tidak terhadap perubahan yang terjadi (Nurmalina et al. 2009). Menurut Gittinger (1986), perubahan yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha adalah adanya kenaikan harga bahan baku sehingga biaya produksi meningkat serta penurunan harga jual atau jumlah produk yang menyebabkan berkurangnya benefit yang diharapkan semula. Analisis sensitivitas dapat

23 membantu menyarankan orang pada variabel-variabel yang penting untuk memperbaiki perkiraan-perkiraan dan memperkecil ketidakpastian. Nurmalina et al. (2009) juga mengatakan bahwa analisis sensitivitas dilakukan dengan cara mengubah besarnya variabel-variabel yang penting, masing-masing dapat terpisah atau beberapa dalam kombinasi dengan suatu persentase tertentu yang sudah diketahui atau diprediksi. Kemudian dinilai seberapa besar sensitivitas perubahan variabel-variabel tersebut berdampak pada hasil kelayakan (NPV, IRR dan B/C). Perubahan-perubahan yang biasa terjadi dalam menjalankan bisnis umumnya dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Perubahan harga 2) Keterlambatan pelaksanaan (misal : mundurnya waktu implementasi) 3) Kenaikan dalam biaya (Cost Over Run) 4) Ketidaktepatan dari perkiraan produksi.

24 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian lapangan dilaksanakan di PPN Palabuhanratu dan PPI Binuangen Banten pada Bulan Desember 2010 dan Februari 2011. Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1. 3.2 Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan dalam peneitian ini adalah: 1) Kuesioner 2) Kamera 3) Penggaris. 3.3 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Satuan kasus yang digunakan yaitu unit penangkapan payang dan pancing rumpon yang memiliki home base di PPN Palabuhanratu dan unit penangkapan mini purse seine di PPI Binuangeun. Studi kasus merupakan penelitian yang terinci tentang suatu subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khusus dari keseluruhan personalitas. Unit penelitian memiliki lingkup yang kecil atau terbatas. Tujuan dalam menggunakan metode ini adalah untuk memperoleh gambaran secara lengkap dan mendalam tentang suatu objek (Nazir 2005). 3.4 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapang mengenai seluruh kegiatan unit penangkapan payang, pancing rumpon dan purse seine. Selain itu, data primer juga berasal dari hasil wawancara terhadap responden. Jumlah responden yang diwawancarai yaitu sebelas orang, yaitu lima orang nelayan payang, tiga orang nelayan mini purse seine dan tiga orang nelayan pancing rumpon.

25 Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain : 1) Aspek Teknik (1) Konstruksi unit penangkapan payang, pancing rumpon dan mini purse seine; (2) Metode pengoperasian payang, pancing rumpon dan mini purse seine; (3) Komposisi hasil tangkapan yang diperoleh; dan (4) Lokasi pengoperasian payang, pancing rumpon dan mini purse seine; 2) Aspek Finansial (1) Pembiayaan, berupa biaya investasi, biaya operasional selama kegiatan berlangsung dan biaya tetap. (2) Pendapatan nelayan per hari, per minggu, per bulan, per tahun; dan (3) Harga jual hasil tangkapan per kilogram, per ton. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : 1) Keragaan unit penangkapan payang dan pancing rumpon yang beroperasi di Perairan Pelabuhanratu selama 5 tahun terakhir periode 2006-2010. Selain itu juga data mengenai jumlah kapal, alat tangkap, hasil tangkapan dan jumlah nelayan serta mini purse seine di daerah Binuangen; 2) Keadaan umum daerah penelitian berupa letak geografis dan keadaan perikanan tangkap secara umum di PPN Palabuhanratu. Data tersebut diperoleh dari statistik perikanan PPN Palabuhanratu, statistik perikanan Kabupaten Sukabumi dan Laporan perikanan di PPI Binuangeun. 3.5 Metode Pengambilan Responden Sample merupakan bagian dari populasi. Survei sample adalah prosedur dimana hanya sebagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat atau ciri yang dikehendaki populasi. Sample yang diambil dalam kegiatan ini menggunakan non probability sample, yaitu purposive sampling berupa pengambilan sample yang bersifat tidak acak. Sample yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal (Arikunto 2006).

26 Pertimbangan yang digunakan ditentukan berdasarkan tujuan penelitian. Pertimbangan-pertimbangannya yaitu : 1) Responden yang dipilih adalah pemilik unit penangkapan ikan, baik payang dan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu maupun mini purse seine di PPI Binuangeun; 2) Respoden berada di tempat penelitian saat wawancara dilakukan; 3) Responden tersebut menggunakan unit penangkapan payang, pancing rumpon maupun mini purse seine sepanjang tahun; 4) Payang, pancing rumpon maupun mini purse seine merupakan alat tangkap utama. Wawancara dilakukan terhadap lima orang responden unit penangkapan payang di PPN Palabuhanratu, tiga orang responden unit penangkapan pancing rumpon dan tiga orang responden unit penangkapan mini purse seine di PPI Binuangeun. 3.6 Metode Analisis Data Analisis data dimaksudkan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang mudah diinterpretasikan. Data dan informasi yang telah diperoleh, kemudian dianalisis menggunakan analisis teknik dan analisis finansial. 3.6.1 Analisis teknis Analisis teknis dilakukan untuk melihat hubungan teknik yang mempengaruhi produksi, yaitu konstruksi, cara pengoperasian serta produktivitas alat tangkap, yaitu: 1) Unit penangkapan ikan, rancang bangun dan metode pengoperasian payang, pancing rumpon dan mini purse seine. Rancang bangun dan metode pengoperasian payang, pancing rumpon dan mini purse seine dianalisis secara deskriptif dan dilengkapi dengan studi pustaka untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini. 2) Produktivitas unit penangkapan payang. pancing rumpon dan mini purse seine. Produktivitas dari suatu alat tangkap diperoleh dengan merata-ratakan produksi per trip unit penangkapan ikan. Selain itu juga dihitung melalui produksi per unit penangkapan ikan dan produksi per nelayan.

27 3.6.2 Analisis finansial Analisis finansial dilakukan untuk menilai pengaruh-pengaruh proyek terhadap para pelaku proyek dan pihak lain yang turut serta di dalamnya. Salah satu tujuan dasarnya adalah menghasilkan suatu rencana yang menggambarkan keadaan finansial dan sumber-sumber dana berbagai peserta proyek, serta proyek itu sendiri, sehingga dapat diketahui kelayakan dari kegiatan proyek tersebut (Gittenger JP 1986). Analisis finansial dilakukan melalui analisis usaha dan analisis kriteria investasi. 3.6.2.1 Analisis usaha Analisis usaha digunakan untuk mengevaluasi usaha yang dijalankan dan bertujuan untuk membantu perbaikan pengelolaan suatu usaha. Analisis usaha dapat memberikan masukan untuk mengukur keberhasilan suatu usaha. Pengukuran analisis usaha meliputi : 1) Keuntungan (π) Keuntungan merupakan jumlah nominal yang diperoleh dari selisih antara total pemasukan yang diterima dengan total pengeluaran yang dikeluarkan. Analisis ini bertujuan untuk mengukur apakah kegiatan usaha yang dilakukan pada saat ini berhasil atau tidak. Analisis ini juga dapat digunakan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha yang dilakukan (Sugiarto et al. 2002). Rumus yang digunakan adalah : Keterangan : π TR TC = Keuntungan = Total penerimaan = Total biaya Kriteria : Jika total penerimaan > total biaya, usaha untung atau layak untuk dilanjutkan Jika total penerimaan < total biaya, usaha rugi atau tidak layak untuk dilanjutkan Jika total penerimaan = total biaya, usaha tidak untung dan tidak rugi atau impas

28 2) Revenue Cost Ratio (R/C) Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan (Sugiarto et al. 2002). Rumus yang digunakan adalah : Keterangan : π TR TC R C Kriteria : Jika R/C > 1, Jika R/C < 1, Jika R/C =1, = Keuntungan = Total penerimaan = Total biaya = Revenue (pendapatan) = Cost (biaya) 3) Payback Period (PP) maka kegiatan usaha tersebut untung sehingga usaha tersebut layak untuk dilanjutkan; maka kegiatan usaha tersebut rugi sehingga usaha tersebut tidak layak untuk dilanjutkan; maka kegiatan usaha tersebut tidak untung maupun rugi atau usaha tersebut berada dalam titik impas. Payback period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Payback period juga dapat diartikan sebagai ratio antara initial cash investment dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu, selanjutnya rasio nilai ini dibandingkan dengan Maximum payback period yang dapat diterima. Rumus yang digunakan (Umar 2003) adalah: Keterangan: PP = Payback Period I = Investasi yang dikeluarkan π = Keuntungan 4) Return on investment (ROI) Analisis keuangan sangat bermanfaat untuk membandingkan kinerja antar periode atau untuk mengevaluasi proyek investasi. Metode yang umum

29 digunakan dalam evaluasi kinerja adalah membandingkan seluruh sumberdaya yang digunakan dengan laba yang diperoleh. Model pengukuran yang dipakai adalah analisis tingkat pengembalian investasi (Return on investment-roi). ROI adalah kemampuan suatu usaha untuk menghasilkan keuntungan. Perhitungan terhadap ROI dilakukan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan besar investasi yang ditanamkan (Rangkuti 2006). Rumus yang digunakan adalah : Keterangan: ROI = Return on Investment (tingkat pengembalian) π = Keuntungan I = Investasi 3.6.2.2 Analisis kriteria investasi Analisis ini digunakan untuk melihat apakah secara finansial suatu usaha penangkapan ikan bersifat menguntungkan atau tidak, serta untuk melihat prospek kelanjutan usaha tersebut. Analisis dilakukan dengan menghitung komponenkomponen Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR) (Gray et al. 2005) : 1) Net Present Value (NPV) Net Present Value atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur proyek (Nurmalina et al. 2009). Keterangan : NPV Bt Ct i n : Net Present Value : benefit sosial kotor dari suatu proyek pada tahun ke-t : biaya kotor dari suatu proyek pada tahun ke-t : Tingkat suku bunga : Umur teknik Ketentuan dari NPV adalah : NPV 0, artinya usaha penangkapan dapat dilanjutkan NPV 0, artinya usaha penangkapan tidak dapat dilanjutkan NPV = 0, artinya usaha penangkapan ikan tidak untung maupun rugi

30 2) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya penerimaan dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomis proyek. Net B/C merupakan perbandingan sedemkian rupa, sehingga pembilangnya terdiri atas present value total dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit bersih itu bernilai positif, sedangkan penyebutnya terdiri atas present value total dari biaya bersih dalam tahun-tahun dimana Bt-Ct bersifat negatif, yaitu biaya kotor lebih besar daripada benefit kotor, yang dinyatakan dengan rumus (Gray et al. 2005): Ketentuan: Net B/C 1, maka usaha tersebut mendapatkan keuntungan Net B/C 1, maka usaha tersebut mengalami kerugian Net B/C = 1, maka usaha tersebut impas 3) Internal Rate of Return (IRR) Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat keuntungan internal yang diperoleh dari investasi yang ditanamkan. Internal Rate of Return merupakan nilai discount rate sosial yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol, yang dinyatakan dengan rumus (Gray et al. 2005): Keterangan : IRR = Internal Rate of Return i = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif i = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV pada suku bunga i NPV = NPV pada suku bunga i Ketentuan : IRR i, usaha tersebut layak untuk dilanjutkan dan mendapatkan keuntungan; IRR = i, usaha tersebut layak untuk dilanjutkan tanpa mendapatkan keuntungan; IRR i, usaha tersebut tidak layak untuk dilanjutkan karena hanya akan menimbulkan kerugian.

31 3.6.3. Analisis sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan pemaksaan manajer proyek untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin variabel-variabel yang belum diketahui dan mengungkapkan perkiraan-perkiraan yang menyesatkan atau perkiraan yang tidak tepat (Umar 2003). Analisis ini digunakan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis kelayakan (Nurmalina et al. 2009). Menurut Gittenger (1986), perubahan yang mungkin terjadi adalah adanya kenaikan harga input atau bahan baku, sehingga biaya produksi meningkat serta penurunan harga jual atau jumlah produk yang menyebabkan berkurangnya keuntungan yang diharapkan semula. Kemungkinan perubahan lain misalnya adalah kenaikan biaya konstruksi (cost over run), karena perhitungan yang terlalu rendah ternyata pada pelaksanaannya biaya operasional meningkat, dan terjadi penundaan pelaksanaan kegiatan. Dalam analisis ini harga bahan bakar ditentukan sebagai komponen analisis sensitivitas. Hal tersebut karena BBM merupakan biaya variabel dan harganya canderung mengalami kenaikan. Komponen tersebut merupakan komponen yang dianggap peka terhadap kelayakan usaha penangkapan ikan dengan mini purse seine, payang dan pancing rumpon. Metode yang digunakan adalah Switching value. Gittinger (1986) menyatakan bahwa suatu variasi pada analisis sensitivitas adalah nilai pengganti (switching value). Switching value ini merupakan perhitungan untuk mengukur perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga output, penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input/peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap layak untuk dijalankan. Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar perubahan terjadi sampai nilai NPV sama dengan nol (Nurmalina et al.2009). Skenario yang akan digunakan pada alat tangkap yang menjadi alternatif pengganti payang dalam hal pembiayaan yaitu : 1) Modal sendiri 2) Modal dari Bank

32 3.7 Batasan Penelitian Batasan yang digunakan dalam kegiatan penelitian yaitu : 1) Wilayah penelitian adalah di PPN Palabuhanratu dan PPI Binuangeun; 2) Alat tangkap yang menjadi kajian penelitian adalah payang dan pancing rumpon yang memiliki home base di PPN Palabuhanratu dan mini purse seine yang terdapat di PPI Binuangeun; 3) Aspek yang menjadi bahan kajian meliputi aspek teknik dan finansial; 4) Aspek teknik meliputi deskripsi unit penangkapan payang, pancing rumpon dan mini purse seine, metode pengoperasian dan pendugaan produktivitas alat tangkap; 5) Aspek finansial meliputi analisis usaha dan analisis kriteria investasi; 6) Analisis usaha merupakan analisis yang dilakukan berkaitan dengan analisis pendapatan usaha, revenue-cost ratio, payback period dan return on investment; 7) Pendapatan usaha merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total yang digunakan untuk operasi penangkapan ikan dengan payang, pancing rumpon dan mini purse seine selama satu tahun; 8) Penerimaan adalah hasil kali antara jumlah produksi atau hasil tangkapan unit penangkapan payang pancing rumpon dan mini purse seine dengan harga hasil tangkapan per kilogram; 9) Biaya total adalah biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan proses produksi yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel; 10) Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah pengeluarannya tidak bergantung kepada volume produksi. Biaya tetap terdiri atas biaya penyusutan dan biaya perawatan unit penangkapan payang, pancing rumpon dan mini purse seine; 11) Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah pengeluarannya bergantung kepada volume produksi. Biaya variabel terdiri atas biaya bahan bakar solar, minyak tanah, oli, perbekalan, SIUP dan upah ABK; 12) Revenue-cost ratio adalah perbandingan antara penerimaan total dengan biaya total dalam satu tahun; 13) Payback period adalah waktu yang dibutuhkan untuk menutup kembali investasi yang dinyatakan dalam tahun;

33 14) Return on investment adalah besarnya keuntungan yang diperoleh dari hasil perbandingan dengan investasi yang ditanamkan, dinyatakan dalam persentase (%); 15) Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada tahap persiapan berproduksi yang dinyatakan dalam satuan Rupiah; 16) Analisis finansial yang dilakukan meliputi NPV, Net B/C dan IRR; 17) Net present value merupakan proyeksi penerimaan laba bersih yang akan diterima untuk usaha yang akan dilakukan di masa yang akan datang jika dinilai pada saat sekarang pada tingkat suku bunga tertentu, dinyatakan dengan NPV>0; 18) Net B/C adalah perbandingan dari jumlah kini (total present value) dari keuntungan bersih (net benefit) bernilai positif dengan keuntungan bersih (net benefit) bernilai negative, dinyatakan Net B/C >1; 19) Internal rate of return adalah tingkat suku bunga dari unit usaha dalam jang waktu tertentu yang membuat nilai NPV sama dengan nol, dinyatakan IRR > tingkat suku bunga; 20) Analisis sensitivitas dilakukan dengan menggunakan metode switching value; 21) Cash flow atau arus manfaat bersih tambahan yang diterima penolah selama proyek berjalan dengan mengurangi biaya-biaya tambahan ke dalam penerimaan total tambahan pada setiap tahun proyek.

34 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak di antara 6 0 57` - 7 0 25` LS dan 106 0 49` - 07 0 00` BT. Kabupaten Sukabumi mempunyai luas daerah 4.128 km 2 atau 14,39% dari luas Jawa Barat atau 3,01% dari luas Pulau Jawa, dengan batas-batas wilayah (BPS Kabupaten Sukabumi, 2009): 1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor, 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, 3) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Samudra Indonesia, 4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Cianjur. Kabupaten Sukabumi terdiri atas 47 kecamatan. Kegiatan perikanan tangkap banyak dilakukan di 7 kecamatan yang menghadap ke Samudera Hindia yaitu Cikemas, Ciracap, Surade, Cibitung, Palabuhanratu, Simpenan dan Cisolok. Semua kegiatan perikanan tersebut terpusat di Kecamatan Palabuhanratu, karena adanya PPN Palabuhanratu. 4.1.2 Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi tahun 2004 hingga tahun 2008 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk mencapai 2.437.395 jiwa, terdiri atas 1.221.177 laki-laki dan 1.216.218 perempuan. Rasio jenis kelamin sebesar 101 yang berarti bahwa dalam 100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk Kabupaten Sukabumi adalah 590,45 orang per km 2. Selain data BPS, data kependudukan juga dilengkapi dengan data hasil registrasi penduduk sebagai pembanding. Tabel 1 merupakan data jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Sukabumi.

35 Tabel 1 Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Sukabumi tahun 2004-2008 Tahun Jumlah penduduk (orang) Laki-laki Perempuan Jumlah Rasio jenis kelamin Kepadatan penduduk (orang per km 2 ) 2004 1.135.889 1.120.755 2.256.644 101,35 546,67 2005 1.156.871 1.143.773 2.300.644 101,15 557,33 2006 1.178.005 1.167.454 2.345.459 100,90 568,18 2007 1.199.698 1.192.038 2.391.736 100,64 579,39 2008 1.221. 177 1.216.218 2.437.395 100,41 590,45 Sumber : BPS Kab. Sukabumi 2009 4.1.3 Kondisi perikanan tangkap Kabupaten Sukabumi 4.1.3.1 Nelayan Jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi yang bekerja sebagai nelayan pada tahun 2009 sebanyak 12.311 orang, terbagi atas 10.568 orang sebagai nelayan buruh dan 1.743 orang sebagai nelayan pemilik. Apabila dilihat sejak tahun 2006 hingga 2009, jumlah nelayan yang ada di Kabupaten Sukabumi berfluktuatif, namun tidak terlalu jauh berubah. Perkembangan jumlah nelayan secara rinci tahun 2006-2009 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Jumlah nelayan perikanan tangkap tahun 2006-2009 di Kabupaten Sukabumi Nelayan (orang) Tahun Jumlah (orang) Nelayan buruh Nelayan Pemilik 2006 10.951 1.350 12.301 2007 10.745 1.603 12.348 2008 10.761 1.639 12.400 2009 10.568 1.743 12.311 Sumber : Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2009 4.1.3.2 Alat tangkap Berdasarkan data statistik Kabupaten Sukabumi tahun 2009, alat tangkap yang beroperasi di wilayah perairan Kabupaten Sukabumi sebanyak 1.951 unit. Alat tangkap yang paling banyak digunakan adalah alat tangkap jaring insang hanyut sebanyak 905 unit dan diikuti dengan alat tangkap rawai tuna sebanyak

36 350 unit. Perincian alat tangkap yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Alat tangkap yang beroperasi di Kabupaten Sukabumi tahun 2009 Kelompok Alat Jenis Alat Tangkap Jumlah (unit) No Tangkap 1 Pukat Kantong Payang 150 Dogol 24 2 Jaring Insang Jaring Insang Hanyut 905 Jaring Insang Lingkar 9 Jaring Insang Tetap 106 3 Jaring Angkat Bagan Perahu/Rakit 154 Bagan Tancap 54 4 Pancing Rawai Tuna 350 Pancing Tonda 100 Pancing Ulur 84 5 Lainnya Garpu, Tombak, Lain-lain 15 Sumber: DKP Kab. Sukabumi 2009 4.1.3.3 Armada penangkapan ikan Jumlah 1.951 Armada penangkapan ikan di wilayah Perairan Kabupaten Sukabumi dapat dibedakan menjadi perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal motor. Sejalan dengan modernisasi armada penangkapan, sejak tahun 2006 perahu tanpa motor mengalami penurunan jumlah armada, sedangkan perahu motor tempel maupun kapal motor mengalami peningkatan. Armada penangkapan ikan tahun 2006 hingga 2009 memperlihatkan tren yang positif, meskipun terjadi penurunan jumlah armada dari tahun 2008 sebesar 1.639 unit menjadi 1.575 unit pada tahun 2009. Perkembangan armada penangkapan ikan tahun 2006 hingga 2009 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Jumlah armada penangkapan ikan Kabupaten Sukabumi tahun 2006-2009 Armada (unit) Jumlah Tahun Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor (unit) 2006 332 785 233 1.350 2007 278 960 365 1.603 2008 290 975 374 1.639 2009 224 975 376 1.575 Sumber : Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2009

37 4.1.3.4 Volume dan nilai produksi Volume produksi perikanan tangkap yang dihasilkan Perairan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2009 sebesar 7878,20 ton dengan nilai produksi sebesar Rp.56.155.022.000. Jika melihat perkembangan volume produksi 2006-2009, terjadi penurunan volume hasil tangkapan, namun nilai produksi mengalami kenaikan. Perkembangan volume dan nilai produksi rinci sejak tahun 2006 hingga 2009 dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Perkembangan volume dan nilai produksi ikan Kabupaten Sukabumi tahun 2006-2009 Tahun Volume penangkapan ikan (Ton) Nilai Penangkapan (Rp.1.000) 2006 10.035,90 52.494.782,00 2007 8.655,82 46.442.802,00 2008 7.379,20 47.460.706,00 2009 7.878,20 56.155.022,00 Sumber : Statistik Bidang Perikanan Tangkap Kab. Sukabumi 2009 4.2 Keadaan Umum PPN Palabuhanratu 4.2.1 Letak geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu terletak di kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Secara geografis Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu terletak pada posisi 06º59'47,156" Lintang Selatan (LS) dan 106º32 61,884" Bujur Timur (BT). Daerah ini merupakan daerah pesisir selatan Kabupaten Sukabumi yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Secara geografis, Perairan Teluk Palabuhanratu terletak pada posisi 06º50'47,10"- 07º30 Lintang Selatan (LS) dan 106º32 10"- 106º30 Bujur Timur (BT). Kecamatan Palabuhanratu merupakan ibukota Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 10.287,91 ha memiliki batas wilayah kecamatan sebagai berikut (BPS Kabupaten Sukabumi, 2009): Sebelah Utara : Kecamatan Cikidang Sebelah Selatan : Samudra Hindia Sebelah Timur : Bantargadung Sebelah Barat : Cikakak

38 4.2.2 Kondisi Perikanan Tangkap PPN Palabuhanratu 4.2.2.1 Nelayan Nelayan adalah orang yang terlibat baik langsung maupun tidak dalam aktivitas penangkapan ikan. Jumlah nelayan yang berada di PPN Palabuhanratu cukup fluktuatif. Jika dilihat sejak tahun 2006 hingga 2010, jumlah nelayan terbanyak terdapat pada tahun 2007 sebanyak 5.994 orang. Tahun 2008 jumlah nelayan berkurang 34,93% menjadi 3900 orang. Perkembangan jumlah nelayan rinci sejak tahun 2006 hingga 2010 dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Perkembangan jumlah nelayan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010 No. Tahun Jumlah (Orang) Fluktuasi (%) 1 2006 4.371 2 2007 5.994 37,13 3 2008 3.900-34,93 4 2009 4.453 14,18 5 2010 4.474 1,00 Sumber : Statistik PPN Palabuhanratu 2010 4.2.2.2 Alat tangkap Alat tangkap yang beroperasi di PPN Palabuhanratu cukup beragam. Perkembangan alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010 dapat dilihat di Tabel 7. Tabel 7 Perkembangan alat tangkap di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010 Tahun Alat Tangkap (unit) PYG PU PL PT JK JR TN GN BGN RW PS LL 2006 166 255 25 20 46 31 94 263 7 2 34 2007 159 414 29 101 33 135 267 27 9 155 2008 45 254 40 35 30 50 200 7 3 110 2009 121 170 65 110 25 38 23 8 33 2010 54 129 112 34 22 22 65 2 4 47 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2006;2007;2008;2009;2010 Ket: PYG = Payang, PU = Pancing Ulur, PL = Pancing Layur, PT = Pancing Tonda, JK = Jaring Klitik, JR = Jaring Rampus, TN = Trammelnet, GN = Gillnet, BGN = Bagan, RW = Rawai, PS = Purse seine, LL = Long Line Berdasarkan Tabel 7, alat tangkap yang paling dominan digunakan yaitu payang, pancing ulur dan bagan. Hampir semua alat tangkap yang beroperasi

39 mengalami fluktuasi jumlah, namun hal tersebut tidak terjadi pada alat tangkap pancing tonda. Alat tangkap pancing tonda memperlihatkan peningkatan yang cukup signifikan tiap tahunnya. 4.2.2.3 Armada penangkapan ikan Armada penangkapan ikan yang digunakan di PPN Palabuhanratu terdiri atas dua macam, yaitu perahu motor tempel (PMT) dan kapal motor (KM). Perahu motor tempel menggunakan motor tempel (outboard engine) yang diletakkan di bagian luar kapal, umumnya perahu motor tempel ini digunakan dalam usaha perikanan skala kecil karena harga perahu yang terjangkau. Adapun untuk kapal motor (KM) menggunakan mesin yang diletakkan di bagian dalam badan kapal (inboard engine), umumnya kapal motor ini digunakan untuk usaha perikanan yang mempunyai skala cukup besar, yang hanya dimiliki nelayan bermodal besar. Perkembangan armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Perkembangan armada penangkapan ikan di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010 No Tahun Perahu Motor Tempel (unit) Kapal Motor (unit) Jumlah (unit) 1 2006 511 287 798 2 2007 531 321 852 3 2008 416 230 646 4 2009 364 394 758 5 2010 346 491 837 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2010 4.2.2.4 Volume dan nilai produksi Volume produksi yang dihasilkan oleh PPN Palabuhanratu terdiri atas volume produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu oleh kapal penangkap ikan dan volume produksi ikan yang didatangkan dari daerah lain. Volume produksi ikan yang dihasilkan PPN Palabuhanratu terbesar yaitu 13.546.684 kg pada tahun 2007. Volume produksi terkecil terjadi pada tahun 2009 yaitu 8.716.777 kg. Nilai produksi hasil tangkapan secara umum terus meningkat. Hal ini berbanding terbalik dengan volume produksi ikan yang

40 memiliki trend yang semakin menurun. Perkembangan volume dan nilai produksi di PPN Palabuhanratu secara rinci tersaji pada Tabel 9. Tabel 9 Perkembangan volume dan nilai produksi di PPN Palabuhanratu tahun 2006-2010 Ikan yang Didaratkan Di PPNP Ikan yang Masuk Ke PPNP Jumlah Tahun Produksi (kg) Nilai (Rp) Produksi (kg) Nilai (Rp) Produksi (kg) Nilai (Rp) 2006 5.461.561 32.550.912.620 4.472.158 29.097.197.000 9.933.719 61.648.109.620 2007 6.056.256 38.695.760.654 7.490.428 49.924.052.000 13.546.684 88.619.812.654 2008 4.580.683 42.562.536.675 4.256.260 35.589.270.000 8.836.943 78.151.806.675 2009 3.950.267 56.735.939.610 4.766.510 52.919.225.000 8.716.777 109.655.164.610 2010 6.744.292 144.701.150.000 5.153.256 54.023.045.500 11.897.548 198.724.195.500 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2010 4.2.2.5 Pemasaran ikan di PPN Palabuhanratu Ikan hasil tangkapan baik yang didaratkan maupun didatangkan ke PPN Palabuhanratu akan sampai ditangan konsumen dengan jalur yang berbeda-beda. Bagan jalur pemasaran di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada Gambar 5. Ikan dari luar PPNP lewat jalan darat Produksi ikan PPN Palabuhanratu Ikan didaratkan langsung di dermaga PPNP Non TPI Non TPI TPI Pengecer Pengolah Agen longline Agen layur Bakul Konsumen lokal Cold storage di Jakarta Cold storage P.Ratu Pengecer Pengolah Pengecer Agen Ikan segar untuk konsumsi lokal Ekspor melalui Jakarta Ke Jepang Ekspor melalui Jakarta Ke Korea Konsumen lokal Konsumen luar Palabuhanratu : Jakarta, Bandung, Sukabumi, Cianjur, Bogor Sumber : PPN Palabuhanratu 2008 Gambar 5 Bagan pola pemasaran ikan di PPN Palabuhanratu

41 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Teknik 5.1.1 Unit penangkapan payang Unit penangkapan payang di PPN Palabuhanratu masih bersifat tradisional. Daerah pengoperasiannya di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian dalam. Berikut merupakan penjelasan lebih rinci tentang unit penangkapan payang. 5.1.1.1 Alat tangkap Alat tangkap payang merupakan alat tangkap yang cukup populer dan banyak digunakan di PPN Palabuhanratu. Alat tangkap ini masuk dalam klasifikasi pukat kantong lingkar. Secara garis besar alat ini terdiri atas jaring yang dilengkapi dengan tali ris, tali selambar, pelampung, dan pemberat. Konstruksi payang di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 Konstruksi alat tangkap payang di PPN Palabuhanratu Jaring payang terdiri atas sayap, badan dan kantong jaring. Bahan yang digunakan yaitu nilon multifilamen Polyamide (PA). Panjang kantong sekitar 20 m, panjang badan sekitar 50 m dan panjang sayap sekitar 100 m. Ukuran bukaan

42 mata jaring tiap bagian berbeda satu sama lain. Semakin ke arah bagian kantong, ukurannya semakin kecil. Pada bagian sayap, ukuran bukaan mata jaring mencapai 30-40 cm. Bagian badan jaring memiliki ukuran bukaan mata jaring sebesar 20-25 cm, sedangkan bagian kantong sebesar 2-10 cm. Ukuran bukaan mata jaring ini erat kaitannya dengan fungsi dari bagian jaring tersebut. Bagian sayap berfungsi sebagai menangkap dan menghalangi gerak ikan. Fungsi dari bagian badan jaring yaitu untuk mengarahkan gerak geromboan ikan ke arah kantong, sedangkan fungsi kantong jaring yaitu sebagai tempat tertangkap dan tertahannya ikan hingga tidak bisa lolos. Tali ris pada alat tangkap ini terdiri atas tali ris atas dan tali ris bawah. Keduanya memiliki bahan yang sama yaitu Polyethylene (PE) multifilamen. Ukuran diameter tali ris atas yaitu 3-4 mm dan untuk tali ris bawah sekitar 5-6 mm. Panjang tali ris atas sekitar 300-400 m dan panjang tali ris bawah sekitar 250-350 m. Panjang tali ris atas lebih panjang dari tali ris bawah, sehingga jaring bagian atas lebih menjorok ke belakang. Hal tersebut disebabkan tingkah laku ikan pelagis yang merupakan target penangkapan yaitu akan berenang ke arah bawah jika terhalang atau terkurung. Tali selambar biasanya terbuat dari bahan Polyethylene (PE) multifilament berdiameter 16 mm. Panjang tali selambar yang digunakan mencapai 200 m. Tali ini berfungsi sebagai tali penarik payang ke atas kapal. Pelampung alat tangkap payang umumnya terbuat dari potongan batang bambu sepanjang 1 m berdiameter 8-12 cm. Pelampung yang digunakan berjumah 32-40 buah pada satu unit payang. Di samping pelampung bambu, terdapat pula pelampung yang terbuat dari plastik berupa jerigen minyak ukuran 30 liter. Pelampung ini diletakan di tengah bibir jaring bagian atas. Pada ujung tali selambar yang pertama kali diturunkan, terdapat pelampung tanda yang terbuat dari plastik berbentuk bola berdiameter sekitar 30-50 cm. Pemberat digunakan bersama pelampung menentukan keragaan bukaan mulut jaring saat dioperasikan. Pemberat yang digunakan terbuat dari bahan timah. Jumlah pemberat yang digunakan pada satu unit payang yaitu sekitar 20-35 buah dengan bobot 1 kg tiap pemberat.

43 5.1.1.2 Kapal Kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan menggunakan alat tangkap payang terbuat dari material kayu. Jenis kayu yang digunakan biasanya kayu bungur dan meranti. Kekhususan kapal payang yang ada di PPN Palabuhanratu adalah adanya kakapa. Kakapa terbuat dari beberapa batang bambu yang disusun sebagai tempat fishing master untuk mencari gerombolan ikan. Kapal payang yang digunakan terlihat pada Gambar 7. Gambar 7 Kapal payang yang digunakan di PPN Palabuhanratu Dimensi kapal yang digunakan biasanya memiliki panjang keseluruhan 9-12 m, lebar 2,5-3,5 m dan tinggi 1,8-2,5 m. Kapal tidak memiliki palkah untuk hasil tangkapan karena hasil tangkapan langsung dimasukkan ke dalam blong (drum plastik). Tenaga penggerak yang digunakan yaitu mesin tempel (outboard engine) berkekuatan 40 PK. Bahan bakar yang digunakan yaitu solar. Perlengkapan lain yang ada di perahu yaitu box untuk es dan ban dalam atau alat apung lain. Alat ini digunakan oleh anak payang untuk berenang dan menakutnakuti ikan agar masuk ke dalam badan jaring. 5.1.1.3 Nelayan Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan kegiatan penangkapan ikan. Jumlah nelayan yang ikut dalam operasional payang biasanya berjumlah 15-20 orang.

44 Anak buah kapal (ABK) payang memiliki peran dan tugas masing-masing, yaitu : 1) Juru mudi, bertugas memegang kemudi kapal menuju maupun kembali dari fishing ground; 2) Pengawas (fishing master), bertugas mencari gerombolan ikan dan menentukan arah operasi penangkapan ikan; 3) Petawur, bertugas untuk menurunkan jaring; 4) Juru batu, bertugas untuk menurunkan pemberat; dan 5) Anak payang, bertugas untuk berenang menakut-nakuti dan menggiring ikan ke arah mulut jaring. Walaupun memiliki peran dan tugas masing-masing, semua nelayan yang ada di atas kapal selain juru mudi membantu dalam proses penarikan jaring. 5.1.1.4 Metode pengoperasian payang Unit penangkapan payang dapat beroperasi setiap hari kecuali hari Jum at. Apabila cuaca tidak memungkinkan dan ikan hasil tangkapan sedikit, biasanya nelayan juga tidak melaut. Operasional payang biasanya dimulai pukul 05.00 WIB untuk persiapan perbekalan dan mesin. Kapal meninggalkan fishing base di PPN Palabuhanratu sekitar pukul 06.00 WIB dan kembali pada sore atau malam hari bergantung pada jarak daerah penangkapan ikan dan ikan yang didapat. Kegiatan operasi penangkapan ikan menggunakan payang diawali dengan pencarian gerombolan ikan. Kegiatan ini dilakukan oleh fishing master dengan melihat tanda-tanda keberadaan ikan. Tanda-tanda tersebut seperti terlihatnya lompatan-lompatan ikan di permukaan air, adanya buih-buih di permukaan air, adanya burung-burung laut yang menukik ke permukaan air untuk menangkap ikan atau warna perairan yang berubah menjadi agak gelap akibat adanya gerombolan ikan pada lapisan permukaan air. Setelah terlihat gerombolan ikan, maka setting atau penurunan jaring pun dilakukan. Setting diawali dengan pelemparan pelampung tanda, kemudian menurunkan jaring, pelampung dan pemberat. Gerakan kapal maju membentuk lingkaran untuk mengitari gerombolan ikan. Proses ini memerlukan waktu sekitar 15 menit. Setelah jaring diturunkan, beberapa anak payang berenang menggunakan ban dalam bekas untuk

45 menakut-nakuti ikan agar tidak meloloskan diri dan menggiringnya ke arah mulut jaring. Setelah proses setting dan ikan terkurung, maka dilakukan proses hauling atau penarikan jaring ke atas kapal. Penarikan jaring dilakukan dengan hanya menggunakan tenaga nelayan untuk menarik jaring. Kegiatan ini dilakukan dalam kondisi mesin kapal dimatikan. Penarikan jaring dilakukan melalui kedua sayap secara serempak dan cepat untuk menghindari lolosnya ikan. Setelah jaring bagian kantong berada di atas kapal, hasil tangkapan dikeluarkan dari jaring dan disortir berdasarkan jenisnya. Setelah itu jaring dirapikan kembali untuk kegiatan setting selanjutnya. Kegiatan setting-hauling biasanya dilakukan di lambung kiri kapal. Pada satu trip penangkapan ikan, biasanya dilakukan 8-10 kali setting. Hal tersebut bergantung pada jumlah hasil tangkapan yang diperoleh dan bahan bakar yang tersedia. 5.1.1.5 Hasil tangkapan payang Ikan yang umumnya ditangkap menggunakan alat tangkap payang dengan fishing base di PPN Palabuhanratu adalah pepetek (Leioghnatus spp.), kembung (Rastrelliger sp.), tongkol komo (Euthynnus affinis), dan pada waktu-waktu tertentu ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dan madidihang (Thunnus albacares) juga tertangkap. Jumlah hasil tangkapan rata-rata alat tangkap payang pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 10 dan komposisi hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 8. Tabel 10 Jumah hasil tangkapan rata-rata alat tangkap payang per unit pada tahun 2010 di PPN Palabuhanratu No Nama Ikan Jumlah tangkapan (kg/unit/tahun) 1 Pepetek (Leioghnatus spp.) 17.137 2 Kembung (Rastrelliger sp.) 181 3 Tongkol komo (Euthynnus affinis) 540 4 Cakalang (Katsuwonus pelamis) 2.171 5 Madidihang (Thunnus albacares) 1.296 Jumlah 21.325 Sumber: PPN Palabuhanratu 2010

46 Gambar 8 Komposisi hasil tangkapan payang di PPN Palabuhanratu tahun 2010 5.1.1.6 Daerah dan musim pengoperasian payang Daerah pengoperasian alat tangkap payang di PPN Palabuhanratu yaitu di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian dalam (Lampiran 1). Payang dioperasikan pada kedalaman sekitar 40-200 m. Hal tersebut disebabkan armada penangkapan ikan yang digunakan berukuran kecil, sehingga tidak dapat dioperasikan pada perairan dengan gelombang besar. Daerah pengoperasian payang lebih dekat ke arah pantai, yaitu sekitar 3-4 mil dari pantai. Musim penangkapan ikan dengan menggunakan payang dibagi menjadi tiga musim, yaitu musim puncak atau banyak ikan, musim sedang dan musim paceklik atau sedikit ikan. Berdasarkan wawancara dengan nelayan payang, musim puncak terjadi sekitar bulan Agustus - November. Musim sedang terjadi pada bulan Mei Juli dan musim paceklik pada bulan Desember April. 5.1.2 Unit penangkapan mini purse seine Unit penangkapan mini purse seine di PPI Binuangeun merupakan unit penangkapan purse seine dengan ukuran jaring lebih kecil dibandingkan dengan purse seine di PPI Binuangeun. Berikut ini merupakan penjelasan lebih rinci tentang unit penangkapan mini purse seine di PPI Binuangeun.

47 5.1.2.1 Alat tangkap Alat tangkap purse seine yang memiliki fishing base di PPI Binuangeun memiliki dua ukuran alat tangkap. Pada umumnya purse seine baik yang berukuran besar maupun kecil terdiri atas bagian-bagian badan jaring, tali temali, pelampung, pemberat dan cincin. Konstruksi keduanya secara umum adalah sama. Perbedaan dari kedua alat tangkap ini adalah ukuran badan jaring yang digunakan. Satu unit alat tangkap yang berukuran besar menggunakan 60 piece jaring, sedangkan yang berukuran kecil menggunakan 30 piece jaring. Alat tangkap purse seine yang banyak digunakan berukuran 30 piece yang lebih dikenal sebagai mini purse seine. Ukuran satu piece jaring yaitu 90 m x 7,5 m. Panjang jaring mini purse seine yaitu sekitar 270 m dengan kedalaman sekitar 75 m. Bagian badan jaring memiliki ukuran mata jaring yang bervariasi. Bagian kantong terdiri atas 1 piece dengan ukuran mata jaring 0,75 inci dan terbuat dari PA 210 D/12. Bagian badan terdiri atas 1 piece jaring PA 210 D/9 berukuran mata jaring 1 inci dan 8 piece jaring PA 210 D/6 dengan ukuran mata jaring 1,5 inci. Bagian sayap berukuran mata jaring 1,5 inci dan terbuat dari PA 210 D/6. Badan jaring bagian atas dan bawah dilengkapi dengan selvadge. Selvadge berfungsi untuk melindungi badan jaring dari kerusakan saat setting maupun hauling. Selvadge terbuat dari bahan PE dengan ukuran mata jaring 1,5-2 inci. Konstruksi mini purse seine yang digunakan di PPI Binuangeun dapat dilihat pada Gambar 9. Tali temali terbuat dari bahan PE dengan ukuran diameter berbeda-beda. Panjang tali ris atas rata-rata 300 m dengan diameter 6 mm. Tali ris bawah memiliki panjang rata-rata 350 m dengan diameter 6 mm. Tali penggantung selvadge memiliki diameter 4 mm, sedangkan tali pelampung dan tali pemberat memiiki diameter 10 mm. Ukuran diameter tali yang terbesar adalah ukuran tali kolor yaitu 26 mm dengan panjang sekitar 550-600 m. Pelampung digunakan untuk mempertahankan posisi jaring agar tetap terapung. Pelampung yang digunakan terbuat dari bahan karet sintetik berwarna putih. Oleh karena itu, pelampung juga sebagai tanda bahwa di perairan tersebut sedang beroperasi jaring mini purse seine. Garis tengah pelampung yang

48 digunakan sekitar 7 cm dan panjang 20 cm. Jarak antar pelampung sekitar 20 cm dan jumlah pelampung yang digunakan jaring mini purse seine sekitar 1.250 buah. Pemberat digunakan untuk memberikan daya tenggelam pada jaring. Jumlah pemberat yang digunakan sekitar 900 buah dan jarak antar pemberat sekitar 20 cm. Bahan yang digunakan yaitu timah dengan berat masing-masing 250 g. Cincin yang digunakan terbuat dari bahan kuningan dengan diameter lingkaran sekitar 10 cm. Jumlah cincin yang digunakan yaitu 75 buah dan jarak antar cincin sekitar 3,6 m. Cincin digantungkan pada tali ris bawah meenggunakan tali ring. Cincin ini berguna saat pengerucutan jaring hingga menjadi seperti mangkuk. Keterangan: a. Tali kolor ø 26 mm g. Tali penggantung Selvadge ø 4 mm b. Pemberat timah @250 g h. Selvadge bahan PE #1,5-2 inci c. Cincin i. Tali pelampung ø 10 mm d. Tali cincin j. Tal iris atas ø 6 mm e. Tali ris bawah ø 6 mm k. Pelampung, bahan karet sintetik, p=20 cm f. Tali pemberat ø 10 mm (1) Kantong, PA 210/ D12, #0,75 inci (1 piece) (2) Badan, PA 210/ D9, #1 inci (1 piece) dan PA 210/ D6, #1,5 inci (8 piece) (3) Sayap, PA 210/ D6, #1,5 inci (20 piece) Gambar 9 Konstruksi mini purse seine di PPI Binuangeun

49 5.1.2.2 Kapal Kapal utama yang digunakan berukuran sekitar 30 GT. Bahan yang digunakan yaitu kayu. Pada umumnya jenis kayu yang digunakan adalah kayu jati. Dimensi kapal yang digunakan yaitu dengan panjang (LOA) sekitar 17 m, lebar (B) 4 m dan tinggi (D) 3,5 m. Mesin yang digunakan berkekuatan 160 PK. Alat bantu yang digunakan dalam penarikan tali kolor yaitu gardan. Gardan tersebut dioperasikan dengan mesin 40 PK. Alat bantu ini di letakkan di atas dek kapal bagian depan. Selain itu, terdapat juga tiang yang memiliki katrol pada bagian atasnya tempat lewatnya tali kolor pada saat penggulungan dengan menggunakan gardan. Pada bagian buritan, terdapat ruang kemudi dan kamar mesin. Pada bagian atas ruangan ini terdapat beberapa lampu sorot yang digunakan pada saat operasi penangkapan ikan. Kapal yang digunakan terlihat pada Gambar 10. Gambar 10 Kapal mini purse seine di PPI Binuangeun Penempatan jaring mini purse seine yaitu di dek sebelah kiri kapal. Tempat penyimpanan hasil tangkapan berupa blong atau fyber terletak di bagian tengah kapal. Palkah merupakan ruang kosong di bawah lantai dek yang dapat di buka-tutup. Palkah ini berfungsi untuk menyimpan bahan bakar dan perlengkapan lainnya. Pada pengoperasian alat tangkap mini purse seine, selain menggunakan kapal utama, juga menggunakan kapal tambahan. Kapal tambahan ini berfungsi membawa lampu sorot. Lampu inilah yang digunakan untuk mengumpulkan ikan.

50 Jumlah kapal lampu yang dibawa dalam operasi penangkapan ikan menggunakan mini purse seine adalah 2-3 kapal. Selain itu, kapal tambahan ini juga berfungsi sebagai pembawa hasil tangkapan jika tempat menyimpan hasil tangkapan di kapal utama telah penuh. Kapal ini memiliki panjang sekitar 7-8 m, lebar 2-2,5 m dan tinggi 1,5-1,8 m. Mesin yang digunakan berkekuatan 40 PK. Pada kapal lampu ini, terdapat ruangan di atas dek yang digunakan sebagai ruang kemudi dan kamar mesin. Tempat menyimpan hasil tangkapan di bagian depan kapal. Lampu-lampu yang digunakan untuk mengumpulkan ikan diletakkan di bagian atas kapal. Lampu ini diikatkan pada batang kayu yang dibuat mengelilingi kapal. Kapal lampu yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 Kapal lampu yang digunakan pada operasional mini purse seine di PPI Binuangeun 5.1.2.3 Nelayan Jumlah nelayan yang ikut dalam operasional alat tangkap mini purse seine sekitar 15-25 orang. Jumlah nelayan yang cukup banyak ini karena pengangkatan badan jaring masih menggunakan tenaga manusia. memiliki tugas masing-masing, yaitu: 1) Juru mudi, bertugas mengemudikan kapal; Nelayan di kapal utama 2) Fishing master, bertugas menentukan daerah penangkapan ikan, mencari gerombolan ikan, melihat arus dan angin; 3) Juru tawur, bertugas menurunkan alat tangkap; 4) Juru gardan, bertugas mengoperasikan gardan; 5) Juru mesin, bertugas mengurusi bagian mesin kapal, mesin gardan dan mesin lampu;

51 6) Juru lampu, bertugas mengatur dan mengoperasikan lampu sorot; dan 7) ABK biasa, bertugas menarik jaring ke atas kapal pada saat hauling. 5.1.2.4 Metode pengperasian mini purse seine Pengoperasian alat tangkap mini purse seine di PPI Binuangeun menggunakan one boat system, yaitu menggunakan satu kapal dalam proses pelingkaran jaring. Operasional alat tangkap ini yaitu pada malam hari saat gelap bulan. Hal tersebut dilakukan karena pada saat terang bulan, cahaya bulan tersebar merata di permukaan air, sehingga ikan cenderung tidak terpikat oleh cahaya lampu. Hal tersebut disebabkan hari efektif penangkapan ikan dalam satu bulan hanya sekitar 20 hari. Operasional alat tangkap ini terbagi menjadi 3 tahap, yaitu persiapan, setting dan hauling. Tahap persiapan terbagi menjadi persiapan di darat dan persiapan di fishing ground. Persiapan di darat di mulai sekitar pukul 16.30 WIB. Persiapan ini meliputi persiapan bahan bakar, kapal, mesin, lampu, alat tangkap serta perlengkapan dan perbekalan yang akan di bawa melaut. Setelah persiapan selesai, unit penangkapan mini purse seine meninggalkan PPI Binuangeun menuju fishing ground sekitar pukul 18.30 WIB. Penentuan fishing ground dilakukan tanpa alat bantu seperti GPS maupun alat lain. Penentuannya berdasarkan intuisi dari fishing master dalam melihat arah arus, angin serta schooling ikan. Petunjuk yang digunakan diantaranya adanya perubahan warna air laut, lompatan-lompatan ikan ke permukaan laut, riak-riak kecil maupun buih-buih di permukaan laut. Keberhasilan penangkapan ikan sangat bergantung pada kemampuan fishing master menentukan lokasi penurunan jaring. Setelah lokasi penurunan jaring telah ditentukan, lampu sorot diarahkan ke gerombolan ikan agar ikan tetap berkumpul pada satu lokasi. Setelah itu, dilanjutkan ke tahap setting. Setting dimulai dengan pelemparan pelampung tanda. Setelah itu, jaring diturunkan sedikit demi sedikit ke permukaan air. Kapal utama bergerak melingkar sambil menurunkan jaring dengan cepat. Hal tersebut dilakukan untuk melingkari gerombolan ikan agar segera terkurung dan jaring melingkar sempurna. Setelah jaring melingkar sempurna, tali kolor ditarik dengan

52 bantuan gardan sampai akhirnya jaring membentuk mangkuk. Tahap ini berlangsung sekitar 10 menit. Tahap hauling dilakukan setelah semua cincin dinaikkan ke atas kapal dan jaring telah berbentuk mangkuk. Proses hauling atau penarikan jaring dilakukan. Penarikan jaring ini dilakukan oleh semua ABK kecuali juru mudi. Proses ini dilakukan di sisi bagian kiri kapal. Jaring di tarik ke atas kapal hingga tinggal bagian kantong saja yang berada di perairan. Tahap ini dapat berlangsung sekitar 30 menit. Hasil tangkapan dipindahkan dengan menggunakan alat bantu serok (scoop net). Setelah ikan dipindahkan ke atas kapal, semua bagian jaring di angkat ke atas dek kapal. Kemudian jaring, pelampung, pemberat dan cincin dirapikan kembali di atas kapal untuk proses setting-hauling selanjutnya. Pada satu trip penangkapan ikan, biasanya dilakukan 5-6 kali proses penangkapan ikan. Unit penangkapan mini purse seine mengakhiri kegiatan penangkapan ikan sekitar pukul 6.00 WIB atau ketika palkah telah penuh dan terjadi cuaca buruk di tengah laut. 5.1.2.5 Hasil tangkapan mini purse seine Ikan yang ditangkap oleh mini purse seine yang memiliki fishing base di PPI Binuangeun diantaranya yaitu ikan kembung (Rastrelliger sp.), tongkol (Auxis thazard), selar bentong (Caranx crumenopthalmus), tenggiri (Scomberomerus commersonii), layang (Decapterus spp.) dan tembang (Sardinella spp.). Jumlah hasil tangkapan rata-rata tiap musim dalam setahun berbeda. Pada musim puncak, jumlah ikan yang tertangkap sepanjang musim mencapai 85.000 kg, selama musim sedang 39.000 kg ikan yang tertangkap, dan selama musim sedikit ikan yang tertangkap hanya 12.000 kg. Musim puncak terjadi pada bulan Mei hingga September dan musim paceklik biasanya pada bulan Oktober hingga Desember. Hasil tangkapan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 11 dan komposisi hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 12.

53 Tabel 11 Hasil tangkapan rata-rata mini purse seine PPI Binuangeun tiap unit dalam setahun Jenis Ikan Musim Musim Sedang Musim Paceklik Jumlah Puncak (kg) (kg) (kg) (kg) Kembung 21.250 7.800 2.400 31.450 Tongkol 21.250 10.400 3.600 35.250 Selar bentong 12.750 6.500 1.800 21.050 Tenggiri 8.500 3.900 1.200 13.600 Layang 12.750 6.500 1.800 21.050 Tembang 8.500 3.900 1.200 13.600 Jumlah (kg) 85.000 39.000 12.000 136.000 Sumber: Hasil wawancara dengan nelayan mini purse seine PPI Binuangeun 2011 Gambar 12 Komposisi hasil tangkapan rata-rata mini purse seine PPI Binuangeun selama setahun 5.1.2.6 Daerah dan musim pengoperasian mini purse seine Daerah penangkapan ikan menggunakan mini purse seine PPI Binuangeun yaitu di laut wilayah Provinsi Banten sejauh 12 mil dari garis pantai lurus (straight base line) hingga menjangkau kawasan perairan Pulau Tinjil dan Pulau Deli sejauh lebih dari 20 mil dari PPI Binuangeun ke arah laut. Alat tangkap ini biasa dioperasikan pada kedalaman lebih dari 80 meter. Apabila di lokasi tersebut tidak banyak ikan, biasanya operasi penangkapan ikan dilakukan di sekitar perairan Teluk Palabuhanratu bagian luar (Lampiran 1). Ikan hasil tangkapannya juga didaratkan di PPN Palabuhanratu.

54 Nelayan PPI Binuangeun mengoperasikan mini purse seine hampir sepanjang tahun. Berdasarkan wawancara terhadap nelayan mini purse seine, terdapat tiga musim penangkapan ikan dalam setahun, yaitu musim puncak, sedang dan paceklik. Musim puncak terjadi pada bulan Mei September, musim sedang pada bulan Januari April dan musim paceklik terjadi pada bulan Oktober Desember. 5.1.3 Unit Penangkapan pancing rumpon Unit penangkapan pancing rumpon merupakan unit penangkapan ikan yang berkembang pesat di PPN Palabuhanratu. Berikut ini penjelasan lebih rinci tentang unit penangkapan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu. 5.1.3.1 Alat tangkap Alat tangkap pancing rumpon yang digunakan di PPN Palabuhanratu biasa digunakan untuk menangkap ikan berukuran besar dan bernilai ekonomis penting seperti cakalang dan tuna. Alat ini berupa pancing yang terdiri atas bagian tali pancing, mata pancing, swivel, pelampung dan pemberat. Dalam pengoperasiannya, terdapat pancing layang-layang, pancing jerigen, pancing tonda dan pancing kotrek. Pada pengoperasian pancing jerigen, bahan tali pancing yang digunakan yaitu nilon monofilamen nomor 1.000-1.200. Panjang tali pancing bagian atas yang digunakan yaitu 180-225 m. Tali pancing bagian atas dan bagian bawah dihubungkan dengan swivel. Swivel ini berguna agar tali pancing tidak mudah putus. Tali pancing bagian bawah terbuat dari nilon monofilamen yang lebih kuat sepanjang 10-15 m. Mata pancing yang digunakan bernomor 1 atau 2 dan terbuat dari baja. Pelampung yang digunakan terbuat dari drum bekas berukuran 30 liter dengan pemberat dari timah sekitar 250 g. Umpan yang digunakan biasanya umpan hidup. Konstruksi pancing jerigen dapat dilihat pada Gambar 13.

55 a b d c e f f Keterangan : a : Pelampung jerigen v=30 L b : Tali pancing, nilon monofilamen no.1000, L=180-225 m c : Swivel, berbahan baja d : Pemberat, berbahan timah, m= 250g e : Tali pancing, nilon monofilamen no.1200, L=10-15 m f : Mata pancing, berbahan baja, no. 1 atau 2 Gambar 13 Konstruksi pancing jerigen Pancing kotrek merupakan pancing ulur yang dioperasikan dengan dikotrek. Rangkaian pancing kotrek digunakan untuk menangkap ikan umpan. Tali pancing yang digunakan berbahan nilon monofilamen nomor 150-200 sepanjang 150-200 m. Mata pancing terbuat dari baja dengan ukuran nomor 7 atau 8. Pemberat yang digunakan terbuat dari timah seberat 250 g. Umpan yang digunakan adalah umpan buatan. Konstruksi pancing kotrek dapat dilihat pada Gambar 14. a d d b c e Keterangan : a : Penggulung tali pancing b : Tali pancing, nilon monofilamen, no. 150-200, L= 150-200 m c : Swivel, berbahan baja d : Pemberat, berbahan timah, m=250g e : Mata pancing no.7 atau 8 Gambar 14 Konstruksi pancing kotrek

56 Pancing yang ditarik oleh kapal atau pancing tonda menggunakan tali pancing berbahan nilon monofilamen dengan nomor 500-800. Umpan yang digunakan adalah umpan buatan berbentuk ikan, cumi atau bulu-bulu. Mata pancing yang digunakan terbuat dari baja dengan ukuran nomor 2. Panjang tali pancing yang diulur yaitu 15-18 meter. Pemberat yang digunakan terbuat dari timah dengan bobot sekitar 250 g. Konstruksi pancing tonda dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15 Konstruksi pancing tonda Pancing layang-layang menggunakan umpan buatan. Layang-layang yang digunakan terbuat dari plastik dengan rangka dari bilah bambu. Tali pancing yang digunakan berbahan nilon monofilamen nomor 500 dan 800. Panjang tali pancing yang memiliki mata pancing sekitar 10-15 m dengan nomor 500, dan panjang tali pancing yang digunakan untuk mengendalikan layang-layang sekitar 50 m dengan nomor 800. Konstruksi pancing layang-layang dapat dilihat pada Gambar 16.

57 Gambar 16 Konstruksi pancing layang-layang 5.1.3.2 Kapal Kapal yang digunakan untuk mengoperasikan alat tangkap pancing rumpon berbahan dasar kayu. Umumnya, kapal pancing rumpon dengan fishing base di PPN Palabuhanratu memiliki panjang (LOA) 17-19 m, lebar 3-3,5 m dan tinggi sekitar 1,7-2 m. Kapal ini biasanya memiliki 3-4 palkah yang terbuat dari bahan fiber ataupun kayu berukuran 1,6x1,7x1 m. Palkah ini ditempatkan di bagian depan kapal. Kapal yang digunakan terlihat pada Gambar 17. Gambar 17 Kapal pancing rumpon di PPN Palabuhanratu

58 Mesin yang digunakan untuk menggerakkan kapal pancing rumpon berjumlah dua buah. Mesin utama biasanya memiliki kekuatan 160 PK dan mesin tambahan berkekuatan 24 PK. Bahan bakar yang digunakan yaitu solar. Kemudi kapal biasanya terletak di bagian tengah kapal. Mesin dan bahan bakar biasanya diletakkan di bawah dek kapal. Perlengkapan masak, perlengkapan memancing dan perlengkapan lain diletakkan di bagian belakang. Pada bagian belakang kapal terdapat kayu tambahan yang dibuat seperti palang untuk tempat mengikat tali pancing saat pengoperasian pancing dengan cara trolling atau ditonda. 5.1.3.3 Nelayan Nelayan yang ikut dalam operasi penangkapan ikan dengan pancing rumpon biasanya berjumlah 5-10 orang. Secara umum, nelayan memiliki tugas masing-masing, diantaranya: 1) Juru mudi, bertugas mengemudikan kapal; 2) Juru masak, bertugas untuk memasak; 3) Juru mesin, bertugas untuk mengecek dan memastikan mesin dalam keadaan optimal; dan 4) Pemancing; bertugas memancing ikan. Walaupun memiliki tugas masing-masing, pada saat memancing, semua anak buah kapal bertugas memancing kecuali juru mudi. 5.1.3.4 Metode pengoperasian pancing rumpon Operasional kegiatan pancing rumpon dalam satu kali trip yaitu 7-10 hari. Perjalanan menuju posisi rumpon yang merupakan fishing ground dilakukan pada sore hari. Hal tersebut dilakukan agar tiba di lokasi pemancingan pada pagi hari. Pada pelaksanaan kegiatan memancing di sekitar rumpon, alat pancing ini dioperasikan dengan empat cara, yaitu: 1) Pancing jerigen. Tali pancing dirangkai dengan pelampung yang terbuat dari drum atau jerigen bekas, swivel dan mata pancing dioperasikan dengan cara diapungkan di sekitar rumpon. Sebagai pemikat ikan, digunakan umpan berupa ikan hidup. Rangkaian ini dioperasikan sekitar 6-10 buah. Beberapa nelayan bertugas untuk memperhatikan pelampung rangkaian tersebut sekitar

59 30 menit hingga 1 jam. Kondisi kapal dalam keadaan mesin mati. Apabila ada ikan yang memakan umpan dan terjerat mata pancing, rangkaian langsung diangkat. Ikan diangkat ke kapal dengan bantuan ganco. 2) Pancing layang-layang. Tali pancing yang digantungkan ke layang-layang dioperasikan dengan cara menerbangkan layang-layang sehingga tali pancing terhentak-hentak. Hentakan inilah yang membuat umpan buatan seperti bergerak layaknya ikan asli. Kondisi kapal dalam keadaan berhenti. Pada saat umpan dimakan ikan target, maka layang-layang digulung dengan cepat. Ikan dinaikkan ke kapal dengan bantuan ganco. Dalam satu kali trip, nelayan membawa 10-15 layang-layang. Hal tersebut disebabkan layang-layang akan sobek apabila hasil tangkapan terlalu besar. 3) Pancing kotrek. Rangkaian pancing yang terdiri atas tali pancing, mata pancing dan pemberat diulur dengan tangan. Setelah kedalaman tertentu, pancing dioperasikan dengan cara dikotrek atau digerak-gerakkan. Umpan yang digunakan adalah umpan buatan. Gerakan pada umpan buatan menyebabkan umpan terlihat seperti ikan asli. Pada saat umpan dimakan, tali pancing langsung ditarik dan ikan diangkat ke kapal. Jumlah pancing kotrek yang dibawa yaitu sejumlah nelayan yang ikut operasi penangkapan ikan, bahkan bisa lebih banyak. 4) Pancing tonda. Rangkaian tali pancing, mata pancing, umpan buatan dan pemberat dioperasikan dengan cara ditonda atau ditarik dengan kapal. Penarikan pancing oleh kapal dilakukan dengan kecepatan kapal 4-8 knot mengelilingi rumpon. Penarikan dilakukan sekitar 15-30 menit. Umpan buatan yang ditarik akan bergerak seperti ikan sungguhan dan menarik ikan target tangkapan untuk memakannya. Pada saat ikan target sudah terkait mata pancing, ikan diangkat dari perairan ke atas kapal dengan bantuan ganco. Rangkaian pancing tonda yang ditarik dalam satu kali operasi penangkapan ikan sebanyak 2-4 buah. Keempat cara tersebut biasanya dikombinasikan pada saat pemancingan. Pada saat tiba di fishing ground, nelayan mengoperasikan pancing kotrek untuk memancing ikan umpan. Ikan yang menjadi umpan biasanya berupa ikan tuna kecil, kembung dan layur. Umpan segar ini digunakan untuk pancing jerigen.

60 Pada saat menunggu umpan dimakan, biasanya beberapa nelayan mengoperasikan pancing layang-layang. Kegiatan ini dilakukan dengan kondisi kapal tidak melaju atau drifting. Pada saat umpan pancing jerigen dimakan dan rangkaian ditarik oleh ikan, kapal pancing rumpon mengejar ikan tersebut dan menangkapnya, lalu dinaikkan ke atas kapal. Kegiatan memancing biasanya dilakukan pada pagi hingga sore hari. Kegiatan memancing dapat berakhir lebih cepat dari 7-10 hari, yaitu apabila cuaca buruk atau palkah tidak dapat menampung hasil tangkapan lagi. 5.1.3.5 Hasil tangkapan pancing rumpon Ikan yang tertangkap dalam operasi penangkapan ikan menggunakan pancing rumpon diantaranya madidihang (Thunnus albacares), cakalang (Katsuwonus pelamis), tuna mata besar (Thunnus obesus), setuhuk loreng (Tetrapturus audax) dan lemadang (Coryphaena hippurus). Jenis ikan yang paling banyak tertangkap yaitu madidihang dan cakalang. Jumlah hasil tangkapan rata-rata unit penangkapan pancing rumpon pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 12 dan komposisi hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 18. Tabel 12 Jumlah hasil tangkapan rata-rata unit penangkapan pancing rumpon tiap unit di PPN Palabuhanratu tahun 2010 No Nama Ikan Jumlah (kg) 1 Madidihang (Thunnus albacares) 9.000 2 Cakalang (Katsuwonus pelamis) 7.500 3 Tuna Mata Besar (Thunnus obesus) 1.650 4 Setuhuk Loreng (Tetrapturus audax) 450 5 Lemadang (Coryphaena hippurus) 450 Jumlah 19.050 Sumber: PPN Palabuhanratu 2010

61 Gambar 18 Komposisi hasil tangkapan unit penangkapan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu tahun 2010 5.1.3.6 Daerah dan musim pengoperasian pancing rumpon Pancing rumpon merupakan salah satu unit penangkapan ikan yang modern. Hal tersebut disebabkan unit penangkapan ikan ini telah meninggalkan cara lama yang terkesan berburu ikan di perairan. Penggunaan alat bantu pengumpul ikan berupa rumpon telah mengubah cara penangkapan ikan dari berburu menjadi memanen ikan di suatu lokasi. Daerah pengoperasian pancing rumpon dari PPN Palabuhanratu yaitu Samudera Indonesia, di sekitar keberadaan rumpon yang ditanam pada posisi 06 0 30 LS- 08 0 30 LS dan 105 0 30 BT - 106 0 30 BT (Handriana 2007). Kegiatan penangkapan ikan menggunakan pancing rumpon dari PPN Palabuhanratu dilakukan sepanjang tahun. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan pancing rumpon, terdapat tiga musim dalam setahun, yaitu musim puncak, sedang dan paceklik. Musim puncak ditandai dengan melimpahnya ikan hasil tangkapan, biasanya terjadi pada bulan Maret Juni. Musim sedang terjadi pada bulan Juli September dan musim sedikit ikan atau paceklik pada bulan Oktober-Februari. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara teknik penggantian alat tangkap payang dengan mini purse seine atau pancing rumpon dapat dilakukan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tangkapan yang sama, yaitu ikan pelagis. Daerah pengoperasian pancing rumpon dan mini purse seine berada

62 di Perairan Teluk Palabuhanratu bagian luar, sehingga dapat mengurangi tekanan eksploitasi sumberdaya ikan di teluk bagian dalam. Metode pengoperasian mini purse seine serupa dengan payang, yaitu melingkari gerombolan ikan dengan jaring. Jumlah nelayan yang ikut dalam operasional mini purse seine juga hampir sama banyaknya dengan nelayan payang. Alat tangkap pancing rumpon memiliki metode pengoperasian yang sederhana sehingga mudah untuk digunakan. 5.1.4 Produktivitas Produktivitas alat tangkap dapat dihitung berdasarkan hasil tangkapan yang diperoleh dalam setahun. Produktivitas dapat dihitung tiap unit alat tangkap, tiap trip penangkapan ikan, dan tiap nelayan. Hasil perhitungan produktivitas alat tangkap payang, mini purse seine dan pancing rumpon dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Produktivitas alat tangkap payang, mini purse seine dan pancing rumpon Produktivitas Payang Mini Purse seine Pancing Puncak Sedang Paceklik Rumpon per alat tangkap (kg/unit) 21.325,00 85.000,00 39.000,00 12.000,00 19.050,00 per trip (kg/trip/unit) 304,64 1.000,00 750,00 500,00 635,00 per nelayan (kg/orang/unit) 16,92 50,00 37,50 25,00 79,38 Sumber: Diolah dari data primer dan sekunder Berdasarkan Tabel 13, produktivitas mini purse seine adalah yang terbesar. Satu unit penangkapan ikan ini dapat menghasilkan ikan tangkapan sebanyak 136.000 kg dalam setahun. Jumlah ini didapatkan dari musim puncak, musim sedang dan musim paceklik. penangkapan pancing rumpon. Produktivitas terkecil diperoleh unit Produktivitas yang lebih sedikit pada pancing rumpon disebabkan oleh hasil tangkapannya. Ikan tuna memiliki ukuran yang besar sehingga memerlukan ruang yang lebih besar untuk penyimpanannya. Harga ikan tuna yang tinggi menyebabkan pendapatan yang dihasilkan cukup besar meskipun produktivitasnya lebih rendah dari payang maupun mini purse seine. Perhitungan produktivitas dapat dilihat pada Lampiran 2.

63 5.2 Analisis Finansial Analisis finansial mencakup analisis usaha dan analisis kriteria investasi. Berikut merupakan uraian lebih rinci tentang hasil perhitungan analisis tersebut. 5.2.1 Analisis Usaha Biaya yang dikeluarkan dalam analisis usaha berupa biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi usaha perikanan payang berupa biaya pembelian alat tangkap, kapal serta mesin. Pada usaha perikanan mini purse seine, selain ketiga komponen tersebut, juga memerlukan tambahan biaya investasi untuk kapal lampu dan mesinnya, lampu sorot dan mesinnya, serta perlengkapan lain seperti perlengkapan masak, blong dan serok. Usaha pancing rumpon memerlukan tambahan biaya investasi untuk mesin tambahan, GPS dan perlengkapan lain. Uraian lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Biaya investasi usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing rumpon (Rp) Uraian Payang Mini purse seine Pancing rumpon Alat tangkap 25.000.000,00 50.000.000,00 2.500.000,00 Kapal utama 30.000.000,00 150.000.000,00 150.000.000,00 Kapal lampu 60.000.000,00 Mesin utama 20.000.000,00 40.000.000,00 40.000.000,00 Mesin Tambahan 8.000.000,00 Lampu + Mesin 60.000.000,00 GPS 1.400.000,00 Perlengkapan masak dll 1.500.000,00 1.500.000,00 Jumlah 75.000.000,00 361.500.000,00 203.400.000,00 Sumber: Diolah dari data primer Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa usaha perikanan mini purse seine memerlukan biaya investasi terbesar, yaitu Rp361.500.000,00. Biaya investasi terkecil ditanamkan untuk usaha perikanan payang sebesar Rp75.000.000,00. Biaya tetap merupakan biaya yang pasti dikeluarkan setiap tahunnya walaupun kegiatan operasional penangkapan ikan tidak berjalan. Biaya ini berupa biaya SIUP, SIB, biaya penyusutan barang-barang investasi, biaya pemeliharaan dan biaya tambat kapal. Uraian biaya tetap yang dikeluarkan dapat dilihat pada Tabel 15.

64 Tabel 15 Biaya tetap usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing rumpon dalam setahun (Rp) Uraian Payang Mini purse seine Pancing rumpon 1. SIUP 400.000,00 400.000,00 400.000,00 2. SIB 180.000,00 180.000,00 180.000,00 3. Biaya Penyusutan Alat Tangkap 5.000.000,00 5.000.000,00 Kapal utama 3.000.000,00 15.000.000,00 15.000.000,00 Kapal lampu 6.000.000,00 Mesin utama 4.000.000,00 4.000.000,00 8.000.000,00 Mesin tambahan 4.000.000,00 Lampu + mesin 4.000.000,00 GPS 700.000,00 Perlengkapan 1.500.000,00 1.500.000,00 4. Biaya Pemeliharaan - Alat tangkap 3.400.000,00 36.000.000,00 - Kapal utama 2.350.000,00 6.000.000,00 2.000.000,00 - Kapal lampu 3.600.000,00 - Mesin utama 1.560.000,00 1.800.000,00 - Mesin lampu,gardan dan kapal 720.000,00 - Rehab kapal utama 38.000.000,00 5. Biaya Tambat 78.000,00 180.000,00 180.000,00 Total Biaya Tetap 19.968.000,00 122.380.000,00 31.960.000,00 Sumber: Diolah dari data primer Berdasarkan Tabel 15, biaya tetap yang paling besar dikeluarkan oleh usaha perikanan mini purse seine, yaitu sebesar Rp122.380.000,00. Biaya yang besar ini juga termasuk biaya perombakan kapal utama yang dilakukan 10 tahun sekali. Biaya tetap terkecil pada usaha perikanan payang sebesar Rp19.968.000,00 sedangkan biaya tetap untuk pancing rumpon sebesar Rp31.960.000,00. Pada usaha perikanan pancing rumpon, tidak terdapat biaya pemeliharaan alat tangkap dan mesin. Hal tersebut dikarenakan komponen alat tangkap yang rusak atau hilang tidak dapat diperbaiki lagi, sehingga langsung membeli penggantinya yang baru. Biaya pemeliharaan mesin dimasukkan dalam biaya variabel sebagai tabungan untuk perbaikan mesin. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan jika kegiatan operasi penangkapan ikan dilaksanakan. Biaya ini berupa biaya operasional seperti solar,

65 es, oli dan ransum. Selain itu, biaya retribusi hasil tangkapan serta bagi hasil dengan ABK juga masuk dalam biaya ini. Retribusi di PPN Palabuhanratu sebesar 2,5% sedangkan di PPI Binuangeun sebesar 3% dari hasil penjualan hasil tangkapan. Pada usaha perikanan mini purse seine, biaya perbekalan kapal lampu dan biaya pembongkaran hasil tangkapan juga termasuk biaya variabel. Pada usaha perikanan pancing rumpon, biaya pembelian tambahan alat, karyawan darat, simpanan untuk perbaikan mesin dan biaya rumpon juga masuk ke dalam biaya ini. Biaya variabel ketiga alat tangkap tersebut dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Biaya variabel usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing rumpon dalam setahun (Rp) Uraian Payang Mini purse seine Pancing rumpon 1. Solar 37.800.000,00 161.000.000,00 67.500.000,00 2. Es 1.820.000,00 57.960.000,00 23.400.000,00 3. Oli 4.480.000,00 528.000,00 4. Air Bersih 280.000,00 600.000,00 5. Ransum 1.400.000,00 80.500.000,00 30.000.000,00 6. Perbekalan kapal lampu 48.300.000,00 7. Pancing dan senar 9.000.000,00 8. Pembongkaran HT 6.930.000,00 9. Karyawan darat 45.837.000,00 10. Simpanan perbaikan mesin 19.098.750,00 11. Rumpon 7.639.500,00 12. Retribusi 2.014.225,00 27.868.500,00 9.549.375,00 13. Bagi hasil 16.387.387,50 315.843.000,00 84.411.187,50 Total Biaya Variabel 64.181.612,50 706.401.500,00 297.563.812,50 Sumber: Diolah dari data primer Berdasarkan Tabel 16, biaya variabel terbesar dikeluarkan oleh usaha perikanan mini purse seine sebesar Rp706.401.500,00 dalam setahun. Usaha perikanan payang mengeluarkan biaya variabel terkecil diantara ketiga alat tangkap tersebut, yaitu Rp64.181.612,50. Biaya variabel usaha perikanan pancing rumpon dalam setahun sebesar Rp297.563.812,50. Penerimaan yang dihasilkan berasal dari penjualan hasil tangkapan. Penerimaan usaha payang di PPN Palabuhanratu tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 17. Uraian penerimaan rata-rata usaha perikanan pancing rumpon pada

66 Tabel 18, sedangkan untuk usaha mini purse seine di PPI Binuangeun pada Tabel 19. Tabel 17 Penerimaan rata-rata usaha perikanan payang tiap unit di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Jenis Ikan (*) Jumlah (kg)(**) Nilai (Rp) (**) Persentase Nilai (%) Pepetek 17.137 40,747.500,00 50,57 Kembung 181 1.719.500,00 2,13 Tongkol komo 540 4.920.000,00 6,11 Cakalang 2.171 17.630.000,00 21,88 Madidihang 1.296 15.552.000,00 19,30 Jumlah 80.569.000,00 100,00 Sumber: Diolah dari data primer (*) dan sekunder (**) Tabel 18 Penerimaan rata-rata usaha perikanan pancing rumpon tiap unit di PPN Palabuhanratu tahun 2010 Jenis Ikan (*) Jumlah (Kg) Harga Persentase Nilai (Rp) (**) (Rp/Kg) (*) Nilai (%) Madidihang 9.000 25.000,00 225.000.000,00 58,90 Cakalang 7.500 15.000,00 112.500.000,00 29,45 Tuna Mata Besar 1.650 20.000,00 33.00.000,00 8,64 Setuhuk Loreng 450 18.000,00 8.100.000,00 2,12 Lemadang 450 7.500,00 3.375.000,00 0,88 Jumlah 381,975.000,00 100,00 Sumber: Diolah dari data primer (*) dan sekunder (**) Berdasarkan Tabel 17, penerimaan usaha perikanan payang terbesar diperoleh dari ikan pepetek yaitu 50,57%. Ikan kembung memiliki proporsi terkecil, yaitu 2,13%. Pada Tabel 18 terlihat bahwa madidihang memberikan kontribusi penerimaan terbesar pada usaha perikanan pancing rumpon, yaitu 58,90%. Hasil tangkapan sampingan unit penangkapan pancing rumpon yaitu lemadang. Proporsi hasil tangkapan ikan ini sekitar 0,88%. Hasil tangkapan yang memberikan kontribusi terbesar pada usaha perikanan mini purse seine berdasarkan Tabel 19 yaitu ikan tongkol.

67 Tabel 19 Penerimaan rata-rata usaha perikanan mini purse seine PPI Binuangeun tiap unit dalam setahun Uraian Jumlah (kg) Harga (Rp/kg) Nilai (Rp) Persentase (%) Musim Puncak -Kembung 21.250 5.000,00 106.250.000,00 11,44 -Tongkol 21.250 8.000,00 170.000.000,00 18,30 -Selar bentong 12.750 3.000,00 38.250.000,00 4,12 -Tenggiri 8.500 15.000,00 127.500.000,00 13,73 -Layang 12.750 5.000,00 63.750.000,00 6,86 -Tembang 8.500 3.000,00 25.500.000,00 2,75 Musim Sedang -Kembung 7.800 7.000,00 54.600.000,00 5,88 -Tongkol 10.400 8.000,00 83.200.000,00 8,96 -Selar bentong 6.500 4.000,00 26.000.000,00 2,80 -Tenggiri 3.900 16.000,00 62.400.000,00 6,72 -Layang 6.500 7.000,00 45.500.000,00 4,90 -Tembang 3.900 4.000,00 15.600.000,00 1,68 Musim Paceklik -Kembung 2.400 9.000,00 21.600.000,00 2,33 -Tongkol 3.600 10.000,00 36.000.000,00 3,88 -Selar bentong 1.800 5.000,00 9.000.000,00 0,97 -Tenggiri 1.200 18.000,00 21.600.000,00 2,33 -Layang 1.800 9.000,00 16.200.000,00 1,74 -Tembang 1.200 5.000,00 6.000.000,00 0,65 Total 928.950.000,00 100,00 Sumber: Diolah dari data primer Berdasarkan keseluruhan biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang dihasilkan dalam setahun, maka setelah dilakukan perhitungan analisis usaha, diperoleh hasil seperti yang dipaparkan pada Tabel 20. Tabel 20 Hasil perhitungan analisis usaha perikanan payang, mini purse seine dan pancing rumpon Mini Purse Pancing Aspek Analisis Usaha Payang seine rumpon Total Penerimaan (Rp) 80.569.000,00 928.950.000,00 381.975.000,00 Total Pengeluaran (Rp) 84.149.612,50 820.781.500,00 329.523.812,50 Keuntungan (Rp) (3.580.612,50) 108.168.500,00 52.451.187,50 Revenue Cost Ratio (R/C) 0,96 1,13 1,16 Payback Period (tahun) 3,34 3,88 Return On Investment (ROI) 0,30 0,26 Sumber: Diolah dari data primer dan sekunder

68 Berdasarkan Tabel 20, usaha perikanan payang mengalami kerugian sebesar Rp3.580.612,50. Oleh karena itu, tanpa harus melakukan analisis kriteria investasi, usaha perikanan payang dapat dinyatakan tidak layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Keuntungan yang dihasilkan usaha perikanan mini purse seine sebesar Rp108.168.500,00 dan yang diperoleh usaha perikanan pancing rumpon sebesar Rp52.451.187,50. Meskipun dalam analisis usaha mengalami kerugian, kegiatan usaha penangkapan ikan dengan alat tangkap payang tetap ada dan dijalankan oleh nelayan di PPN Palabuhanratu. Hal tersebut disebabkan biasanya nelayan pemilik usaha ini mengabaikan adanya biaya penyusutan yang nilainya cukup besar. Pada konsepnya, biaya penyusutan merupakan biaya yang disimpan untuk keberlanjutan reinvestasi barang-barang modal suatu usaha, sehingga saat umur teknisnya telah habis telah tersedia dana untuk pembelian kembali. Apabila biaya penyusutan ini dihilangkan, maka usaha ini masih dalam keadaan mendapatkan keuntungan. Apabila barang-barang investasi habis umur teknisnya, pemilik usaha harus menyediakan kembali dana yang cukup besar untuk reinvestasi. Revenue cost ratio merupakan perbandingan antara total penerimaan dan total biaya. Nilai R/C yang didapatkan yaitu 1,13 dan 1,16. Hal tersebut berarti total penerimaan yang didapatkan lebih besar dari total pengeluaran, sehingga menghasilkan keuntungan. Nilai tersebut juga menunjukkan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp1,13 untuk usaha perikanan mini purse seine dan Rp1,16 untuk usaha perikanan pancing rumpon. Payback period yang dihasilkan dari usaha ini yaitu 3,34 dan 3,88. Hal tersebut berarti dalam jangka waktu 3,34 tahun maka biaya investasi yang ditanamkan pada usaha perikanan mini purse seine sudah dapat tertutupi, sedangkan usaha pancing rumpon memerlukan waktu 3,88 tahun untuk menutupi biaya investasi yang telah dikeluarkan. Return on Investment (ROI) yang dihasilkan yaitu 0,30 dan 0,26. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap rupiah yang ditanamkan sebagai modal investasi usaha perikanan mini purse seine dapat memberikan keuntungan sebesar Rp0,30. Pada usaha perikanan pancing rumpon tiap satu rupiah investasi yang dikeluarkan

69 akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,26. selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3, 4 dan 5. Perhitungan analisis usaha 5.2.2 Analisis kriteria investasi Analisis kriteria investasi digunakan untuk membuat keputusan suatu kegiatan bisa atau tidak untuk dijalankan dan mengevaluasi kegiatan tersebut. Perhitungan analisis ini menggunakan beberapa asumsi dasar untuk membatasi permasalahan yang ada. Analisis ini dilakukan pada usaha pancing rumpon dan mini purse seine. Analisis ini tidak dilakukan pada usaha payang karena berdasarkan analisis usaha, kegiatan ini mengalami kerugian. Asumsi dasar yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Analisis yang dilakukan untuk usaha yang baru akan dimulai dengan umur kegiatan 10 tahun, karena umur teknis kapal sekitar 10 tahun; 2) Analisis ini dimulai dari tahun ke-0, karena dibuat untuk melihat kelayakan usaha mini purse seine dan pancing rumpon untuk menggantikan usaha payang 3) Harga barang investasi merupakan harga pada saat pembelian yang dinilai pada tahun 2010 dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) dengan tahun dasar 2007; 4) Sumber modal yang digunakan adalah modal sendiri dan modal pinjaman dari bank sebesar 60% dari modal investasi; 5) Nilai dan harga pada saat perhitungan adalah konstan; 6) Discount factor yang digunakan berdasarkan pada tingkat suku bunga kredit investasi pada Bank Bukopin dan Bank BNI sebesar 13,5%. Hasil perhitungan analisis kriteria investasi secara umum menunjukkan bahwa usaha perikanan yang menggunakan modal pinjaman dari bank memiliki tingkat kelayakan yang lebih tinggi. NPV yang dihasilkan usaha perikanan mini purse seine hampir dua kali usaha perikanan pancing rumpon, namun Net B/C dan IRR yang dihasilkan lebih rendah dari usaha perikanan pancing rumpon. Hal tersebut menyatakan bahwa usaha perikanan mini purse seine menghasilkan pendapatan yang besar, namun biaya yang dikeluarkan juga besar. Hasil perhitungan analisis kriteria investasi seperti tercantum dalam Tabel 21.

70 Tabel 21 Hasil perhitungan analisis kriteria investasi usaha perikanan mini purse seine dan pancing rumpon dengan modal sendiri dan modal pinjaman dari bank Indikator Mini Purse seine Pinjaman dari Modal sendiri Bank Pancing rumpon Pinjaman dari Modal sendiri Bank NPV (Rp) 388.797.881,73 513.564.287,79 160.041.338,12 211.064.712,60 Net B/C 1,74 3,45 1,75 3,46 IRR (%) 30,88 66,98 31,31 69,25 Sumber: Diolah dari data primer dan sekunder Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, nilai NPV terbesar diperoleh usaha perikanan mini purse seine dengan modal pinjaman dari bank sebesar Rp513.564.287,79. Nilai NPV terkecil diperoleh usaha perikanan pancing rumpon dengan modal sendiri sebesar Rp160.041.338,12 dengan discount factor sebesar 13,5% per tahun. Nilai ini menunjukkan keuntungan yang dapat diperoleh selama umur proyek 10 tahun apabila dinilai pada saat ini. Nilai NPV keseluruhan lebih besar dari 0. Hal tersebut menunjukkan kedua usaha ini layak untuk dijalankan dan akan lebih menguntungkan apabila menggunakan pinjaman dari bank. Nilai Net B/C yang dihasilkan usaha perikanan mini purse seine yaitu 1,74 dengan modal sendiri dan 3,45 dengan pinjaman dari bank. Untuk usaha perikanan pancing rumpon diperoleh Net B/C sebesar 1,75 dengan modal sendiri dan 3,46 jika menggunakan modal pinjaman. Nilai tersebut menunjukkan nilai manfaat atau benefit pada setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan selama umur proyek. Secara keseluruhan, nilai Net B/C yang dihasilkan usaha perikanan pancing rumpon lebih besar dari usaha perikanan mini purse seine. Hal tersebut berarti pada tingkat suku bunga 13,5% per tahun, jika kedua usaha tersebut mengeluarkan biaya yang sama, benefit yang diperoleh usaha perikanan pancing rumpon akan lebih besar. Nilai net B/C yang dihasilkan >1, sehingga kedua usaha ini layak untuk dijalankan. Internal Rate of Return (IRR) yang diperoleh usaha perikanan mini purse seine sebesar 30,88% dengan modal sendiri dan 66,98% jika menggunakan pinjaman dari bank. IRR yang diperoleh usaha perikanan pancing rumpon yaitu 31,31% dengan modal sendiri dan 69,25% dengan modal pinjaman dari bank. Nilai tersebut menyatakan bahwa usaha pancing rumpon memiliki tingkat

71 keuntungan internal yang lebih besar atas investasi yang ditanamkan. Jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga 13,5%, nilai IRR kedua usaha tersebut lebih besar dari tingkat suku bunga bank yang berlaku, sehingga kedua usaha tersebut layak untuk dijalankan. Perhitungan analisis kriteria investasi dapat dilihat pada Lampiran 6 9. Berdasarkan aspek finansial secara keseluruhan, alat tangkap payang harus diganti dengan alat tangkap lain, karena secara ekonomi usaha payang tidak menghasilkan manfaat, bahkan menimbulkan kerugian. Berdasarkan analisis usaha, alat tangkap mini purse seine dan pancing rumpon layak untuk dijalankan, karena memberikan keuntungan yang cukup besar. Berdasarkan analisis kriteria investasi, kedua usaha perikanan ini memiliki nilai NPV> 0, Net B/C > 1 dan IRR> tingkat suku bunga bank yang berlaku, sehingga usaha penangkapan ikan dengan mini purse seine dan pancing rumpon layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Selain itu, jika menggunakan pinjaman modal dari bank, maka keuntungan yang didapatkan akan lebih besar dan lebih layak untuk dijalankan dan dikembangkan. 5.3 Analisis Sensitivitas Pada penelitian ini faktor yang dianalisis adalah perubahan harga bahan bakar solar. Solar merupakan komponen biaya variabel untuk operasional terbesar dalam usaha perikanan mini purse seine dan pancing rumpon. Berdasarkan metode switching value, kenaikan harga solar sebesar 46,5% menyebabkan usaha perikanan mini purse seine dan usaha pancing rumpon tidak layak dijalankan jika menggunakan modal sendiri. Usaha perikanan mini purse seine dan usaha pancing rumpon dengan modal pinjaman dari bank, kenaikan harga solar sebesar 61% dapat membuat kedua usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan harga bahan bakar, maka nilai kriteria investasi juga akan mengalami perubahan. Nilai kriteria investasi setelah dilakukan analisis sensitivitas pada usaha perikanan mini purse seine dan pancing rumpon dapat diihat pada Tabel 22 dan 23.

72 Tabel 22 Perbandingan nilai kriteria investasi akibat kenaikan harga solar sebesar 46,5% pada perikanan mini purse seine dan pancing rumpon dengan modal sendiri Kriteria Investasi Usaha mini purse seine Sebelum kenaikan harga Sesudah kenaikan harga Usaha pancing rumpon Sebelum kenaikan harga Sesudah kenaikan harga NPV (Rp) 388.797.881,73 (9.447.788,26) 160.041.338,12 (6.925.014,21) Net B/C 1,74 0,98 1,75 0.97 IRR (%) 30,88 13,03 31,31 12,63 Sumber: Diolah dari data primer dan sekunder Berdasarkan Tabel 22, nilai NPV kedua usaha tersebut setelah kenaikan harga solar sebesar 46,5% bernilai negatif, sehingga berdasarkan analisis kriteria investasi, kedua usaha tersebut tidak layak untuk dijalankan. Nilai net B/C yang dihasilkan keduanya bernilai kurang dari 1 dan IRR yang diperoleh juga lebih kecil dari tingkat suku bunga 13,5% per tahun. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan apabila terjadi kenaikan harga solar hingga 46,5%, usaha perikanan mini purse seine dan pancing rumpon dengan modal sendiri tidak layak untuk dijalankan. Tabel 23 Perbandingan nilai kriteria investasi akibat kenaikan harga solar sebesar 61% pada perikanan mini purse seine dan pancing rumpon dengan pinjaman dari bank Kriteria Investasi Usaha mini purse seine Usaha pancing rumpon Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah kenaikan harga kenaikan harga kenaikan harga kenaikan harga NPV (Rp) 513.564.287,79 (8.865.515,86) 211.064.712,60 (7.966.416,25) Net B/C 3,45 0,96 3,46 0,92 IRR (%) 66,98 12,34 69,25 10,76 Sumber: Diolah dari data primer dan sekunder Perubahan nilai kriteria investasi juga terjadi pada usaha perikanan mini purse seine dan pancing rumpon dengan pinjaman dari bank saat kenaikan solar sebesar 61%. Setelah terjadi kenaikan harga, NPV usaha mini purse seine mengalami kerugian sebesar Rp8.865.515,86 dan pada pancing rumpon menjadi rugi sebesar Rp7.966.416,25. Hal tersebut menjadikan kedua usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Net B/C keduanya pun menjadi kurang dari 1 serta IRR yang diperoleh lebih kecil dari tingkat suku bunga 13,5%.

73 Berdasarkan hasil perhitungan analisis sensitivitas, dapat disimpulkan bahwa alat tangkap mini purse seine lebih sensitif terhadap perubahan harga solar. Hal ini terjadi tidak hanya pada usaha dengan modal sendiri, namun juga usaha dengan modal pinjaman dari bank. Selain itu, kegiatan usaha mini purse seine dan pancing rumpon dengan modal sendiri lebih sensitif dibandingkan modal pinjaman dari bank. Dengan kenaikan harga solar yang sama, kerugian yang derita usaha perikanan mini purse seine lebih besar dibandingkan pancing rumpon. Di samping itu, usaha dengan modal sendiri akan lebih cepat menjadi tidak layak untuk dilaksanakan dibandingkan usaha dengan modal pinjaman jika terjadi kenaikan harga solar. 5.4 Alternatif Penggantian Alat Tangkap Payang Alat tangkap payang merupakan alat tangkap yang banyak digunakan di PPN Palabuhanratu. Berdasarkan perhitungan analisis usaha yang telah dilakukan, usaha perikanan payang mengalami kerugian. Oleh karena itu, untuk menekan kerugian tersebut sebaiknya alat tangkap ini digantikan dengan alat tangkap lain yang memiliki prospek usaha yang lebih menguntungkan. Secara teknik, penggantian alat tangkap payang dengan mini purse seine maupun pancing rumpon dapat dilaksanakan. Hasil tangkapan payang, mini purse seine dan pancing rumpon sama, yaitu ikan pelagis. Bahkan, hasil tangkapan pancing rumpon bernilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan hasil tangkapan payang dan mini purse seine. Daerah penangkapan mini purse seine dan pancing rumpon berada di Teluk Palabuhanratu bagian luar, sehingga dapat mengurangi tekanan eksploitasi sumberdaya ikan di perairan teluk bagian dalam. Metode penangkapan ikan yang dilakukan mini purse seine hampir sama dengan payang, yaitu dengan cara melingkari gerombolan ikan dengan jaring. Metode pengoperasian pancing rumpon cukup sederhana, hingga diduga lebih mudah dan dapat dilakukan oleh semua nelayan. Jumlah nelayan yang ikut dalam operasional mini purse seine juga hampir sama banyaknya dengan nelayan payang. Berdasarkan produktivitasnya, alat tangkap mini purse seine memiliki produktivitas terbesar diantara ketiganya, yaitu 136.000 kg ikan setiap tahunnya. Pancing rumpon memiliki produktivitas terkecil, yaitu 19.050 kg ikan setiap

74 tahunnya. Produktivitas yang kecil pada pancing rumpon disebabkan oleh ukuran hasil tangkapan yang cukup besar, sehingga memerlukan ruang yang lebih luas di dalam palkah. Walaupun hasil tangkapan pancing rumpon jauh lebih sedikit, namun hasil tangkapannya memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Berdasarkan paparan aspek teknik tersebut, kedua alat tangkap ini dapat digunakan untuk menggantikan payang. Berdasarkan perhitungan analisis usaha yang telah dilakukan, kegiatan usaha perikanan mini purse seine lebih layak menggantikan payang. Hal tersebut karena keuntungan dan ROI yang lebih besar dibandingkan dengan pancing rumpon. Selain itu, payback period yang diperlukan juga lebih singkat. Berdasarkan hasil analisis kriteria investasi, usaha perikanan mini purse seine lebih layak menggantikan payang dibandingkan dengan pancing rumpon. Hal tersebut karena memiliki nilai NPV yang lebih besar dari pancing rumpon. Usaha ini baik dengan modal sendiri maupun dengan modal pinjaman dari bank memiliki NPV yang mencapai hampir dua kali lipat dari usaha pancing rumpon. Berdasarkan analisis sensitivitas, ketika terjadi kenaikan harga solar nilai NPV usaha pancing rumpon lebih besar dari usaha mini purse seine. Hal tersebut berlaku untuk usaha dengan modal sendiri maupun dengan modal pinjaman dari bank. Nilai tersebut menyatakan bahwa kerugian yang ditimbulkan usaha pancing rumpon lebih sedikit dibandingkan usaha mini purse seine ketika terjadi kenaikan harga solar sebesar 46,5% dan 61%. Matriks rekapitulasi hasil analisis terhadap unit penangkapan mini purse seine dan pancing rumpon dapat dilihat pada Tabel 24. Hasil analisis teknis dan finansial menyimpulkan bahwa usaha perikanan payang telah mengalami kerugian dan dapat digantikan dengan usaha mini purse seine atau pancing rumpon (Tabel 24). Secara teknik dan analisis usaha, alat tangkap mini purse seine lebih unggul sebagai pengganti payang, namun secara sosial alat tangkap ini kurang dapat diterima oleh nelayan di PPN Palabuhanratu. Hal ini karena nelayan Palabuhanratu menganggap mata jaring mini purse seine yang digunakan berukuran kecil dengan ukuran alat yang besar, sehingga dikhawatirkan sumberdaya ikan pelagis menjadi semakin sedikit. Hal tersebut juga memicu terjadinya kecemburuan sosial, karena nelayan mini purse seine

75 dapat menangkap ikan lebih banyak dibandingkan nelayan alat tangkap lain yang beroperasi di Perairan Teluk Palabuhanratu. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha mini purse seine lebih sensitif terhadap kenaikan harga solar, sehingga lebih mudah menimbulkan kerugian. Tabel 24 Matriks rekapitulasi hasil analisis terhadap unit penangkapan mini purse seine dan pancing rumpon Hasil Analisis Mini Purse Seine Pancing Rumpon 1. Analisis Teknis - Konstruksi - Hasil Tangkapan - Fishing ground - Produktivitas 2. Analisis Finansial a) Analisis Usaha - Keuntungan - R/C - PP - ROI b) Analisis Kriteria Investasi - NPV - Net B/C - IRR 3. Sensitivitas Ket: ( ) = Layak; ( ) = Lebih Layak Sumber : Diolah dari data primer Pancing rumpon, secara teknik, finansial dan sosial lebih memadai untuk menggantikan alat tangkap payang. Berdasarkan analisis teknis tidak ada kendala karena pengoperasiannya lebih sederhana, walaupun trip operasi penangkapan ikan berlangsung lebih lama, yaitu 7 hari. Hal ini tidak menjadi kendala bagi nelayan payang apabila dialihkan ke pancing rumpon, karena kehidupan di laut telah menjadi keseharian bagi nelayan. Produktivitas pancing rumpon memang lebih kecil, namun nilai jual hasil tangkapannya tinggi. Hasil analisis usaha menunjukkan bahwa kegiatan ini menguntungkan. Hasil analisis kriteria investasi menunjukkan bahwa NPV>0, Net B/C dan IRR lebih besar dari usaha mini purse seine, sehingga usaha ini layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Melihat

76 perkembangannya di PPN Palabuhanratu beberapa tahun belakangan, alat tangkap pancing rumpon dapat diterima oleh nelayan. Berdasarkan aspek teknik, penggantian alat tangkap payang dengan pancing rumpon juga harus memperhatikan jumlah nelayan yang ikut dalam operasional penangkapan ikan. Jumlah ABK yang ikut dalam operasional payang sekitar 15-20 orang, sedangkan jumlah ABK yang ikut dalam operasional pancing rumpon sekitar 7-10 orang. Berdasarkan jumlah ABK, satu unit penangkapan payang harus diganti dengan dua unit penangkapan pancing rumpon agar nelayan payang tetap memiliki mata pencaharian. Apabila penggantian payang dengan pancing rumpon dilakukan, maka perlu adanya biaya investasi untuk pembelian kapal, perlengkapan pancing serta perlengkapan lain. Hal tersebut dilakukan karena kapal payang maupun perlengkapan lain tidak dapat digunakan untuk mengoperasikan pancing rumpon. Biaya investasi yang dibutuhkan untuk memulai usaha perikanan pancing rumpon di PPN Palabuhanratu adalah Rp214.617.602,41. Rincian biaya investasi awal usaha pancing rumpon dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Biaya investasi awal usaha perikanan pancing rumpon No Jenis Investasi Harga (Rp) 1 Kapal 158,334,028.53 2 Mesin Utama 42,222,407.61 3 Mesin Tambahan 8,444,481.52 4 Alat tangkap 2,638,900.48 5 GPS 1,477,784.27 6 Perlengkapan lain 1,500,000.00 Total Investasi 214,617,602.41 Sumber: Diolah dari data primer berdasarkan IHK Jika unit penangkapan payang yang ada saat ini dijual, maka akan didapatkan nilai sisa sebesar Rp44.390.721,75. Nilai tersebut didapatkan dari perhitungan nilai pembelian yang dinilai pada tahun 2010 berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK). Nilai tersebut dikurangi dengan penyusutan yang telah dikeluarkan hingga tahun 2010. Rincian nilai sisa unit penangkapan payang dapat dilihat pada Tabel 26.

77 Tabel 26 Perhitungan nilai sisa unit penangkapan payang Jenis Investasi Kapal (UT.10 thn) Mesin 20 PK (UT.5 thn) Jaring payang (UT.5 thn) Tahun Pembelian Sumber: Diolah dari data primer Harga Pembelian (Rp) Harga Sekarang (Rp) Penyusutan per tahun (Rp) Nilai Sisa (Rp) 2005 30.000.000,00 44.340.559,75 3.000.000,00 26.340.559,75 2005 20.000.000,00 29.560.373,17 4.000.000,00 5.560.373,17 2008 25.000.000,00 27.489.788,82 5.000.000,00 12.489.788,82 Jumlah 44.390.721,75 Penggantian alat tangkap payang dengan pancing rumpon dengan modal sendiri memerlukan biaya sebesar Rp170.226.880,66. Nilai ini diperoleh dari hasil pengurangan biaya investasi awal usaha pancing rumpon dengan nilai sisa yang dihasilkan dari penjualan unit penangkapan payang. Biaya ini beserta nilai sisa dari penjualan unit penangkapan payang dibutuhkan untuk membiayai investasi awal usaha pancing rumpon. Pinjaman dari bank biasanya sejumlah 60% dari total investasi yang dikeluarkan yaitu sekitar Rp128.770.561,45. Apabila penggantian alat tangkap payang dengan pancing rumpon menggunakan pinjaman dari bank, maka biaya yang harus ditambahkan untuk investasi awal sekitar Rp41.456.319,22. Nilai ini diperoleh dari hasil pengurangan biaya investasi awal usaha pancing rumpon dengan nilai sisa yang dihasilkan dari penjualan unit penangkapan payang dan pinjaman yang diperoleh dari bank.

78 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah: 1) Pada tahun 2010, unit penangkapan payang yang beroperasi berjumlah 54 unit dengan rata-rata 70 trip dalam setahun. Hasil tangkapan yang diperoleh didominasi oleh ikan pepetek sebesar 80% dari total hasil tangkapan. Produktivitas alat tangkap payang dalam setahun sebesar 21.325 kg. Berdasarkan analisis usaha yang telah dilakukan, usaha perikanan payang pada tahun 2010 mengalami kerugian sebesar Rp3.580.612,50. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya diadakan penggantian payang dengan jenis alat tangkap lain yang lebih menguntungkan; 2) Kegiatan perikanan mini purse seine di PPI Binuangeun secara teknik dan finansial dapat menggantikan payang, namun kurang dapat diterima oleh nelayan di PPN Palabuhanratu. Kegiatan perikanan pancing rumpon dapat digunakan untuk menggantikan usaha perikanan payang di PPN Palabuhanratu. Berdasarkan analisis teknis dan finansial, usaha ini layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha perikanan pancing rumpon dengan modal sendiri akan menjadi tidak layak untuk dijalankan ketika terjadi kenaikan solar sebesar 46,5%, sedangkan untuk modal pinjaman dari bank menjadi tidak layak saat kenaikan solar 61%. 3) Penggantian alat tangkap payang dengan pancing rumpon memerlukan modal investasi sebesar Rp214.617.602,41. Apabila dengan memperhitungkan nilai sisa dari penjualan unit penangkapan payang, dengan modal sendiri memerlukan tambahan biaya investasi sebesar Rp170.226.880,66, sedangkan jika menggunakan pinjaman dari bank, maka biaya yang harus ditambahkan sebesar Rp41.456.319,21. Berdasarkan jumlah nelayannya, satu unit payang harus diganti dengan dua unit pancing rumpon.

79 6.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan yaitu: 1) Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang aspek sosial dan budaya mengenai penggantian alat tangkap payang dengan pancing tonda; 2) Penelitian lanjutan tentang aspek bionomi sumberdaya ikan multi spesies di perairan Teluk Palabuhanratu; 3) Perlu adanya peran serta stake holder dalam: (1) Pemberian bantuan modal usaha bagi nelayan (2) Pembinaan tentang manajemen usaha dalam unit usaha pancing rumpon.

80 DAFTAR PUSTAKA Adwino R. 1998. Keragaman Perikanan Tonda di Pelabuhan Perikanan Nusantara Bungus, Kota madya Padang, Sumatera Barat [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 53 hal. Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian- Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi VI. Jakarta: PT.Rineka Cipta. 370 hal. Artikasari W. 1999. Studi tentang faktor-faktor teknis produksi pada unit penangkapan payang di PPI Lempasing, Bandar Lampung. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 53 hal. von Brandt A. 2005. Fish Catching Methods of the World 4th Edition. England: Fishing New Book Ltd. 523 hal. Diniah. 2008. Pengenalan Perikanan Tangkap. Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 62 hal. Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 2011. Pancing Tonda. www.kp3k.kkp.go.id [02 Maret 2011]. Fyson J. 1985. Design of Small Fishing Vessels. England: Fishing New Book. 320p. Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Terjemahan Sutomo S dan K Mangiri. Economic Analysisof Agriculture Project. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press). 579 hal. Gray C, S Payaman, LK Sabur, PFL Maspaitella dan RCG Varley. 2005. Pengantar Evaluasi Proyek edisi kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 317 hal. Gunarso W. 1985. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya dengan Alat, Metoda dan Taktik Penangkapan. (tidak dipublikasikan). Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan. 149 hal. Handriana J. 2007. Pengoperasian Pancing Tonda pada Rumpon di Selatan Perairan Teluk Palabuhanratu Sukabumi Jawa Barat. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 56 hal. Hetharuca R. 1981. Usaha Penerapan Kapal Penangkapan Ikan dengan Peralatan Longline di Perairan Laut Maluku. Karya Ilmiah. Ambon: Fakultas Teknik, Universitas Pattimura. 1934 hal.

81 Irnawati S. 2004. Analisis Aspek Bio-Teknis Unit Penangkapan Payang di Perairan Ulak Karang, Sumatera Barat. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 82 hal. Mudjizat NK. 2008. Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Tongkol di Perairan Teluk Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi. [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 82 hal. Nazir. 2005. Metode Penelitian (cetakan keenam). Bogor : Ghalia Indonesia. 542 hal. Nomura M. 1981. Fishing Techniques (2).Compilation of Transcript of Lectures Presented at the Kanagawa International Fisheries Training Center. Tokyo: Japan International Cooperation Agency. 183p. Nomura M and T Yamazaki. 1977. Fishing Techniques I. Compilation of Transcript of Lectures Presented at the Training Department SEAFDEC. Tokyo: Japan International Cooperation Agency. 206 hal. Nurmalina R, S Tintin dan A Karyadi. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor : Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. 183 hal. Rangkuti A. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis reorientasi konsep perencanaan strategis untuk menghadapi abad 21. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. 200 hal. Rasdani M, S Nasrudin dan Fachrudin. 2006. Petunjuk Pembuatan dan Pengoperasian Alat Tangkap Ikan (Mini Purse Seine). Semarang : Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Departemen Kelautan dan Perikanan. 17 hal. Sadhori N. 1985. Teknik Penangkapan Ikan. Bandung: Penerbit ANGKASA Anggota IKAPI. 182 hal. Sainsbury JC. 1971. Commercial Fishing Methods an introduction to vessels and gears. England: Fishing New (Books) Ltd. 359 p. [SNI] Standar Nasional Indonesia. SNI 7277.3-2008. Istilah dan definisi Bagian 3: Jaring lingkar. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional. 3 hal.. SNI 7277.6-2008. Istilah dan definisi Bagian 6: Pukat tarik. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional. 4 hal.. SNI-01-7090-2005. Bentuk baku konstruksi pukat kantong payang berbadan jaring panjang. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional. 5 hal.

82 [SNI] Standar Nasional Indonesia. SNI-01-7092-2005. Bentuk baku konstruksi pukat kantong payang berbadan jaring pendek. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional. 5 hal. Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Perikanan Laut. Nomor: 50 Tahun 1988/1989. Jakarta: Badan Penelitian Perikanan Laut, Departemen Pertanian. 245 hal. Sugiarto, T Herlambang, Brastoro, R Sudjana dan S Kelana. 2002. Ekonomi mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 514 hal. Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis :Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana Bisnis Secara Komprehensif. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 541 hal. Wahyudi DP. 2010. Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim dan Cuaca pada Perikanan Payang di Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor : Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. 70 hal.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian dan daerah penangkapan ikan 84

85 Lampiran 2 Perhitungan produktivitas 1) Produktivitas payang Jumlah hasil tangkapan setahun = 21325 kg Jumlah nelayan = 18 orang Jumlah trip setahun = 70 trip - Produktivitas per unit penangkapan ikan = Jumlah hasil tangkapan setahun = 21.325 kg / tahun - Produktivitas per trip = Produktivitas alat tangkap per tahun Jumlah trip per tahun = 21.325 kg 70 trip = 304,6429 kg/trip - Produktivitas per nelayan = Produktivitas per trip Jumlah nelayan = 304,6429 kg/trip 18 orang = 16,92 kg/trip/orang 2) Produktivitas mini purse seine a) Musim Puncak (Mei-Sept) Jumlah hasil tangkapan = 85.000 kg Jumlah trip = 85 trip Jumlah nelayan = 20 orang - Produktivitas per unit penangkapan ikan = Jumlah hasil tangkapan (Mei-Sept) = 85.000 kg/tahun - Produktivitas per trip = Produktivitas per alat Jumlah trip = 85.000 kg 85 trip = 1.000 kg/trip - Produktivitas per nelayan = Produktivitas per trip Jumlah nelayan = 1.000 kg/trip 20 orang = 50 kg/orang/trip b) Musim sedang (Januari-April) Jumlah hasil tangkapan = 39.000 kg Jumlah trip = 52 trip Jumlah nelayan = 20 orang

86 Lampiran 2 (lanjutan) - Produktivitas per unit penangkapan ikan = Jumlah hasil tangkapan (Jan-Apr) = 39.000 kg/tahun - Produktivitas per trip = Produktivitas per alat Jumlah trip = 39.000 kg 85 trip = 750 kg/trip - Produktivitas per nelayan = Produktivitas per trip Jumlah nelayan = 750 kg/trip 20 orang = 37,5 kg/orang/trip c) Musim paceklik (Oktober- Desember) Jumlah hasil tangkapan = 12.000 kg Jumlah trip = 24 trip Jumlah nelayan = 20 orang - Produktivitas per unit penangkapan ikan = Jumlah hasil tangkapan (Okt-Des) = 12.000 kg/tahun - Produktivitas per trip = Produktivitas per alat Jumlah trip = 12.000 kg 24 trip = 500 kg/trip - Produktivitas per nelayan = Produktivitas per trip Jumlah nelayan = 500 kg/trip 20 orang = 25 kg/orang/trip 3) Produktivitas Pancing rumpon Jumlah hasil tangkapan = 19.050 kg Jumlah trip per tahun = 30 trip Jumlah nelayan = 8 orang - Produktivitas per unit penangkapan ikan = Jumlah hasil tangkapan setahun = 19.050 kg / tahun

87 Lampiran 2 (lanjutan) - Produktivitas per trip = Produktivitas alat tangkap per tahun Jumlah trip per tahun = 19.050 kg 30 trip = 635 kg/trip - Produktivitas per nelayan = Produktivitas per trip Jumlah nelayan = 635 kg/trip 8 orang = 79, 38 kg/trip/orang

88 Lampiran 3 Perhitungan Analisis Usaha Payang No Uraian unit satuan harga Jumlah persentase A INVESTASI 1. Kapal (10 Thn) 1 unit 30,000,000.00 30,000,000.00 40.00% 2. Mesin 20 PK (5 Thn) 1 unit 20,000,000.00 20,000,000.00 26.67% 3. Jaring payang (5 Thn) 1 unit 25,000,000.00 25,000,000.00 33.33% Total Investasi 75,000,000.00 B BIAYA TETAP 1. SIUP 1 tahun 400,000.00 400,000.00 2.00% 2. SIB 1 tahun 180,000.00 180,000.00 0.90% 3. Biaya Penyusutan - Kapal 1 tahun 3,000,000.00 3,000,000.00 15.02% - Mesin 1 tahun 4,000,000.00 4,000,000.00 20.03% - Jaring 1 tahun 5,000,000.00 5,000,000.00 25.04% 4. Biaya Pemeliharaan - Kapal 1 tahun 2,350,000.00 2,350,000.00 11.77% - Mesin 1 tahun 1,560,000.00 1,560,000.00 7.81% - Jaring 1 tahun 3,400,000.00 3,400,000.00 17.03% 5. Biaya tambat 1 tahun 78,000.00 78,000.00 0.39% Total Biaya Tetap 19,968,000.00 C BIAYA VARIABEL 1. Solar 8,400 Liter 4,500.00 37,800,000.00 58.90% 2. Es 140 Balok 13,000.00 1,820,000.00 2.84% 3. Oli 280 Liter 16,000.00 4,480,000.00 6.98% 4. Air Bersih 70 trip 4,000.00 280,000.00 0.44% 5. Ransum 70 trip 20,000.00 1,400,000.00 2.18% 6. Retribusi 2.5% persen 2,014,225.00 3.14% 7. Bagi hasil 50% persen 16,387,387.50 25.53% Total Biaya Variabel 64,181,612.50 TOTAL BIAYA 84,149,612.50 D PENERIMAAN Pepetek 17,137 kg 40,747,500.00 50.57% Kembung 181 kg 1,719,500.00 2.13% Tongkol komo 540 kg 4,920,000.00 6.11% Cakalang 2,171 kg 17,630,000.00 21.88% Madidihang 1,296 kg 15,552,000.00 19.30% TOTAL PENERIMAAN 80,569,000.00 E KEUNTUNGAN (3,580,612.50) F R/C 0.96 G Payback Period (tahun) H ROI

89 Lampiran 4 Perhitungan Analisis Usaha Mini Purse Seine No Uraian unit satuan harga Jumlah persentase A INVESTASI 1. Kapal utama (10 Thn) 1 unit 150,000,000.00 150,000,000.00 41.49% 2. Kapal lampu (10 Thn) 3 unit 20,000,000.00 60,000,000.00 16.60% 3. Mesin utama (10 Thn) 1 unit 40,000,000.00 40,000,000.00 11.07% 4. Alat tangkap (10 Thn) 1 unit 50,000,000.00 50,000,000.00 13.83% 5. Lampu + Mesin (5 Thn) 3 unit 20,000,000.00 60,000,000.00 16.60% 6. Perlengkapan masak dll (1 Thn) 1 unit 1,500,000.00 1,500,000.00 0.41% Total Investasi 361,500,000.00 B C D BIAYA TETAP 1. SIUP 1 tahun 400,000.00 400,000.00 0.33% 2. SIB 1 tahun 180,000.00 180,000.00 0.15% 3. Biaya Penyusutan Kapal utama 1 tahun 15,000,000.00 15,000,000.00 12.26% Kapal lampu 1 tahun 6,000,000.00 6,000,000.00 4.90% Mesin utama 1 tahun 4,000,000.00 4,000,000.00 3.27% Alat Tangkap 1 tahun 5,000,000.00 5,000,000.00 4.09% Lampu + mesin 1 tahun 4,000,000.00 4,000,000.00 3.27% Perlengkapan 1 tahun 1,500,000.00 1,500,000.00 1.23% 4. Biaya Pemeliharaan - Kapal utama 1 tahun 6,000,000.00 6,000,000.00 4.90% - Kapal lampu 1 tahun 3,600,000.00 3,600,000.00 2.94% - Mesin utama 1 tahun 1,800,000.00 1,800,000.00 1.47% - Mesin lampu, gardan, kapal 1 tahun 720,000.00 720,000.00 0.59% - Alat tangkap 1 tahun 36,000,000.00 36,000,000.00 29.42% - Rehab kapal utama 10 tahun 38,000,000.00 38,000,000.00 31.05% 5. Biaya Tambat 1 tahun 180,000.00 180,000.00 0.15% Total Biaya Tetap 122,380,000.00 BIAYA VARIABEL 1. Perbekalan kapal lampu 161 trip 300,000.00 48,300,000.00 6.92% 2. Solar 32,200 Liter 5,000.00 161,000,000.00 23.05% 3. Es 3,220 Balok 18,000.00 57,960,000.00 8.30% 4. Ransum 161 trip 500,000.00 80,500,000.00 11.53% 5. Pembongkaran HT 1,386 blong 5,000.00 6,930,000.00 0.99% 5. Retribusi 3% persen 27,868,500.00 3.99% 6. Bagi hasil 55% persen 315,843,000.00 45.22% Total Biaya Variabel 698,401,500.00 TOTAL BIAYA 820,781,500.00 PENERIMAAN Musim Puncak (Mei - Sept) - Banyar 21,250 Kg 5,000.00 106,250,000.00 11.44% - Tongkol 21,250 Kg 8,000.00 170,000,000.00 18.30% - Bentong 12,750 Kg 3,000.00 38,250,000.00 4.12% - Tenggiri 8,500 Kg 15,000.00 127,500,000.00 13.73% - Layang 12,750 Kg 5,000.00 63,750,000.00 6.86% - Tembang 8,500 Kg 3,000.00 25,500,000.00 2.75% Musim Sedang (Jan - Apr) - Banyar 7,800 Kg 7,000.00 54,600,000.00 5.88% - Tongkol 10,400 Kg 8,000.00 83,200,000.00 8.96% - Bentong 6,500 Kg 4,000.00 26,000,000.00 2.80% - Tenggiri 3,900 Kg 16,000.00 62,400,000.00 6.72% - Layang 6,500 Kg 7,000.00 45,500,000.00 4.90% - Tembang 3,900 Kg 4,000.00 15,600,000.00 1.68% Musim Paceklik (Okt - Des) - Banyar 2,400 Kg 9,000.00 21,600,000.00 2.33% - Tongkol 3,600 Kg 10,000.00 36,000,000.00 3.88% - Bentong 1,800 Kg 5,000.00 9,000,000.00 0.97% - Tenggiri 1,200 Kg 18,000.00 21,600,000.00 2.33% - Layang 1,800 Kg 9,000.00 16,200,000.00 1.74% - Tembang 1,200 Kg 5,000.00 6,000,000.00 0.65% TOTAL PENERIMAAN 928,950,000.00 E KEUNTUNGAN 108,168,500.00 F R/C 1.13 G Payback Period (tahun) 3.34 H ROI 0.30

90 Lampiran 5 Perhitungan Analisis Usaha Pancing Rumpon No Uraian unit satuan harga Jumlah persentase A INVESTASI 1. Kapa; (10 Thn) 1 unit 150,000,000.00 150,000,000.00 73.75% 2. Mesin Utama (5 Thn) 1 unit 40,000,000.00 40,000,000.00 19.67% 3. Mesin Tambahan (2 Thn) 1 unit 8,000,000.00 8,000,000.00 3.93% 4. Alat tangkap 1 unit 2,500,000.00 2,500,000.00 1.23% 5. GPS (2thn) 1 unit 1,400,000.00 1,400,000.00 0.69% 6. Perlengkapan (1 Thn) 1 unit 1,500,000.00 1,500,000.00 0.74% Total Investasi 203,400,000.00 B BIAYA TETAP 1. SIUP 1 tahun 400,000.00 400,000.00 1.25% 2. SIB 1 tahun 180,000.00 180,000.00 0.56% 3. Biaya Penyusutan Kapal 1 tahun 15,000,000.00 15,000,000.00 46.93% Mesin Utama 1 tahun 8,000,000.00 8,000,000.00 25.03% Mesin Tambahan 1 tahun 4,000,000.00 4,000,000.00 12.52% GPS 1 tahun 700,000.00 700,000.00 2.19% Perlengkapan 1 tahun 1,500,000.00 1,500,000.00 4.69% 4. Biaya Pemeliharaan - Kapal 1 tahun 2,000,000.00 2,000,000.00 6.26% 5. Biaya Tambat 1 tahun 180,000.00 180,000.00 0.56% Total Biaya Tetap 31,960,000.00 C BIAYA VARIABEL 1. Pancing dan senar 30 trip 300,000.00 9,000,000.00 3.02% 2. Solar 15,000 Liter 4,500.00 67,500,000.00 22.68% 3. Es 1,800 Balok 13,000.00 23,400,000.00 7.86% 4. Oli Liter 528,000.00 0.18% 5. Air Bersih 30 trip 20,000.00 600,000.00 0.20% 6. Ransum 30 trip 1,000,000.00 30,000,000.00 10.08% 7. Karyawan darat 12% persen 45,837,000.00 15.40% 8. Simpanan Perbaikan Mesin 5% persen 19,098,750.00 6.42% 9. Rumpon 2% persen 7,639,500.00 2.57% 10. Retribusi 2.5% persen 9,549,375.00 3.21% 11. Bagi hasil 50% persen 84,411,187.50 28.37% Total Biaya Variabel 297,563,812.50 TOTAL BIAYA 329,523,812.50 D PENERIMAAN Madidihang 9,000 kg 25,000.00 225,000,000.00 58.90% Cakalang 7,500 kg 15,000.00 112,500,000.00 29.45% Tuna Mata Besar 1,650 kg 20,000.00 33,000,000.00 8.64% Setuhuk Loreng 450 kg 18,000.00 8,100,000.00 2.12% Lemadang 450 kg 7,500.00 3,375,000.00 0.88% TOTAL PENERIMAAN 381,975,000.00 E KEUNTUNGAN 52,451,187.50 F R/C 1.16 G Payback Period (tahun) 3.88 H ROI 0.26

91 Lampiran 6 Perhitungan Cashflow Usaha Mini Purse Seine dengan Modal Sendiri Tahun proyek NO Uraian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW Penjualan HT Musim Puncak 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 Musim Sedang 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 Musim Paceklik 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 Total Inflow 0 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 B. OUTFLOW B.1 Investasi & Replacement 1. Kapal Utama (10 Thn) 200,000,000.00 2. Alat Tangkap (10 Thn) 70,000,000.00 3. Mesin utama (10 Thn) 67,500,000.00 4. Mesin gardan (5 Thn) 5,800,000.00 5,800,000.00 5. Kapal lampu (10 Thn) 90,000,000.00 6. Lampu+mesin (5 Thn) 90,000,000.00 90,000,000.00 7. Perlengkapan (1 Thn) 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 Total Investasi 524,800,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 97,300,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 B.2 Biaya Tetap 1. SIUP 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 2. SIB 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 3. Biaya Pemeliharaan - Kapal utama 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 - Kapal lampu 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 - Mesin utama 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 - Mesin lainnya 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 - Alat tangkap 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 4. Biaya Tambat 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 Total Biaya Tetap 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 B.3 Biaya Variabel 1. Perbekalan Kapal lampu 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 2. Solar 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 3. Es 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 4. Ransum 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 5. Pembongharan HT 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6. Retribusi 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 7. Bagi hasil 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 Total Biaya Variabel 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 Total Outflow 524,800,000.00 748,781,500.00 748,781,500.00 748,781,500.00 748,781,500.00 748,781,500.00 844,581,500.00 748,781,500.00 748,781,500.00 748,781,500.00 748,781,500.00 C NET BENEFIT (524,800,000.00) 180,168,500.00 180,168,500.00 180,168,500.00 180,168,500.00 180,168,500.00 84,368,500.00 180,168,500.00 180,168,500.00 180,168,500.00 180,168,500.00 D DISCOUNT RATE (r=13,5%) 1.000 0.881 0.776 0.684 0.603 0.531 0.468 0.412 0.363 0.320 0.282 E PRESENT VALUE (524,800,000.00) 158,738,766.52 139,857,944.07 123,222,858.21 108,566,394.90 95,653,211.37 39,464,368.58 74,251,944.63 65,420,215.53 57,638,956.41 50,783,221.51 F NPV 388,797,881.73 Net B/C 1.74 IRR 30.88%

92 Lampiran 7 Perhitungan Cashflow Usaha Mini Purse Seine dengan Modal Pinjaman dari Bank Tahun proyek NO Uraian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW Penjualan HT Musim Puncak 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 Musim Sedang 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 Musim Paceklik 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 Pinjaman Bank 314,880,000.00 Total Inflow 314,880,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 B. OUTFLOW B.1 Investasi & Replacement 1. Kapal Utama (10 Thn) 200,000,000.00 2. Alat Tangkap (10 Thn) 70,000,000.00 3. Mesin utama (10 Thn) 67,500,000.00 4. Mesin gardan (5 Thn) 5,800,000.00 5,800,000.00 5. Kapal lampu (10 Thn) 90,000,000.00 6. Lampu+mesin (5 Thn) 90,000,000.00 90,000,000.00 7. Perlengkapan (1 Thn) 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 Total Investasi 524,800,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 97,300,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 B.2 Biaya Tetap 1. SIUP 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 2. SIB 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 3. Biaya Pemeliharaan - Kapal utama 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 - Kapal lampu 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 - Mesin utama 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 - Mesin lainnya 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 - Alat tangkap 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 4. Biaya Tambat 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 Total Biaya Tetap 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 B.3 Biaya Variabel 1. Perbekalan Kapal lampu 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 2. Solar 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 161,000,000.00 3. Es 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 4. Ransum 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 5. Pembongharan HT 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6. Retribusi 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 7. Bagi hasil 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 Total Biaya Variabel 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 698,401,500.00 B.4 Pembayaran Pinjaman Pinjaman Pokok 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 Bunga Pinjaman 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 Total pembayaran pinjaman 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 Total Outflow 524,800,000.00 784,520,380.00 784,520,380.00 784,520,380.00 784,520,380.00 784,520,380.00 880,320,380.00 784,520,380.00 784,520,380.00 784,520,380.00 784,520,380.00 C NET BENEFIT (209,920,000.00) 144,429,620.00 144,429,620.00 144,429,620.00 144,429,620.00 144,429,620.00 48,629,620.00 144,429,620.00 144,429,620.00 144,429,620.00 144,429,620.00 D DISCOUNT RATE 1.000 0.881 0.776 0.684 0.603 0.531 0.468 0.412 0.363 0.320 0.282 E PRESENT VALUE (209,920,000.00) 127,250,766.52 112,115,212.79 98,779,923.17 87,030,769.31 76,679,091.90 22,747,082.71 59,523,058.40 52,443,223.26 46,205,483.05 40,709,676.69 F NPV 513,564,287.79 Net B/C 3.45 IRR 66.98%

93 Lampiran 8 Perhitungan Cashflow Usaha Pancing Rumpon dengan Modal Sendiri Tahun proyek NO Uraian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW Penjualan HT Madidihang 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 Cakalang 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 Tuna Mata Besar 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 Setuhuk Loreng 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 Lemadang 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 Total Inflow - 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 B. OUTFLOW B.1 Investasi & Replacement 1. Kapal (10 Thn) 158,334,028.53 2. Mesin Utama (5 Thn) 42,222,407.61 42,222,407.61 3. Mesin 2 (2 Thn) 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 4. Alat tangkap 2,638,900.48 5. GPS (2thn) 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 6. Perlengkapan (1 Thn) 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 Total Investasi 214,617,602.41 1,500,000.00 1,500,000.00 11,422,265.79 1,500,000.00 11,422,265.79 43,722,407.61 11,422,265.79 1,500,000.00 11,422,265.79 1,500,000.00 B.2 Biaya Tetap 1. SIUP 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 2. SIB 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 3. Biaya Pemeliharaan - Kapal 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 4. Biaya Tambat 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 Total Biaya Tetap 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 B.3 Biaya Variabel 1. Pancing dan senar 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 2. Solar 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 3. Es 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 4. Oli 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5. Air Bersih 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 6. Ransum 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 7. Karyawan darat 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 8. Perbaikan Mesin 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 9. Rumpon 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 10. Retribusi 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 11. Bagi hasil 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 Total Biaya Variabel 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 Total Outflow 214,617,602.41 304,199,812.50 304,199,812.50 314,122,078.29 304,199,812.50 314,122,078.29 346,422,220.11 314,122,078.29 304,199,812.50 314,122,078.29 304,199,812.50 C NET BENEFIT (214,617,602.41) 77,775,187.50 77,775,187.50 67,852,921.71 77,775,187.50 67,852,921.71 35,552,779.89 67,852,921.71 77,775,187.50 67,852,921.71 77,775,187.50 D DISCOUNT RATE (r=13,5%) 1.00 0.88 0.78 0.68 0.60 0.53 0.47 0.41 0.36 0.32 0.28 E PRESENT VALUE (214,617,602.41) 68,524,394.27 60,373,915.66 46,406,730.10 46,865,971.13 36,023,776.98 16,630,235.33 27,963,885.95 28,240,616.58 21,707,299.54 21,922,114.99 F NPV 160,041,338.12 Net B/C 1.75 IRR 31.31%

94 Lampiran 9 Perhitungan Cashflow Usaha Pancing Rumpon dengan Modal Pinjaman dari Bank NO Uraian Tahun proyek 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW Penjualan HT Madidihang 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 Cakalang 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 Tuna Mata Besar 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 Setuhuk Loreng 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 Lemadang 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 Pinjaman Bank 128,770,561.45 Total Inflow 128,770,561.45 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 B. OUTFLOW B.1 Investasi & Replacement 1. Kapal (10 Thn) 158,334,028.53 2. Mesin Utama (5 Thn) 42,222,407.61 42,222,407.61 3. Mesin 2 (2 Thn) 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 4. Alat tangkap 2,638,900.48 5. GPS (2thn) 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 6. Perlengkapan (1 Thn) 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 Total Investasi 214,617,602.41 1,500,000.00 1,500,000.00 11,422,265.79 1,500,000.00 11,422,265.79 43,722,407.61 11,422,265.79 1,500,000.00 11,422,265.79 1,500,000.00 B.2 Biaya Tetap 1. SIUP 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 2. SIB 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 3. Biaya Pemeliharaan - Kapal 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 4. Biaya Tambat 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 Total Biaya Tetap 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 B.3 Biaya Variabel 1. Pancing dan senar 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 2. Solar 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 67,500,000.00 3. Es 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 4. Oli 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5. Air Bersih 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 6. Ransum 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 7. Karyawan darat 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 8. Perbaikan Mesin 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 9. Rumpon 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 10. Retribusi 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 11. Bagi hasil 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 Total Biaya Variabel 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 299,939,812.50 B.4 Pembayaran Pinjaman Pinjaman Pokok 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 Bunga Pinjaman 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 Total pembayaran pinjaman 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 Total Outflow 214,617,602.41 318,815,271.22 318,815,271.22 328,737,537.01 318,815,271.22 328,737,537.01 361,037,678.83 328,737,537.01 318,815,271.22 328,737,537.01 318,815,271.22 C NET BENEFIT (85,847,040.96) 63,159,728.78 63,159,728.78 53,237,462.99 63,159,728.78 53,237,462.99 20,937,321.17 53,237,462.99 63,159,728.78 53,237,462.99 63,159,728.78 D DISCOUNT RATE 1.00 0.88 0.78 0.68 0.60 0.53 0.47 0.41 0.36 0.32 0.28 E PRESENT VALUE (85,847,040.96) 55,647,338.13 49,028,491.74 36,410,761.89 38,058,950.68 28,264,287.60 9,793,680.81 21,940,489.90 22,933,659.71 17,031,566.61 17,802,526.51 F NPV 211,064,712.60 Net B/C 3.46 IRR 69.25%

95 Lampiran 10 Perhitungan Cashflow Usaha Mini Purse Seine dengan Modal Sendiri Ketika Kenaikan Harga Solar 46,5% Tahun proyek NO Uraian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW Penjualan HT Musim Puncak 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 Musim Sedang 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 Musim Paceklik 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 Total Inflow 0 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 B. OUTFLOW B.1 Investasi & Replacement 1. Kapal Utama (10 Thn) 200,000,000.00 2. Alat Tangkap (10 Thn) 70,000,000.00 3. Mesin utama (10 Thn) 67,500,000.00 4. Mesin gardan (5 Thn) 5,800,000.00 5,800,000.00 5. Kapal lampu (10 Thn) 90,000,000.00 6. Lampu+mesin (5 Thn) 90,000,000.00 90,000,000.00 7. Perlengkapan (1 Thn) 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 Total Investasi 524,800,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 97,300,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 B.2 Biaya Tetap 1. SIUP 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 2. SIB 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 3. Biaya Pemeliharaan - Kapal utama 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 - Kapal lampu 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 - Mesin utama 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 - Mesin lainnya 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 - Alat tangkap 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 4. Biaya Tambat 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 Total Biaya Tetap 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 B.3 Biaya Variabel 1. Perbekalan Kapal lampu 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 2. Solar 235,865,000.00 235,865,000.00 235,865,000.00 235,865,000.00 235,865,000.00 235,865,000.00 235,865,000.00 235,865,000.00 235,865,000.00 235,865,000.00 3. Es 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 4. Ransum 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 5. Pembongharan HT 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6. Retribusi 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 7. Bagi hasil 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 Total Biaya Variabel 773,266,500.00 773,266,500.00 773,266,500.00 773,266,500.00 773,266,500.00 773,266,500.00 773,266,500.00 773,266,500.00 773,266,500.00 773,266,500.00 Total Outflow 524,800,000.00 823,646,500.00 823,646,500.00 823,646,500.00 823,646,500.00 823,646,500.00 919,446,500.00 823,646,500.00 823,646,500.00 823,646,500.00 823,646,500.00 C NET BENEFIT (524,800,000.00) 105,303,500.00 105,303,500.00 105,303,500.00 105,303,500.00 105,303,500.00 9,503,500.00 105,303,500.00 105,303,500.00 105,303,500.00 105,303,500.00 D DISCOUNT RATE (r=13,5%) 1.000 0.881 0.776 0.684 0.603 0.531 0.468 0.412 0.363 0.320 0.282 E PRESENT VALUE (524,800,000.00) 92,778,414.10 81,743,096.12 72,020,349.00 63,454,051.99 55,906,653.73 4,445,375.07 43,398,205.85 38,236,304.71 33,688,374.20 29,681,386.96 F NPV (9,447,788.26) Net B/C 0.98 IRR 13.03%

96 Lampiran 11 Perhitungan Cashflow Usaha Mini Purse Seine dengan Modal Pinjaman dari Bank Ketika Kenaikan Harga Solar 61% Tahun proyek NO Uraian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW Penjualan HT Musim Puncak 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 531,250,000.00 Musim Sedang 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 287,300,000.00 Musim Paceklik 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 110,400,000.00 Pinjaman Bank 314,880,000.00 Total Inflow 314,880,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 928,950,000.00 B. OUTFLOW B.1 Investasi & Replacement 1. Kapal Utama (10 Thn) 200,000,000.00 2. Alat Tangkap (10 Thn) 70,000,000.00 3. Mesin utama (10 Thn) 67,500,000.00 4. Mesin gardan (5 Thn) 5,800,000.00 5,800,000.00 5. Kapal lampu (10 Thn) 90,000,000.00 6. Lampu+mesin (5 Thn) 90,000,000.00 90,000,000.00 7. Perlengkapan (1 Thn) 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 Total Investasi 524,800,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 97,300,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 B.2 Biaya Tetap 1. SIUP 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 2. SIB 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 3. Biaya Pemeliharaan - Kapal utama 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 6,000,000.00 - Kapal lampu 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 3,600,000.00 - Mesin utama 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 1,800,000.00 - Mesin lainnya 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 720,000.00 - Alat tangkap 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 36,000,000.00 4. Biaya Tambat 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 Total Biaya Tetap 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 48,880,000.00 B.3 Biaya Variabel 1. Perbekalan Kapal lampu 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 48,300,000.00 2. Solar 259,210,000.00 259,210,000.00 259,210,000.00 259,210,000.00 259,210,000.00 259,210,000.00 259,210,000.00 259,210,000.00 259,210,000.00 259,210,000.00 3. Es 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 57,960,000.00 4. Ransum 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 80,500,000.00 5. Pembongharan HT 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6,930,000.00 6. Retribusi 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 27,868,500.00 7. Bagi hasil 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 315,843,000.00 Total Biaya Variabel 796,611,500.00 796,611,500.00 796,611,500.00 796,611,500.00 796,611,500.00 796,611,500.00 796,611,500.00 796,611,500.00 796,611,500.00 796,611,500.00 B.4 Pembayaran Pinjaman Pinjaman Pokok 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 31,488,000.00 Bunga Pinjaman 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 4,250,880.00 Total pembayaran pinjaman 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 35,738,880.00 Total Outflow 524,800,000.00 882,730,380.00 882,730,380.00 882,730,380.00 882,730,380.00 882,730,380.00 978,530,380.00 882,730,380.00 882,730,380.00 882,730,380.00 882,730,380.00 C NET BENEFIT (209,920,000.00) 46,219,620.00 46,219,620.00 46,219,620.00 46,219,620.00 46,219,620.00 (49,580,380.00) 46,219,620.00 46,219,620.00 46,219,620.00 46,219,620.00 D DISCOUNT RATE 1.000 0.881 0.776 0.684 0.603 0.531 0.468 0.412 0.363 0.320 0.282 E PRESENT VALUE (209,920,000.00) 40,722,132.16 35,878,530.54 31,611,040.12 27,851,136.67 24,538,446.40 (23,191,812.00) 19,048,261.29 16,782,609.07 14,786,439.71 13,027,700.18 F NPV (8,865,515.86) Net B/C 0.96 IRR 12.34%

97 Lampiran 12 Perhitungan Cashflow Usaha Pancing Rumpon dengan Modal Sendiri Ketika Kenaikan Harga Solar 46,5% Tahun proyek NO Uraian 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW Penjualan HT Madidihang 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 Cakalang 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 Tuna Mata Besar 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 Setuhuk Loreng 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 Lemadang 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 Total Inflow - 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 B. OUTFLOW B.1 Investasi & Replacement 1. Kapal (10 Thn) 158,334,028.53 2. Mesin Utama (5 Thn) 42,222,407.61 42,222,407.61 3. Mesin 2 (2 Thn) 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 4. Alat tangkap 2,638,900.48 5. GPS (2thn) 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 6. Perlengkapan (1 Thn) 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 Total Investasi 214,617,602.41 1,500,000.00 1,500,000.00 11,422,265.79 1,500,000.00 11,422,265.79 43,722,407.61 11,422,265.79 1,500,000.00 11,422,265.79 1,500,000.00 B.2 Biaya Tetap 1. SIUP 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 2. SIB 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 3. Biaya Pemeliharaan - Kapal 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 4. Biaya Tambat 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 Total Biaya Tetap 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 B.3 Biaya Variabel 1. Pancing dan senar 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 2. Solar 98,887,500.00 98,887,500.00 98,887,500.00 98,887,500.00 98,887,500.00 98,887,500.00 98,887,500.00 98,887,500.00 98,887,500.00 98,887,500.00 3. Es 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 4. Oli 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5. Air Bersih 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 6. Ransum 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 7. Karyawan darat 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 8. Perbaikan Mesin 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 9. Rumpon 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 10. Retribusi 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 11. Bagi hasil 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 Total Biaya Variabel - 331,327,312.50 331,327,312.50 331,327,312.50 331,327,312.50 331,327,312.50 331,327,312.50 331,327,312.50 331,327,312.50 331,327,312.50 331,327,312.50 Total Outflow 214,617,602.41 335,587,312.50 335,587,312.50 345,509,578.29 335,587,312.50 345,509,578.29 377,809,720.11 345,509,578.29 335,587,312.50 345,509,578.29 335,587,312.50 C NET BENEFIT (214,617,602.41) 46,387,687.50 46,387,687.50 36,465,421.71 46,387,687.50 36,465,421.71 4,165,279.89 36,465,421.71 46,387,687.50 36,465,421.71 46,387,687.50 D DISCOUNT RATE (r=13,5%) 1.00 0.88 0.78 0.68 0.60 0.53 0.47 0.41 0.36 0.32 0.28 E PRESENT VALUE (214,617,602.41) 40,870,209.25 36,008,994.93 24,939,839.59 27,952,411.21 19,359,847.53 1,948,359.17 15,028,312.24 16,843,635.34 11,665,906.37 13,075,072.56 F NPV (6,925,014.21) Net B/C 0.97 IRR 12.63%

98 Lampiran 13 Perhitungan Cashflow Usaha Pancing Rumpon dengan Modal Pinjaman dari Bank ketika Kenaikan Harga Solar 61% Uraian Tahun proyek 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 A. INFLOW Penjualan HT Madidihang 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 225,000,000.00 Cakalang 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 112,500,000.00 Tuna Mata Besar 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 33,000,000.00 Setuhuk Loreng 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 8,100,000.00 Lemadang 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 3,375,000.00 Pinjaman Bank 128,770,561.45 Total Inflow 128,770,561.45 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 381,975,000.00 B. OUTFLOW B.1 Investasi & Replacement 1. Kapal(10 Thn) 158,334,028.53 2. Mesin Utama (5 Thn) 42,222,407.61 42,222,407.61 3. Mesin 2 (2 Thn) 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 8,444,481.52 4. Alat tangkap 2,638,900.48 5. GPS (2thn) 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 1,477,784.27 1477784.27 6. Perlengkapan (1 Thn) 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 1,500,000.00 Total Investasi 214,617,602.41 1,500,000.00 1,500,000.00 11,422,265.79 1,500,000.00 11,422,265.79 43,722,407.61 11,422,265.79 1,500,000.00 11,422,265.79 1,500,000.00 B.2 Biaya Tetap 1. SIUP 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 400,000.00 2. SIB 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 3. Biaya Pemeliharaan - Kapal 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 2,000,000.00 4. Biaya Tambat 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 180,000.00 Total Biaya Tetap 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 2,760,000.00 B.3 Biaya Variabel 1. Pancing dan senar 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 9,000,000.00 2. Solar 108,675,000.00 108,675,000.00 108,675,000.00 108,675,000.00 108,675,000.00 108,675,000.00 108,675,000.00 108,675,000.00 108,675,000.00 108,675,000.00 3. Es 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 23,400,000.00 4. Oli 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5,280,000.00 5. Air Bersih 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 600,000.00 6. Ransum 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 30,000,000.00 7. Karyawan darat 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 45,837,000.00 8. Perbaikan Mesin 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 19,098,750.00 9. Rumpon 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 7,639,500.00 10. Retribusi 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 9,549,375.00 11. Bagi hasil 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 82,035,187.50 Total Biaya Variabel - 341,114,812.50 341,114,812.50 341,114,812.50 341,114,812.50 341,114,812.50 341,114,812.50 341,114,812.50 341,114,812.50 341,114,812.50 341,114,812.50 B.4 Pembayaran Pinjaman Pinjaman Pokok 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 12,877,056.14 Bunga Pinjaman 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 1,738,402.58 Total pembayaran pinjaman 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 14,615,458.72 Total Outflow 214,617,602.41 359,990,271.22 359,990,271.22 369,912,537.01 359,990,271.22 369,912,537.01 402,212,678.83 369,912,537.01 359,990,271.22 369,912,537.01 359,990,271.22 C NET BENEFIT (85847040.96) 21,984,728.78 21,984,728.78 12,062,462.99 21,984,728.78 12,062,462.99 (20237678.83) 12,062,462.99 21,984,728.78 12,062,462.99 21,984,728.78 D DISCOUNT RATE 1.00 0.88 0.78 0.68 0.60 0.53 0.47 0.41 0.36 0.32 0.28 E PRESENT VALUE (85847040.96) 19,369,805.09 17,065,907.57 8,249,894.77 13,247,614.02 6,404,079.08 (9466414.80) 4,971,242.66 7,982,781.09 3,858,986.33 6,196,728.90 F NPV (7966416.25) Net B/C 0.92 IRR 10.76%

99 Lampiran 14 Dokumentasi penelitian Hasil tangkapan mini purse seine di PPI Binuangeun Gardan pada perahu mini purse seine cincin dan purse line Kondisi TPI PPI Binuangeun Jaring mini purse seine bagian sayap, badan dan kantong (bunt)

84 Lampiran 14 (lanjutan) Bagian-bagian rumpon laut dalam Pancing jerigen Pancing kotrek Umpan tiruan Jaring payang di atas kapal mata pancing ganco Jaring payang yang sedang diperbaiki