DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

PENGUATAN KETERKAITAN DESA-KOTA: TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAPPEDA Planning for a better Babel

KONTRIBUSI PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ADHI PUTRA ALFIAN DIREKTUR PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UKM BATAM, 18 JUNI 2014

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Membangun Generasi Sehat dan Cerdas

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

INDONESIA NEW URBAN ACTION

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA PROV JATENG

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN TEKNOKRATIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN)

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KOTA BATAM BATAM, 8 DESEMBER 2011

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

Strategi UKM Indonesia

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH SELAKU KETUA BKPRS PADA: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL SULAWESI TAHUN 2018

DR. H. YUSRON IHZA. L.L.M & H. YUSRONI YAZID, SE, MM

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Peran GIZ SREGIP Untuk Mendukung Pengembangan Sektor Perkebunan

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh

PENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

1. Mewujudkan tata pemerintahan yang amanah didukung oleh aparatur pemerintah yang profesional dan berkompeten. 2. Mewujudkan keamanan dan ketertiban

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

TRANFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH DALAM MENGURANGI KESENJANGAN PEMBANGUNAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

Kebijakan Pengembangan SDM, Iptek dan Budaya Maritim dalam Mendukung Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia

PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah

Strategi dan Arah Kebijakan

DRAFT RANCANGAN AWAL RPJMD KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN Disampaikan pada Forum Konsultasi Publik Rabu, 6 April 2016

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INDONESIAN DEVELOPMENT FORUM (IDF)

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN I.1

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Pelatihan Penyusunan Pembukuan Sederhana

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM

SAMBUTAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DALAM ACARA MUSRENBANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

POKOK-POKOK METERI FORUM (MIF) 2016 GUBERNUR JAWA TENGAH PADA ACARA :

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

Karena Ikan tidak punya Passport

KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

I.1. Latar Belakang strategi Permasalahan Dari sisi pertanian

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

URAIAN RUPMD BAB I PENDAHULUAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

Transkripsi:

DUKUNGAN PROYEK SREGIP DALAM PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL Disampaikan Oleh: Depu0 Bidang Pengembangan Regional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Dalam Acara Seminar Penutupan Program SREGIP Jakarta, 18 Mei 2017

PENDAHULUAN

POSISI INDONESIA SAAT INI Anggota G20àPrestise dan Peluang Kerjasama. ASEAN à Leading dan motor penggerak. Masyarakat Ekonomi ASEANàPusat produksi, pusat pasar dan pusat wisata dunia. APEC àpenyeimbang dan pendorong kemajuan Asia PasiEik. OKI à Model negara demokrasi. Gerakan Non Blok à Pendiri dan Penjaga komitmen. Slide - 3

TRANSFORMASI KEUNGGULAN 2013 Keunggulan Komparatif 2020 Keunggulan Kompetitif DAYA SAING BERBASIS EFISIENSI 2025 Keunggulan Kompetitif DAYA SAING BERBASIS INOVASI SDM terampil dan terdidik Pusat Inovasi, Riset dan Pengembangan Daerah Tenaga profesional Kerjasama: Pemda-Universitas dan Swasta DAYA SAING BERBASIS FAKTOR INPUT Sumber Daya Alam: Pertanian, Kelautan dan Perikanan, Pertambangan Pariwisata: Wisata Alam, Wisata Seni dan Budaya, 4 Wisata Kuliner SDM sehat, terdidik dan produktif Infrastruktur dasar: jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi dan informasi Infrastruktur ekonomi: pasar, bank, pusat perdagangan Infrastruktur pendidikan dan kesehatan Jaringan transportasi darat, laut dan udara Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World Economic Forum) Slide - 4

SKENARIO PEMBANGUNAN DAERAH 2015-2019 Skenario pembangunan daerah disusun dengan tiga skenario: 1. Skenario Normal (Business as Usual): Mempertahankan kinerja pembangunan melalui kebijakan dan program pembangunan yang sudah ada; 2. Skenario Moderat: Mendorong (akselerasi) percepatan pembangunan melalui kebijakan dan program percepatan pembangunan 3. Skenario Optimis: Melakukan transformasi (perubahan) dan akselerasi (percepatan) pembangunan melalui kebijakan dan program pembenahan sistem, manajemen, pengendalian dan evaluasi, pengembangan daya saing daerah, serta peningkatan investasi. Slide - 5

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KETERKAITAN KOTA-DESA DALAM RPJMN 2015-2019

AGENDA PEMBANGUNAN (NAWACITA) q Agenda pembangunan (Nawa Cita) yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 menegaskan tentang pengngnya kebijakan, program dan kegiatan yang nyata dan terukur untuk mendorong percepatan pembangunan daerah: q q q Nawa Cita 3: Membangun Indonesia DARI PINGGIRAN dengan MEMPERKUAT DAERAH- DAERAH DAN DESA dalam kerangka Negara Kesatuan Nawa Cita 6: Meningkatkan PRODUKTIVITAS RAKYAT dan DAYA SAING di pasar internasional; Nawa Cita 7:Mewujudkan KEMANDIRIAN EKONOMI dengan menggerakan SEKTOR- SEKTOR STRATEGIS EKONOMI DOMESTIK q Daya saing nasional ditentukan oleh daya saing daerahà Daya saing daerah ditentukan oleh DESA dan KAWASAN PERDESAAN yang MAJU, PRODUKTIF, BERNILAI TAMBAH dan BERDAYA SAING TINGGI; q Percepatan pembangunan desa, kawasan perdesaan, daerah tergnggal, transmigrasi dan perbatasan hanya dapat dilakukan dengan memperkuat kerjasama dan kemitraan yang solid dan berkelanjutan antara Kementerian/Lembaga dengan Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, Perguruan Gnggi dan pelaku usaha. 7

KETERKAITAN ANTAR KAWASAN DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH 8

PERKOTAAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA-KOTA BERDASARKAN RPJMN 2015-2019 KETERKAITAN KOTA - DESA PERDESAAN Arah Kebijakan : Memperkuat keterkaitan kota desa serta membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing berdasarkan karakter Eisik, potensi ekonomi dan budaya lokal, melalui: 1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN); 2. Perwujudan Kota Layak Huni yang Aman dan Nyaman, melalui Pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP); 3. Perwujudan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana; 4. Pengembangan Kota Cerdas dan daya saing kota; 5. Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan. Arah Kebijakan: Menghubungkan keterkaitan fungsional antara pasar dan kawasan produksi, melalui: 1. Perwujudan konektivitas antar kota sedang dan kota kecil, dan antar kota kecil dan desa sebagai tulang punggung (backbone) keterhubungan desa-kota 2. Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu (upstream linkages) dan kegiatan ekonomi hilir (downstream linkages) desa-kota dengan pengembangan agribisnis (agrowisata dan agroindustri 3. Peningkatan kapasitas tata kelola, kelembagaan, dan masyarakat dalam peningkatan keterkaitan kota-desa Arah Kebijakan : Menguatkan desa dan masyarakat desa serta pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di perdesaan, melalui : 1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai dengan kondisi geograeis Desa 2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat Desa 3. Pembangunan SDM, peningkatan Keberdayaan, dan pembentukan Modal Sosial Budaya Masyarakat Desa 4. Penguatan Pemerintahan Desa 5. Pengelolaan SDA-LH Berkelanjutan, serta Penataan Ruang Kawasan Perdesaan 6. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan. 9 9

SASARAN PENGEMBANGAN KETERKAITAN KOTA-DESA DALAM RPJMN 2015-2019

TARGET RPJMN 2015-2019 PN PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN : Sasaran Pengurangan desa tergnggal menjadi desa berkembang Baseline (2014) 2015 2016 2017 2018 2019 -- 500 desa 1.500 desa 3.000 desa 4.500 desa 5.000 desa Peningkatan desa berkembang menjadi desa -- 200 desa 600 desa 1.200 desa 1.800 desa 2.000 desa mandiri Peningkatan Keterkaitan Desa-Kota dan penguatan pusat pertumbuhan (*) -- 14 Kaw 28 Kaw 39 Kaw 39 Kaw Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi untuk percepatan desa berkembang 14 Kaw/ 7 SP/2KPB 43 Kaw/ 22 SP/ 6 KPB 86 Kaw/ 43 SP/ 12 KPB 130 Kaw/ 65 SP/ 18 KPB 144 Kaw/ 72SP/ 20KPB (*) Lokasi Intervensi SREGIP: Singbebas (Singkawang, Bengkayang, Sambas) : Provinsi Kalimantan Barat dan Kawasan Pariwisata Praya Provinsi NTB 11

Slide - 12

PERAN PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Kerjasama Indonesia-Jerman melalui Proyek SREGIP Nama Proyek Jenis Kerjasama Nilai Hibah Durasi Sustainable Regional Economic Growth and Investment Programme (SREGIP) Hibah bantuan teknis 4.400.000 Euro Februari 2015 Juni 2017 Lokasi Intervensi Provinsi Kalimantan Barat (Pengembangan Karet dan Lada) NTB (Pariwisata) 14

KETERKAITAN PROYEK SREGIP DENGAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DALAM RPJMN 2015-2019 Sasaran Pembangunan Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa melalui Penguatan Pusat Pertumbuhan ekonomi kawasan Prioritas Pembangunan Pembangunan dan/atau Rehabilitasi sarana dan prasarana transportasi Pengembangan Lembaga Keuangan di Daerah Pemb dan/atau Rehabilitasi sentra produksi, sentra industri pengolahan hasil pertanian dan perikanan, serta desgnasi pariwisata Peningkatan PTSP di daerah dan kemudahan investasi Pemb dan/atau Pemeliharaan sarana bisnis/pusat bisnis di kwsan ekonomi perdesaan Pengemb kerjasama antardesa, daerah, dan pemerintah-swasta Pengembangan pendidikan kejuruan utk meningkatkan inovasi dan kreagfitas lokal Menerapkan TIK untuk memfasilitasi perdagangan dan pertukaran informasi Pembangunan suplai energi untuk pemenuhan domesgk dan industri Penerapan teknologi dan inovasi utk meningkatkan nilai tambah dan daya saing Area Intervensi Utama SREGIP Dukungan Kebijakan Peningkatan Kapasitas dan tata kelola Peningkatan kerjasama Pengembangan Inovasi dan Teknologi Tujuan SREGIP meningkatkan nilai tambah, inklusivitas dan keberlanjutan lingkungan pada Usaha Kecil dan Menengah, serta petani di daerah dan sektor yang dipilih 15

LINGKUP KERJA SREGIP Outcome: meningkatkan nilai tambah, inklusivitas dan keberlanjutan lingkungan pada Usaha Kecil dan Menengah, serta petani di daerah dan sektor yang dipilih Pembangunan Berkelanjutan: Pembangunan Wisata Hijau (Green Tourism development) Good agriculture prac4ce Inovasi dan Teknologi Pengembangan Ekonomi Lokal dan Daerah: Kerjasama antar daerah, antar pemerintah dan swasta Penguatan/pembentukan forum stakeholder Regional promo4on dan Regional branding SREGIP Replikasi intervensi di luar wilayah pilot: Proyek juga mendukung pembangunan pada lokasi lain di luar pilot (Kalbar dan NTB) Pengembangan Investasi Daerah yang Berkelanjutan: Investment promo4on Kemudahan ijin usaha Penguatan PTSP 16

HIGHLIGHT DUKUNGAN PROYEK TERHADAP PEMBANGUNAN NASIONAL Kalimantan Barat Sustainable Agribusiness Fasilitasi kerjasama antara pihak swasta dan petani Nusa Tenggara Barat Sustainable Tourism Initiative Pengembangan Inovasi Fasilitasi Penyusunan Kebijakan dan Strategi terkait Karet Pengembangan Desa Wisata Hijau Workshop di tingkat pusat dan daerah untuk pengembangan karet dan lada Promosi dan Pemasaran Pariwisata Pengembangan Kapasitas: Pelatihan bagi Petani Penguatan Stakeholder Forum di bidang Agribisnis Fasilitasi Serti]ikasi Destinasi Pariwisata Berkelanjutan Penguatan Forum Stakeholder bidang Pariwisata 17

CATATAN PEMBELAJARAN Pembangunan ekonomi lokal memerlukan komitmen yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah Pengembangan sektor dan produk unggulan perlu melibatkan komunitas lokal, pemerintah dan sektor swasta melalui forum stakeholder yang berkualitas Penguatan kapasitas stakeholder di pusat dan daerah Diperlukan internalisasi intervensi ke dalam sistem pembangunan pasca proyek selesai untuk menjaga keberlanjutan pembangunan Diperlukan replikasi intervensi di daerah / sektor lain yang lebih luas 18

TERIMA KASIH 19