Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

dokumen-dokumen yang mirip
GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

BAB III METODE PENELITIAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Metodologi Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

Pupuk dolomit SNI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

G O N D O R U K E M 1. Ruang lingkup

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

LAPORAN KIMIA ANORGANIK II PEMBUATAN TAWAS DARI LIMBAH ALUMUNIUM FOIL

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah. 1. Digester - 1 Buah. 2. Pengaduk - 1 Buah. 3. Kertas PH - Secukupnya. 4.

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB 3 METODE PERCOBAAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

SNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Pembuatan Garam Kompleks dan Garam Rangkap.

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PERCOBAAN III ANALISIS GRAVIMETRI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

Pupuk super fosfat tunggal

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

III. REAKSI KIMIA. Jenis kelima adalah reaksi penetralan, merupakan reaksi asam dengan basa membentuk garam dan air.

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

Pembuatan Koloid, Denaturasi Protein dan Lem Alami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu industri rumah tangga (IRT) tahu di

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

1. Werthein E, A Laboratory Guide for Organic Chemistry, University of Arkansas, 3 rd edition, London 1953, page 51 52

Transkripsi:

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O Dody H. Dwi Tiara Tanjung Laode F. Nidya Denaya

Tembaga dalam bahasa latin yaitu Cuprum, dalam bahasa Inggris yaitu Copper adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Cu dan nomor atom 29. Tembaga merupakan logam yang mempunyai kekonduksian elektrik yang sangat baik. Kekonduksian elektrik ialah satu ukuran kemampuan suatu bahan untuk mengalirkan arus listrik.

DATA TEKNIS Massa-Atom: 63.546 Titik Didih: 2567.0 C (4652.6 F) Jumlah Protons/Electrons: 29 Jumlah Netron: 35 Penggolongan: Transisi Metal Struktur hablur: Berbentuk kubus Warna: Merah kecoklatan

Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak dan berwarna merah kecoklatan.

Paduan Tembaga: Kuningan adalah suatu campuran logam copper/zinc. Perunggu adalah suatu campuran logam copper/tin(timah).

1. Dasar 2. Reaksi 3. Alat dan Bahan 5. Perhitu n gan 6. Pembah a san 4.Lang kah Kerja 7. pu m i s e K lan

Dasar Larutan garam tembaga (II) panas iendapan dengan larutan basa uat (NaOH/KOH) menjadi endapan u (OH) 2 yang berwarna biru yang arena panas (100 0 ) memecah enjadi CuO yang berwarna hitam.

Reaksi CuSO 4.5H 2 0 CuSO 4 +5H 2 0 CuSO 4 + 2NaOH Cu(OH) 2 + Na 2 SO 4 Cu(OH) 2 CuO + H 2 O CuO CuO

Alat dan Bahan Alat: - kaca arloji - pengaduk - tutup kaca - labu semprot - Policeman - Piala gelas 400 ml - Piala gelas 800 ml - Tabung reaksi - Rak tabung reaksi - Sumbat gabus - Corong - Penyangga corong - Cawan porselain Kaki tiga Segitiga Porselain Balok penyangga kaki tiga (jika diperlukan) Pembakar teklu Pembakar mekker Oven Korek api Desikator Gegep Neraca analitik Neraca sauter Kertas saring takberabu no. 40

Bahan: Pereaksi: Sampel terusi (CuSO 4.5H 2 O) Air suling H 2 SO 4 4N NaOH 4N HCl 4N BaCl 2 0,5N

Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Timbang ± 0,5 gram sampel garam terusi. 3. Masukan ke dalam piala gelas 400 ml, bilas dan larutkan dengan air suling sebanya 100mL. 4. Tambahkan 3 5 tetes H 2 SO 4 4N. 5. Larutan didihkan. 6. Tambahkan NaOH 4N sedikit demi sedikit sampai berlebih.

7. Uji pengendapan sempurna. - Cairan jernih diuji dengan menggunakan kertas lakmus merah yang nantinya kertas lakmus berubah menjadi biru - Cairan jernih ditetesi 1 2 tetes pereaksi pengendap tidak terbentuk endapan lagi. 8. Endapan disaring dengan kertas saring tak berabu nomor 40, dienaptuangkan, dicuci dengan air suling dingin hingga bebas dari pengotor basa (uji basa) dan pengotor sulfat (uji sulfat).

- Uji basa : Saringan setelah beberapa kali pencucian, diteteskan ke lakmus merah. Bila lakmus merah tetap merah maka basa telah hilang. - Uji sulfat : Sediakan 2 tabung reaksi. Tabung 1 diisi dengan seperempat air filtrat (air saringan), panaskan diatas teklu, asamkan 1-2 tetes HCl 4N. Tabung 2 masukan 1 ml BaCl 2 0,5N, panaskan. Tuang isi tabung 2 ke dalam tabung 1. Bila tidak terbentuk endapan putih berarti sulfat sudah bebas. Lakukan uji pembanding.

9. Endapan dikeringkan di dalam oven sampai setengah kering kemudian kertas saring dilipat dan dimasukan kembali kedalam oven. 10. Dicari bobot cawan porselin kosong. 11. Endapan dimasukan ke dalam cawan porselin yang sudah

12. Endapan diperarang menggunakan teklu. 13. Endapan dipijarkan selama ± 15 menit. 14. Didinginkan di desikator kemudian ditimbang menggunakan neraca sauter. 15. Pemanasan, pemijaran, pendinginan dan penimbangan diulangi sampai beberapa kali hingga di capai bobot tetap.

Perhitungan Kadar Cu = fk (faktor kimia) =

Pembahasan - Sampel CuSO 4. 5H 2 O jika dilarutkan dengan air suling akan terhidrolisis menjadi Cu(OH) 2 yang berwarna keruh. Cu(OH) 2 yang terbentuk dari peristiwa hidrolisis berbentuk koloid sehingga tidak dapat disaring. Untuk mencegah hidrolisis maka pada larutan ditambahkan pengasam H 2 SO 4. - Tujuan dari pendidihan adalah agar suhu larutan akan menjadi panas dikarenakan larutan tembaga (II) dapat diendapkan dalam keadaan mendidih.

- Sementara itu pengendap yang digunakan adalah basa kuat NaOH karena jika digunakan NH 4 OH maka akan terbentuk senyawa garam rangkap yang larut dalam air. Pada penambahan pengendap harus dilakukan dengan sedikit demi sedikit dan harus selalu diaduk, tujuannya agar partikel endapan yang terbentuk kasar. - Endapan yang baik mempunyai syarat syarat sebagai berikut: 1. Endapan yang terbentuk harus sempurna 2. Endapan harus murni 3. Endapan memiliki susunan yang tetap dan tertentu 4. Kristalnya kasar 5. Endapan memiliki sifat yang khas

- Endapan Cu disaring dengan kertas saring tak berabu nomor 40 karena, endapan Cu merupakan endapan berbentuk kasar dan pada penetapan ini ingin dicari bobot abu murni dari Cu. - Tujuan dari pemijaran cawan + abu adalah agar semua karbon yang terkandung dalam abu hilang, sehingga bobot tetap akan cepat diperoleh. - Tujuan didinginkan di desikator adalah agar cawan cepat dingin karena uap panasnya diserap oleh silika gel. Sehingga pendinginan lebih cepat dibandingkan didinginkan di ruangan terbuka.

Kesimpulan Untuk menghitung kadar Cu dalam terusi, dapat dilakukan dengan suatu perhitungan yaitu: Bobot abu dapat diperoleh dengan melakukan tahapan-tahapan gravimetri.

Maksud dari penambahan H 2 SO 4 adalah untuk mencegah larutan terhidrolisis. Hidrolisis yaitu pembentukan endapan sebelum endapan yang diinginkan terjadi. Penambahan H 2 SO 4 tidak boleh berlebihan, cukup 3 5 tetes saja. Karena jika penambahan asam maka pengotor sulfatnya juga banyak sehingga dibutukan pencucian yang lebih banyak. Begitu pula dalam penambahan NaOH.

Daftar Pustaka http://www.google.com/search?hl=e n&site=imghp&tbm=isch&source=hp&b iw=1024&bih=456&q=tembaga&oq=tem aga&gs_l=img.3...1327.3492.0.4161.7.6.0.0.0.0.0.0..0.0...0.0...1ac.1.2.img.wxbeqzqlybc

Terima Kasih