KARAKTERISASI STRUKTUR MIKRO DAN STRUKTUR KRISTAL FILM TEBAL FETIO 3 DARI BAHAN MINERAL INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH FRIT GELAS TERHADAP KARAKTERISTIK KERAMIK FILM TEBAL FeTiO 3 DARI MINERAL YAROSIT UNTUK APLIKASI TERMISTOR NTC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM Fe 2 O 3 DENGAN VARIASI KETEBALAN YANG DIBUAT DARI MINERAL LOKAL DI ATMOSFIR UDARA DAN ATMOSFIR ALKOHOL

THERMISTOR Thermally Sensitive Resistor. KARAKTERISTIK NTC CONTOH PRODUK APLIKASI. R vs T- THERMISTOR. Inkubator. Termistor Pembatas Arus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara

BAB III METODE PENELITIAN

Wahana Fisika, 1(2), Pengaruh Suhu Pembakaran terhadap Karakteristik Listrik Keramik Film Tebal Berbasis Fe 2 O 3 MnO ZnO untuk Termistor NTC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

2016 PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL BERBASIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

KARAKTERISTIK KERAMIK TERMISTOR NTC DARI PASIR YAROSIT YANG BERSTRUKTUR HEMATIT DENGAN PENAMBAHAN OKSIDA MANGAN

Pengaruh Heat Treatment Terhadap Karakteristik Listrik Termistor NTC Berbasis (Cu x Mn y Zn z Ni t )Fe 2 O 4

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL CuFe 2 O 4 : 10% MOL MgO YANG DIBAKAR PADA SUHU 800 O C DI MEDIA UDARA DAN GAS ETANOL

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai Negara, penelitian dan pengembangan dalam bidang. elektronika khususnya komponen-komponen elektronik masih terus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

KARAKTERISASI KERAMIK FILM TEBAL CuFe 2 O 4 UNTUK TERMISTOR NTC YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN Fe 2 O 3 DARI MINERAL YAROSIT ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL SnO 2 YANG DITAMBAH Ta 2 O 5 UNTUK SENSOR GAS ETANOL

PENGARUH PENAMBAHAN FRIT GELAS TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KAPASITOR KERAMIK FILM TEBAL BATIO 3

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan material keramik komposit LSM-YSZ-GDC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang industri

BAB III METODE PENELITIAN

SETRUM Volume 3, No. 1, Juni 2014 ISSN : DEWAN REDAKSI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

PENGARUH PENAMBAHAN BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 ) TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZED ZIRCONIA (CSZ)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )

I. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus

PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

BAB I PENDAHULUAN. Keramik umumnya dikenal sebagai bahan isolator tetapi sebenarnya keramik

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

Bab III Metodologi Penelitian

Studi Awal Pembuatan Keramik Film Tebal (Thick Film) Berbasis Fe 2 O 3 dari Bahan Dasar Lokal untuk Sensor Gas Alkohol

PENGARUH PENAMBAHAN NiO TERHADAP KARAKTERISTIK KERAMIK FILM TEBAL Fe 2 O 3

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan September 2012

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008

Bab IV Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

Gambar 4.7. SEM Gelas BG-2 setelah perendaman di dalam SBF Ringer

BAB III EKSPERIMEN & KARAKTERISASI

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

PENGARUH KONSENTRASI CuO DAN ZnO TERHADAP KARAKTERISTIK TERMISTOR NTC BERBASIS

Eksperimen Pembentukan Kristal BPSCCO-2223 dengan Metode Self-Flux

SYNTHESIS THIN LAYER ZnO-TiO 2 PHOTOCATALYSTS SOL GEL METHOD USING THE PEG (Polyethylene Glycol) AS SOLVENTS SCIENTIFIC ARTICLE

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -V 2 O 5 TESIS. ERFAN PRIYAMBODO NIM : Program Studi Kimia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber energi nuklir merupakan sumber energi yang potensial untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 di

: PEMBUATAN KERAMlK BERPORI CORDIERITE (2MgO. 2Ah03' 5SiOz) SEBAGAI BAHAN FILTER GAS. Menyetujui Komisi Pembimbing :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Ikan alu-alu (Sphyraena barracuda) (

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C

STUDI EKSTRAKSI RUTILE (TiO 2 ) DARI PASIR BESI MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO DENGAN VARIABEL WAKTU PENYINARAN GELOMBANG MIKRO

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH WAKTU DAN SUHU PERLAKUAN PANAS MENGGUNAKAN GAS HIDROGEN TERHADAP SIFAT LISTRIK TERMISTOR NTC BERBASIS Fe 2 TiO 5

Bab IV Hasil dan Pembahasan

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

3 Metodologi Penelitian

PENGARUH PENAMBAHAN ZrO 2 TERHADAP KARAKTERISTIK TERMISTOR NTC BERBAHAN DASAR Fe 2 O 3 DARI MINERAL YAROSIT

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

III. METODOLOGI PENELITIAN. analisis komposisi unsur (EDX) dilakukan di. Laboratorium Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir (PTBIN) Batan Serpong,

Bab III Metodologi Penelitian

I. PENDAHULUAN. oleh H.K Onnes pada tahun 1911 dengan mendinginkan merkuri (Hg) menggunakan helium cair pada temperatur 4,2 K (Darminto dkk, 1999).

ABSTRAK. Kata kunci: Sel bahan bakar oksida padat, CSZ, CaO, PVA, Slip casting.

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2

350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di beberapa tempat yang berbeda yaitu ; preparasi

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

Transkripsi:

http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/gravity ISSN 2442-515x, e-issn 2528-1976 GRVITY Vol. 2 No. 2 (2016) KRKTERISSI STRUKTUR MIKRO DN STRUKTUR KRISTL FILM TEBL FETIO 3 DRI BHN MINERL INDONESI Yus Rama Denny 1, ndri Suherman 1, Dani Gustaman 2 1 Pendidikan Fisika, Universitas Sultan geng Tirtayasa 2 Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dasar dan Radiometri-BTN Email : yusramadenny@gmail.com bstract The first study of fabricating and processing thick film ceramics based on FeTiO 3 from minerals was investigated. Minerals yarosit were used for making NTC thermistor through mixing with material TiO 2, organic compound and glass compound. NTC thermistor paste printed on surface of alumina substrat using screen printing method. Sample heated on temperature 500 o C for 1 hours in the air, and then sintered using hidrogen on temperature 1100 o C for 1 hours. Thick film termistor were evaluated using XRD and SEM. ddition of glass compound pursue growth of item of compound of FeTiO 3 resulting degradation of price of konstanta thermistor. From data of x ray difraction shows that thermistor of NTC thick film which is sintered at temperature 1100 o C have matrix of Fe 2 O 3 owning structure of hexagonal. Key Words : Mineral, thermistor, yarosit, X-ray diffraction, Mikro Structure bstrak Telah dilakukan studi awal pembuatan dan pengolahan bahan mineral Indonesia sebagai bahan dasar pembuatan termistor NTC. Bahan mineral yarosit dari alam dimurnikan dengan larutan HCl, diendapkan dengan menggunakan NH 4 OH dan dipanaskan pada suhu kalsinasi 700 o C selama 2 jam. Pembuatan termistor NTC dilakukan dengan mecampurkan serbuk yarosit hasil pemurnian dan pengendapan dengan TiO 2. Pasta termistor FeTiO 3 dicetak dipermukaan alumina substrat dengan metode screen printing, kemudian dilakukan pemanasan pada suhu 500 o C selama 1 jam diruangan udara dilanjutkan disinter pada suhu 1100 o C selama 1 jam diruangan hidrogen. Sifat listrik keramik film tebal hasil sinter diukur pada berbagai suhu. Struktur kristal dievaluasi dengan difraksi sinar x (XRD), dan struktur mikro dievaluasi dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope). Data analisis XRD memperlihatkan bahwa seluruh keramik film tebal berstruktur heksagonal (Illiminite). Data struktur mikro dan sifat listrik memperlihatkan bahwa termistor dari yarosit memenuhi kebutuhan pasar. Kata kunci : bahan mineral, termistor, yarosit, difraksi sinar X, struktur mikro 112 Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika

Yus Rama Denny / Bahan Mineral 2 (2016), 112-121 113 PENDHULUN Indonesia memiliki sumberdaya alam yang melimpah seperti hutan, minyak bumi, gas alam dan bahan tambang. Sumber daya alam tersebut sudah semestinya dimanfaatkan untuk menunjang pembangunan bangsa. Mineral yang mengandung oksida besi merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak ditemukan. Selama ini, mineral tersebut pemanfaatannya hanya sebagai bahan mentah (raw materials) dan langsung dijual keluar negeri tanpa melalui proses pengolahan. Pemanfaatan ini tentu saja tidak efektif dan tidak optimal. Sebenarnya mineral tersebut karena mengandung oksida besi yang besar dapat dimanfaatkan untuk bahan industri, salah satunya adalah mineral yarosit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan (Gustaman, D. et al., 2005) diketahui bahwa bahan mineral yarosit yang berasal dari Pd. Kerta Pertambangan kota Garut Jawa Barat hasil kopresipitasi (pelarutan dengan larutan asam diikuti dengan pengendapan dan kalsinasi) dapat dibuat menjadi termistor yang memenuhi standar komersil. Termistor (Thermally Sensitive Resistors) merupakan komponen elektronika yang resistansinya bergantung dari temperatur dan memiliki karakteristik sangat sensitif terhadap temperatur (nonim_a, 2006). Piranti ini banyak digunakan dalam berbagai peralatan seperti dalam electric cooker, sebagai sensor temperatur yang sangat sensitif, sensor aliran gas, sensor kelembapan (humidity), sensor radiasi dan lain-lain. Pada penelitian ini pembuatan termistor dilakukan dengan mencampurkan yarosit dan TiO 2 untuk membentuk FeTiO 3 (Illminite). Pembuatan termistor dari bahan mineral yarosit akan dibandingkan dengan termistor yang dibuat dari bahan Fe 2 O 3 hasil impor bermerk dagang ldrich dengan kemurnian yang lebih tinggi dari mineral yarosit hasil pemurnianpengendapan. METODE Serbuk mineral yarosit asli yang diperoleh dari PD. Kerta Pertambangan Bandung terlebih dahulu dipanaskan dengan suhu 700 o C selama 4 jam. Serbuk mineral hasil pemanasan tersebut dilarutkan didalam HCl sehingga diperoleh larutan asam, kemudian disaring untuk memisahkan serbuk yang tidak larut. Larutan hasil penyaringan ditambahkan larutan

Yus Rama Denny / Bahan Mineral 2 (2016), 112-121 114 NH 4 OH untuk mendapatkan endapan Fe(OH) 2, kemudian endapan yang diperoleh dikalsinasi pada suhu 700 0 C selama 2 jam di atmosfer udara. Untuk melihat komposisi kimia serbuk mineral yarosit hasil kalsinasi dianalisis di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (P3TMB) Bandung. Film tebal termistor NTC dicetak diatas permukaan substrat alumina dengan metode penyablonan (screen printing). Untuk pembuatan pasta termistor dapat dilakukan dengan mencampurkan senyawa organik, FeTiO 3, dan frit gelas (dapat dilihat pada tabel 1). Senyawa organik yang digunakan antara lain etil selulosa (10% berat) dan α-terpineol (90% berat), sedangkan untuk pembuatan frit gelas dengan mencampurkan serbuk PbO (30% gelas. Pada penelitian ini konsentrasi frit gelas yang ditambahkan 2 % berat. Selanjutnya substrat alumina yang sudah dicetak dengan pasta termistor dilakukan pemanasan pada temperatur 500 o C selama 1 jam di ruangan udara dilanjutkan dengan penyinteran pada temperatur 1100 o C selama 1 jam di ruangan hidrogen dengan nilai kenaikkan suhu (heating rate) dan penurunan suhu (cooling rate) sebesar 6 o C/menit, sehingga didapatkan film tebal sinter. nalisis difraksi sinar-x dilakukan untuk melihat struktur kristal yang terjadi dan dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope) struktur mikro film tebal sinter dievaluasi. berat), SiO 2 (20% berat), dan B 2 O 3 (50% berat) kemudian dilakukan pendinginan cepat (quenching) dengan cara memasukkannya kedalam air secara cepat sehingga didapatkan bahan gelas. Bahan gelas tersebut digerus dan dilakukan penyaringan dengan ukuran 38 mikron sehingga didapatkan frit Fe 2 O 3 (ferit) Serbuk TiO 2 Mixing Penyaringan 38 m Organic Vehicle FeTiO 3 Frit Gelas

Yus Rama Denny / Bahan Mineral 2 (2016), 112-121 115 Gambar 1. Diagram alir untuk FeTiO 3 dari bahan ldrich

Yus Rama Denny / Bahan Mineral 2 (2016), 112-121 116 Mineral Yarosit sli Pemanasan 700 o C/4 jam Pelarutan dengan HCl Penyaringan Pengendapan dengan NH 4 OH Endapan nalisis Komposisi Kimia Kalsinasi 700 o C/2 jam Fe 2 O 3 (ferit) Serbuk TiO 2 Mixing Organic Vehicle Penyaringan 38 m FeTiO 3 Frit Gelas Mixing Pasta Termistor Screen Printing di atas substrat alumina Film Tebal Mentah a. Pemanasan 500 o C/1 jam di atmosfer udara b. Sinter 1100 o C/1 jam di atmosfer hidrogen Film Tebal Sinter Karakterisasi Sampel Difraksi Sinar-X dan Strukur Mikro Gambar 2. Diagram alir untuk FeTiO 3 dari mineral yarosit HSIL DN PEMBHSN Komposisi Kimia Serbuk Yarosit

Intensitas (cps) Intensitas (cps) Yus Rama Denny / Bahan Mineral 2 (2016), 112-121 13 Dari hasil analisis kimia, bahwasanya serbuk yarosit hasil kopresipitasi selain mengandung material Fe 2 O 3 juga terlihat beberapa material ikutan yaitu SiO 2, K 2 O, Na 2 O dan MnO. Hasil analisis kimia dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia serbuk yarosit hasil kopresipitasi nalisis Difraksi Sinar-X (XRD) Pola difraksi sinar-x untuk keramik film tebal FeTiO 3 dengan konsentrasi frit gelas 2 % berat dari bahan yarosit ditunjukkan oleh Gambar 4.1. Untuk pola difaksi keramik film tebal FeTiO 3 dari bahan murni (ldrich) dengan komsentrasi frit gelas 2 % berat dapat dilihat pada Gambar 3. No. Oksida Kadar (%berat) 1. Fe 2 O 3 92,5 2. SiO 2 2,26 3. K 2 O 0,036 4. Na 2 O 0,083 5. MnO 0,094 500 = Substrat lumina B = FeTiO 3 400 300 B104 B018 B214 B130 B113 200 B2110 100 0 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2 Theta (Derajat) Gambar 3. Pola difraksi keramik film tebal FeTiO 3 untuk bahan yarosit dengan konsentrasi frit gelas 2 % berat 500 = Substrat lumina B = FeTiO 3 400 B104 B130 B113 300 B018 B214 B2110 200 100 0

Yus Rama Denny / Bahan Mineral 2 (2016), 112-121 118 Gambar 4. Pola difraksi keramik film tebal FeTiO 3 untuk bahan Fe 2 O 3 murni (ldrich) dengan konsentrasi frit gelas 2 % berat Dengan membandingkan data pola difraksi Gambar 3, 4, dan 5 dengan data pola difraksi standar untuk ilminite Iron Titanium Oxide, FeTiO 3 (JCPDS- 29-0733), diketahui bahwa termistor film tebal FeTiO 3 pada konsentrasi frit gelas 2 % berat dari bahan yarosit maupun dari bahan murni (ldrich) memiliki struktur yang sama yaitu illminite (heksagonal). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan frit gelas tidak merubah struktur kristal yang tebentuk. Jika dibandingkan dengan pola difraksi sinar x dengan bahan murni, pola difraksi yang dibentuk oleh serbuk mineral yarosit memiliki kesamaan, walaupun dari intensitasnya ada perbedaan tetapi tidak terlalu signifikan. Pada pola difraksi sinar x keramik film tebal FeTiO 3, puncak Fe 2 O 3 dan puncak TiO 2 tidak tampak (dianalisis dengan pola difraksi standar Fe 2 O 3 JCPDS 13-05345 dan TiO 2 JCPDS 21-1276). Hal ini mengindikasikan bahwa selama proses sintering senyawa TiO 2 masuk kedalam matriks Fe 2 O 3. Puncak tambahan yang berasal dari material ikutan seperti SiO 2, K 2 O, Na 2 O, MnO maupun yang berasal dari senyawa gelas tidak teridentifikasi dengan XRD karena konsentrasinya yang sangat kecil. Struktur Mikro Hasil foto struktur mikro untuk sampel keramik film tebal FeTiO 3 dari mineral yarosit dan bahan murni bermerk dagang ldrich dapat dilihat pada Gambar 5 dan 6.

Yus Rama Denny / Bahan Mineral 2 (2016), 112-121 119 Bila dibandingkan dengan struktur mikro keramik film tebal FeTiO 3 bahan murni dengan konsentrasi frit gelas 2 % berat diketahui ukuran butir lebih besar dan pertumbuhan butiran lebih baik dibandingkan dari bahan yarosit. mengikat dibandingkan dengan bahan yarosit. Dari gambar juga dapat dilihat bahwa pori-pori dari bahan murni tampak lebih kecil dan sedikit, diduga karena pori-pori pada bahan yarosit terbentuk oleh adanya material ikutan Pori-pori Butir Butir 1μm Pori-pori (a) Butir 1μm Pori-pori Pori-pori Butir kibatnya kontak antar butir menjadi baik, dan antar butir juga saling yang meleleh pada suhu 1100 o C. Gambar 5. Foto SEM dilihat dari permukaan (surface ) termistor film tebal dengan (a) konsentrasi frit gelas sebesar 2 % berat dari bahan yarosit, (b) konsentrasi frit gelas sebesar 2 % berat dari bahan murni (b) Dari hasil SEM pada sisi samping (Cross Section) dapat diukur ketebalan termistor film tebal. Ketebalannya tampak berbeda akan tetapi tidak

Yus Rama Denny / Bahan Mineral 2 (2016), 112-121 120 signifikan karena hanya beda beberapa mikron saja. Hasil pengukurannya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Data ketebalan keramik film tebal FeTiO 3 untuk berbagai konsentrasi frit gelas Bahan Fe 2 O 3 asal yarosit Fe 2 O 3 Murni Satuan (% berat) Ketebalan (µm) 2 5,9 ± 0,0 2 9,9 ± 0,1 (a). 10μm Termistor Film Tebal Substrat lumina (b) Gambar 6. Foto SEM dilihat dari sisi samping. (cross section) termistor film tebal dengan (a) konsentrasi frit gelas sebesar 2 % berat dari bahan yarosit, (b) konsentrasi frit gelas sebesar 2 % berat dari bahan murni SIMPULN DN SRN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu hasil struktur mikro menunjukkan senyawa gelas yang masuk kedalam termistor film tebal FeTiO 3 tidak hanya terdapat di daerah batas substrat saja akan tetapi senyawa gelas tersebut juga masuk kedalam batas butir. Bila dibandingkan dengan struktur mikro keramik film tebal

Yus Rama Denny / Bahan Mineral 2 (2016), 112-121 121 FeTiO 3 bahan murni dengan konsentrasi frit gelas 2 % berat diketahui ukuran butir lebih besar dan pertumbuhan butiran lebih baik dibandingkan dari bahan yarosit. kibatnya kontak antar butir menjadi baik, dan antar butir juga saling mengikat dibandingkan dengan bahan yarosit. Saran Penelitian ini dilakukan investigasi hubungan antara struktur mikro, ukuran butiran, dan pertumbuhan butiran dengan berbagai konsentrasi frit gelas. kan tetapi penelitian ini belum mencangkup pengaruh frit gelas dengan sifat listrik dan hubungannya dengan struktur mikro. Untuk penelitian berikutnya pengaruh bagaimana konsenstrasi frit gelas dapat merubah sifat listrik dari film tebal FeTiO 3 dan hubungannya dengan struktur mikro. nonim. 2006, Thermistor Temperature Sensors. [Online]. Tersedia :http://www.temperature.com. (30 Oktober 2016) Gustaman, D. et al. (2005). Pembuatan Keramik Termistor NTC Berbahan Dasar Mineral Yarosit dan Evaluasi Karakterisasinya. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknik Nuklir. P3TKN- BTN Bandung. Gustaman, D. (2005). Komunikasi Pribadi. P3TKN-BTN Bandung. UCPN TERIM KSIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Dani Gustaman dari PTNBR- BTN yang telah memberikan fasilitas dan arahannya terkait pelaksanaan penelitian. DFTR PUSTK