Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

dokumen-dokumen yang mirip
Fenty Riyan Nova M. Huda A.Y Wildan Zulkarnain

HUBUNGAN IMPLEMENTASI TEKNIK PEMBINAAN PROFESIONAL DENGAN PERFORMANSI MENGAJAR GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

EFEKTIVITAS KEGIATAN MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SE-KECAMATAN PANDAAN KABUPATEN PASURUAN

Laila Itsnaini Agus Timan Ahmad Yusuf Sobri

PENGARUH PEMBINAAN PENGAWAS SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SE KECAMATAN BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB IV ANALISIS KORELASI KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI DENGAN MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMP MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. telah disebarkan di lingkungan SMK Telkom Sandy Putra Jakarta dan telah

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DENGAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KOLEGIAL DENGAN KINERJA GURU PADA SEKOLAH DASAR. Lely Lusiana Maisyaroh Ahmad Nurabadi.

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STAIN PEKALONGAN JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI ANGKATAN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diangkakan. Sedangkan penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang.

R-1 65 R R-2 74 R R-3 65 R-18 78

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel yang akan dianalisis dan dibahas terdiri dari satu variabel bebas yakni Gaya

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

HUBUNGAN ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR ANAK DI TK SOKASARI DESA BEJI KECAMATAN TULIS KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI PENGAJARAN DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMPETENSI GURU DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI DAN SIKAP ORANGTUA TERHADAP PRODUK ASURANSI PENDIDIKAN DI KB/PG SE-KECAMATAN KOTA KABUPATEN TULUNGAGUNG

KORELASI MOTIVASI KERJA KARYAWAN DENGAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DI KOPERASI SERBA USAHA SERAMBI DANA PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. menuju sekolah dan pendidikan secara luas. Sebagai pengelola institusi satuan

HUBUNGAN KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN BANYUWANGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap siswa tentu mempunyai kebutuhan untuk berprestasi yang berbedabeda.

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Amrustian Sultoni Ahmad Nurabadi Jurusan AP FIP Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

HUBUNGAN ANTARA KEEFEKTIFAN PEMBINAAN EKSTRAKURIKULER DAN TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP NEGERI. Rulita Ayu Pratiwi Imron Arifin Teguh Triwiyanto

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kranggan Kabupaten Temanggung, dengan populasi penelitian sebanyak 219

ABSTRAK. Universitas Paramadina Program Studi Ilmu Komunikasi : Renisa Septia NIM :

CORELLATION OF DEPARTEMENTAL ACCREDITATION ACHIEVMENT AND PRODUCTIVITY OF TEACHER PRODUCTIVE SUBJECT MATTER IN VOCATIONAL HIGHT SCHOOL MALANG

Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 CAMPURDARAT TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh YSIYAR JAYANTRI CUT ROHANI LOLIYANA

HUBUNGAN PENERIMAAN INSENTIF DENGAN MOTIVASI KERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SINTUK TOBOH GADANG KABUPATEN PADANG PARIAMAN

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU DI SD NEGERI SE-KECAMATAN SUTOJAYAN KABUPATEN BLITAR

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PENGEDALIAN PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK KELAS X SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

Keefektifan Manajemen Layanan Khusus Sekolah dan Pengaruhnya terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri Se Kota Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Sejarah ketenagalistrikan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan pada data data numerial (angka), mulai dari

DINA FITMILINA A1A110053

HUBUNGAN MOTIVASI PEMBELAJARAN OLEH GURU KELAS TERHADAP NILAI RAPORT SISWA DI SEKOLAH DASAR NEGERI. Sogi Hermanto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di SDN Sukagalih Bandung yang berlokasi di Jalan Sukagalih No. 108, Bandung.

NASKAH PUBLIKASI KORELASI ANTARA MINAT DENGAN AKTIVITAS BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SDIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

DAMPAK IMPLEMENTASI NILAI- NILAI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA KELAS X SMAN 6 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

yang berjumlah kurang lebih 211 orang guru, terdiri dari tiga SMA Negeri se-kota

PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MIM NGASEM COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PACE KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik.

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU DI SMK NEGERI 2 PARIAMAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. empiris hipotesis tersebut maka variabel yang akan diteliti adalah:

BAB IV ANALISIS KORELASI PELAKSANAAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DENGAN HASIL UJIAN NASIONAL SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

KORELASI ANTARA KONDISI EDUKATIF GURU DENGAN KEMAMPUAN PENGELOLAAN KELAS PADA SMK NURUSSALAF KEMIRI PURWOREJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung. Dalam penelitian ini seluruh

HUBUNGAN ANTARA PERGAULAN KELOMPOK SEBAYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS X DI SMK NEGERI 1 TANJUNGANOM TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin seakan-akan dapat mengelola tanpa susah payah, pada dasarnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Semarang. Sekolah ini beralamat di Jalan Sentro Jambu. Jumlah kelas keseluruhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu tentang data

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 MALANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam meneliti hubungan intensitas

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik.

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

Kemampuan sosial emosional perlu dilatih sejak dini, karena kemampuan ini merupakan salah satu poros

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu

BAB IV HASIL PENELITIAN. dokumentasi prestasi belajar (nilai raport) mata pelajaran pendidikan agama Islam

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

Arda Rian Pradana Nurul Ulfatin Asep Sunandar

BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Tingkat Adversity Quotient Peserta Didik MTs Darul Karomah

Transkripsi:

2 Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Seorang pembimbing dan yang dibimbing secara sadar akan melakukan interaksi dalam belajar mengajar sehingga akan mengerti satu sama lain. Saat ini banyak lembaga pendidikan yang menawarkan pendidikan bermacam-macam. Mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), TK (Taman Kanak-kanak), SD (Sekolah Dasar), SD IT (Sekolah Dasar Islam Terpadu), SDLB (Sekolah Dasar Luar Biasa), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMP IT (Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu), MTs (Madrasah Tsanawiyah), SMPLB (Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa), SMA (Sekolah Menengah Atas), SMA IT (Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu), SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), MA (Madrasah Aliyah). Tentu masih banyak lagi sekolah-sekolah yang terus berkembang dan menawarkan pendidikan yang lebih baik. Hariyanto (2010) menyatakan, kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. Sedangkan menurut Wahab, dkk (2011:89), kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau bekerja sama (mengolaborasi dan mengelaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan merupakan mempengaruhi karyawan agar menjalankan tugas-tugasnya dengan semaksimal mungkin dan bagi yang dipengaruhi mampu berpartisipasi secara sukarela. Dari pengertian kepemimpinan kepala sekolah diatas dikatakan baik apabila mampu menyelesaikan masalah organisasi dengan musyawarah. Tidak diambil cara penyelesaian dengan terburu-buru karena sebagai pemimpin yang baik harus memberikan contoh atau tauladan yang baik bagi karyawan, maka dari itu sebagai kepala sekolah harus memenuhi lima kompetensi kepala sekolah yang terdiri dari (Wahyudi, 2009:29) menyatakan kompetensi kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Menurut Wiyono (2013:13), salah satu teori kepemimpinan yang banyak dikaji dan dikembangkan dewasa ini adalah kepemimpinan transformasional.

3 Kepemimpinan transformasional merupakan model yang digunakan kepala sekolah saat ini karena lebih luwes dan terkesan lebih berbaur kepada guru-guru. Menurut Makawimbang (2012:38), Implementasi model kepemimpinan transformasional dalam bidang pendidikan memang perlu diterapkan, seperti kepala sekolah, kepala dinas, dan kepala departemen. Dapat disimpulkan kepemimpinan transformasional adalah mengedepankan pendapat yang diberikan para guru dan tidak menentukan pemecahan masalah secara individu. Memecahkan masalah dengan cerdas dan rasional sehingga membuat guru akan lebih berpikir kreatif dalam memberikan solusi pemecahan masalah. Jika seorang kepala sekolah memberikan kepercayaan bagi guru untuk terus berkembang dalam pembelajarannya, maka para guru akan meningkatkan kemampuannya dalam mengajar. Suatu organisasi akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan anggota yang mempunyai tujuan untuk menjadikan organisasi itu menjadi lebih baik. Jika hal itu terjadi maka organisasi itu akan terus berkembang dan menjadi organisasi yang diminati oleh banyak orang, maka dari itu seorang pemimpin harus memberikan yang terbaik dalam menjalankan kepemimpinannya dan terus mengembangkan perubahan-perubahan yang lebih baik. Apabila kepala sekolah berada di sekolah senantiasa memberikan perhatian khusus kepada para guru sehingga para guru akan terus meningkatkan prestasi kerjanya. Menurut Hasibuan (2008:94), prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai sesuai dengan tujuan. Tanpa ada prestasi kerja seorang guru kurang memiliki kemampuan untuk mengajar, bukan berarti tidak memiliki. Semakin prestasi kerja seorang guru meningkat maka akan semakin menguasai kemampuan dalam mengajar. Semua itu akan berjalan dengan lancar jika adanya pemimpin yang mampu mempengaruhi guru untuk terus meningkat. Seorang kepala sekolah yang baik memiliki gaya kepemimpinan yang akan diterapkan sesuai dengan guru yang dipengaruhi. Jika gaya kepemimpinan kepala sekolah semakin baik maka akan mempengaruhi prestasi kerja yang dihasilkan oleh seorang guru. Selain itu, seorang kepala

4 sekolah harus mampu memberikan penilaian yang adil bagi prestasi yang sudah diraih oleh tiap-tiap guru. Setiap prestasi kerja guru berbeda-beda tergantung kemampuan yang dimiliki setiap individu. Hal itu tidak luput dari kepala sekolah menyikapi dan memberikan perhatian khusus sesuai dengan gaya kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah dimasing-masing sekolah. Oleh karena itu, gaya kepemimpinan transformasional yang baik diperlukan untuk memimpin sebuah sekolah. Peniliti mengambil judul ini karena banyak guru SMA Negeri di Kota Kediri masih belum sejalan dengan Kepala Sekolah untuk mencapai tujuan bersama dalam pendidikan, karena guru dan Kepala Sekolah merupakan simbol utama untuk mengembangkan sekolah. Maka perlu adanya kesesuaian dalam pemilihan gaya kepemimpinan Kepala Sekolah untuk menunjang prestasi kerja guru menjadi lebih baik. Salah satu permasalahan guru ialah masih sulit untuk dilakukan supervisi dan juga penerapan SIMDIG (Simulasi Digital), maka dari itu peniliti mengambil judul hubungan gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dengan prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik deskripstif korelasional. Teknik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan penerapan gaya kepemimpinan tranformasional Kepala Sekolah dan prestasi kerja guru, sedangkan teknik korelasional digunakan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional kepala Sekolah dengan prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri. Populasi penelitian ini adalah guru SMA Negeri di Kota Kediri. Sampel yang diambil merupakan sampel populasi yang berjumlah guru dengan menggunakan teknik propotional random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuesioner atau angket, angket ini digunakan untuk megumpulkan data tentang gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dan prestasi kerja guru.

5 Sesuai dengan tujuan penelitian, dan dengan mempertimbangkan data yang ada, maka dalam penelitian ini digunakan beberapa dua teknik analisis data, yaitu (1) teknik analisis deskriptif, digunakan untuk mendeskripsikan gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dan prestasi kerja guru. beberapa teknik analisis deskripstif yang digunakan adalah menentukan panjang interval, presentase dan crosstab, (2) teknik korelasi, digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dengan variabel prestasi kerja guru. Pengolahannya menggunakan komputer dengan program SPSS for Windows 16.00 dan Microsoft Excel. HASIL Berdasarkan hasil analisis deskripstif, dapat diketahui bahwa penerapan gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dalam kualifikasi sangat tinggi seperti yang tertera dalam Tabel 1. Tabel 1 Data Kualifikasi dan Frekuensi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah No. Kualifikasi Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Tinggi >129 116 53% 2 Tinggi 100-129 91 42% 3 Cukup Tinggi 70 99 10 5% 4 Kurang Tinggi Jumlah 40 69 0 0% 100% Berdasarkan hasil perhitungan dan tabel 1 menunjukkan bahwa 116 guru (53%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam kualifikasi sangat tinggi, 91 guru (42%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam kualifikasi tinggi, 10 guru (5%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dalam kualifikasi cukup tinggi, dan tidak ada responden yang menjawab kurang tinggi.

6 Variabel gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah akan diuraikan sebagai berikut. Idealized Influence (kharisma) Berikut merupakan data kualifikasi dan frekuensi dari idealized influence (kharisma) pada SMA Negeri di Kota Kediri. Tabel 2 Data Kualifikasi dan Frekuensi Idealized Influence (kharisma) No. Kualifikasi Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Tinggi >38 152 70% 2 Tinggi 30 38 60 28% 3 Cukup Tinggi 21 29 5 2% 4 Kurang Tinggi Jumlah 12 20 0 0% 100% Berdasarkan hasil perhitungan dan tabel 2 menunjukkan bahwa 152 guru (70%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk idealized influence (kharisma) dalam kualifikasi sangat tinggi, 60 guru (28%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk idealized influence (kharisma) dalam kualifikasi tinggi, 5 guru (2%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk idealized influence (kharisma) dalam kualifikasi cukup tinggi, dan tidak ada responden menjawab kurang tinggi. Motivasi Inspirasional Berikut merupakan data kualifikasi dan frekuensi dari motivasi inspirasional yang dilaksanakan pada SMA Negeri di Kota Kediri. Tabel 3 Data Kualifikasi dan Frekuensi Motivasi Inspirasional No. Kualifikasi Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Tinggi >25 141 65% 2 Tinggi 20 25 68 31% 3 Cukup Tinggi 14 19 8 4% 4 Kurang Tinggi Jumlah 8 13 0 0% 100% Berdasarkan hasil perhitungan dan tabel 3 menunjukkan bahwa 141 guru (65%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk motivasi inspirasional dalam kualifikasi sangat tinggi, 68 guru (31%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk motivasi inspirasional dalam kualifikasi tinggi, 8 guru (4%) menyatakan bahwa

7 gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk motivasi inspirasional dalam kualifikasi cukup tinggi, dan tidak ada responden menjawab kurang tinggi. Stimulasi Intelektual Berikut merupakan data kualifikasi dan frekuensi dari stimulasi intelektual yang dilaksanakan pada SMA Negeri di Kota Kediri. Tabel 4 Data Kualifikasi dan Frekuensi Stimulasi Intelektual No. Kualifikasi Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Tinggi >12 112 51,6% 2 Tinggi 10 12 94 43% 3 Cukup Tinggi 7 9 10 5% 4 Kurang Tinggi Jumlah 4 6 1 0,4% 100% Berdasarkan hasil perhitungan dan tabel 4 menunjukkan bahwa, 112 guru (51,6%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk stimulasi intelektual dalam kualifikasi sangat tinggi, 94 guru (43%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk stimulasi intelektual dalam kualifikasi tinggi, 10 guru (5%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk stimulasi intelektual dalam kualifikasi cukup tinggi, dan 1 guru (0,4%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk stimulasi intelektual dalam kualifikasi kurang tinggi. Pertimbangan Individual Berikut merupakan data kualifikasi dan frekuensi dari pertimbangan individual yang dilaksanakan pada SMA Negeri di Kota Kediri. Tabel 5 Data Kualifikasi dan Frekuensi Pertimbangan Individual No. Kualifikasi Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Tinggi >51 95 43,8% 2 Tinggi 40 51 104 48% 3 Cukup Tinggi 28 39 17 7,8% 4 Kurang Tinggi Jumlah 16 27 1 0,4% 100% Berdasarkan hasil perhitungan dan tabel 5 menunjukkan bahwa 95 guru (43%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah

8 untuk pertimbangan individual dalam kualifikasi sangat tinggi, 104 guru (48%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk pertimbangan individual dalam kualifikasi tinggi, 17 guru (7,8%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk pertimbangan individual dalam kualifikasi cukup tinggi, dan 1 guru (0,4%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah untuk pertimbangan individual dalam kualifikasi kurang tinggi. Sedangkan berdasarkan analisis deskriptif, prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri, hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 6 berikut. Tabel 6 Data Kualifikasi dan Frekuensi Prestasi Kerja Guru No. Kualifikasi Interval Frekuensi 1 Sangat Tinggi >111 92 2 Tinggi 86 111 118 3 Cukup Tinggi 60 85 7 4 Kurang Tinggi Jumlah 34 59 0 Persentase (%) 42,4% 54,4% 3,2 0 100% Berdasarkan hasil perhitungan dan tabel 6 menunjukkan bahwa 92 guru (42,4%) menyatakan bahwa prestasi kerja guru dalam kualifikasi sangat tinggi, 118 guru (54,4%) menyatakan bahwa prestasi kerja guru dalam kualifikasi tinggi, 7 guru (3,2%) menyatakan bahwa prestasi kerja guru dalam kualifikasi cukup tinggi, dan tidak ada responden yang menjawab kurang tinggi. Variabel prestasi kerja guru akan diuraikan sebagai berikut. Faktor Individu Berikut merupakan data kualifikasi dan frekuensi dari faktor individu yang dilaksanakan pada SMA Negeri di Kota Kediri. Tabel 7 Data Kualifikasi dan Frekuensi Faktor Individu No. Kualifikasi Interval Frekuensi 1 Sangat Tinggi >38 146 2 Tinggi 30 38 68 3 Cukup Tinggi 21 29 3 4 Kurang Tinggi Jumlah 12 20 0 Persentase (%) 67,3% 31,3% 1,4% 0% 100% Berdasarkan hasil perhitungan dan tabel 7 menunjukkan bahwa 146 guru (67,3%) menyatakan bahwa prestasi kerja guru untuk faktor individu dalam

9 kualifikasi sangat tinggi, 68 guru (31,3%) menyatakan bahwa prestasi kerja guru untuk faktor individu dalam kualifikasi tinggi, 3 guru (4%) menyatakan bahwa prestasi kerja guru untuk faktor individu dalam kualifikasi cukup tinggi, dan tidak ada responden menjawab kurang tinggi. Faktor Lingkungan Berikut merupakan data kualifikasi dan frekuensi dari faktor lingkungan yang dilaksanakan pada SMA Negeri di Kota Kediri. Tabel 8 Data Kualifikasi dan Frekuensi Faktor Lingkungan No. Kualifikasi Interval Frekuensi Persentase (%) 1 Sangat Tinggi >72 62 28,6% 2 Tinggi 56 72 140 64,5% 3 Cukup Tinggi 39 55 15 6,9% 4 Kurang Tinggi Jumlah 22 38 0 0% 100% Berdasarkan hasil perhitungan dan tabel 8 menunjukkan bahwa 62 guru (28,6%) menyatakan bahwa prestasi kerja guru untuk faktor lingkungan dalam kualifikasi sangat tinggi, 140 guru (64,5%) menyatakan bahwa prestasi kerja guru untuk faktor lingkungan dalam kualifikasi tinggi, 15 guru (6,9%) menyatakan bahwa prestasi kerja guru untuk faktor lingkungan dalam kualifikasi cukup tinggi, dan tidak ada responden menjawab kurang tinggi. Berdasarkan hasil dari variabel gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dan variabel prestasi kerja guru maka selanjutnya yaitu uji hipotesis dengan teknik korelasi. Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara gaya kepemimpinan transformasional dengan prestasi kerja guru. Untuk mengetahui hasil r hitung mempunyai hubungan atau tidak, maka hasil r hitung dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 0,05. Hipotesis dapat diterima atau signifikansi dengan ketentuan bahwa, jika nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel maka terdapat signifikan (korelasi), sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari pada r tabel maka tidak signifikan atau tidak ada korelasi. Melalui tabel harga kritik r product moment dapat dilihat bahwa untuk n = maka r tabel adalah 0,133 dengan taraf signifikansi 0,05. Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan

10 prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa r hitung yang diperoleh adalah 0,660 dengan taraf signifikansi 0,05 yang berarti r hitung lebih besar dari pada r tabel atau 0,660 > 0,133 dan sig 2 tailed 0,000 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H 0 ) ditolak dan hipotesis altarnatif (H 1 ) diterima, dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah dengan prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri. Hasil teknik korelasi dapat dilihat pada tabel 9. Tabel 9 Uji Hipotesis Variabel X dan Variabel Y Correlations Gaya Kepemimpinan Prestasi Kerja Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Gaya Kepemimpinan Prestasi Kerja Guru 1.660 **.000.660 ** 1 Sig. (2-tailed).000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). PEMBAHASAN Berdasarkan angket penelitian yang diisi oleh responden tentang gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah maka diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa implementasi gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh Kepala Sekolah termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi. Artinya pelaksanaan gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh Kepala Sekolah kepada guru dilakukan secara sangat tinggi dan guru telah mendapatkan sebagian besar indikator gaya kepemimpinan transformasional dengan baik di sekolah. Hal ini terbukti dari responden, sebanyak 116 responden (53%) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan transformasional diterapkan dengan sangat tinggi. Dan untuk hasil skor rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan untuk variabel gaya kepemimpinan transformasional adalah sebesar 130 yang berada pada interval >290.

11 Hal terpenting dalam gaya kepemimpinan transformasional ini adalah bukan untuk mencari kesalahan dan keburukan kepemimpinan yang diterapkan Kepala Sekolah, melainkan untuk mengetahui tingkat penerapan kepemimpinan transformasional yang dilakukan Kepala Sekolah untuk menunjang prestasi kerja guru. Sehingga sekolah tersebut akan berjalan dengan baik dan tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Penerapan gaya kepemimpinan transformasional yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada guru pada SMA Negeri di Kota Kediri menggunakan berbagai macam cara, diantaranya idealized influence (kharisma), motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, pertimbangan individual. Pertama, Idealized influence (kharisma) merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh Kepala Sekolah kepada guru pada SMA Negeri di Kota Kediri termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase sebanyak 152 responden (70%) menyatakan bahwa idealized influence (kharisma) dalam gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh Kepala Sekolah dengan sangat tinggi. Hasil skor rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan untuk sub variabel idealized influence (kharisma) adalah sebesar 41 responden yang berada pada interval >38. Kedua, Motivasi inspirasional merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh Kepala Sekolah kepada guru pada SMA Negeri di Kota Kediri termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase sebanyak 141 responden (65%) menyatakan bahwa motivasi inspirasional dalam gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh Kepala Sekolah dengan sangat tinggi. Hasil skor rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan untuk sub variabel motivasi inspirasional adalah sebesar 26 yang berada pada interval >25. Ketiga, Stimulasi intelektual merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh Kepala Sekolah kepada guru pada SMA Negeri di Kota Kediri termasuk dalam kualifikasi sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase sebanyak 112 responden (51,6%) menyatakan bahwa stimulasi intelektual dalam gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh Kepala Sekolah dengan sangat tinggi. Hasil skor rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan

12 untuk sub variabel stimulasi intelektual adalah sebesar 13 yang berada pada interval >12. Keempat, Pertimbangan individual merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh Kepala Sekolah kepada guru pada SMA Negeri di Kota Kediri termasuk dalam kualifikasi tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya persentase sebanyak 104 responden (48%) menyatakan bahwa pertimbangan individual dalam gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh Kepala Sekolah dengan tinggi. Hasil skor rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan untuk sub variabel pertimbangan individual adalah sebesar 50 yang berada pada interval 40 51. Berdasarkan keempat indikator diatas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah yang diterapkan pada SMA Negeri di Kota Kediri sudah sangat tinggi. Terbukti dari hasil penelitian untuk responden yang diambil dari tiap-tiap sekolah yang berjumlah delapan (8) sekolah. Kepala Sekolah sudah melakukan kepemimpinan transformasional dengan baik. Dilihat dari keempat kategori diatas, dimana ketiga kategori (idealized influence, motivasi inspirasional, dan stimulasi intelektual) berada di kategori sangat dan tinggi. Pertimbangan individual berada di kategori tinggi. Hasil analisis data penelitian mengenai prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri tergolong dalam kualifikasi tinggi. Hal ini dapat dilihat dari besarnya persentase, yakni 54,4% atau sebanyak 118 responden menyatakan bahwa prestasi kerja yang dimiliki guru tergolong tinggi. Hasil skor rata-rata variabel prestasi kerja guru juga menunjukkan kualifikasi baik yaitu sebesar 109 yang termasuk dalam interval 86 111. Dari sini terlihat bahwa guru-guru sudah cukup menunjukkan kualitas prestasi kerja secara maksimal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Menurut Byar dan Rue (dalam Sutrisno, 2011:151), bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor individu dan faktor lingkungan. Dimana keduanya saling mempengaruhi satu sama lain untuk menunjang dalam penilain prestasi kerja guru. Kedua faktor tersebut akan dijelaskan dibawah ini sebagai sub variabel dari presatsi kerja guru.

13 Pertama, Faktor individu yang dilakukan oleh guru pada SMA Negeri di Kota Kediri tergolong sangat tinggi. Hal ini terlihat dari besarnya persentase, yakni 67,3% atau sebanyak 146 responden yang menyatakan bahwa tingkat faktor individu yang dilakukan oleh guru tergolong sangat tinggi. Hasil skor rata-rata sub variabel faktor individu juga menunjukkan kualifikasi sangat tinggi yaitu sebesar 41 yang termasuk dalam interval >38. Kedua, Faktor lingkungan yang dilaksanakan oleh guru-guru pada SMA Negeri di Kota Kediri dapat dikatakan tergolong tinggi. Hal ini terlihat dari besarnya persentase yakni 64,5% atau sebanyak 140 responden yang menyatakan bahwa faktor lingkungan yang telah dilakukan memiliki kualifikasi tinggi. Hasil skor rata-rata sub variabel faktor lingkungan juga menunjukkan kualifikasi sangat baik yaitu sebesar 68 yang termasuk dalam interval 56 72. Berdasarkan kedua indikator diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja guru yang diterapkan pada SMA Negeri di Kota Kediri sudah tinggi. Terbukti dari hasil penelitian untuk responden yang diambil dari tiap-tiap sekolah yang berjumlah delapan (8) sekolah. Prestasi kerja memang sangat diperlukan guru untuk menunjang pembelajaran yang dilakukan. Memang jika dilihat dari hasil penelitian diatas, prestasi kerja guru sudah tinggi. Tetapi perlu dilakukan peningkatan prestasi kerja. Pada dasarnya kemampuan/prestasi kerja setiap guru berbeda namun semakin prestasi kerja guru itu meningkat maka semakin banyak pengetahuan yang didapat. Dari kedua sub variabel diatas memperoleh hasil untk faktor individu tergolong sangat tinggi dan untuk faktor lingkungan tergolong tinggi. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini. Variabel pertama yaitu gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah pada SMA Negeri di Kota Kediri berada pada kategori sangat tinggi sejumlah 116 guru dengan presentase 53%. Gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah sudah dilakukan sangat baik. Secara rinci terbagi menjadi:

14 Pertama, idealized influence (kharisma) berada pada kategori sangat tinggi sejumlah 152 guru dengan presentase 70%, karena idealized influence (kharisma) yang diterapkan Kepala Sekolah sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam teori, sehingga para guru bisa mengambil sisi baik dari gaya kepemimpinan transformasional tersebut; Kedua, motivasi inspirasional sebagai cara gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah pada SMA Negeri di Kota Kediri berada pada kategori sangat tinggi sejumlah 141 guru dengan responden 65%, karena motivasi inspirasional yang diberikan oleh Kepala Sekolah dilakukan dengan sangat baik; Ketiga, stimulasi intelektual sebagai cara gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah pada SMA Negeri di Kota Kediri berada pada kategori sangat tinggi sejumlah 112 guru dengan presentase 51,6%, karena stimulasi intelektual yang dilakukan oleh Kepala Sekolah sudah sesuai standar atau langkah-langkah yang sudah ditentukan dalam teori dan guru dapat menambah inovasi-inovasi sehingga guru akan semakin kreatif; Keempat, pertimbangan individual sebagai cara gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah pada SMA Negeri di Kota Kediri berada pada kategori tinggi 104 guru dengan presentase 48%, karena Kepala Sekolah harus memperhatikan guru satu per satu maka perlu adanya kerjasama dari guru tersebut. Variabel kedua yaitu prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri berada pada kategori tinggi sejumlah 118 guru dengan persentase 54,4%. Prestasi kerja guru sudah baik untuk menunjukkan kualitas kerjanya. Secara rinci terbagi menjadi; Pertama, faktor individu sebagai cara prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri berada pada kategori sangat tinggi sejumlah 146 guru dengan persentase 67,3%, guru telah melakukan usaha yang sangat baik dalam dirinya sendiri untuk terus memperbaiki prestasi kerjanya; Kedua, faktor lingkungan sebagai cara prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri berada pada kategori tinggi sejumlah 140 guru dengan persentase 64,5%, guru melakukan kerjasama dengan teman sebayanya dengan baik sehingga telah terjalinnya keakraban dan akan mudah untuk mencapai tujuan bersama. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dengan prestasi kerja guru pada SMA Negeri di Kota Kediri dengan probabilitas 0,660 > 0,133. Terdapat hubungan positif karena

15 penerapan gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah sangat tinggi dan prestasi kerja gurunya tinggi. Gaya kepemimpinan transformasional meliputi: idealized influence (kharisma), motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan pertimbangan individual. Selanjutnya prestasi kerja guru meliputi: faktor individu dan faktor lingkungan. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai brikut. Pertama, Kepala SMA Negeri di Kota Kediri sudah sangat baik dalam menerapkan gaya kepemimpinan transformasional secara rutin di sekolah yang meliputi: idealized influence (kharisma), motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan pertimbangan individual. Untuk itu perlu dipertahankan, namun demikian ada yang perlu ditingkatkan lagi terutama unsur pertimbangan individual. Kedua, guru SMA Negeri di Kota Kediri sudah baik dalam prestasi kerjanya dalam faktor lingkungan dan faktor individu. Namun perlu ditingkatkan lagi untuk prestasi kerja sehingga dapat diterapkan dengan sangat baik di masingmasing sekolah. Selain itu faktor lingkungan prestasi kerja juga perlu ditingkatkan lagi. Ketiga, Dosen/Ketua jurusan Administrasi Pendidikan diharapkan mampu dijadikan referensi untuk materi tentang gaya kepemimpinan transformasional dan prestasi kerja guru. Keempat, peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai acuan apabila berminat meneliti lebih lanjut tentang gaya kepemimpinan transformasional Kepala Sekolah dan prestasi kerja guru dengan variabel dan populasi yang berbeda. DAFTAR RUJUKAN Hariyanto. 2010. Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli, (Online), (http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-paraahli/), diakses 14 April 2015. Hasibuan, M.S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Makawimbang, J.H. 2012. Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu. Bandung: Alfabeta.

16 Sutrisno, E. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenata Media Group. Wahab, A. & Umiarso. 2011. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung: Alfabeta. Wiyono, B.B. 2013. Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah (Konsep, Pengukuran, dan Pengembangannya). Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.