BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

ANALISIS KESTABILAN DARI SISTEM DINAMIK MODEL SEIR PADA PENYEBARAN PENYAKIT CACAR AIR (VARICELLA) DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

T 7 Model Sir (Suspectible Infected Recovered) Dengan Imigrasi Dan Pengaruh Sanitasi Serta Perbaikan Tingkat Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular. Salah satu contohnya adalah virus flu burung (Avian Influenza),

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

III PEMODELAN. (Giesecke 1994)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

T 4 Simulasi Level Sanitasi Pada Model Sir Dengan Imigrasi Dan Vaksinasi

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Model Matematika Untuk Kontrol Campak Menggunakan Vaksinasi

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada pengembangan aplikasi matematika di seluruh aspek kehidupan manusia. Peran

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan lingkungan

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

MODEL EPIDEMI RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED DENGAN DUA PENYAKIT

T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis

BAB 1 PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit

BAB I PENDAHULUAN. Feces (kotoran manusia) yang terinfeksi oleh bakteri Vibrio cholerae

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan pada bab pembahasan. Teori-teori ini digunakan sebagai bahan acuan

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS KESTABILAN MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS SKRIPSI. Oleh : Lisa Prihutami J2A

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS STABILITAS DAN OPTIMAL KONTROL PADA MODEL EPIDEMI TIPE SIR DENGAN VAKSINASI

Tingkat Vaksinasi Minimum untuk Pencegahan Epidemik Berdasarkan Model Matematika SIR

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

ANALISIS STABILITAS PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh Andy Setyawan NIM

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

PENGARUH STRATEGI PULSE VACCINATION TERHADAP PENCEGAHAN PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM MODEL EPIDEMI SIR DENGAN EFEK DEMOGRAFI

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

UNNES Journal of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada dewasa, konsistensi

MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna Memperoleh derajat Sarjana S-1

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK PENYEBARAN VIRUS INFLUENZA

THE ANALYSIS OF SEIR EPIDEMIC MODELS STABILITY ON SMALLPOX (VARICELLA / CHICKENPOX) WITH IMMUNE SYSTEM. By:

ABSTRAK. Kata Kunci: SEIS, masa inkubasi, titik kesetimbangan, pertussis, simulasi. iii

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisis Kegunaan dari Program Aplikasi yang Dirancang

MODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

MODEL EPIDEMI SEIV PENYEBARAN PENYAKIT POLIO PADA POPULASI TAK KONSTAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit virus Ebola merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

Model Matematika SIV Untuk Penyebaran Virus Tungro Pada Tanaman Padi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alam, Universitas Lampung pada semester genap tahun akademik 2011/2012.

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

Dinamika dan Aplikasi dari Model Epidemologi Hepatitis C Ema Hardika S. ( )

Penyelesaian Numerik dan Analisa Kestabilan pada Model Epidemik SEIR dengan Memperhatikan Adanya Penularan pada Periode Laten

Studi Penyebaran Penyakit Flu Burung Melalui Kajian Dinamis Revisi Model Endemik SIRS Dengan Pemberian Vaksinasi Unggas. Jalan Sukarno-Hatta Palu,

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KESTABILAN MODEL SEIR DENGAN VAKSINASI PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DIY TUGAS AKHIR SKRIPSI

Analisis Kestabilan Model Seiqr pada Penyebaran Penyakit Sars

Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Infeksi Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dengan Faktor Host dan Vaksinasi

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pencabangan model DTMC SIR

UJM 2 (1) (2013) UNNES Journal of Mathematics.

APLIKASI METODE MATRIKS GENERASI DALAM MENENTUKAN NILAI MATEMATIKA PENYEBARAN VIRUS HIV/AIDS. 10 Makassar, kode Pos 90245

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

MODEL SEIR PADA PENULARAN HEPATITIS B

II MODEL MATEMATIKA PENYEBARAN PENYAKIT DBD

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MODEL MATEMATIKA DALAM KASUS EPIDEMIK KOLERA DENGAN POPULASI KONSTAN. Renny, M.Si Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman

III PEMBAHASAN. μ v. r 3. μ h μ h r 4 r 5

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

Kesimpulan serta Masalah yang masih Terbuka

ANALISIS MODEL EPIDEMIK SEIRS PADA PENYEBARAN PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh

MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI SIRV (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER, VACCINATION)

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS CIANJUR KOTA LAMPIRAN NOMOR : TENTANG KERANGKA ACUAN KEGIATAN KAMPANYE VAKSIN MEALSES- RUBELLA (MR)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai jenis penyakit semakin banyak yang muncul salah satu penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk, (2013: 64) menyebutkan bahwa secara umum ada dua jenis penyakit yaitu penyakit menular (Infectious Diseases) dan penyakit tidak menular (Non Infectious Diseases). Penyebaran penyakit menular menjadi keprihatinan dan ancaman bagi masyarakat karena penyakit menular umumya bersifat mendadak dan bisa menyerang seluruh lapisan masyarakat dalam waktu tertentu. Metode penularan penyakit pada manusia diklasifikasikan menjadi dua yaitu penularan secara vertikal dan penularan secara horizontal. Penularan secara vertikal yaitu penularan dari ibu ke bayi melalui plasenta saat bayi berada dalam kandungan atau menular ke bayi yang baru lahir pada saat proses kelahiran normal. Sedangkan penularan secara horizontal yaitu penularan yang terjadi karena individu sehat berkontak langsung dengan individu yang terinfeksi oleh suatu penyakit menular. Kontak langsung dapat melalui udara, batuk, bersin, makanan, minuman, dan bahkan kotoran individu yang mengandung virus penyakit menular. Menurut Zulkoni (2011: 223) salah satu penyakit yang dapat ditularkan melalui kontak langsung adalah Varicella. Penyakit Varicella disebut juga dengan Chickenpox, di Indonesia penyakit ini biasa dikenal dengan cacar air. Cacar air merupakan salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak namun dapat juga menyerang orang dewasa. Di 1

Indonesia, cacar air diduga sering terjadi pada saat pergantian musim hujan ke musim panas ataupun sebaliknya. Zulkoni (2011: 223) menyebutkan bahwa penyakit Varicella terdapat diseluruh dunia dan tidak ada perbedaan ras ataupun jenis kelamin. Penyakit ini disebabkan oleh Varicella Zoster Virus (VZV). Varicella Zoster Virus (VZV) bertanggung jawab atas dua infeksi klinis utama pada manusia yaitu Varicella atau Chickenpox (cacar air) dan Herpes Zoster (cacar ular). Cacar air atau Varicella merupakan infeksi primer yang terjadi pertama kali pada individu yang berkontak dengan virus Varicella-Zoster. Pada 3 sampai 5 individu dari 100 individu, virus Varicella-Zoster mengalami reaktivasi yang menyebabkan infeksi rekuren yang kemudian dikenal dengan Herpes Zoster atau Shingles. Varicella Zoster Virus (VZV) merupakan salah satu dari delapan virus herpes yang menyebabkan infeksi pada manusia (NCIRS, 2009). Penyakit cacar air sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan sangat menular, lebih menular dibandingkan dengan gondong (Parotits) tetapi kurang menular jika dibandingkan dengan campak (Measles) (Widoyono, 2011: 92). Gejala yang ditimbulkan dari penyakit cacar air yaitu sakit kepala, demam, kelelahan ringan kemudian diikuti dengan munculnya ruam pada kulit dan rasa gatal (Esson et al, 2014). Infeksi cacar air menyerang semua usia dengan puncak insidensi pada usia 5-9 tahun. 90% pasien Varicella berusia dibawah 10 tahun, sangat sedikit sekali terjadi pada orang dewasa (Widoyono, 2011: 91). Angka kematian akibat penyakit ini sangat kecil sekali kecuali adanya komplikasi. Widoyono (2011: 91) menyebutkan bahwa kasus Varicella di Amerika diperkirakan mencapai 3,1-3,5 juta per tahunnya. Di Amerika, Varicella sering 2

terjadi pada anak-anak dibawah usia 10 tahun dan 5% kasus terjadi pada usia lebih dari 15 tahun. Sedangkan di Jepang penyakit ini umum terjadi pada anak-anak dibawah usia 6 tahun sebanyak 81,4%. Namun di Indonesia tidak banyak penelitian yang mencatat kasus Varicella atau cacar air. Mengingat kasus cacar air banyak menyerang anak-anak, sifat penularannya yang begitu cepat dan dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu cara untuk mengendalikan penyebaran penyakit cacar air agar tidak menjadi wabah dalam suatu populasi. Salah satu caranya yaitu dengan program vaksinasi. Vaksinasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan aktif pada suatu penyakit. Menurut Ranuh dkk, (2014) vaksinasi dapat diberikan kepada anak-anak yang berumur 12-15 bulan dan kepada setiap orang yang belum mendapat vaksinasi atau bagi yang belum pernah menderita penyakit cacar air sebelumnya. Selain dengan vaksinasi, perkembangan ilmu pengetahuan dibidang matematika pun turut memiliki peranan penting dalam mengatasi masalah di kehidupan nyata. Tamrin dkk, (2007) mengungkapkan bahwa salah satu alat yang dapat membantu mempermudah penyelesaian masalah dalam kehidupan nyata yaitu model matematika. Model matematika adalah hasil perumusan yang menggambarkan masalah dalam kehidupan nyata yang kemudian akan dicari solusinya. Model matematika yang digunakan untuk melihat tingkat penyebaran suatu penyakit menular disebut dengan model epidemi. Dari model matematika tersebut akan terbentuk suatu sistem persamaan diferensial yang dapat diketahui titik kesetimbangannya dan dapat dianalisis kestabilan di titik kesetimbangannya. 3

Salah satu contoh model matematika epidemi adalah model epidemi SIR (Susceptible-Infected-Recovered). Model SIR pertama kali dikenalkan oleh Kermack dan McKendrick (1927) dalam makalahnya yang berjudul A Contribution to the Mathematical Theory of Epidemics, yang kemudian berperan penting dalam perkembangan matematika epidemi (Iswanto, 2012: 151). Pada model epidemi SIR klasik, populasi manusia dibagi menjadi tiga kelas yaitu populasi yang rentan terhadap penyakit Susceptible (S), populasi yang terinfeksi yaitu Infected (I) dan populasi yang telah sembuh dari penyakit Recovered (R) yang masing-masing diberikan dalam waktu t (Iswanto, 2012: 152). Penelitian mengenai model penyebaran penyakit menular telah banyak dilakukan. Adapun penelitian yang berkaitan dengan pemodelan penyebaran penyakit cacar air yaitu penelitian yang dilakukan Teri Johnson pada tahun 2009 yang berjudul Mathematical Modelling of Diseases: Susceptible-Infected- Recovered (SIR) Model dalam penelitian tersebut dibentuk model matematika SIR dengan studi kasus penyakit cacar air. Didapatkan model untuk ketiga kelas populasi manusia dalam model SIR yaitu kelas Susceptible (S) merupakan kelompok individu yang sehat dan rentan terhadap penyakit, Infected (I) yaitu kelompok individu yang terinfeksi penyakit menular, dan Recovered (R) yaitu kelompok individu yang telah sembuh dan memiliki kekebalan permanen sehingga tidak akan tertular penyakit yang sama. Selanjutnya dianalisis tingkat penyebaran penyakit cacar air (Varicella) menggunakan Basic Reproductive Number (B R ), Herd Immunity Threshold (H I ), Effective Reproductive Number (E R ) serta memperhatikan Control Vaccination Number (C V ). 4

Penelitian lain juga dilakukan oleh Michael Martey Ofori (2011) yaitu tentang epidemiologi dari penyakit cacar air dengan mengambil kasus di kota Ghana. Model yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu model SIR dengan memperhatikan laju kelahiran dan laju kematian alami yang terjadi dalam populasi. Dilakukan analisis model dengan melihat Basic Reproductive Number, Herd Immunity Threshold, dan Control Vaccination Number. Berdasarkan simulasi model disimpulkan bahwa penyakit cacar air akan menjadi endemik di kota Ghana dengan rata-rata laju infeksi 1.4588 dan Basic Reproductive Number R 0 =1.078. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, banyak para ilmuan yang mengkaji model epidemi SIR secara lebih khusus. Salah satu pengembangan dari model epidemi SIR yaitu model epidemi SEIR. Model epidemi SEIR pada penyebaran penyakit memiliki empat kelas populasi yaitu kelas Susceptible (rentan) menyatakan kelas individu sehat dan rentan terhadap penyakit, kelas Exposed (laten) menyatakan kelas individu terinfeksi namun belum menunjukkan gejala-gejala penyakit, kelas Infected (terinfeksi) menyatakan kelas individu terinfeksi yang telah menunjukkan gejala-gejala penyakit dan kelas individu Recovered (sembuh) menyatakan kelas individu yang telah sembuh dari penyakit. Pada beberapa penyakit infeksi seperti cacar air (Varicella), campak (Measles), gondong (Mumps), Tuberculosis (TBC) dan HIV/AIDS memiliki periode laten. Periode laten (masa inkubasi) adalah selang waktu dimana suatu individu terinfeksi sampai munculnya gejala penyakit. Periode laten ini menjadi alasan pembentukan model SEIR dengan adanya kelas laten (Exposed). Kelas 5

Exposed yaitu kelas yang digunakan untuk mewakili individu yang baru terinfeksi dan memasuki periode laten, dalam periode ini individu tersebut tidak memiliki kemampuan untuk menularkan penyakit ke individu lain. Model SEIR dapat digunakan untuk memodelkan penyebaran penyakit cacar air karena dalam proses penularannya mempunyai periode laten. Menurut Zulkoni (2011: 223) pada kasus penyakit cacar air, gejala dari penyakit akan muncul setelah masa inkubasi yaitu sekitar 14-17 hari. Masa inkubasi yaitu masa dimana virus masuk ke dalam tubuh sampai saat timbulnya gejala untuk pertama kali. Esson, A.B. et al, pada tahun 2014 melakukan sebuah penelitian yang ditulis ke dalam jurnal dengan judul Epidemiology of Chickenpox in Agona West Municipality of Ghana. Jurnal tersebut memodelkan penyebaran penyakit cacar air atau chickenpox di kota Ghana dengan model SEIR. Model menggunakan asumsi bahwa tidak terjadi kelahiran dan kematian dalam populasi. Analisis stabilitas dilakukan dengan simulasi model. Analisis dari model SEIR menunjukkan bahwa tingkat latency lebih sensitif terhadap model dari pada tingkat penularan dan tingkat pemulihan. Mengingat pentingnya vaksinasi dalam pengendalian mewabahnya suatu penyakit menular seperti cacar air (Varicella) dan berdasarkan kajian dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai model penyebaran penyakit cacar air. Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang analisis kestabilan dari model matematika SEIR pada penyebaran penyakit cacar air (Varicella) dengan pengaruh vaksinasi. 6

Pemodelan penyebaran penyakit cacar air ini memperhatikan adanya kelahiran dan kematian alami yang terjadi dalam populasi yang mana laju kelahiran diasumsikan sama dengan laju kematian alami. Selanjutnya akan diformulasikan model matematika untuk empat kelas populasi yaitu Susceptible (S), Exposed (E), Infected (I) dan Recovered (R). Melalui model tersebut akan dianalisis kestabilan disekitar titik ekuilibrium dan dilakukan simulasi untuk nilainilai parameter dan nilai awal-nilai awal tertentu. Analisis model ini dilakukan untuk mengetahui perilaku penyebaran penyakit cacar air (Varicella) pada populasi tertutup dan untuk mengetahui pengaruh vaksinasi terhadap penyebaran penyakit cacar air. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimana formulasi model matematika SEIR pada penyebaran penyakit cacar air (Varicella) dan analisis kestabilan disekitar titik ekuilibriumnya? 2. Bagaimana model matematika SEIR pada penyebaran penyakit cacar air (Varicella) dengan pengaruh vaksinasi? 3. Bagaimana analisis kestabilan titik ekuilibrium model penyebaran penyakit cacar air (Varicella) dengan pengaruh vaksinasi? 4. Bagaimana simulasi model penyebaran penyakit cacar air tanpa vaksinasi dan simulasi model penyebaran penyakit cacar air dengan vaksinasi? 7

C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan skripsi ini adalah: 1. Menjelaskan model matematika SEIR pada penyebaran penyakit cacar air (Varicella) dan analisis kestabilan disekitar titik ekuilibriumnya. 2. Menjelaskan model matematika SEIR pada penyebaran penyakit cacar air (Varicella) dengan pengaruh vaksinasi. 3. Menjelaskan analisis kestabilan titik ekuilibrium model penyebaran penyakit cacar air (Varicella) dengan pengaruh vaksinasi. 4. Menjelaskan simulasi model penyebaran penyakit cacar air tanpa vaksinasi dan simulasi model penyebaran penyakit cacar air dengan vaksinasi. D. Manfaat Penulisan Manfaat yang diharapkan dari penyusunan skripsi ini adalah: 1. Bagi Penulis a. Dapat memformulasikan model matematika SEIR pada penyebaran penyakit cacar air (Varicella) tanpa vaksinasi dan dengan pengaruh vaksinasi. b. Dapat menganalisis kestabilan di sekitar titik ekuilibrium. c. Mengintepretasikan perilaku model pada kasus penyebaran penyakit cacar air. d. Memperdalam pengetahuan tentang model matematika penyebaran penyakit dengan pengaruh vaksinasi khususnya untuk penyakit cacar air. 2. Bagi Instansi a. Menambah bahan pustaka bagi Universitas Negeri Yogyakarta pada umumnya dan FMIPA pada khususnya. 8

b. Menambah bahan acuan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian tentang model penyebaran penyakit khususnya penyakit cacar air. c. Diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi instansi kesehatan mengenai hasil penelitian ini sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan untuk mengatasi ataupun menanggulangi penyebaran penyakit cacar air. 3. Bagi Pembaca a. Memberi pengetahuan mengenai model matematika SEIR pada penyebaran penyakit cacar air baik dengan pengaruh vaksinasi maupun tanpa vaksinasi. b. Sebagai referensi pengembangan model matematika untuk kasus lain. c. Diharapkan dapat memberi masukan pada penelitian selanjutnya untuk mengembangkan penelitian tentang model penyebaran penyakit cacar air. 9