BAB I PENDAHULUAN. satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial,

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

PEDOMAN TRANSLITERASI

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

TRANSLITERASI ARAB LATIN.

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kata drama berasal dari bahasa Yunani, draomai, yang artinya berbuat,

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)

KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI IZZA RISDIANA NIM : C

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Arab Saudi. Memiliki nama lengkap Muḥammad Badr As-Sālim. Beliau adalah

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

ABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia. Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan

DAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

TRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)

PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA

PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan

HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT

METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara

S K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

NILAI RELIGIUS DALAM SURAT LUQMAN AYAT DAN KAITANNYA DENGAN AYAT LAIN AHMAD SYAHPUTRA TARIGAN

BAB I PENDAHULUAN. terkenal. Semasa hidupnya, Iḥsān Abdu al-quddūs telah menghasilkan banyak

PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF PADA BIDANG USAHA MIKRO SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan

S K R I P S I. Oleh: TITI YUNIATI NIM:

MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi

DAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...

PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN

APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN

PERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan

PENGARUH POLA ASUH DEMOKRATIS ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ṢALAT FARḌU PESERTA DIDIK KELAS X SMK ISLAM PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya

PERAN MASJID DALAM PENDIDIKAN ISLAM BERBASIS MASYARAKAT

PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT

PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan

SANITASI LINGKUNGAN DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI

PENGELOLAAN DANA INFAK PADA BANK KALSEL OLEH: IDA MUSLIMAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2015 M/1436 H

KOMPARASI PEMIKIRAN K.H. AHMAD DAHLAN DAN ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) TENTANG PENDIDIKAN HUMANISME

RODIAH SALEH

MUDA<RASAH AL-QUR A<N BAGI SANTRI TAHFIZ{ TINGKAT

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA BAB THAHARAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAIRS CHECK

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

PERSEPSI PIMPINAN BANK SYARIAH TERHADAP KUALITAS KARYAWAN BANK YANG BERASAL DARI FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM IAIN ANTASARI BANJARMASIN

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

( Word to PDF Converter - Unregistered )

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi.

STRATEGI PENGELOLAAN USAHA FOTOKOPI CAHAYA DI BANJARMASIN SKRIPSI OLEH NURUL AIDA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan produk yang dihasilkan oleh manusia. Sebagai salah satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial, gambaran budaya, dan ungkapan pengarang yang terbungkus dalam karya. Endraswara (2011:96) mengatakan bahwa karya sastra adalah proyeksi pengalaman pribadi dan lingkungan di sekitar pengarang yang dituangkan ke dalam karya sastra. Karya sastra sebagai karya imajinatif terdiri atas tiga genre, yaitu prosa, puisi, dan drama (Sudjiman, 1988:11). Kata drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu dromai yang berarti bertindak, berbuat, beraksi, dan sebagainya (Waluyo, 2001:2; Dewojati, 2012:7). Drama, sebagai karya sastra, dapat didefinisikan sebagai suatu karya yang menggambarkan kehidupan dan aktifitas manusia yang disajikan dalam bentuk gerakan dan dialog antara masing-masing tokoh dan karakternya (Reaske, 1966:5). Karya sastra merupakan gejala kejiwaan yang di dalamnya mengandung fenomena-fenomena kejiwaan yang tampak melalui adegan yang dilakukan oleh tokoh-tokohnya. Jika dilihat dari fenomena-fenomena kejiwaan tersebut tentu saja psikologi dan sastra ada kaitannya dan dua hal tersebut memiliki hubungan yang fungsional karena sama-sama untuk mempelajari kondisi kejiwaan orang lain (Endraswara, 2011:97). Oleh karena itu, karya sastra dapat diteliti menggunakan pendekatan psikologi. 1

2 Psikologi dan sastra sama-sama mempelajari tentang bagaimana memahami kondisi kejiwaan orang lain, bedanya dalam psikologi, gejala tersebut real, sedangkan dalam sastra bersifat imajinatif. Akan tetapi, sifat-sifat atau karakter manusia dalam sastra maupun psikologi sering menunjukkan kemiripan sehingga psikologi sastra dapat digunakan untuk menganalisis sebuah karya sastra (Endraswara, 2011:99). Oleh karena itu, karya sastra dapat dikaji dengan pengkajian psikologi. Sastra dan psikologi sama-sama mempelajari tentang kehidupan dan gejala kejiwaan manusia. Perbedaannya adalah sastra mempelajari manusia sebagai objek ciptaan imajinasi si pengarang, sedangkan psikologi mempelajari manusia sebagai ciptaan illahi yang nyata. Akan tetapi, sifat-sifat manusia dalam psikologi maupun sastra memiliki kemiripan sehingga psikologi sastra dapat digunakan untuk menganalisis karya sastra (Endraswara, 2004:99). Salah satu karya sastra yang mengandung intensitas aspek psikologisnya adalah drama Ikhnatun wa Nefertiti karya Alī Aḥ mad Bākaśīr. Dalam drama tersebut digambarkan tokoh serta penokohannya yang erat kaitannya dengan dinamika psikologis yang mereka alami. Analisis psikologis untuk karya sastra yang mengandung intensitas dalam aspek psikologisnya. Langkah yang perlu dilakukan oleh peneliti psikologi sastra, tidak akan lepas dari sasaran penelitian, apakah penelitian sekedar menitikberatkan pada psikologi tokoh dan atau sampai kreativitas pengarang (Endraswara 2013:104). Drama ini menceritakan Ikhnatun seorang pemimpin Mesir kuno yang meneruskan tahta ayahnya, Amnuphis. Sebelum menjabat menjadi Raja Mesir Kuno, Ikhnatun mengalami goncangan batin hingga depresi karena ditinggal mati

3 oleh Tadu, istrinya. Amnuphis dan Ratu Tye mengambil tindakan untuk menyelamatkan Ikhnatun dengan menikahkannya dengan Nefertiti. Semasa kepemmpinannya, Ikhnatun berniat untuk mengubah sesembahan dari dewa Amun menjadi Atun. Sama halnya dengan Ikhnatun, Nefertiti mempunyai ambisi yang besar terhadap kekuasaan dan tahta. Tekanan-tekanan psikologis yang dialami oleh tokoh utama adalah: Gejolak kejiwaan pada diri Ikhnatun sepeninggal Tadu dan kecemburuan Nefertiti pada sosok Tadu. Tokoh utama dalam drama tersebut mengalami gejala psikologis diantaranya yaitu tokoh utama berusaha menyeimbangkan Id, Ego, dan Super Ego-nya. Tokoh utama dalam drama Ikhnatun wa Nefertiti ini juga menunjukkan beberapa bentuk pertahanan terhadap dorongan-dorongan yang dapat diterima atau tidak dapat diterima dan upaya untuk menjaga kestabilan antara Id, Ego, dan Super Ego. Freud mengibaratkan id sebagai raja atau ratu, ego sebagai perdana menteri dan super ego sebagai pendeta tertinggi. Id berlaku seperti penguasa absolut, harus dihormati, manja, semena-mena, dan mementingkan diri sendiri dan apa yang diinginkan harus segera dipenuhi. Ego selaku perdana menteri yang diibaratkan memiliki tugas harus melaksanakan tugas yang terhubung dengan realitas dan tanggap terhadap keinginan masyarakat. Super ego, ibaratnya seorang pendeta yang selalu penuh pertimbangan terhadap nilai-nilai baik dan buruk, pun harus mengingatkan id yang rakus dan serakah bahwa pentingnya perilaku arif dan bijaksana. Dengan melihat adanya bentuk, upaya pertahanan serta menjaga kestabilan antara Id, Ego, dan Super Ego, maka dalam penelitian ini digunakan

4 teori psikologi kepribadian yang dikembangkan oleh Sigmund Freud (Miendrop 2013:21). 1.2 Permasalahan Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka masalah yang akan diteliti adalah tekanan psikologis apa saja yang dialami oleh tokoh utama. dan bagaimana tokoh tersebut menyikapi tekanan psikologis yang dihadapinya. 1.3 Tujuan Penelitian Setelah adanya permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan unsur-unsur psikologis tokoh utama pada drama Ikhnatun wa Nefertiti karya Alī Aḥ mad Bākaśīr melalui analisis psikologis kepribadian yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Tekanan-tekanan psikologi yang dialami Ikhnatun dan Nefertiti mempunyai peran penting dalam penyampaian pesan yang dilakukan oleh pengarang kepada pembacanya. Karena itu, unsur-unsur psikologi yang mengakibatkan perubahan watak tokoh dalam drama Ikhnatun wa Nefertiti karya Alī Aḥ mad Bākaśīr merupakan masalah yang cukup menarik untuk diteliti lebih lanjut. 1.4 Tinjauan Pustaka Berdasarkan pengamatan peneliti, penelitian menggunakan psikologi sastra dalam drama sudah banyak dilakukan.berikut beberapa penelitian yang di maksud:

5 Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Karimah (2013) tentang Kondisi Psikologis Tokoh Utama Novel Ḥikāyatu Zahrah karya Ḥannān As-Syaikh Dalam penelitiannya Karimah menyimpulkan bahwa Zahrah mengalami berbagai tekanan psikologis sehingga menjadikan id, ego dan super ego Zahrah tidak berjalan seimbang. Dari berbagai peristiwa yang dialaminya tersebut, terlihat bagaimana Zahrah lebih banyak menuruti ego dibandingkan superego untuk mengatasi ketegangan id. Ketidaknormalan Zahrah seperti kesenangan Zahrah berdiam diri di dalam kamar mandi dan memukuli sendiri merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri. Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Jaziroh (2014), dalam penelitiannya yang berjudul Kondisi Kejiwaan pada Tokoh Utama pada Drama At-Tirkah karya Najib Mahfudz : Analisis Psikologi Sastra. Jaziroh (2014) menyimpulkan bahwa reaksi tokoh utama terhadap berbagai permasalahan yang dialaminya menunjukkan adanya ketidakseimbangan di dalam dirinya antara id, ego, dan superego-nya. Hal tersebut menyebabkan kehidupan tokoh utama kurang berjalan normal seperti kehidupan orang lain. Berbagai mekanisme pertahanan ego digunakan oleh tokoh utama untuk mereduksi tegangan id-nya. Ketiga, Penelitian yang dilakukan Irfan (2011) tentang Kondisi Politik Mesir dalam Drama Ma sātu Zainab karya Alī Aḥ mad Bākaśīr: Analisis Sosiologi Sastra. Irfan (2011) menyimpulkan bahwa diskriminasi sosial terhadap rakyat Mesir dan penarikan pajak sering dilakukan oleh Perancis pada saat itu. Adapun politik adu domba yang terjadi dalam Drama Ma sātu Zainab merupakan hasil dari imajinasi Bākaśīr karena ia menilai hal itu merupakan hal yang lumrah terjadi

6 dalam perebutan kekuasaan yang kompleks. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap karya Alī Aḥ mad Bākaśīr khususnya dalam Drama Ikhnatun wa Nefertiti belum ditemukan. Hal ini mendorong peneliti untuk mengkaji drama Ikhnatun wa Nefertiti karya Alī Aḥ mad Bākaśīr dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra. 1.5 Landasan Teori. Teori Struktural dalam penelitian ini digunakan untuk membantu mengetahui tokoh utama dalam Drama Ikhnatun wa Nefertiti karena tokoh utama merupakan tokoh yang akan dikaji dalam penelitian ini. Adapun tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah karya sastra. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro, 2010:176-177). Kehadiran tokoh utama ini sangat mempengaruhi jalannya alur sebuah cerita, karena tokoh utama selalu muncul di setiap alur suatu cerita. Tokoh tidak kalah menarik dalam sastra. Tokoh adalah figur yang dikenai dan mengenai tindakan psikologis. Tokoh adalah eksekutor dalam sastra. Dengan memepelajari tokoh, pembaca akan mampu menelusuri jejak psikologisnya. Penelitian tokoh memang bagian dari aspek intrinsik (struktur) sastra (Endraswara,2008: 179). Penokohan merupakan pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam suatu cerita (Jones dalam Nurgiyantoro, 2010:165). Pengertian penokohan ini lebih luas daripada tokoh dan perwatakan, karena ia

7 sekaligus mencakup masalah siapa saja tokoh dalam cerita tersebut, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan penggambaran dalam sebuah cerita sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Telah dijelaskan di dalam permasalahan bahwa yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu tokoh dan penokohan dalam drama dan yang lebih ditekankan adalah meneliti unsur-unsur psikologis yang dialami oleh tokoh utama dalam drama Ikhnatun wa Nefertiti. Jadi, dalam penelitian ini digunakan landasan teori, yaitu teori psikologi sastra Psikologi Sastra adalah suatu disiplin yang memandang karya sastra sebagai suatu karya yang memuat peristiwa-peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh imajiner yang ada di dalamnya atau mungkin juga bukan tokoh imajinernya. Hal ini merangsang untuk mengadakan penjelajahan ke dalam batin atau kejiwaan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk manusia yang beraneka ragam (bdk.semi, 1993 :76). Dengan kata lain psikologi sastra adalah suatu disiplin yang menganggap bahwa sastra memuat unsu-unsur psikologis. Sementara itu, Qutb (1980:182) berpendapat bahwa pendekatan psikologi terhadap sastra adalah suatu pendekatan yang menggambarkan perasaan dan emosi pengarangnya. Untuk menganalisis teks sastra yang mengandung emosi dan perasaan pengarang, diperlukan bantuan ilmu psikologi. Dengan demikian, untuk mengungkap unsur-unsur psikologis dalam karya sastra, khususnya drama Ikhnatun wa Nefertiti karya Alī Aḥ mad Bākaśīr diperlukan bantuan teori-teori psikologi (Wright, 1998:9).

8 Secara umum, psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang membicarakan persoalan-persoalan manusia dari aspek kejiwaan. Pendekatan psikologi dalam penelitian ini bersandar kepada psikologi yang dikembangkan oleh Sigmun Freud. Istilah psikologi sastra memiliki empat pengertian, yakni studi psikologi pengarang sebagai tipe atau pribadi, kajian proses kreatif, dampak sastra terhadap pembaca serta kajian hukum dan tipe, yakni hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Menurut ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud ada tiga hal yang menjadi komponen dari ilmu tersebut, yaitu Id, Ego, dan Super Ego (Koeswara 1986:11). Id merupakan energi psikis dan naluri yang menekan manusia agar memenuhi kebutuhan dasar. Menurut Freud, id berada di alam bawah sadar, tidak ada kontak dengan realitas. Cara kerja id ini berhubungan dengan prinsip kesenangan dan selalu menghindari ketidaknyamanan. Dalam id ini terdapat dua macam naluri, yaitu naluri hidup (eros) dan naluri mati (thanatos). Adapun naluri hidup merupakan naluri yang ditujukan pada pemeliharaan ego the conservation of the individual dan pemeliharaan kelangsungan jenis the conservation of the species (Koswara, 1991:38). Dengan kata lain naluri hidup adalah naluri yang ditujukan untuk keberlangsungan hidup kepada manusia sebagai individu maupun species. Sedangkan naluri mati, Freud juga menyebutnya sebagai naluri merusak Thanatos, merupakan naluri yang ditujukan sebagai perusakan atau penghancuran atas apa yang telah ada (Koswara, 1991:39).

9 1.6 Metode Penelitian. Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang diyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya psikologis hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan (Endraswara, 2003:96). Karya sastra, baik novel, drama, maupun puisi di jaman modern ini sarat dengan unsur-unsur psikologis. Dengan demikian, akhir-akhir ini telaah sastra melalui pendekatan psikologi mendapat tempat dihati para peneliti. Karya fiksi psikologis merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu karya yang bergumul dengan spiritual, emosional dan mental para tokoh dengan cara lebih banyak mengkaji perwatakan daripada mengkaji alur atau peristiwa. Dalam hal ini peneliti akan melakukan analisis terhadap tokoh utama, karena tokoh utama dalam drama Ikhnatun wa Nefertiti inilah yang akan menjadi objek penelitian dan tentu saja didukung dengan hadirnya unsur intrinsik yang lain seperti penokohan dan alur. Penokohan merupakan salah satu faktor yang mendukung dalam pengidentifikasian dan alur merupakan landasan peneliti untuk membagi analisis dalam menguraikan kondisi psikologis. Karya sastra yang di dalamnya memuat tokoh, kondisi kejiwaan, dan dinamika dinamika kehidupan para tokohnya merupakan hal yang menarik untuk diteliti menggunakan analisis psikologi sastra dengan pendekatan psikologi. Secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah untuk memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya sastra (Ratna, 2010:342). Teori

10 psikologi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teroi psikoanalisis yang dikembangkan oleh Sigmund Freud, karena secara spesifik ilmu psikologi yang berhubungan dengan karya sastra adalah teori tersebut, juga lebih relevan untuk menganalisis kondisi kejiwaan tokoh utama drama Ikhnatun wa Nefertiti. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini terdiri atas empat bab. Bab I adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sisitematika penulisan, dan transliterasi Arab- Latin. Bab II adalah pembahasan meliputi biografi Alī Aḥ mad Bākaśīr dan sinopsis drama Ikhnatun wa Nefertiti. Bab III adalah analisis tokoh-tokoh dan kondisi psikologinya dalam drama Ikhnatun wa Nefertiti. Bab IV adalah kesimpulan. 1.8 Pedoman transliterasi Arab-latin Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi dari keputusan bersama Mentri Agama RI dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543b/U/1987. 1. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab dilambangkan dengan huruf hijaiyah/disebut huruf Arab. Dalam translitrasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan translitrasinya dengan huruf latin.

11 No Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan 1 alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan 2 Ba b Be 3 Ta t Te 4 Śa ṡ es dengan titik diatasnya 5 Jim j Je 6 Ha ḥ ha dengan titik dibawahnya 7 kha kh huruf ka dan ha 8 dal d De 9 Zal ż zet dengan titik di atasnya 10 Ra r Er 11 Za z Zet 12 Sin s Es 13 Syin sy es dan ye 14 Sad ṣ es dengan titik di bawahnya 15 Dad ḍ de dengan titik di bawahnya 16 Ta ṭ te dengan titik di bawahnya 17 Za ẓ zet dengan titik di bawahnya 18 ain koma terbalik (di atas) 19 Gain g Ge 20 Fa f Ef 21 Qaf q Qi 22 Kaf k Ka 23 Lam l El 24 Mim m Em

12 25 Nun n En 26 Wawu w We 27 Ha h Ha 28 Hamzah ` apostrof condong ke kiri 29 Ya y Ye 2.Vokal Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. 2.1 vokal tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda Nama Huruf Lain Nama fatḥ ah a a kasrah i i ḍ ammah u u 2.2 vokal rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Tanda dan huruf Nama Gabungan huruf Nama fatḥ ah dan ya ai a dan i fatḥ ah dan au a dan u

13 wau Contoh: - Kataba - fa ala - żukira - yażhabu - su ila - kaifa - haula 2.3 Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Harkat dan Huruf Nama Huruf dan Tanda Nama fatḥ ah dan alif atau ya Ā a dan garis di atas - kasrah dan ya Ī i dan garis di atas ḍ ammah dan wau Ū u dan garis di atas

14 Contoh: - qāla - ramā - qīla - yaqūlu 2. Tā Marbūṭ ah Transliterasi untuk tā Marbūṭ ah ada dua, yaitu: a. Tā Marbūṭ ah hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, atau dammah, transliterasinya adalah /t/. b. Tā Marbūṭ ah mati atau mendapat sukūn, transliterasinya adalah /h/. Kalau pada kata yang terakhir dengan Tā Marbūṭ ah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta kedua kata itu terpisah, maka Tā Marbūt}ah itu ditransliterasikan dengan /h/. Contoh : : al-madinah al-munawwarah atau al-madinatul- Munawwarah. Syaddah Tanda Syaddah dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut. Contoh : : nazzala

15 3. Kata Sandang Transliterasi kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah. a. kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /I/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut. Contoh : : asy-syamsu b. kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /I/ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh : : al-qamar 4. Hamzah Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof jika terletak ditengah dan akhir kata. Bila terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh : : inna, : ya`khużu, : qara`a 5. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh : : Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn atau

16 innallāha lahuwa khairur-rāziqīn 6. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasinya huruf kapital digunakan dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Contoh : : Wa mā Muhammadun illā rasūl