MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, 13 FEBRUARI 2013 PEMBAHASAN I. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI II. KINERJA SEKTOR INDUSTRI III. KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN IV. SASARAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2013 V. ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015 2
I. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI 3 A. VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI PERPRES 28/2008 TENTANG KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL (KIN) Menjadikan Indonesia Sebagai Negara Tangguh di Dunia Pada Tahun 2025 SASARAN JANGKA MENENGAH TAHUN 2014 Pemantapan Daya Saing Basis Manufaktur yang Berkelanjutan serta Terbangunnya Pilar Andalan Masa Depan 4
A. MISI PEMBANGUNAN INDUSTRI Mendorong peningkatan nilai tambah industri Mendorong peningkatan perluasan pasar domestik dan internasional Mendorong peningkatan industri jasa pendukung Memfasilitasi penguasaan teknologi industri Memfasilitasi penguatan struktur industri Mendorong penyebaran industri ke luar Pulau Jawa Mendorong peran Kecil & Menengah (IKM) terhadap PDB 5 C. ARAH KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN INDUSTRI Pertumbuhan, melalui pengembangan dan penguatan 35 klaster industri prioritas(pro growth) Pemerataan, melalui pengembangan dan penguatan industri kecil dan menengah (pro growth dan pro job) Persebaran, melalui pengembangan industri unggulan di 33 provinsi dan Kompetensi Inti Kabupaten/Kota (pro job dan pro poor) Menjaga Keseimbangan Lingkungan, melalui pengembangan industri hijau (pro environment) 6
II. KINERJA SEKTOR INDUSTRI 7 A. PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI S.D. TAHUN 2012 (%) 8,00 6,00 5,86 5,69 5,50 5,27 6,35 5,15 6,01 4,63 6,22 5,12 6,74 6,49 6,40 6,23 4,00 4,05 2,00 2,56 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Pertumbuhan Pengolahan Non-Migas Pertumbuhan PDB Ekonomi * Sumber: BPS diolah Kemenperin 8
B. PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS MENURUT CABANG-CABANG INDUSTRI Pertumbuhan (%) 15,00 12,00 9,00 6,00 3,00 0,00-3,00-6,00 2010 2011 2012 10,25 7,74 7,85 6,94 6,45 4,19-1,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9-2,78-5,26 Cabang Keterangan: 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2. Tekstil, Barang Kulit & Alas kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkut, Mesin & Peralatannya 9. Barang Lainnya * Sumber: BPS diolah Kemenperin 9 C. KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS TERHADAP PDB NASIONAL Kontribusi Sektoral Terhadap PDB Tahun 2012 10,78% 14,44% 7,26% PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN INDUSTRI MIGAS INDUSTRI TANPA MIGAS 6,66% 11,78% LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH B A N G U N A N 13,90% 10,45% 0,79% 20,85% 3,09% PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH. JASA - JASA * Sumber: BPS diolah Kemenperin 10
D. PERKEMBANGAN EKSPOR INDUSTRI NON-MIGAS SAMPAI NOVEMBER TAHUN 2012 Jan-Nov 2011 Jan-Nov 2012 Nilai Ekspor (US $ Juta) 25.000,00 20.000,00 15.000,00 10.000,00 5.000,00 0,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Produk Keterangan: 1. Pengolahan Kelapa/Kelapa Sawit 2. T e k s t i l 3. Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif 4. Pengolahan Karet 5. Elektronika 6. Pengolahan Tembaga, Timah dll 7. Pulp dan Kertas 8. Kimia Dasar 9. Pengolahan Kayu 10. Makanan dan Minuman 11. Kulit, Barang Kulit dan Sepatu/Alas Kaki 12. Alat-alat Listrik Ekspor produk industri pada periode Januari-November 2012 mencapai US$ 107,05 milyar atau 60,04% dari total ekspor nasional. * Sumber: BPS diolah Kemenperin 11 E. PERKEMBANGAN INVESTASI PMDN SEKTOR INDUSTRI SAMPAI TAHUN 2012 (Rp. Miliar) Jumlah Izin Usaha (Proyek) Nilai Investasi (Rp Miliar) 800 700 600 500 706 714 60.000,00 50.000,00 40.000,00 400 419 30.000,00 300 200 100 189 158 20.000,00 10.000,00 0 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 0,00 Nilai investasi PMDN sektor industri pada Januari-Desember 2012 mencapai Rp 49,89 triliun atau meningkat sebesar 29,47% dari tahun 2011. Investasi sektor industri memberikan kontribusi sebesar 54,12% dari total investasi PMDN. * Sumber: BPS diolah Kemenperin 12
F. PERKEMBANGAN INVESTASI PMA SEKTOR INDUSTRI SAMPAI TAHUN 2012 (US$ Juta) 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 Jumlah Izin Usaha (Proyek) 1.643 1.714 1.096 Nilai Investasi (US$ Juta) 14.000,00 12.000,00 10.000,00 8.000,00 800 600 400 200 495 474 6.000,00 4.000,00 2.000,00 0 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 0,00 Nilai investasi PMA pada Januari-Desember 2012 mencapai US$ 11,77 milyar atau meningkat sebesar 73,35% dibandingkan tahun 2011. Investasi sektor industri memberikan kontribusi sebesar 47,91% dari total investasi PMA. * Sumber: BPS diolah Kemenperin 13 III. KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 14
A. PROGRAM-PROGRAM PRIORITAS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 PRIORITAS NASIONAL Revitalisasi Pupuk Revitalisasi Gula Pengembangan Hilir Kelapa Sawit Fasilitasi Pengembangan Zona di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) PRIORITAS KEMENTERIAN Hilirisasi Berbasis Agro, Migas, dan Bahan Tambang Mineral Peningkatan Daya Saing Berbasis SDM, Pasar Domestik & Ekspor Pengembangan Kecil dan Menengah (IKM) PRIORITAS KHUSUS Program Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (P4B) Program Percepatan Pembangunan Provinsi NTT Program Pro-Rakyat (Klaster 4) melalui Program Pengembangan Kendaraan Angkutan Umum Murah Pedesaan Program Pengembangan Low Cost and Green Car 15 B. PERKEMBANGAN OPINI BPK TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Disclaimer Disclaimer WDP 2005 P : Rp. 819,053 M R : 73,51% WTP* WTP 2008 P : Rp. 1,916 T 2007 R : 78,3% P : Rp. 1,936 T R : 76,61% 2006 P : Rp. 1,272 T R : 88,55% WTP 2009 P : Rp. 1,763 T R : 81,79% WTP 2010 P : Rp. 1,665 T R : 88% 2011 P : Rp. 2,322 T R : 80,55% WTP 2012 P : Rp. 2,548 T R : 90,20% P = Pagu R = Realisasi * = Dengan Paragraf Penjelasan 16
C. PENINGKATAN REFORMASI BIROKRASI, AKUNTABILITAS KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK TAHUN 2012 Juara Umum Anugerah Media Humas (AMH) Tahun 2012: - Juara I Kategori Penerbitan Media Internal - Juara I Kategori Pelayanan Informasi Melalui Website Mendapatkan Tunjangan Kinerja Atas Upaya Reformasi Birokrasi Sejak Tahun 2005 Penilaian Akuntabilitas Kinerja dengan Predikat B atas Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja Penghargaan Badan Publik Pusat Terbaik 1 di bidang Keterbukaan Informasi Publik 17 IV. SASARAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2013 18
A. SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI TAHUN 2013 7,14 % 400 Ribu 125 US$ Milyar 12 US$ Milyar 42 Rp Trilyun Pertumbuhan Non Migas Penyerapan Tenaga Kerja Ekspor Produk Investasi PMA Investasi PMDN 19 B. AKSELERASI INDUSTRIALISASI 2012-2014 PRINSIP BEKERJA NOT BUSINESS AS USUAL UNTUK MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN INDUSTRI TARGET PEMBANGUNAN INDUSTRI 2025 KONDISI SAAT INI Upaya Percepatan Melalui AKSELERASI INDUSTRIALISASI 20
5 (LIMA) STRATEGI UTAMA AKSELERASI INDUSTRIALISASI 2012-2014 Meningkatkan Integrasi Pasar Domestik Mendorong Partisipasi Dunia Usaha Dalam Pembangunan Infrastruktur Percepatan Proses Pengambilan Keputusan untuk Menyelesaikan Hambatan Birokrasi Mendorong Peningkatan Produktivitas & Daya Saing Reorientasi Kebijakan Ekspor Bahan Mentah dan Sumber Energi 21 6 (ENAM) AREA KEBIJAKAN AKSELERASI INDUSTRIALISASI 2012-2014 Pembangunan Infrastruktur Pengamanan Dalam Negeri Kebijakan Fiskal Penyempurnaan & Harmonisasi Regulasi Pembangunan SDM Peningkatan Kualitas Pelayanan Birokrasi 22
C. PROGRAM PRIORITAS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 Hilirisasi Hilir Berbasis Agro, Migas dan Bahan Tambang Mineral hilir kelapa sawit hlir kakao hilir karet furniture petrokimia pupuk logam dasar gula berbasis tebu Peningkatan Daya Saing Berbasis SDM, Pasar Domestik & Ekspor Tekstil, Pakaian jadi dan alas kaki mesin perkakas/ peralatan pabrik elektronika konsumsi dan peralatan telekomunikasi kendaraan bermotor perkapalan Pengembangan Kecil dan Menengah Fesyen Kerajinan Animasi dan Konten Multimedia 23 D. AGENDA UTAMA PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2013 RUU PERINDUS TRIAN REVITA- LISASI INDUSTRI GULA REVITA- LISASI INDUSTRI PUPUK MEMPER- TAHAN- KAN WTP AGENDA UTAMA LOW COST & GREEN CAR HILIRISASI BAHAN TAMBANG MINERAL DUKU- NGAN KONVERSI BBM KE BBG KEND. ANGK. UMUM MURAH 24
Melanjutkan Program Tahun 2012 PG Eksisting: bantuan keringanan pembelian mesin/peralatan PG Baru: fasilitasi penyediaan lahan 1. PROGRAM REVITALISASI INDUSTRI GULA 2. PROGRAM REVITALISASI INDUSTRI PUPUK Fasilitasi pengamanan pasokan bahan baku gas bumi pada 5 pabrik pupuk urea: PT Pusri, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Kujang, PT Kaltim dan PT Pupuk Kimia Gresik 25 Kendaraan hemat bahan bakar & ramah lingkungan Telah terdapat perluasan investasi industri perakitan & komponen Sasaran: insentif fiskal (Pembebasan PPnBM) 3. LOW COST & GREEN CAR 4. KENDARAAN ANGKUTAN UMUM MURAH PEDESAAN Kendaraan angkutan barang, mesin < 900 cc Kerja sama dengan BPPT utk pengembangan prototipe baru Pemberian bantuan mesin peralatan Pengadaan konverter kit 11.000 unit, perbengkelan, pelatihan SDM, alat uji, SNI Dukungan Pertamina: SPBG, pasokan gas Dukungan Kemen ESDM & Pemda: kebijakan BBG untuk taksi baru 5. DUKUNGAN KONVERSI BBM KE BBG 26
Sasaran: Menyiapkan Roadmap Pembangunan Smelter Pengolahan Bahan Mineral Untuk Bijih Besi, Nikel, Alumina dan Tembaga di Dalam Negeri 6. HILIRISASI INDUSTRI BERBASIS BAHAN TAMBANG MINERAL 7. REFORMASI BIROKRASI Sasaran: mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK atas audit Laporan Keuangan tahun 2012 Sasaran: tahun 2014 sudah disahkan sebagai Undang-Undang Tahun 2013 masuk sebagai RUU prioritas dalam Prolegnas Pembahasan dengan Pokja Komisi VI DPR RI dan RDPU akademisi, pakar & stakeholder. 8. RUU PERINDUSTRIAN 27 VI. ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015 28
A. SEKILAS ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015 Berdasarkan kesepakatan pada KTT ASEAN terakhir di Pnom Phen disepakati pengunduran jadwal pemberlakuan AEC 2015 yang semula Januari 2015 menjadi bulan Desember 2015. TUJUAN AEC Menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, dimana terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN PELUANG Integrasi ekonomi Peluang pasar Mendorong investasi Membentuk joint venture untuk memudahkan akses bahan baku TANTANGAN Pengawasan impor Perlindungan terhadap unfair trade Infrastruktur & biaya logistik 29 B. INDUSTRI PRIORITAS YANG AKAN DIKEMBANGKAN DALAM MENGHADAPI AEC 2015 Mengisi Pasar ASEAN 9 (Sembilan) Cabang : 1. Produk berbasis Agro (CPO, kakao, karet) 2. Ikan dan Produk Olahannya 3. Tekstil & Produk Tekstil 4. Alas Kaki, Kulit dan Barang Kulit 5. Furniture 6. Makanan dan Minuman 7. Pupuk & Petrokimia 8. Mesin dan Peralatannya 9. Logam Dasar, Besi & Baja *Memiliki daya saing relatif lebih baik dari negara ASEAN lainnya. 7 (Tujuh) Cabang : 1. Otomotif 2. Elektronik 3. Semen 4. Pakaian jadi 5. Alas kaki 6. Makanan & minuman 7. Furniture *Meningkatkan daya saing untuk mengamankan pasar dalam negeri terhadap produk sejenis dari negara ASEAN lainnya. Mengamankan Dalam Negeri 30
Mengintensifkan sosialisasi AEC 2015 kepada stakeholder industri, Mengusulkan percepatan pemberlakuan safeguard dan anti-dumping Menambah fasilitas laboratorium uji Meningkatkan kompetensi SDM industri Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pada masing-masing sektor industri Penguatan IKM Pengembangan wirausaha baru industri LANGKAH & KEBIJAKAN UNTUK MENGHADAPI AEC 2015 31 HARAPAN TERHADAP RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 32
SINERGI DAN KERJA SAMA SELURUH STAKEHOLDER INDUSTRI PELAKU USAHA PEME- RINTAH MASYA- RAKAT VISI PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL 33 34