KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi"

Transkripsi

1 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik

2 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) serta Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Perindustrian 2005-, oleh karenanya perkembangan industri perlu dipantau dari waktu ke waktu. Dalam rangka mengetahui perkembangan kinerja sektor industri secara lebih cepat tanpa harus menunggu data BPS yang biasanya terlambat sekitar 1 tahun untuk data produksi dan 3 bulan untuk ekspor impor. beberapa komoditi industri tertentu dipilih sebagai sampel yang diharapkan mampu mewakili gambaran industri secara keseluruhan. Untuk itu data bulanan komoditi terpilih tersebut dikumpulkan baik dari Asosiasi industri yang membidangi atau perusahaan. Buku Laporan Perkembangan Komoditi Industri Terpilih ini dapat digunakan sebagai indikator Kementerian Perindustrian untuk melihat kinerja industri secara indikatif, yaitu dengan melihat perkembangan dari realisasi produksi, ekspor, dan impor produk-produk tersebut. Hal-hal yang tergambarkan dalam laporan ini adalah buah kerja Kementerian Perindustrian dengan berbagai pihak yang terkait. Untuk itu, kami menyampaikan penghargaan setinggitingginya kepada Asosiasi, perusahaan dan lembaga pemerintah terkait, baik pusat dan daerah, dunia usaha, serta masyarakat yang menyampaikan berbagai datanya kepada Kementerian Perindustrian sehingga tersusunnya laporan ini. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi LAPORAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN i

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... ix BAB I GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM 1.1. Kondisi Ekonomi Dunia Kondisi Ekonomi Indonesia Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Perkembangan Sektor Industri Investasi Tenaga Kerja Tingkat Suku Bunga dan Posisi Kredit... 4 BAB II PERKEMBANGAN KINERJA EKSPOR IMPOR KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 2.1. Kinerja Ekspor Kinerja Impor Perkembangan Kinerja Ekspor-Impor Komoditi Industri Terpilih Pupuk Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Pupuk Non Urea Pupuk Mineral / Kimia Mengandung Phospat Pupuk Lainnya Semen Minyak Goreng Sawit Baja Hot Rolled Coil Hot Rolled Plate Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Empat Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Televisi Berwarna Televisi Hitam Putih Lemari Es Refrigators/ Deepfreezers R.T Refrigators/ Deepfreezers Non R.T Tekstil dan Produk Tekstil Serat Benang Kain Kain Tenun Ikat Kain Tenun Sutera Kain Tule dan Jala Lainnya LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN iii

4 Pulp dan Kertas Pulp Kertas Kertas Budaya Kertas Industri Kertas Tissue Mesin Listrik Motor Listrik KWH Meter Ban Ban Sepeda Motor Ban Luar Sepeda Motor Ban Mobil Ban Dalam Mobil Ban Luar Mobil Tepung Terigu Barang Jadi Rotan Barang Anyaman dari Rotan Meubel Rotan Rotan Setengah Jadi Keramik BAB III PERKEMBANGAN KINERJA PRODUKSI KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 3.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sektor Industri Th Pemilihan Komoditi Industri Terpilih Perkembangan Produksi Komoditi Industri Terpilih Pupuk Pupuk Urea Pupuk Non Urea Pupuk ZA Pupuk SP Pupuk Phonska Semen Minyak Goreng Sawit Baja Hot Rolled Coil Hot Rolled Plate Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Empat Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Lemari Es Tekstil dan Produk Tekstil Serat Benang Kain Pulp dan Kertas Pulp Kertas iv LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

5 Mesin Listrik Mini Circuit Breaker (MCB) Motor Listrik KWH Meter Panel dan Gear Ban Ban Sepeda Motor Ban Mobil Tepung Terigu Barang Jadi Rotan Keramik Keramik Tile Keramik Tableware Keramik Sanitary BAB IV INDEKS KINERJA INDUSTRI TERPILIH 4.1. Indeks Kinerja Industri Pupuk Indeks Kinerja Industri Semen Indeks Kinerja Industri Minyak Goreng Indeks Kinerja Industri Baja Indeks Kinerja Industri Kendaraan Bermotor Indeks Kinerja Industri Peralatan listrik Rumah Tangga Indeks Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil (T.P.T) Indeks Kinerja Industri Pulp dan Kertas Indeks Kinerja Industri Mesin Listrik Indeks Kinerja Industri Ban Indeks Kinerja Industri Tepung Terigu Indeks Kinerja Industri Barang Jadi Rotan Indeks Kinerja Industri Keramik BAB V PENUTUP LAMPIRAN LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN v

6 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Gambar 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia... 1 Gambar 1.2. Kondisi PDB Indonesia... 2 Gambar 1.3. Kondisi Sektor Industri-Industri Non Migas... 2 Gambar 1.4. Kapasitas Produksi Industri Non Migas... 3 Gambar 1.5. Perkembangan Investasi PMA... 3 Gambar 1.6. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja... 4 Gambar 2.1. Perkembangan Ekspor... 5 Gambar 2.2. Struktur Impor Menurut Penggunaan... 5 Gambar 2.3. Perkembangan Ekspor Impor Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Gambar 2.4. Perkembangan Ekspor Impor Pupuk Mineral/Kimia Phospat... 6 Gambar 2.5. Perkembangan Ekspor Impor Pupuk Lainnya... 6 Gambar 2.6. Perkembangan Ekspor Impor Industri Semen... 6 Gambar 2.7. Perkembangan Ekspor Impor Minyak Goreng Kelapa Sawit... 7 Gambar 2.8. Perkembangan Ekspor Impor Hot Rolled Coil (HRC)... 7 Gambar 2.9. Perkembangan Ekspor Impor Hot Rolled Plate... 7 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kendaraan Bermotor Roda Dua... 7 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kendaraan Bermotor Roda Empat... 8 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Televisi Berwarna... 8 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Televisi Hitam Putih... 8 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Refrigators/ Deepfreezers untuk R.T... 8 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Refrigators/ Deepfreezers Non R.T... 9 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Serat... 9 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Benang... 9 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kain... 9 Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kain Tenun Ikat Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kain Tenun Sutera Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kain Tule dan Jala Lainnya Gambar Perkembangan Ekspor Impor Pulp Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kertas Budaya Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kertas Industri Gambar Perkembangan Ekspor Impor Kertas Tissue Gambar Perkembangan Ekspor Impor Motor Listrik Gambar Perkembangan Ekspor Impor KWH Meter Gambar Perkembangan Ekspor Impor Industri Ban Luar Kendaraan Gambar Perkembangan Ekspor Impor Ban Dalam Mobil Gambar Perkembangan Ekspor Impor Ban Luar Mobil Gambar Perkembangan Ekspor Impor Tepung Terigu Gambar Perkembangan Ekspor Impor Barang Anyaman dari Rotan Gambar Perkembangan Ekspor Impor Meubel Rotan Gambar Perkembangan Ekspor Impor Rotan Setengah Jadi Gambar Perkembangan Ekspor Impor Keramik Gambar 3.1. Kinerja Indusri Pupuk Urea Gambar 3.2. Kinerja Indusri Pupuk ZA Gambar 3.3. Kinerja Indusri Pupuk SP Gambar 3.4. Kinerja Indusri Pupuk Phonska Gambar 3.5. Kinerja Indusri Semen Gambar 3.6. Kinerja Indusri Minyak Goreng Sawit Gambar 3.7. Kinerja Indusri Logam Hot Rolled Coil Gambar 3.8. Kinerja Indusri Logam Hot Rolled Plate Gambar 3.9. Kinerja Indusri Kendaraan bermotor Roda Dua vi LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

7 Gambar Kinerja Indusri Kendaraan bermotor Roda Empat Gambar Kinerja Indusri Televisi Gambar Kinerja Indusri Lemari Es Gambar Kinerja Indusri Serat Gambar Kinerja Indusri Benang Gambar Kinerja Indusri Kain Gambar Kinerja Indusri Pulp Gambar Kinerja Indusri Kertas Gambar Kinerja Indusri MCB Gambar Kinerja Indusri Motor Listrik Gambar Kinerja Indusri KWh Meter Gambar Kinerja Indusri Panel dan Gear Gambar Kinerja Indusri Ban Sepeda Motor Gambar Kinerja Indusri Ban Mobil Gambar Kinerja Indusri Tepung Terigu Gambar Kinerja Indusri Barang Jadi Rotan Gambar Kinerja Indusri Keramik Tile Gambar Kinerja Indusri Keramik Tableware Gambar Kinerja Indusri Keramik Sanitary LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN vii

8 DAFTAR TABEL Tabel Halaman Tabel 4.1. Indeks Kinerja Indusri Pupuk Tabel 4.2. Indeks Kinerja Indusri Semen Tabel 4.3. Indeks Kinerja Indusri Minyak Goreng Tabel 4.4. Indeks Kinerja Indusri Baja Tabel 4.5. Indeks Kinerja Indusri Kendaraan Bermotor Tabel 4.6. Indeks Kinerja Indusri Peralatan Listrik Rumah Tangga Tabel 4.7. Indeks Kinerja Indusri Tekstil dan Produk Tekstil Tabel 4.8. Indeks Kinerja Indusri Pulp dan Kertas Tabel 4.9. Indeks Kinerja Indusri Mesin Listrik Tabel Indeks Kinerja Indusri Ban Tabel Indeks Kinerja Indusri Tepung Terigu Tabel Indeks Kinerja Indusri Barang Jadi Rotan Tabel Indeks Kinerja Indusri Keramik Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Negara Maju Tabel 1.2. PDB Kumulatif Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Tabel 1.3. PDB Kumulatif Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah) Tabel 1.4. Kontribusi Terhadap PDB Kumulatif Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif (Year On Year, Persen) Tabel 1.6. Laju Pertumbuhan PDB Kumulatif (Q to Q, Persen) Tabel 1.7. Kontribusi Sub Sektor Industri Terhadap PDB Kumulatif (Persen) Tabel 1.8. Kontribusi Sub Sektor Industri Terhadap PDB Sektor Industri Pengolahan Non Migas Kumulatif (Persen) Tabel 1.9. Kapasitas Produksi Terpakai (Persen) Tabel Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja pada triwulan III Tahun Tabel Tingkat Suku Bunga Kredit (Persen) Tabel Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap) PMDN Menurut Sektor Tabel Perkembangan Realisasi Investasi (Izin Usaha Tetap) PMA Menurut Sektor Tabel 2.1. Nilai Ekspor Tabel 2.2. Nilai Impor Menurut Penggunaan Tabel 2.3. Ekspor Impor 15 Komoditi Terpilih Tabel 3.1. Perkembangan Industri Pupuk Urea Tabel 3.2. Perkembangan Industri Pupuk ZA Tabel 3.3. Perkembangan Industri Pupuk SP Tabel 3.4. Perkembangan Industri Pupuk Phonska Tabel 3.5. Perkembangan Industri Semen Tabel 3.6. Perkembangan Industri Minyak Goreng Tabel 3.7. Perkembangan Industri Logam HOT ROLLED COIL Tabel 3.8. Perkembangan Industri Logam HOT ROLLED PLATE Tabel 3.9. Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Dua Tabel Perkembangan Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat Tabel Perkembangan Industri Televisi Tabel Perkembangan Industri Lemari Es Tabel Perkembangan Industri Serat Tabel Perkembangan Industri Benang Tabel Perkembangan Industri Kain Tabel Perkembangan Industri Pulp Tabel Perkembangan Industri Kertas viii LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

9 Tabel Perkembangan Industri MCB Tabel Perkembangan Industri Motor Listrik Tabel Perkembangan Industri KWH Meter Tabel Perkembangan Industri Panel dan Gear Tabel Perkembangan Industri Ban Sepeda Motor Tabel Perkembangan Industri Ban Mobil Tabel Perkembangan Industri Terigu Tabel Perkembangan Industri Barang Jadi Rotan Tabel Perkembangan Industri Keramik (Tile) Tabel Perkembangan Industri Keramik (Tableware) Tabel Perkembangan Industri Keramik (Sanitary) LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN ix

10 Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum BAB I GAMBARAN PEREKONOMIAN SECARA UMUM 1.1. Kondisi Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun diperkirakan melambat menjadi sekitar 1.1 persen. Angka tersebut lebih kecil dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang masih tumbuh sebesar 3.0 persen seperti terlihat pada Gambar 1.1. dibanding tahun lalu yang masih tumbuh sekitar 3.0 persen. Pada tahun perekonomian negara-negara berkembang Asia diperkirakan masih dapat tumbuh mencapai 6.2 persen, turun 1.4 persen dari tahun lalu yang mencapai 7.6 persen. Pertumbuhan ekonomi Afrika diperkirakan juga mengalami penurunan menjadi 1.7 persen dari tahun lalu yang mencapai 5.2 persen. Pertumbuhan ekonomi Amerika Latin juga diperkirakan tetap melambat menjadi 2.5 persen pada tahun, setelah pada tahun lalu masih dapat tumbuh sebesar 4.2 persen Kondisi Ekonomi Indonesia Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Sumber: World Economic Outlook, IMF Oktober Gambar 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia Sementara itu, pertumbuhan ekonomi negaranegara maju (advanced economies) menurun sebesar 3.4 persen, lebih kecil dibandingkan pertumbuhan tahun 2008 sebesar 0.6 persen. Mayoritas negara maju mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak tahun lalu, Amerika Serikat juga diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 2.7 persen akibat resesi ekonomi yang melanda negara tersebut, lebih rendah dari tahun lalu yang masih tumbuh positif 0.4 persen. Begitu pula dengan negara-negara Uni Eropa dan negara Jepang seperti terlihat pada bagian lampiran Tabel 1.1. Berbeda pada negara Timur Tengah yang masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang masih positif dibandingkan dengan negaranegara maju. Pertumbuhan perekonomian kawasan Timur Tengah pada tahun hanya tumbuh 2.0 persen, lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 5.4 persen. Sementara itu, kelompok negara Eropa Tengah dan Eropa Timur juga mengalami perlambatan ekonomi sebesar 5.0 persen, lebih kecil Perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang lebih baik seiring dengan terus membaiknya perekonomian global. Selama tahun stabilitas makro ekonomi Indonesia tetap terjaga. Namun demikian, terus meningkatnya tekanan eksternal akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi global menyebabkan pelaku sektor riil cenderung menahan diri dalam melakukan ekspansi usaha maupun konsumsi. Peningkatan biaya produksi yang diiringi oleh penurunan daya beli konsumen menyebabkan profitabilitas sektor korporasi menurun. Apabila kondisi ini terus berlanjut dapat timbul gangguan pada ketahanan sektor keuangan domestik. Pada triwulan IV tahun nilai PDB Kumulatif Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 5, Triliun, sedangkan jika tanpa Migas nilai PDB sebesar Rp 5, Triliun. Sumbangan PDB terbesar berasal dari sektor industri pengolahan yang mencapai Rp 1,480.9 Triliun atau persen dari total PDB Indonesia yang berarti mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang kontribusinya mencapai persen. Sektor lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar yaitu, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar persen, Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan yang mencapai sebesar persen, dan sektor Keuangan, Real Estate, Jasa Perusahaan sebesar 9.59 persen. LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 1

11 Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum Sedangkan empat sektor lainnya hanya memberikan kontribusi dibawah 10 persen terhadap PDB. Sementara itu sub sektor industri pengolahan non migas memberikan kontribusi sebesar persen seperti terlihat pada Gambar 1.2. Persen (%) Gambar 1.2. Kondisi PDB tahun Indonesia (kumulatif) Secara kumulatif pertumbuhan PDB Indonesia tahun dibandingkan tahun 2008 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 4.55 persen, pertumbuhan tertinggi dicapai sektor Pengangkutan dan Komunikasi persen. Sedangkan sektor yang mencapai pertumbuhan diatas pertumbuhan PDB yaitu Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih (13.78 persen), Sektor Bangunan (7.05 persen), Sektor Jasa (6.40 persen), dan Sektor Keuangan, Persewaaan dan Jasa Perusahaan (5.05 persen). Sementara itu PDB menurut pengeluaran pada Tahun masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencapai sebesar 58.0 persen dari total PDB, pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 9.1 persen, pembentukan modal tetap bruto sebesar 31.5 persen, dan ekspor barang-jasa sebesar 23.5 persen Perkembangan Sektor Industri Kontribusi Pertumbuhan Y on Y Secara umum sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan menjadi 2.11 persen sampai dengan triwulan IV tahun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun sebaliknya penurunan pertumbuhan terjadi pada industri pengolahan bukan migas yang mengalami kontraksi sebesar 1.72 persen dan industri pengolahan nonmigas yang mengalami pertumbuhan pertumbuhan 2.52 persen. Pertumbuhan terbesar pada sektor industri non migas dicapai oleh industri Makanan, Minuman, dan Tembakau sebesar persen, disusul industri Kertas dan Barang Cetakan sebesar 6.27 persen, industri Barang Lainnya sebesar 3.13 persen, dan Industri Pupuk, Kimia dan Barang Dari Karet sebesar 1.51 persen, Tekstil Barang Kulit dan Alas Kaki sebesar 0.53 persen. Sedangkan industri yang mengalami pertumbuhan negatif yang terbesar adalah industri Logam Dasar Besi & Baja dengan pertumbuhan minus 4.53 persen, diikuti Industri Alat Angkut Mesin dan Peralatannya minus 2.94 persen, industri Barang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya minus 1.46 persen, serta Semen dan Barang Galian bukan Logam sebesar minus 0.63 persen. Bila dilihat dari kontribusinya industri Makanan, Minuman dan Tembakau menempati urutan pertama dengan kontribusi yang mencapai persen dari total PDB sektor industri pengolahan non migas. Di posisi kedua ditempati industri Alat angkut, Mesin dan Peralatannya dengan kontribusi sebesar persen, disusul industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet persen, sedangkan sektor industri lainnya memberikan kontribusi kurang dari 10 persen terhadap industri pengolahan non migas seperti terlihat pada Gambar 1.3. Persen (%) Kontribusi Pertumbuhan Makanan Tekstil Brg. Kayu Kertas Pupuk Semen Logam Mesin Barang lain Gambar 1.3. Kondisi Sektor Industri-Industri Non Migas (Kumulatif) Sementara itu, bila dilihat dari utilisasi, rata-rata untuk kapasitas produksi industri pengolahan mencapai persen, masing-masing sektor industri masih berpeluang untuk meningkatkan outputnya. Seperti terlihat pada Gambar 1.4. Sektor dengan utilisasi kapasitas produksi tertinggi adalah industri Alat Angkut Mesin dan Peralatannya yang mencapai persen dari kapasitas terpasang, diikuti industri Pupuk, Kimia dan Barang Dari Karet sebesar persen, dan industri Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki sebesar persen, sedangkan sektor dengan utilisasi kapasitas produksi terendah adalah industri Barang Kayu dan Hasil 2 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

12 Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum Hutan Lainnya dengan utilisasi kapasitas produksi sebesar persen. Persen (%) TW III TW IV Makanan Tekstil Brg. Kayu Kertas Pupuk Semen Logam Mesin Gambar 1.4. Kapasitas Produksi Industri Non Migas 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% PMDN PMA Industri Makanan Industri Tekstil Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki Industri Kayu Ind. Kertas dan Percetakan Ind. Kimia dan Farmasi Ind. Karet dan Plastik Ind. Mineral Non Logam Ind. Logam, Mesin & Elektronik Ind. Instru. Kedokteran, Presisi & Optik & Jam Ind. Kendaraan Bermotor & Alat Transportasi Industri Lainnya Sumber : BKPM, diolah Pusdatin Depperin Gambar 1.5. Perkembangan Investasi PMA a. PMDN Sektor Industri/Sekunder Investasi Perkembangan realisasi investasi (izin usaha tetap) PMDN pada tahun menunjukkan kenaikan dibanding periode yang sama tahun Total investasi PMDN yang terealisasi pada tahun mencapai Rp 37, miliar, meningkat sebesar persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 20,363.4 miliar. Dari jumlah proyek terjadi kenaikan sebesar 3.77 persen menjadi 248 proyek sepanjang tahun. Kenaikan realisasi investasi PMDN terjadi di semua sektor. Kenaikan terbesar terjadi pada sektor tersier yang naik sebesar persen menjadi Rp 13,949 miliar pada tahun, sektor primer naik sebesar persen menjadi Rp 4,415 miliar, dan sektor sekunder naik sebesar persen menjadi Rp 19,434.4 miliar. Hal yang sebaliknya terjadi pada investasi PMA (Gambar 1.5), total investasi PMA yang terealisasi pada periode tersebut sebesar US$ miliar, menurun sebesar persen dibanding tahun 2008, sedangkan untuk jumlah proyek tahun meningkat sebesar 7.29 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 1,221 proyek. Penurunan realisasi investasi yang sangat signifikan terjadi pada sektor tersier yang menurun sebesar persen menjadi US$ 6.52 miliar di tahun, sektor sekunder turun sebesar persen menjadi US$ 3.83 miliar, sedangkan untuk sektor primer terjadi kenaikan realisasi investasi sebesar persen menjadi US$ juta. Pada tahun Industri Kimia dan Farmasi, Industri Makanan, Industri Tekstil, Industri Logam, Mesin, dan Elektronika, dan Industri Karet dan Plastik merupakan sektor sektor yang diminati oleh investor dalam negeri. Kelima sektor tersebut mempunyai nilai investasi diatas Rp 1 triliun, bahkan Industri Kimia dan Farmasi mencapai Rp 5.85 triliun, investasi Industri Makanan yang mencapai Rp 5.77 triliun, investasi Industri Tekstil sebesar Rp 2.84 triliun, investasi Industri Karet dan Plastik sebesar Rp 1.53 triliun, investasi Industri Logam, Mesin, dan Elektronika sebesar Rp 1.47 triliun, sedangkan nilai investasi untuk industri lainnya di bawah Rp 1 triliun. Bila dilihat dari jumlah proyek yang terealisasi, Industri Makanan menjadi yang terbanyak dengan 34 proyek, disusul Industri Logam, Mesin, dan Elektronika serta industri Karet dan Plastik dengan masing-masing 31 proyek, industri Tekstil 23 proyek sedangkan jumlah proyek untuk industri lainnya di bawah 20 proyek. Untuk Industri Instrumen Kedokteran, Presisi & Optik dan Jam tidak ada investasi yang dikeluarkan pada tahun. b. PMA Sektor Industri/Sekunder PMA sektor Industri Kimia dan Farmasi merupakan sektor primadona investor asing dengan total investasi sepanjang tahun sebesar US$ 1.18 miliar, diikuti oleh Industri Logam, Mesin, dan Elektronika sebesar US$ juta, Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lainnya US$ juta, Industri Makanan sebesar US$ juta. Bila dilihat dari jumlah proyek yang terealisasi, Industri Logam, Mesin dan Elektronik mencapai LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 3

13 Bab 1 : Gambaran Perekonomian Secara Umum 121 Proyek dan menjadi yang terbanyak, disusul Industri Tekstil 66 Proyek dan Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Transportasi Lainnya sebanyak 52 proyek Tenaga Kerja Perkembangan penggunaan tenaga kerja pada tahun mengindikasikan terjadinya kenaikan sebesar 7.70 persen jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Angka tersebut meningkat dari penggunaan tenaga kerja hasil survey periode triwulan III tahun yang perkembangannya sebesar 2.82 persen. 2,0 1,8 1,6 1,4 1,2 1,0 0,8 0,6 0,4 0,2 0,0 0,00 0,31 0,07 1,15 0,02 1,04 0,13 0,03 0,48 0,85 0,75 1,51 0,28 0,53 Triwulan III Triwulan IV Sumber : Survey Kegiatan Usaha, Bank Indonesia 0,93 Gambar 1.6. Perkembangan Penggunaan Tenaga Kerja Hampir seluruh sektor ekonomi mengalami kenaikan presentase penggunaan tenaga kerja walaupun tidak terlalu signifikan dengan presentase kenaikan kurang dari satu persen. Kenaikan penggunaan tenaga kerja terbesar adalah sektor industri Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan yang naik sebesar 1.85 persen, diikuti sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 1.51 persen, sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 1.15 persen, dan sektor industri Pengolahan sebesar 1.04 persen seperti terlihat pada Gambar ,85 0,16 0,43 domestik. Secara umum, kinerja pasar keuangan meningkat dan transmisi kebijakan moneter terus membaik. Di pasar saham, perkembangan bursa efek selama tahun ditandai oleh peningkatan indeks harga. Fundamental perekonomian domestik yang membaik serta harga komoditas global yang meningkat merupakan faktor yang mendorong pembelian saham-saham tambang, baik oleh investor asing maupan domestik secara signifikan. Di pasar obligasi, yield SUN menurun sejalan dengan perkembangan BI Rate yang lebih rendah dan minat investor asing terhadap SUN yang meningkat. Pada tahun, suku bunga Kredit Modal Kerja (KMK) Bank Persero terjadi sedikit penurunan menjadi persen, turun dari level persen pada triwulan III, penurunan ini juga dialami Bank Pemerintah Nasional, Bank Swasta Nasional, Bank Asing & Bank Campuran, dan Bank Umum. Sementara, suku bunga Kredit Investasi Bank Persero tercatat juga mengalami sedikit penurunan menjadi persen, demikian juga dengan suku bunga Kredit Konsumsi tercatat lebih rendah menjadi persen. Ke depan, prospek perekonomian Indonesia di tahun 2010 berpotensi tumbuh lebih baik dari perkiraan semula. Hal tersebut terutama didukung oleh pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga swasta yang masih kuat, kinerja ekspor yang lebih tinggi dari perkiraan semula, serta stimulus Pemerintah. Sementara itu, perbaikan kinerja ekspor dipengaruhi oleh proses perbaikan ekonomi global yang semakin kuat, serta peningkatan harga komoditas baik non migas maupun migas. Investasi diperkirakan masih tumbuh terbatas terkait dengan tingkat utilisasi kapasitas Tingkat Suku Bunga dan Posisi Kredit Menurut Laporan Perkembangan Moneter, Perbankan, dan Sistem Pembayaran tahun yang diterbitkan oleh Bank Indonesia Sepanjang triwulan IV tahun kinerja sektor keuangan global semakin membaik. Di sisi domestik, perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang lebih baik seiring dengan terus membaiknya perekonomian global. Di sektor keuangan, berbagai perkembangan telah memberikan dampak positif pada kondisi sektor keuangan 4 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

14 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih BAB II PERKEMBANGAN KINERJA EKSPOR IMPOR KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 2.1. Kinerja Ekspor Total Ekspor Indonesia pada triwulan IV Tahun meningkat sebesar persen menjadi US$ 36, Juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 29, Juta. Peningkatan ekspor ini merupakan kontribusi ekspor non migas yang juga mengalami peningkatan sebesar persen dengan nilai ekspor sebesar US$ 29, Juta. Sebagian besar ekspor Non Migas merupakan ekspor hasil industri yang nilainya mencapai US$ 22, Juta atau persen dari total ekspor. Sedangkan sisanya adalah ekspor migas sebesar US$ 6, Juta seperti terlihat pada Gambar persen dibanding triwulan sebelumnya. Sementara impor barang konsumsi mencapai US$ 3, juta atau naik persen. seperti terlihat di Gambar , , (Juta US$) 35, , , , , , , , , , , TW III TW IV TOTAL EKSPOR EKSPOR MIGAS EKSPOR NON MIGAS EKSPOR HASIL INDUSTRI Gambar 2.1. Perkembangan Ekspor 6, , , Kinerja Impor Selama triwulan IV, nilai impor Indonesia mencapai US$ 30, Juta atau meningkat persen dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai US$ 26, Juta. Seperti halnya ekspor, nilai impor non migas mencapai US$ 22, Juta, jauh lebih tinggi dibanding impor migas yang hanya US$ 5, Juta. Perkembangan impor menurut golongan penggunaan barang selama triwulan IV Tahun menunjukkan bahwa hampir semua golongan penggunaan barang impor mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya. Impor bahan baku/penolong dan barang modal pada triwulan IV masingmasing mencapai US$ 21, juta dan US$ 5, juta atau meningkat persen dan Gambar 2.2. Struktur Impor Menurut Penggunaan 2.3. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih Dari berbagai data komoditi terpilih yang disajikan dalam bentuk grafik-grafik yang tersaji pada halaman-halaman berikut dapat dilihat bahwa secara umum perkembangan triwulan IV tahun beberapa komoditi industri masih dipengaruhi oleh investasi yang cenderung turun yang menunjukkan masih adanya hambatan kegiatan produksi belum teratasi. Selain itu, keterbatasan pasokan energi, infrastruktur, hingga kekakuan pasar tenaga kerja membuat investasi belum tumbuh. Kegiatan produksi semata hanya memanfaatkan kapasitas terpasang yang ada. Sisi permintaan, seperti ditunjukkan konsumsi domestik ataupun permintaan di pasar ekspor terus menguat. Jika ini tidak segera diimbangi dengan peningkatan produksi melalui investasi, bisa terjadi pemanasan ekonomi, inflasi bakal naik. Perkembangan selengkapnya 13 komoditi industri terpilih meliputi perkembangan realisasi produksi, ekspor, impor dan konsumsi dalam negeri tersaji pada halaman-halaman berikut ini. LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 5

15 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Pupuk Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Ekspor pupuk urea dan pupuk lainnya periode triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III naik sangat tajam sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta. Kenaikan juga terjadi pada nilai impor yang naik sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar 2.3. halnya ekspor, nilai impor pun mengalami penurunan yang signifikan yaitu turun persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Pupuk Lainnya Ekspor pupuk lainnya periode triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III naik sebesar persen menjadi US$ 1.12 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 0.74 Juta. Sementara itu, nilai impor mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ 0.45 Juta menjadi US$ 0.23 Juta seperti dalam Gambar 2.5. Gambar 2.3. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Pupuk Urea dan Pupuk Lainnya Periode triwulan III s.d. triwulan IV Pupuk Non Urea Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat Gambar 2.5. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Pupuk Lainnya Periode triwulan III s.d. triwulan IV Semen Ekspor semen periode triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III menurun persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Sementara itu, nilai impor mengalami kenaikan 4.52 persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar 2.6. Gambar 2.4. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat Periode triwulan III s.d. triwulan IV Ekspor pupuk Mineral/Kimia mengandung Phospat periode triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III turun 1.61 persen menjadi US$ 8.09 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 8.23 Juta. Seperti Gambar 2.6. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Industri Semen Periode triwulan III s.d. triwulan IV 6 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

16 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih Minyak Goreng Sawit Ekspor Minyak Goreng Sawit periode triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III naik sebesar persen menjadi US$ 1, Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Sementara itu impor justru mengalami penurunan lebih besar yaitu turun sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ 6.82 Juta menjadi US$ 0.03 Juta seperti dalam Gambar Hot Rolled Plate Ekspor Hot Rolled Coil periode triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III naik 1.61 persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Demikian juga dengan impor yang mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar 2.9. Gambar 2.7. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Minyak Goreng Kelapa Sawit Periode triwulan III s.d. triwulan IV Baja Hot Rolled Coil Ekspor Hot Rolled Coil periode triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat sebesar persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ 9.96 Juta. Seperti halnya ekspor, impor pun mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar 2.8. Gambar 2.9. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Hot Rolled Plate Periode triwulan III s.d. triwulan IV Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Ekspor Kendaraan Bermotor Roda Dua triwulan IV bila dibandingkan dengan periode menurun sebesar 8.72 persen menjadi US$ 8.99 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 9.85 Juta. Nilai impor juga mengalami penurunan persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Gambar 2.8. Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Hot Rolled Coil (HRC) Periode triwulan III s.d. triwulan IV Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kendaraan Bermotor Roda Dua triwulan III s.d. triwulan IV LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 7

17 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Kendaraan Bermotor Roda Empat Ekspor Kendaraan Bermotor Roda Empat triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat sebesar persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Demikian juga untuk impor yang mengalami peningkatan persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Televisi Hitam Putih Ekspor Televisi Hitam Putih triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III turun persen menjadi US$ 0.12 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 0.19 Juta. Impor juga mengalami penurunan persen dari sebelumnya sebesar US$ 1.46 Juta menjadi US$ 1.24 Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kendaraan Bermotor Roda Empat Periode triwulan III s.d. triwulan IV Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Televisi Berwarna Ekspor Televisi Berwarna triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ 1.38 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 1.03 Juta. Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Televisi Hitam Putih triwulan III s.d. triwulan IV Lemari Es Refrigators/ Deepfreezers R.T Ekspor Refrigators/ Deepfreezers R.Ttriwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat tajam sebesar persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Televisi Berwarna Periode triwulan III s.d. triwulan IV Hal yang sama juga terjadi pada impor yang mengalami peningkatan tajam sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Refrigators/ Deepfreezers untuk R.T triwulan III s.d. triwulan IV Seperti halnya ekspor, impor mengalami peningkatan persen dari sebelumnya sebesar US$ 9.87 Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

18 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih Refrigators/ Deepfreezers non R.T Ekspor Refrigators/ Deepfreezers non R.T triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III naik persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ 7.28 Juta. Sepeti halnya ekspor, impor mengalami peningkatan persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Benang Ekspor benang triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ 466,94 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 410,77 Juta. Sementara itu impor mengalami penurunan 1.30 dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Refrigators/ Deepfreezers Non R.T Periode triwulan III s.d. triwulan IV Tekstil dan Produk Tekstil Serat Ekspor serat triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Sementara itu impor juga mengalami peningkatan persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Benang Periode triwulan III s.d. triwulan IV Kain Ekspor Kain triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ 291,32 Juta. Seperti halnya ekspor, impor pun mengalami peningkatan persen dari sebelumnya sebesar US$ 469,40 Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Serat Periode triwulan III s.d. triwulan IV Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kain Periode triwulan III s.d. triwulan IV Kain Tenun Ikat Ekspor Kain Tenun Ikat triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III turun sebesar persen menjadi US$ 0.26 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 0.61 Juta. Sementara itu jumlah impor mengalami LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 9

19 penurunan persen dari sebelumnya sebesar US$ 5.33 Juta menjadi US$ 4.03 Juta Gambar 2.19 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kain Tenun Ikat Periode triwulan III s.d. triwulan IV Kain Tenun Sutera Ekspor Kain Tenun Sutera triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III menurun sebesar persen menjadi US$ 63 dari sebelumnya sebesar US$ 860. Sementara itu impor pun mengalami penurunan hanya 0.46 persen dari sebelumnya sebesar US$ Ribu menjadi US$ Ribu seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kain Tule dan Jala Lainnya Periode triwulan III s.d. triwulan IV Pulp dan Kertas Pulp Ekspor Pulp triwulan IV dalam Gambar 2.22 bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat sebesar persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Sementara itu impor juga mengalami peningkatan hanya 0.71 persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kain Tenun Sutera Periode triwulan III s.d. triwulan IV Kain Tule dan Jala Lainnya Ekspor Kain Tenun Ikat triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III turun 5.85 persen menjadi US$ 2.71 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 2.88 Juta. Sementara itu impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ 1.84 Juta menjadi US$ 2.57 Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Pulp Periode triwulan III s.d. triwulan IV Kertas Kertas Budaya Ekspor Kertas Budaya triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III naik persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Impor juga mengalami peningkatan 12.57persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

20 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kertas Budaya Periode triwulan III s.d. triwulan IV Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kertas Tissue Periode triwulan III s.d. triwulan IV Kertas Industri Ekspor Kertas Industri triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Demikian halnya impor yang mengalami peningkatan persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Mesin Listrik Motor Listrik Ekspor Motor Listrik triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III mengalami peningkatan persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Sementara itu impor juga mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Kertas Industri Periode triwulan III s.d. triwulan IV Kertas Tissue Ekspor Kertas Industri triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Sementara itu impor mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Motor Listrik Periode triwulan III s.d. triwulan IV KWH Meter Ekspor KWH Meter periode triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ 7.92 Juta. Sementara itu impor mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ 7.94 Juta menjadi US$ 4.69 Juta seperti dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 11

21 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ 1.60 Juta menjadi US$ 0.93 Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor KWH Meter Periode triwulan III s.d. triwulan IV Ban Ban Sepeda Motor Ban Luar Sepeda Motor Ekspor Ban Luar Sepeda Motor triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III menurun sebesar persen menjadi US$ 1.74 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 2.50 Juta. Sementara itu impor juga mengalami penurunan persen dari sebelumnya sebesar US$ 0.56 Juta menjadi US$ 0.35 Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Ban Dalam Mobil Periode triwulan III s.d. triwulan IV Ban Luar Mobil Ekspor Ban Luar Mobil triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Sementara itu impor juga mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Industri Ban Luar Kendaraan Bermotor Roda Dua Periode triwulan III s.d. triwulan IV Ban Mobil Ban Dalam Mobil Ekspor Ban Dalam Mobil triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III turun persen menjadi US$ 2.88 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 3.44 Juta. Sementara itu impor juga mengalami Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Ban Luar Mobil Periode triwulan III s.d. triwulan IV Tepung Terigu Ekspor Tepung Terigu triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ 2.88 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 2.32 Juta. Sementara itu impor juga mengalami peningkatan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

22 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Komoditi Industri Terpilih Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Tepung Terigu Periode triwulan III s.d. triwulan IV Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Meubel Rotan Periode triwulan III s.d. triwulan IV Barang Jadi Rotan Barang Anyaman dari Rotan Ekspor Barang Anyaman dari Rotan (triwulan IV) bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat sebesar persen menjadi US$ 4.36 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 3.29 Juta. Sementara itu impor juga mengalami peningkatan pesat sebesar 1, persen menjadi US$ 79 Ribu seperti dalam Gambar Rotan Setengah Jadi Ekspor Rotan Setengah Jadi triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III turun persen menjadi US$ 6.39 Juta dari sebelumnya sebesar US$ 7.11 Juta. Sementara itu untuk triwulan IV ini, tidak terdapat transaksi impor seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Barang Anyaman dari Rotan Periode triwulan III s.d. triwulan IV Meubel Rotan Ekspor Meubel Rotan triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III turun 8.89 persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Sementara itu impor juga mengalami penurunan sebesar persen dari sebelumnya sebesar US$ 0.17 Juta menjadi US$ 0.04 Juta seperti dalam Gambar Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Rotan Setengah Jadi Periode triwulan III s.d. triwulan IV Keramik Ekspor Meubel Rotan triwulan IV bila dibandingkan dengan periode triwulan III meningkat persen menjadi US$ Juta dari sebelumnya sebesar US$ Juta. Sementara itu impor mengalami penurunan 6.25 persen dari sebelumnya sebesar US$ Juta menjadi US$ Juta seperti dalam Gambar LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 13

23 Bab 2 : Perkembangan Kinerja Komoditi Industri Terpilih Gambar Perkembangan Kinerja Ekspor Impor Keramik Periode triwulan III s.d. triwulan IV 14 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

24 Bab 3 : Perkembangan Kinerja Produksi Komoditi Industri terpilih BAB III PERKEMBANGAN KINERJA PRODUKSI KOMODITI INDUSTRI TERPILIH 3.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Sektor Industri Tahun Berdasarkan Perpres No.7 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun disebutkan bahwa untuk meningkatkan iklim investasi yang sehat dan peningkatan daya saing ekspor. Pembangunan Sektor Industri Manufaktur difokuskan pada pengembangan sejumlah sub-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif. Dengan kata lain pola pengembangannya perlu lebih banyak ditekankan pada pengembangan (widening) dan pendalaman (deepening). Maka dibuat kriteria untuk memenuhi hal tersebut diantaranya (i) menyerap banyak tenaga kerja; (ii) memenuhi kebutuhan dasar dalam negeri (seperti makanan-minuman dan obat-obatan); (iii) mengolah hasil pertanian dalam arti luas (termasuk perikanan) dan sumber-sumber daya alam lain dalam negeri; dan (iv) memiliki potensi pengembangan ekspor. Diturunkan dari keempat kriteria di atas, berdasarkan analisis keunggulan komparatif dan kompetitif, maka prioritas dalam lima tahun ke depan adalah pada penguatan klasterklaster yang diprioritaskan pada 10 klaster inti yaitu : 1) Industri Makanan dan Minuman 2) Industri Pengolahan Hasil Laut 3) Industri Tekstil dan Produk Tekstil 4) Industri Alas Kaki 5) Industri Turunan Minyak Kelapa Sawit 6) Industri Pengolahan Kayu (termasuk Rotan dan Bambu) 7) Industri Pengolahan Karet dan Barang Karet 8) Industri Pulp dan Kertas 9) Industri Mesin Listrik dan Peralatan Listrik 10) Industri Petrokimia Secara keseluruhan industri nasional berdasarkan RPJMN ditargetkan mencapai pertumbuhan rata-rata 8.6 persen per tahun menyerap tenaga kerja 500 ribu orang per tahun dan penambahan investasi sebesar ratarata 50 triliun rupiah per tahun selama kurun waktu Berdasarkan penetapan target tersebut diperlukan pemantauan kinerja pertumbuhan masing-masing sub sektor industri ISIC 2 digit yang dilakukan secara periodik. Laporan Perkembangan Produksi Komoditi Terpilih ini diupayakan menyajikan perkembangan beberapa komoditi industri terpilih sesuai yang diamanatkan dalam RPJM sektor industri tahun Pemilihan Komoditi Industri Terpilih Dalam memantau perkembangan kinerja sektor industri secara lebih cepat tanpa harus menunggu data BPS yang biasanya terlambat sekitar 1 tahun untuk value added dan 3 bulan untuk ekspor impor, beberapa komoditi industri tertentu dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat trend perkembangan industri secara keseluruhan. Oleh karenanya sebagai alternatif untuk melihat indikasi kinerja industri diupayakan untuk menyajikan perkembangan beberapa komoditas terpilih, menyangkut data kapasitas produksi, realisasi produksi, ekspor, dan impor yang keseluruhannya merupakan perkembangan bulanan dengan data yang dihimpun merupakan data primer, bersifat indikatif dan diperoleh langsung dari perusahaan atau melalui asosiasi. Kementerian Perindustrian memilih 13 komoditi industri yang sifatnya strategis karena pertamatama tercantum pada RPJM 2004-, dampaknya cukup besar mempengaruhi inflasi, serta dapat menggambarkan dinamika gerak perekonomian dan industri secara keseluruhan. Komoditi-komoditi tersebut yaitu: 1. Pupuk a. Urea, b. Pupuk Non Urea - ZA - SP36 - Phonska 2. Semen 3. Minyak Goreng Sawit 4. Baja a. Hot Rolled Coil (HRC) b. Hot Rolled Plate (Pelat Baja) 5. Kendaraan Bermotor a. Kenderaan Bermotor Roda Dua b. Kenderaan Bermotor Roda Empat 6. Peralatan Listrik LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 15

25 Bab 3 : Perkembangan Kinerja Produksi Komoditi Industri terpilih a. Televisi b. Lemari es 7. Tekstil dan Produk Tekstil a. Serat b. Benang c. Kain 8. Pulp dan Kertas a. Pulp b. Kertas 9. Mesin Listrik a. Motor Listrik b. KWH Meter c. Panel dan Gear d. MCB 10. Ban a. Ban Sepeda Motor b. Ban Mobil 11. Tepung Terigu 12. Barang Jadi Rotan 13. Keramik a. Keramik Tile b. Keramik Tableware c. Keramik Sanitary 3.3. Perkembangan Komoditi Industri Terpilih Dari berbagai data komoditi terpilih yang disajikan dalam bentuk grafik-grafik yang tersaji pada halaman-halaman berikut dapat dilihat bahwa secara umum perkembangan triwulan IV tahun beberapa komoditi industri mengalami penurunan produksi yang mengakibatkan juga turunnya permintaan dan konsumsi baik dari luar dan dalam negeri. Hal ini dipengaruhi oleh munculnya krisis ekonomi global yang mulai memberikan dampak dan pengaruhnya terhadap sektor industri. Selain itu, keterbatasan pasokan energi, infrastruktur, hingga kekakuan pasar tenaga kerja membuat investasi belum tumbuh. Kegiatan produksi semata hanya memanfaatkan kapasitas terpasang yang ada. Sisi permintaan, seperti ditunjukkan konsumsi domestik ataupun permintaan di pasar ekspor terus menguat. Jika ini tidak diimbangi dengan peningkatan produksi melalui investasi, bisa terjadi pemanasan ekonomi, inflasi bakal naik. Perkembangan selengkapnya 12 komoditi industri terpilih meliputi perkembangan realisasi produksi, konsumsi dalam negeri tersaji berikut ini Pupuk Pupuk Urea Pada triwulan IV total produksi pupuk urea diperkirakan mencapai 1.68 juta ton naik sedikit 0.85 persen dibanding periode triwulan III yang mencapai 1.68 juta ton. Namun sebaliknya jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2008 mengalami kenaikan 10,23 persen. Distribusi dalam negeri melonjak lebih dua kalinya dibanding triwulan III sebanyak persen dan naik 7.16 persen dibanding triwulan IV Keseluruhan produksi dan distribusi dalam negeri pupuk urea ditujukan untuk penggunaan di dalam negeri (Gambar 3.1) Ton 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000, ,000 0 Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Gambar 3.1. Kinerja Industri Pupuk Urea Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Produksi (Ton) Distribusi DN (Ton) Kapasitas (Ton) Pupuk Non Urea Pupuk ZA Pupuk non urea merupakan persen dari total produksi pupuk di dalam negeri antara lain meliputi pupuk ZA, SP36 dan pupuk Phonska. Produksi pupuk ZA pada triwulan IV naik sedikit sebesar 4.23 persen dibanding triwulan III dan juga mengalami kenaikan sebesar persen dibanding periode yang sama tahun 2008 menjadi 199,366 ton. Untuk Distribusi dalam negeri pupuk ZA mengalami kenaikan yang cukup signifikan sebesar persen dibanding triwulan III dan naik persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 329,698 ton seperti terlihat pada Gambar , , , ,000 Ton 150, ,000 50,000 0 Produksi (Ton) Distribusi DN (Ton) Ekspor (Ton) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Gambar 3.2. Kinerja Industri Pupuk ZA 16 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

26 Bab 3 : Perkembangan Kinerja Produksi Komoditi Industri terpilih Pupuk SP36 Realisasi produksi pupuk SP36 pada triwulan IV jika dibandingkan triwulan III turun sebesar persen dan naik persen dibanding periode yang sama tahun 2008 menjadi 204,929 ton. Sebaliknya untuk distribusi penggunaan dalam negeri Pupuk SP36 mengalami kenaikan sebesar persen dibandingkan triwulan III dan naik sebesar persen dibanding triwulan III 2008 menjadi 329,698 ton (Gambar 3.3). Ton 300, , , , ,000 50,000 0 Produksi (Ton) Distribusi DN (Ton) Kapasitas (Ton) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Gambar 3.3. Kinerja Industri Pupuk SP Pupuk PHONSKA Realisasi produksi pupuk phonska pada triwulan IV mengalami kenaikan jika dibandingkan triwulan III sebesar persen, begitu juga dibanding triwulan IV 2008 naik sebesar persen menjadi 471,964 ton. Untuk tingkat konsumsi dalam negeri naik sedikit persen jika dibandingkan triwulan III dan naik 8.51 persen jika dibandingkan triwulan IV 2008 menjadi 430,364 ton. semen dalam negeri pada triwulan IV turun persen dibanding triwulan III dan naik persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 10,47 juta ton (Gambar 3.5). 14,000,000 12,000,000 10,000,000 Ton 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 0 Produksi (Ton) Konsumsi DN (Ton) Kapasitas (Ton) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Gambar 3.5. Kinerja Industri Semen Minyak Goreng Sawit Produksi minyak goreng sawit selama triwulan IV mengalami kenaikan jika dibandingkan triwulan III sebelumnya sebesar 5.74 persen, namun turun 1.62 persen jika dibandingkan triwulan III 2008 menjadi 2.67 juta ton. Sementara itu nilai konsumsi dalam negeri naik persen jika dibanding triwulan III namun mengalami penurunan persen jika dibandingkan triwulan IV 2008 (Gambar 3.6). Ton 500, , , , , , , , ,000 50,000 0 Produksi (Ton) Distribusi DN (Ton) Kapasitas (Ton) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Gambar 3.4. Kinerja Industri Pupuk Phonska Semen Produksi semen nasional pada triwulan IV mengalami peningkatan jumlah produksi bila dibandingkan dengan triwulan III sebesar 8.06 persen dan naik persen dibandingkan triwulan IV 2008 menjadi juta ton. Hal yang sama dengan tren konsumsi Sumber Direktorat Industri Kimia Hulu, Ditjen IAK Gambar 3.6. Kinerja Industri Minyak Goreng Sawit Baja Hot Rolled Coil Realisasi produksi HRC untuk triwulan IV naik 4.84 persen dibandingkan triwulan III, begitu juga naik persen dibandingkan triwulan IV 2008 menjadi 549,533 Ton. Sementara itu untuk konsumsi dalam negeri HRC juga mengalami kenaikan sebesar persen dibanding triwulan sebelumnya dan naik persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 793,313 ton (Gambar 3.7). LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 17

27 Bab 3 : Perkembangan Kinerja Produksi Komoditi Industri terpilih 900, ,000 Produksi (Ton) Konsumsi DN (Ton) Kapasitas (Ton) menjadi 1.71 juta unit seperti terlihat pada Gambar 3.9 Ton 700, , , , , , ,000 0 Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Logam, Ditjen ILMTA Gambar 3.7. Kinerja Industri Logam Hot Rolled Coil 2,000,000 1,800,000 1,600,000 1,400,000 Ton 1,200,000 1,000, , , , ,000 0 Produksi (Unit) Konsumsi DN (Unit) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Hot Rolled Plate Realisasi produksi Hot Rolled Plate (HRP) berada pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan realisasi produksi HRC. Pada triwulan IV realisasi produksi HRP naik sebesar 6.77 persen dibandingkan produksi triwulan III dan naik sebesar 3.66 persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 171,245 ton. Konsumsi dalam negeri juga naik persen dibandingkan triwulan sebelumnya dan naik persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 264,995 ton (Gambar 3.8). Sumber Direktorat Industri Alat Transportasi, Ditjen IATT Gambar 3.9. Kinerja Industri Kendaraan bermotor Roda Dua Kendaraan Bermotor Roda Empat Realisasi produksi kenderaan bermotor roda empat mengalami keadaan yang sedikit berbeda dengan kenderaan bermotor roda dua. Untuk periode Triwulan IV tahun ini realisasi produksi mengalami kenaikan sebesar persen dibandingkan triwulan III, namun naik sedikti persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 146,700 unit. Begitu juga dialami konsumsi dalam negeri naik 5.89 persen dibandingkan triwulan III, dan naik 4.29 persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 146,414 unit yang terlihat pada Gambar 3.10 Unit 150, , , , , ,000 Produksi (Unit) Konsumsi DN (Unit) Sumber Direktorat Industri Logam, Ditjen ILMTA Gambar 3.8. Kinerja Industri Logam Hot Rolled Plate Kendaraan Bermotor Kendaraan Bermotor Roda Dua Realisasi produksi kendaraan bermotor roda dua (sepeda motor) triwulan IV mengalami penurunan 5.17 persen dibanding triwulan III namun naik persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2008 dengan total keseluruhan produksi sebesar 1.72 juta unit. Seiring dengan perubahan tingkat produksi begitu juga dialami oleh tingkat konsumsi dalam negeri juga turun 5.35 persen dari triwulan III, sedangkan dibanding triwulan IV 2008 naik sebesar persen 120, , ,000 Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Elektronika, Ditjen IATT Gambar Kinerja Industri Kendaraan bermotor Roda Empat Peralatan Listrik Rumah Tangga Televisi Produksi televisi triwulan IV menunjukkan tren jumlah produksi dan permintaan yang terus menaik. Pada triwulan ini nilai realisasi produksi TV US$ juta. Jumlah produksi ini naik persen jika dibandingkan produksi triwulan III, dan melonjak hampir lima 18 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

28 Bab 3 : Perkembangan Kinerja Produksi Komoditi Industri terpilih kalinya dibanding triwulan IV Hal ini dikarenakan seiring meningkatnya tingkat konsumsi dalam negeri persen dibanding triwulan III, dan naik hampir enam kalinya dibanding triwulan IV 2008 menjadi US$ juta (Gambar 3.11). sebaliknya pada terjadi pada triwulan IV 2008 naik 6.35 persen. Sedangkan untuk kebutuhan di dalam negeri pada periode yang sama berbanding terbalik dengan realisasi produksinya yaitu untuk triwulan IV ini sebesar ribu ton. Nilai ini naik berbanding terbalik dengan produksi yaitu naik sebesar 1.29 persen jika dibanding dengan triwulan III dan begitu juga pada triwulan IV 2008 naik sedikti 0.54 persen seperti terlihat pada Gambar Ribu Ton Produksi (Ribu Ton) Konsumsi DN (Ribu Ton) Sumber Direktorat Industri Elektronika, Ditjen IATT Gambar Kinerja Industri Televisi Lemari Es Realisasi nilai produksi lemari es triwulan IV juga menunjukkan tren yang turun. Pada triwulan ini realisasi nilai produksinya turun menjadi US$ 8.87 juta, setelah mencapai US$ juta di triwulan III dan US$ juta pada triwulan IV Sama seperti realisasi produksi, tingkat konsumsi dalam negeri yang juga mengalami penurunan sebesar persen dibanding triwulan sebelumnya, namun naik 39,65 persen dibanding periode yang sama tahun yang lalu (Gambar 3.12) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri Serat Benang Realisasi produksi benang triwulan IV mengalami penurunan sebesar 3.47 persen dibanding triwulan III namun naik persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi ribu ton. Begitu juga dengan kebutuhan dalam negeri terus mengalami peningkatan sebesar 9.46 persen dibanding triwulan III, dan hal yang sama terjadi pada periode yang sama tahun 2008 naik 9.30 persen menjadi ribu ton. Gambar Produksi (Ribu Ton) Konsumsi DN (Ribu Ton) Ribu Ton Sumber Direktorat Industri Elektronika, Ditjen IATT Gambar Kinerja Industri Lemari Es Tekstil dan Produk Tekstil Serat Realisasi produksi serat triwulan IV sebesar ribu ton, yang berarti turun 1.70 persen dari triwulan III namun 0.00 Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Ditjen ILMTA Kain Gambar Kinerja Industri Benang Berbanding terbalik dengan yang dialami oleh produksi benang, realisasi produksi kain menunjukkan tren yang menurun. Hal ini LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 19

29 Bab 3 : Perkembangan Kinerja Produksi Komoditi Industri terpilih ditandai dengan turunnya jumlah produksi sebesar 2.94 persen dibanding triwulan III walaupun triwulan IV 2008 naik persen menjadi ribu ton. Begitu juga dengan tren konsumsi dalam negeri turun dengan persentase 2.10 persen dibandingkan triwulan III dan 5.05 persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi ribu ton (Gambar 3.15). Ribu Ton Produksi (Ribu Ton) Konsumsi DN (Ribu Ton) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri Kain Pulp dan Kertas Pulp Realisasi produksi pulp periode triwulan IV menunjukkan kenaikan sebesar 0.80 persen dibanding triwulan III dan naik sebesar persen jika dibanding triwulan IV 2008 menjadi 1.69 juta ton seperti terlihat pada Gambar Sementara itu untuk pasokan dalam negeri pada triwulan IV juga mengalami sedikit penurunan sebesar 1.36 persen dibanding triwulan II, namun naik 1.56 persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi sebesar 1.20 juta ton. menargetkan perluasan HTI hingga 5 juta hektar sampai dengan tahun. Posisi luas HTI sampai tahun 2006, kurang lebih mencapai 4.28 juta hektar. Dari luasan tersebut diperkirakan tersedia bahan baku lewat HTI tersebut menjadi pilihan terbaik sehingga patut ditiru polanya oleh industri-industri lain khususnya yang berbasis agro, renewable maupun recycled Kertas Realisasi produksi kertas berada pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan realisasi produksi pulp, pada triwulan IV produksi kertas sebesar 2.38 juta ton, nilai ini turun sedikit 2.58 persen dibanding triwulan III dan naik 7.75 persen dibanding triwulan IV Pasokan dalam negeri pada triwulan ini turun sedikit 0.69 persen dibanding triwulan sebelumnya namun turun persen dibanding tahun sebelumnya pada periode yang sama. Nilai pasokan dalam negeri berada dibawah realisasi produksi berkisar antara 1.26 juta ton untuk triwulan triwulan IV seperti terlihat pada Gambar Ribu Ton 1, , , , , Produksi (Ribu Ton) Pasokan DN (Ribu Ton) 0.00 Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Kertas Mesin Listrik Mini Circuit Breaker (MCB) Sumber Direktorat Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Pulp Hutan tanaman industri (HTI) merupakan salah satu sumber bahan baku industri pulp yang terus dikembangkan oleh pengusaha di bidang kehutanan. Departemen kehutanan telah Realisasi produksi MCB triwulan IV mengalami kenaikan persen dibanding triwulan III dan turun persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 1.54 juta unit. Seiring penurunan nilai produksi, kebutuhan dalam negeri MCB juga mengalami penurunan persen dibanding triwulan III, sedangkan dibanding triwulan IV 2008 mengalami penurunan persen menjadi 1.49 juta unit (Gambar 3.18). 20 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

30 Bab 3 : Perkembangan Kinerja Produksi Komoditi Industri terpilih 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 Unit 1,000, , , , ,000 Produksi (Unit) Konsumsi DN (Unit) 0 Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Mesin, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri MCB Motor Listrik Realisasi produksi motor listrik triwulan IV mulai bisa mengimbangi konsumsi dalam negeri dibanding triwulan-triwulan sebelumnya, bahkan realisasinya triwulan ini melampaui konsumsi dalam negeri, walaupun belum mencapai kapasitas yang optimal hanya sebesar persen dari total kapasitas. Produksi triwulan IV mencapai 6,899 unit, naik persen dibanding triwulan III sebelumnya, dan naik hampir 4 kali nya dibanding triwulan IV Sedangkan kebutuhan dalam negeri mencapai 6,545 untuk triwulan ini, turun persen dibanding triwulan III sebelumnya, begitu juga dibanding tahun lalu juga turun persen terlihat pada Gambar Sumber Direktorat Industri Mesin, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri Motor Listrik KWh Meter Realisasi produksi Kwh Meter triwulan IV meningkat sebesar persen dibanding triwulan III dan hampir dua puluh lipatnya dibanding triwulan IV 2008 menjadi 1,665,250 unit. Hal ini berkebalikan dengan konsumsi dalam negeri yang turun persen dibanding triwulan sebelumnya namun naik delapan kali lipatnya dibanding triwulan IV 2008 menjadi 805,250 unit. Sumber Direktorat Industri Mesin, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri KWh Meter Panel dan Gear Realisasi produksi Panel dan Gear triwulan IV juga menunjukkan tren yang kembali meningkat dibanding periode sebelumnya. Pada triwulan ini produksi turun sebesar persen dibanding triwulan III dan turun persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 6,650. Sementara itu konsumsi dalam negeri turun 7.71 persen dibanding triwulan III, namun naik persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 12,099 unit (Gambar 3.21). Masalah pokok yang masih dihadapi oleh industri mesin listrik secara keseluruhan adalah ketergantungan terhadap bahan baku yang sebagian besar masih harus di impor serta tingkat harganya yang berfluktuasi karena sangat tergantung pada perkembangan tingkat harga internasional. Beberapa bahan baku dimaksud antara lain polycarbonate, silicon, steel, minyak jenis isolasi, kertas isolasi, dan kawat tembaga ukuran tertentu. Walaupun kita ketahui bahwa di Indonesia telah berdiri industri hulu seperti Krakatau Steel, Pertamina, dan Petrokimia, namun spesifikasi teknis yang dibutuhkan oleh industri mesin listrik sering tidak dapat dipenuhi bahkan tidak tersedia. Unit 20,000 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 Produksi (Unit) Konsumsi DN (Unit) Kapasitas (Unit) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Mesin, Ditjen ILMTA Gambar Kinerja Industri Panel dan Gear LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 21

31 Bab 3 : Perkembangan Kinerja Produksi Komoditi Industri terpilih Ban Ban Sepeda Motor Realisasi produksi ban sepeda motor terus mengalami penurunan. Produksi pada triwulan ini turun sedikit 9.89 persen dibanding triwulan III dan turun 3.14 persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 6,526,486 unit. Untuk triwulan ini tingkat konsumsi dalam negeri juga mengalami penurunan persen dibanding triwulan III, namun naik persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 6,120,878 juta unit. (Gambar 3.22). 9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 Unit Produksi (Unit) Konsumsi DN (Unit) Kapasitas (Unit) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Ban Sepeda Motor Ban Mobil Realisasi produksi ban mobil triwulan IV sebesar 9.46 juta unit. Nilai ini turun persen jika dibandingkan triwulan III, dan turun 9.67 persen dibanding triwulan IV Rata-rata konsumsi ban mobil dalam negeri dibandingkan dengan realisasi produksi sebesar 42 persen dan sebagian produksi ban diperuntukkan bagi pasar ekspor seperti terlihat pada Gambar Sejak tanggal 30 Maret 2006 telah diberlakukan ketentuan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI). Asosiasi perusahaan Ban Indonesia (APBI), berpendapat bahwa kewajiban SNI untuk produk ban yang berorientasi ke pasar domestik harus didukung oleh para pelaku usaha. Pemberlakuan ketentuan ini sekaligus diarahkan untuk menjaga pasar domestik dari maraknya produk ban ex-impor yang tidak memenuhi standar yang diwajibkan. 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 Produksi (Ribu Unit) Konsumsi DN (Ribu Unit) Kapasitas (Ribu Unit) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Ban Mobil Tepung Terigu Realisasi produksi industri tepung terigu di dalam negeri periode triwulan IV bernilai 812,023 ton. Angka ini turun sedikit sebesar 1.36 persen dibanding triwulan III namun naik persen dibanding triwulan IV 2008 (Gambar 3.24). Industri Tepung Terigu yang jumlahnya masih relatif kecil di dalam negeri sangat rentan terhadap gejolak harga gandum yang terjadi di pasar global. Untuk jenis gandum Hard Red Winter (HRW) Ordinary yang biasa digunakan sebagai patokan. Komponen biaya gandum mencapai 90 persen dari struktur biaya produksi terigu. Sehingga naiknya harga gandum dunia, cepat atau lambat akan menyebabkan kenaikan harga tepung terigu di dalam negeri secara bertahap. Sumber Direktorat Industri Makanan, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Tepung Terigu Barang Jadi Rotan Total nilai Produksi barang jadi rotan triwulan IV naik sebesar 7.66 persen dibanding periode sebelumnya, namun mengalami penurunan persen dibanding periode yang sama tahun 2008 menjadi Rp. 956 miliar. (Gambar 3.25). 22 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN

32 Bab 3 : Perkembangan Kinerja Produksi Komoditi Industri terpilih Sumber Ditjen IKM Gambar Kinerja Industri Barang Jadi Rotan Keramik Keramik Tile Realisasi produksi keramik tile terus mengalami kecenderungan naik. Pada triwulan IV ini produksi meningkat sebesar persen dibanding triwulan sebelumnya dan persen menjadi ton. Begitu juga dengan konsumsi dalam negeri terus mengalami kenaikan sebesar 19,94 persen dari triwulan sebelumnya dan persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi ton seperti terlihat pada Gambar 3.26 berikut. Ribu Ton 20,000 18,000 16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 Produksi (Ton) Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Konsumsi DN (Ton) Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Gambar Kinerja Industri Keramik Tableware Keramik Sanitary Sama seperti jenis keramik lainnya yang mengalami kenaikan, pada triwulan IV produksi keramik sanitary juga naik 7.20 persen dibanding triwulan III, namun turun 2.39 persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi 16,911 ton. Hal yang sama dialami konsumsi dalam negeri naik persen dibanding triwulan III, dan naik persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 16,191 ton seperti terlihat pada Gambar 3.28 berikut. 1,400,000 1,200,000 1,000,000 Produksi (Ton) Konsumsi DN (Ton) 20,000 18,000 16,000 14,000 Produksi (Ton) Konsumsi DN (Ton) Ribu Ton 800, ,000 Ribu Ton 12,000 10,000 8, ,000 6, ,000 0 Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV 4,000 2,000 0 Triwulan IV 2008 Triwulan III Triwulan IV Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Keramik Tile Sumber Direktorat Industri Kimia Hilir, Ditjen IAK Gambar Kinerja Industri Keramik Sanitary Keramik Tableware Realisasi keramik tableware terlihat mengalami kenaikan dalam produksinya. Pada triwulan ini, naik 5.28 persen jika dibanding triwulan III, dan naik 7.19 persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi ton. Sementara itu konsumsi dalam negeri turun persen dibanding triwulan III 2099, namun naik persen dibanding triwulan IV 2008 menjadi 11,504 ton seperti terlihat pada Gambar 3.27 berikut. LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV TAHUN 23

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan I Tahun 2010 Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan III Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan IV Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH Triwulan II Tahun Industrialisasi menuju kehidupan yang lebih baik KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN

LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 1 2 LAPORAN PERKEMBANGAN KOMODITI INDUSTRI TERPILIH TRIWULAN IV, TAHUN 28 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2008 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2008 Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 24-29

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2008 Pusat Data dan Informasi. iii

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2008 Pusat Data dan Informasi. iii KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2007 Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2007 Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014

BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II (SEMESTER I) TAHUN 2014 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA Mudrajad Kuncoro Juli 2008 Peranan Masing- Masing Cabang Industri Terhadap PDB Sektor Industri Tahun 1995-2008* No. Cabang Industri Persen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR Industri manufaktur merupakan sektor strategis di dalam perekonomian nasional. Hal itu ditegaskan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Beberapa Negara... 1 KATA PENGANTAR Pengembangan sektor industri saat ini diarahkan untuk lebih mampu menunjang pertumbuhan ekonomi yang tinggi seperti yang diamanatkan oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) 2004-2009

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 No. 40/08/36/Th.VIII, 5 Agustus 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN II-2014 PDRB Banten triwulan II tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2,17 persen,

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 32/05/35/Th. XI, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2013 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2013 (y-on-y) mencapai 6,62

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pembangunan jangka panjang, sektor industri merupakan tulang punggung perekonomian. Tumpuan harapan yang diletakkan pada sektor industri dimaksudkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 184.845.034 194.426.046 9.581.012 5,18 2 Usaha Menengah (UM)

Lebih terperinci

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun. Indonesia pada tahun 2011 tumbuh sebesar 6,5% (yoy), sedangkan pertumbuhan triwulan IV-2011 secara tahunan sebesar 6,5% (yoy) atau secara triwulanan turun 1,3% (qtq). PDB per kapita atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2014 No. 32/05/35/Th. XIV, 5 Mei 2014 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2014 (y-on-y) mencapai 6,40

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 26/05/73/Th. VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014 PEREKONOMIAN SULAWESI SELATAN TRIWULAN I 2014 BERTUMBUH SEBESAR 8,03 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 11/02/72/Th. XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah pada tahun 2013 yang diukur dari persentase kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar

Lebih terperinci

Produk Domestik Bruto (PDB)

Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto (PDB) Gross Domestic Product (GDP) Jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unitunit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.

Lebih terperinci

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA SKALA USAHA 1 Usaha Kecil (UK) 17.968.449 19.510.919 1.542.470 8,58 2 Usaha Menengah (UM) 23.077.246 25.199.311 2.122.065 9,20 Usaha Kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH No. 06/02/72/Th. XIV. 7 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH Ekonomi Sulawesi Tengah tahun 2010 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT) OLEH SRI MULYANI H14103087 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014 No.22/05/36/Th.VIII, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN I-2014 PDRB Banten triwulan I tahun 2014, secara quarter to quarter (q to q) tumbuh positif 0.87 persen, setelah triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI

INDIKATOR he AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH & ASESMEN SUBSEKTOR EKONOMI Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Penjualan Minyak Diesel Konsumsi Semen Produksi Kendaraan Non Niaga Penjualan Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Penjualan Kendaraan Niaga Produksi Sepeda

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Triwulan II-29 Perekonomian Indonesia secara tahunan (yoy) pada triwulan II- 29 tumbuh 4,%, lebih rendah dari pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,4%). Sementara itu, perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN TRIWULAN III-2014 No. 53/11/36/Th.VIII, 5 November 2014 PDRB Banten triwulan III 2014, secara quarter to quarter (q to q) mengalami pertumbuhan sebesar 2 persen, melambat

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w s. go.id PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG 2011 2013 ISSN : 1978-9602 No. Publikasi : 05310.1306 Katalog BPS : 6102002 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

KINERJA. Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA.

KINERJA. Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA. KINERJA Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III - 2017 triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA KINERJA Pagu Anggaran SEKTOR Ditjen IKTA S.D IKTATRIWULAN Tahun 2017III

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2008 Sebagai dampak dari krisis keuangan global, kegiatan dunia usaha pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan yang tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV-2004 Kegiatan usaha pada triwulan IV-2004 ekspansif, didorong oleh daya serap pasar domestik Indikasi ekspansi, diperkirakan berlanjut pada triwulan I-2005 Kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 No. 09/02/36/Th. VIII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013 Secara total, perekonomian Banten pada triwulan IV-2013 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000

Lebih terperinci

Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi*

Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi* Perkembangan Sektor Industri di Awal 2008 Oleh: Didik Kurniawan Hadi* Harus diakui, di masa pemerintahan SBY-JK, ketidakstabilan makroekonomi dan ketidakpastian kebijakan ekonomi makro sudah jauh menurun

Lebih terperinci

Statistik KATA PENGANTAR

Statistik KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan sumber

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 63/11/73/Th. VIII, 5 November 2014 EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 6,06 PERSEN Perekonomian Sulawesi Selatan pada triwulan III tahun 2014 yang diukur

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II tahun 2013 tumbuh sebesar 3,89% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,79% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th. X, 5 November 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN III-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan III Tahun 2012 (y-on-y) mencapai 7,24 persen

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 31/05/35/Th. X, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN I-2012 Ekonomi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2012 (c-to-c) mencapai 7,19 persen Ekonomi

Lebih terperinci

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh Triwulan I - 2015 LAPORAN LIAISON Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh terbatas, tercermin dari penjualan domestik pada triwulan I-2015 yang menurun dibandingkan periode

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 10/02/34/Th.XVI, 3 Februari 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN IV TAHUN

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA TRIWULAN IV- Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan IV- masih tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode

Lebih terperinci

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun

Statistik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun KATA PENGANTAR Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (U MKM) menjadi sangat strategis, karena potensinya yang besar dalam menggerakkan kegiatan ekonomi masyarakat, dan sekaligus menjadi tumpuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara di dunia ini pasti akan melakukan interaksi dengan negaranegara lain di sekitarnya. Biasanya bentuk kerjasama atau interaksi itu berbentuk perdagangan antar

Lebih terperinci

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 / BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau

Lebih terperinci

I.1. Perkembangan Sektor Industri dan Perannya terhadap Perekonomian Nasional sampai dengan tahun 2004

I.1. Perkembangan Sektor Industri dan Perannya terhadap Perekonomian Nasional sampai dengan tahun 2004 - 1 - BAB I. PENDAHULUAN I.1. Perkembangan Sektor Industri dan Perannya terhadap Perekonomian Nasional sampai dengan tahun 2004 Bila dilihat perkembangannya dari sejak akhir tahun 60-an, industri nasional

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH No.12/02/33/Th.VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN PDRB JAWA TENGAH TAHUN 2012 MENCAPAI 6,3 PERSEN Besaran PDRB Jawa Tengah pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014 No. 68/11/71/Th. VIII, 5 November 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN III/2014 Perekonomian Sulawesi Utara yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada ulan III/2014

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 BPS PROVINSI DKI JAKARTA PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008 No. 08/02/31/Th. XI, 16 Februari 2009 Secara total, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan IV tahun 2008 yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE

KATA PENGANTAR. Lubuklinggau, September 2014 WALIKOTA LUBUKLINGGAU H. SN. PRANA PUTRA SOHE KATA PENGANTAR Buku Indikator Ekonomi Kota Lubuklinggau ini dirancang khusus bagi para pelajar, mahasiswa, akademisi, birokrat, dan masyarakat luas yang memerlukan data dan informasi dibidang perekonomian

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA gf TRIWULAN IV-2017 Hasil Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan bahwa kegiatan usaha pada triwulan IV-2017 masih tumbuh, meski tidak setinggi triwulan III- 2017 sesuai

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 EKONOMI PAPUA TRIWULAN I-2017 TUMBUH 3,36 PERSEN MENINGKAT DARI TAHUN SEBELUMNYA YANG BERKONTRAKSI -0,72 PERSEN 26/05/94/Th.X,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH Ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan I tahun 213 tumbuh sebesar 4,17% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,18% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/02/16/Th.XVIII, 5 Februari 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN TUMBUH 4,50 PERSEN Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NTB No. 13/02/52/Th.IX, 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 EKONOMI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2014 TUMBUH 5,06 PERSEN Perekonomian Provinsi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN 2010 No. 46/11/51/Th. IV, 5 Nopember PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN III TAHUN PDRB Provinsi Bali I meningkat sebesar 2,65 persen dibanding triwulan sebelumnya (q-to-q). Peningkatan terjadi di hampir semua

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Triwulan I - 2015 SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada triwulan I-2015 tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008 BADAN PUSAT STATISTIK No.43/08/Th. XI, 14 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II- Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II-

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015

PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 No. 27/05/94/ Th. VIII, 5 Mei 2015 PEREKONOMIAN PAPUA TRIWULAN I TAHUN 2015 Perekonomian Papua triwulan I tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 No.05/02/33/Th.III, 16 Februari 2009 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH TAHUN 2008 PDRB Jawa Tengah triwulan IV/2008 menurun 3,7 persen dibandingkan dengan triwulan III/2007 (q-to-q), dan bila dibandingkan

Lebih terperinci

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PEREKONOMIAN KALIMANTAN BARAT PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,08 PERSEN No. 11/02/61/Th. XVII, 5 Februari 2014 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 11/2/16/Th.XIX, 6 Februari 217 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 EKONOMI PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 216 TUMBUH 5,3 PERSEN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013 No. 37/08/91/Th. VII, 02 Agustus 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013 Besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2013 mencapai Rp 11.972,60 miliar, sedangkan menurut harga

Lebih terperinci

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Secara triwulanan, PDRB Kalimantan Selatan triwulan IV-2013 menurun dibandingkan dengan triwulan III-2013 (q-to-q)

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 No. 05/11/Th.IX, 5 Februari 2015 No. 11/02/63/Th.XIX/ 5 Februari 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2014 TUMBUH 4,85 PERSEN MELAMBAT SEJAK TIGA TAHUN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 BPS PROVINSI BENGKULU No. 10/02/17/XI, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2016 EKONOMI BENGKULU TUMBUH 5,30 PERSEN, MENINGKAT DIBANDINGKAN TAHUN 2015 Perekonomian Provinsi Bengkulu

Lebih terperinci

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017 I. REALISASI INVESTASI PMA & PMDN 1. Total Realisasi Investasi PMA dan PMDN berdasarkan Laporan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 28/05/34/Th.XVII, 4 Mei 2015 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN I TAHUN 2015 Pertumbuhan produksi Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian di Indonesia tidak sekedar terfokus pada peran pemerintah, banyak sektor yang mempunyai peran dalam kemajuan perekonomian di Indonesia. Proses

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO Tahun 27 Perekonomian Indonesia pada Tahun 27 tumbuh 6,32%, mencapai pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir. Dari sisi produksi, semua sektor mengalami ekspansi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 52/08/35/Th.XV, 7 Agustus 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 EKONOMI JAWA TIMUR TRIWULAN II-2017 TUMBUH 5,03 PERSEN MELAMBAT DIBANDING TRIWULAN II-2016 Perekonomian

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th.XI, 5 Februari 2013 Ekonomi Jawa Timur Tahun 2012 Mencapai 7,27 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2014

PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVI, 3 November 2014 PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS) DAN INDUSTRI MIKRO KECIL (IMK) TRIWULAN III TAHUN

Lebih terperinci

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.

GROWTH (%) SHARE (%) JENIS PENGELUARAN 2011** 2012*** Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q.4 Q.1 Q.2 Q.3 Q. Keterangan 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 * 2011 ** 2012 *** Produk Domestik Bruto (%, yoy) 3.64 4.50 4.78 5.03 5.69 5.50 6.35 6.01 4.63 6.22 6.49 6.23 Produk Nasional Bruto (%, yoy)

Lebih terperinci

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Jakarta, 18 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI 2 Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 No. 06/02/62/Th. VII, 5 Februari 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012 Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV-2012 terhadap triwulan III-2012 (Q to Q) secara siklikal

Lebih terperinci