BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

(Class Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas. CAR (Class. Room Action Research) atau Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan terdiri dari dua siklus. Dalam Arikunto, Suharsimi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Rancangan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat Penelitian Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Hubungan keempat komponen. Bagan 2. Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan suatu metode yang tepat. Ini dimaksudkan agar kegiatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. literature bahasa Inggris disebut classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini di SDN 1 Kotakarang, Kecamatan Telukbetung Barat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, tepatnya pada tahun pelajaran 2012/2013. waktu 2 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan Februari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2012: 41), Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Pendekatan Komunikatif dengan Metode Simulasi dalam Meningkatkan Keterampilan Menyimak Siswa Kelas V SD Negeri 2 Panjer Tahun Ajaran 2015/2016 dilaksanakan di SD Negeri 2 Panjer yang berada di wilayah Panjer, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, tepatnya terletak ± 5 km sebelah timur dari pusat kota Kebumen. Sekolah ini berdiri pada tahun 1953. Status dari sekolah ini pertama adalah Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun, SR peralihan menerima murid kelas IV dari SR 3 tahun. Pertama berdiri dengan satu unit gedung terdiri dari 3 ruang kelas yang terletak di Jalan Kutoarjo No 53 Panjer, Kebumen. Pada pertengahan tahun 1953 ditambah gedung lagi dengan gedung inpres yang terdiri dari 3 ruang, terletak di sebelah barat PGSD yaitu di Jalan Gelatik dan ditambah 1 unit rumah jaga. Pada tanggal 29 November 1990 dimulai pembangunan yang terletak di Gang Banyumudal, Panjer (peletakan batu pertama. Gedung yang dimiliki oleh sekolah ini terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang laboratorium komputer, ruang kantor, ruang kelas I-VI, ruang mushola, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang aula, WC dan kamar mandi, rumah dinas, gudang dan dapur. Ruangan-ruangan sudah termasuk bangunan yang permanen sehingga setiap ruangan memiliki kegunaannya masingmasing.gedung sekolah sudah berdiri kokoh dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lengkap. Perpustakaan berisi buku-buku pelajaran yang dibutuhkan siswa. Jumlah siswa adalah 200 dengan perincian jumlah siswa 34

35 kelas I sebanyak 36 siswa, kelas II sebanyak 24 siswa, kelas III sebanyak 27 siswa, kelas IV sebanyak 44 siswa, kelas V sebanyak 36 siswa, dan kelas VI sebanyak 33 siswa. Jumlah tenaga pendidik dan nonpendidik adalah 12 orang. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: (1) Lokasi penelitian mudah dijangkau dari tempat kost peneliti; (2) Adanya kemauan guru untuk dijadikan kolaborator penelitian. Selain itu, keterampilan menyimak siswa kelas V juga masih kurang. 2. Waktu Penelitian Pembuatan jadwal waktu penelitian bertujuan agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan secara sistematis dan efisien. Adapun jadwal penelitian yang telah dilaksanakan sebagai berikut: a. Persiapan Penelitian 1) Koordinasi perizinan : 11 November 2015 2) Observasi : 18 November 2015 3) Penyusunan proposal : Desember 2015 sampai Januari 2016 4) Seminar proposal : 26 Januari 2016 5) Revisi proposal : 28 Januari 2016 sampai 1 Februari 2016 b. Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus I a) Pertemuan 1 (1) Perencanaan : 3 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 4 Februari 2016 (3) Observasi : 4 Februari 2016 (4) Refleksi : 4 Februari 2016 b) Pertemuan 2 (1) Perencanaan : 9 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 10 Februari 2016 (3) Observasi : 10 Februari 2016 (4) Refleksi : 10 Februari 2016 2) Siklus II a) Pertemuan 1 (1) Perencanaan : 12 Februari 2016

36 (2) Pelaksanaan : 13 Februari 2016 (3) Observasi : 13 Februari 2016 (4) Refleksi : 13 Februari 2016 b) Pertemuan 2 (1) Perencanaan : 21 Februari 2016 (2) Pelaksanaan : 22 Februari 2016 (3) Observasi : 22 Februari 2016 Refleksi : 22 Februari 2016 a) Pertemuan 1 (1) Perencanaan : 28 Maret 2016 (2) Pelaksanaan : 29 Maret 2016 (3) Observasi : 29 Maret 2016 (4) Refleksi : 29 Maret 2016 b) Pertemuan 2 (1) Perencanaan : 6 Maret 2016 (2) Pelaksanaan : 7 Maret 2016 (3) Observasi : 7 Maret 2016 (4) Refleksi : 7 Maret 2016 c. Analisis Data dan Pelaporan 1) Analisis Data : 13 Februari 2016 sampai 7 Maret 2016 2) Menyusun : 13 Februari 2016 sampai 8 April 2016 laporan skripsi 3) Ujian dan revisi : 27 April 2016 sampai 3 Mei 2016 4) Penggandaan dan : 4 Mei 2016 pengumpulan laporan B. Pendekatan Penelitian Pemilihan pendekatan pada suatu penelitian dilakukan setelah peneliti menentukan variabel penelitian. Penelitian ini mengambil dua variabel, yaitu variabel X atau variabel yang mempengaruhi dan variabel Y atau variabel yang dipengaruhi. Variabel X pada penelitian ini adalah pendekatan

37 komunikatif dengan metode simulasi. Sedangkan variabel Y pada penelitian ini adalah peningkatan keterampilan menyimak tentang cerita rakyat kelas V SD Negeri 2 Panjer tahun ajaran 2015/2016. Dari variabel-variabel penelitian tersebut, maka peneliti memilih pendekatan penelitian tindakan. Pendekatan tersebut dikenal dengan nama Penelitian Tindakan Kelas, dari negeri asal yang berbahasa Inggris dengan istilah Classroom Action Research yang disingkat CAR (Arikunto, 2010: 128). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh guru sekaligus sebagai peneliti atau bersama orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran (Kunandar, 2012: 45). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif bersama guru kelas. Peneliti bertugas sebagai perancang tindakan dan guru sebagai pelaksana tindakan. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Pada umumnya siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer memiliki latar belakang yang baik walaupun ada juga sebagian siswa yang memiliki latar belakang yang kurang baik seperti latar belakang keluarga yang tidak harmonis. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan ayah dan ibu, sebagian besar pendidikan ayah dan ibu siswa kelas V SDN 2 Panjer adalah lulusan pendidikan SMA sederajat. Ada sebagian yang merupakan lulusan SMP, SD, dan perguruan tinggi. Sebagian besar pekerjaan orang tua siswa adalah buruh, hanya beberapa yang PNS. Oleh karena itu masih sangat kurang perhatian orang tua terhadap prestasi belajar anaknya. D. Data dan Sumber Data 1. Data Kunandar (2012: 128) menyebutkan bahwa terdapat dua jenis data pada penelitian tindakan kelas yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

38 Data kualitatif dalam penelitian ini merupakan data tentang informasi berupa gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. Data ini berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumen. Data kuantitatif dalam peneltian ini berupa peningkatan keterampilan menyimak siswa yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa. 2. Sumber Data a. Siswa Data yang berasal dari siswa diperoleh dari siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer, tahun ajaran 2015/2016. Data yang dicari dan digunakan yaitu hasil observasi selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. Selain itu data yang diperoleh dari siswa adalah data hasil evaluasi belajar dengan menggunakan lembar evaluasi tiap siklus. b. Guru Kelas V Penelitian ini dilakukan dengan teknik kolaborasi, kolaborator sekaligus praktikan adalah guru kelas V SD Negeri 2 Panjer yaitu Dwi Sunarsih. Data yang diperoleh dari guru kelas sebagai pelaksana tindakan yaitu berupa keterangan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang terjadi di kelas. Guru kelas sebagai orang yang paling sering berjumpa dan mengajar siswa merupakan salah satu sumber data yang sangat dibutuhkan peneliti. Data ini diperoleh melalui wawancara dan observasi. c. Dokumen Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono, 2009: 240). Dokumen dalam penelitian ini adalah hasil tes pratindakan siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer. Dokumen ini di maksudkan untuk mencari tahu tentang pengetahuan dan kemampuan awal siswa sebelum dilakukan tindakan, sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan dengan penelitian yang dilakukan.

39 E. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik tes dan nontes yang secara lebih rinci dapat dilihat dari uraian sebagai beikut: a. Teknik tes Teknik tes sebagai teknik pengumpulan data berfungsi memperoleh data tentang peningkatan keterampilan menyimak siswa tentang cerita rakyat. Pemberian tes ditujukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari setiap siklus. Menurut Kunandar (2012: 186), Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya. Berkaitan dengan penelirian ini, peneliti menggunakan jenis tes tertulis. Tes tertulis merupakan cara menjawab soal dalam bentuk tulisan. Dalam tes tertulis peneliti menggunakan tes essay atau uraian. Tes tertulis bentuk uraian adalah alat penilaian yang menuntut siswa untuk mengingat, memahami, dan mengorganisasikan gagasannya atau hal-hal yang sudah dipelajari, dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Keunggulan dari tes uraian adalah: (1) dapat mengukur aspek kognitif yang lebih tinggi; (2) mengembangkan keterampilan berbahasa; (3) dapat melatih keterampilan berpikir yang teratur; dan (4) dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (Kunandar, 2012: 189). b. Teknik nontes 1) Pengamatan atau Observasi Pengamatan sangat cocok sebagai pengumpul data kualitatif, karena pengamatan dapat menjelaskan suatu proses dari awal hingga akhir. Pengamatan atau observasi menurut Kunandar (2012: 143) adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Sedangkan menurut Mulyasa (2011: 69) Observasi merupakan instrument untuk mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam

40 pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas. Menurut Nasution (Sugiyono, 2012: 310), observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan karena para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa observasi adalah kegiatan memperhatikan dengan teliti untuk melihat seberapa jauh hasil dari tindakan yang dilakukan. Penggunaan metode observasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Arikunto (2010: 272), dalam menggunakan metode observasi, cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Lembar pengamatan yang digunakan untuk mengamati proses dapat dibuat dengan alternatif jawaban Ya dan Tidak, atau bergradasi 1, 2, 3, dan 4. (Arikunto, 2010: 146) Dalam hal ini peneliti memilih alternatif gradasi 1, 2, 3, dan 4. Nilai 4 termasuk dalam kategori sangat tinggi, sangat baik, sangat aktif, dan sebagainya. Nilai 3 termasuk kategori tinggi, baik, aktif, dan sebagainya. Nilai 2 termasuk kategori rendah, tidak baik, tidak aktif, dan sebagainya. Sedangankan nilai 1 termasuk kategori sangat rendah, sangat tidak baik, sangat tidak aktif, dan sebagainya. 4 dan 3 dikategorikan tinggi sedangkan 1 dan 2 dikategorikan rendah. Observasi juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana respon tentang pelaksanaan penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasiserta jalannya proses pembelajaran yang sudah berlangsung. Selain observer, peneliti juga mengamati respon perubahan-perubahan tingkah laku siswa pada saat kegiatan pembelajaran serta bagaimana peningkatan keterampilan menyimak siswa. 2) Wawancara Teknik pengumpulan data nontes selain observasi yang digunakan peneliti adalah wawancara. Berkaitan dengan wawancara menurut Hopkins (Kunandar, 2013: 157) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut

41 pandang yang lain. Sedangkan menurut Kunandar (2013: 157) wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan permasalahan penelitian. Pendapat lain dari Mulyasa (2011: 94) wawancara merupakan instrumen untuk mengumpulkan data lisan dari sumber data atau subjek penelitian secara langsung. Berdasarkan beberapa pendapat tentang wawancara, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan bertanya jawab dengan seseorang yang dianggap dapat memberikan informasi. Menurut Esterberg (Sugiyono, 2009: 319), wawancara dapat dilakukan secara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan apabila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Wawancara semiterstruktur digunakan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan idenya. Sedangkan wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang bebas dengan menggunakan pedoman wawancara berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan setelah kegiatan pembelajaran selesai, ditujukan kepada siswa dan guru. Wawancara dilakukan bertujuan untuk mengetahui tanggapan tentang penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi serta jalannya pembelajaran yang sudah berlangsung.wawancara yang dilakukan kepada siswa dan guru adalah wawancara terstruktur. 3) Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang sudah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen digunakan sebagai pelengkap dan penguat data lain. Pada penelitian ini, jenis dokumen yang digunakan adalah tulisan. Tulisan tersebut yaitu nilai ulangan tengah semester siswa.

42 2. Alat Pengumpul Data Instrumen yang digunakan pada penelitian ini disesuaikan dengan teknik pengumpulan data, antara lain: lembar tes, lembar observasi, pedoman wawancara dan lembar studi dokumen. a. Instrumen Tes Alat pengumpulan yang digunakan pada teknik tes ini berupa tes tertulis untuk mengukur keterampilan menyimak siswa dengan komposisi soal uraian berjumlah 11 soal berkaitan dengan cerita rakyat. b. Lembar Observasi Lembar observasi digunakan pada saat menggunakan teknik observasi. Lembar observasi digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran dengan penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. c. Pedoman Wawancara Pada penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya sudah disusun sebelumnya oleh pewawancara. Data hasil wawancara diperoleh dari guru dan siswa. d. Lembar Studi Dokumen Lembar studi dokumen digunakan untuk mencermati dokumen berupa nilai siswa pratindakan. 3. Penyusunan Instrumen Alat Pengumpulan Data a. Instrumen Pengamatan Penerapan Pendekatan Komunikatif dengan Metode Simulasi 1) Definisi Konsep Penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi adalah pembelajaran yang mengutamakan komunikasi dan interaksi dalam bentuk bermain peran atau seolah-olah berada dalam keadaan yang sebenarnya yang meliputi langkah persiapan, penyajian materi melalui pendekatan komunikatif, pembagian kelompok, pelaksanaan metode simulasi, pengkajian tata bahasa, dan pelaksanaan evaluasi.

43 2) Definisi Operasional Penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi merupakan akumulasi skor dan deskripsi yang menunjukkan pelaksanaan pembelajaran menerapkan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. Skor dan deskripsi tersebut diperoleh melalui lembar observasi, pedoman wawancara penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. Langkah-langkah penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi adalah sebagai berikut: (1) penyajian materi melalui pendekatan komunikatif; (2) pembagian kelompok; (3) pelaksanaan simulasi; (4) pengkajian tata bahasa; (5) pelaksanaan evaluasi. Adapun mengenai kisi-kisi lembar observasi dan pedoman wawancara penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi oleh guru dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 N o Kisi-kisi Lembar Observasi dan Pedoman Wawancara Penerapan Pendekatan Komunikatif dengan Metode Simulasi terhadap Guru dan Siswa Aspek Penerapan Pendekatan Komunikatif dengan Metode Simulasi No. Butir Jumlah Persen tase 1 Penyajian materi melalui 1,2,3,4 4 40% pendekatan komunikatif 2 Pembagian kelompok 5 1 10% 3 Pelaksanaan metode simulasi 6,7,8 3 30% 4 Pengkajian tata bahasa 9 1 10% 5 Pelaksanaan evaluasi 10 1 10% Jumlah 10 100% b. Instrumen Pengamatan Peningkatan Keterampilan Menyimak Bahasa Indonesia Kelas V SD 1) Definisi Konsep Peningkatan keterampilan menyimak adalah proses meningkatnya kegiatan mendengarkan serta memahami makna

44 komunikasi yang telah disampaikan guru dengan penuh pemahaman dan perhatian secara apresiasi melalui tahapan mendengar, memahami, menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi pada mata pelajaran bahasa Indonesia tentang cerita rakyat dengan mengidentifikasi unsur cerita seperti tema, alur, penokohan, amanat, dan latar belakang di kelas V SD. 2) Definisi Operasional Peningkatan keterampilan menyimak siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer tentang cerita rakyat dapat dilihat dari nilai siswa setelah mengerjakan soal evaluasi. Soal evaluasi terdiri dari soal uraian. Penjelasan mengenai indikator pencapaian dapat dilihat pada tabel kisikisi soal evaluasi berikut ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Penilaian Tes Keterampilan Menyimak Siklus I Perte Nomor Jumlah Indikator muan Soal Soal Bentuk Soal 1 - Menyebutkan unsur 10 10 Uraian intrinsik cerita rakyat Malin Kundang - Menceritakan kembali isi cerita singkat dengan menggunakan ragam bahasa tertentu 1 1 Uraian 2 - Menyebutkan unsur 10 10 Uraian intrinsik cerita rakyat Timun Mas - Menceritakan 1 1 Uraian kembali isi cerita singkat dengan menggunakan ragam bahasa tertentu Jumlah 22

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Penilaian Tes Keterampilan Menyimak Siklus II Perte Nomor Jumlah Indikator muan Soal Soal Bentuk Soal 1 - Menyebutkan unsur 10 10 Uraian intrinsik cerita rakyat Batu Menangis - Menceritakan kembali isi cerita singkat dengan menggunakan ragam bahasa tertentu 1 1 Uraian 2 - Menyebutkan unsur 10 10 Uraian intrinsik cerita rakyat Asal-usul Kota Cianjur - Menceritakan 1 1 Uraian kembali isi cerita singkat dengan menggunakan ragam bahasa tertentu Jumlah 22 45 Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Penilaian Tes Keterampilan Menyimak Siklus III Perte Nomor Jumlah Indikator muan Soal Soal Bentuk Soal 1 - Menyebutkan unsur 10 10 Isian intrinsik cerita rakyat Asal-usul Danau Toba - Menceritakan kembali isi cerita singkat dengan menggunakan ragam bahasa tertentu 1 1 Uraian 2 - Menyebutkan unsur 10 10 Uraian intrinsik cerita rakyat Roro Jonggrang - Menceritakan 1 1 Uraian kembali isi cerita singkat dengan menggunakan ragam bahasa tertentu Jumlah 22

46 Pedoman penilaian masing-masing indikator berbeda-beda disesuaikan dengan bobot pertanyaan. Pedoman penilaian indikator menyebutkan unsur-unsur intrinsik cerita rakyat yaitu: (1) kesesuaian dengan cerita; (2) kesungguhan menjawab pertanyaan. Sedangkan pedoman penilaian indikator menceritakan kembali isi cerita singkat dengan menggunakan ragam bahasa tertentu yaitu: (1) kesesuaian ringkasan dengan cerita; (2) sistematika penulisan cerita; (3) penggunaan bahasa. Pedoman penilaian selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Menyebutkan Unsur-unsur Intrinsik Cerita Rakyat No Aspek Skor Persentase 1 Kesesuaian dengan cerita 1 50% 2 Kesungguhan menjawab 1 50% pertanyaan Jumlah skor maksimal 2 100 % Teknik Penskoran Nilai = ( aspek 1 + aspek 2) x 10 = 2 x 10 = 20 Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Menceritakan Kembali Isi Cerita Singkat dengan Menggunakan Ragam Bahasa Tertentu No Aspek Skor Persentase 1 Kesesuaian ringkasan dengan 5 50% cerita 2 Sistematika penulisan cerita 3 30% 3 Penggunaan bahasa 2 20% Jumlah skor maksimal 10 100 % Teknik penskoran Nilai = Aspek 1 + Aspek 2 + aspek 3 = 5 + 3 + 2 = 10

47 Nilai Akhir = 20 + 10 x 10 3 Nilai maksimal = 100 F. Teknik Uji Validitas Data Kesahihan data yang diperoleh merupakan hal yang penting dalam penelitian. Cara yang digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu data disebut uji validitas data. Sugiyono (2012) menjelaskan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Berdasarkan uraian menurut ahli, dapat disimpulkan, validitas adalah derajat ketepatan yang digunakan untuk mengukur data yang dilaporkan peneliti dengan data sesungguhnya Dalam PTK ini, untuk menjamin dan memperoleh kesahihan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi. Sugiyono (2009: 330) berpendapat, teknik triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Adapun teknik triangulasi yang akan penulis gunakan adalah teknik triangulasi menurut Sugiyono (2009: 330) yaitu meliputi triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik triangulasi sumber dilakukan dengan tiga sumber data untuk memperoleh satu data yaitu mengenai penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi serta respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Sumber data dalam penelitian ini meliputi guru kelas V, siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer dan dokumen siswa. Triangulasi teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik tes, observasi, wawancara, dan dokumen. Tes dilakukan untuk menilai peningkatan keterampilan menyimak siswa, observasi (pengamatan) dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, wawancara dilakukan terhadap siswa dan observer setelah kegiatan pembelajaran, dokumen yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini yaitu nilai ulangan tengah semester siswa. Peneliti membandingkan data yang terkumpul dari teknik tes,

observasi, wawancara, dan dokumen kemudian ditarik simpulan sehingga data benar-benar mendekati kesahihan. 48 G. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh berupa data kualitatif, hal ini membuat variasi data yang tinggi dan membuat analisi menjadi semakin sulit, sejalan dengan yang diungkapkan Nasution (Sugiyono, 2009: 334) yaitu melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual tinggi Seperti yang dinyatakan oleh Miles dan Huberman bahwa yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan baik. Dalam hal ini menurut Sugiyono (2012: 244), analisis data merupakan proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan, dan sebagainya, dengan cara mengorganisasikan data dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan dua macam teknik analisis data, yaitu analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Data kuantitatif berupa berupa peningkatan keterampilan menyimak siswa yang diperoleh melalui soal evaluasi. Data kuantitatif dianalisis secara statistik deskriptif, yaitu penyajian data melalui tabel, grafik, diagram, perhitungan mean, median, modus dan perhitungan persentase. Data kualitatif berupa informasi gambaran pelaksanaan penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. Data ini berupa hasil observasi, wawancara, dan dokumen. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang meliputi 3 alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman ada tiga langkah pengolahan data kualitatif, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2012: 246). Adapun mengenai uraian tiga langkah pengolahan data kualitatif sebagai berikut:

49 1. Reduksi Data Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menganalisis data adalah mereduksi data yang diperoleh. Reduksi data dilakukan setelah pelaksanaan tindakan atau siklus selesai. Mereduksi data artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan. Adapun data yang terkumpul melalui berbagai sumber data, yaitu (a) data hasil tes keterampilan menyimak, (b) data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumen dari berbagai sumber/observer. Datadata yang telah dirangkum direduksi dengan memperhatikan unsur pemilihan, keterhubungan, dan pengelompokkan data, kemudian dilakukan analisis data. 2. Penyajian Data Informasi-informasi yang terkumpul menjadi suatu kesimpulan berdasarkan reduksi data. Data atau informasi tersebut kemudian disajikan dalam suatu bentuk tabel, grafik, dan sejenisnya, maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Berdasarkan penyajian data yang dilakukan, ditarik suatu kesimpulan tentang fakta-fakta yang terjadi di lapangan dan tindak lanjut melalui langkah atau solusi yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan penelitian. 3. Penarikan Kesimpulan Data yang telah diproses kemudian disimpulkan secara umum yang objektif dan valid. Kesimpulan yang diambil hendaknya tidak menyimpang dari rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dibuat. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah sewaktuwaktu bila ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Penyimpulan hasil penelitian dapat berbentuk tabel atau diagram maupun deskripsi atau gambaran langkah-langkah pembelajaran yang tepat

50 diterapkan kepada siswa. Dalam hal ini melalui penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi untuk meningkatkan keterampilan menyimak siswa kelas V SD Negeri 2 Panjer. Berdasarkan data-data yang didukung bukti-bukti yang konsisten sesuai dengan kondisi di lapangan, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap tindakan yang telah dilakukan. H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan uraian tentang petunjuk atau tanda yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila mencapai indikator kinerja penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang Diukur Target Cara Mengukur Guru menerapkan Melalui lembar observasi guru dan pendekatan komunikatif wawancara guru tentang penerapan 80% dengan metode simulasi pendekatan komunikatif dengan metode Respon siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. Peningkatan keterampilan menyimak 80% 80% simulasi yang mencapai target penelitian. Melalui lembar observasi siswa dan wawancara siswa tentang penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi yang mencapai target penelitian. Melalui hasil tes evaluasi (dihitung dari jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yaitu 75) yang dilakukan pada akhir pembelajaran disetiap siklus. I. Prosedur Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang bersifat kolaboratif, sesuai yang dikemukakan Arikunto (2010: 129) bahwa ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan

51 adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan (Arikunto, 2008: 17). Penelitian tindakan kelas kolaboratif dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai penyusun skenario pembelajaran dan penyusun rencana pembelajaran, sedangkan guru sebagai pelaksana tindakan. Penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas sebagai pelaksana dalam pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan tindakan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas selalu berhubungan dan berkelanjutan disetiap prosesnya, misalnya apabila disiklus I belum memenuhi target yang diharapkan, maka dilakukan perbaikan pada siklus yang selanjutnya. Peneliti menggunakan prosedur penelitian yang dikemukakan oleh. Menurut Arikunto (2008: 20), Ada empat tahapan penting dalam penelitian, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK tersebut membentuk suatu siklus. Siklus ini kemudian diikuti oleh siklus-siklus lain secara berkesinambungan. Adapun skema prosedur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut: Perencanaan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi SIKLUS II Pengamatan Pelaksanaan Perencanaan Refleksi SIKLUS III Pengamatan Pelaksanaan Berhasil, Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan Kelas (Modifikasi dari Arikunto, 2008: 16)

52 Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan 3 siklus. Rincian pelaksanaan penelitian dalam setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Siklus I a. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan di siklus I yaitu: (1) mengurus perizinan kepada kepala SD Negeri 2 Panjer; 2) meminta izin kepada guru kelas V SD Negeri 2 Panjer sebagai kolaborator dan menandatangani surat perjanjian antara peneliti dan guru (dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 219); (3) melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar dan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan nanti; (4) mempelajari silabus pembelajaran; (5) menyusun skenario pembelajaran; (6) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dengan alokasi waktu 4 x 35 menit untuk dua pertemuan; (7) menyusun instrumen tes dan non tes yang meliputi LKS, lembar pengamatan dan pedoman wawancara; (8) menentukan dan menandatangani surat perjanjian antara peneliti dan observer (dapat dilihat pada lampiran 27 halaman 220); (9) menyiapkan video cerita rakyat; (10) menyiapkan alat dokumentasi. Peneliti berkonsultasi terkait dengan RPP Siklus I, serta instrumen tes dan nontes kepada dosen pembimbing. Peneliti juga melakukan koordinasi dengan guru kelas yaitu penyamaan persepsi tentang langkah-langkah penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. b. Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, guru dan siswa melaksanakan perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. Guru dan siswa melaksanakan pembelajaran dengan materi pokok cerita rakyat tentang Malin Kundang dan Timun Mas c. Pengamatan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan adalah mengamati proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan

53 komunikatif dengan metode simulasi. Kegiatan pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama kegiatan berlangsung observer mengamati pembelajaran dengan mengisilembar observasi yang disediakan peneliti sesuai dengan petunjuk langkah-langkah pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. d. Refleksi Pada tahap refleksi, peneliti, guru, dan observer melakukan analisispelaksanaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I. Peneliti, guru, dan observer juga menelaah hasil observasi dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Hasil refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan pada siklus II untuk meningkatkan hasil pada siklus II. 2. Siklus II a. Perencanaan Setelah melakukan refleksi terhadap siklus I, rencana kegiatan siklus II pada tahap perencanaan antara lain: (1) peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan pada refleksi siklus I, yaitu apakah sudah atau belum mencapai kriteria keberhasilan yang peneliti tetapkan; (2) menyusun skenario pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi siklus I; (3) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dengan alokasi waktu 4x35 menit untuk dua pertemuan; (4) menggandakan instrumen tes dan non tes meliputi: soal evaluasi, lembar pengamatan dan pedoman wawancara; (5) mempersiapkan alat dokumentasi; (6) menyiapkan video cerita rakyat; (7) berkoordinasi dengan guru kelas dan observer mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Peneliti berkonsultasi terkait dengan RPP siklus II, serta instrumen tes dan nontes kepada dosen pembimbing. Siklus ini dilaksanakan berdasarkan masalah yang muncul, pada pelaksanaan pembelajaran di siklus I.

54 b. Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan di siklus II pada tahap pelaksanaan yaitu guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direvisi dan mengalami perbaikan dari siklus I. Pada siklus II dilaksanakan dua pertemuan, pertemuan pertama menggunakan materi cerita rakyat tentang Batu Menangis dan pada pertemuan kedua menggunakan materi cerita rakyat tentang Asal-usul Nama Cianjur. c. Pengamatan Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan adalah mengamati proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Selama kegiatan berlangsung observer mengamati pembelajaran dengan mengisi lembar observasi yang disediakan peneliti sesuai dengan petunjuk langkahlangkah pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. Kegiatan observasi juga akan disertai dengan perekaman video pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil observasi atau pengamatan digunakan untuk mengadakan refleksi dan menyusun tindakan berikutnya d. Refleksi Peneliti, guru, dan observer melakukan analisispelaksanaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II. Hasil refleksi pada siklus II digunakan sebagai acuan pada siklus III untuk meningkatkan hasil pada siklus III. Kegiatan refleksi pada siklus II dilakukan dengan cermat guna menentukan tindakan selanjutnya yang merupakan tindakan akhir dalam penelitian. 3. Siklus III a. Perencanaan Peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah pada refleksi siklus II. Untuk itu, peneliti menetapkan tindakan pada siklus III ini dengan memperdalam penerapan pendekatan komunikatif dengan metode simulasi. Rencana kegiatan pada siklus III

55 dalam melakukan penelitian tindakan kelas adalah 1) menyusun skenario pembelajaran sesuai hasil refleksi siklus II; 2) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus III dengan alokasi waktu 4 x 35 menit untuk dua pertemuan; 3) menggandakan instrumen tes dan non tes meliputi: soal evaluasi, lembar pengamatan dan pedoman wawancara; 4) mempersiapkan alat dokumentasi; 5) menyiapkan video cerita rakyat; 6) berkoordinasi dengan guru kelas dan observer mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Peneliti berkonsultasi terkait dengan RPP siklus III, serta instrumen tes dan nontes kepada dosen pembimbing. Siklus ini dilaksanakan berdasarkan pada masalah yang muncul di siklus II. b. Pelaksanaan Kegiatan yang dilaksanakan di siklus III pada tahap pelaksanaan yaitu guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah direvisi dan mengalami perbaikan dari siklus II. Pada siklus III dilaksanakan dua pertemuan, pertemuan pertama menggunakan materi cerita rakyat tentang Asal-usul Danau Toba dan pada pertemuan kedua menggunakan materi cerita rakyat tentang Roro Jonggrang. c. Pengamatan Tahap observasi dalam siklus III lebih mengarah pada kesimpulan dan analisis akhir. Mengingat instrumen telah disempurnakan pada tahap sebelumnya, maka diharapkan data yang diperoleh juga lebih akurat. d. Refleksi Pada tahap ini peneliti guru, dan observer melakukan analisis pelaksanaan dan penyimpulan terhadap pelaksanaan pada siklus I, II, dan III, serta menelaah hasil observasi dan menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Pada tahap refleksi siklus III, diharapkan akan diperoleh hasil yang lebih baik atau meningkat dari siklus I dan II sehingga kriteria keberhasilan dapat tercapai maksimal. Jika pada siklus III sudah mencapai indikator kinerja penelitian, maka siklus dihentikan.