5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

dokumen-dokumen yang mirip
7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Fungsi pelabuhan perikanan

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

6 AKTIVITAS PENDARATAN DAN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN DI PANGKALAN-PANGKALAN PENDARATAN IKAN KABUPATEN CIAMIS

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

7 MEKANISME PENYEDIAAN DAN DISTRIBUSI ES

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan

DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN SUMATERA UTARA INDAH KHARINA BANGUN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sektor perikanan dan kelautan terus ditingkatkan, karena sektor

6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan

5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ke konsumen semakin banyak dengan kualitasnya masing-masing. Keadaan ini

Data dan grafik produksi ikan yang didaratkan di PPI Muara Angke tahun

5 TINGKAT KEBUTUHAN ES UNTUK KEPERLUAN PENANGKAPAN IKAN DI PPS CILACAP

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 PENGELOLAAN SANITASI TEMPAT PELELANGAN IKAN PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi Pengertian distribusi

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2014 TENTANG SISTEM LOGISTIK IKAN NASIONAL

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 020 TAHUN 2016 TENTANG

Negara Kesatuan Republik lndonesia adalah benua kepulauan,

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dirubah yakni dari ikan yang dijual sendiri-sendiri menjadi ikan dijual secara lelang

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

5 PPI MEULABOH DAN KONDISI OPERASIONALNYA

BAB I PENDAHULUAN. ikan atau nelayan yang bekerja pada subsektor tersebut.

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PENDISTRIBUSIAN IKAN SEGAR DAN OLAHAN DARI PANGKALAN PENDARATAN IKAN CITUIS TANGERANG

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Potensi hasil laut di Kabupaten Malang di pesisir laut jawa sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

7 KAPASITAS FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago state) terluas di

Dalam memasuki millennium ke-tiga, bangsa lndonesia dihadapkan. pada tantangan sekaligus peluang untuk menjadi bangsa yang maju,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

DAN. Oleh: Nyak Ilham Edi Basuno. Tjetjep Nurasa

Profil PPS Belawan. Posisi Strategis. 2011/08/19 14:54 WIB - Kategori : Attend

ANALISA FINANSIAL USAHA IKAN RUCAH DI UD. GENDUNG H DI DESA BRONDONG KECAMATAN BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN

INDUSTRI PERIKANAN DI BITUNG

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

6 TINGKAT KUALITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN ANTARA PPS NIZAM ZACHMAN DENGAN PPI MUARA ANGKE CHITRA NOVIA ANANDHITA

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI DESEMBER 2016 PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pangan sejak beberapa abad yang lalu. Ikan sebagai salah satu sumber daya alam

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

OLEH Efria Tika Rahayu 1), Hendrik 2), Zulkarnain 2) ABSTRAK

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

BAB I PENDAHULUAN. Pukat merupakan semacam jaring yang besar dan panjang untuk. menangkap ikan yang dioperasikan secara vertikal dengan menggunakan

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SEPTEMBER 2015 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/11/18/Th. III, 2 NOPEMBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diraih apabila suatu perusahaan bisa mengambil keputusan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertanian merupakan suatu jenis produksi yang berlandaskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan proses produksi untuk menghasilkan

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

6 KEMAMPUAN PELELANGAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

NO. BIDANG JENIS IZIN / NON IZIN

Pesawat Polonia

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2017 PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. lautnya, Indonesia menjadi negara yang kaya akan hasil lautnya, khususnya di

3 METODOLOGI. 3.1 Lama waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2010 di PPI Muara Angke, Jakarta.

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI AGUSTUS 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/10/18/Th. IV, 3 Oktober 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2004, kegiatan perikanan tangkap khususnya perikanan tuna

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Keterangan : Arsip UPT PPS Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari daerah perairan yang mengandung

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013

BPS PROVINSI LAMPUNG PERKEMBANGAN TRANSPORTASI MEI 2016 PROVINSI LAMPUNG. No. 12/07/18/Th. IV, 1 JULI 2016

Transkripsi:

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas hasil tangkapan. Kualitas hasil tangkapan ini juga bergantung pada waktu penangkapan hasil tangkapan dan cara penanganan hasil tangkapan setelah ikan tertangkap dan setelah didaratkan. Kualitas hasil tangkapan yang sangat menentukan harga di pasar. 5.1 Penanganan Hasil Tangkapan Penanganan hasil tangkapan di PPS Belawan Sumatera Utara terhadap hasil tangkapan setelah tertangkap dan didaratkan terbagi empat tahap. Dimulai sejak hasil tangkapan tertangkap, disimpan, didaratkan, dan diangkut ke daerah tujuan. ketiga aktivitas ini saling terkait untuk menjaga kualitas hasil tangkapan agar tidak menurun. Penanganan hasil tangkapan yang dilakukan oleh nelayan PPS Belawan dilakukan di atas kapal dengan cara menambahkan es ke palkah yang ada di kapal agar kualitas hasil tangkapan tetap segar. Hasil tangkapan tersebut lalu didaratkan di gudang-gudang atau tangkahan. Hasil tangkapan tersebut disortir menurut jenis dan ukuran. Lalu dimasukkan ke dalam keranjang atau box yang sudah diisi dengan es. Lalu hasil tangkapan tersebut diangkut ke daerah tujuan. Hasil tangkapan yang di ekspor ke luar negara seperti ikan tuna, mendapat penanganan yang berbeda. Setelah ikan tuna didaratkan, kepala, isi perut, sirip dan ekor ikan tuna dipotong lalu dibuang. Hal ini dikarenakan, negara-negara ekspor hanya mengkonsumsi daging ikan utuh sehingga bagian tubuh-tubuh ikan yang tidak penting dibuang. Setelah itu ikan tuna dibersihkan dari sisa-sisa darah dengan menggunakan kain, ikan tuna dimasukkan ke dalam fyber box yang telah diisi dengan es yang sudah diserut. Lalu diangkut ke daerah tujuan. 5.1.1 Pendaratan hasil tangkapan Hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Belawan langsung didaratkan ke tangkahan-tangkahan yang sudah ditentukan oleh pemilik kapal mau mendaratkan hasil tangkapannya ke tangkahan yang mana. Sebelum hasil tangkapan didaratkan, pemilik kapal dan pemilik tangkahan sudah melakukan perjanjian dan

38 negosiasi harga. Sehingga hasil tangkapan tidak perlu didaratkan di tempat pelelangan ikan (TPI) karena di PPS Belawan tidak ada terjadi pelelangan. Karena hasil tangkapan yang telah didapat oleh nelayan sebelum didaratkan sudah dibeli oleh pemilik tangkahan. Ketika kapal mendarat di PPS Belawan Sumatera Utara, para awak kapal melakukan pembongkaran hasil tangkapan dan mendaratkan hasil tangkapannya. Aktivitas pendaratan hasil tangkapan dimulai dengan membongkar hasil tangkapan dari palkah sampai ikan diangkut ke tangkahan. Pendaratan hasil tangkapan yang dilakukan oleh kapal-kapal ikan di PPS Belawan Sumatera Utara dimulai dengan mengeluarkan hasil tangkapan dari dalam palkah. Kemudian hasil tangkapan tersebut dimasukkan ke dalam keranjang dan didorong menggunakan troli yang dijalankan di atas rel. lalu hasil tangkapan dituang ke bak untuk disortir menurut jenis hasil tangkapan. Setelah disortir, hasil tangkapan dimasukkan ke dalam keranjang. 5.1.2 Penyimpanan hasil tangkapan Hasil tangkapan yang didaratkan di tangkahan-tangkahan kecil biasanya langsung diangkut ke pasar-pasar atau dijual kepada pedagang yang akan memasarkan kembali di sekitar PPS Belawan dimana pembelinya merupakan konsumen yang mengkonsumsi langsung. Hasil tangkapan yang didaratkan di tangkahan-tangkahan besar biasanya langsung diangkut juga ke pasar-pasar. Namun apabila hasil tangkapan ada yang belum dibeli, maka hasil tangkapan akan disimpan di tempat khusus seperti cold storage untuk menjaga kualitas hasil tangkapan. Hasil tangkapan ekspor didaratkan di tangkahan, lalu disimpan di cold storage sampai tiba waktunya diangkut ke negara tujuan. Cold storage merupakan salah satu fasilitas dimiliki tangkahan-tangkahan besar yang ada di Belawan Sumatera Utara yang digunakan sebagai alat pendingin dan tempat penyimpanan hasil tangkapan. Cold storage membantu agar kualitas hasil tangkapan tidak berkurang sehingga harga hasil tangkapan juga tidak menurun. Cold Storage yang berada di tangkahan Belawan memiliki suhu -20 0 C Ruang penyimpanan berpendingin merupakan tempat penyimpanan hasil tangkapan yang tidak memerlukan pembekuan. Jenis-jenis hasil tangkapan yang umumnya masuk ke dalam cold storage adalah cumi-cumi, udang.

39 Terdapat 8 cold storage yang ada di sekitar PPS Belawan dimana 7 cold storage milik swasta dan 1 cold storage yang dikelola oleh Perum Prasarana PPS Belawan. Dimana dari 7 cold storage ini terdiri dari 4 cold storage yang dibangun bersama tangkahan dan 3 cold storage yang berdiri sendiri. Tetapi terdapat 1 cold storage milik swasta yang tidak dioperasikan lagi dan cold storage yang dikelola oleh Perum Prasarana PPS Belawan juga tidak dioperasikan lagi. Hal ini disebabkan banyaknya cold storage milik swasta yang telah dibangun. Kapasitas yang dimiliki cold storage yang ada di tangkahan sekitar 50-200 ton/hari. 5.1.3 Pengangkutan hasil tangkapan Pengangkutan hasil tangkapan di PPS Belawan terbagi menjadi pengangkutan melalui darat,laut dan udara. Alat transportasi darat yang biasa digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan berupa, becak motor, mobil pick up, truk, mobil berpendingin dan kontainer. Becak motor digunakan untuk mendistribusikan hasil tangkapan ke pasar-pasar tradisional yang ada di medan. Mobil pick up sebagai alat transportasi dimana sebelumnya hasil tangkapan dimasukkan di kotak fiber yang berisi es. Mobil berpendingin digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan di sekitar Sumatera Utara dan luar Sumatera Utara. Mobil berpendingin ini mampu mempertahankan mutu hasil tangkapan agar tetap baik sampai ke daerah pemasaran. Truk sendiri digunakan untuk mendistribusikan hasil tangkapan ke daerah-daerah Sumatera Utara dimana sebelumnya hasil tangkapan dimasukkan di kotak fiber yang berisi es. Kontainer sendiri digunakan untuk mendistribusikan hasil tangkapan yang diekpor ke negara-negara lain. Transportasi darat berupa mobil pick up rata-rata mampu membawa muatan mencapai 4 ton. Mobil pick up ini biasanya digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan dari tangkahan-tangkahan yang ada di pelabuhan dibawa menuju ke daerah pemasaran. Mobil pick up juga digunakan sebagai sarana pengangkut hasil tangkapan dari tangkahan menuju gudang pengolahan ikan, KUD dan cold storage. Alat transportasi laut yang digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan menggunakan kapal penangkap ikan. Hasil tangkapan yang didistribusikan dengan kapal ditujukan ke luar Sumatera Utara dan diekspor.

40 Alat transportasi udara yang digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan yang akan diekspor ke luar negeri seperti negara eropa. Dimana hasil tangkapan dikirim dari Bandara Udara Polonia melalui Bandara Soekarno-Hatta terlebih dahulu lalu diekspor ke negara tujuan. 5.2 Sarana Penunjang Aktivitas Distribusi Hasil Tangkapan Sarana yang mendukung kelancaran aktivitas pendistribusian hasil tangkapan di PPS Belawan Sumatera Utara antara lain: TPI, KUD, cold storage, pabrik es. Dimana terdapat tangkahan milik swasta sebagai tempat pendaratan dan kegiatan pembongkaran hasil tangkapan. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa pendistribusian hasil tangkapan melalui laut menggunakan kapal penangkap ikan. Sarana angkutan lainnya berupa truck kontainer, mobil pick up atau kendaraan lainnya dimana dilengkapi dengan cold box. Tempat Pelelangan Ikan di PPS Belawan Sumatera Utara dibangun di areal seluas 800 m 2. Gedung TPI ini tidak berfungsi dikarenakan sebelum dibangunnya PPS Belawan, tangkahan-tangkahan milik swasta telah dibangun sebelumnya. sehingga konsumen-konsumen tetap membeli hasil tangkapan kepada tangkahan-tangkahan yang sudah menjadi langganannya selama ini. KUD berada di dekat pintu masuk PPS Belawan Sumatera Utara. KUD digunakan sebagai tempat penjualan ikan dari kapal-kapal penangkap ikan, dari tangkahan-tangkahan dan dari luar daerah Medan. KUD ini merupakan tempat terbuka yang terdapat drum-drum dan keranjang-keranjang yang berisi hasil tangkapan. drum-drum dan keranjang-keranjang ini terlihat kotor dan jarang dilakukan pembersihan dengan cara menyikat. Lantai KUD ini juga terlihat kotor karena KUD ini terbuka selama 24 jam yang menyebabkan lantai sulit untuk dibersihkan. Cold storage merupakan sarana penunjang yang dibangun dengan tujuan menjaga mutu hasil tangkapan. yang ada di PPS Belawan Sumatera Utara terdiri dari 3 unit yang masih beroperasi dimana dikelola oleh pihak swasta. cold storage memiliki luas antara 1.050 m 2-5.000 m 2. ada beberapa tangkahan yang sudah terdapat cold storage sebanyak 4 tangkahan yang memiliki luas antara 3.489 m 2 18.086 m 2.

41 Pabrik es merupakan sarana penunjang lainnya. pabrik es yang terdapat di PPS Belawan Sumatera Utara. Produksi dan penyaluran es untuk kebutuhan pengawetan ikan hasil tangkapan dalam kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan disuplai oleh 4 (empat) perusahaan swasta dan 1 (satu) pabrik es milik Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Belawan dengan total kapasitas terpasang berjumlah 406 ton/hari. Adapun rincian kapasitas produksi dari masing-masing perusahaan adalah sebagai berikut: PT. GISS 50 ton/hari, PT. Mina Jaya 120 ton/hari, PT. CSA 150 ton/hari, Bin Cuan 36 ton/hari (untuk dipakai sendiri) dan Perum Prasarana Perikanan Samudera Cabang Belawan 320 ton/hari. Selain itu, pasokan kebutuhan es diperoleh dari 4 (empat) perusahaan yang berlokasi di luar kawasan dengan harga jual antara Rp. 15.000,-/balok (@ 50 kg/balok) Total penyaluran es selama tahun 2008 tercatat sebanyak 79.407 ton dan bila dibandingkan dengan penyaluran es tahun 2007 sebanyak 62.818 ton terdapat peningkatan sebesar 16.589 ton ( 26,41 %). Terjadinya peningkatan penyaluran es ini disebabkan karena produksi ikan yang meningkat, selain itu para pedagang ikan dan pengusaha perikanan mulai menyadari akan pentingnya es guna mempertahankan mutu ikan. Perkembangan penyaluran es selama tahun 2008, dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Penyaluran es Tahun 2008 NO Bulan Penyaluran Es (Ton) 1 Januari 5.699 2 Februari 5.701 3 Maret 6.229 4 April 5.756 5 Mei 6.632 6 Juni 5.610 7 Juli 8.065 8 Agustus 8.142 9 September 6.818 10 Oktober 7.867 11 November 6.549 12 Desember 6.339 Jumlah 79.407

42 Tangkahan ikan yang ada di PPS Belawan sebanyak 23 unit dimana memiliki luas antara 3.702 m 2-22.414 m 2. Tangkahan ini dibangun terbuka sehingga banyak serangga yang menghinggapi hasil tangkapan pada saat proses penyortiran dan pembelian berlangsung. Tangkahan ini bukan milik PPS Belawan melainkan milik swasta. Tetapi telah disebutkan sebelumnya bahwa pemilik tangkahan membayar biawa sewa tanah setiapnya tahunnya ke Perum Prasarana PPS Belawan. 5.3 Jalur Distribusi Hasil Tangkapan Panjang pendeknya suatu jalur distribusi hasil tangkapan berpengaruh terhadap biaya pendistribusian, kualitas hasil tangkapan dan harga produk di pasar. Semakin pendek jalur distribusi yang ditempuh maka semakin rendah biaya transportasi yang harus dikeluarkan dan kerugian akibat penurunan mutu ikan sehingga tidak layak konsumsi juga dapat diatasi. Jalur distribusi hasil tangkapan di PPS Belawan dibagi menjadi dua yaitu ikan segar dan ikan olahan. Sementara jalur distribusi hasil tangkapan berdasarkan tujuan pemasaran terbagi menjadi dua yaitu tujuan pemasaran lokal dan regional/ekspor. Seluruh aktivitas distribusi hasil tangkapan di PPS Belawan jalur distribusi tidak langsung. Hasil tangkapan yang akan dipasarkan tidak langsung sampai ke konsumen. Nelayan terlebih dahulu menjual hasil tangkapannya melalui gudang/tangkahan. Selanjutnya grosir, agen, pedagang akan membeli ikan hasil tangkapan tersebut kemudian dijual ke pasar ikan, Pasar KUD Gabion dan ada yang langsung ke konsumen. Jalur distribusi hasil tangkapan berorientasi regional/ekspor memiliki perbedaan dengan jalur distribusi hasil tangkapan yang dipasarkan lokal. Pedagang grosir atau perantara merupakan industri perikanan yang berhubungan langsung dengan pembeli. Hasil tangkapan yang diekspor tidak melalui pedagang pengecer tetapi melalui agen dan eksportir lalu dijual ke negara-negara pembeli. Hasil tangkapan untuk tujuan pemasaran regional dan ekspor disimpan di cold storage untuk mempertahankan kualitasnya. Jalur distribusi ikan segar dapat dilihat di Gambar 7 di bawah ini.

43 KAPAL HASIL TANGKAPAN DARI DARAT TPI/ TANGKAHAN COLD STORAGE AGEN GROSIR PEDAGANG PENGUMPUL/ EKSPORTIR PASAR IKAN PASAR KUD GABION DAERAH REGIONAL/EKSPOR KONSUMEN Gambar 7 Jalur distribusi hasil tangkapan ikan segar. Bagan di atas menunjukkan jalur distribusi dan juga proses penanganan yang harus dilalui oleh hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Belawan berdasarkan ikan segar. Hasil tangkapan yang akan diekspor dan untuk daerah regional beberapa disimpan terlebih dahulu di cod storage. Hasil tangkapan ikan segar didatangkan melalui jalur laut dan darat. Jalur hasil tangkapan ikan segar melalui laut didaratkan di tangkahan. Jalur ikan segar melalui laut didistribusi dengan lima cara. Cara pendistribusian yang pertama adalah hasil tangkapan dari laut yang didaratkan di tangkahan yang akan dipasarkan ke daerah regional dan diekspor akan dijual ke agen. Lalu agen-agen ini membawa hasil tangkapan ke cold storage agar mutu hasil tangkapan yang akan diekspor tidak berkurang. dimana hasil tangkapan tersebut akan dijual ke negara-negara pembeli beberapa dalam bentuk

44 ikan beku. Jika hasil tangkapan sudah dalam bentuk ikan beku dan sudah dikemas maka hasil tangkapan sudah siap diekspor. Hasil tangkapan yang diekspor dalam bentuk ikan beku seperti: ikan tuna, udang, cumi dan tongkol. Cara pendistribusian yang kedua adalah hasil tangkapan dari laut yang juga akan dipasarkan ke daerah regional dan diekspor tetapi dalam bentuk ikan segar campur. Hasil tangkapan yang didaratkan di tangkahan yang akan diekspor akan dijual ke agen. Lalu agen-agen ini akan menjual hasil tangkapan ke eksportir atau pengumpul. Eksportir akan melalukan penanganan agar mutu hasil tangkapan bertahan dan mereka melakukan penanganan sesuai negara-negara pembeli yang diinginkan. Setelah melakukan tahap penanganan, hasil tangkapan siap untuk diekspor. Cara pendistribusian yang ketiga adalah hasil tangkapan dari laut yang didaratkan di tangkahan dijual ke grosir. Biasanya pasar-pasar ikan membeli hasil tangkapan ke grosir ini. Contoh pasar-pasar yang membeli hasil tangkapan ke grosir adalah pasar-pasar ikan yaitu: pasar cemara dan pusat pasar. Lalu hasil tangkapan ini dibeli oleh konsumen. Cara pendistribusian yang keempat adalah hasil tangkapan dari laut yang didaratkan di tangkahan akan dijual ke pedagang yang berdagang sekitar PPS Belawan. Mereka menjual hasil tangkapan ini di Pasar KUD Gabion. Konsumenkonsumen yang berasal dari Medan juga membeli ikan-ikan di pasar ini karena hasil tangkapan lebih segar dan bermutu dibandingkan di pasar-pasar lain. Cara pendistribusian yang kelima adalah hasil tangkapan yang berasal dari darat akan dipasarkan ke agen dan ke grosir. Dimana setelah ikan sampai di tangan agen dan grosir, jalur distribusi sama seperti jalur distribusi yang pertama, kedua, dan ketiga. Jalur distribusi ikan segar yang terdapat di PPS Belawan Sumatera Utara adalah jenis saluran tingkat satu, saluran tingkat dua, dan saluran tingkat tiga. Saluran tingkat satu (produsen-pengecer-konsumen) yang mempunyai satu perantara penjualan. Dalam pasar konsumen, perantara itu sekaligus pengecer. Saluran tingkat dua (produsen-grosir-pengecer-konsumen) yang mempunyai dua perantara penjualan. Dalam pasar konsumen, mereka merupakan grosir atau pedagang besar dan sekaligus pengecer. Saluran tingkat tiga (produsen-grosir-

45 distributor-pengecer-konsumen) yang mempunyai tiga perantara penjualan. Dari kacamata produsen, masalah pengawasan semakin meningkat sesuai dengan angka tingkat saluran, walaupun biasanya produsen tersebut hanya berhubungan dengan saluran yang berdekatan dengannya. KAPAL TPI/ TANGKAHAN PEDAGANG PABRIK PENGOLAHAN SKALA KECIL TEPUNG IKAN IKAN ASIN PASAR IKAN KONSUMEN Gambar 8 Jalur distribusi hasil tangkapan ikan olahan. Bagan di atas menunjukkan jalur distribusi dan juga proses penanganan yang harus dilalui oleh hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Belawan berdasarkan ikan olahan. Hasil tangkapan ikan olahan didatangkan melalui jalur

46 laut. Jalur hasil tangkapan ikan olahan melalui laut didaratkan di tangkahan. Jalur ikan olahan melalui laut didistribusi dengan dua cara. Cara pendistribusian yang pertama adalah hasil tangkapan yang didaratkan di tangkahan dijual ke pedagang untuk diolah menjadi ikan asin. Peongolahan skala kecil mengolah ikan-ikan tersebut menjadi ikan asin yang sebelumnya mengalami beberapa tahapan. Lalu ikan asin dijual ke pasar-pasar ikan dan ada yang langsung dijual ke konsumen. Cara pendistribusian yang kedua adalah pendistribusian ikan-ikan yang berkualitas rendah biasanya didistribusikan ke pabrik untuk diolah kembali menjadi tepung ikan. Sehingga ikan-ikan ini masih bisa dimanfaatkan tanpa harus dibuang. Lalu tepung ikan ini dapat dipasarkan ke pasar untuk dijual ke konsumen. Jalur distribusi ikan olahan yang terdapat di PPS Belawan Sumatera Utara adalah jenis saluran tingkat dua, dan saluran tingkat tiga. Saluran tingkat dua (produsen-grosir-pengecer-konsumen) yang mempunyai dua perantara penjualan. Dalam pasar konsumen, mereka merupakan grosir atau pedagang besar dan sekaligus pengecer. Saluran tingkat tiga (produsen-grosir-distributor-pengecerkonsumen) yang mempunyai tiga perantara penjualan. Dari kacamata produsen, masalah pengawasan semakin meningkat sesuai dengan angka tingkat saluran, walaupun biasanya produsen tersebut hanya berhubungan dengan saluran yang berdekatan dengannya.