Model Input Output dan Aplikasinya pada Enam Sektor

dokumen-dokumen yang mirip
Sebagai suatu model kuantitatif, Tabel IO akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai: mencakup struktur output dan nilai tambah masingmasing

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

Analisis Input-Output (I-O)

III. KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS MODEL INPUT-OUTPUT

Boks 1. TABEL INPUT OUTPUT PROVINSI JAMBI TAHUN 2007

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sektor, total permintaan Provinsi Jambi pada tahun 2007 adalah sebesar Rp 61,85

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Hotel dan Restoran Terhadap Perekonomian Kota Cirebon Berdasarkan Struktur Permintaan

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. sektor produksi merupakan salah satu kunci keberhasilan pembangunan ekonomi.

IV METODOLOGI PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

Profile Daerah Kabupaten Sumedang Tahun

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan adalah data sekunder yang sebagian besar berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Distribusi Input dan Output Produksi


BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Sektor Pertanian

BAB II KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI

IV. METODE PENELITIAN

MENGARTIKULASIKAN TABEL INPUT-OUTPUT DAN KERANGKA ANALISISNYA

PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

DATA BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK MENCERDASKAN BANGSA

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB II METODOLOGI 2.1. PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

Analisis Input-Output dengan Microsoft Office Excel

APLIKASI INPUT OUTPUT

KAJIAN STRUKTUR EKONOMI KABUPATEN BEKASI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Peran Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Kabupaten

ANALISA KETERKAITAN SEKTOR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN TABEL INPUT - OUTPUT

Sumber : Tabel I-O Kota Tarakan Updating 2007, Data diolah

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH KEPULAUAN PROVINSI MALUKU Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan Provinsi Maluku

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

Metodologi Pengertian Produk Domestik Regional Bruto Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jadi, dengan menggunakan simbol Y untuk GDP maka Y = C + I + G + NX (2.1)

II. RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN. 2.1 Ruang Lingkup Penghitungan Pendapatan Regional

DAMPAK INVESTASI SWASTA YANG TERCATAT DI SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN JAWA TENGAH (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

Katalog BPS :

METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Sumber Data. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

ANALISIS INPUT OUTPUT DALAM PERENCANAAN EKONOMI

METODE PENELITIAN. menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah data yang

INDIKATOR EKONOMI PROVINSI JAMBI TAHUN

VI. SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN MALUKU UTARA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI. dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi di dalam suatu

M E T A D A T A. INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2 Penyelenggara Statistik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

PERANAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN KABUPATEN ROKAN HILIR: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. mengatur masuk dan keluarnya perusahaan dari sebuah indutri, standar mutu

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: Peserta PPG kompeten dalam menganalisis Pendapatan Nasional.

GAMBARAN UMUM SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI (SNSE) KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

ANALISIS INPUT-OUTPUT KOMODITAS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

ANALISIS KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI TERHADAP PDRB KOTA MEDAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk

IV. METODOLOGI. Kebijakan di sektor transportasi jalan dengan investasi atau pengeluaran

Pembangunan ekonomi berhubungan erat dengan perkembangan jumlah. penduduk, penyediaan kesempatan ke ja, distribusi pendapatan, tingkat output yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

DAMPAK RESTRUKTURISASI INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN JAWA BARAT (ANALISIS INPUT-OUTPUT)

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

IDENTIFIKASI SEKTOR UNGGULAN DAN SIMULASI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SUATU PEREKONOMIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan regional adalah tingkat (besarnya) pendapatan masyarakat pada

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

ANALISIS KETERKAITAN DAN DAMPAK SEKTOR PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERHADAP PDRB JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang 1

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PERAN SEKTOR PERIKANAN SEBELUM DAN SETELAH PEMBERLAKUAN OTONOMI DAERAH DI JAWA TENGAH

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah K a b u p a t e n K u t a i K a r t a n e g a r a

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL. Minggu 3

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

Transkripsi:

Model Input Output dan Aplikasinya pada Enam Sektor Zuhri Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Sukma zuhri_muin@yahoo.com Abstrak. Tabel I-O pada dasarnya merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar-satuan kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. Isian sepanjang baris dalam matriks menunjukkan bagaimana output suatu sektor ekonomi dialokasikan ke sektorsektor lainnya untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, sedangkan isian dalam kolom menunjukkan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam proses produksinya. Kata kunci: Input-output, matriks, analisis sektor Pendahuluan Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II). Secara ideal, output dari suatu program pembangunan bisa menjadi input bagi program pembangunan yang lain. Program sektoral yang bersifat egosektor semakin tidak populer karena diduga dapat merugikan kepentingan di sektor lain. Pendekatan "win and win" harus lebih banyak diterapkan daripada "win and lose". Di Indonesia, tabel I-O mulai dikenal pada akhir Pelita I. Lembaga yang pertama kali melakukan exercise penyusunan tabel I-O Indonesia tahun 1969 adalah LIPI. Karena keterbatasan data yang tersedia pada saat itu terpaksa menggunakan metode tidak langsung (non survey method). Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Institute of Developing Economics (IDE) melakukan penyusunan yang sebenarnya menggunakan metode langsung (survey method) untuk tabel I-O 1971. Sejak itu, BPS menyusun tabel I-O Indonesia secara berkala setiap lima tahun sekali, dan hingga kini telah disusun tabel I-O untuk tahun 1971, 1980, 1985, 1990, 1995, 2000 dan 2005. Pada tingkat regional, kebutuhan model I-O untuk perencanaan pembangunan dan analisis ekonomi mulai dirasakan pada awal Pelita V. Kebutuhan tersebut muncul karena perencanaan regional juga membutuhkan data/informasi dan peralatan analisis yang memadai. Perencanaan regional pada hakekatnya merupakan refleksi adanya proses desentralisasi perencanaan di satu pihak dan perencanaan bawah ke atas (bottom-up planning) di lain pihak, dengan tetap memperhatikan tujuan dan sasaran pembangunan nasional. Dengan menggunakan model I-O regional, dapat dianalisis struktur dan keterkaitan ekonomi antar-sektor dalam region bersangkutan maupun keterkaitan dengan sektor di luar region bahkan dengan luar negeri. Untuk maksud tersebut, sejumlah propinsi mencoba melakukan studi penyusunan tabel I-O regional, di antaranya menggunakan metode langsung (survey method), namun sebagian besar lainnya menggunakan metode tidak langsung. Sekarang ini hampir semua propinsi sudah menyusun tabel I-O regionalnya, meskipun dengan banyak hambatan dan keterbatasan. Pada penelitian 16

ini, akan dibahas mengenai aplikasi model IO pada enam sector yang saling berkaitan dan pemecahan yang lebih mudah dengan menggunakan software Maple. Tinjauan Tabel I-O pada dasarnya merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar-satuan kegiatan ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. Isian sepanjang baris dalam matriks menunjukkan bagaimana output suatu sektor ekonomi dialokasikan ke sector-sektor lainnya untuk memenuhi permintaan antara dan permintaan akhir, sedangkan isian dalam kolom menunjukkan pemakaian input antara dan input primer oleh suatu sektor dalam proses produksinya. Sebagai suatu model kuantitatif, tabel I-O akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai (1) Struktur perekonomian nasional/regional yang mencakup struktur output dan nilai tambah masing-masing sektor; (2) Struktur input antara, yaitu penggunaan berbagai barang dan jasa oleh sektor-sektor produksi; (3) Struktur penyediaan barang dan jasa baik berupa produksi dalam negeri maupun barangbarang yang berasal dari impor; (4) Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan antara oleh sektorsektor produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan ekspor. 1. Output Output adalah nilai dari seluruh produk yang dihasilkan oleh sektorsektor produksi dengan memanfaatkan faktor produksi yang tersedia di suatu wilayah (negara, propinsi dan sebagainya) dalam suatu periode waktu tertentu (umumnya satu tahun), tanpa memperhatikan asal-usul pelaku produksinya. Pelaku produksi dapat perusahaan atau perorangan milik penduduk atau asing. Sepanjang kegiatan produksinya dilakukan di wilayah yang bersangkutan maka produk yang dihasilkannya dihitung sebagai bagian dari output wilayah tersebut. Oleh sebab itu output sering juga disebut sebagai output domestik karena yang menjadi sorotan adalah produk yang dihasilkan dari suatu wilayah bukan pemiliknya. Produk yang dihitung sebagai output mencakup seluruh produk yang dihasilkan dalam periode penghitungan, tanpa memperhatikan apakah produk tersebut terjual atau tidak. 2. Input Antara Input antara adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk barang dan jasa yang digunakan habis dalam proses produksi. Komponen input antara terdiri dari barang tidak tahan lama dan jasa yang dapat berupa hasil produksi dalam negeri atau impor. Barang tidak tahan lama adalah barang yang habis dalam sekali pakai atau barang yang umur pemakaiannya kurang dari setahun. Contoh dari input antara adalah bahan baku, bahan penolong, jasa perbankan dan sebagainya. Penilaian dari barang dan jasa yang digunakan sebagai input antara dilakukan atas dasar harga pembeli, yaitu harga yang dibayarkan pada saat membeli barang dan jasa tersebut. 3. Input Primer Input primer adalah input atau biaya yang timbul sebagai akibat dari pemakaian faktor produksi dalam suatu kegiatan ekonomi. Faktor produksi antara lain tediri dari tenaga kerja, tanah, modal dan kewiraswastaan. Wujud dari input primer adalah upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan barang modal dan pajak tak 17

langsung neto. Input primer disebut juga sebagai balas jasa faktor produksi atau nilai tambah bruto. Nilai input primer dari suatu sektor akan sama dengan output dikurangi input antara pada sektor tersebut. Metode Sekarang kita dapat meringkaskan sistem input-output yang statis dan terbuka, dalam bahasa simbol. Pada dasarnya, model input-output adalah suatu teori umum mengenai produksi. Seluruh komponen permintaan akhir dianggap sebagai data. Masalah yang dihadapi adalah menentukan tingkat produksi, pada masingmasing sektor, yang dibutuhkan untuk memenuhi tingkat permintaan akhir tersebut. Model yang statis dan terbuka didasarkan atas tiga asumsi dasar yaitu : 1. Setiap kelompok komoditi dihasilkan oleh hanya satu sektor produksi. 2. Input setiap sektor merupakan fungsi yang unik dari output sektor tersebut, dan 3. Proses produksi masing-masing sektor tidak menguntungkan atau merugikan proses produksi sektor lain secara tidak sengaja. Perekonomian terdiri dari n +1 sektor, salah satu sektor, yaitu permintaan akhir, adalah bebas (tidak dipengaruhi sektor lain). Sektor-sektor lainnya tidak bebas satu sama lain dan hubungan struktural di antara mereka dapat dibuat. Total produksi suatu sektor selama satu periode yang ditentukan dapat dinyatakan dengan lambang X j. Sebagian dari produksi ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sektor-sektor yang tidak bebas tadi. Sisanya akan dikonsumsi oleh sektor bebas. Keadaan ini dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: di mana x j adalah produksi sektor yang dikonsumsi, sedangkan x ij adalah produksi sektor i untuk memenuhi kebutuhan sektor-sektor produksi. Asumsi kedua menyatakan bahwa permintaan atas output sektor ke i oleh salah satu sektor produksi ke j adalah merupakan fungsi yang unik dari x j. artinya: Dengan memasukkan (2) ke (1) diperoleh: Dalam bentuk yang lebih kompak (3) dapat dituliskan sebagai : Dalam hal ini ij a disebut koefisien teknis yang menyatakan banyaknya output sektor i yang dipakai sektor j untuk memproduksi output seharga satu rupiah. 18

Koefisien a ij untuk semua sektor dihitung dalam dua tahap: 1. Penurunan persedian selama periode penghitungan dikurangi dari total output untuk memperoleh output yang disesuaikan. 2. Isian pada setiap kolom sektor produksi dibagi dengan output yang disesuaikan tadi untuk memperoleh a ij. Ini menghasilkan berikut: Setelah matriks koefisien teknik dihitung, maka kita dapat menghitung (I - A) -1 yang berisi koefisien kebutuhan langsung dan tidak langsung apabila output sebesar satu rupiah dijual pada pembeli akhir. Secara transaksi masalah inputoutput adalah menentukan transaksi antara sektor yang harus terlaksana untuk memenuhi suatu tingkat permintaan akhir tertentu. Kalau sektor permintaan akhir baru dimasukkan ke dalam sistem, kita gunakan (I - A)-1 untuk menghitung output persektor yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan akhir tersebut. Hasil penelitian Sektor-sektor Pertanian Industri Listrik Pengang kutan Keuangan Jasa Permintaan Akhir Total Output Pertanian 40 70 35 65 70 40 30 310 Industri 50 100 120 123 80 35 65 530 Listrik 56 80 100 80 35 60 50 461 Pengangkutan 60 70 80 90 55 65 20 390 Keuangan 50 80 45 65 30 80 40 390 Jasa 55 45 60 45 78 100 30 413 Nilai Tambah 39 85 21 15 42 33 15 250 Total Output 310 530 461 390 390 413 250 2744 >> A=[40/310 70/530 35/461 65/390 70/390 40/413;50/310 100/530 120/461 123/390 80/390 35/413;56/310 80/530 100/461 80/390 35/390 60/413;60/310 70/530 80/461 90/390 55/390 65/413;50/310 80/530 45/461 65/390 30/390 80/413;55/310 45/530 60/461 45/390 78/390 100/413] A = Columns 1 through 5 19

0.1290 0.1321 0.0759 0.1667 0.1795 0.1613 0.1887 0.2603 0.3154 0.2051 0.1806 0.1509 0.2169 0.2051 0.0897 0.1935 0.1321 0.1735 0.2308 0.1410 0.1613 0.1509 0.0976 0.1667 0.0769 0.1774 0.0849 0.1302 0.1154 0.2000 Column 6 0.0969 0.0847 0.1453 0.1574 0.1937 0.2421 >> B=rref(A)-A B = Columns 1 through 5 0.8710-0.1321-0.0759-0.1667-0.1795-0.1613 0.8113-0.2603-0.3154-0.2051-0.1806-0.1509 0.7831-0.2051-0.0897-0.1935-0.1321-0.1735 0.7692-0.1410-0.1613-0.1509-0.0976-0.1667 0.9231-0.1774-0.0849-0.1302-0.1154-0.2000 Column 6-0.0969-0.0847-0.1453-0.1574-0.1937 0.7579 >> det(b) ans = 0.0302 Matriks-matriks kofaktornya adalah: 0.1482 0.1860 0.1516 0.1557 0.1297 0.1395 0.0982 0.1856 0.1252 0.1277 0.1075 0.1131 0.1091 0.1780 0.1740 0.1457 0.1200 0.1292 0.1405 0.2248 0.1797 0.2150 0.1531 0.1621 0.1059 0.1654 0.1315 0.1364 0.1429 0.1244 0.1071 0.1676 0.1376 0.1416 0.1199 0.1606 20

Jika ditargetkan permintaan akhir terhadap setiap keenam sector masingmasing adalah 200, 500, 600, 500, 750, 650, maka total output untuk masing-masing sector adalah: ans = Pertanian 479.4000 Industri 405.5500 Listrik 462.0500 Pengangkutan 576.0100 Keuangan 439.0150 Jasa 452.8950 Oleh karena itu, beberapa simpulan yang dapat dipaparkan sebagai berikut. 1. Pencatatan kegiatan produksi berupa transaksi antar sektor atau sub sektor disajikan dalam tabel Input Output 2. Tabel I-O dapat digunakan untuk struktur Input dan Output suatu sektor. 3. Tabel I-O dapat membantu dalam menganalisis dampak suatu kebijakan terhadap output, dan sector-sektor yang mempengruhi perekonomian bangsa. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. (2003). Pendapatan Nasional Indonesia 1999-2002. Jakarta: BPS.. (2003). Tabel Input-Output Indonesia 2000 Jilid I. Jakarta: BPS.. (2003). Tabel Input-Output Indonesia 2000 Jilid II. Jakarta: BPS.. (2000). Teknik Penyusunan Tabel Input-Output. Jakarta: BPS.. (2000). Kerangka Teori Penyusunan Tabel Input-Output. Jakarta: BPS. 21