BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

Evaluasi Kualitas Pelayanan Jasa Kepariwisataan Dengan Metode SERVQUAL dan QFD

Junaedi Jurnal OE, Volume VII, No. 1, Maret 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi : Merupakan data yang langsung didapatkan melalui penyebaran kuisioner

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab 3 Metodologi Penelitian

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAIFUDIN NOOR D

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

III. METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan),

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

Studi Kualitas Pelayanan dari Segi Fasilitas dan Operasional di Universitas Al Azhar Indonesia (Sebuah Studi Kasus)

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian, jenis penelitian, definisi konseptual, definisi operasional,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Harapan Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Terhadap Program Studi (Room 1)

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

Usulan Perbaikan Kualitas Pelayanan dengan Metode Servqual dan QFD pada Bank Aceh Cabang Krueng Geukueh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLODI PENELITIAN. mendalam pertanyaan terfokus pada apa sebenarnya, objek penelitian ini? Irawan

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

III. METODE PENELITIAN. pembuatan kartu kuning di Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Pada skripsi ini informasi yang diperoleh dari penelitian dikelola dengan

BAB III STUDI KASUS. Penelitian ini difokuskan pada layanan SPEEDY dan subjek penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sumber data yang dimaksud adalah menyangkut sumber-sumber informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan cross-sectional. Adapun teknik pengumpulan data. dengan menggunakan kuesioner, dimana peneliti menanyakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lampung Kantor Cabang Utama Bandar Lampung. Penelitian ini dilakukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan XL Center Gorontalo, jln Nani Wartabone No 143B, kota

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode dan Pendekatan Penelitian 1. Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian, karena

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 4 METODE DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Berikut ini merupakan diagram alur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

ASSESMENT TINGKAT KEPUASAN DOSEN DENGAN METODE SERVQUEL PADA UNIVERSITAS XYZ

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di LBPP LIA Bandar Lampung yang bealamat di Jl.

ANALISIS KUALITAS LAYANAN TIM ASSET INTEGRITY DI PERUSAHAAN XYZ KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD

PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DUNIA FANTASI PT. PJA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Proses Penelitian.

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

Soeharto (1989: 150) mengemukakan untuk pengambilan sampel yang tingkat homogenitasnya tinggi untuk populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sebagai sa

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian memaparkan prosedur atau dasar penelitian secara detil yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah dalam penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Sedangkan jenis atau tujuan penelitian yaitu eksploratif deskriptif dimana penelitian bertujuan untuk mengembangkan gambaran dasar mengenai pengukuran kualitas jasa wisata serta mendeskripsikan atas informasi yang menunjukkan keadaan saat ini. 3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Definisi Konsep Parasuraman et al (1985) menurunkan kualitas layanan menjadi lima dimensi, yaitu tangibles, reliability, responsiveness, assurance, emphaty. Sedangkan kepuasan pelanggan menurut Kotler (2006) dalam Wijaya (2011) adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. 3.2.2 Definisi Operasional Variabel penelitian, dimensi dan indikator penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1. SERVICE QUALITY (Parasuraman et al., 1988) Tabel 3.1 Definisi Variabel Operasional Penelitian VARIABEL DIMENSI DESKRIPSI NO INDIKATOR Tampilan fisik Penampilan pemandu wisata bangunan serta 1 (guide) dan staf menarik * penampilan staf TANGIBLE 2 Papan petunjuk tempat atau arah dapat terlihat jelas ** Kebersihan lingkungan (indoor 3 & outdoor)*** Tempat parkir yang 4 memadai**** 5 Tersedia sarana kebersihan**** 30

Tabel 3.1 Definisi Variabel Operasional Penelitian (lanjutan) VARIABEL DIMENSI DESKRIPSI NO INDIKATOR SERVICE QUALITY (Parasuraman et al., 1988) TANGIBLE (lanjutan) RESPONSIVENESS ASSURANCE RELIABILITY EMPATHY Petugas yang cepat tanggap terhadap kebutuhan pengunjung Jaminan terhadap diri dan barang pengunjung 6 7 Toilet yang bersih dan nyaman***** Bangunan atau benda-benda bersejarah terawat dan terjaga keotentikannya** 8 Taman terawat dan asri** Koleksi museum yang 9 bervariasi** 10 Penataan benda-benda sejarah 11 Tersedia toko souvenir** 12 Kesiagaan petugas kebersihan**** 13 Kesiagaan petugas parkir**** 14 15 16 Kehandalan dalam setiap layanan 17 Keramahan dan penghargaan kepada pengunjung 18 19 20 21 22 23 Kesiagaan petugas keamanan**** Keamanan & kenyamanan di sekitar area wisata****** Keamanan parkir kendaraan**** Kemampuan pemandu wisata menyampaikan informasi dengan baik* Layanan pembelian tiket masuk yang mudah dan cepat **** Sebagai sarana edukasi tentang sejarah dan budaya yang menarik*** Harga tiket masuk yang terjangkau **** Penataan pedagang kaki lima**** Warga lingkungan sekitar ramah dan sopan******* Staf dan pemandu menyambut pengunjung dengan ramah* * Dewantari dkk., (2012); ** Frochot & Hughes (2000); *** Marcovic (2013); **** Sarjono & Rahmana (2003); ***** Bakhtiar dkk., (2010); ****** Narayan et al., (2008); ******* Triwibowo dkk. (2014). 31

3.3 Sumber Data Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebagai berikut: A. Data Primer Data primer dalam penelitian adalah meliputi data persepsi pengunjung terhadap kualitas layanan wisata Keraton Kasepuhan Cirebon dan data harapan yang diinginkan pengunjung terhadap kualitas layanan wisata Keraton Kasepuhan Cirebon. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan instrumen kuesioner. B. Data Sekunder Data sekunder ini diperoleh melalui manajemen Keraton Kasepuhan Cirebon berupa data jumlah pengunjung serta melalui studi pustaka mengenai service quality. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Observasi Melalui metode ini peneliti langsung mengamati proses layanan wisata sejarah di Keraton Kasepuhan Cirebon. 2. Metode Wawancara Wawancara dengan petugas dari pihak Pengelola Keraton Kasepuhan Cirebon. 1.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dengan kuesioner tertutup ini maka jawaban sudah tersedia sehingga responden tinggal menjawab sesuai dengan jawaban yang tersedia. Dalam suatu penelitian, pengukuran dikenakan pada variabel (dimensi) dan pengukuran menandai setiap variabel dengan notasi bilangan. Tingkat pengukuran dapat dibedakan atas empat macam, yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval, skala rasio. Sedangkan untuk menggali dan mengukur respon, pendapat, persepsi dan sikap responden menggunakan skala Likert. Jawaban atas pernyataan yang disampaikan dalam kuesioner berupa skala Likert terdiri dari 2 bagian, jawaban atas harapan dan persepsi. 32

Tabel 3.2 Kuesioner Penelitian NO PERNYATAAN HARAPAN PERSEPSI TANGIBLE (Sarana Fisik) STP TP CP P SP STB TB CB B SB 1 Penampilan pemandu wisata (guide) dan staf menarik 2 Papan petunjuk tempat atau arah dapat terlihat jelas 3 Kebersihan lingkungan (indoor & outdoor) 4 Tempat parkir yang memadai 5 Tersedia sarana kebersihan 6 Toilet yang bersih dan nyaman Bangunan atau benda-benda 7 bersejarah terawat dan terjaga keotentikannya 8 Taman terawat dan asri 9 Koleksi museum yang bervariasi 10 Penataan benda-benda sejarah 11 Tersedia toko souvenir RESPONSIVENESS (Respon Cepat) 12 Kesiagaan petugas kebersihan 13 Kesiagaan petugas parkir 14 Kesiagaan petugas keamanan ASSURANCE (Jaminan) 15 Keamanan & kenyamanan di sekitar area wisata 16 Keamanan parkir kendaraan RELIABILITY (Kehandalan) Kemampuan pemandu wisata 17 menyampaikan informasi dengan baik 18 Layanan pembelian tiket masuk yang mudah dan cepat 19 Sebagai sarana edukasi tentang sejarah dan budaya yang menarik 20 Harga tiket masuk yang terjangkau 21 Penataan pedagang kaki lima EMPHATY (Empati) 22 Warga lingkungan sekitar ramah dan sopan 23 Staf dan pemandu menyambut pengunjung dengan ramah 33

Daftar pertanyaan pada Tabel 3.2 tersebut diatas harus dijawab semua oleh responden. Tabel 3.3 Bobot Setiap Jawaban Jawaban Tingkat Kepentingan/Harapan Bobot Jawaban Tingkat Kepuasan/Persepsi Sangat Penting (SP) 5 Sangat Baik (SB) Penting (P) 4 Baik (B) Cukup Penting (CP) 3 Cukup Baik (CB) Tidak Penting (TP) 2 Tidak Baik (TB) Sangat Tidak Penting (STP) 1 Sangat Tidak Baik (STB) Bobot 5 4 3 2 1 Dalam penelitian ini digunakan skala Likert yang telah dimodifikasi dengan skala penilaian atau bobot dari 1 sampai 5. Masing-masing bobot dari tingkat kepentingan/harapan dan tingkat kepuasan/persepsi seperti pada Tabel 3.3. 3.6 Uji Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validitas Uji validitas harus dilakukan agar dapat diukur butir-butir pertanyaan dalam kuesioner penelitian. Suatu kuesioner dikatakan valid jika setiap pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas ini menggunakan teknik korelasi product moment Pearson dengan rumus sebagai berikut: = Dimana: ( )( ) ( ). ( ).. (3.1) = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = Jumlah responden X = skor item Y = skor total item 34

Kriteria suatu item pertanyaan dikatakan valid apabila pada bagian signifikansi (2- tailed) output SPSS nilainya lebih kecil dari 0,05 dan apabila nilainya lebih besar dari 0,05 maka item pertanyaan tersebut tidak valid (Hartono, 2009). Pengujian validitas kuesioner ini menggunakan bantuan software SPSS. Perhitungan korelasi product moment pearson dengan menggunakan SPSS yang terdapat pada menu analyze, correlation bivariate. Masing-masing item dicari korelasinya terhadap skor total dengan teknik korelasi product moment. Semakin tinggi nilai validitas, menunjukkan bahwa kuesioner semakin tepat mengenai sasaran yang diinginkan dan konsisten dengan tujuan penyebaran kuesioner. Apabila pengujian validitas pada semua pertanyaan ini memberikan hasil yang valid, maka kuesioner sudah layak untuk disebarkan. Tetapi apabila terdapat pertanyaan yang tidak valid, kemungkinan pertanyaan tersebut kurang baik penyusunan kata-kata atau kalimatnya, sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda. Hal ini dapat diperbaiki dengan mengganti susunan kalimat pertanyaan dalam kuesioner agar dapat dipahami oleh semua responden. 3.6.2 Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan sejauh mana kuesioner yang digunakan dapat dipercaya atau memberikan perolehan hasil pengukuran yang relatif konsisten, apabila alat ukur ini digunakan kembali dalam pengukuran gejala yang sama. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis instrumen penelitian (butir-butir pertanyaan kuesioner), apakah handal atau tidak handal. Instrumen penelitian yang handal berarti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama. Metode yang digunakan dalam pengujian alat ukur pada penelitian ini adalah metode Cronbach Alpha. Rumus uji reliabilitas sebagai berikut: = 1...(3.2) ( ) 35

Dimana: k = mean kuadrat antara subyek = mean kuadrat kesalahan 2 = varians total Harga koefisien alpha ini berkisar antara 0 sampai 1, makin besar koefesien ini maka makin besar keandalan alat ukur yang digunakan. Nilai yang mendekati 1 menunjukkan tingkat konsistensi yang tinggi. Untuk memudahkan didalam pengolahan data reabilitas dari kuesioner ini digunakan software SPSS. Jawaban seseorang akan cukup konsisten jika koefisien reliabilitas alpha antara 0,64 sampai 0,90 (Wijaya, 2011). 3.7 Populasi dan Sampel 3.7.1 Populasi Populasi dari penelitian ini adalah pengunjung atau wisatawan yang datang ke Keraton Kasepuhan Cirebon. 3.7.2 Sampel Metode pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability sampling, yaitu cara pengambilan sampel dimana tidak semua populasi mempunyai kesempatan untuk dipilih secara acak sebagai sampel (Churchill, 2005 dalam Dewantari, 2012). Metode non probability sampling yang digunakan adalah convenience sampling, yaitu seseorang dipilih sebagai sampel karena kebetulan orang tersebut berada di tempat saat pengambilan sampel. Penentuan jumlah sampel minimal yang diambil karena tidak diketahui jumlah populasi dan populasi berjumlah besar maka sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Cochran (Singh & Masuku, 2014). Rumus untuk menentukan jumlah sampel minimal sebagai berikut: =...(3.3) Dimana : n = jumlah minimal sampel Z = nilai pada kurva normal penelitian pada tingkat kepercayaan 95% (1,96) 36

p = proporsi estimasi dari yang mejawab dalam populasi (0,5) q = (1-p) yaitu proporsi responden yang tidak menjawab kuesioner (0,5) e = tingkat kesalahan (margin error) 8 % Jika kemungkinan seseorang untuk dipilih dan tidak dipilih menjawab kuesioner dengan perbandingan masing-masing 50%, sedangkan tingkat kesalahan = 8 %, maka dapat dihitung n sebagai berikut: =.... = 150.1 151 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka diketahui jumlah sampel minimal yang diambil sebanyak 151 responden (pembulatan), kuesioner disebarkan kepada 200 responden atau pengunjung obyek wisata Keraton Kasepuhan Cirebon dan kuesioner yang kembali minimal 151 kuesioner untuk dapat digunakan sebagai data primer. 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif merupakan analisis jawaban responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendidikan. Metode analisis menggunakan tabulasi dan grafik sesuai karakteristik masing-masing kelompok tersebut diatas. 3.8.2 Analisis SERVQUAL Pada pengukuran kualitas jasa dalam model Servqual ini didasarkan pada skala multi item yang dirancang untuk mengukur harapan dan persepsi pelanggan, serta gap diantara keduanya pada lima dimensi kualitas jasa yaitu (bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, jaminan, dan empati). Kelima dimensi kualitas tersebut dijabarkan masing-masing ke dalam 23 item atau butir pertanyaan untuk variabel harapan dan variabel persepsi, yang disusun berdasarkan skala Likert. Skor SERVQUAL untuk tiap pasang pertanyaan, bagi masing-masing pelanggan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut (Zeithaml, et al., 1990 dalam Tjiptono, 2005) : 37

SKOR SERVQUAL = Skor Persepsi (P) Skor Harapan (H).... (3.4) Rumus tersebut diatas digunakan untuk menghitung skor SERVQUAL pada berbagai level secara rinci: a. Pada setiap item pertanyaan dari 1 sampai 23 item pertanyaan dalam kuesioner penelitian ini masing-masing dihitung gap antara item pertanyaan pada kuesioner persepsi terhadap harapan. P 1 H 1, P 2 H 2, P 3 H 3,..P 23 H 23... (3.5) b. Pada setiap dimensi dengan menghitung rata-rata skor SERVQUAL masingmasing dimensi. Tabel 3.4 Rumus Skor SERVQUAL Tiap Dimensi No DIMENSI ITEM RUMUS SKOR SERVQUAL (P 1. Tangibles 11 1 + P 2 + P 3 +.. + P 11 ) / 11 - (H 1 + H 2 + H 3 +.. + H 11 ) / 11 2. Responsiveness 3 (P 1 + P 2 + P 3 ) / 3 - (H 1 + H 2 + H 3 ) / 3 3. Assurance 2 (P 1 + P 2 ) / 2 - (H 1 + H 2 ) / 2 4. Reliability 5 (P 1 + P 2 + + P 5 ) / 5 - (H 1 + H 2 + H 5 ) / 5 5. Empathy 2 (P 1 + P 2 ) / 2 - (H 1 + H 2 ) / 2 c. Perhitungan ukuran tunggal kualitas jasa atau gap SERVQUAL, yang dapat dirumuskan sebagai berikut: (P 1 + P 2 + P 3 + + P 23 / 23) (H 1 + H 2 + H 3 + + H 23 /23).. (3.6) 3.8.3 Analisis Quality Function Deployment (QFD) Salah satu hal penting dalam QFD adalah House of Quality (HOQ). Tahap-tahap dalam pembuatan HOQ adalah: 1. Membuat matriks Voice of Customer (Whats) 2. Menentukan prioritas yang dibutuhkan konsumen 3. Membuat matriks respon teknis (Hows) 4. Membuat korelasi antara whats dan hows 5. Membuat korelasi antar respon teknis 6. Menentukan prioritas teknis. 38

3.8.3.1 Kebutuhan Pelanggan Setiap pertanyaan pada pengukuran dengan metode SERVQUAL diatas (tabel 3.2) dimasukkan ke dalam matriks kebutuhan pelanggan. Diperoleh dari 23 atribut Voice of Customer 5 dimensi SERVQUAL. 3.8.3.2 Menentukan Prioritas yang Dibutuhkan Konsumen Prioritas yang dibutuhkan konsumen adalah prioritas kebutuhan apa yang diinginkan konsumen. Untuk mengisi bagian matrix HOQ ini dibutuhkan nilai dari tingkat kepentingan dan kepentingan relatif yang dijelaskan dibawah ini: 1. Tingkat Kepentingan atau importance level Nilai tingkat kepentingan ini diperoleh dari nilai Gap 5 dari tiap atribut. Dari Gap 5 tersebut dapat diketahui apabila persepsi lebih kecil daripada harapan, maka Gap akan bernilai negatif dan ini menunjukkan atribut tersebut penting untuk diperbaiki. Namun sebaliknya apabila persepsi lebih besar daripada harapan, maka Gap akan bernilai positif dan ini menunjukkan atribut tidak penting untuk diperbaiki. Nilai negatif terbesar dari Gap diperoleh apabila nilai persepsi minimal yaitu bernilai 1 dan nilai harapan maksimal yaitu bernilai 5, sehingga nilai minimal dari Gap adalah (1-5) = -4, dan ini menunjukkan atribut penting untuk diperbaiki. Sedangkan nilai positif terbesar dari Gap diperoleh apabila nilai persepsi maksimal yaitu bernilai 5 dan nilai harapan minimal yaitu bernilai 1, sehingga nilai maksimal dari Gap adalah (5-1) = 4 dan nilai ini menunjukkan atribut tidak penting untuk diperbaiki. Apabila nilai Gap diubah menjadi tingkat kepentingan dengan skala 1 untuk menunjukkan sangat tidak penting dan skala 5 untuk menunjukkan sangat penting, maka dapat mempergunakan interpolasi seperti persamaan berikut ini (Halim dkk., 2013): Tingkat Kepentingan = 1 + ( ) (5 1). (3.7) 2. Kepentingan Relatif atau relative importance Kepentingan Relatif adalah nilai tingkat kepentingan yang dinyatakan dengan persen kumulatif. Rumus relative importance (RI) sebagai berikut: 39

RI = ( 100% )... (3.8) 3. Maximum Relationship Value atau Nilai Hubungan Maksimum Adalah nilai maksimum dari hubungan (relationship) antara satu item respon konsumen terhadap respon teknis. Pada penjelasan diatas, bobot hubungan antara matriks whats dan hows adalah 9, 3 dan 1. 3.8.3.3 Menentukan Respon Teknis Setelah diperoleh kebutuhan pelanggan, selanjutnya dicari respon teknis apa yang dapat menjawab dari kebutuhan pelanggan tersebut dari sisi teknisnya agar dapat menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. 1.8.3.4 Menentukan Hubungan Antara Kebutuhan Pelanggan (Whats) dengan Respon Teknik (Hows) Matriks whats merupakan pertanyaan dan matriks hows merupakan jawabannya. Jika hubungan keduanya sangat kuat maka nilainya 9 dan jika hubungannya sedang nilainya 3, bila hubungannya kecil maka nilainya 1. Hubungan Antara Kebutuhan Pelanggan (Whats) dengan Respon Teknik (Hows) diberi tanda pada matriks seperti pada Gambar 3.1. Θ Ο Strong Relationship 9 Moderate Relationship 3 Weak Relationship 1 Gambar 3.1 Bobot Hubungan Whats dengan Hows Secara keseluruhan ada empat kemungkinan yang terjadi antara kinerja kepuasan konsumen dan technical descriptors (respon teknis): 1. Kinerja kepuasan konsumen tidak ada hubungannya dengan technical descriptors (tidak ada simbol atau kosong). 2. Kinerja kepuasan konsumen sangat kuat hubungannya dengan technical descriptors. 3. Kinerja kepuasan konsumen sedang hubungannya dengan technical descriptors. 40

4. Kinerja kepuasan konsumen mungkin ada atau lemah hubungannya dengan technical descriptors. 1.8.3.5 Menentukan Hubungan Antar Respon Teknis Hubungan dan saling keterkaitan antar respon teknis diberikan simbol seperti pada gambar 3.2 dengan jenis hubungannya sebagai berikut (Yuri & Nurcahyo, 2013): a. Hubungan Kuat Positif Hubungan ini menyatakan hubungan antar respon teknis yang searah. Bila salah satu respon teknis mengalami peningkatan atau penurunan, maka akan berdampak kuat pada peningkatan atau penurunan item lain yang terkait. b. Hubungan Positif Hubungan ini menyatakan hubungan antar respon teknis yang searah. Bila salah satu respon teknis mengalami peningkatan atau penurunan, maka akan berdampak (meskipun kurang kuat) pada peningkatan atau penurunan item lain yang terkait. c. Hubungan Negatif Hubungan ini menyatakan hubungan antar respon teknis yang tidak searah. Bila salah satu respon teknis mengalami peningkatan atau penurunan, maka akan berdampak (meskipun tidak kuat) pada peningkatan atau penurunan item lain yang terkait. d. Hubungan Kuat Negatif Hubungan ini menyatakan hubungan antar respon teknis yang tidak searah. Bila salah satu respon teknis mengalami peningkatan atau penurunan, maka akan berdampak kuat pada peningkatan atau penurunan item lain yang terkait. Strong Positive Correlation Positive Correlation Negative Correlation Strong Negative Correlation Gambar 3.2 Simbol Hubungan Antar Respon Teknis 41

3.8.3.6 Menentukan Prioritas Teknis Bagian ini berisi target, tingkat kesulitan yang mungkin dialami oleh manajemen, nilai hubungan (max relationship value), weight/importance, dan relative weight. 1. Target Adalah kemampuan manajemen dalam melakukan perbaikan layanan dari sisi fungsi atau teknisnya. Target juga berhubungan dengan direction of improvement (DOI) pada bagian technical requirement. Simbol yang digunakan pada DOI yaitu : Minimize ( ) artinya konsumen menyukai menurunkan spesifikasi teknis, Maximize ( ) artinya konsumen menyukai menaikan spesifikasi teknis, atau Target (x) artinya konsumen menginginkan spesifikasi teknis tertentu menjadi perhatian. 2. Difficulty Tingkat kesulitan atau difficulty ini adalah tingkat kesulitan dalam memenuhi harapan pelanggan yaitu target yang diinginkan apabila ingin dilakukan perbaikan setiap respon teknis. 3. Kolom Nilai Hubungan Maksimum Kolom nilai hubungan maksimum ini adalah nilai maksimum bobot hubungan antara matriks whats dan hows pada setiap kolom respon teknis. Bobot ini bernilai 9, 3 dan 1. 4. Weight/Importance (I) Tingkat kepentingan respon teknis, yaitu jumlah dari setiap perkalian antara nilai relative importance respon pelanggan dan bobot hubungan antara matriks whats dan hows. Dapat dirumuskan sebagai berikut: I = ( h ) 5. Relative Weight/Importance Dirumuskan sebagai berikut: (3.9) RI = ( ) 100%.(3.10) Secara utuh house of quality tampak seperti pada Gambar 3.3. 42

Title: Author: House of Quality Didi Junaedi Date: 9/25/2015 Notes: Θ Ο x Legend Strong Relationship Moderate Relationship Weak Relationship Strong Positive Correlation Positive Correlation Negative Correlation Strong Negative Correlation Objective Is To Minimize Objective Is To Maximize Objective Is To Hit Target 9 3 1 4 5 6 7 Column # 1 2 3 8 15 16 21 22 23 24 9 10 11 12 13 14 17 18 19 20 25 Direction of Improvement: Minimize ( ), Maximize ( ), or Target (x) Quality Characteristics Row # Max Relationship Value in Row Relative Weight Weight / Importance Demanded Quality (a.k.a. "Customer Requirements" or "Whats") (a.k.a. "Functional Requirements" or "Hows") 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Target or Limit Value Difficulty (0=Easy to Accomplish, 10=Extremely Max Relationship Value in Column Weight / Importance Relative Weight Gambar 3.3 House of Quality Penelitian Sumber: www.qfdonline.com/templates 3.9 Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian yang merupakan tahapan proses penelitian yang akan dilakukan mulai dari tahap awal hingga tahap akhir adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.4. 43

Gambar 3.4 Langkah-langkah Penelitian 44

A Pengumpulan data: Penyebaran Kuesioner Pengolahan Data: SERVQUAL Harapan Pengunjung Persepsi (yang dirasakan pengunjung) Analisis SERVQUAL Analisis House of Quality Kesimpulan & Saran Selesai Gambar 3.4 Langkah-langkah Penelitian (Lanjutan) 45