AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) Materialitas, dan Risiko. REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

dokumen-dokumen yang mirip
MATERIALITAS DAN RISIKO 1

audit dapat memberikan bukti audit yang cukup untuk mencapai keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

Risiko bahwa auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Chapter 7 MATERIALITY AND RISK

AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1)

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

Penetapan Materialitas Penetapan Risiko. tedi last 09/16

PERENCANAAN PEMERIKSAAN

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

Pengauditan 1 Bab VI

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT AKUNTANSI PEMERIKSAAN 1. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

Ch.7 Materialitas & Risiko Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

Materiality and Audit Risk. Konteks Audit Kepabeanan dan Cukai

AUDIT I Modul ke: Audit risk and materiality. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. 11Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

FANY OCTAFIA OFFERING L

TINJAUAN PROSES AUDIT

MATERIALITAS DAN RESIKO AUDIT

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

GAMBARAN UMUM PROSES AUDIT

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

Konsep Materialitas Dalam Audit Atas Laporan keuangan

KELENGKAPAN BUKTI AUDIT

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan. tedi last 09/16

Standar Audit SA 450. Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

Tujuan Auditing. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

BAB I PENDAHULUAN. standar yang telah ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

MATERIALITY & RISK CONCEPT

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

SURAT PERIKATAN AUDIT

Chapter 8 PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIK

Standar Audit SA 530. Sampling Audit

Ekonomi dan Bisnis Akuntnasi S1

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

Menyelesaikan Tahap Penilaian Risiko Tugas Matakuliah Auditing 1. Oleh : Nama : I anatun Nikmah NIM :

TUJUAN & TANGGUNG JAWAB AUDIT

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

MODUL-3 INTERNAL AUDITING

BAB 10. Variable Sampling untuk Pengujian Substantif

PERTIMBANGAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Alvin A. Arens, at all (2011:4) menjelaskan bahwa: orang yang kompeten dan independen.

THE BUILDING BLOCKS OF AUDITING

SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO

SAMPLING AUDIT. SA Seksi 350. Sumber: PSA No. 26

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

AUDITING. Ahmad Try Handoko ( ) Magister Akuntansi SOAL MATRIKULASI

KONSEP MATERIALITAS PENTING DALAM AUDIT

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN - JAKARTA Knowledge, Piety, Integrity. Dibuat Oleh : PPJM Diperiksa Oleh: WM Halaman 1 dari 8

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

SAMPLING AUDIT. Sumber: PSA No. 26 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

ABSTRAK. Kata kunci : Penilaian atas Piutang Dagang dan Luas pemeriksaan pada akun Piutang Dagang. Universitas Kristen Maranatha

Standar Audit SA 320. Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan ekspansi ke berbagai negara di Dunia. Dalam menjalankan usahanya

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

Ch.6 Perencanaan Audit SUCAHYO HERININGSIH, SE., MSI., AK., CA.

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Standar audit Sa 500. Bukti audit

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

alasan kuat dalam pengambilan kesimpulan mengenai laporan keuangan, apakah telah disajikan secara wajar atau tidak.

STANDAR PERIKATAN AUDIT

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Standar Audit SA 540. Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan

PROSEDUR ANALITIK. SA Seksi 329. Sumber: PSA No. 22 PENDAHULUAN

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

PEMAHAMAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN

Pertanyaan dan Jawaban BAB 6 1. Apakah manfaat yang didapat diperoleh dari perencanaan audit? Jawab : Maanfaat perencanaan audit adalah Membantu

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

BUKTI AUDIT. Akuntansi Pemeriksan I. Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

HUBUNGAN MATERIALITAS DAN RISIKO DALAM PENGUMPULAN BAHAN BUKTI AUDIT PADA AUDIT PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN. Eliya Isfaatun *)

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

Ignatius Natanael Widjaya Ramot P. Simanjuntak Rutman Lumbantoruan

TUJUAN AUDIT, BUKTI AUDIT, & KERTAS KERJA. Tujuan audit Bukti Audit Prosedur Audit Kertas Kerja

MAKALAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI

Bukti Audit. AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK)

Transkripsi:

Dosen: Christian Ramos K Materialitas, dan Risiko AUDITING 1 (Pemeriksaan Akuntansi 1) REFERENSI: Arens/Elder/Beasley, Auditing, Prentice Hall Business Publishing (BOOK) 1

Materialitas 11-2 FASB definisi materialitas besarnya nilai penghapusan atau salah saji informasi akuntansi yang dalam hubungannya dengan sejumlah situasi yang melingkupinya, membuat hal itu memiliki kemungkinan besar bahwa pertimbangan yang dibuat oleh seorang yang mengandalkan informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau kesalahan penyajian tersebut Tanggung jawab auditor menentukan apakah laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian yang material

Langkah langkah Penerapan Materialitas 11-3 Pada bagian perencanaan Sepanjang kontrak kerja Mendekati akhir pengauditan Menerapkan pertimbangan materialitas awal Mengalokasikan pertimbangan materialitas awal Mengestimasikan salah saji total disetiap bagian pengauditan Mengestimasikan salah saji gabungan Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan materialitas dalam penilaian awal atau penilaian yang direvisi

Menetapkan Pertimbangan Awal tentang Materialitas 11-4 Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas (preliminary judgment about materiality) Nilai kesalahan penyajian gabungan dalam laporan keuangan yang menurut auditor material (ditetapkan pada awal penugasan audit) Berbagai faktor yang mempengaruhi pertimbangan Materialitas lebih merupakan konsep yang relatif bukannya absolut Sejumlah dasar pertimbangan diperlukan untuk mengevaluasi tingkat materialitas Faktor kualitatif pun mempengaruhi tingkat materialitas

11-5 Pertimbangan salah saji material : Apakah berdampak individual atau gabungan auditor harus mempertimbangkan sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yang diaudit Merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan Dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan kualitatif maupun kuantitatif

Mengalokasikan Pertimbangan Awal Tingkat Materialitas ke setiap bagian (Salah Saji yang Masih Dapat Ditoleransi) 11-6 Dilakukan selama masa perencanaan Wajib dilakukan bukti audit terkumpul berdasarkan segmen bukan berdasarkan laporan keuangan secara keseluruhan Mayoritas praktisi mengalokasikan tingkat materialitas ke akun neraca daripada mengalokasikannya ke akun laporan laba rugi Tingkat materialitas ke saldo akun salah saji yang masih dapat ditoleransi Tiga kesulitan dalam upaya mengalokasikan tingkat materialitas ke akun neraca (segmen) : 1.Auditor memiliki ekspektasi bahwa sejumlah akun tertentu mengandung lenih banyak salah saji daripada akun lainnya 2.Baik salah saji lebih (overstatement) maupun salah saji kurang (understatement) harus tetap dipertimbangkan 3.Biaya audit secara relatif mempengaruhi pengalokasian ini

Mengestimasi Nilai Salah Saji serta Membandingkannya dengan Nilai Pertimbangan Awal 11-7 Salah saji dalam suatu akun dapat berbentuk satu dari dua jenis ini Salah saji yang diketahui Salah saji yang mungkin Salah saji dimana auditor dapat menentukan jumlah salah saji dalam akun tersebut Pertama, salah saji yang muncul karena adanya perbedaan penilaian manajemen dan auditor mengenai estimasi saldo akun Kedua, proyeksi salah saji berdasarkan pengujian auditor atas sampel

Salah saji yang mungkin 11-8 Pertama, Misalnya perbedaan estimasi saldo akun penyisihan piutang tak tertagih. Kedua, anggaplah auditor menemukan enam salah saji yang dilakukan klien dalam 200 sampel ketika sedang menguji biaya persediaan. auditor menggunakan salah saji tersebut untuk memperkirakan total salah saji yang mungkin dalam akun persediaan (langkah 3) Menggabungkan estimasi salah saji (langkah 4), kemudian gabungan salah saji yang mungkin dibandingkan dengan materialitasnya (langkah 5)

Risiko Audit 11-9 Risiko bahwa auditor gagal memodifikasi opininya atas laporan keuangan yang mengandung salahsaji material Risiko berbanding terbailik dengan tingkat keyakian. Risiko Tingkat Keyakinan 5% 95% 10% 90%

JENIS RISIKO AUDIT 11-10 Risiko Pengendalian/RP (Control Risk/CR) Risiko Risiko Bawaan/RB Deteksi/RD (Inherent (Detection Risk/IR) Risk/DR) Risiko Audit yang dapat diterima (Acceptable Risk/AAR)

Risiko Pengendalian/RP (Control Risk/CR) 11-11 Risiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern klien. Merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalin intern untuk mencapai tujuan klien yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan klien Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern

Ukuran yang digunakan oleh auditor untuk menilai adanya kemungkinan bahwa terdapat sejumlah salah saji material yang melebihi nilai salah saji yang dapat ditoleransi atas segment tertentu akan terdeteksi oleh pengendalian intern klien 11-12 Risiko pengendalian menunjukkan : Penilaian tentang apakah pengendalian intern yang dimiliki klien efektif untuk mencegah atau mendeteksi terjadinya salah saji Kehendak auditor membuat penilaian berada dibawah nilai maksimum (100%) sebagai bagian dari rencana audit yang dibuatnya

11-13 Semakin efektif pengendalian intern semakin rendah faktor risiko pengendalian Hubungan antara risiko pengendalian dan risiko deteksi saling berlawanan, tetapi berbanding lurus dengan bukti audit

Risiko Bawaan/RB (Inherent Risk/IR) 11-14 Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material (asumsi : tidak terdapat pengendalian yang terkait) Faktor yang mempengaruhi risiko bawaan : Besarnya saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain Faktor Ekstern (perkembangan teknologi) Faktor yang berhubungan dengan beberapa atau seluruh saldo akun atau golongan transaksi yang mempengaruhi risiko bawaan

11-15 Risiko bawaan (IR) dan risiko pengendalian (CR) Harus ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan Ukuran yang dipergunakan oleh auditor dalam menilai adanya kemungkinan sejumlah salah saji yang material (kekeliruan dan kecurangan) dalam suatu segment sebelum ia mempertimbangkan keefektifan pengendalian intern yang ada Asumsi : tidak ada pengendalian intern (karena pengendalian intern untuk mempertimbangkan resiko pengendalian), rentan adanya kesalahan sajian dalam laporan keuangan tingkat resiko inheren tinggi

Kemungkinan terdapat kerugian/kesalahan (sebelum reliabilitas internal controls dipertimbangkan) menjalankan bisnis adalah berisiko (apalagi bisnis secara internasional) 11-16 Perusahaan dalam industri yg sedang menurun IR Industri dengan volume besar dalam transaksi kas IR Risiko bawaan berlawan dengan risiko deteksi, tetapi berbanding lurus dengan bukti audit

Risiko Deteksi/RD (Detection Risk/DR) 11-17 Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material dalam suatu asersi Merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor Timbul karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 100% Berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor Mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima Semakin besar risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima

PLANNED DETECTION RISK (Risiko Deteksi yang Direncanakan) Resiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi (efektivitas prosedur audit) Ukuran resiko bahwa bukti audit atas segmen tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah saji yang melebihi suatu nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi, andaikan salah saji semacam itu ada Tergantung pada ketiga faktor lainnya yang terdapat dalam model risiko deteksi terencana hanya akan berubah jika auditor melakukan perubahan pada salah satu dari ketiga faktor Risiko deteksi berbanding terbalik dengan bukti audit 11-18

Risiko Audit yang dapat diterima (Acceptable Risk/AAR) Ukuran atas tingkat kesediaan auditor untuk menerima kenyataan bahwa laporan keuangan mungkin masih mengandung salah saji yang material setelah audit selesai dilaksanakan serta suatu laporan audit telah diterbitkan Risiko deteksi yang dapat diterima (DR) tergantung : Tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko audit suatu saldo atau golongan transaksi Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian menurun, risiko deteksi yang dapat diterima akan meningkat Tingkat risiko akseptibilitas audit rendah auditor ingin memperoleh tingkat keyakinan yang lebih tinggi bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji yang material Risiko = 0% (yakin sekali) audit assurance /overal assurancet = satu dikurangi risiko akseptibilitas audit dan Risiko = 100% benar-benar tidak yakin Hubungan antara risiko audit yang dapat diterima dengan risiko deteksi terencana searah Hubungan antara risiko audit yang dapat diterima dan bukti audit yang direncanakan berlawanan

Menilai Risiko Akseptibilitas Audit /RESIKO AUDIT YANG DAPAT DITERIMA Lebih baik dilakukan selama fase perencanaan audit Pengaruh risiko perjanjian pada risiko audit yang dapat diterima Risiko Perjanjian (engagement risk) Risiko yang akan diderita oleh auditor atau firma audit akibat hubungan dengan klien, walaupun laporan audit yang dibuat bagi klien tersebut telah dibuat dengan benar. Faktor yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima Derajat kebergantungan para pengguna eksternal pada laporan keuangan Ukuran usaha klien Distribusi kepemilikan Sifat dan nilai kewajiban Kemungkinan bahwa klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah penerbitan laporan audit Posisi likuiditas Laba (rugi) pada tahun sebelumnya Metode pembiayaan pertumbuhan Sifat operasi klien Kompetensi manajemen Evaluasi auditor atas integritas manajemen

Membuat keputusan resiko audit yang dapat diterima Jika nilai tingkat risiko audit yang dapat diterima rendah klien berisiko membutuhkan lebih banyak bukti audit yang ekstensif, penugasan personil yang lebih berpengalaman dan/atau suatu review yang lebih ekstensif pada kertas kerja audit

Menilai Risiko Bawaan (Inheren) Faktor yang mempengaruhi risiko inheren Sifat bisnis klien Temuan audit yang diperoleh dari audit sebelumnya Penugasan awal vs. penugasan ulangan Pihak terkait Berbagai transaksi nonrutin Pertimbangan yang diperlukan untuk mengkoreksi pencatatan berbagai saldo dan transaksi akun Penyusun populasi Memperoleh informasi untuk menilai risiko inheren Informasi industri dan bisnis klien Kunjungan kepada pabrik dan kantor klien Identifikasi atas para pihak terkait

HUBUNGAN RISIKO BAWAAN, RISIKO DETEKSI YANG DIRENCANAKAN dan BUKTI AUDIT YANG DIRENCANAKAN risiko inheren berlawanan dengan risiko deteksi terencana, tapi mempunyai hubungan yang searah dengan bukti audit Semakin meningkatnya bukti audit yang diperlukan untuk tingkat resiko inheren yang tinggi diperlukan staff audit yang berpengalaman

Hubungan antara Risiko dengan Bukti Audit dan Faktor yang Mempengaruhi Risiko Dua cara auditor mengubah audit untuk merespon risiko : - Perjanjian itu mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman - Perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya Risiko audit untuk segmen (setiap bagian) Risiko pengendalian, risiko inheren ditentukan bagi setiap siklus, akun dan tujuan audit Risiko pengendalian akan berbeda bagi akun yang berbeda, tergantung tingkat efektivitas pengendalian yang ada Faktor yang mempengaruhi risiko inheren (tingkat kerentanan terhadap penyalahgunaan dan tingkat rutinitas transaksi) berbeda dari satu akun ke akun lainnya Risiko akseptibilitas audit umumnya ditetapkan auditor selama fase perencanaan dan ditetapkan pada tingkat yang sama bagi setiap siklus dan akun utama Tingkat risiko pengendalian dan tingkat resiko inheren sangat bervariasi antar siklus, akun atau tujuan audit

Hubungan antara Risiko dengan Bukti Audit dan Faktor yang Mempengaruhi Risiko Mengaitkan nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi dan risiko kepada tujuan audit yang terkait dengan saldo Batasan pengukuran Rendah, Sedang dan tinggi Cukup sulit mengukur jumlah bukti audit yang diperlukan bagi suatu tingkat risiko deteksi terencana Hubungan antara risiko, materialitas dan bukti audit Risiko suatu pengukuran atas ketidakpastian Materialitas suatu pengukuran atas ukuran/besaran Konsep materialitas dan resiko dalam auditing keduanya mengukur tungkat ketidakpastian suatu nilai pada suatu besaran tertentu

Hubungan Faktor-faktor yang mempengaruhi Resiko dengan bukti yang direncanakan Risiko Audit yang dapat diterima 11-26 D D I Faktor faktor yang mempengaruhi resiko Risiko bawaan I I Risiko Deteksi Yang direncanakan I Bukti Audit Yang Direncanakan I I D Risiko Pengendalian D = Direct relationship; I = Inverse relationship D = Hubungan langsung; I = Hubungan terbalik

THE END Materi Selanjutnya: Pemahaman Pengendalian Intern 27