BAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18),

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang


BAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Penelitian yang dilakukan oleh World Tourism Organizatioan (WTO)

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri pariwisata dalam beberapa kurun waktu terakhir telah mendapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih

yang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kekayaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern saat ini, periklanan berkembang dengan sangat pesat. Hal ini terjadi, UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini Tiongkok merupakan pasar wisatawan asing terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan

2015 PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION DI GALERI IPTEK SABUGA BANDUNG

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan wisatawan muslim ke berbagai dunia, perlu adanya sebuah konsep baru

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ana Fajriasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan pariwisata atau dalam istilah tertentu pariwisata memimpin

BAB V KESIMPULAN. Korea Selatan merupakan negara republik dengan menerapkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi

OLAHRAGA REKREASI

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pariwisata merupakan sektor terpenting dalam suatu negara karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu

PERKEMBANGAN KUNJUNGAN WISMAN KE KOTA BATAM NOPEMBER 2016

PARIWISATA DKI JAKARTA

RESUME SKRIPSI FAKTOR FAKTOR PENDORONG PERKEMBANGAN KOREAN WAVE DI JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan United

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

Peranan Perwakilan RI di Luar Negeri Dalam Mendukung Promosi Tourism, Trade, and Investment (TTI)

PARIWISATA DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

2016 PENGARUH CULTURAL VALUE PADA DAYA TARIK WISATA PURA TANAH LOT BALI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG

BAB I PENDAHULUAN. negara, termasuk Indonesia. Menurut Undang Undang Pariwisata Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata sampai saat ini merupakan motor penggerak ekonomi di Bali.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2015 lalu, sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, untuk sebagian negara industri ini merupakan pengatur dari roda

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok industri dengan pertumbuhan tercepat dan terbesar dunia (the world s

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tourism Organization (2005) dalam WTO Tourism 2020 Vision, memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu menunjang kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1 A. J. Mulyadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2009, p.13

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN AGUSTUS 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PARIWISATA DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna

Perkembangan Pariwisata

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. hanya untuk bersenang - senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang

Tabel 1.Wisatawan Mancanegara yang Mengunjungi DKI Jakarta Menurut Pintu Masuk. Pintu Masuk Bulan-Tahun

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN OKTOBER 2016

PARIWISATA DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pertahanan Amerika pada tahun 1960 yaitu ARPANET. (Advanced Research Project Agency Network) yang ditujukan sebagai

Mewujudkan Ekosistem e-tourism di Indonesia Oleh: Donatus Fernanda Putra

Visit Indonesia 2008: Tantangan dan Peluang Kamis, 27 Maret 2008

PARIWISATA DKI JAKARTA

KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE PROVINSI DKI JAKARTA

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung, Bandung, 30 Juni 2012 Sabtu, 30 Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penenlitian

2016 PENGARUH MOTIVASI WISATAWAN LOKALTERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE TAMAN KOTA DI KOTA TANGERANG SELATAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN JULI 2016

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Current Operating System

PERKEMBANGAN PARIWISATA JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Dalam kondisi ini, para pemimpin pasar telah mencitrakan dirinya sendiri

PARIWISATA DKI JAKARTA

PARIWISATA DKI JAKARTA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DI SULAWESI UTARA BULAN MARET 2016

Cara Pemesanan: Spesifikasi: Customer Support: Harga : Rp

Perkembangan Pariwisata Sulawesi Utara Bulan September 2017

BAB I PENDAHULUAN. wisata seperti ini dengan tujuan yang bermacam-macam. mereka bermacam-macam, seperti ingin berwisata ke lokasi pengambilan

PARIWISATA DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah berkembang menjadi sebuah fenomena global. Dalam enam dekade terakhir, negara-negara berkembang menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor andalan dalam menghasilkan devisa. Berdasarkan informasi World Travel Tourism Council (WTTC) pada Tahun 2014, industri pariwisata menyumbang US $7.580 miliar Gross Domestic Product (GDP) dan 277 juta pekerjaan bagi perekonomian global. Berdasarkan laporan United Nation World Tourism Organization (UNWTO) dalam World Tourism Barometer 2015 edition menyatakan bahwa pada Tahun 2014 jumlah wisatawan internasional yang melakukan perjalanan ke seluruh pelosok dunia mencapai 1.138 juta wisatawan. Meningkat sebanyak 51 juta wisatawan dibandingkan Tahun 2013. Peningkatan pertumbuhan wisatawan internasional tersaji pada Gambar 1.1. 1200 1000 800 600 400 200 0 527 561 587 602 625 674 675 696 692 764 809 854 910 927 891 949 997 1036 1087 1136 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber : UNWTO world tourism organization, 2015 GAMBAR 1.1 PERTUMBUHAN WISATAWAN INTERNASIONAL TAHUN 1995 2014

2 Menurut UNWTO pertumbuhan pariwisata terkuat Tahun 2014 pada posisi pertama ditempati oleh Kawasan Amerika dimana negara tersebut mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 7%. Mengalahkan Kawasan Asia Pasifik yang hanya mengalami peningkatan sebesar 5%, disusul oleh Wilayah Eropa dan Timur tengah yang masing-masingnya mengalami peningkatan sebanyak 4% pada posisi terakhir ditempati Kawasan Afrika yang hanya mengalami peningkatan sebanyak 2%.Sedangkan untuk Sub-Wilayahnya pertumbuhan pariwisata terbaik ditempati oleh Amerika Utara sebanyak 8%, lalu diikuti Asia Timur, Asia Selatan, Eropa Sealatan, Eropa Utara, dan Karibia masing-masing mengalami peningkatan sebanyak 7%. Meskipun Kawasan Asia Pasifik hanya menempati posisi kedua dalam pertumbuhan pariwisata dunia, namun negara-negara yang berada di kawasan tersebut tetap menunjukan peningkatan yang mengesankan. Wilayah Asia Timur dan Wilayah Selatan asia mengalami peningkatan sebanyak 7%, sedangkan Wilayah Pasifik mengalami peningkatan sebanyak 6%, dan peningkatan terendah dialami oleh Asia Tenggara yang hanya mengalami peningkatan sebanyak 2%. Di Kawasan Asia Pasifik terdapat sepuluh negara dengan tingkat kunjungan tertinggi. Republik Cina menduduki posisi pertama dengan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 56.690.000 wisatawan. Diikuti oleh Thailand, Malaysia, Hongkong, Macau, Korea Selatan, Singapore, Japan, Indonesia, dan Taiwan. (www.statista.com diakses Senin, 20 Oktober 2014 18:37)

3 Rep. Rakyat China Thailand Malaysia Macau (China) Rep. Korea Selatan Singapura Jepang Indonesia Taiwan Vietnam 14.27 12.18 11.1 10.36 8.8 8.02 7.57 26.55 25.66 55.69 0 10 20 30 40 50 60 Sumber : www.statista.com GAMBAR 1.2 10 NEGARA DI ASIA PASIFIK DENGAN JUMLAH WISATAWAN TERBANYAK TAHUN 2013 Korea Selatan menduduki peringkat ke lima dari sepuluh Negara Asia Pasifik dengan jumlah wisatawan terbanyak. Sektor pariwisata Negara Korea Selatan sedang menjadi sorotan dunia. Pada tahun 2010 saja Korea Selatan telah mampu meraih lebih dari 8.000.000 wisatawan. Wisatawan internasional mayoritas datang dari negara-negara terdekat seperti Jepang, China, Hongkong, dan Taiwan. Seperti yang telahdiketahui semenjak Tahun 1990-an telah terjadi fenomena dimana budaya Korea menjadi populer di seluruh dunia. Fenomena tersebut bermula hanya disebagian kecil Kawasan Asia Timur dan telah tersebar ke seluruh penjuru dunia termasuk ke Kawasan Asia Tenggara, Kawasan Eropa, dan Kawasan Amerika Serikat. Produk budaya populer Korea yang juga disebut sebagai Korean Wave terdiri dari drama televisi, film, musik populer (K-POP), Tarian (B-Boys), dan juga beberapa video games, kuliner, fashion, pariwisata, dan bahasa (Hangul).

4 Istilah Korean Wave diciptakan oleh pers China(Hanliu dalam Bahasa China) kurang lebih 10 tahun yang lalu untuk menunjukan kepopuleran budaya Korean pop di China. Pers China mengungkapkan bahwa ledakan Korean Wave dimulai pada saat drama korea memasuki China pada akhir Tahun 1990-an. Sejak dari itu Korea Selatan telah muncul sebagai pusat baru untuk produksi budaya pop transnasional, mengekspor berbagai macam produk budaya ke Negara Asia terdekat. Baru-baru ini, budaya pop Korea telah mulai menyebar luas, tidak hanya di Kawasan Asia tapi juga menyebar ke Kawasan Timur Tengah, Afrika, Eropa, dan Amerika Serikat. (Sue Jin Lee,2011) Kontribusi Korean Wave selain berperan besar dalam kegiatan ekspor ternyata juga sangat berpengaruh dalam peningkatan jumlah pariwisata ke Korea Selatan yang setiap tahun naik selama Korean Wave berlangsung. Apa yang ditonton orang terutama orang-orang di luar negeri dalam tayangan film-film drama Korea Selatan yang selalu menunjukkan bagaimana keindahan Korea dan nilai-nilai sosialnya, mampu menarik mereka untuk datang langsung melihat lokasi syuting film-film tersebut. Hal tersebut kemudian mampu menjadi pembangkit perekonomian yang baik bagi Korea Selatan. Sektor pariwisata jelas sekali menjadi pembangkit perekonomian Korea Selatan yang kala itu sempat jatuh karena krisis yang melanda Asia. Hal tersebut dimanfaatkan pemerintah Korea Selatan untuk mendatangkan turis dengan sajian film-film drama dengan lokasi syuting-nya yang menunjukkan keindahan dan budaya hidup orang-orang Korea itu sendiri. (http://www.seniberpikir.com,diakses pada 15 June 2015 19.13 WIB). Hal ini terbukti dari jumlah kunjungan wisatawan internasional ke Korea Selatan yang menunjukan pertumbuhan signifikan seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut. TABEL 1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN INTERNASIONAL KE KOREA SELATAN

5 TAHUN JUMLAH WISATAWAN 2010 8.797.658 2011 9.794.796 2012 11.140.028 2013 12.175.550 2014 14.201.516 Sumber : Korean Tourism Organization,2015 Berdasarkan Tabel1.1 Pertumbuhan pariwisata Korea Selatan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Prestasi terbaik terjadi pada Tahun 2014 dimana Jumlah wisatawan meningkat sebanyak 2.025.966 wisatawan. Bahkan menurut data statistik terbaru yang didapat dari Korean Tourism Organization (KTO) sampai dengan Bulan Mei Tahun 2015 jumlah wisatawan internasional masih tumbuh pada angka 7,6%.Kondisi ini membuat KTO semakin percaya diri untuk menetapkan target optimistis kunjungan wisman pada 2015 sebanyak 15 Juta jiwa sampai tutup tahun. Tingkat pertumbuhan pariwisata Korea Selatan yang terus meningkat setiap tahunnya membuat KTO harus bisa mempertahankan dan terus meningkatkan jumlah wisatawan yang masuk ke Korea Selatan untuk tahun-tahun selanjutnya. Namun sayangnya, meskipun capaian jumlah wisatawan secara keseluruhan mengalami kenaikan, ternyata masih ada penurunan jumlah wisatawan dari beberapa negara target pasar wisatawan seperti tersaji pada tabel berikut. TABEL 1.2 JUMLAH WISATAWAN INTERNASIONAL KE KOREA SELATAN BERDASARKAN ASAL NEGARA NEGARA ASAL 05/2015 05/2014 CHINA 618.083 517.031 +19,5% JEPANG 188.420 201.489-6,5% TAIWAN 59.061 60.105-1,75 HONGKONG 54.095 47.064 +14,9%% PERTUMBUHAN %

6 THAILAND 35.020 41.569-15,8% INDONESIA 20.136 22.278-9.6% MALAYSIA 19.463 21.308-8,9% PHILIPINA 41.141 43.917-6,3% Sumber : Korean Tourism Organization,2015 Berdasarkan Tabel 1.2 terlihat adanya jumlah wisatawan yang berasal dari beberapa negara mengalami penurunan. Wisatawan asal Philipina mengalami penurunan sebanyak 6,3%, wisatawan asal Jepang mengalami penurunan sebanyak 6,5%, Wisatawan Asal Indonesia mengalami penurunan sebanyak 9,6%, dan penurunan terbesar terjadi pada wisatawan asal Thailand yaitu sebanyak 15,8%. Pasar Wisatawan Indonesia dinilai sangat potensial dikarenakan jumlah penggemar Korean Wavedan Korean Pop di Indonesia sangat besar. Indonesia menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara dengan jumlah KPOPers atau KPOP fans dengan presentase 6,5% setelah Amerika Serikat dengan 35,6% dan philipina sebanyak 7,5%(exo planet, 2013). Korean Tourism Organization menargetkan kunjungan wisatawan Indonesia sebanyak 220.000 wisatawan di Tahun 2014, namun sayangnya Wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Korea Selatan hanya mencapai 208.329 wisatawan. Adanya isu MERS di Korea Selatan diindikasikan menjadi penyebab penurunan jumlah wisatawan ke Korea Selatan. Bahkan menurut CNN Indonesia pada bulan Juli 2015 sebanyak 2.000 wisatawan Indonesia batal berangkat ke Korea Selatan dikarenakanadanyaisu MERS.(http://www.Cnnindonesia.com/internasional/,diakses pada 04 Juli 2015, pukul 16:09) Untuk menghindari terjadinya penurunan kunjungan yang lebih parah pemerintah Korea Selatan melalui KTO merancang beberapa strategi untuk terus

7 mempertahankan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Korea Selatan. Strategi pariwisata Korea Selatan tersaji pada Gambar 1.3. Sumber: Korean Tourism Organization, 2015 GAMBAR 1.3 STRATEGI PARIWISATA KOREA SELATAN KTO memiliki 4 strategi umum dengan 15 tugas strategis. Khususnya untuk mempertahankan wisatawan mancanegara, pada strategi ke tiga KTO menjelaskan untuk pemasaran pariwisata internasional, KTO menginginkan peningkatan pariwisata korea melalui pemasaran bernilai tambah. Secara khusus, pemasaran bernilai tambah ini meliputi beberapa sektor pariwisata, yaitu wisata medis, MICE (pertemuan, insentif, konvensi dan pameran) dan kapal pesiar, daya saing Korea telah sangat diperkuat lebih lima tahun terakhir. Untuk membangun prestasi yang lebih baik lagi, pemerintah telah menyisihkan enam industri

8 pariwisata (MICE, wisata medis, Hallyu Tourism, kapal pesiar, pengalaman budaya dan sejarah,olahraga rekreasi) sebagai fokus utamanya. Korean Wave Tourism atau dapat disebut juga dengan Hallyu Tourismmernargetkan wisatawan yang ingin mengalami secara langsung budaya pop korea dan segala isinya, seperti budaya tradisional korea. Pada khususnya hallyu tourismbertujuan untuk menarik wisatawan asing yang berasal dari China, Jepang, dan Asia Tenggara. Wisatawan datang untuk mengunjungi lokasi pembuatan film ataupun drama, mengikuti konser atau pertunjukan yang melibatkan idola K-Pop mereka, mengikuti kegiatan fan meeting dengan selebritis Hallyu, dan juga segala kegiatan yang berkaitan dengan drama dan lagu yang mereka sukai. Berdasarkan laporan KTO rata-rata wisatawan yang melakukan Hallyu tour antara Tahun 2006 sampai 2011 meningkat sebanyak 10,7% dan terus meningkat ke tahun-tahun selanjutnya. Ini mengindikasikan bahwa Hallyu merupakan faktor penting untuk wisatawan memilih Korea Selatan sebagai destinasi wisata. Dengan adanya fenomena Hallyu tersebut KTO menggunakan iklan interaktif untuk memaksimalkan jangkauan iklan dan memperkuat interaksi kepada wisatawan. Periklanan dirasa paling efektif dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian dam agar produk yang ditawarkan pemasar melalui media iklan memiliki daya tarik bagi calon konsumen untuk membeli, dalam advertising juga diperlukan dukungan tokoh terkenal atau bintang iklan sebagai penyampaian pesan dalam iklan (celebrity endorser). Tingginya minat wisatawan kepada bintang-bintang hallyu baik aktor/aktris maupun penyanyi K-pop membuat KTO memutuskan untuk mengunakan selebriti Hallyu sebagai bintang iklan maupun duta untuk pariwisata Korea Selatan. Dalam hal ini KTO menggunakan Hallyu Star seperti PSY, BigBang, dan Lee Min Ho.

9 Aktor Kim Soo Hyun juga didaulat sebagai duta wisata pada Tahun 2012 dikarenakan prestasinya pada drama The Moon that Embrace the Sun, sedangkan PSY didaulat untuk menjadi bintang iklan untuk kampanye pariwisata Korea Selatan pada Tahun 2013, dan Tahun 2014 KTO menunjuk BigBang sebagai celebrity endorser pemasaran pariwisata Korea Selatan.BigBang juga didaulat untuk menjadi duta untuk kampanye brandingimagine your korea dengan slogan to: ur imagination.korean Tourism Organization mengeluarkan iklan terbaru dengan aktor Lee Min Ho sebagai bintang iklan nya. Selebriti diatas merupakan selebriti-selebriti yang memiliki jumlah penggemar dan komunitas terbanyak di Indonesia. Khusus untuk Negara Indonesia, Korean Tourism Organization menggunakan media iklan di website imagineyourkorea.com, iklan televisi di beberapa channel saluran tv kabel dan juga di salah satu saluran TV nasional Indonesia. Strategi pemasaran kreatif dan bernilai tinggi yang digunakan oleh Korea Selatan dapat dijadikan contoh untuk pariwisata Indonesia untuk memasarkan pariwisata Indonesia ke kancah dunia. Dengan banyaknya selebriti Indonesia yang mulai dikenal di manca negara seperti Joe Taslim, Agnes Mo, Rossa, dan lain lain dapat menjadi peluang untuk memasarkan Pariwisata Indonesia dengan menggunakan strategi celebrity endorser. Seperti Kota Jakarta yang pernah menggunakan Krisdayanti sebagai ikon branding Enjoy Jakarta, semoga strategi pemasaran pariwisata menggunakan celebrity endorser ini dapat digunakan oleh pemerintah Indonesia untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Internasional ke Indonesia. Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi di atas, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Celebrity Endorser Terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan Asal Indonesia Ke Korea Selatan.

10 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran celebrity endorser. 2. Bagaimanakah gambaran keputusan wisatawan Indonesia untuk berkunjung ke Korea Selatan. 3. Bagaimanakah pengaruhcelebrity Endorserterhadap keputusan berkunjung wisatawan asal Indonesia ke Korea Selatan. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh temuan mengenai Korea Selatan sebagai daerah tujuan wisata. Kemudian tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh temuan mengenai Celebrity Endorser. 2.Untuk memperoleh temuan mengenai keputusan wisatawan asal Indonesia untuk berkunjung ke Korea Selatan. 3. Untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh Celebrity Endorserterhadap keputusan berkunjung wisatawan asal Indonesia ke Korea Selatan. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam bidang akademik, khususnya dalam kajian ilmu mengenai kepariwisataan untuk prodi Manajemen Pemasaran Pariwisata khususnya konsentrasi Manajemen Pemasaran Destinasi, serta sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai celebrity endorser yang berpengaruh terhadap keputusan berkunjungke Korea Selatan.

11 1.4.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis penelitian ini sebagai kontribusi untuk industri pariwisata, khususnya pada organisasi pariwisata, yaitu Korean Tourism Organization dan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, terutama untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh celebrity endorser terhadap keputusan berkunjung wisatawan Indonesia ke Korea Selatan. Sehingga diharapkan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia dapat menjadikan temuan ini sebagai referensi untuk meningkatkan kunjungan pariwisata asing ke Indonesia. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dalam jenis usaha pariwisata yang sama.