KATA PENGANTAR. Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Binuang, Juni 2015 Kepala BBPP Binuang, Ir. Anwar Syarif, M.Ed. Nip

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA)

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) , , Fax , PO Box 05/Cgb Bogor 16740

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc

1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016

RENCANA KERJA TAHUNAN

RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

KATA PENGANTAR. Lembang, Juni 2012 Kepala, Ir. Muchransyah Achmad.M.Si NIP

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PPSDMP TAHUN 2016 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

DAFTAR ISI. PENGANTAR... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup.. 2

RENCANA STRATEGIS BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

Renstra BKP5K Tahun

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2012

LAPORAN KINERJA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN

LAKIP BBPP LEMBANG TAHUN 2012

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS BADAN PPSDMP TA 2017

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar belakang

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PENYULUHAN DAN SDM PERTANIAN TAHUN 2018

Manokwari, Juni 2012 Ketua, Dr. Drs. Susanto, M.Si. NIP

Rencana Kinerja Tahunan 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

KATA PENGANTAR. LAPORAN KINERJA BBPPBinuang

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

BAB. I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Visi Pembangunan Pertanian adalah terwujudnya sistem pertanian bioindustri

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Renja BP4K Kabupaten Blitar Tahun

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2012

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 25/Permentan/PL.130/5/2008 TENTANG PEDOMAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PELAYANAN JASA ALAT DAN MESIN PERTANIAN

PENGANTAR. Ir. Suprapti

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 49/Permentan/OT.140/10/2009 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

PERAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PERDESAAN SWADAYA (P4S) DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI. Oleh Lisa Marianah, SP. BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI

Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF

RENCANA KINERJA TAHUN 2013

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN KEMANDIRIAN DAN KEDAULATAN PANGAN

KATA PENGANTAR. Malang, Mei 2012 Ketua, Ir. Mulyo Nugroho Sarwoto, MSi NIP

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA - SALINAN SALINAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

PENINGKATAN KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR ESDM MELALUI PENGEMBANGAN BPSDM-ESDM

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 101/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF LAKIP Badan PPSDMP Tahun 2013

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 07/Permentan/OT.140/1/2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN GENERASI MUDA PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN. 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

BIRO HUKUM DAN HUMAS

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

Transkripsi:

*te *m*

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia Nya sehingga Rencana Strategis (Renstra) Pusat Pelatihan Pertanian Tahun 2015-2019 dapat diselesaikan. Rencana Strategis ini merupakan suatu proses perencanaan yang berorientasi pada hasil yang dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan berbagai kekuatan/potensi, hambatan dan peluang yang ada dan mungkin timbul. Renstra ini merupakan penjabaran dari Rencana Strategis tahun 2015-2019 Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan merupakan acuan bagi Pusat Pelatihan Pertanian dan UPT Pelatihan Pertanian dalam penetapan program, kegiatan dan anggaran tahun 2015-2019 sehingga menghasilkan sinergitas guna mewujudkan visi dan misi Pusat Pelatihan Pertanian. Rencana Strategis ini terdiri dari Bab I : Pendahuluan, Bab II : Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan, Bab III: Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis, Bab IV : Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan, Bab V : Program, Indikator kinerja Utama (IKU), Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan dan Target Kinerja serta Kerangka Pendanaan dan Bab VI: Penutup. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha dan upaya kita. Jakarta, April 2015 Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Dr. Ir. Surachman Suwardi, MP NIP. 19600420 199203 1 001

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Kondisi Umum 1 B. Potensi dan Permasalahan 4 C. Isu Strategis 15 BAB II ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN 20 TANTANGAN A. Kekuatan 20 B. Kelemahan 23 C. Peluang 24 D. Tantangan 24 BAB III VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS 26 A. Visi 26 B. Misi 27 C. Tujuan 27 D. Sasaran Strategis 28 BAB IV ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI 32 DAN KERANGKA KELEMBAGAAN A. Arah Kebijakan 32 B. Strategi 33 C. Kerangka Regulasi 33 D. Kerangka Kelembagaan 34

BABV PROGRAM, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU), 35 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK), KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN, TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. Program 35 B. Indikator Kinerja Utama (IKU) 35 C. Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) 36 D. Kegiatan dan Indikator Kinerja Kegiatan 37 E. Target Kinerja 37 F. Kerangka Pendanaan 39 BAB VI PENUTUP 41 111

Lampiran-Lampiran: 1. Capaian Kinerja Anggaran Sistem Pelatihan Pertanian 42 2010-2014. 2. Potensi Ketenagaan di Puslatan dan UPT Pelatihan 43 Pertanian Pusat. 3. Prasarana/Sarana Pendukung di UPT Pelatihan Pusat. 46 4. Spesiaiisasi Widyaiswara di UPT Pelatihan Pusat 50 IV

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Pembangunan sektor pertanian sampai saat masih memegang peranan yang sangat penting. Sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi nyata sebagai penyedia bahan pangan dan bahan baku industri kecil dan menengah, penyumbang nyata Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Tujuan pembangunan pertanian 2015-2019 adalah: (i) meningkatkan produksi, produktifitas dan mutu produk pertanian; (ii) mewujudkan sistem pertanian berbasis bioindustri berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal; (iii) menumbuhkembangkan diversifikasi pangan dan peningkatan gizi; (iv) meningkatkan nilai tambah, daya saing, ekspor substitusi impor produk pertanian; dan (v) meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan petani. Salah satu prasarat untuk meningkatkan peran sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi nasional adalah sumberdaya manusia (SDM) pertanian yang profesional, inovatif, kreatif, dan berwawasan global. Sumberdaya manusia pertanian tersebut terdiri dari aparatur/petugas lingkup pertanian pusat dan daerah; pelaku utama (petani, petemak dan pekebun); serta pelaku usaha lainnya. Untuk mewujudkan sumberdaya manusia pertanian yang profesional, inovatif, kreatif dan berwawasan glogal dapat dibangun antara lain melalui kegiatan pelatihan, disamping kegiatan pengambangan SDM lainnya. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 1

Untuk mewujudkan pembangunan pertanian, upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme SDM pertanian perlu lebih diprioritaskan. Peningkatan kompetensi dan profesionalisme sumberdaya aparatur dan non aparatur pertanian di lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (Badan PPSDMP), telah diselenggarakan melalui diklatdiklat berbasis kompetensi sesuai dengan jabatan yang dipangku berdasarkan Permentan Nomor: 49/Permentan/OT. 140/9/2011 yaitu: Diklat bagi aparatur dan non aparatur pertanian. Diklat bagi aparatur meliputi diklat Prajabatan, Diklat Kepemimpinan (Pirn III dan Pirn IV), Diklat Fungsional, dan Diklat Teknis Pertanian. Sedangkan Diklat bagi non aparatur meliputi Diklat Kepemimpinan dan Manajemen, serta Diklat Teknis Pertanian. Penyelenggaraan Diklat bagi Aparatur dan Non Aparatur pertanian tersebut telah dilaksanakan di UPT Pelatihan Pusat, dan UPT Pelatihan Daerah serta Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S). Aparatur pertanian adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sedangkan non aparatur pertanian (petani/pekebun/peternak) adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian. Sumberdaya manusia non aparatur pertanian terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok produsen dan kelompok konsumen. Sumberdaya non aparatur pertanian sebagai produsen dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu : (i) non aparatur sebagai pekerja usaha tani (cultivator); dan (ii) non aparatur sebagai pemimpin usaha tani (manager)] dan petani sebagai pribadi (person). Peran sumberdaya manusia non aparatur pertanian sebagai pekerja usaha tani dan Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 2

sebagai pemimpin usaha tani, pembinaannya dilakukan oleh Badan PPSDMP melalui UPT Pelatihan Pusat dan UPT Pelatihan Daerah. Pembinaan yang telah dilakukan berupa Diklat teknis agribisnis, manajeman, dan metodologi pelatihan serta pemberian sarana pendukung pelatihan/permagangan. Pengembangan kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian periode 2010-2014 dilaksanakan melalui empat pilar Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian yaitu: (i) Pemantapan Kelembagaan Pelatihan Pertanian; (ii) Peningkatan Ketenagaan Pelatihan; (iii) Peningkatan Penyelenggaraan Pelatihan Pertanian; (iv) Pengembangan Program dan Kerjasama Pelatihan. Capaian kinerja Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian pada periode tersebut adalah telah ditingkatkan kapasitas kelembangaan 40 unit UPT Pelatihan Pusat (kumulatif), dan 101 UPT Pelatihan Pertanian Daerah (kumulatif) serta telah dibina 448 P4S (kumulatif). Dalam rangka mendukung mutu penyelenggaraan Diklat, telah ditingkatkan kompetensi tenaga Widyaiswara dan tenaga kediklatan lainnya sejumlah 3.426 orang. Dalam mendukung program empat sukses pembangunan pertanian dan reformasi birokrasi telah dilatih sejumlah 114.630 orang, yang meliputi 68.137 orang aparatur pertanian dan 46.493 non aparatur pertanian. Selain itu dalam kerangka meningkatkan jejaring kerjasama Diklat dan meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional telah terjalin kerjasama dalam negeri (pemerintah, swasta dan perorangan) dan luar negeri (bilateral, regional dan multilateral). Jumlah Anggaran Kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian selama periode 2010-2014, sebesar Rp. 1.614.969.413.000; dengan capaian kinerja anggaran seperti pada lampiran 1. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019

Berdasarkan capaian kinerja periode 2010-2014 dan mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Badan PPSDMP 2015-2019, perlu disusun Renstra Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) 2015-2019. Renstra ini memuat kegiatan yang dilengkapi dengan sasaran, indikator, target, dan alokasi pendanaan yang akan dilaksanakan oleh Puslatan dan UPT Pelatihan Pusat dalam menjalankan fungsi manajemen, koordinasi, dan tugas ieknis lainnya periode pembangunan tahun 2015-2019 yang selanjutnya sebagai acuan UPT Pelatihan Pusat dalam menyusun Renstra dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). B. POTENSI DAN PERMASALAHAN 1. Potensi Untuk mewujudkan UPT Pelatihan Pusat yang berdaya saing dan bertaraf internasional, dibutuhkan ketenagaan pelatihan yang kompeten sesuai dengan bidangnya. Jumlah ketenagaan di Puslatan dan 10 UPT Pelatihan Pusat berjumlah 1.007 orang terdiri dari 50 orang tenaga di Puslatan dan 957 orang berada di 10 UPT Pelatihan Pusat. Komposisi tenaga kediklatan, (Widyaiswara) berjumlah 196 orang (19,5%), dan tenaga kediklatan lainnya berjumlah 811 orang (80,5%). Jumlah ketenagaan (Widyaiswara, pengelola lembaga Diklat dan Tenaga Kediklatan lainnya) di UPT Pelatihan Pusat terbanyak berada di PPMKP Ciawi yaitu 200 orang, sedangkan ketenagaan yang paling sedikit berada di BBPP Kupang sebanyak 61 orang. (Sumberdata kepegawaian BPPSDMP, 2014). Potensi tenaga Widyaiswara berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut: Widyaiswara berpendidikan S2 paling banyak Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019

sedangkan yang paling sedikit adalah pendidikan S3. Berikut ini berturut-turut tingkat pendidikan Widyaiswara di 10 UPT Pelatihan yaitu: S3 berjumlah 3 orang, S2 berjumlah103 orang; S1 berjumlah 77 orang; dan D.IV berjumlah 13 orang. Berdasarkan jenjang jabatan Widyaiswara pertanian yang paling banyak adalah Widyaiswara Madya 74 orang; dan yang paling sedikit Widyaiswara Utama: 10 orang. Sementara itu Widyaiswara Muda: 60 orang, dan Widyaiswara Pertama: 52 orang. Sedangkan berdasarkan Golongan terdiri dari Golongan IV berjumlah 87 orang; Golongan III berjumlah 108 orang; Golongan II berjumlah 1 orang. Selain itu, potensi Widyaiswara dapat dilihat juga berdasarkan spesialisasi yang diampu yaitu Widyaswara berbasis pertanian terbagi 8 (delapan) spesialisasi dan Widyiswara berbasis peternakan terbagi menjadi 7 (tujuh) spesialisasi sedangkan Widyaiswara berbasis manajemen dan kepemimpinan satu spesialisasi. Untuk lebih jelasnya rincian potensi ketenagaan di Puslatan dan UPT Pelatihan Pusat dapat dilihat pada lampiran 2. Kelembagaan UPT Pelatihan Pusat berjumlah 10 Unit berada di tujuh provinsi yang mempunyai wilayah kerja nasional dan UPT Pelatihan Daerah berjumlah 18 unit berada di 18 Provinsi, serta 1.056 unit kelembagaan P4S berada di 33 Provinsi. Sementara itu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi UPT Pelatihan Pusat mempunyai 10 (sepuluh) kekhasan sebagai berikut: a. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang manajemen dan kepemimpinan, serta Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019

fungsional nonrumpun ilmu hayat pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan manajemen, kepemimpinan dan multimedia bagi aparatur dan non aparatur dalam dan luar negeri; (iii) pelaksanaan pelatihan prajabatan bagi aparatur; (iv) pelaksanaan pelatihan fungsional nonrumpun ilmu hayat pertanian bagi aparatur; (v) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur; (vi) pelaksanaan uji kompetensi di bidang manajemen dan kepemimpinan pertanian bagi aparatur; (vii) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan manajemen dan kepemimpinan, serta fungsional nonrumpun ilmu hayat pertanian; (viii) pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan di bidang manajemen, kepemimpinan dan multi media pertanian; (ix) pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya; Balai Besar Pelatihan Peternakan dan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner bagi aparatur dan non aparatur; (v) pelaksanaan uji kompetensi bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; (vi) pelaksanaan Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019

penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; (vii) pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; (viii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya; c. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang hortikultura bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang hortikultura bagi aparatur dan non aparatur; (v) pelaksanan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii) pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang hortikultura; (viii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya; d. Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang peternakan; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang peternakan bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang pasca panen dan pengolahan hasil ternak bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019

negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang pasca panen dan pengolahan hasil ternak bagi aparatur dan non aparatur; (v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang peternakan; (vi) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang peternakan; (vii) pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pasca panen dan pengolahan hasil ternak; (viii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan peternakan swadaya; Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang tanaman pangan dan tanaman obat bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang tanaman pangan dan tanaman obat bagi aparatur dan non aparatur; (v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii) pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang tanaman pangan dan tanaman obat; (viii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya; Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 8

bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang mekanisasi pertanian bagi aparatur dan non aparatur dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang mekanisasi pertanian bagi aparatur dan non aparatur; (v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii) pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang mekanisasi pertanian; (viii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya; g. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang perkebunan dan teknologi lahan pasang surut bagi aparatur dan non aparatur dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang perkebunan dan teknologi lahan pasang surut bagi aparatur dan non aparatur; (v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii) pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang perkebunan dan teknologi pasang surut; (viii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya; Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 9

h. Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) dl bidang peternakan; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang peternakan bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang ternak potong dan teknologi lahan kering bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang ternak potong dan teknologi lahan kering bagi aparatur dan non aparatur; (v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang peternakan; (vi) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang peternakan; (vii) pelaksanaan pengembangan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang ternak potong dan teknologi lahan kering; (viii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan peternakan swadaya; i. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang perkebunan dan teknologi lahan rawa bagi aparatur dan non aparatur pertanian dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang perkebunan dan teknologi lahan rawa bagi aparatur dan non aparatur pertanian; (v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii) Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 10

pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya; j. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung menyelenggarakan fungsi antara lain: (i) pelaksanaan penyusunan bahan Standar Kompetensi Kerja (SKK) di bidang pertanian; (ii) pelaksanaan pelatihan fungsional di bidang pertanian bagi aparatur; (iii) pelaksanaan pelatihan teknis di bidang tanaman pangan dan hortikultura dataran rendah bagi aparatur dan non aparatur dalam dan luar negeri; (iv) pelaksanaan pelatihan profesi di bidang tanaman pangan dan hortikultura dataran rendah bagi aparatur dan non aparatur pertanian; (v) pelaksanaan uji kompetensi di bidang pertanian; (vi) pelaksanaan penyusunan paket pembelajaran dan media pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian; (vii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan pelatihan pertanian swadaya; UPT Pelatihan Pusat dalam menyelenggarakan Diklat sesuai dengan tupoksi masing-masing, dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang memadai. Prasarana dan sarana pendukung pada UPT Pelatihan Pusat dapat dilihat pada lampiran 3. UPT Pelatihan Pusat dalam meningkatkan kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian telah melakukan kerjasama penyelenggaraan Diklat/Permagangan dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelatihan Daerah dan P4S. Kelembagaan UPT Pelatihan Daerah mempunyai tugas dan fungsi untuk mengembangkan SDM pertanian dalam mendukung pembangunan wilayah (provinsi). UPT Pelatihan Daerah tersebut terdiri dari: (i) Balai Diklat Pertanian, Provinsi Aceh; (ii) Balai Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 H

Diklat Pegawai lingkup Pertanian, Provinsi Sumatera Utara; (iii) Balai Diklat Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura, Provinsi Sumatera Barat; (iv) Balai Diklat Tanaman Pangan, Provinsi Riau; (v) Balai Pengembangan SDM Pertanian, Provinsi Sumatera Selatan; (vi) Balai Pelatihan Pertanian, Provinsi Jawa Barat; (vii) Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Soropadan, Provinsi Jawa Tengah; (viii) Baiai Pengembangan Sumberdaya Manusia Peternakan Ungaran, Provinsi Jawa Tengah; (ix) Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Daerah Istimewa Yogyakarta; (x) UPT Pertanian Balai Diklat Pertanian Nganjuk, Provinsi Jawa Timur; (xi) Balai Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Provinsi Kalimantan Barat; (xii) Balai Pelatihan Teknis Pertanian Sempaja, Provinsi Kalimantan Timur; (xii) Balai Diklat Pertanian Kalasey, Provinsi Sulawesi Utara; (xiv) Balai Diklat Pertanian Sidera, Provinsi Sulawesi Tengah; (xv) Balai Diklat Pertanian Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara; (xvi) Balai Diklat Pertanian Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat; (xvii) Balai Diklat Pertanian Ambon, Provinsi Maluku; (xviii) Balai Diklat Pertanian Sentani, Provinsi Papua. Kelembagaan P4S sampai akhir Nopember 2014 berjumlah 1.056 unit. Badan PPSDMP sejak tahun 2010 melalui UPT Pelatihan Pusat dan UPT Pelatihan Daerah telah melakukan klasifikasi P4S dengan hasil sebagai berikut: (i) Kelas Utama 47 unit, (ii) Kelas Madya 626 unit, dan (iii) Kelas Pemula 383 unit. P4S tersebut, tersebar di 33 Provinsi, dengan rata-rata jumlah P4S pada setiap Provinsi sekitar 32 P4S. Jumlah P4S terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat yaitu 175 P4S, sedangkan P4S Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 12

yang paling sedikit berada di Propins Kepulauan Riau berjumlah satu P4S. Kelembagaan P4S ini secara langsung dibina oleh UPT Pelatihan Pertanian Pusat dengan rata-rata 106 P4S per UPT. Jumlah UPT Pelatihan Pusat yang paling banyak membina P4S adalah BBPP Ketindan sebanyak 288 P4S, sedangkan UPT Pelatihan Pusat yang paling sedikit membina P4S adalah PPMKP Ciawi sebanyak 48 P4S. Pusat Pelatihan Pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bekerjasama dengan instansi terkait, baik pemerintah, swasta, maupun perorangan. Instansi pemerintah yang selalu menjadi mitra kerjasama dalam kegiatan luar negeri yaitu : (i) Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri, Kementerian Sekretaris Negara; (ii) Direktorat Kerjasama Teknik, Kementerian Luar Negeri; (iii) Direktorat Kerjasama Pembangunan Internasional, Bappenas; (iv) Pusat Kebijakan Regional dan Multilateral, Kementerian Keuangan; (v) Pusat Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Pertanian. Adapun UPT Pelatihan Pusat yang telah melaksanakan kerjasama penyelenggaraan Diklat/pemanfaan prasarana/sarana/pemanfaatan ketenagaan dengan instansi lain yaitu: (i) Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota/ Kecamatan; (ii) Badan Usaha Milik Negara; (iii) Persero/Perusahaan Terbatas; (iv) Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan); (v) Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta; (vi) Sekolah Menengah Umum/Kejuruan Negeri dan Swasta. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 13

2. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian dalam rangka peningkatan kompetensi sumberdaya aparatur dan non aparatur pertanian adalah sebagai berikut: a. Sebaran dan spesialisasi Widyaiswara tidak merata. Widyaiswara pada UPT Pelatihan Pusat saat ini berjumlah 196 orang yang tersebar di 10 UPT Pelatihan Pusat. Ratarata Widyaiswara per UPT Pelatihan 20 orang. Jumlah Widyaiswara terbanyak berada di BBPP Lembang (30 orang), sedangkan jumlah Widyiswara paling sedikit berada di BBPP Binuang (10 orang). Widyaiswara pada UPT Pelatihan berbasis pertanian, spesilisasi terbanyak adalah keahlian Budidaya Tanaman (35 orang) dan Penyuluhan Pertanian (26 orang), spesialisasi paling sedikit adalah Konservasi Lahan dan Klimatologi (2 orang). Sementara itu Widyaiswara berbasis peternakan spesialisasi terbanyak adalah Kesehatan Hewan dan Kesmavet (15 orang), spesialisasi paling sedikit Pengelolaan Limbah Peternakan (2 orang). Secara rinci data spesialisasi Widyaiswara pada UPT Pelatihan Pusat dapat dilihat pada lampiran 4. Prasarana dan sarana kediklatan masih belum memadai, dan belum representatif terutama jumlah kelas dan fasilitas asrama. Kapasitas Laboratorium belum sesuai dengan tuntutan teknologi yang berkembang saat ini, terutama luas ruangan dan peralatan yang dimiliki masih konvensional. Sedangkan jumlah peralatan laboratorium/praktek belum mencukupi untuk praktek peserta dalam satu kelas. Belum Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 14

tersedianya lahan praktek untuk menghasilkan pumawidya yang kapabel. b. Belum seluruhnya International Organization for Standardization 2008:9001 (ISO 2008:9001), diterapkan secara konsisten sehingga mutu layanan kediklatan berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat; c. Belum efektifnya implementasi pengembangan profesionalisme tenaga kediklatan dalam mendukung proses penyelenggaraan Diklat; d. Belum tepatnya penetapan calon dan lokasi peserta yang mendukung program pengembangan kawasan komoditas unggulan. C. ISU STRATEGIS Dalam penyusunan Renstra 2015-2019 diperlukan identifikasi terhadap isu-isu strategis yang saat ini berkembang maupun isu-isu yang kemungkinan besar dalam kurun lima tahun kedepan, akan tetap mewarnai dinamika perkembangan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian. Hal ini untuk memberikan perhatian dan prioritas terhadap arahan pengembangan sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian melalui pelatihan. Analisis terhadap isu-isu strategis ini, dilandaskan kepada faktor global, regional dan nasional yang akan mempengaruhi perkembangan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian. Adapun isu strategis pembangunan pertanian yaitu: (i) Kecukupan produksi komoditas strategis (padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah) serta pengurangan ketergantungan impor; (ii) Peningkatan Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 15

daya saing produk di dalam negeri/antisipasi pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Indonesia sebagai target pasar; (iii) Pemantapan dan peningkatan daya saing produk; (iv) Diversifikasi pangan untuk mengurangi konsumsi beras dan tepung terigu; dan (v) Peningkatan pendapatan dan peningkatan kesejahteraan petani. Mengacu pada isu strategis pembangunan pertanian maka pengembangan kapasitas sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian difokuskan kepada kegiatan Diklat teknis agribisnis komoditas, terutama untuk menguasai teknonologi padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah. PeJatihan teknis agribisnis komoditas meliputi empat subsistem agribisnis yaitu : (i) Subsistem agribisnis hulu (on-farm) yaitu Diklat yang berkaitan dengan sarana produksi bagi pertanian; (ii) Subsistem produksi/usahatani (on-farm agribusiness), yaitu Diklat komoditas padi, jagung, kedelai, tebu, sapi, cabai dan bawang merah; (iii) Subsistem agribisnis hilir (off-farm), yaitu Diklat produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir; dan (iv) Subsistem lembaga penunjang yaitu Diklat yang berkaitan dengan penyediaan jasa agribisnis. Isu Strategis Badan PPSDMP untuk Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian adalah peningkatan fasilitasi Balai Pelatihan melalui pelayanan prima dan bertaraf internasional. Selanjutnya Isu Badan PPSDMP dijabarkan kedalam isu strategis Pusat Pelatihan Pertanian yaitu: (i) Berlakunya pasar tunggal di kawasan ASEAN (MEA); membutuhkan SDM pertanian yang kompeten dan berkarakter; (ii) Penerapan teknologi pertanian melalui penyelengggaraan diklat yang profesional dan berdaya saing; Peningkatan pelayanan prima dan bertaraf internasional. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 16

1. Berlakunya pasar tunggal di kawasan ASEAN membutuhkan SDM pertanian yang kompeten dan berkarakter Pembentukan pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015 yang dikenal dengan Masyarat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat dibutuhkan untuk memperkecil kesenjangan antara negara-negara ASEAN dalam hal pertumbuhan perekonomian para anggotanya. Bagi Indonesia sendiri, MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Riset terbaru dari Organisasi Perburuhan Dunia atau International Labour Organization (ILO) menyebutkan pembukaan pasar tenaga kerja mendatangkan manfaat yang besar. Selain MEA dapat menciptakan jutaan lapangan kerja baru, hal ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan 600 juta orang yang hidup di Asia Tenggara. Pada 2015 mendatang, ILO merinci bahwa permintaan tenaga kerja profesional akan naik 41% atau sekitar 14 juta. Sementara permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan naik 22% atau 38 juta, sementara tenaga kerja level rendah meningkat 24% atau 12 juta. Untuk itu pengembangan kapasitas sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian hams difokuskan pada pelatihan yang bersertifikat baik untuk sertifikasi profesi maupun sertifikasi keahlian dengan mengacu pada Standar Kompetensi Nasional Indonesia (SKKNI) sehingga para purnawidya bisa bersaing di kawasan Asia Tenggara. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 17

2. Percepatan penerapan teknologi pertanian melalui diklat yang profesional dan berdaya saing serta pengembangan Agro Techno Park (ATP). Dalam rangka peningkatan produksi, produktifitas, daya saing dan nilai tambah komoditas pertanian perlu didukung teknologi pertanian modern. Teknologi pertanian yang berkembang saat ini disebarluaskan melalui proses Diklat atau permagangan. Untuk mengoptimalkan penerapan teknologi pertanian dilakukan melalui Diklat yang profesional dan berdaya saing. Disamping itu penyebarluasan teknologi ke masyarakat luas dapat melalui pengembangan ATP. Agro techno Park merupakan kawasan berdimensi pembangunan ekonomi dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendukung percepatan perkembangan inovasi pertanian. Pengembangan kawasan berbasis teknologi ini diharapkan dapat diandalkan sebagai motor penggerak bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Kawasan berbasis teknologi diharapkan mampu menjadi pusat dan pendorong pertumbuhan pembangunan pertanian yang mumpuni serta mampu meningkatkan daya saing seluruh pelaku dan stackeholder bidang pertanian baik di dalam maupun luar negeri. Kemampuan bersaing ini lahir melalui pengembangan produk unggulan yang kompetitif di pasar domestik maupun global, yang didukung sumber daya manusia (SDM) unggul, riset dan teknologi, informasi, serta keunggulan pemasaran produk-produk pertanian. ATP merupakan salah satu bentuk wadah untuk menghubungkan institusi penyedia dan pentransfer teknologi Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 18

pertanian dengan dunia industri. Definisi Agro Techno Park adalah sebuah kawasan terpadu yang menggabungkan dunia bisnis, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, pusat informasi, konsultansi, sertifikasi dan penyedia sarana produksi pertanian dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat. Terciptanya iklim investasi yang kondusif di bidang pertanian pada akhirnya diharapkan akan memungkinkan Indonesia untuk memacu daya tumbuh perekonomiannya, menuju tercapainya meningkatan daya saing di kancah global. 3. Peningkatan pelayanan prima menuju UPT Pelatihan bertaraf internasional Dalam rangka meningkatkan pelayanan prima UPT Pelatihan bertaraf internasional harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (i) pelayanan tim pelaksana Diklat yang mempunyai kemampuan untuk memfasilitasi seluruh kegiatan diklat dengan prinsip pelayanan prima; (ii) pelayanan proses mengajar dan belajar terutama dari tenaga fasilitator (kompetensi materi, spesialisasi, dan pengalaman) sesuai dengan kebutuhan diklat; (iii) penyediaan tempat praktek seusai kebutuhan diklat; (iv) penyediaan prasarana dan sarana yang menjamin proses diklat sesuai dengan kebutuhan, dan (v) penyediaan akomodasi dan konsumsi yang memenuhi harapan kebutuhan diklat. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 19

BAB II ANALISIS KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN Dalam rangka mengembangkan kompetensi aparatur dan non aparatur pertanian, perlu dilakukan analisis kondisi internal maupun eksternal di lingkup Puslatan dan UPT Pelatihan Pusat yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan program kerja 2014-2019. Analisis internal meliputi peniaian terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath). A. KEKUATAN 1. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/ OT. 140/9/2011 tentang Pedoman Pendidikan dan Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur; 2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 01/Permentan/ OT.140/J/10/11 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Lanjutan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian serta Evaluasi Pasca Pendidikan dan Pelatihan Pertanian; 3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 2/Permentan/SM.300/ J/01/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kelembagaan Pelatihan; 4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 4/Permentan/ OT.140/J/01/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Dalam dan Luar Negeri; 5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 12/Permentan/OT.140/ J/02/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian Aparatur dan Non Aparatur; Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 20

6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16/Permentan/OT.140/ J/02/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pendidikan dan Pelatihan Pertanian; 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/OT.140/ J/9/12 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Penyuluh Pertanian; 8. Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Nomor: 51.1/Permentan/ OT.140/J/020/13 tentang Petunjuk Pelaksanaan Diklat Teknis Agribisnis Padi Bagi THL-TBPP; 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/OT.140/ J/08/14 tentang Petunjuk Pelaksanaan Diklat Teknis Agribisnis Tujuh Komoditas Strategis bagi Penyuluh Pertanian; 10. Tersedianya Lembaga Penyelenggara Pelatihan Pertanian ditingkat pusat dan Daerah meliputi: a. Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi; (Permentan Nomor 100/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian); b. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang; (Permentan Nomor 101/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang); c. Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang; (Permentan Nomor 102/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang); Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 21

d. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan; (Permentan Nomor 103/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan). e. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Binuang; (Permentan Nomor 104/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang) f. Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu; (Permentan Nomor 105/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu). g. Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku; (Permentan Nomor 106/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang) h. Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara; (Permentan Nomor 107/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara). i. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi; (Permentan Nomor 108/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelatihan Pertanian Jambi) j. Balai Pelatihan Pertanian (BPP) lampung; (Permentan Nomor 109/Permentan/OT.140/10/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelatihan Pertanian Jambi). k. UPT Pelatihan Daerah sebanyak 18 unit kerja. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 22

11. Jumlah tenaga kerja sektor pertanian yang sangat besar yaitu 40,83 juta orang (BPS: 2014). 12.Tersedianya Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) berjumlah 1.056 unit; 13.Tersedianya Pejabat Struktural yang kompeten, Widyaiswara yang telah memiliki spesialisasi keahlian dan tenaga kediklatan lainnya yang memiliki sertifikat Management of Training (MoT) dan Training ofcource (ToC). 14. Penggunaan Aplikasi Multimedia dan website sudah merata di Balai Pelatihan sehingga memungkinkan untuk dikembangkan diklat berbasis Informasi dan teknologi (IT). B. KELEMAHAN Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian memiliki peran strategis untuk mewujudkan keberhasilan peningkatan aparatur dan non aparatur melalui diklat pertanian. Namun, kondisi umum SDM saat ini masih menghadapi permasalahan yaitu: 1. Calon dan lokasi peserta belum seluruhnya didasarkan pada pembangunan kawasan sehingga kurang memberikan dampak yang signifikan; 2. Prasarana dan Sarana Diklat belum memadai dan belum representatif (jumlah kelas, fasilitas asrama, Kapasitas dan peralatan laboratorium); 3. Implementasi SOP belum dilakukan secara konsisten; 4. Belum optimalnya promosi terhadap potensi Balai dalam menjaring kerjasama. Renstra Pusat Peiatihan Pertanian 2015-2019 23

C. PELUANG 1. Jumlah aparatur sektor pertanian yang memerlukan diklat dalam rangka pengembangan profesi dan karir; 2. Kebutuhan terhadap tenaga yang tersertifikasi oleh perusahaan yang bergerak di sektor pertanian dalam rangka menghadapi MEA; 3. Peran Diklat dalam transfer inovasi teknologi berbasis IPTEK dalam meningkatkan kapasitas produksi, kualitas dan ragam produk sesuai kebutuhan pasar, meningkatkan nilai tambah, menurunkan biaya produksi; 4. Kebutuhan peningkatan kompetensi pelaku utama pembangunan pertanian dalam mengembangkan usaha taninya. D. TANTANGAN 1. Tantangan dalam bidang pelatihan adalah optimalisasi Eselon I dalam pemanfaatan balai pelatihan, pengembangan jejaring kerjasama pelatihan lintas sektor dan dunia usaha/industri, dan persaingan balai pelatihan dengan institusi sektor lain/swasta; 2. Keterkaitan (Linkage) antara penelitian-diklat-penyuluhan, standardisasi mutu, jejaring (networking) dan pemenuhan kebutuhan pasar, dan pemangku kepentingan (stakeholders)] 3. Inovasi IPTEK semakin kompleks dan berkelanjutan. IPTEK bila tidak dimanfaatkan dalam pengembangan inovasi pertanian pada akhirnya berdampak pada penurunan daya saing. Perkembangan IPTEK yang cukup pesat jika tidak diimbangi dengan kualitas SDM Pertanian yang tinggi, maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam mengambil manfaat dari kemajuan teknologi tersebut; Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 24

4. Perubahan ikiim menjadi ancaman serius bagi dunia pertanian karena berdampak serius terhadap lingkungan, produktivitas pertanian dan ketahanan pangan nasional. Disamping itu petani masih sangat minim memahami proses adaptasi (penyesuaian) terhadap perubahan ikiim yang berdampak sistematik bagi hasil pertanian. Kurangnya informasi utuh tentang perubahan ikiim dapat menghambat optimalisasi hasil produk pertanian dalam skala makro. Sehingga, petani kita masih sering mengalami risiko gagal panen akibat kekeringan, banjir dan ledakan hama; 5. Ketahanan pangan dan pertumbuhan penduduk serta urbanisasi. Sebagai negara dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia berlimpah, langkah Indonesia untuk mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan bukanlah tanpa hambatan. Urbanisasi, dan pertumbuhan penduduk membawa dampak terhadap tata kelola bidang agro secara keseluruhan. Untuk itu, perlu keseriusan, dedikasi, komitmen dan tanggung jawab semua pihak untuk dapat mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan nasional, baik untuk saat ini dan bagi generasi penerus. Pertumbuhan penduduk yang cepat dan urbanisasi serta ketergantungan pada impor pangan menimbulkan ancaman bagi ketahanan pangan Indonesia. 6. Masyarakat Ekonomi ASEAN yang mulai berlaku 31 Desember 2015 merupakan kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dalam hal ini dapat memunculkan risiko ketenagakerjaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari negara-negara tetangga. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 25

BAB III VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS VISI Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) memiliki tugas melaksanakan penyusunan teknis, rencana dan program, pelatihan, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puslatan menyelenggarakan fungsi: (i) penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, kerjasama, dan pemantauan; (ii) pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan; (iii) pelaksanaan pengembangan kelembagaan dan ketenagaan pelatihan pertanian. Dalam mendukung visi Badan PPSDMP yaitu "Terwujudnya Sumber Daya Manusia Pertanian yang Profesional, Mandiri dan Berdaya Saing Berorientasi Bioindustn Berkelanjutan", serta memperhatikan tugas dan fungsi, potensi, capaian hasil pada periode sebelumnya, permasalahan, dan tantangan yang ada, Puslatan pada periode 2015-2019 menetapkan visi: "Terwujudnya penyelenggaraan diklat yang profesional untuk mendukung pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan". Penyelenggaraan diklat yang profesional artinya penyelenggaraan Diklat yang memiliki kompetensi, sesuai dengan tugas pokok dan kekhasan (core) UPT Pelatihan, mempunyai pengetahuan, sikap, keterampilan, motivasi dan atribut lain yang diperlukan agar dapat berhasil dalam pekerjaan dan usahanya. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 26

Pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan artinya sistim pertanian yang bisa mengatasi solusi permasalahan untuk mempertahankan konservasi kualitas udara melalui penggunaan bioenergi dan energi terbarukan lainnya di sektor pertanian sehingga dampak rumah kaca dan perubahan ikiim global, dari emisi gas NOx, S02, dan kontribusi netto C02 dapat diminimalkan. B. MISI Misi Badan PPSDMP adalah: (i) Memperkuat sistem penyuluhan pertanian yang terpadu dan berkelanjutan; (ii) Memperkuat sistem pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian yang kredibel; (iii) Memantapkan sistem pelatihan pertanian yang berbasis kompetensi dan daya saing; (iv) Memantapkan sistem administrasi dan manajemen yang transparan dan akuntabel. Untuk mewujudkan penyelenggaraan diklat yang profesional untuk mendukung pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan serta mengacu pada visi Badan PPSDMP maka Puslatan menetapkan misi sebagai berikut: 1. Menguatkan kapasitas kelembagaan pelatihan; 2. Mengembangkan ketenagaan diklat; 3. Mengembangkan manajemen mutu penyelenggaraan diklat; 4. Mengembangkan program dan jejaring kerjasama pelatihan pertanian dalam dan luar negeri. C. TUJUAN Sejalan dengan tujuan Badan PPSDMP yaitu: (i) Meningkatkan kemandirian petani dan kelembagaan petani; (ii) Meningkatkan kapasitas aparatur pertanian dan non aparatur pertanian; (iii) Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 27

Meningkatkan kapabilitas dan kompetensi aparatur pertanian; dan (iv) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem administrasi dan manajemen, maka tujuan yang hendak dicapai oleh Puslatan adalah: 1. Menguatkan kapasitas Kelembagaan Pelatihan Pertanian pemerintah dan kelembagaan pelatihan petani yang mampu memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan; 2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kediklatan yang profesional dan berkarakter pada kelembagaan pemerintah dan kelembagaan petani; 3. Mengembangkan manajemen penyelenggaraan diklat yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel; 4. Mengembangkan diklat berbasis kompetensi melalui pemanfaatan IT; 5. Mengembangkan model dan teknik diklat; 6. Mengembangkan Inkubator Usaha Tani/Manajemen; 7. Mengembangkan program yang responsif terhadap perubahan lingkungan strategis dan bersifat tematik; 8. Mengembangkan jejaring kerjasama diklat yang memenuhi kebutuhan pasar. D. SASARAN STRATEGIS Dalam mengembangkan kompetensi sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian, Puslatan pada tahun 2015-2019 akan melakukan 4 (empat) kegiatan utama yang terdiri dari: 1. Meningkatnya Kapasitas Kelembagaan Pelatihan Pertanian untuk Memenuhi Kebutuhan Pembangunan Pertanian Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 28

a) Terwujudnya 50 Kelembagaan UPT Pelatihan Pertanian Pusat (kumulatif) menjadi Kelembagaan yang mampu bersaing di tingkat Nasional dan Internasional; b) Terwujudnya 90 UPT Pelatihan Daerah (kumulatif) yang terstandarisasi dan terakreditasi; c) Terwujudnya 1.271 unit P4S (kumulatif) sebagai lembaga pelatihan yang mandiri dalam berusaha tani dan mampu menyelenggarakan pelatihan/ permagangan berbasis IPTEK; d) Tersusunnya 273 dokumen kelembagaan pelatihan pertanian e) Terwujudnya Inkubator Usaha Tani/Manajemen di 10 UPT pelatihan pusat. 2. Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Tenaga Kediklatan yang Profesional dan Berkarakter pada Kelembagaan Pelatihan Pertanian a) Meningkatkan kompetensi 3,053 orang (kumulatif) Widyaiswara UPT Pelatihan Pusat dan 18 UPT Pelatihan Daerah, sesuai spesialisasi utamanya dalam mendukung program prioritas dan pengembangan kawasan pertanian; b) Meningkatkan kompetensi 3,663 orang tenaga kediklatan dan fungsional khusus lainnya pada Puslatan, 10 UPT Pelatihan Pusat dan 18 UPT Pelatihan daerah secara proporsional; c) Meningkatkan kompetensi 635 orang tenaga instruktur/ pengelola P4S untuk menjadi wirausahawan yang mampu bersaing di pasar nasional dan internasional melalui penguasaan IPTEK dan penguasaan bahasa Inggris; d) Menata ulang sebaran Widyaiswara di 10 UPT Pelatihan Pusat sesuai spesialisasi secara proporsional, sehingga Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 29

setiap UPT Pelatihan mempunyai spesialisasi Widyaiswara yang sama satu dengan lainnya; e) Tersusunnya 53 dokumen kenenagaan pelatihan pertanian; f) Menambah 150 orang Widyaiswara melalui rekrutmen baru dan alih fungsi tugas sesuai kebutuhan spesialisasi UPT Pelatihan Pusat. 3. Terwujudnya Sistem Manajemen Penyelenggaraan Diklat yang Efektif, Efisien, Transparan dan Akuntabel a) Meningkatkan kompetensi 103,667 aparatur melalui Diklat prajabatan dan dalam Jabatan (Diklat PIM, Diklat teknis, Diklat Fungsional, Diklat Administrasi dan Manajemen) untuk mendukung program prioritas dan pengembangan kawasan pertanian serta reformasi birokrasi yang responsif gender; b) Meningkatkan kompetensi 76,805 non aparatur melalui Diklat Teknis, Diklat Kepemimpinan dan Manajemen, serta Diklat Kewirausahaan untuk mendukung program prioritas dan pengembangan kawasan pertanian serta responsif gender; c) Menyempurnakan/menyusun 35 pedoman dan materi pelatihan yang mendukung program prioritas dan pengembangan kawasan pertanian serta reformasi birokrasi; d) Mengembangkan evaluasi, pemantauan dan meningkatkan koordinasi dan pengendalian penyelenggaraan Diklat di 10 UPT Pelatihan Pusat dan 18 UPT Diklat Daerah; e) Tersusunnya 116 dokumen penyelenggaraan pelatihan pertanian; Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 30

f) Mengembangkan model dan teknik diklat pertanian sesuai dengan permintaan pasar minimal 20 unit di 10 UPT Pelatihan Pusat. 4. Pengembangan Jejaring Kerjasama Diklat Dalam dan Luar Negeri a) Meningkatkan promosi, publikasi, dan sosialisasi kelembagaan pelatihan melalui berbagai media informasi seperti pameran, profil, media cetak, elektronik, diorama, display, di Puslatan dan 10 UPT Pelatihan Pertanian Pusat; b) Peningkatan 60 kegiatan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi kerjasama diklat dan permagangan pertanian Dalam dan Luar Negeri dengan pihak terkait; c) Menyempurnakan Petunjuk Pelaksanaan Kerjasama Diklat Dalam dan Luar Negeri (termasuk standar biaya penyelenggaraan diklat kerjasama); d) Memperluas jejaring kerjasama diklat dan/atau permagangan dalam dan luar negeri serta sumber pembiayaanhya. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 31

BAB IV ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN A. ARAH KEBIJAKAN Arah kebijakan umum Badan PPSDMP dalam pengembangan sumberdaya manusia pertanian, adalah: (i) pemberdayaan peran dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan (BPP/BP3K) sebagai pusat koordinasi program dan kegiatan di wilayah; (ii) peningkatan daya saing dan kinerja Balai Pelatihan; (iii) revitalisasi STPP dan SMK-PP serta sertifikasi profesi pertanian; dan (iv) pemantapan sistem adrrtinistrasi dan manajemen yang transparan dan akuntabel. Adapun fokus Badan PPSDMP dalam upaya pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui peningkatan efektifitas penyuluhan dalam mendukung pencapaian target pembangunan pertanian yang mencakup pelaku utama dan pelaku usaha; penyuluh dan petugas teknis; dan aparatur pemerintah terkait pertanian lainnya, serta pemenuhan unsur daya saing tenaga kerja sektor pertanian Sejalan dengan arah kebijakan Badan PPSDMP, kegiatan Pelatihan Pertanian difokuskan pada Peningkatan Daya saing dan kinerja UPT Pelatihan, yaitu: 1. Peningkatan dayasaing lembaga Diklat Pertanian melalui; (i) Pengembangan sistem manajemen mutu, (ii) pengembangan Prasarana-sarana UPT Pelatihan menuju Badan Layanan Usaha (BLU), dan (iii) pengembangan ATP; 2. Peningkatan kompetensi Widyaiswara dan Tenaga Kediklatan lainnya; Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 32

3. Pengembangan Diklat Berbasis Standar Kompetensi Kerja (SKK) yang berdaya saing; 4. Pengembangan model dan pola diklat yang berorientasi pasar, bio-industri berkelanjutan, berbasis kawasan; 5. Peningkatan peran 10 UPT Pelatihan Pusat dalam penguatan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian (BP3K); 6. Fasilitasi P4S sebagai lembaga diklat swadaya yang mandiri dalam berusaha tani dan mampu menyelenggarakan pelatihan/ permagangan berbasis IPTEK; 7. Pengembangan Jejaring Kerjasama dan Kemitraan dalam dan luar negeri yang saling menguntungkan. B. STRATEGI Strategi kebijakan pelatihan pertanian adalah meningkatkan Daya Saing dan Kinerja Balai Pelatihan, dengan rincian sebagai berikut: 1. Standarisasi mutu layanan kediklatan; 2. Peningkatan prasarana dan sarana UPT Pelatihan Pertanian; 3. Pemberdayaan P4S sebagai penyelenggara diklat non aparatur 4. Peningkatan kapasitas Widyaiswara dan Tenaga Kediklatan; 5. Pemantapan sistem pelatihan pertanian berbasis kompetensi dan daya saing; 6. Pengembangan program dan jejaring kerjasama pelatihan. C. KERANGKA REGULASI Kerangka regulasi selain sebagai alat untuk mencapai tujuan/sasaran pengembangan kapasitas aparatur dan non aparatur pertanian, kerangka regulasi juga disusun sebagai intrumen untuk memecahkan permasalahan yang penting, mendesak, dan memiliki Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 33

dampak besar terhadap pencapaian sasaran pengembangan sumberdaya manusia aparatur dan non aparatur pertanian. Regulasi yang akan disusun meliputi: 1. Payung hukum transformasi kelembagaan UPT Pelatihan menjadi Lembaga Diklat Mandiri/Badan Layanan Usaha (BLU); 2. Meningkatkan legalitas dasar hukum Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Inkubator Usahatani menjadi Pedoman Umum/Permentan Pengelolaan Inkubator Usahatani. 3. Peningkatan payung hukum diklat berbasis kompetensi dengan pemanfaatan IT. D. KERANGKA KELEMBAGAAN Tugas dan fungsi UPT Pelatihan disesuaikan dengan kondisi Iingkungan strategis untuk mendukung pencapaian kinerja organisasi eselon I yang lebih profesional. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 34

BABV PROGRAM, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU), INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK), TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. PROGRAM Program Badan PPSDM Pertanian adalah Peningkatan Penyuluhan, Pendidikan, dan Pelatihan Pertanian, yang dijabarkan pada kegiatan Pusat Pelatihan Pertanian yaitu Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian. Dalam mengimplementasikan Program tersebut Puslatan merumuskan kegiatan dan indikator kedalam 4 (empat) pilar yaitu : (i) Peningkatan Penyelenggaraan Diklat Pertanian; (ii) Kelembagaan Pelatihan Pertanian; (iii) Peningkatan Ketenagaan Pelatihan Pertanian; (iv) Pengembangan program dan Jejaring Kerjasama Diklat. B. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Indikator Kinerja Utama digunakan sebagai acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Puslatan dengan tujuan untuk: (i) menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT); (ii) menyampaikan rencana kerja dan anggaran; (iii) menyusun dokumen penetapan kinerja; (iv) menyusun laporan akuntabilitas kinerja; dan (v) melakukan evaluasi pencapaian kinerja sesuai Rencana Strategis Badan PPSDMP per tahun 2015-2019 meliputi: 1. Jumlah kelompok tani yang meningkat kapasitasnya; 2. Jumlah BP3K yang meningkat kapasitasnya; 3. Jumlah penyuluh pertanian yang berkinerja baik; 4. Jumlah aparatur lulusan pendidikan tinggi pertanian yang memenuhi Standar Kompetensi Kerja (orang); Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 35

5. Jumlah non aparatur lulusan pendidikan menengah pertanian dengan kompetensi sesuai dunia usaha/ industri (orang); 6. Jumlah aparatur pertanian yang memenuhi Standar Kompetensi Kerja (orang); 7. Jumlah non aparatur pertanian yang memenuhi Standar Kompetensi Kerja (orang); 8. Peningkatan kualitas dukungan manajemen dan teknis lainnya (kegiatan). Sedangkan IKU Pusat Pelatihan Pertanian tahun 2015-2019 sebagaimana butir 6 dan 7 pada IKU Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, yaitu: 1. Jumlah aparatur yang meningkat kompetensinya; 2. Jumlah non aparatur pertanian yang meningkat kompetensinya. C. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) Mengacu pada IKK yang terdapat pada Renstra Badan PPSDMP, IKK Pusat Pelatihan Pertanian adalah sebagai berikut: 1. Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui Diklat (orang); 2. Jumlah non aparatur yang ditingkatkan kompetensinya melalui Diklat (orang); 3. Jumlah UPT pelatihan yang meningkat standarisasi pelayanannya (Unit); 4. Jumlah kelembagaan pelatihan petani (P4S) yang diklasifikasi; 5. Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian (widyaiswara, tenaga teknis kediklatan, instruktur P4S dan pengelola P4S) yang ditingkatkan kompetensinya (orang); 6. Dukungan pemantapan sistem pelatihan pertanian (Kegiatan). Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 36

D. KEGIATAN DAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN KEGIATAN SASARAN INDIKATOR Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian Tertatanya Kelembagaan Pelatihan Pertanian Torfooilitoeirtwo 1 v_«l IOOliikU«Jll lj<-«ketenagaan Pertanian Meningkatkan Kompetensi Pelatihan untuk Terlatihnya Aparatur dan Non aparatur Pertanian untuk Meningkatkan Kompetensi Kerja Tersusunnya Dokumen Norma, Standar, Pedoman dan Kebijakan (NSPK) Terselenggaranya Program READ Dukungan sistem pertanian pemantapan pelatihan Jumlah kelembagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan (kelembagaan UPT Pusat, UPT Daerah, P4S dan agro techo park), (1.411 unit) Jumlah ketenanasn ne!atihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan (7.351 orang) Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui Diklat (103.667orang) Jumlah Non Aparatur yang Ditingkatkan Kapasitasnya Melalui Pelatihan Pertanian (76,805 orang) Jumlah dokumen program dan kerjasama, penyelenggaraan pelatihan, kelembagaan, dan ketenagaan pelatihan, serta pemberdayaan petani yang dihasilkan (1.352 dok); Jumlah Desa yang meningkat kapasitasnya melalui program READ (30 desa) Jumlah Dukungan pemantapan sistem pelatihan pertanian (12 Bulan) E. TARGET KINERJA NO Program/Kegiatan Utama/IKK 1 Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui Pelatihan Pertanian (orang Target 2015 2016 2017 2018 2019 15.08 26,940 27,479 28,028 28,589 Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 37

NO Program/Kegiatan Utama/IKK 2 Jumlah non aparatur yang ditingkatkan kompetensinya melalui Pelatihan Pertanian (orang) 3 Jumlah Kelembagaan Pelatihan Pertanian yang Difasilitasi dan Dikembang-kan (kelembagaan UPT Pusat, UPT Daerah, P4S, inkubator agribisnis mendukung ATP (Unit) 4 Jumlah Ketenagaan Pelatihan Pertanian yang Difasilitasi dan Dikembangkan (Orang) 5 Jumlah desa yang meningkat kapasitasnya melalui replikasi program READ (Unit) 6 Jumlah Dokumen program dan kerjasama, penyeleng-garaan pelatihan, kelembagaan dan Ketenagaan Pelatihan serta pemberdayaan petani yang dihasilkan (Dokumen) 7 Jumlah Dukungan Pemantapan Sistem Pelatihan Pertanian (Kegiatan) Target 2015 2016 2017 2018 2019 10.680 17,400 17,748 18,103 18,465 228 300 306 312 318 1.204 1,324 1,350 1,377 1,405 30 255 260 265 270 275 12 12 12 12 12 Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 38

F. KERANGKA PENDANAAN Sejalan dengan target yang akan dicapai Puslatan dalam kurun waktu 2015-2019, berikut ini anggaran yang dibutuhkan sebagai berikut: NO Program/Kegiatan Utama/IKK Mantapnya sistem pelatihan pertanian dalam meningkatkan kompetensi aparatur pertanian dan non aparatur pertanian; daya tarik pertanian bagi tenaga kerja muda; pelibatan perempuan petani/pekerja dan inkubator agribisnis mendukung Agro Techno Park (ATP) ALOKASI ANGGARAN (Rp Milyar Rupiah) 2015 2016 2017 2018 2019 299,45 668,08 731,60 801,26 877,69 Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 39

BAB VI PENUTUP Rencana Strategis Puslatan tahun 2015-2019 menggambarkan arah kebijakan dan strategi pelaksanaan kegiatan pelatihan pertanian lima tahun mendatang, disusun dengan mengacu kepada: (i) hasil-hasil yang rli^pr\oi norla norinho 9010 _ 9014 f\w normacglghan Han tap.tanoan yang dihadapi, dan (iii) Rencana Strategis Badan PPSDMP 2015-2019 dan Rencana Strategis Puslatan 2010-2014. Penyusunan Rencana Strategis Puslatan tahun 2015-2019 dimaksudkan untuk mewujudkan sumberdaya manusia pertanian yang kompeten dan berkarakter untuk mendukung pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan melalui penyelenggaraan diklat yang profesional dan berdaya saing, sebagai upaya dalam mendukung terwujudnya 8 (delapan) langkah pembangunan pertanian, yaitu: (i) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, Kedelai; (ii) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tebu; (iii) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Daging; (iv) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Cabe dan Bawang Merah; dan (v) Peningkatan Diversifikasi Pangan; (vi) Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Substitusi impor; (vii) Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergy; (viii) Peningkatan Kesejahteraan Petani. Untuk mengimplementasikan dengan baik Renstra Puslatan, setiap UPT Pelatihan Pusat perlu menyusun Renstra masing-masing unit yang menggambarkan arah kebijakan dan strategi yang lebih rinci dengan mengacu kepada Renstra Pusat Pelatihan Pertanian. Renstra masingmasing UPT Pelatihan Pusat tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Renstra Puslatan. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 40

Lampiran 1. Capaian Kinerja Anggaran Sistem Pelatihan Pertanian 2010-2014 Tabel 1. Capaian Kinerja Anggaran Sistem Pelatihan Pertanian 2010-2014 No. Tahun Pagu (Rp.) Realisasi (Rp) Capaian Kinerja (%) A 1. 2010 254.893.804.000 223,000,065,000 87.5% 2. 3. 4. 5. 2011 368.747.710.000 334,860,500,000 90.8% 2012 386.305.705.000 353,950,912,000 91.6% 2013 395.267.576.000 364,873,745,000 92.3% 2014 209.754.618.000 200,435,569,000 95.6% Jumlah 1.614,969,413,000 1.477.120.791.000 91.5% Sumber: LAKIP Puslatan 2014. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 41

Lampiran 2. Potensi Ketenagaan di Puslatan dan UPT Pelatihan Pusat Tabel 1. Sebaran Ketenagaan Berdasarkan Unit Kerja dan Pendidikan NO UNIT KERJA S3 S2 S1 D4 SM D3 D2 SLTA SLTP SD JML 1 Puslatan 1 12 23 0 1 2 0 10 1 0 50 2 PPMKP Ciawi 1 29 36 0 1 4 1 66 18 44 200 3 BBPKH Cinagara 0 18 21 6 0 4 0 16 3 6 74 4 BBPP Lembang 1 29 43 2 1 5 0 32 4 3 120 5 BBPP Batu 5 12 25 8 0 8 0 29 2 7 96 6 BBPP Ketindan 1 20 30 5 0 5 0 21 5 6 93 7 BBPP Batangkaluku 1 22 25 2 0 5 0 28 5 6 94 8 BBPP Binuang 0 9 17 3 0 2 0 25 2 5 63 9 BBPP Kupang 0 9 20 6 0 7 0 27 0 3 72 10 BPP Jambi 1 15 21 5 0 1 0 34 1 3 81 11 BPP Lampung 0 7 28 2 0 4 0 18 5 2 66 TOTAL 11 180 289 39 3 47 1 306 46 85 1.00 7 % 1,1 17,9 28,7 3,9 0,3 4,7 0,1 30,4 4,6 8,4 100 Sumber data: Bagian Kepegawaian BPPSDMP 2014. Tabel 2. Sebaran Ketenagaan Berdasarkan Unit Kerja dan Golongan NO UNIT KERJA GOL I GOL II GOL. Ill GOL. IV JML 1 Puslatan 0 2 39 9 50 2 PPMKP Ciawi 34 73 71 22 200 3 BBPKH Cinagara 7 16 37 14 74 4 BBPP Lembang 1 33 65 21 120 5 BBPP Batu 9 28 45 14 96 6 BBPP Ketindan 4 25 48 16 93 7 BBPP Batangkaluku 8 29 46 11 94 8 BBPP Binuang 7 15 32 9 63 9 BPP Kupang 2 23 40 7 72 10 BPP Jambi 3 28 46 4 81 11 BPP Lampung 6 15 31 14 66 TOTAL 81 287 499 140 1.007 % 8,0 28,5 49,6 13,9 100,0 Sumk)er data: Bagian Kepegawaian BPPSDM P 2014. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 42

11 7 6 Tabel 3. Sebaran Ketenagaan Berdasarkan Unit Kerja dan Jenis Kelamin JENIS KELAMIN NO UNIT KERJA L P JML 1 Puslatan 22 28 50 2 PPMKP Ciawi 139 61 200 3 BBPKH Cinagara 51 23 74 4 BBPP Lembang 80 40 120 5 BBPP Batu 68 28 96 6 BBPP Ketindan 56 37 93 7 BBPP Batangkaluku 65 29 94 8 BBPP Binuang 47 16 63 9 BPP Kupang 52 20 72 10 BPP Jambi 57 24 81 11 BPP Lampung 44 22 66 TOTAL 679 328 1.007 % 67,4 32,6 100,0 Sumber data: Database Widyaiswara Puslatan Tahun 2014 Tabel 4. Sebaran Widyaiswara Berdasarkan Unit Kerja dan Pendidikan NO. UPT D4 S1 S2 S3 Jumlah 1. BBPKH Cinagara 3 5 10 18 2. BBPP Batangkaluku 1 8 15 1 25 3. BBPP Batu 3 10 10 2 25 4. BBPP Ketindan - 13-24 5. BBPP Kupang - 4-11 - - 6. BBPP Lembang 1 10 19 7. BPP Binuang 2 2 6 8. BPP Jambi 2 5 10-9. BPP Lampung 1 13 2-30 10 17 16 10. PPMKP Ciawi - 14-20 Grand Total 13 77 103 3 196 Sumber data: Database Widyaiswara Puslatan Tahun 2014. Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 43

Tabel 5. Sebaran Widyaiswara Berdasarkan Unit Kerja dan Jabatan. NO. UPT Pelatihan Pertanian Wi. Madya Wi. Muda Wi. Pertama Wi. Utama Jumlah 1. BBPKH Cinagara 7 4 4 3 18 2. BBPP Batangkaluku 6 6 13 25 3. BBPP Batu 8 14 3 25 4. BBPP Ketindan 9 7 6 2 24 5. BBPP Kupang 2 4 5 11 6. BBPP Lembang 15 10 3 2 30 7. BPP Jambi 2 8 7 17 8. BPP Lampung 8 2 5 1 16 9. PPMKP Ciawi 12 2 4 2 20 10. BPP Binuang 5 3 2 10 Grand Total 74 60 52 10 196 Sumber data: Database Widyaiswara Puslatan Tahun 2014 Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 44

Lampiran 3. Prasarana/Sarana Pendukung di UPT Pelatihan Pusat Tabel: 1. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di PPMKP Caiwi No Prasarana/Sarana Volume Kapasitas (orang) Keterangan 1. Aula 4 unit 1.000 baik 2. Ruang Kelas 15 unit 640 baik 3. Asrama 6 unit 665 baik 4. Ruang Makan 5 unit 640 baik 5. Gues House 8 unit 34 baik 6. Perpustakan 1 unit 30 baik 7. Sarana Olah Raga 4 unit 46 baik - 8. Sarana Ibadah 4 unit 205 baik 9. Luas Lahan 25,67 Ha baik Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014 Tabel: 2. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPKH Cinagara No Prasarana/Sarana Volume Kapasitas (orang) Keterangan 1. Aula 2 unit 150 baik 2. Ruang Kelas 4 unit 120 baik 3. Asrama 2 unit 145 baik 4. Ruang Makan 3 unit 160 baik 5. Guess House 2 unit 8 baik 6. Perpustakan 1 unit 20 baik 7. Sarana Olah Raga 2 unit 8 baik 8. Sarana Ibadah 1 unit 10 baik 9. Luas Lahan 20 Ha - Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014. baik Tabel: 3. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPP Lembang No Prasarana/Sarana Volume Kapasitas (orang) Keterangan 1. Aula 2 unit 300 baik 2. Ruang Kelas 5 unit 180 baik 3. Asrama 3 unit 152 baik 4. Ruang Makan 5 unit 640 baik 5. Guess House 32 unit 4 baik 6. Perpustakan 1 unit 20 baik 7. Sarana Olah Raga 1 unit 15 baik 8. Sarana Ibadah 1 unit 50 baik Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 45

No Prasarana/Sarana Volume 9. Luas Lahan 11,18 Ha. - Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014. Kapasitas (orang) Tabel: 4. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPP Batu No Prasarana/Sarana Volume Kapasitas (orang) 1. Aula 7 unit 200 Keterangan baik Keterangan baik 2. Ruang Kelas 6 unit 180 baik 3. Asrama 7 unit 202 baik 4. Ruang Makan 2 unit 150 baik 5. Gues House 3 unit 18 baik 6. Perpustakan 1 unit 30 baik 7. Sarana Olah Raga 4 unit 80 baik - 8. Sarana Ibadah 1 unit 100 baik 9. Luas Lahan 3,31 Ha. baik Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014. Tabel: 5. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPP Ketindan No Prasarana/Sarana Volume Kapasitas (orang) Keterangan 1. Aula 1 unit 200 baik 2. Ruang Kelas 4 unit 220 baik 3. Asrama 6 unit 126 baik 4. Ruang Makan 2 unit 225 baik 5. Guess House 3 unit 18 baik 6. Perpustakan 1 unit 20 baik 7. Sarana Olah Raga 1 unit 15 baik - 8. Sarana Ibadah 1 unit 85 baik 9. Luas Lahan 4,73 Ha. baik Sumber Data: Profile UPT Pelatihan Pertanian Tahun 2014. Tabel: 6. Prasarana /Sarana Pendukung Diklat di BBPP Batangkaluku No Prasarana/Sarana Volume Kapasitas (orang) Keterangan 1. Aula 2 unit 250 baik 2. Ruang Kelas 6 unit 180 baik 3. Asrama 6 unit 220 baik 4. Ruang Makan 2 unit 120 baik 5. Guess House 4 unit 36 baik 6. Perpustakan 1 unit 20 baik Renstra Pusat Pelatihan Pertanian 2015-2019 46