BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Millenium Development Goals (MDGs) yang memuat 8 program

BAB I. perkembangan modal sosial (social capital) masyarakat di masa mendatang. masyarakat dengan pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketidakmampuan secara ekonomi dalam memenuhi standar hidup rata rata

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme... Halaman Pengesahan Skripsi... Halaman Pengesahan Ujian... Halaman Motto...

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. secara terus menerus untuk mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu

BAB VII PERENCANAAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BKM DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN.

BAB I PENDAHULUAN. dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas perumahan dan permukiman

Lampiran 1. Rekapitulasi Hasil Penilaian Indikator Kinerja BKM Universitas Indonesia

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

BAB VI PERSEPSI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

DAFTAR ISI Kata Pengantar Executive Summary Daftar isi

DAFTAR ISI DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN Visi dan Misi Program PNPM Mandiri... 42

Siklus PNPM Mandiri - Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun-2008-penduduk-miskin-turun-221-juta-.html (diakses 19 Oktober 2009)

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian agar mampu menciptakan lapangan kerja dan menata kehidupan yang

Diskusi Kota Hari Ketiga ( 8 September 2009 ) MAKASSAR

I. PENDAHULUAN. upaya dan kegiatan aktifitas ekonomi masyarakat tersebut. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan oleh Departemen Dalam Negeri, Program Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh semua negara khususnya negara-negara yang sedang

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kompleks yang dihadapi negara Indonesia. Untuk menidak lanjuti masalah

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PETA JALAN PNPM MANDIRI DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM HADI SANTOSO

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah untuk berupaya mencari jalan keluar, agar kemiskinan dapat. ditanggulangi tanpa mengabaikan pertumbuhan ekonomi.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan di Indonesia sudah sangat mendesak untuk

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI PERKOTAAN BERITA ACARA PENYELESAIAN PEKERJAAN ( BAP2 ) Nomor :.

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menanggapi segala hal masyarakat semakin kritis untuk menuntut

I. PENDAHULUAN. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PNPM MANDIRI PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan utama dalam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa. melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan yang sedang giat

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. terutama di Negara-negara berkembang. Indonesia merupakan Negara

Bantul, Desember Kepala. Drs. Trisaktiyana, M.Si Pembina Utama Muda/IVc NIP

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian dari Pembangunan ekonomi merupakan upaya-upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

Panduan Fasilitasi Review Partisipatif BKM/LKM, Re-orientasi Pemetaan Swadaya, Re-orientasi PJM Pronangkis, Penyusunan Program Kerja BKM/LKM

Modul 3 Sub Topik: Kegiatan Sosial Berkelanjutan

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

INFORMASI TAMBAHAN I. PEMAHAMAN TENTANG PEMETAAN SWADAYA

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di daerah perkotaan adalah Program Penanggulangan Kemiskinan di

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia menyebabkan munculnya. menurunnya konsumsi masyarakat. Untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari Surya

I. PENDAHULUAN. hingga kini masih menjadi isu sentral di belahan bumi mana pun. Selain bersifat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV terdapat salah satu tujuan negara

BAB IV KONDISI KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SERTA PROFIL KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT RUBAH

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan dengan meluncurkan program-program pemberdayaan. Sejak periode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dasar hukum dari Program Nasional Pemberdayaan Mandiri Perkotaan

ANGGARAN RUMAH TANGGA

Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian

BAB VI STRATEGI TERMINASI PROYEK (Exit Strategy)

Modul 1 Topik: Orientasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. mangadakan salah satu program adalahprogram Nasional Pemberdayaan

BAB V PROFIL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

PEDOMAN UMUM PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN (P2KP) - II

SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM. Pada Acara

BAB IV. A. Tinjauan Terhadap Praktik Pelaksanaan Program P2KP. desa atau kelurahan yang miskin. Dan didalamnya merupakan perkumpulan

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN

BOOKLET UNTUK PENDAMPING & PENGELOLA PINJAMAN BERGULIR

Ade Andriyani 1 Tety Elida 2 Beny Susanti 3. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan UPAYA PENINGKATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

PROFIL BKM/LKM HARAPAN SEJAHTERA

BAB VI HASIL PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (PRONANGKIS) DI KELURAHAN PAKEMBARAN Program Asistensi Sosial dan Jaminan Sosial

BAB VII MOTIVASI RELAWAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkotaan (PNPM-MP) adalah dengan melakukan penguatan. kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Makmur merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Status negara berkembang dengan kesejahteraan materials tingkat rendah

BAB VI KARAKTERISTIK DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT KELURAHAN SITUGEDE

I. PENDAHULUAN. Dalam sebuah negara yang berkembang seperti Indonesia, masalah kemiskinan akan selalu

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK

I. PENDAHULUAN. (NSB) termasuk Indonesia sering berorientasi kepada peningkatan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan seharusnya menjadi masalah

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan merupakan salah satu problematika bagi negara Indonesia karena kemiskinan menjadi salah satu penghambat pembangunan nasional. Berdasarkan data BPS, presentase penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 11,25% atau 28,28 juta jiwa, secara persentase penduduk miskin cenderung menurun dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus bertambah. Hal itu setidaknya terlihat sejak tahun 2013. Pada tahun 2013, penduduk miskin 11,37% dengan jumlah mencapai 28,07 juta jiwa. Oleh karena itu, kemiskinan wajib ditanggulangi sebab mengganggu dalam pembangunan nasional. Pemerintah telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Program terdahulu pemerintah untuk pengentasan kemiskinan dilakukan dengan pola Bantuan Langsung Tunai (BLT). Pada satu sisi bantuan tersebut memang dapat efektif mencapai sasaran, tapi pada sisi lain menimbulkan ketergantungan dan mematikan kreasi masyarakat. Persoalan lain yang ditemui adalah salah sasaran pada masyrakat miskin, banyak kontroversi berkaitan pemilihan kelompok 1

sasaran tersebut. Sebagian mengatakan bahwa proyek kemiskinan harus diperuntukkan bagi kaum miskin sendiri tapi pada pelaksanaannya tidak sesuai atau bisa disebut gagal karena tidak mendapat dukungan dari komponen masyarakat lainnya. Program pemerintah selanjutnya adalah Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). P2KP adalah singkatan dari Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan. P2KP merupakan salah satu proyek nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dalam rangka menanggulangi berbagai persoalan kemiskinan yang terjadi di masyarakat, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan (urban). Pelaksanaan program P2KP berbeda dengan program-program pemerintah sebelumnya. Dalam P2KP masyarakat diberi fasilitas oleh pemerintah dan dipercaya untuk mengelola dana abadi P2KP secara partisipatif, transparan, dan akuntabel. Pada akhirnya diharapkan dapat menjadi program penanggulangan kemiskinan yang tumbuh atas inisiatif dan prakarsa masyarakat sendiri dan didukung oleh pemerintahnya maupun kelompokkelompok peduli, organisasi-organisasi masyarakat sipil dan usaha yang ada. Dalam pelaksanaannya pemerintah membentuk Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM). BKM adalah sebuah kelembagaan yang dirancang dan dibentuk untuk membangun kembali ikatan sosial dan solidaritas sosial sesama warga masyarakat agar mampu mengatasi kemiskinan secara mandiri. BKM beranggotakan masyarakat warga suatu kelurahan yang anggota- 2

anggotanya dipilih berdasarkan kriteria kemanusiaan dan secara sukarela, sehingga berperan secara penuh sebagai pemimpin masyarakat warga. BKM dalam pelaksanaannya dibantu oleh tim faskel. Tim faskel adalah suatu kelompok orang yang bekerjasama secara tetap, teratur dan terukur dalam menyelesaikan suatu kegiatan. Singkatnya, Tim faskel dibentuk guna menghindari kegagalan dalam pekerjaan tertentu agar mendapatkan hasil akhir semaksimal mungkin, sesuai standar operasional prosedur program yang dijalankan. Pada pelaksanaan P2KP telah terbentuk sekitar 6.405 BKM yang tersebar di 1.125 kecamatan di 235 kota/kabupaten, telah memunculkan lebih dari 291.000 relawan-relawan dari masyarakat setempat, serta telah mencakup 18,9 juta penduduk miskin, melalui 243.838 Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM). Pada tahun 2008 P2KP diperluas lagi menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan). PNPM Mandiri Perkotaan dengan pengalokasian tambahan dana yang cukup signifikan pada tahun anggaran 2008 yang mencakup 8.813 kelurahan di 995 kecamatan tersebar pada 245 kota/kabupaten. Pada saat ini pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan telah membangun kelembagaan masyarakat lebih dari 11 ribu BKM/LKM yang tersebar di sekitar 1.153 kecamatan di 268 kota/kabupaten, telah memunculkan lebih dari 600 ribuan relawan dari masyarakat setempat, serta lebih dari 22 juta orang pemanfaat (penduduk miskin), melalui 860 ribu KSM. 3

BKM berfungsi membantu masyarakat miskin dalam menghadapi masalah kemiskinan melalui pemberdayaan, melalui program-program yang telah diberikan BKM. BKM dalam menjalankan programprogramnya dibantu oleh tiga unit pelaksana dalam mengentaskan kemiskinan, yaitu Unit Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Sosial (UPS), dan Unit Pengelola Lingkungan (UPL). Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah yang menjadi sasaran program PNPM Mandiri Perkotaan. Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri perkotaan di desa Murtigading dibentuk suatu badan, yang bertugas memfasilitasi partisipasi masyarakat sehingga dalam program ini diharapkan masyarakat miskin bisa berpartisipasi aktif dengan membentuk kelompok-kelompok swadaya masyarakat. Badan yang dibentuk ini adalah BKM Murtigading. Dalam BKM tidak ada ketua, yang ada adalah koordinator kolektif sehingga diharapkan keputusan yang diambil adalah keputusan yang lebih mengedepankan nilai-nilai kebersamaan yang tidak mengacu pada kepentingan seseorang ataupun kepentingan golongan tertentu. BKM sebernarnya adalah wadah strategis bagi masyarakat untuk belajar bersama dalam mengatasi masalah bersama, karena BKM ini adalah wujud demokrasi dalam pengelolaan PNPM Mandiri dan sebagai wadah pemberdayaan masyarakat tingkat paling bawah. BKM dipercaya dalam mengelola dana PNPM Mandiri secara partisipatif, transparan, dan akuntabel. Dengan adanya BKM diharapkan bisa mewadahi proses 4

pelayanan pemberdayaan masyarakat merupakan peluang bagi masyarakat atau KSM untuk lebih maju dan berkembang sesuai dengan fungsi BKM yang tertuang dalam Anggaran Dasar. BKM ini juga memiliki usaha yang sama dalam mengentaskan kemiskinan di wilayahnya. Salah satu usaha yang sangat membantu masyarakat tidak mampu adalah adanya UPK yang memberikan bantuan berupa pinjaman uang kepada warga masyarakat yang memiliki usaha atau akan memulai untuk mendirikan usaha baru. Masyarakat ini mendapatkan pinjaman berkelompok, masing-masing kelompok minimal 5 orang. Namun seringkali beberapa kelompok atau individu dalam kelompok tidak dapat membayar cicilan secara tepat waktu, sehingga banyak dana yang dipinjamkan tidak dapat kembali ke dalam kas UPK. Pada tahun 2002 2014 terdapat jumlah uang yang beredar dimasyarakat dalam kategori macet dan diragukan sebesar Rp15.220.050. Hal ini merugikan BKM Murtigading karena dana yang menunggak tersebut seharusnya dapat dipakai atau dipinjamkan kembali kepada masyarakat lain yang membutuhkan. Banyaknya pinjaman dalam kategori macet dan diragukan tersebut membuat tugas kinerja UPK dalam menjalankan programnya pada tahun 2014 menjadi terhambat. Dalam pelaksanaan pinjaman bergulir, data tentang pinjaman bergulir dicatat pada kolektibilitas pinjaman. Kolektibilitas pinjaman adalah cerminan dari pengelolaan pinjaman bergulir, dengan kolektibilitas dapat dilihat baik buruknya 5

kualitas daripada pinjaman dan untuk mengetahui kinerja BKM khususnya UPK di desa Murtigading dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan 2014 maka perlu diadakan penelitian tentang hal tersebut. Untuk itu penulis memutuskan melakukan penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut dengan judul EVALUASI KOLEKTIBILITAS UNIT PENGELOLA KEUANGAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT DI DESA MURTIGADING TAHUN 2014. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat kolektibilitas pinjaman UPK-BKM Murtigading? 2. Bagaimana hasil evaluasi kinerja UPK-BKM Murtigading? 1.3. Batasan Masalah Untuk menghindari kerancuan atau penggandaan permasalahan pada penelitian ini, maka penulis membatasi masalah yang akan menjadi bahan penelitian. Penulis hanya membatasi masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada BKM Murtigading. 2. Periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada periode tahun 2014. 3. Metode pengolahan data yang digunakan untuk menganalisis adalah kuantitatif deskriptif. 6

1.4. Tujuan Penelitian Adapun tujuan peneliti menyusun tugas akhir ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat kolektibilitas pinjaman UPK-BKM Murtigading. 2. Untuk mengetahui hasil evaluasi kinerja UPK-BKM Murtigading. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah dan untuk lebih mengetahui tentang gambaran kinerja UPK. 2. Bagi Akademisi Sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai dasar rujukan untuk peneliti selanjutnya dalam permasalahan yang sama. 3. Bagi BKM Dapat menjadi acuan bagi perbaikan kinerja guna pelaksanaan PNPM Mandiri. 4. Bagi Pemerintah Dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan kebijakan publik terutama program pengentasan kemiskinan di Indonesia. 7

1.6. Kerangka Berpikir Kerangka penulisan adalah suatu gambar yang menjelaskan secara garis besar alur logika jalannya sebuah penulisan. Laporan Keuangan UPK Tahun 2014 Kolektibilitas Analisis Hasil Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Alur Penulisan Pada kerangka penulisan, pertama pengambilan data pada UPK- BKM Murtigading yaitu laporan keuangan UPK tahun 2014 paling utama kolektibilitas. Setelah mendapatkan data, data tersebut dianalisis. Setelah melakukan analisis terhadap data tersebut maka akan mendapatkan hasil dari analisis tersebut, dari analisis tersebut dapat mengevaluasi kolektibilitas UPK-BKM Murtigading tahun 2014 dan pada akhir adalah memberikan kesimpulan dan saran pada pembahasan tersebut. 8

1.7. Kerangka Penulisan Penulisan tugas akhir ini secara garis besar dibagi menjadi empat bab yang terdiri dari sub-sub bab sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Memuat Latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka penulisan dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II : Gambaran Umum Penulisan Bagian ini menjelaskan tentang kondisi umum BKM Murtigading, teori-teori yang melandasi penelitian, dan metodologi penelitian. BAB III : Analisis dan Pembahasan Pada bab ini penulis akan menganalisis dan mengevaluasi kolektibilitas tentang pinjaman bergulir yang dikelola UPK-BKM Murtigading. Bab IV : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang dapat ditarik dari analisis bab sebelumnya yang diharapkan akan bermanfaat bagi kemajuan BKM Murtigading. 9