BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tidak hanya ditentukan dari produk akhir saja, namun kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. buah berwarna menarik (biasanya merah), mempunyai aroma dan rasa yang. pengisi untuk meningkatkan kekentalan saus.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri dalam bidang pertanian sudah berkembang cukup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tomat termasuk buah klimaterik dimana terjadi peningkatan proses

METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

Sifat Sensoris (Sensory Properties)

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman singkong adalah komoditas tanaman umbi-umbian yang dapat

Seperti tinggrnya langit dari bumi. demikianlah tingginya ialank~( dari jalanmu. dan rancangank~i dari rancanganmu f Yesaya

METODOLOGI. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

Thousand Island Maestro. Asam cuka, asam Asam cuka, asam Asam asetat Asam asetat sitrat Air. Fruktosa sirup, Glukosa Kuning Telur

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia adalah perkembangan pola

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh terpenuhinya kebutuhan gizi dalam makanannya. Pada usia 6 bulan pertama,

TEKNOLOGI PENGOLAHAN CABE MERAH. Oleh: Gusti Setiavani, STP

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

Lampiran 1. Prosedur Analisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang potensial sebagai penghasil bahan

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Agroindustri semakin berkembang pesat. Seiring dengan berkembangnya

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

I. PENDAHULUAN. (Capsicum annum L) atau cabai merah merupakan tanaman musiman yang

PEMANFAATAN TEPUNG UMBI GARUT (Maranta arundinaceae L.) DALAM PEMBUATAN BUBUR INSTAN DENGAN PENCAMPURAN TEPUNG TEMPE SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. talas memiliki ukuran granula pati yang sangat kecil yaitu 1-4 µm. ukuran

BAB III MATERI DAN METODE. putus, derajat kecerahan, kadar serat kasar dan sifat organoleptik dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

LAMPIRAN Lampiran 1. Form Uji Ranking dan Mutu Hedonik

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan Tempat dan Waktu Penelitian. Kg/Kap/Thn, sampai tahun 2013 mencapai angka 35 kg/kap/thn.

EVALUASI MUTU TEPUNG AMPAS TAHU HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN MICROWAVE

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

UJI SEGITIGA I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

3. PEMBAHASAN 3.1.Karakteristik Fisik Mi Jagung Bayam

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan dalam kegiatan budidaya ikan. Kebutuhan pakan ikan

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pengolahan yang aman mulai dari bahan baku, produk setengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Warna Biji dalam Seleksi Klon Unggul Kakao Mulia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tabel 9. Rata-rata kadar air mi sagu MOCAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Organoleptik Yoghurt Sapi Dan Yoghurt Kambing

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan, bahan baku makanan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 di. Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

UJI STABILITAS PROSES HOMOGENISASI SALAD DRESSING DARI MINYAK JAGUNG DAN AIR JERUK NIPIS

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

KEDELAI-WHEAT GERM SEllAGAI PRODUK SARAPAN FUNGSIONAL

I. PENDAHULUAN. Mie adalah produk makanan yang pada umumnya dibuat dari tepung terigu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi industri pangan, kualitas bahan baku merupakan suatu hal yang penting karena berhubungan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas tidak hanya ditentukan dari produk akhir saja, namun kualitas ditentukan mulai dari bahan baku hingga produk jadi. Konsistensi mutu produk dapat terlihat pada setiap rangkaian proses, terutama pada mutu bahan baku yang akan berpengaruh pada hasil mutu produk berikutnya hingga produk akhir, sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan. Rangkaian proses pembuatan saus dapat dilihat pada Lampiran 41. Untuk menjaga konsistensi kualitas produk, maka perusahaan melakukan tindakan pengujian, dan pengendalian terhadap bahan maupun proses produksi untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat mempengaruhi kualitas produk. Termasuk pada proses penanganan bahan agar menjaga kualitas bahan tetap terjaga selama proses penyimpanan. Penerapan pengendalian mutu di industri pangan perlu ditingkatkan seperti melakukan pengawasan dan pengujian terhadap bahan baku setiap kali akan digunakan. Tidak ada jaminan bahwa bahan baku yang akan digunakan selalu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Tepung sebagai bahan pengental dalam berbagai macam produk saus sangat berpengaruh pada kualitas saus yang dihasilkan seperti tekstur, dan warna saus. Oleh karena itu 1

setiap perusahaan memiliki standar kualitas tepung sendiri ataupun mengikuti standar yang berlaku untuk mengetahui kualitas bahan baku yang akan digunakan. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan saus di PT. Lombok Gandaria yaitu menggunakan Tepung Singkong. Salah satu parameter mutu yang kemungkinan berpengaruh pada warna saus adalah warna tepung singkong. Tepung singkong yang digunakan memiliki kualitas warna yang bervariasi. Keragaman warna tersebut disebabkan karena faktor dari dalam dan dari luar, seperti faktor bahan baku, proses pengolahan singkong menjadi tepung, dan penyimpanan tepung yang kurang baik. Menurut Salim (2011), mutu singkong sangat dipengaruhi oleh jenis, umur, tempat tumbuh, perawatan dan pemupukan pada masa budidaya. Selain itu proses pengeringan yang terhambat biasanya menghasilkan warna tepung yang agak kecoklatan. Kualitas tepung singkong yang dipengaruhi oleh berberapa macam faktor tersebut menghasilkan tepung singkong yang memiliki kualitas bervariasi, sehingga dapat berpengaruh pada warna saus yang dihasilkan. Oleh sebab itu perusahaan menetapkan standar warna tepung singkong berdasarkan tingkat kecerahannya atau Lightness (L*) untuk memperoleh tepung singkong dengan kecerahan yang tepat sehingga menghasilkan warna saus yang normal. Perusahaan menetapkan standar mutu produknya sendiri dan menggunakan standar resmi yang berlaku sebagai referensi. Warna merupakan salah satu atribut mutu yang sangat penting pada bahan dan produk pangan. Peranan warna sangat nyata karena umumnya 2

konsumen akan mendapat kesan pertama, baik suka atau tidak suka terhadap suatu produk pangan dari warnanya. Bila warna produk tidak disukai atau dianggap menyimpang dari warna seharusnya, maka konsumen biasanya tidak tertarik lagi untuk memberikan penilaian yang baik terhadap atribut mutu lainnya. Disamping itu, warna juga mempunyai arti dan peranan penting pada produk pangan sebagai penciri jenis, tanda-tanda pematangan buah, tanda-tanda kerusakan, petunjuk tingkat mutu, pedoman proses pengolahan dan sebagainya (Andarwulan dkk., 2011). Saus sebagai bahan pangan memiliki beberapa macam atribut mutu produk, diantaranya rasa, viskositas, warna dan aroma. Atribut warna sangat penting untuk diperhatikan karena berhubungan dengan identitas produk. Pada umumnya saus cabai dan tomat yang ada di pasaran berwarna kemerahan. Keduanya hanya dibedakan dari warnanya saja, secara visual saus cabai memiliki warna merah yang lebih terang dibandingkan dengan saus tomat. Akan menjadi hal yang tidak wajar apabila saus yang diproduksi menyimpang dari warna aslinya atau saus memiliki warna kuning atau hitam, karena warna tersebut tidak sesuai dengan persepsi warna alami cabai dan tomat oleh konsumen. Ketersediaan bahan baku tepung singkong yang memiliki kualitas bervariasi, terutama pada kualitas warnanya (L*) akan berpengaruh pada kualitas warna saus yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap kualitas warna tepung singkong untuk mengetahui lebih jauh tentang penggunaan tepung singkong yang memiliki tingkat kecerahan bervariasi terhadap warna saus yang dihasilkan. Selain itu, pengujian terhadap 3

bahan tambahan pangan yang mampu untuk mencerahkan warna saus perlu dipertimbangkan sebagai solusi pemecahan masalah untuk menjaga warna saus tetap normal. 1.2. Batasan Kajian Agar dapat lebih spesifik, maka ditetapkan batasan kajian sebagai berikut: a. Pengujian dilakukan di Laboratorium PT. Lombok Gandaria yang dimulai pada tanggal 7 Juli 2015 hingga 19 Agustus 2015. b. Pengujian dilakukan pada sampel tepung singkong yang disediakan oleh Laboratorium Research and Development PT. Lombok Gandaria dan diasumsikan bahwa sampel telah memenuhi standar kualitas tepung singkong di perusahaan. c. Pengujian warna Tepung Singkong didasarkan pada standar mutu derajat putih (L*) perusahaan yaitu lebih besar dari 85 yang diukur menggunakan Color Reader merek Konika Minolta seri CR-10. d. Bahan tambahan pangan yang digunakan untuk meningkatkan kecerahan warna saus yaitu asam sitrat, asam cuka, dan natrium metabisulfit. e. Kajian hanya dilakukan pada jenis bahan tambahan pangan yang digunakan, tidak pada jumlah konsentrasi zat yang ditambahkan dan jumlah konsentrasi sesuai dengan yang ditentukan oleh perusahaan. f. Formulasi bahan-bahan yang digunakan dan tahapan pengujian sesuai dengan keinginan perusahaan. 4

g. Pengujian warna tepung singkong didasarkan pada sistem notasi warna CIELAB untuk pengukuran nilai Kecerahan (L*), serta perubahan warna kromatik dengan notasi a* dan intensitas warna dengan notasi b* pada sampel saus sambal. 1.3. Tujuan a. Mengetahui perbedaan warna saus sambal yang diolah dengan menggunakan tepung singkong dengan tingkat kecerahan yang berbeda. b. Mengetahui bahan tambahan pangan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerahan warna saus. 1.4. Manfaat a. Bagi Mahasiswa 1. Menambah pengetahuan tentang pentingnya mutu bahan baku yang digunakan terhadap mutu produk akhir yang dihasilkan. 2. Meningkatkan keterampilan dalam proses pengujian, pengolahan, dan analisa data. 3. Membentuk pola pikir yang kritis dalam proses pengujian dan analisis. 4. Menambah pengetahuan tentang pentingnya pengaruh warna terhadap penampilan suatu bahan pangan. b. Bagi Perguruan Tinggi 1. Meningkatkan hubungan dengan perusahaan dalam rangka penerapan ilmu didunia nyata. 5

2. Dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan di perguruan tinggi. 3. Menambah jumlah reverensi yang dapat berguna bagi para mahasiswa yang lain. c. Bagi Perusahaan 1. Mendapatkan informasi tentang pentingnya pengujian mutu bahan baku sebelum digunakan dalam proses produksi. 2. Membantu dalam menentukan bahan tambahan pangan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerahan warna saus. 3. Memberikan informasi mengenai kekurangan dan kelebihan bahan tambahan pangan yang digunakan dalam upaya peningkatan kecerahan warna saus. 4. Meningkatkan kepedulian dalam pengendalian mutu bahan baku dan mutu produk akhir. 6