PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

Statistics. BWTsebelum1 BWTsesudah1 BWTselisih1 BWTsebelum2 BWTsesudah2 BWTselisih2. N Valid

ANALISIS BIVARIAT DATA KATEGORIK DAN NUMERIK Uji t dan ANOVA

PENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

LAMPIRAN. Lampiran 1 : Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Jhonson Pascal Test sebelum dan sesudah diberi teh hitam.

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. sikap dan perilaku terkait HIV AIDS di SMA PGRI 1 Kota Bogor Tahun 2008 dapat

OLEH : WIWIT WULANDARI NPM Dibimbing oleh: 1. Drs. SAMIJO, M. Pd. 2. ERIF AHDHIANTO, M. Pd.

BAB IV HASIL PENELITIAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPEL

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji perbedaan yang dilakukan adalah menguji rata-rata N-Gain hasil belajar ranah

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN TENTANG PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR. 1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau dalam bahasa Inggris disebut Basic Life

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR KUISIONER Komoditi: Kelapa sawit

BAB IV HASIL PENELITIAN

UJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (expressive) sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru, dan dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa, memilliki kriteria inklusi, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

LAMPIRAN 1 PENELITIAN PENDAHULUAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

4.1 Karakteristik Responden

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP GENDER MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Influence Model Think Talk Write (TTW) Visual Media Supported on Ability To Write Letters To Class IV SDN Pehkulon District Papar District Kediri

Validitas & Reliabilitas (Sert)

LATIHAN SPSS I. A. Entri Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

BAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Kegiatan Membaca Manaqib Syaikh Abdul

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATERI GESERAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PGSD OLEH :

BAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa SD, tukang bengkel, dsb. Hal ini memudahkan mobilitas dan efektivitas

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN. Analisis Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DALAM PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KARTASURA

Statistika Psikologi 2

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

BAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 47 PENGARUH SENAM OTAK (BRAIN GYM) TERHADAP TINGKAT DEMENSIA PADA LANSIA Sarifah Dwi Wulan Septianti¹, Suyamto², Teguh Santoso³ 1 Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta 2 Dosen Akademi Keperawatan Notokusumo Yogyakarta 3 Dosen Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT Background: Dementia can affect daily activity ability because it consists of an array of symptoms such as decrease in cognitive function, mood swings, and in behaviors. One of the changes in cognitive function that happens among senior citizens is declining memory, therefore, a brain gym needs to be introduced to senior citizens to reduce the level of dementia. Method: This was a quasi-experimental research which used non randomized control group pretest-posttest design. The number of respondents in the experiment group was 19 and the number of respondents in the control group was 19. This research was carried out in the work area of Ngaglik I Integrated Health Post, especially in Mrisen Senior Citizen Integrated Health Post, Sardonoharjo and Lele Senior Citizen Integrated Health Post, Minomartani, Ngaglik, Sleman, from April to June 2015. Result: The results of statistics test on the average score of dementia level from the experiment group was higher as compared with the score from the control group, the average score from the experiment group was 3.7895, whereas the average score from the control group was 2.6316. Therefore, the difference between the average scores from the experiment group and the control group was 1.1579. The result of Independent Samples T-Test correlation on the experiment group showed that the value of t = 4.610 and the p-value = 0.000, which means that there was a significant influence from brain gym on the dementia level, because the p-value was smaller than alpha, the p-value was 0.000 < 0.05 (α), therefore Ha was accepted and Ho was rejected. Conclusion: There was a significant influence from brain gym on the level of dementia among senior citizens. Keywords: brain gym, level of dementia, senior citizens

48 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 PENDAHULUAN Populasi dunia telah berubah dikarenakan terjadinya peningkatan ilmu kedokteran dan harapan hidup yang semakin meningkat, proporsi lansia akan terus meningkat di seluruh dunia. Lansia di atas usia 65 tahun berjumlah 390 juta yang tercatat pada laporan kesehatan dunia pada tahun 1998, dan diperkirakan akan meningkat sebanyak dua kali lipat pada tahun 2025 yaitu menjadi sekitar 828 juta jiwa atau sekitar 9,7 % dari total penduduk dunia. Generasi ledakan bayi setelah perang dunia pada tahun 1946 dan 1964 telah mencapai usia 65 tahun pada tahun 2011, secara signifikan menambah jumlah lansia. 1 Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (2013), jumlah lansia di Provinsi DI. Yogyakarta khususnya yang berumur 65 tahun ke atas sebanyak 13,38% dan jumlah penduduk lansia di Kabupaten Sleman sebanyak 28.298 jiwa atau 2,48%. Di wilayah kerja Puskesmas Ngaglik 1 jumlah lansia pada tahun 2014 sebanyak 3519 jiwa, dan jumlah usia lanjut di dusun Minomartani sebanyak 627 jiwa. 2 Masalah kesehatan yang meliputi kemunduran dan kelemahan pada lanjut usia salah satunya adalah intellectual impairment (gangguan intelektual). Perubahan-perubahan pada lanjut usia yaitu perubahan fisik, kognitif, spiritual dan psikososial. 3 Salah satu perubahan kognitif yang terjadi pada lansia yaitu perubahan memori atau daya ingat. Pada lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang sering kali paling awal mengalami penurunan. Kerusakan kognitif pada lansia yang berupa penurunan daya ingat biasa disebut penyakit demensia. Demensia adalah gangguan fungsi memori atau daya ingat dan daya pikir yang perlahan namun semakin memburuk. 3 Berdasarkan sejumlah hasil penelitian diperoleh data bahwa demensia seringkali terjadi pada lanjut usia yang telah berumur kurang lebih 60 tahun. Demensia tersebut dapat di bagi menjadi dua kategori, yaitu: Demensia Pra Senilis (60 tahun), dan Demensia Senilis (60 tahun ke atas). Sekitar 56,8% lanjut usia mengalami demensia bentuk Demensia Alzheimer (4% dialami lanjut usia yang telah berusia 75 tahun, 16% pada usia 85 tahun, dan 32% pada usia 90 tahun). Sampai saat ini diperkirakan sekitar 30 juta penduduk dunia mengalami demensia dengan berbagai sebab. 3 Demensia dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas sehari-hari karena dipengaruhi kumpulan gejala yang ada seperti penurunan fungsi kognitif, perubahan mood, dan tingkah laku. 3 Otak yang jarang dipakai akan semakin menurun fungsinya, oleh karena itu menjaga potensi otak dalam proses penuaan sangat penting dilakukan. Belajar dan terus melakukan aktivitas merupakan kunci stimulasi terhadap otak, jika rangsang

JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 49 ini diberikan terus menerus maka dapat meningkatkan intelegensi manusia sampai umur 80-90 tahun. 4 Stimulasi untuk meningkatkan kemampuan belahan otak bagian kanan perlu di berikan porsi yang memadahi berupa latihan atau permainan yang prosedurnya membutuhkan konsentrasi, orientasi, atensi memori, dan visual. Senam otak (brain gym) merupakan salah satu stimulasi langkah preventif untuk mengoptimalkan, merangsang fungsi otak menjadi semakin relevan pada lansia, dan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak. 4 Senam otak (brain gym) adalah serangkaian gerak sederhana yang menyenangkan dan digunakan untuk meningkatkan kemampuan belajar dengan menggunakan keseluruhan otak. Senam otak dalam bentuk Edu-K (Educational Kinesthetics) pertama kali diperkenalkan oleh Dennison. Brain Gym awalnya hanya ditunjukkan untuk melatih anak-anak yang mengalami gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi dan depresi. Namun dalam perkembangannya, setiap orang baik anak-anak maupun orang dewasa bisa memanfaatkannya untuk beragam kegunaan. 5 Senam otak berguna untuk melatih otak. Latihan otak akan membuat otak bekerja atau aktif. Otak seseorang yang aktif (suka berpikir) akan lebih sehat secara keseluruhan dari orang yang tidak atau jarang menggunakan otaknya. Senam otak juga sangat praktis, karena bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Porsi latihan yang tepat adalah sekitar 10-15 menit, sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Latihanlatihan senam otak ini adalah inti dari Educational Kinesiology yang artinya adalah ilmu tentang gerakan tubuh manusia. 6 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian saat ini adalah penelitian quasy eksperimental dengan rancangan non randomized control group pretest-posttest design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian senam otak terhadap tingkat demensia pada lansia. Data diperoleh sebelum dan sesudah dilakukannya intervensi atau perlakuan pada kelompok eksperimen. Kelompok kontrol tidak diberikan intervensi tetapi tetap diukur dalam pretest dan posttest. HASIL PENELITIAN 1. Tingkat Demensia Kelompok Eksperimen Berdasarkan Tingkat Demensia Responden Pada Kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden pada Tingkat Demensia Pre Test Eksperimen dalam penelitian ini masuk dalam kategori

50 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 Tingkat Demensia berat sebanyak 9 orang (47,4%) dan sebagian besar responden pada Tingkat Demensia Pre Test kontrol masuk dalam kategori Tingkat Demensia berat sebanyak 15 orang (78,9%), selanjutnya Sedangkan pada Tingkat Demensia Post Test Eksperimen responden masuk dalam kategori Tingkat Demensia normal sebanyak 15 orang (78,9%) dan tingkat demensia post test kelompok kontrol responden masuk dalam kategori tingkat demensia ringan sebanyak 10 orang (52,6%). Uji Korelasi T- test Paired Sample Tingkat Demensia Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Demensia Responden Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Di Posyandu Lansia Puskesmas Ngaglik I. (n=19) orang. No. Karakteristik Eksperimen Kontrol (n=19) % (n=19) % 1. Pre Test a. Berat 9 47,4% 15 78,9% b. Sedang 4 21,1% 2 10,5% c. Ringan 3 15,8% 2 10,5% d. Normal 3 15,8% 0 0% Total : 19 100% 19 100% 2. Post Test a. Berat 0 0% 4 21,1% b. Sedang 0 0% 2 10,5% c. Ringan 4 21,1% 10 52,6% d. Normal 15 78,9% 3 15,8% Total : 19 100% 19 100% 2. Hasil uji statistik menggunakan uji T-Test Paired sample untuk mengetahui pengaruh antara Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Tingkat Demensia Pada Kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen sebanyak 2.0000, kemudian setelah diberikan perlakuan senam otak lansia mengalami peningkatan daya ingat, nilai rata-rata posttest pada kelompok eksperimen sebanyak 3.7895, dan hasil uji statistik didapatkan nilai p-value pada kelompok eksperimen sebanyak 0,048, sedangkan nilai rata-rata pretest kelompok kontrol sebanyak 1,3158, kemudian setelah diberikan penjelasan tentang senam otak nilai rata-rata posttest kelompok kontrol sebanyak 2,6316, dan hasil uji statistik didapatkan nilai p-value pada kelompok kontrol sebanyak 0,026. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa dengan senam otak dapat menurunkan tingkat demensia pada lansia. Tabel 2. Distribusi Frekuensi nilai Mean uji korelasi T- Test berdasarkan Tingkat Demensia pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di Posyandu Lansia Puskesmas Ngaglik I, (n=19) orang. Karakteristik Tingkat Demensia Pre test Post test Total Kelompok Eksperimen Kontrol mean p-value mean p-values 2.0000 3.7895 5.7895.048.048 1.3158 2.6316 3.9474.026.026

JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 51 3. Uji Korelasi Independent Samples T- Test Tingkat Demensia Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Tabel 3. Distribusi Frekuensi Uji Independent Sample T-Test Berdasarkan Tingkat Demensia pada kelompok Eksperimen dan kelompok Kontrol Di Posyandu Lansia Puskesmas Ngaglik I, (n=19) orang. Tingkat demensia Equal Equal variances variances assumed not assumed Levene s F 12.123 Test for Equality Sig..001 of Means t 4.610 4.610 df 36 23.995 Sig. (2-.000.000 tailed) Mean 1.15789 1.15789 Difference Std. Error.25119.25119 Difference 95% Lower.64846.63946 Confidence Interval of the Upper 1.66733 1.67633 Difference Hasil uji statistik menggunakan uji Independent Samples T-Test untuk mengetahui pengaruh antara Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Tingkat Demensia Pada Kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa nilai t = 4.610 dan nilai p-value = 0,000 yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara senam otak terhadap tingkat demensia karena nilai p-value lebih kecil dari alpha yaitu nilai p-value 0,000 0,05 (α). PEMBAHASAN 1. Tingkat Demensia Lansia pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sebelum Intervensi Senam Otak (Brain Gym) Diberikan. Berdasarkan hasil penelitian tingkat demensia sebelum dilakukan senam otak (brain gym) didapatkan bahwa dari hasil pretest kedua kelompok dapat di ketahui bahwa sebagian besar responden pada tingkat demensia pretest eksperimen dalam penelitian ini masuk dalam kategori tingkat demensia berat sebanyak 9 orang (47,4%), sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar responden pada tingkat demensia pretest masuk dalam kategori tingkat demensia berat sebanyak 15 orang (78,9%). 2. Tingkat Demensia Lansia Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Setelah Intervensi Senam Otak (Brain Gym) Diberikan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa setelah diberikan senam otak pada kelompok eksperimen lansia yang mengalami demensia daya ingatnya meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil posttest kedua kelompok yang menunjukkan dari total 19 responden (100%) pada kelompok eksperimen ditemukan 15 orang (78,9%) mengalami penurunan tingkat

52 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 demensia dan dikatakan normal sedangkan pada kelompok kontrol 10 orang (52,6 %) responden mengalami tingkat demensia ringan. 3. Analisis Perbedaan Tingkat Demensia Lansia Antara Kelompok Eksperimen (Diberi Intervensi Senam Otak) dan Kelompok Kontrol (Tidak Diberi Intervensi Senam Otak) Setelah Dilakukan Senam Otak (Brain Gym). Dari hasil uji statistik dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen sebanyak 2.0000, kemudian setelah diberikan perlakuan senam otak lansia mengalami peningkatan daya ingat, nilai ratarata posttest eksperimen responden sebanyak 3.7895. Hal ini membuktikan bahwa senam otak sangat berpengaruh untuk meningkatkan daya ingat pada lansia. Hasil uji statistik nilai rata-rata tingkat demensia pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat diketahui bahwa tingkat demensia pada kelompok eksperimen hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol, yaitu nilai rata-rata eksperimen sebanyak 3.7895 sedangkan kelompok kontrol sebanyak 2.6316. Jadi selisih nilai rata-rata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebanyak 1.1579. Hasil uji Independent Samples T-Test dapat di ketahui bahwa nilai t = 4.610 dan nilai p-value = 0,000 yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara senam otak terhadap tingkat demensia karena nilai p-value lebih kecil dari alpha yaitu nilai p-value 0,000 0,05 (α), maka Ha diterima dan Ho ditolak. KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian terhadap 38 lansia yang terbagi menjadi dua kelompok dapat disimpulkan bahwa : 1. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. 2. Mayoritas responden pada kelompok eksperimen berpendidikan SD, sedangkan kelompok kontrol mayoritas responden berpendidikan SLTP/SMP. 3. Mayoritas usia responden berusia 60-74 (lanjut usia). 4. Terdapat perbedaan tingkat demensia pada kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre test kelompok eksperimen kategori tingkat demensia berat sebanyak 9 orang (47,4%) dan kelompok kontrol sebanyak 15 orang (78,9%) pada tingkat demensia berat. 5. Terdapat perbedaan tingkat demensia pada kedua kelompok setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil post test kelompok eksperimen

JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 53 masuk dalam kategori tingkat demensia normal sebanyak 15 orang (78,9%) dan kelompok kontrol sebagian besar masuk dalam kategori tingkat demensia ringan sebanyak 10 orang sebanyak 15 orang (52,6%). 6. Senam otak (brain gym) dapat menurunkan tingkat demensia pada lansia yaitu dapat di ketahui bahwa nilai t = 4.610 dan nilai p-value = 0,000 yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara senam otak terhadap tingkat demensia karena nilai p-value lebih kecil dari alpha yaitu nilai p- value 0,000 0,05 (α). Widiasarana Indonesia. 2006. 6. Yanuarti, A. Memaksimalkan Otak Melalui Senam Otak (Brain Gym). Yogyakarta: Teranova Books. 2013. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. Health of the Ederly. Geneva: WHO. 2010. 2. BPS Provinsi DIY. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka. Yogyakarta: BPS Provinsi DIY. 2013. 3. Azizah. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011. 4. Pratiwi, E. Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) terhadap Kemampuan Daya Ingat pada Lanjut Usia di Panti Wredha Budhi Dharma Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FK UGM. 2008. 5. Dennison, PE., & Dennison, GE. Brain Gym. Jakarta: Gramedia